Mistik Jawa dalam Islam Kebatinan (Islam Kejawen) membahas tiga hal utama: (1) pengertian mistik dan Islam kebatinan, (2) bagaimana pengaruh mistik Jawa dalam Islam kebatinan, dan (3) contoh ritual mistik dalam Islam kebatinan seperti tapa, puasa, dan lainnya yang bertujuan berkomunikasi dengan Tuhan.
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
MISTIK ISLAM
1. MISTIK JAWA DALAM ISLAM KEBATINAN (ISLAM KEJAWEN)
I. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang menyeimbangkan antara aspek lahiriyah dan batiniyah. Nabi
Muhammad SAW. diutus untuk menyampaikan risalah Islam. Beliau tidak pernah menunjukkan
sikap-sikap yang lebih menekankan salah satu dari dua aspek tersebut. Selain islam mengajarkan
umatnya untuk menyeimbangkan kedua aspek tersebut, islam juga menjadikan keduanya hal
yang sama-sama penting dalam menjalani kehidupan dunia.
Sebagai aspek yang sama-sama penting dalam ajaran Islam, telah terjadi pergeseran ke arah
formalisme dan legalisme serba lahir yang menimbulkan reaksi serba batin. Orang-orang yang
lebih mementingkan aspek-aspek syari’ah, persoalan halal-haram, intelektualisme-rasional,
materialisme, dan legalisme, mewakili golongan lahiriah. Sementara bagi orang-orang yang lebih
mementingkan rasa-hati, dan nilai-nilai batin, masuk dalam golongan batiniah. Tasawuf atau
sufisme, berawal dari gerakan batiniah tersebut. Gerakan ini berusaha mendekatkan diri kepada
Allah Sang pencipta dengan memanfaatkan media-media yang serba batin dan rahasia tersebut.
Sebelum Islam datang ke Indonesia, agama Islam telah mengalami perkembangan yang
gemilang. Dalam bidang penalaran, umat Islam telah sanggup mewarisi dan memanfaatkan
pemikiran dan falsafah Yunani, untuk memperkuat perkembangan ijtihad, baik dalam hukum
Islam, ilmu kalam, falsafah dan sebagainya. Dalam mistik Islam atau tasawuf, umat islam juga
telah berhasil mengembangkan penghayatan dan pengalaman mistik yang disesuaikan dengan
ajaran Islam. Dalam makalah ini, akan sedikit mepaparkan tentang apa, bagaimana dan contoh
praktek-praktek mistik dalam islam kebatinan.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian mistik dan islam kebatinan?
B. Bagaimana mistik jawa dalam islam kebatinan?
C. Apa contoh ritual atau praktek-praktek yang bersifat mistik dalam islam kebatinan?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian mistik dan islam kebatinan
2. Kata mistik berasal dari bahasa Greek (Yunani) “ Mysticos” yang artinya rahasia, serba
rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman.1[1] Sedangkan dalam bahasa
Arab, Persia dan Turki, kata mistik itu bahasa yang utama dalam islam, yang berkaitan dengan
istilah sufi. Kedua istilah itu memang tidak mengandung arti yang sama. Sebab istilah sufi
memiliki konotasi yang religius dan khas. Dan biasanya digunakan secara terbatas yakni untuk
menyebut mistik yang dianut oleh para pemeluk agama islam.2[2] Selain itu, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata “mistik” artinya hal-hal gaib yang terjangkau oleh akal manusia,
tetapi ada dan nyata.3[3]
Bertitik tolak dari arti kata tersebut kemudian mistik berkembang menjadi sebuah paham,
yaitu mistisisme (paham mistik). Mistisisme sebagai paham dapat dikatakan sebagai paham yang
memberikan ajaran mistis, ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia,
tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kelemahan. Ajaran-ajarannya hanya dikenal,
diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama para penganutnya.4[4] Van
Haeringen barpendapat bahwa paham mistik itu pada dasarnya mengajarkan kepercayaan adanya
kontak antara manusia bumi dengan Tuhan, persatuan mesra antara ruh manusia dan Tuhan. Ini
berarti mistik mengajarkan kepada hal-hal yang rahasia dan hal-hal yang tersembunyi.
Sedangkan mistisisme menurut A.S.Hornby yaitu ajaran atau kepercayaan bahwa hakekat
iman dan Tuhan dapat dicapai melalui meditasi atau pancaran spiritual, terlepas dari pikiran dan
akal sehat.
Paham mistik ditinjau dari materi ajarannya terdiri dari dua macam paham, yaitu:
1. Paham yang bersifat keagamaan, adalah mengajarkan tentang mistik yang berkaitan dengan
Tuhan dan Ketuhanan-Nya, hubungan atau persatuan antar manusia dengan Tuhan.
2. Paham non keagamaan, adalah tidak mengajarkan tentang pengertian Tuhan dan Ketuhanan-
Nya. Paham ini lebih menekankan pada ajaran tentang sopan santun, akhlak atau etika. Selain itu
3. juga mengajarkan tentang pengobatan dengan gaya-gaya ghaib, peramalan nasib atau
pernujuman, kekebalan atau kesaktian.5[5]
Sedangkan kata “ kebatinan” berasal dari bahasa Arab “ba-tin” yang artinya di dalam,
bagian dalam. Dalam bahasa Indonesia mendapat imbuhan ke – an, jadi kebatinan, artinya bagian
yang tertutup yang berada di dalam.6[6] Ditinjau dari makna, kebatinan mempunyai bermacam-
macam pengertian, yaitu:
1. Di dalam “Ensiklopedia Umum”
Kebatinan ialah sumber asas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai budi luhur
guna kesempurnaan hidup.
2. Di dalam buku ‘Ensiklopedia Pendidikan” karya Prof. DR. Soegarda Poerbakawatja dan H.A.H.
Harahap,
Kebatinan adalah sumber rasa dan kemauan untuk mencapai kebenaran, kenyataan,
kesempurnaan, dan kebahagiaan.7[7]
Maka dari itu, islam kebatinan adalah islam yang bersifat dan yang menonjolkan aspek-
aspek batiniyah.
B. Mistik jawa dalam islam kebatinan
Pengertian mistik jawa lebih dikenal dengan kebatinan, atau kebatinan jawa. Mistik jawa
merupakan sikap hidup keagamaan orang jawa, karena kenyataannya mistik jawa dalam praktek
kehidupan sehari-hari menjadi semacam agama orang jawa yang bersifat mistik. Adapun mistik
jawa dalam islam kebatinan yaitu mistik yang dilakukan seseorang untuk bisa berhubungan dan
berkomunikasi dengan Allah SWT. yang dilakukan dengan cara tertentu sesuai dengan tradisi
jawa dan syari’at islam yang tujuan utamanya adalah bisa berkomunikasi dan mencapai maqam
tertentu di sisi Allah SWT.
Lahirnya pustaka islam kejawen atau islam kebatinan membawa dampak yang cukup
besar bagi perkembangan keagamaan masyarakat jawa. Ajaran tasawuf mendapat perhatian yang
cukup besar di kalangan masyarakat Jawa. Pustaka jawa yang merupakan cermin pengolahan
4. jawa atas mistik yang datangnya dari luar, baik itu Hindu-Budha atau Islam semua mengajarkan
kesatuan hamba dengan Tuhan.
Mistik jawa dalam islam kebatinan terlihat dalam sikap hidup orang jawa yang
menekankan pada hidup batin, seperti: sikap rela, narima, legawa, waspada, sabar, eling, dan
seterusnya. Sikap hidup tersebut hampir diajarkan oleh semua aliran kebatinan. Selain itu juga,
terdapat paham kesatuan kawula-Gusti (wahdatul wujud) yang merupakan pengaruh ajaran
mistik islam yang hampir semua aliran kebatinan mengajarkannya.
Kebatinan atau kejawen merupakan salah satu varian dari agama islam yang ada di Jawa,
kebatinan merupakan sinkretis antar unsur-unsur pribumi jawa, Hindu-Budha dan Islam. Ritus
mistik orang jawa adalah slametan, suatu perjamuan sederhana, semua tetangga harus diundang
dan keselarasan diantara para tetangga dengan alam raya dipulihkan kembali. Slametan
merupakan nilai sakral bagi masyarakat Jawa, dilakukan sejak menyambut kelahiran bayi,
khitanan, pernikahan sampai orang meninggal. Slametan yang pada masa pra-islam banyak
menggunakan tradisi mistis mitologis Hindu-Budha dengan berbagai macam sesaji, setelah islam
datang, banyak cukup dengan do’a-do’a yang dipanjatkan seorang rais (modin) dan bacaan-
bacaan ayat al-Qur’an dianggap telah syah.8[8]
C. Contoh ritual atau praktek-praktek yang bersifat mistik dalam islam kebatinan
Mistik jawa dalam islam kebatinan menganjurkan laku spiritual untuk mencapai maksud,
tujuan atau cita-cita. Menurut Ranggawarsita ada beberapa ritual atau praktek-praktek untuk
mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tapa atau semedi
Adalah penarikan diri sementara dari minat kepada dunia lahir, yang caranya adalah duduk lurus
berdiam diri mutlak dan mengosongkan diri dari semua isi dunia sejauh mungkin.9[9] Dalam
bertapa mempunyai beberapa makna, yaitu:
a. Laku prihatin. Ciri laku spiritual ini adalah menikmati yang tidak enak dan tidak menikmati
yang enak, gembira dalam keprihatinan. Diharapkan setelah menjalani spiritual ini, tidak akan
pernah tergoda dengan daya tarik dunia dan terbentuk pandangan spiritual yang transenden.
5. Sehingga dapat juga dikatakan bahwa bertapa bertujuan untuk penyucian batin dan mencapai
kesempurnaan ruh.
b. Bertapa sebagai sarana penguatan batin. Dalam hal ini bertapa merupakan bentuk latihan untuk
menguatkan batin. Batin akan menjadi kuat setelah adanya pengekangan nafsu dunia secara
konsisten dan terarah. Tujuannya adalah untuk mendapat kesaktian, mampu berkomunikasi
dengan yang ghaib-ghaib. Intrpretasi pertama dan kedua di atas acapkali berada dalam satu
pemaknaan saja. Hal ini karena pandangan mistik yang menjiwainya, dan berlaku umum dalam
dunia tasawuf. Jalan mistik sebagaiman lahir dalam bentuk tasawuf adalah salah satu jalan di
mana manusia berusaha mematikan hawa nafsunya di dalam rangka supaya lahir kembali di
dalam Illahi dan oleh karenanya mengalami persatuan dengan Yang Benar.
c. Bertapa sebagai ibadah. Bagi Ranggawarsita yang menjalankan syari’at islam, puasa seperti ini
dijalankan dalam hukum-hukum fiqihnya. Islam yang disadari adalah islam dalam bentuk
syari’at, dan kebanyakan hidup di daerah santri dan kauman.10[10]
Dari penjelasan makna tapa atau semedi di atas, ada beberapa jenis atau macam dari tapa atau
semedi, diantaranya yaitu:
a) Tapa ngeli, yaitu bertapa dengan menghanyutkan diri di air. Tujuannya untuk meraih maqom
tertentu.
b) Tapa ngrame, yaitu bertapa dengan siap berkorban atau menolong siapa saja dan kapan saja.
Tujuannya adalah menegakkan kebenaran dan kedilan dan beramal sosial.
c) Tapa mendem, yaitu bertapa dengan menyembunyikan diri di dalam tanah seperti mayat.
Tujuannya adalah untuk menghayati mati sajroning urip.
d) Tapa kungkum, yaitu bertapa dengan menenggelamkan diri dalam air sebatas leher di sungai
atau danau tertentu. Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.
e) Tapa gantung, yaitu bertapa dengan menggantung di pohon seperti kera. Tujuannya untuk
meraih maqom rohani tertentu.11[11]
2. Pasa
Menurut Ranggawarsita kata “ pasa” hampir dapat dipertukarkan dengan kata tapa, karena
pelaksanaan tapa selalu dibarengi dengan pasa. Adapun pasa adalah
6. Menahan diri dari rasa lapar dan haus serta berprilaku prihatin.
Dalam pemaknaan pasa dalam masyarakat jawa tidak jauh berbeda dengan pemaknaan tapa,
yaitu Puasa sebagai simbol keprihatinan dan praktek asketik, puasa sebagai sarana penguat batin
dan puasa sebagai ibadah.
Adapun macam-macam pasa adalah sebagai berikut:12[12]
a. Pasa ramadhan, yaitu puasa wajib dalam bulan ramadhan. Tujuannya untuk memebersihkan diri
dari dosa dan mencapai derajat taqwa.
b. Pasa ngerawat, yaitu berpuasa hanya makan sayur selama 7 hari 7 malam. Tujuannya agar rohani
kita kuat Dan punya kekuatan magis.
c. Pasa pati geni, yaitu berpuasa dengan berpantang makan-makanan yang dimasak memakai api
atau geni selama sehari-semalam. Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.
d. Pasa ngebleng, yaitu berpuasa dengan tidak makan dan tidak tidur selama 3 hari 3 malam.
Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.
e. Pasa mutih, yaitu berpuasa dengan hanya makan nasi selama 7 hari berturut-turut. Tujuannya
untuk meraih maqom rohani tertentu.
IV. ANALISIS
Mistik merupakan sesuatu yang ghaib yang sulit diterima oleh akal logika tapi ada dan
nyata. Seseorang melakukan mistik pastinya memiliki tujuan untuk mencapai maqam tertentu
dan berkomunikasi dengan Tuhan dan sesuatu yang ghaib. Dalam masyarakat Jawa, mistik telah
menjadi suatu cerminan dalam hidup. De jong mengatakan bahwa Mistik merupakan salah satu
bentuk, bahkan visi dasar dari javanisme.13[13] Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
mistik merupakan suatu bentuk tujuan yang perlu dilaksanakan oleh masyarakat jawa dan tradisi
yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan dari leluhur nenek moyang. Mistik identik
dengan kebatinan atau sesuatu yang bersifat batin (yang ada di dalam).
Mistik jawa dalam islam kebatinan bisa ditunjukkan seseorang lewat prilaku spiritualitas
ruhaniyah yang bertujuan berkomunikasi dan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
7. Prilaku spiritual yang biasa dilakukan orang jawa misalnya semedi atau tapa, puasa dan lain
sebagainya yang semuanya itu dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu untuk menempati maqam
tertentu di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
V. KESIMPULAN
Mistik adalah hal-hal gaib yang terjangkau oleh akal manusia, tetapi ada dan nyata. Dari
mistik muncullah mistisisme, yaitu paham yang memberikan ajaran mistis, ajarannya berbentuk
rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kelemahan.
Sedangkan islam kebatinan yaitu islam yang bersifat dan yang menonjolkan aspek-aspek
bathiniyah.
Adapun mistik jawa dalam islam kebatinan yaitu mistik yang dilakukan seseorang untuk
bisa berhubungan dan berkomunikasi dengan Allah SWT. yang dilakukan dengan cara tertentu
sesuai dengan tradisi jawa dan syari’at Islam yang tujuan utamanya adalah bisa berkomunikasi
dan mencapai maqam tertentu di sisi Allah SWT.
Laku spiritual untuk mencapai maksud, tujuan atau cita-cita, menurut Ranggawarsita ada
beberapa ritual atau praktek-praktek untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah tapa
atau semedi dan pasa.
VI. PENUTUP
Demikian apa yang dapat disajikan oleh penulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya. Tentu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
makalah yang singkat ini, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Geertz, Clifford, Abangan, Santri, Priyayi: Dalam masyarakat Jawa, terj. Aswab Mahasin, cet. 2 ,
Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.
Hariwijaya, M., Islam Kejawen, Yogjakarta: Gelombang pasang, 2006.
Jaiz, Amin, Masalah Mistik, Tasawuf dan Kebatinan, Bandung: Al- Ma’arif, 1980.
8. Khalim, Samidi, Islam & Spiritualitas Jawa, Semarang: RaSAIL, 2008.
Nicholson, Reynold A., Mistik Dalam Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nursam, M., Membuka Pintu bagi Masa Depan Biografi Sartono Kartodirdjo, Jakarta: PT. Kompas
Nusantara, 2008.
Payamani, Ma’ruf Al, Islam dan Kebatinan, Solo: CV. Ramadhani,1992.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Rasjidi, M., Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.