Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan peranan ilmu, fakta, serta paradigma dalam membentuk suatu disiplin ilmu. Struktur ilmu terdiri atas konsep-konsep dan metode penelitian. Fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris. Paradigma berperan sebagai pandangan yang mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam suatu komunitas ilmu.
1. Struktur dan Peranan Ilmu
I. Pengertian Struktur Ilmu
Pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika kumpulan pengetahuan memiliki pola atau
struktur yang jelas dan membangun keterkaitan antara sutu pengetahuan dan pengetahuan
yang lainya. Sehingga setiap disiplin ilmu pastilah memiliki struktur yang menyebabkannya
dibenarkan sebagai ilmu. Sebelum memahami lebih dalam akan pengertian dari struktur suatu
disiplin ilmu. Maka langkah awal sebelum itu adalah memahami arti dari kata ‘‘struktur’’.
Menurut Ford dalam buku pengantar ilmu sosial karangan Dadang Supardan dijelaskan
bahwa struktur mengacu pada bagian-bagian dari suatu objek dan tata cara yang saling
berhubungan.
Setelah memahami pengertian dari struktur, maka langkah selanjutnya adalah
pemahaman konsep mengenai arti dari struktur ilmu. Schawab mendefinisikan bahwa suatu
disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang membatasi konsepsi pokok masalah yang
diselidiki dari suatu disiplin dan pengendalian terhadap penelitiannya. Struktur suatu disiplin
ilmu dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Substantive conceptual structure ialah konsep-konsep yang menjadi kerangka
berfikir atau frame of reference dalam meneliti sesuatu.
Syntactical structure berhubungan dengan inquiry atau penelitian yang dilakukan
oleh disiplin itu.
Kedua struktur tersebut yang akan saling melengkapi dan membuat sebuah ilmu.
Sehingga dapat dimaknai bahwa ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis
melalui metode tertentu serta diakui keberadaan dan kebenarannya.
II. Pengertian dan Peranan Fakta
Fakta memiliki peran yang penting dalam penyusunan suatu disiplin ilmu, karena fakta
merupakan salah satu indikator utama dalam ilmu. Adapun menurut Oxford Advance
Learner’s Dictionary of Current English, yang dimaksud dengan fakta adalah sebagai berikut:
Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus.
Kualitas atau sifat yang aktual (nyata) atau dibuat atas dasar fakta-fakta.
Kenyaaan ; kenyataan fisik atau pengalaman praktis sebagaimana dibedakan
dengan imajinasi, spekulasi, atau teori.
Suatu hal yang dikenal sebagai yang benar, bukan oleh berbagai hal yang telah
ditemukan.
Hal yang terjadi dapat dibuktikan dengan hal-hal yang benar, bukan oleh berbagai
hal yang telah ditemukan.
Suatu penegasan, pernyataan, atau informasi yanng berisi atau berarti
mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif, dalam arti luas adalah
2. sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena memiliki realisasi
objektif.
Dari seluruh pengertian diatas, yan berkaitan dengan struktur ilmu adalah fakta yang
digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus. Definisi ini dianggap relevan
dengan pembahasan struktur ilmu karena fakta itu sifatnya khusus dan terbatas tidak general
atau tidak terbatas. Selain itu menunjukan suatu sifat yang nyata, yang ditampilkan dengan
benar-benar ada, terjadi karena memiliki realitas objektif. Fakta merupakan abstraksi dari
kenyataan yang diamati, yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris.
Menurut Goode fakta harus dirumuskan atas dasar sistem kerangka berfikir tertentu.
Fenomena yang sama akan menghasikan fakta yang berbeda apabila kerangka berfikir yang
digunakan berbeda. Fakta harus merupakan rumusan yang tajam, tertentu, tidak mengandung
pernyataan dan memiliki bukti sendiri.
III. Pengertian dan Peranan Paradigma
Ilmu yang sasaran studinya adalah masalah objektif dan dilihat pada kacamata subjektif perlu
disertai dengan tanggungjawab ilmiah. Untuk menjamin landasan tersebut diperlukan suatu
paradigma ilmu. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap
diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap
(afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi,
konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah
komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual. Kata paradigma sendiri berasal
dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483
yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola ; bahasa Yunani
paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para)
dan memperlihatkan (deik). Paradigma menurut Thomas Kuhn menawarkan suatu cara yang
bermanfaat dalam mencari suatu disiplin ilmu, bertujuan menantang asumsi yang berlaku
umum dikalangan ilmuan mengenai perkembangan ilmu.
Para ilmuan umumnya berpendapat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan itu terjadi secara
kumulatif. Ini dibuktikan melalui pendapat Khun, mitos ini perlu dihilangkan sebab ilmu
pengetahuan itu terjadi secara revolusi. Model perkembangannya adalah sebagai berikut :
Normal science (ilmu biasa), pada masa ini ilmuan bekerja dalam
mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh, sebagai usaha
mempertanggungjawabkan dan menjabarkan perilaku yang relevan dengan
dunia nyata sebagaiman yang diperoleh dari hasik eksperimen.
Anomali (penyimpangan-penyimpangan), terjadi kesulitan dan dijumpai
falsifikasi (pemalsuan).
Krisis ilmu, paradigma sudah disangsikan validitasnya. Bila krisis sudah
memuncak, maka timbul revolusi.
Revolusi ilmiah, terjadi perubahan besar dalam ilmu dan terus menerus.