PT Semen Indonesia menerapkan berbagai strategi generik Porter untuk bersaing di pasar semen, yakni strategi biaya rendah dengan mengembangkan teknologi hemat biaya, strategi pembedaan melalui merek ternama regional, serta strategi fokus pada pasar utama di pulau Jawa dan Sulawesi. Strategi-strategi ini membantu perusahaan mempertahankan pangsa pasar meski menghadapi pesaing baru.
6, SM, Rahma Arya S, Hapzi Ali, Strategic Management: Michael Porters Generic Strategy, Universitas Mercu Buana, 2019
1. EXECUTIVE SUMMARY
STRATEGIC MANAGEMENT
Michael Porters Generic Strategy
Disusun Oleh
Nama Mahasiswa : Rahma Arya Setiani
Nama Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
2019
2. 2 | P a g e
A. Strategi Generik Porter
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam
rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada
semua pasar. Keunggulan Bersaing dimiliki oleh suatu perusahaan bila mereka berhasil
melakukan beberapa kegiatan yang mempunyai nilai lebih kepada pelanggannya secara lebih
baik daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya. Dalam analisisnya tentang strategi bersaing
(competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five Forces) suatu perusahaan, Michael A.
Porter memperkenalkan 3 jenis strategi generic, sebagai berikut:
1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership)
Strategi ini lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan. Perusahaan yang
menerapkan strategi ini berfokus pada harga jual yang murah kepada pembeli.
Perusahaan melakukan strategi ini dengan cara membuat rendah biaya produksi. Strategi
ini menghindari pengeluaran yang besar pada R&D dan biaya promosi. Perusahaan juga
terkadang meniru atau meng-copy produk yang telah dikembangkan perusahaan lain
dengan tujuan untuk mengurangi biaya risetnya.
Contoh: Perusahaan maskapai Air Asia dengan melakukan promo besar-besaran
untuk harga tiket pesawat ke berbagai destinasi domestik maupun luar negeri,
dimana strategi yang digunakan salah satunya yaitu menekan biaya avtur ialah
dengan melakukan tankering, caranya membeli avtur di bandara yang menjual
avtur lebih murah.
3. 3 | P a g e
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi ini bertujuan untuk membangun persepsi pembeli akan desain produk,
keunggulan kualitas, teknologi, jaringan distribusi, bahan dan pelayanan. Perusahaan
dapat menaikkan harga setinggi mungkin untuk mendapat keuntungan yang besar, tetapi
harus menciptakan produk yang lebih unggul ketimbang produk lain yang sudah ada.
Perbedaan atau ciri khas dari produk tersebut yang akan dibayar mahal dan menjadi suatu
persepsi tersendiri bagi pembeli. Jika suatu saat produk-produk yang telah memiliki
persepsi berbeda di mata konsumen mulai menurunkan harganya, maka hal tersebut
justru akan membuat konsumen meragukan mutu atau kualitas produk yang
bersangkutan.
Contoh: Perusahaan Apple yang berfokus pada inovasi produk yang unggul untuk
dapat memberikan kepuasan terhadap produk yang dibeli oleh pelanggannya
terbukti meskipun harga Smartphone iPhone tinggi, para calon pembeli rela antri
untuk memiliki produk smartphone dengan logo Apel digigit.
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi ini dipakai oleh bisnis yang menghindari konfrontasi langsung dengan para
pesaingnya, yaitu dengan cara melakukan konsentrasi pada pasar yang lebih kecil
(niches). Prinsip dasarnya adalah menggunakan Strategi Kepemimpinan Biaya (Low
Cost) atau diferensiasi untuk melayani pasar tertentu dengan lebih baik dari pesaing.
B. Persyaratan untuk Strategi Generik:
Strategi Generik Keahlian & Sumber Daya yang
umumnya dibutuhkan
Persyaratan organisasi
Kepemimpinan Biaya Investasi modal yang berkesinambungan
dan akses ke Modal.
Keahlian Rekayasa proses.
Produk dirancang agar mudah dibuat.
Pengendalian biaya yang ketat.
Lap. Pengendalian yang Rinci dan
sering.
Organisasai dan tanggung jawab
yang terstruktur.
4. 4 | P a g e
Diferensiasi Kemampuan pemasaran yang tangguh.
Reputasi perusahaan dalam Kualitas dan
Teknologi.
Berketrampilan tinggi dan kreatif.
Pengembangan Produk & Pemasaran.
Fokus Kombinasi dari hal-hal diatas
C. Pengertian dan Konsep Value Chain
Menurut Porter di dalam buku Strategic Management yang ditulis oleh David (2009), bisnis
sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (value chain), dimana total
pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan
memasarkan produk atau jasa yang menghasilkan nilai.
Porter (1985) menjelaskan bahwa, analisis value chain merupakan analisis strategik yang
digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif untuk
mengindentifikasi dimana nilai pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk
memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasuk/supplier, pelanggan, dan
perusahaan lain dalam industri.
Menurut Porter (1993) aktivitas value chain dibagi menjadi 2, sebagai berikut:
1. Aktivitas primer
Aktivitas primer merupakan aktivitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk penjualan,
penyampai kepada pembeli, dan pelayanan purna jualnya, dimana aktivitas primer ini dibagi
menjadi:
a. Logistic ke dalam (Inbound Logistic)
Aktivitas ini berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran input ke
produk, seperti penanganan material, pergudangan, pengendalian persediaan,
penjadwalan kendaraan pengangkut, dan pengembalian barang kepada pemasok.
b. Operasi (Operating)
Aktivitas yang menyangkut transformasi input menjadi produk akhir, seperti permesinan,
pengemasan, perakitan, pemeliharaan alat-alat, pengujian, pencetakan, dan pengoperasian
fasilitas.
5. 5 | P a g e
c. Logistik ke luar (Outbound Logistic)
Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, pendistribusian fisik
produk kepada pembeli, seperti pergudangan barang jadi, penanganan material, operasi
kendaraan pengirim, pengolahan pesanan, dan penjadwalan.
d. Pemasaran dan Penjualan (Marketing & Sales)
Aktivitas yang menyangkut persedian sarana agar para pembeli dapat membeli produk
dan aktivitas yang mempengaruhi pembeli agar mereka mau membelinya, seperti
periklanan, promosi, wiraniaga, penentuan kuota, pemilihan penyalur, hubungan dengan
penyalur, dan penetapan harga.
e. Pelayanan (Service)
Aktivitas yang menyangkut penyediaan layanan untuk memperkuat atau menjaga nilai
produk, seperti pemasangan, perbaikan, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian
produk.
2. Aktivitas Pendukung
Aktivitas yang mendukung aktivitas primer dan juga mendukung keseluruhan rantai.
Aktivitas pendukung dibagi menjadi :
a. Pembelian / Pengadaan (Procurement)
Mengacu pada fungsi pembelian input yang digunakan pada rantai nilai perusahaan,
bukan pada input yang dibeli.
b. Pengembangan Teknologi (Technology department)
Setiap aktivitas yang mendukung teknologi, baik berupa pengetahuan prosedur, atau
teknologi yang melekat dalam peralatan proses. Ragam teknologi yang digunakan sangat
luas, mulai dari teknologi yang digunakan dalam menyiapkan dokumen dan mengangkut
barang sampai teknologi yang terlekat dalam produk yang dihasilkan itu sendiri.
c. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management)
Terdiri atas beberapa aktivitas yang meliputi perekrutan, penerimaan, pelatihan &
pengembangan, dan kompensasi untuk semua jenis tenaga kerja.
d. Infrastruktur Perusahaan (Firm Infrastructure)
Terdiri atas sejumlah aktivitas yang meliputi manajemen umum, perencanaan, keuangan,
akuntasi, hukum, hubungan dengan pemerintah dan manajemen mutu.
6. 6 | P a g e
Porter (1985) menggambarkan penggolongan aktivitas – aktivitas nilai dalam value chain
perusahaan seperti pada gambar ini:
Gambar The Generic Value Chain
Sumber: Michael E. Porter (1985), Competitive Advantage
D. Strategi Generik Porter pada PT. Semen Indonesia (Persero)
Dalam analisisnya tentang strategi bersaing (competitive strategy atau disebut juga Porter’s Five
Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter memperkenalkan 3 jenis strategi generik, antara
lain Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership), Strategi Pembedaan Produk (differentiation),
dan Strategi Fokus (focus).
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai implementasi Strategi Generik Porter pada PT. Semen
Indonesia (Persero).
1. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)
Strategi ini menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek)
dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan
kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.
7. 7 | P a g e
Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang
termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli
terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
PT Semen Indonesia telah mengantisipasi biaya produksi dengan mengembangkan
teknologi pengeringan. Pada tahun 2017, sejumlah pabrik yang dikelola oleh Perusahaan
mampu memanfaatkan batu bara dengan kalori rendah, yaitu di bawah 4.000 kkal. Hal ini
membuat kinerja operasional pabrik makin efisien.
2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi ini mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar
yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan
suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara
pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik
suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh
konsumen dari produk tersebut. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price
insensitive).
Dari sisi produk, salah satu keunggulan penting yang dimiliki oleh PT Semen Indonesia adalah
merek (brand) yang kuat di tingkat regional. Saat ini ada 3 merek produk semen domestik dan 1
merek di kawasan regional. PT Semen Indonesia menargetkan seluruh merek produknya dikenal
di seluruh kawasan regional.
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi ini digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang
lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya
relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh
harga. Dalam pelaksanaannya, terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi
fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah
atau strategi pembedaan karakteristik produk.
8. 8 | P a g e
Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu
pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk
barang dan jasa khusus.
Berfokus di pasar utama (Sumatera, Jawa dan Sulawesi) serta pengelolaan jalur distribusi secara
optimal untuk meningkatkan daya saing, PT Semen Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan
volume penjualan domestik sebesar 5,5% dimana pertumbuhan tersebut berada di atas
pertumbuhan para pesaing utama. PT Semen Indonesia berhasil meminimalisir dampak dari new
entrant yang menerapkan strategi low price.
Daftar Pustaka
Ali, Hapzi, MODUL PERKULIAHAN STRATEGIC MANAGEMENT: Michael Porters
Generic Strategy. Universitas Mercu Buana, 2018.
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and
Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013.
Thomas L. Wheelen & J. David Hunger, Strategy Management and Business Policy, Twelfth
Edition, Pearson, 2010.
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management, Competitiveness and Globalization, West
Publishing Company, St. Paul, 2009.
Fred R, David. Strategic Management Concept and Cases. 14 th Edition. Prentice Hall. New
York. 2012.
Semen Indonesia (2017). Annual Report, https://semenindonesia.com/, (14 April 2019, jam
10.00)