Presentasi membahas generasi muda dan kebudayaan di Jakarta. Masalah utama yang dihadapi generasi muda adalah rendahnya apresiasi terhadap budaya Betawi sebagai budaya asli Jakarta dan pengaruh budaya luar yang kuat."
2. Latar Belakang
• Apa itu perubahan sosial? Perubahan sosial merupakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
• Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli :
• Gillin : Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari
cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
• Emile Durkheim : Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor
ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi
tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat
modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
• Kingsley Davis : Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat Mac Iver Perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau
perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial
• William F. Ogburn : Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-
unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya
pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial
3. • Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial budaya:
1. Komunikasi
2. Cara dan pola pikir masyarakat
3. Perubahan jumlah penduduk
4. Penemuan baru
5. Bencana alam
6. Perubahan iklim
7. Peperangan
8. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
• Setiap ada perubahan dan perkembangan biasanya akan muncul
permasalahan sosial dan budaya. Masalah sosial selalu berkaitan dengan
hubungan antarmanusia dan norma-norma yang berlaku di saat hubungan
manusia-manusia itu terwujud.
• Saat ini Jakarta memiliki masalah sosial budaya yang harus segera
ditangani, diantaranya :
1. Masalah Kemiskinan 4. Kependudukan
2. Masalah Kriminalitas 5. Lingkungan Hidup
3. Disorganisasi keluarga 6. Generasi Muda dan Kebudayaan
4. Generasi Muda dan Kebudayaan
• Generasi muda dianggap sebagai individu yang cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan asing. Generasi muda
lebih fleksibel dalam menerima unsur-unsur baru dalam
kehidupannya. Hal ini dapat dianggap sebagai kelemahan dan
kelebihan dari generasi muda. Itulah sebabnya, kebudayaan
baru akan dengan mudah diterima oleh generasi muda.
• Masuknya budaya luar Jakarta membuat generasi muda
banyak memilih budaya asing ketimbang mempelajari lebih
jauh budaya Betawi. Budaya Betawi sebagai budaya asli
Jakarta semakin ditinggalkan. Butuh upaya pemerintah dan
masyarakat agar dapat menghidupkan kembai budaya asli
5. Generasi Muda
• Pada generasi muda sekarang banyak anak-anak yang melanggar
norma-norma yang sudah di tetapkan oleh masyarakat dimana ia
tinggal, itu di karenakan mereka mengikuti perkembangan zaman
yang ada yaitu modern, sehingga mereka tidak menyadari bahwa
banyak hal yang mereka lakukan itu negative karena tidak memfilter
akibat dari modernisasi tersebut.
• Mereka kebanyakan hanya langsung mengikuti perkembangan zaman
saja tanpa memikirkan baik atau buruk akibat yang akan mereka
terima ke depanya, maka dari itu pengawasan orang tua, sangat di
butuhkan disini, memberikan perhatian lebih pada anak-anaknya
agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negative. Karena seorang
remaja itu memiliki rasa suatu penasaran yang tinggi untuk mencoba
hal-hal yang baru, atau sekedar mengikuti gaul, agar tidak di bilang
ketinggalan oleh teman-temannya.
• Generasi muda sebagai pilar utama dalam keberlangsungan bangsa
ini, ternyata mulai sekarang dipertanyakan keberadaanya. Tidak
hanya ketika ide dan pemikiran tetapi pengantar atau pun bahasa
yang dituturkan ikut menjadi bagian terpenting di dalamnya.
• Aspek yang rasanya juga jelas terlihat ialah aspek bahasa. Gaya
bahasa gaul, yang sebenarnya merupakan bahasa dialek Jakarta
turut hadir dalam novel genre ini. “Loe-gue” yang dihadirkan tidak
sekadar membuat “teenlit” begitu terasa dekat dengan para remaja,
tapi justru dunia remaja yang demikian itulah yang tercermin lewat
“teenlit”. Belum lagi cara penyajiannya yang menyerupai penulisan
buku harian, lebih membangkitkan keterlibatan para pembacanya.
Keberadaan bahasa Indonesia di dalamnya tidak terencana, tidak
terpola dengan baik, apa saja bisa masuk. Baik pada percakapan
(dialog) maupun pada deskripsi, bahasa yang dipakai adalah bahasa
gaul, bahasa prokem, bahasa slang, yang hanya dimengerti oleh anak
remaja. Keberagaman bahasa dan warna-warni percakapan tidak
dapat dipola dan hampir tidak terkendali.
6. • Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin
masa depan, oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib
suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apa bila generasi
mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang
kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan
keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Namun saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran
generasi muda lebih suka mengikuti budaya modern yang
kebarat-baratan dari pada budaya daerah kita yang lbih
beradat dan beradab. Apabila generasi muda lebih
memperhatikan budaya lokal maka budaya lokal suatu bangsa
tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena budaya lokal
sangat berpengaruh terhadap perilaku generasi muda.
Mereka akan lebih menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai-
nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang
dirasakan semakin kuat.
7. Masalah Generasi Muda
• Masalah generasi muda pada umumnya di tandai oleh dua ciri yang berlawanan,
yakni keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme, delinkuensi
dan sebagainya) dan sikap yang apatis (mialnya peyesuaian yang membabi buta
terhadap ukuran moral genarasi tua). Sikap melawan mungkin disertai dengan
suatu rasa takut bahwa masyarkkat akan hancur Karena perbuatan-perbuatan
menyimpang. Sementara itu, sikap apatis biasanya di sertai dengan rasa kecewa
terhadap masyarakat. Generasi muda
• biasanya menghadapi masalah social dan biologis. Apabila seseorang mencapai
usia remaja, secara fisik dia telah matang, tetapi untuk dikatakan dewasa dalam
arti sosial masih diperlukan faktor-faktor lainya. Dia perlu belajar banyak
mengenai nilai dan norma-norma masyarakatnya. Pada masyarakat bersahaja hal
itu tidak menjadi masalah karena anak memperoleh pendidikan dalam lingkungan
kelompok kekerabatan. Perbedaan kedewasaan sosial dengan kematangan biologis
tidak terlalu mencolok; posisinya dalam masyarkat antara lain di tentukan oleh
usia.
• Lain halnya dengan masyarakat yang sudah rumit, terdapat pembagian kerja dan
pengotakan fungsional bidang-bidang kehidupan. Kecuali terhadap pekerjaan
fisik, masyarakat tidaklah semata-mata menuntut adanya kemampuan-
kemampuan fisik, tetapi juga kemampuan bagi Negara yang takluk sebagai si
kalah. Apalagi peperangan pada dewasa ini biasanya merupakan perang total,
yaitu dimana tidak hanya angkatan yang bersenjata yang bersangkut, tetapi
seluruh lapisan masyarakat.
8. • Untuk kembali menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa atau orang
Indonesia. Warga negara yang sangat bangga sebagai orang Indonesia
tentunya (seharusnya) juga mencintai bahasa nasionalnya sendiri. Kita, putra-
putri Indonesia abad 21, yang benar-benar mencintai bahasa Indonesia
pastilah menjungjung tinggi bahasa persatuan kita. Untuk mendukung usaha
serius ini, pemerintah dan DPR perlu segera membahas dan mengesahkan
Rancangan Undang-undang tentang Kebahasaan yang dibuat tahun lalu.
• Banyak bangsa lain, seperti Filipina dan India, merasa iri dan sangat
terkagum-kagum terhadap bangsa kita karena memiliki bahasa persatuan,
bahasa negara, bahasa nasional. Ini merupakan salah satu jati diri asli bangsa
kita.
• Masyarakat komunikatif tercipta dengan mampu merasakan kepekaan dan
kepedulian serta siap berargumentasi untuk memecahkan permasalahan
kompleks yang diidap. Konkretnya dengan cara itu, dapat mengawal masa-
masa sulit ini menuju suatu arah yang tepat. Bagaimanapun menyiapkan
seperangkat infrastruktur yang kapabel menyikapi setiap kejutan-kejutan
arah angin perubahan secara tenang dan penuh perhitungan dalam konsensus,
dapat menyediakan energi yang berlimpah ketika kita amat membutuhkannya.
Mengkedepankan prioritas tidak bermakna mengesampingkan kebutuhan
lainnya.
9. • Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas
pemudanya, karena generasi muda adalah penerus
dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda
harus mempunyai karakter yang kuat untuk
membangun bangsa dan negaranya, memiliki
kepribadian tinggi, semangat nasionalisme,
berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan
teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda
juga perlu memperhatikan bahwa mereka
mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral
force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut
dapat berguna bagi masyarakat.
• Peran penting pemuda telah tercatat dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai
dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah
Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan
tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan
mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan
mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan
kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus
membawa bangsa Indonesia memasuki masa
reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu
bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan
aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan,
pembaruan, dan pembangunan bangsa.
10. • Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia,
pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap
peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan
kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika
menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali
menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru), pemuda menjadi
tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa
tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Pemuda akan
selalu menjadi People make history (orang yang membuat
sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi
strategis dan istimewa. Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif,
inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam
perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 %
pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran
umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi
15-45 tahun.
11. Kebudayaan• Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya
mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan
meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala
keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber-
sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh
dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia
terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam
proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk
memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi
mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan.
Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai
"mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-
tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-
pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971).
Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian
aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep,
rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri
atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan
secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai
dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).
• Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang
diyakini akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan
yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan
dan emosi-emosi manusia serta menjadi sumber bagi
sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk,
sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih
atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena
kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang
sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada
pandangan hidup dan pada etos atau sistem etika yang
dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b).
12. • Kebudayaan dalam budaya Indonesia tercemin pada bagian
budaya-budaya lokal berkembang di masyarakat. Keragaman
tersebut tidak saja terdapat secara internal, tetapi juga
karena pengaruh-pengaruh yang membentuk suatu
kebudayaan. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah
tentu memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan
semangat nasionalisme, karena kesenian budaya lokal
tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat. Namun
dalam derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain
mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi di sisi lain
juga mengakibatkan kerusakan dan pengikisan budaya lokal
yang luar biasa
13. • Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan
setiap saat bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan
menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam
lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para
warga masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam
kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan
dan hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan
kelangsungan hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka
pertahankan.
• Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
• 1.Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
• 2.Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
– sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
– organisasi ekonomi
– alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
14. Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya
sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang
lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan
bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang
lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar
yang lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
Unsur-Unsur Kebudayaan
15. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-
kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara
ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Wujud Kebudayaan
16. Akar Masalah/Penyebab
• Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi
dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah itu disebabkan karena akibat
dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah
harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari orang tuanya
• Masalah antar generasi merupakan salah satu kesalahan masyarakat yang dikenal sejak dulu
kala. Yang dipermasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan masyarakat itu sendiri
• Sehubungan dengan ini para ahli sosial berpendapat bahwa masalah kurang dan hampir tidak
terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan demikian dikatakan bahwa antara generasi
merupakan suatu masalah modern.
• Berbagai macam permasalahan generasi muda yang muncul pada saat itu antara lain :
1. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan
masyarakat termasuk jiwa pemuda
2. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
3. Tidak ada keseimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non dormal
4. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
produktivitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan lain-lain
5. Masih langkanya pengalaman –pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan
tindakannya dengan kenyataan yang ada
• Dengan demikian bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan oleh masyarakat
merupakan cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri
17. PendapatSebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-
periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a.Masa remaja adalah masa peralihan.
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-
pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama
peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh
lingkungan.
b.Masa remaja adalah periode perubahan.
Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu,
(1) peningkatan emosionalitas,
(2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual,
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru,
4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
(5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
c. Masa remaja adalah usia bermasalah.
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini
disebabkan oleh dua alasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh
orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua,
karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga
menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
d.Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba
mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah
satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan
benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
e.Masa remaja adalah usia yang ditakutkan.
Masa ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak
masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para
remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru
untuk memecahkan masalahnya.
18. f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis.
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan
orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada
aspirasinya. Aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan
teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi
tersebut tidak dapat mereka capai.
g. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa.
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas
dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa
bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk
memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
•Dari beberapa karakteristik di atas dapat kita simpulkan bahwa masa remaja (generasi muda) masih sangat
labil. Mereka berada dalam tahap pencarian identitas diri, sehingga seringkali remaja memiliki sifat ingin tahu
sangat tinggi. Apapun hal baru akan senantiasa mereka cobakan selagi mampu, sekalipun ada hambatan dari
orang tua ataupun lingkungan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan mereka jatuh dalam jurang kesalahan
jika tidak memiliki kesadaran diri serta pengawasan dari orang tua masing-masing.
•Pendapat masyarakat terhadap generasi muda
Upaya-upaya pelestarian dan penghargaan terhadap kearifan tradisional dan nilai-nilai budaya lokal tidak dapat
dipisahkan dari kondisi pemilik dan pengguna utamanya, yaitu masyarakat. Remaja merupakan bagian dari
masyarakat yang keberadaannya perlu diperhitungkan. Sebagai generasi muda penerus bangsa, tanggung
jawab akan kelestarian budaya lokal ada di tangan remaja. Hal pertama yang perlu disadari oleh para remaja
adalah bagaimana kita dapat menghargai budaya lokal tersebut. Menghargai erat kaitannya dengan adanya
penghormatan, pengakuan, rasa memiliki, dan akhirnya menuju pada usaha-usaha untuk mau menjaga.
Wujud penghargaan remaja terhadap budaya lokal dengan nyata tergambar dalam kesehariannya. Baik dalam
pendidikan formal, maupun kegiatan yang bersifat informal dalam lingkungan pergaulan. mengedepankan
muatan budaya lokal sebagai sebuah kecintaan terhadap tradisi daerah lokal, sebut saja bahasa betawi, seni tari
ronggeng, seni musik tanjidor, itu semua dapat menjadi satu ukuran seberapa besar penghargaan remaja
terhadap budaya lokal.
19. • Pendapat masyarakat terhadap kebudayaan
Menurut pendapat saya, keberagaman yang ada di Jakarta merupakan cerminan bangsa Indonesia
sendiri, karena saya menilai Jakarta sebagai miniatur bangsa Indonesia yang memiliki
keberagaman suku, budaya, agama, dan etnis yang berbeda-beda. Namun tetap,
keanekaragaman itu tidak boleh dijadikan alasan untuk adanya perpecahan.
• Keanekaragaman budaya yang ada di Jakarta juga menjadi daya tarik untuk orang datang ke
Jakarta. Kota ini menerima segala latar belakang suku budaya penduduknya.
• Pendapat Basuki Tjahaja Purnama
DKI Jakarta dikenal dengan budaya Betawi, sehingga tidak ada salahnya memperkenalkan budaya
Betawi. “Ini soal kebanggaan saja, saya merasa bangga memakai pakaian ini, kalau jaman
Belanda dulu memakai pakaian seperti ini dikejar-kejar, sekarang harus menjadi kebanggaan”
• Pendapat Jokowi terhadap kebudayaan
Menurut Sylviana Murni, Asisten Pemerintah DKI Jakarta, penggunaan pakaian adat Betawi
ditentukan Jokowi setiap hari Rabu, karena selain hari Rabu sudah ditentukan pakaian dinas
lainnya. Untuk hari Senin menggunakan pakaian hijau atau Linmas, Selasa baju yang
digunakan berwarna coklat, Rabu baju khas daerah dalam hal ini Betawi dan untuk hari Kamis
sampai Jumat menggunakan Batik Nusantara. “ Pakaian Batik Nusantara bisa dari daerah
mana saja, bisa Jawa, Sumatera atau lainnya, hal ini dilakukan karena warga Jakarta sendiri
terdiri dari berbagai suku ”, ujar Sylviana.
• Menurut Mantan Walikota Solo tersebut, menjadikan baju adat Betawi sebagai salah satu baju
dinas Pemerintahan DKI adalah untuk menunjukkan karakter dan identitas budaya Betawi. “Ini
yang sering saya sampaikan dimana-mana, bahwa kita harus punya karakter dan identitas
kepribadian dan kebudayaan”, ujar Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo. “Kalau bukan kita
yang menghargai, siapa lagi, kita harus mulai dari diri sendiri”, tambahnya. Dalam menerapkan
aturan ini, Jokowi memberi jeda waktu satu bulan bagi para pegawai di jajaran Pemerintahan
DKI untuk bisa menyesuaikan diri. Namun, Jokowi mengaku tidak ada sangsi yang diberikan
kepada pegawi Pemprov.
20. Dampak/Akibat
• Gaya yang kebarat-baratan
• Berkurangnya tingkat disiplin
• Karakter yang menyimpang
• Lebih sering bermain gadget daripada
melakukan kegiatan positif
21. Kesimpulan
• Jaman sekarang banyak generasi muda
yang melupakan kebudayaan lokal dan
lebih tertarik dengan kebudayaan luar