SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Profil Al-Farabi
I. Riwayat Hidup
Al-Farabi bernama asli Abu Nashar Muhammad bin Muhammad Tharkhan bin Uzalag. Al-
Farabi diberi gelar “mahaguru kedua” setelah Aristoteles. Dia diberi gelar demikian karena
perhatiaannya dalam mengkaji dan mengkritisi buku-buku Aristoteles. Para ahli sejarah
berpendapat bahwa Al-Farabi dilahirkan di distrik Wasij, provinsi Farab, tanah Khurasan
yang terletak pada pinggir sungai Saijun di Turkistan, sesuai dengan riwayat Ibnu Hauqal.
Terdapat perbedaan pendapat dalam memastikan tahun kelahirannya. Tetapi pendapat
yang kuat menyebutkan dia lahir pada tahun 259 Hijriah atau 872 Masehi. Hal itu
berdasarkan kesimpulan tahun wafatnya yang disebut oleh Ibnu Khalkan bahwa al-Farabi
meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H (950 M) dalam usia yang hampir mencapai
80 tahun.
Pada usia muda, al-Farabi bekerja sebagai hakim di daerahnya, akan tetapi dalam
relung hatinya Ia lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, mengkaji filsafat dan kebenaran
metafisika. Oleh karena itu, ia meninggalkan profesinya sebagai hakim di usia sekitar 40
tahun, lalu pindah ke Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan pada zamannya. Kemudian ia
berguru pada Abu Basyar bin Matta bin Yunus dalam mempelajari logika dan berguru pada
Abu Bakar bin Siraj dalam mengkaji nahwu. Setelah itu dia pergi ke Huran dalam mengkaji
logika dari Yuhan bin Hailan, dan kembali lagi ke Baghdad untuk melanjutkan kajiannya
tentang filsafat dan pembahasan buku-buku karya Aristoteles.
Al-Farabi menghabiskan waktunya di Baghdad selama kurang-lebih 30 tahun untuk
berkonsentrasi belajar, menulis, mengajar, menjelaskan dan mengomentari buku-buku
Aristoteles dan Plato. Sehingga, namanya menjadi terkenal, kehebatannya terdengar dimana-
mana, dan banyak murid yang bergabung untuk menuntut ilmu bersamanya.
Ketika suasana Baghdad kacau-balau setelah Panglima Dailami Tauzun menurunkan
Khalifah al-Muttaqi pada tahun 329 H, al-Farabi pindah ke damaskus tahun 330 H (941 M)
dan tinggal disana sendirian untuk membaca dan menulis buku. Al-Farabi tinggal di
Damaskus dalam keadaan sangat miskin dan bekerja sebagai tukang kebun. Dia
menghabiskan seluruh malam untuk membaca dan menulis dengan hanya diterangi lampu
penjaga kebun. Setelah itu, dia pindah ke Halab dan bergaul dengan amir Halab,
Saifuddaulah al-Hamdani, sehingga sang amir mengetahui kehebatannya dan
menghormatinya dengan menjadikannya sebagai penasihat.
Al-Farabi adalah seorang tokoh yang lebih senang menyendiri, berzuhud, merenung
dan berpikir, serta menjauhi kehidupan yang serba mewah, foya-foya dan materialistik. Dia
hidup sebagai sufi dan bersikap zuhud di dunia. Dia tidak menikah, tidak menyimpan harta,
tidak memperhatikan masalah pakaian, dan dia selalu mengenakan pakaian kaum sufi.
Diriwayatkan juga bahwa dia hanya meminta 4 dirham perak setiap hari untuk memenuhi
kebutuhan primernya dari Amir Saifuddaulah al-Hamdani. Padahal jika dia mau, dia pasti
bisa mendapatkan lebih dari itu.
Al-Farabi sangat terkenal dengan penguasaannya terhadap berbagai bahasa, cerdas,
berpikiran jernih, bersemangat tinggi, dan banyak menguasai berbagai cabang ilmu
pengetahuan di masanya. Dia sangat menguasai semua cabang filsafat, logika, fisika,
ketuhanan, ilmu alam, kedokteran, kimia, ilmu perkotaan, ilmu lingkungan, fiqh, ilmu
militer, dan musik, ada sumber yang menyebutkan bahwa dia menciptakan sebuah alat musik
yang mirip piano (atau memang piano itu sendiri) dan menulis sebuah buku tentang musik
yang dianggap sebagai salah satu buku terpenting di bidang musik Timur, serta membuatnya
sejajar dengan para pemusik kelas dunia.
Al-Farabi mendapatkan penghargaan dari ahli seejarah. Mereka menghargai dengan
penuh penghormatan serta menganggap sebagai filosof agung terkemuka. Ibnu Khalkan
berkomentar tentang al-Farabi, “sesungguhnya al-Farabi adalah salah satu filosof muslim
terbesar. Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi sistematikanya. Ibnu Sina
menamatkan buku-bukunya dan mengutip pendapatnya dalam berbagai buku karangan.”
Ibnu Shaid al-Andalusi juga berkomentar tentang al-Farabi di dalam buku Thabaqat al-
Umam, “Sesungguhnya dialah filosof muslim sejati.” Ibnu al-Qothi memberinya gelar
“filosof muslim tanpa tanding” di dalam buku Akhbar al-Ulama bi Akhbar al-Hukama. Dia
menyebutkan bahwa Ibnu Sina pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles
sebanyak 40 kali namun dia tidak dapat memahaminya hingga merasa putus asa. Tetapi
ketika membaca buku al-Farabi yang berjudul Aghradh Ma Ba’da ath-Thabi’ah, dia dapat
memahami maksud buku tersebut. Tentu saja Ibnu Sina sangat bahagia. Dia bersyukur
kepada Allah dan bersedekah kepada kaum miskin.
Al-Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku aristoteles, terutama buku-
buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam. Oleh karena itu, dia disebut
sebagai “ahli logika” sebagaimana juga dia disebut “Mahaguru Kedua” setelah Aristoteles
sebagai “Mahaguru Pertama.”
Al-Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional, pengaturan dan
penyatuan. Sehingga dia senang menggabungkan pendapat aristoteles dan plato, serta antara
filsafat yunani dan agama Islam, sebagaimana yang dilakukan al-Kindi sebelumnya.
Sehingga, dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif).
Profesor Dr. Ibrahim Madkur berpendapat, “al-Farabi adalah orang pertama yang
memberi corak filasafat Islam dalan wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar
serta prinsip-prinsipnya. Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya al-Kindi
mempunyai minat unutk mengkaji pemikiran plato dan aristoteles serta memaparkan sebagian
teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan anjang lebar) dan ikhtisar (ringkasan dan
kesimpulan). Meskipun demikian, kami tidak menemukan pada diri al-Kindi madzhab filsafat
yang sempurna dengan segala makna kesempurnaan. Tetapi pandangan-pandangan al-Kindi
adalah sekumpulan teori yang terpisah dan berkaitan dengan berbagai ragam topik yang tidak
saling berkaitan. Sedangkan al-Farabi tidak demikian, dia membangun sendi-sendi sebuah
madzhab filosofis yang saling berkaitan.
Al-Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H/950 M dalam usia 80 tahun.
Khalifah Saifuddaulah al-Hamdani menyempatkan diri melaksanakan salat jenazah atas
dirinya bersama orang-orang kepercayaannya. Selanjutnya, al-Farabi dimakamkan di
Damaskus.
II. Teori Pengetahuan dan Pandangan Utama terhadap Filsafat Ilmu
Al-Farabi berpendapat bahwa jendela pengetahuan adalah indera, sebab pengetahuan masuk
kedalam diri manusia melalui indera. Sementara pengetahuan totalitas terwujud mengetahui
pengetahuan parsial, atau pemahaman universal merupakan hasil penginderaan terhadap hal-
hal yang parsial. Jiwa mengetahui dengan daya dan indera adalah jalan yang dimanfaatkan
jiwa untuk memperoleh pengetahuan kemanusiaan. Tetapi pengetahuan inderawi tidak
memberikan kepada kita informasi tentang esensi segala sesuatu, melainkan hanya
memberikan sisi lahiriah segala sesuatu. Sedangkan pengetahuan universal dan esensi segala
sesuatu hanya dapat diperoleh melalui akal.
Al-Farabi berpendapat, bahwa dalam susunan akal manusia terdapat suatu kesiapan dan
persiapan fitrah untuk membebaskan totalitas dari gambaran-gambaran inderawi yang
bersifat parsial dan tersimpan di dalam daya fantasi dengan bantuan akal aktif. Sehingga, akal
potensial pindah ke tingkat akal aktual kemudian ke tingkat akal mustafad, dimana ia
membentuk seluruh objek rasional menjadi rasional secara aktual. Dan yang beremanasi
kepadanya dari akal aktif adalah suatu daya yang memungkinkannya memahami objek
rasional secara langsung. Al-Farabi menganalogikan hubungan antara akal potensial dengan
Akal Aktif seperti mata dengan matahari. Mata hanyalah kemampuan potensial untuk
melihat selama dalam kegelapan, tapi dia menjadi aktual ketika menerima sinar matahari.
Bukan hanya obyek-obyek indrawi saja yang bisa dilihat, tapi juga cahaya dan matahari yang
menjadi sumber cahaya itu sendiri.
Akal aktif mengumpulkan semua gambaran yang ada di dalam dirinya, lalu
mengirimnya ke alam indera agar mengenakan materi, sebagaimana juga mengirimnya ke
akal manusia agar menghasilkan pengetahuan. Diantara gambaran-gambaran yang ada dalam
akal dan alam indera manusia terdapat kesesuaian universal yang membuat pengetahuan
menjadi yaqiniyah (pasti).
Untuk menggambarkan proses ini, al-Farabi menganalogikan dengan sepotong benda
yang masuk ke dalam lilin cair, benda terseut tidak hanya tercetak pada lilin, tapi ia juga
merubah lilin cair tersebut menjadi sebuah citra utuh benda itu sendiri sehingga ia menjadi
satu. Atau, bisa juga dianalogikan dengan sepotong kain yang masuk ke dalam zat pewarna.
Perolehan aktualitas oleh akal potensial menjadi sempurna jika proses ini tidak hanya
berkaitan dengan pengetahuan primer, tapi juga dengan pengetahuan yang diupayakannya.
Pada tahap ini, akal aktual merefleksikan dirinya sendiri. Kandungan akal aktual adalah
pengetahuan murni. Akal aktual dapat mengetahui dirinya sendiri karena ia merupakan
intelek sekaligus pengetahuan itu sendiri. Ketika akal aktual sudah sampai pada tahap ini, ia
menjadi apa yang disebut al-Farabi dengan akal perolehan atau al-aql al-mustafad atau
acquired intelect.
Dengan demikian, akal perolehan merujuk pada akal aktual ketika mencapai tahap
mampu memposisikan diri sebagai pengetahuan (self-intelligible) dan bisa melakukan proses
pemahaman tanpa bantuan kekuatan lain (self-inttellective). akal perolehan adalah bentuk
akal manusia paling tinggi. akal perolehan adalah yang paling mirip dengan dengan akal
Aktif karena keduanya memiliki kandungan yang sama. Di samping itu, akal perolehan juga
tidak membutuhkan raga bagi kehidupannya dan tidak membutuhkan kekuatan fisik badani
untuk aktifitas berpikirnya.
Kesesuaian itu dibawa ke pusat semua gambar inderawi dan rasional dari akal aktif.
Adapun tujuan akhir dari akal manusia adalah kebersambungan dengan akal yang terpisah
dan mengindentikan diri dengannya. Artinya, bahwa pengetahuan yaqiniyah tidak akan
dicapai kecuali melalui emanasi yang berasal dari akal aktif sebagai pemberi pengetahuan
dan pemberi gambar-gambar. Oleh karena itu ia disebut ma’rifah isyraqiyah (pengetahuan
iluminatif).
Jafar Ali Yasin mengatakan, “seakan-akan dalam proses memahami ini, jiwa memulai
dari indera untuk berakhir dibalik indera hingga ke tingkat akal mustafad. Kapan saja ia
memiliki kesiapan total, maka ia akan sampai ke tingkat akal aktif tanpa perantara. Lalu ia
memberika sebuah daya pemahaman totalitas secara langsung, maka pada saat itu gambar-
gambar alam parsial bersepakat dengan objek rasional abstrak dengan alasan bahwa akal aktif
adalah yang pertama dan yang terakhir didalam pengetahuan manusia ini, baik pengetahuan
yang bersifat inderawi maupun rasional.”
Dalam hal itu, al-Farabi sangat terpengaruh oleh Aristoteles dan kaum Neo-Platonis,
dan dia berusaha melakukan penggabungan di antara keduanya. Oleh karena itu, pendapatnya
tentang pengetahuan sama dengan pendapat Aristoteles, sedangkan pendapatnya tentang
pengetahuan yang diemanasi dari akal aktif sama dengan pendapat kaum Neo-Platonis.
Sumber :
Najati, Muhammad Ustman.2002. Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim. Bandung :
Pustaka hidayah.
Ismail, Bustamam. “Mengenal Al-Farabi: Filosofis Muslim.” hbis.wordpress.com. 01 August
2008<http://hbis.wordpress.com/2008/08/01/mengenal-al-farabi-filosofis-muslim/;

More Related Content

What's hot

Ilmuan dinasti Ayyubiyah
Ilmuan dinasti AyyubiyahIlmuan dinasti Ayyubiyah
Ilmuan dinasti AyyubiyahNurWahid25
 
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawufHubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawufM Danial
 
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjah
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu BajjahBiografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjah
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjahmugnisulaeman
 
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujudMelihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujudade afriansyah
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidikrendengs
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliEneng Susanti
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanFAJAR MENTARI
 
Filsuf Islam Al - KIndi
Filsuf Islam Al - KIndi Filsuf Islam Al - KIndi
Filsuf Islam Al - KIndi Alief Risqi
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiGatot Birowo - STIE AAS
 
ilmu dalam islam
ilmu dalam islamilmu dalam islam
ilmu dalam islammkazree
 
Komunikasi spiritual dalam islam
Komunikasi spiritual dalam islamKomunikasi spiritual dalam islam
Komunikasi spiritual dalam islamIlham Surahmin
 
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydkonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydLtfltf
 

What's hot (18)

Ilmuan dinasti Ayyubiyah
Ilmuan dinasti AyyubiyahIlmuan dinasti Ayyubiyah
Ilmuan dinasti Ayyubiyah
 
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawufHubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
 
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjah
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu BajjahBiografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjah
Biografi, karya dan pemikiran Ibnu Bajjah
 
Al Farabi
Al FarabiAl Farabi
Al Farabi
 
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujudMelihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
 
Ibn Sina
Ibn SinaIbn Sina
Ibn Sina
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidik
 
Al farabi
Al farabiAl farabi
Al farabi
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al Ghazali
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam KebatinanMistik Jawa dalam Islam Kebatinan
Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan
 
Filsuf Islam Al - KIndi
Filsuf Islam Al - KIndi Filsuf Islam Al - KIndi
Filsuf Islam Al - KIndi
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
 
Biografi Al Kindi
Biografi Al KindiBiografi Al Kindi
Biografi Al Kindi
 
Mind map of Epistimology
Mind map of EpistimologyMind map of Epistimology
Mind map of Epistimology
 
ilmu dalam islam
ilmu dalam islamilmu dalam islam
ilmu dalam islam
 
Komunikasi spiritual dalam islam
Komunikasi spiritual dalam islamKomunikasi spiritual dalam islam
Komunikasi spiritual dalam islam
 
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusydkonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu rusyd
 

Similar to Profil Al-Farabi dan Teori Pengetahuannya

Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalamHubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalamJum Sardie
 
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifat
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifatAl ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifat
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifatarnisusi
 
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)Muchlis Soleiman
 
ppt filsafat islam kel 3.pptx
ppt filsafat islam kel 3.pptxppt filsafat islam kel 3.pptx
ppt filsafat islam kel 3.pptxNindiTumanggor
 
PPT Sejarah Filsafat islam.pptx
PPT Sejarah Filsafat islam.pptxPPT Sejarah Filsafat islam.pptx
PPT Sejarah Filsafat islam.pptxDzakiHanif2
 
Komik alfarabi222
Komik alfarabi222Komik alfarabi222
Komik alfarabi222Rinisutopo
 
Biografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawiBiografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawiSidqi Maulana
 
Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)arfa07
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunLtfltf
 
Biografi syeikh hamzah fansuri
Biografi syeikh hamzah fansuriBiografi syeikh hamzah fansuri
Biografi syeikh hamzah fansuririna nurjanah
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxNiaepa
 
Al Ghazali Kritik kepada Filosuf
Al Ghazali  Kritik kepada FilosufAl Ghazali  Kritik kepada Filosuf
Al Ghazali Kritik kepada FilosufRaja Aidil Angkat
 

Similar to Profil Al-Farabi dan Teori Pengetahuannya (20)

Biografi ibnu sina
Biografi ibnu sinaBiografi ibnu sina
Biografi ibnu sina
 
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalamHubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
 
Al farabi
Al farabiAl farabi
Al farabi
 
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifat
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifatAl ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifat
Al ghaza li dan pandangannya tentang ma'rifat
 
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)
Ibnu chaldun ( ilmuan islam dalam ilmu sejarah)
 
ppt filsafat islam kel 3.pptx
ppt filsafat islam kel 3.pptxppt filsafat islam kel 3.pptx
ppt filsafat islam kel 3.pptx
 
PPT Sejarah Filsafat islam.pptx
PPT Sejarah Filsafat islam.pptxPPT Sejarah Filsafat islam.pptx
PPT Sejarah Filsafat islam.pptx
 
955321 mahkota-sufi-ebooks
955321 mahkota-sufi-ebooks955321 mahkota-sufi-ebooks
955321 mahkota-sufi-ebooks
 
Komik alfarabi222
Komik alfarabi222Komik alfarabi222
Komik alfarabi222
 
Biografi ibnu sina
Biografi ibnu sinaBiografi ibnu sina
Biografi ibnu sina
 
Biografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawiBiografi imam al baghawi
Biografi imam al baghawi
 
Kel 3,
Kel 3,Kel 3,
Kel 3,
 
Ara’ ahl al Madina al-Fadila (Presentasi al-Farabi)
Ara’ ahl al Madina al-Fadila (Presentasi al-Farabi)Ara’ ahl al Madina al-Fadila (Presentasi al-Farabi)
Ara’ ahl al Madina al-Fadila (Presentasi al-Farabi)
 
Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)Ibnu rusyd averrous (makalah)
Ibnu rusyd averrous (makalah)
 
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldunKonsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
Konsep klasifikasi ilmu menurut ibnu khaldun
 
Biografi syeikh hamzah fansuri
Biografi syeikh hamzah fansuriBiografi syeikh hamzah fansuri
Biografi syeikh hamzah fansuri
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
 
Al Ghazali Kritik kepada Filosuf
Al Ghazali  Kritik kepada FilosufAl Ghazali  Kritik kepada Filosuf
Al Ghazali Kritik kepada Filosuf
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Typing pembuatan makalah mazhab
Typing pembuatan makalah mazhabTyping pembuatan makalah mazhab
Typing pembuatan makalah mazhab
 

More from M fazrul

rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesiarezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi IndonesiaM fazrul
 
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaM fazrul
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialM fazrul
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasilaM fazrul
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuM fazrul
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih M fazrul
 
fenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanfenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanM fazrul
 
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasifaktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasiM fazrul
 
Hukum materil
Hukum materilHukum materil
Hukum materilM fazrul
 
agresivitas
agresivitasagresivitas
agresivitasM fazrul
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaM fazrul
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhM fazrul
 
Penyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikPenyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikM fazrul
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqihPembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqihM fazrul
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i bM fazrul
 

More from M fazrul (20)

rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesiarezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
 
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih
 
fenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanfenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkan
 
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasifaktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
 
Hukum materil
Hukum materilHukum materil
Hukum materil
 
agresivitas
agresivitasagresivitas
agresivitas
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqh
 
Penyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikPenyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politik
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqihPembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih
 
motivasi
motivasimotivasi
motivasi
 
gender
gendergender
gender
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i b
 
MP3EI
MP3EIMP3EI
MP3EI
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Profil Al-Farabi dan Teori Pengetahuannya

  • 1. Profil Al-Farabi I. Riwayat Hidup Al-Farabi bernama asli Abu Nashar Muhammad bin Muhammad Tharkhan bin Uzalag. Al- Farabi diberi gelar “mahaguru kedua” setelah Aristoteles. Dia diberi gelar demikian karena perhatiaannya dalam mengkaji dan mengkritisi buku-buku Aristoteles. Para ahli sejarah berpendapat bahwa Al-Farabi dilahirkan di distrik Wasij, provinsi Farab, tanah Khurasan yang terletak pada pinggir sungai Saijun di Turkistan, sesuai dengan riwayat Ibnu Hauqal. Terdapat perbedaan pendapat dalam memastikan tahun kelahirannya. Tetapi pendapat yang kuat menyebutkan dia lahir pada tahun 259 Hijriah atau 872 Masehi. Hal itu berdasarkan kesimpulan tahun wafatnya yang disebut oleh Ibnu Khalkan bahwa al-Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H (950 M) dalam usia yang hampir mencapai 80 tahun. Pada usia muda, al-Farabi bekerja sebagai hakim di daerahnya, akan tetapi dalam relung hatinya Ia lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, mengkaji filsafat dan kebenaran metafisika. Oleh karena itu, ia meninggalkan profesinya sebagai hakim di usia sekitar 40 tahun, lalu pindah ke Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan pada zamannya. Kemudian ia berguru pada Abu Basyar bin Matta bin Yunus dalam mempelajari logika dan berguru pada Abu Bakar bin Siraj dalam mengkaji nahwu. Setelah itu dia pergi ke Huran dalam mengkaji logika dari Yuhan bin Hailan, dan kembali lagi ke Baghdad untuk melanjutkan kajiannya tentang filsafat dan pembahasan buku-buku karya Aristoteles. Al-Farabi menghabiskan waktunya di Baghdad selama kurang-lebih 30 tahun untuk berkonsentrasi belajar, menulis, mengajar, menjelaskan dan mengomentari buku-buku Aristoteles dan Plato. Sehingga, namanya menjadi terkenal, kehebatannya terdengar dimana- mana, dan banyak murid yang bergabung untuk menuntut ilmu bersamanya. Ketika suasana Baghdad kacau-balau setelah Panglima Dailami Tauzun menurunkan Khalifah al-Muttaqi pada tahun 329 H, al-Farabi pindah ke damaskus tahun 330 H (941 M) dan tinggal disana sendirian untuk membaca dan menulis buku. Al-Farabi tinggal di Damaskus dalam keadaan sangat miskin dan bekerja sebagai tukang kebun. Dia menghabiskan seluruh malam untuk membaca dan menulis dengan hanya diterangi lampu penjaga kebun. Setelah itu, dia pindah ke Halab dan bergaul dengan amir Halab, Saifuddaulah al-Hamdani, sehingga sang amir mengetahui kehebatannya dan menghormatinya dengan menjadikannya sebagai penasihat. Al-Farabi adalah seorang tokoh yang lebih senang menyendiri, berzuhud, merenung dan berpikir, serta menjauhi kehidupan yang serba mewah, foya-foya dan materialistik. Dia hidup sebagai sufi dan bersikap zuhud di dunia. Dia tidak menikah, tidak menyimpan harta, tidak memperhatikan masalah pakaian, dan dia selalu mengenakan pakaian kaum sufi. Diriwayatkan juga bahwa dia hanya meminta 4 dirham perak setiap hari untuk memenuhi kebutuhan primernya dari Amir Saifuddaulah al-Hamdani. Padahal jika dia mau, dia pasti bisa mendapatkan lebih dari itu.
  • 2. Al-Farabi sangat terkenal dengan penguasaannya terhadap berbagai bahasa, cerdas, berpikiran jernih, bersemangat tinggi, dan banyak menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan di masanya. Dia sangat menguasai semua cabang filsafat, logika, fisika, ketuhanan, ilmu alam, kedokteran, kimia, ilmu perkotaan, ilmu lingkungan, fiqh, ilmu militer, dan musik, ada sumber yang menyebutkan bahwa dia menciptakan sebuah alat musik yang mirip piano (atau memang piano itu sendiri) dan menulis sebuah buku tentang musik yang dianggap sebagai salah satu buku terpenting di bidang musik Timur, serta membuatnya sejajar dengan para pemusik kelas dunia. Al-Farabi mendapatkan penghargaan dari ahli seejarah. Mereka menghargai dengan penuh penghormatan serta menganggap sebagai filosof agung terkemuka. Ibnu Khalkan berkomentar tentang al-Farabi, “sesungguhnya al-Farabi adalah salah satu filosof muslim terbesar. Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi sistematikanya. Ibnu Sina menamatkan buku-bukunya dan mengutip pendapatnya dalam berbagai buku karangan.” Ibnu Shaid al-Andalusi juga berkomentar tentang al-Farabi di dalam buku Thabaqat al- Umam, “Sesungguhnya dialah filosof muslim sejati.” Ibnu al-Qothi memberinya gelar “filosof muslim tanpa tanding” di dalam buku Akhbar al-Ulama bi Akhbar al-Hukama. Dia menyebutkan bahwa Ibnu Sina pernah membaca buku metafisika karangan Aristoteles sebanyak 40 kali namun dia tidak dapat memahaminya hingga merasa putus asa. Tetapi ketika membaca buku al-Farabi yang berjudul Aghradh Ma Ba’da ath-Thabi’ah, dia dapat memahami maksud buku tersebut. Tentu saja Ibnu Sina sangat bahagia. Dia bersyukur kepada Allah dan bersedekah kepada kaum miskin. Al-Farabi adalah penafsir dan perangkum terbaik buku-buku aristoteles, terutama buku- buku logika dengan struktur bahasa yang baik dan mendalam. Oleh karena itu, dia disebut sebagai “ahli logika” sebagaimana juga dia disebut “Mahaguru Kedua” setelah Aristoteles sebagai “Mahaguru Pertama.” Al-Farabi dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem yang rasional, pengaturan dan penyatuan. Sehingga dia senang menggabungkan pendapat aristoteles dan plato, serta antara filsafat yunani dan agama Islam, sebagaimana yang dilakukan al-Kindi sebelumnya. Sehingga, dia pun disebut perintis aliran Taufiq (kelompok akomodatif). Profesor Dr. Ibrahim Madkur berpendapat, “al-Farabi adalah orang pertama yang memberi corak filasafat Islam dalan wadahnya yang sempurna dan meletakkan dasar-dasar serta prinsip-prinsipnya. Tetapi kami tidak memungkiri bahwa sebelumnya al-Kindi mempunyai minat unutk mengkaji pemikiran plato dan aristoteles serta memaparkan sebagian teori keduanya dengan metode syarh (penjelasan anjang lebar) dan ikhtisar (ringkasan dan kesimpulan). Meskipun demikian, kami tidak menemukan pada diri al-Kindi madzhab filsafat yang sempurna dengan segala makna kesempurnaan. Tetapi pandangan-pandangan al-Kindi adalah sekumpulan teori yang terpisah dan berkaitan dengan berbagai ragam topik yang tidak saling berkaitan. Sedangkan al-Farabi tidak demikian, dia membangun sendi-sendi sebuah madzhab filosofis yang saling berkaitan.
  • 3. Al-Farabi meninggal dunia di Damaskus pada tahun 339 H/950 M dalam usia 80 tahun. Khalifah Saifuddaulah al-Hamdani menyempatkan diri melaksanakan salat jenazah atas dirinya bersama orang-orang kepercayaannya. Selanjutnya, al-Farabi dimakamkan di Damaskus. II. Teori Pengetahuan dan Pandangan Utama terhadap Filsafat Ilmu Al-Farabi berpendapat bahwa jendela pengetahuan adalah indera, sebab pengetahuan masuk kedalam diri manusia melalui indera. Sementara pengetahuan totalitas terwujud mengetahui pengetahuan parsial, atau pemahaman universal merupakan hasil penginderaan terhadap hal- hal yang parsial. Jiwa mengetahui dengan daya dan indera adalah jalan yang dimanfaatkan jiwa untuk memperoleh pengetahuan kemanusiaan. Tetapi pengetahuan inderawi tidak memberikan kepada kita informasi tentang esensi segala sesuatu, melainkan hanya memberikan sisi lahiriah segala sesuatu. Sedangkan pengetahuan universal dan esensi segala sesuatu hanya dapat diperoleh melalui akal. Al-Farabi berpendapat, bahwa dalam susunan akal manusia terdapat suatu kesiapan dan persiapan fitrah untuk membebaskan totalitas dari gambaran-gambaran inderawi yang bersifat parsial dan tersimpan di dalam daya fantasi dengan bantuan akal aktif. Sehingga, akal potensial pindah ke tingkat akal aktual kemudian ke tingkat akal mustafad, dimana ia membentuk seluruh objek rasional menjadi rasional secara aktual. Dan yang beremanasi kepadanya dari akal aktif adalah suatu daya yang memungkinkannya memahami objek rasional secara langsung. Al-Farabi menganalogikan hubungan antara akal potensial dengan Akal Aktif seperti mata dengan matahari. Mata hanyalah kemampuan potensial untuk melihat selama dalam kegelapan, tapi dia menjadi aktual ketika menerima sinar matahari. Bukan hanya obyek-obyek indrawi saja yang bisa dilihat, tapi juga cahaya dan matahari yang menjadi sumber cahaya itu sendiri. Akal aktif mengumpulkan semua gambaran yang ada di dalam dirinya, lalu mengirimnya ke alam indera agar mengenakan materi, sebagaimana juga mengirimnya ke akal manusia agar menghasilkan pengetahuan. Diantara gambaran-gambaran yang ada dalam akal dan alam indera manusia terdapat kesesuaian universal yang membuat pengetahuan menjadi yaqiniyah (pasti). Untuk menggambarkan proses ini, al-Farabi menganalogikan dengan sepotong benda yang masuk ke dalam lilin cair, benda terseut tidak hanya tercetak pada lilin, tapi ia juga merubah lilin cair tersebut menjadi sebuah citra utuh benda itu sendiri sehingga ia menjadi satu. Atau, bisa juga dianalogikan dengan sepotong kain yang masuk ke dalam zat pewarna. Perolehan aktualitas oleh akal potensial menjadi sempurna jika proses ini tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan primer, tapi juga dengan pengetahuan yang diupayakannya. Pada tahap ini, akal aktual merefleksikan dirinya sendiri. Kandungan akal aktual adalah pengetahuan murni. Akal aktual dapat mengetahui dirinya sendiri karena ia merupakan intelek sekaligus pengetahuan itu sendiri. Ketika akal aktual sudah sampai pada tahap ini, ia menjadi apa yang disebut al-Farabi dengan akal perolehan atau al-aql al-mustafad atau acquired intelect.
  • 4. Dengan demikian, akal perolehan merujuk pada akal aktual ketika mencapai tahap mampu memposisikan diri sebagai pengetahuan (self-intelligible) dan bisa melakukan proses pemahaman tanpa bantuan kekuatan lain (self-inttellective). akal perolehan adalah bentuk akal manusia paling tinggi. akal perolehan adalah yang paling mirip dengan dengan akal Aktif karena keduanya memiliki kandungan yang sama. Di samping itu, akal perolehan juga tidak membutuhkan raga bagi kehidupannya dan tidak membutuhkan kekuatan fisik badani untuk aktifitas berpikirnya. Kesesuaian itu dibawa ke pusat semua gambar inderawi dan rasional dari akal aktif. Adapun tujuan akhir dari akal manusia adalah kebersambungan dengan akal yang terpisah dan mengindentikan diri dengannya. Artinya, bahwa pengetahuan yaqiniyah tidak akan dicapai kecuali melalui emanasi yang berasal dari akal aktif sebagai pemberi pengetahuan dan pemberi gambar-gambar. Oleh karena itu ia disebut ma’rifah isyraqiyah (pengetahuan iluminatif). Jafar Ali Yasin mengatakan, “seakan-akan dalam proses memahami ini, jiwa memulai dari indera untuk berakhir dibalik indera hingga ke tingkat akal mustafad. Kapan saja ia memiliki kesiapan total, maka ia akan sampai ke tingkat akal aktif tanpa perantara. Lalu ia memberika sebuah daya pemahaman totalitas secara langsung, maka pada saat itu gambar- gambar alam parsial bersepakat dengan objek rasional abstrak dengan alasan bahwa akal aktif adalah yang pertama dan yang terakhir didalam pengetahuan manusia ini, baik pengetahuan yang bersifat inderawi maupun rasional.” Dalam hal itu, al-Farabi sangat terpengaruh oleh Aristoteles dan kaum Neo-Platonis, dan dia berusaha melakukan penggabungan di antara keduanya. Oleh karena itu, pendapatnya tentang pengetahuan sama dengan pendapat Aristoteles, sedangkan pendapatnya tentang pengetahuan yang diemanasi dari akal aktif sama dengan pendapat kaum Neo-Platonis. Sumber : Najati, Muhammad Ustman.2002. Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim. Bandung : Pustaka hidayah. Ismail, Bustamam. “Mengenal Al-Farabi: Filosofis Muslim.” hbis.wordpress.com. 01 August 2008<http://hbis.wordpress.com/2008/08/01/mengenal-al-farabi-filosofis-muslim/;