Dokumen tersebut membahas peran strategis mahasiswa dalam membangun bangsa dan negara, serta upaya revitalisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa. Ditegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan, namun saat ini banyak yang apatis. Diperlukan penguatan karakter dan keterlibatan mahasiswa dalam diskusi untuk menghasilkan solusi bagi kemajuan bangsa melalui pengetahuan, organisasi
1. AKTUALISASI PERAN MAHASISWA SEBAGAI SOLUSI
TERHADAP KONDISI BANGSA
Peran Mahasiswa amatlah penting dalam rangka pembangunan daerah, bangsa dan
negara karena memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sosial, ekonomi dan
politik. Demi kemajuan bangsa dan negara dalam melakukan terobosan - terobosan sikap
kritis dan progresif seorang pemuda sangat diharapkan.
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap Mahasiswa dalam memperjuangkan
pembangunan Bangsa. , bahwa dari dahulu sampai sekarang Mahasiswa dan Pemuda
selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari unsure - unsur pelaku perubahan di
negeri ini. Sebut saja sejak masa Kebangkitan Nasional 1920, Sumpah Pemuda 1928,
Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, hingga masa awal Orde Baru 1966 dan Orde
Reformasi 1998, Mahasiswa senantiasa memberi kontribusi positif serta memberi warna
benderang terhadap dinamika perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara
Republik Indonesia. Dalam proses pembangunan bangsa, Mahasiswa dan Pemuda
merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari
fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan
nasional.
Melihat dewasa ini mahasiswa banyak yang apatis dari pada yang peduli terhadap
kemajuan bangsa ini kenapa saya bilang begitu? Karena mereka sering ber gembar –
gembor tentang kebobrokan bangsa ini, padahal jika bicara bebas atau waktu nongkrong
saja mereka membicarakan tentang korupsi, ketidak adilan hukum dan lain sebagainya.
Tapi ketika mulai diajak aktif dan di adakan forum diskusi Mahasiswa yang mau
2. mengikuti hanyalah beberapa orang dan bisa dihitung dengan jari, Jadi heran apa sih
yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini? Padahal terciptanya pemikiran – pemikiran
yang bagus dari mahasiswa adalah melalui diskusi - diskusi antar mahasiswa maka disitu
akan memunculkan solusi untuk membenahi atau ikut memberi solusi demi kemajuan
bangsa kelak. Menurut kenyataan yang sudah terjadi, pemimpin – pemimpin bangsa ini
terlahir dari aktivis mahasiswa dan pemuda – pemuda yang punya nyali pada zamannya.
Seperti yang di bilang oleh orang – orang hebat di negri ini misal ; Dalam acara di televisi
swasta Dahlan Iskan (mentri BUMN), berkata “ bedanya mahasiswa yang aktivis dengan
mahasiswa yang kutu buku, yang aktivis kelak di kemudian hari akan lebih sukses dan
mengerti permasalahan – permasalahan” , Mahfud MD (ketua Mahkamah Konstitusi)
berkata “ saya jadi aktivis selama jadi mahasiswa dan juga saya belajar dan dapat nilai
memuaskan”. Abraham Samad ( ketua KPK) berkata “ kita harus bangga menjadi aktivis,
saya bisa terpilih menjadi ketua KPK karena saya mantan Aktivis”. Orang – orang hebat
ini semua berawal dari keaktifan mereka saat muda dan menjadi Mahasiswa. Jadi kenapa
saya anggap mahasiswa dan pemuda itu mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembangunan bangsa? Karena saat muda saat menjadi mahasiswa adalah masa – masa
untuk menggembangkan kereatifitas dan pemikiran yang bersifat memberi solusi dalam
setiap masalah, karena memiliki kemampuan dan kekuatan, terlebih yang mahasiswa di
dukung dengan ilmu pngetahuan dan teknologi yang sekarang terbilang canggih yang
didapatkannya dari bangku pendidikan. Apa lagi telah dibentuknya sekarang Undang –
Undang Kepemudaan UU 40/2009. Pengembangan, kreatifitas dan kegiatan kepemudaan
yang positif pastilah dilindungi Undang – Undang.
3. A. Peran Dan Bekal Strategis Mahasiswa Membangun Bangsa
Peran Strategis
Peran atau kontribusi strategis mahasiswa dalam kaitannya dengan upaya
membangun eksistensi bangsa ke arah yang lebih baik sesungguhnya sangat sejalan
dan senapas dengan tujuan berdirinya Republik tercinta ini sebagaimana termaktub di
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:
1. Internal
Secara internal, mahasiswa beserta seluruh komponen bangsa, memiliki peran
strategis sebagai ujung tombak untuk menciptakan tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
(menumbuhkan rasa aman), memajukan kesejahteraan umum (peran sosial) dan
mencerdaskan kehidupan bangsa (peran intelektual).
2. Eksternal
Secara eksternal dalam kerangka meneguhkan eksistensi bangsa dan negara ini
di dalam percaturan kehidupan Internasional, maka mahasiswa juga diminta berperan
aktif menjadi katalisator untuk menciptakan perdamaian abadi dan ketertiban dunia
bersama-sama dengan elemen bangsa lainnya.
Bekal Strategis
Untuk mewujudkan peran strategis yang sangat berat namun mulia itu, kiranya
diperlukan seperangkat modal dasar (bekal) yang secara inheren melekat dan tumbuh
di dalam diri setiap mahasiswa. Bekal strategis dimaksud nantinya perlu dipersiapkan
4. guna mengantisipasi kemungkinan adanya hambatan, tantangan, ancaman bahkan
gangguan yang akan melemahkan kontribusi positif mahasiswa di dalam upaya
keterlibatannya membangun bangsa. Di antara bekalan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Penguasaan IPTEK dan IT
Tidak dapat dibantah dan dipungkiri lagi bahwa setiap bangsa yang mampu
menguasai IPTEK dan IT, pastilah bangsa tersebut memiliki peluang dan kesempatan
besar untuk menguasai dunia. Logika ini semakin kuat memberi alasan mengapa kita
(mahasiswa) perlu berupaya optimal untuk senantiasa belajar dan menekuni bidang
IPTEK dan IT tersebut. Karena pada hakikatnya kita berada, hidup, tumbuh dan
berkembang di dunia yang global dan dinamis. Sehingga penguasaan IPTEK dan IT
sangat memungkinkan kita untuk memiliki imunitas dan daya kompetisi yang kokoh
agar tidak dilindas zaman bahkan dijajah oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi ini.
b) Pengalaman Organisasi
Pengalaman dan keterlibatan dalam suatu organisasi menjadi modal dasar
yang juga tidak kalah pentingnya. Mengingat, di dalam budaya berorganisasi
biasanya kita akan belajar tentang tata cara berkomunikasi, berinteraksi, problem
solving, mengelola SDM hingga memenej struktur organisasi tersebut. Dengan
demikian berdasarkan pengalaman berorganisasi dimaksud, diharapkan kiranya
dapat terbentuk profil Mahasiswa yang dinamis, komunikatif dan tanggap dengan
berbagai permasalahan yang muncul serta mampu mencarikan jawaban dan solusi
terhadap permasalahan tersebut secara tepat dan akurat.
c) Kekuatan Jaringan (Koneksi)
5. Satu hal yang juga relevan dan signifikan perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa
adalah modal berupa kekuatan jaringan atau koneksi. Modal koneksi ini paling
tidak akan membantu kita untuk mengenal, berinteraksi dan membangun
komunikasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang gender, suku,
bangsa, budaya, bahasa, pendidikan dan pengalaman yang tidak sama. Dengan
modal koneksi ini kita mengharapkan munculnya kekuatan baru, soliditas dan
solidaritas untuk menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan guna mencapai
visi, misi dan tujuan bersama yang dicita-citakan.
d) Kekuatan Karakter
bekal berikutnya adalah kekuatan karakter yang muncul, tumbuh dan
berkembang secara inheren dari dalam diri sendiri. Kekuatan karakter sejatinya
berupa kumpulan profil khas dan istimewa yang membedakannya dengan
kepribadian pada umumnya, yang akan mengarahkan dan menggerakkan sikap
dan perilaku positif di dalam kehidupan setiap insan (mahasiswa).
B. Revitalisasi Mahasiswa Sebagai Peran Aktif Untuk Solusi Perubahan Kondisi
Bangsa
Mahasiswa adalah salah satu unsur penting dalam menetukan harapan bangsa,
untuk itu dibutuhkan kualifikasi yang memadai agar hal yang ingin kita wujudkan
terhadap bangsa ini bukan hanya sekedar mimpi.
Secara eksplisit memang mahasiswalah yang sangat diharapkan menjadi
tulang punggung serta harapan bangsa dan yang menjamin tersedianya penerus-penerus
perubahan (agent of change). Mahasiswa berada dalam garda terdepan guna
6. menghadapi tantangan diera globalisasi sekarang. Namun, realita kekinian mahasiswa
yang terjadi sangatlah jauh dari harapan. Terdegradasinya moralitas anak bangsa
akhir- akhir ini, terutama mahasiswa telah membawa pandangan miring terhadap
mahasiswa itu sendiri. Harapan yang dibebankan kepada mahasiswa untuk menjawab
persoalan kebangsaan menjadi semakin berat.
Anak- anak bangsa yang sediakalanya diharapkan menjadi penerus estafet,
telah kehilangan taringnya karena terlalu banyak disibukkan dengan hal- hal yang
duniawi dan kesenangan sesaat. Dengan iman serta akhidah yang lemah, membuat
penerus cita- cita bangsa menjadi lengah dan hancur dengan arus globalisasi yang
datang tanpa ada filterisasi. Dengan seribu satu polemik dan dinamika di negeri ini,
maka tidak ayal muncul berbagai pertanyaan akan eksistensi mahasiswa saat ini.
Diantaranya, sejauh manakah mahasiswa hari ini memberikan solusi serta kontribusi
pada permasalahan bangsa ditengah peliknya keadaan, apakah yang diperbuat
mahasiswa hari ini untuk perbaikan bangsa Indonesia.
Mahasiswa boleh dikatakan elite kaum muda sebab hanya sekelompok kecil
dari masyarakat kaum muda yang berkesempatan menikmati posisi sebagai
mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa Indonesia sepanjang sejarah
kontemporer menjadi bagian penggerak, penggagas dan pendobrak kekelaman sejarah
bangsa. Peran demikian terlaksana berkat kondisi subjektif dan objektif yang
mengitari mahasiswa.
Kondisi subjektif yakni peran mahasiswa sebagai intelektual. Disini
mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan analisis atas kecendrungan yang
tengah berkembang ditengah masyarakat, dan lantas berhasrat untuk mengubahnya.
Semangat dinamis inilah yang menyala dikalangan mahasiswa. Ini semua buah dari
7. pendidikan yang diterimanya dibangku perkuliahan, diluar kelas maupun interaksinya
dengan pihak lain. Kondisi objektif adalah kondisi dan dinamika masyarakat baik
ditingkat lokal, nasional, maupun internasional yang menyangkut sistem, struktur,
serta formasi social yang menyertainya.
Keberadaan mahasiswa pada zaman globalisasi seperti sekarang ini sungguh
sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak banyaknya sikap dan perilaku tawuran yang
berdampak anarkis sungguh merupakan cerminan bahwa kini tujuan gerakan
mahasiswa sudah keluar dari jalur yang semestinya.
Agenda gerakan mahasiswa kedepan adalah menghidupkan kembali budaya
berdiskusi, menulis dan membaca yang kemudian diterapkan dalam bentuk
pengabdian langsung kepada masyarakat. Agar ilmu yang dimiliki tidak melangit dan
meruntuhkan fenomena rumah kaca dalam dunia kampus. Dan mengikis eksklusifitas
mahasiswa yang cenderung menciptakan elite-elite baru yang jauh dari realitas
kehidupan masyarakat reaktif dalam mensikapi kondisi sosial masyarakat.
Mahasiswa selalu disebut-sebut sebagai pelopor perubahan, perubahan sistem,
perubahan kehidupan yang berasal dari keterpurukan menuju kehidupan bangsa yang
lebih baik. Dalam hal ini, mahasiswa sudah menunjukkan perannya dalam Sumpah
Pemuda pada tahun 1928, Proklamasi (1945), Orde Baru (1966), Reformasi (1998).
Semua moment ini merupakan bukti kekuatan para pemuda Indonesia, yaitu
mahasiswa sebagai tonggak perubahan kehidupan bangsa. Di mana dari waktu ke
waktu, bangsa Indonesia memang selalu membutuhkan inovasi-inovasi baru untuk
mengatasi permasalahan-permaslahan yang juga semakin berkembang menuntut suatu
perubahan. Lihat saja, sejak sebelum kemerdekaan, bangsa kita mengalami masalah
dalam menuntaskan penjajah. Akan tetapi permasalahan itu tidak lantas selesai setelah
proklamasi dikumandangkandi tanah Indonesia. Sekitar tahun 1994, krisis moneter
8. mulai lahir dengan segala pengaruhnya dalam berbagai bidang aspek kehidupan.
Tidak itu saja perbedaan idealime yang menyebabkan perpecahan semakin kuat
menggerogoti mental bangsa. Kemudian pada puncak tahun 1998 terjadilah suatu
revolusi terbesar di negara kita oleh kekuatan para pemuda yang bersatu dalam satu
tujuan sama, yaitu menuntut perubahan. Hal ini terjadi akibat jiwa pemuda yang
selalu panas akan pemerintahan yang dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan masyarakat. Di sinilah moment besar yang membuktikan bahwa kekuatan
dan pengaruh pemuda, utamanya mahasiswa mampu membawa perubahan dengan
menggulingkan rezim orde baru menuju reformasi yang diharapkan mampu
membawa kesejahteraan dan kehidupan bangsa yang lebih baik. Akan tetapi, apakah
perjuanagan itu selesai sampai di sini? Atau sudah puaskah kita sebagai pemuda
dengan kondisi bangsa kita saat ini? Tentu saja tidak, reformasi yang sudah diusung
pemuda pada 1998 ternyata masih belum bisa dijadikan sebagai tonggak kehidupan
kehidupan bangsa yang ideal. Karena pemerintah yang berdiri di sana semakin larut,
semakin jauh dari tujuan mahasiswa. Kepentingan pemerintah sudah bukan
berorientasi pada rakyat, akan tetapi lebih kepada pemenuhan perut pribadi.
Dalam menanggapi peranan mahasiswa dalam menganggulangi kondisi RI,
sebenarnya banyak sekali peran yang dapat dilakukan. Mahasiswa selalu menjadi
bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan
sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa itu mempunyai pemikiran yang kritis
terhadap masalah yang ada disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di
masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat. Secara umum peran
mahasiswa antara lain, sebagai penyampai kebenaran, sebagai agen perubahan, dan
yang paling utama sebagai generasi penerus bangsa.
9. Mahasiswa dituntut supaya bisa mengikuti perkembangan zaman, mempunyai
sikap kritis terhadap lingkungan, mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, dan
masih banyak lainnya. Kita sebagai mahasiswa jangan hanya sekedar menjadi pelajar,
tetapi kita harus bisa mengembangkan potensi diri kita, mengembangkan jiwa sosial,
dan juga kemampuan softskill dan hardskill. Dan yang paling utama yaitu mahasiswa
harus bisa membawa negara ini kedalam perubahan yang lebih baik.
By : Musdalifah Yusuf YPUP