1. Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
Umi Mardiyati, MSi (Widyaiswara PPPPTK TK dan PLB)
Disajikan pada: Diklat Sertifikat Pendamping Ijazah
Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur
Juni 2019
2. Riwayat ADHD
• Heinrich Hoffman tercatat sebagai peneliti pertama yang
menaruh perhatian pada kasus ADHD (1865).
• Berdasarkan penelitian perbandingan laki-laki dan perempuan yang
terindikasi memiliki gejala ADHD 3:1.
4. Kurang Perhatian
(sedikitnya 6 dari gejala)
• Ceroboh terhadap tugas, pekerjaan, atau aktifitas lainnya.
• Sulit menaruh perhatian pada urutan perintah atau atura permainan.
• Seringkali tidak mendengarkan ketika diajak bicara.
• Tidak mengikuti perintah dan sering tida menyelesaikan tugas.
• Kesulitan mengatur tugas dan aktifitas.
5. Lanjutan…
• Sering menolak, tidak suka, atau mengelak dari tugas yang membutuhkan
perhatian lama.
• Sering kehilangan benda-benda penting.
• Mudah terganggu konsentrasinya
• Sering lupa jadwal kegiatan
(DSM-5)
6. Hiperaktif dan Implusif
(minimal 6 gejala)
• Gelisah saat duduk dan sering menggerakkan tangan atau kakinya.
• Sering meninggalkan tempat duduknya jika di kelas atau di kesempatan
dimana dia harus duduk.
• Suka sekali lari atau memanjat di tempat-tempat yang tidak seharusnya.
• Kesulitan untuk menyelesaikan sesuatu dalam keadaan tenang.
• Tidak betah berlama-lama di suatu tempat (misalnya ketika makan di
restoran, dia tidak suka dengan waktu tambahan).
7. Lanjutan…
• Cerewet (bicara berlebihan)
• Menjawab pertanyaan secara spontan tanpa mendengarkan pertanyaan
terlebih dahulu.
• Sulit menunggu giliran.
• Suka sekali interupsi atau menyela pembicaraan/giliran.
(DSM-5)
8. Kondisi ADHD di Indonesia
• 3%-7% pada anak-anak
• 4% pada orang dewasa
Anak-anak yang mengalami ADHD bisa membaik ketika dewasa, tapi ada juga
yang tidak atau sedikit sekali mengalami perubahan.
dr. Maria Irene Hendrata,Sp.KJ
9. Yang perlu diperhatikan
• Anak dengan kecenderungan mudah sekali teralihkan konsentrasinya. Bahkan
oleh gangguan kecil sekalipun.
• ADHD sebaiknya dipandang bukan saja sebagai masalah biologis, psikologis,
atau social. Karena ADHD dapat mencapai keseluruhannya, jadi ADHD
adalah masalah biopsikososial.
• Anak ADHD berada di kelompok anak dengan kecerdasan umum hingga
kelompok anak dengan kecerdasan di atas rata-rata
10. Anak yang dapat diduga ADHD
• Seringkali terlihat tidak pernah Lelah.
• Sangat aktif dibandingkan teman sekelasnya.
• Sulit memperhatikan.
• Punya masalah dalam motor koordinasi.
• Punya kesulitan untuk tidur.
• Tidak suka dipeluk.
11. Tahapan Membantu Anak ADHD
Ketika anak
masuk
sekolah
Menentukan
bantuan
Asesmen
Buat
program
12. Bantuan Akademik dan Perilaku Anak ADHD
• Buat semua perintah dalam pembelajaran jelas dan tepat (singkat dan padat).
• Hati-hati dalam memberikan perintah yang bersifat berurutan. Jika perlu
penggal urutan-urutan tersebut.
• Libatkan anak dalam merancang dan memonitor pembelajaran
13. Lanjutan…
• Beri umpan balik secara berkala.
• Buat jadwal yang terstruktur, mudah, dan sederhana untuk kegiatan yang
rutin.
• Minta anak untuk ikut aktif terlibat.
(Metcalfe, 2003)
14. Informasi yang Diperlukan dalam Membuat
Program
• Target jangka pendek yang akan dicapai anak
• Strategi pengajaran yang digunakan
• Peraturan yang sesuai pada tempatnya
• Kapan rencana akan kembali ditinjau ulang
• Apa hasil yang diharapkan
15. Anak ADHD di Kelas Inklusif
• Ciri utama anak ADHD adalah kurangnya kemampuan untuk konsentrasi
dan mudahnya teralihkan perhatian.
• Akan ada interaksi dari anak ADHD dan teman-teman lainnya, hal ini akan
memberikan pengaruh pada masing-masing pihak.
• Anak ADHD yang secara emosi dan fisik motorik lebih aktif maka dia dan
teman-temannya perlu dikondisikan agar tidak ada intimidasi atau pengaruh
buruk bagi masing-masing pihak.
16. Jangan Lupa
• Kerjasama antara sekolah dan orangtua sangat diperlukan untuk suksesnya
penanganan anak ADHD di kelas inklusif.