Studi kasus digunakan untuk menyelidiki fenomena kompleks dalam konteks nyata dengan batas yang kabur antara fenomena dan konteks. Terdapat beberapa jenis studi kasus seperti eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Peneliti perlu mempertimbangkan pertanyaan penelitian, unit analisis, bukti, dan kriteria untuk menginterpretasikan temuan. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi, wawancara, dan observ
2. Kapan Studi Kasus diperlukan?
Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang:
• Menyelidiki fenomena di dalam konteks
kehidupan nyata, bilamana
• Batas-batas antara fenomena dan konteks tak
tampak dengan tegas ; dan dimana:
• Multisumber bukti dimanfaatkan
3. STUDI KASUS
• unit aktivitas manusia yang tertanam di dunia
nyata;
• yang hanya dapat dipelajari atau dipahami
dalam konteks;
• yang ada di sini dan sekarang;
• yang menyatu dengan konteksnya sehingga batas;
yang tepat sulit untuk digambarkan.
Sumber: Bill Gilham, 2000
4. STUDI KASUS
• Sebuah kasus dapat berupa seorang individu: dapat berupa
kelompok-seperti keluarga, atau kelas, atau kantor, atau
bangsal rumah sakit; dapat berupa institusi-seperti sekolah
atau rumah anak-anak, atau pabrik; bisa berupa komunitas
berskala besar-kota, industri, profesi. Semua ini adalah kasus
tunggal;
• Dapat mempelajari banyak kasus: sejumlah orangtua tunggal;
beberapa sekolah; dua profesi yang berbeda. Itu semua
tergantung pada apa yang ingin diketahui.
Sumber: Bill Gilham, 2000
5. Perbandingan Studi Kasus dan Metode
Penelitian yang lain
Jenis Metode Bentuk Pertanyaan
Penelitian
Membutuhkan
kontrol terhadap
peristiwa yg telah
lalu
Fokus terhadap
peristiwa
kontemporer
Eksperimen How, why Yes yes
Survei Who, what, where,
how much/many
no yes
Analisis Arsip Who, what, where,
how much/many
no Yes/no
Histori How, why no no
Studi Kasus How, why no yes
6. Tiga Tipe Studi Kasus
• Eksplanatoris
• Eksploratoris
• Deskriptif
7. Lima Komponen Disain Penelitian
Kasus
• Pertanyaan-pertanyaan penelitian
• Proposisi
• Unit analisis
• Pengaitan logis antara data dengan proposisi
• Kriteria untuk menginterpretasikan temuan-
temuan, (dapat diinterpretasi ke arah
sekurang-kurangnya perbandingan antara dua
proposisi yang bersaing).
8. Contoh: ttg “Organisasi”
• Bagaimana organisasi menjadi lebih produktif
ketika pajak dikurangi (pertanyaan penelitian)
• Organisasi-organisasi akan atau tidak akan
berubah dalam keadaan yang berbeda
(proposisi)
• Tipe organisasi yang ingin dipelajari (unit
analisis)
9. Uji Kualitas Studi Kasus
• Validitas Konstruk: menetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep-
konsep yang akan diteliti
Caranya: Gunakan multisumber bukti pengumpulan data
Bangun rangkaian bukti pengumpulan data
Meminta informan kunci meninjau laporan
ulang draft laporan studi kasus yang
bersangkutan
• Validitas Internal (VI): menetapkan hubungan kausal, dimana kondisi-kondisi
tertentu diperlihatkan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain.
Caranya : kerjakan pola penjodohan analisis data
kerjakan penyusunan eksplanasi analisis data
kerjakan analisis deret waktu analisis data
catatan VI hanya untuk eksplanatoris dan kausal
10. Uji Kualitas Studi Kasus
• Validitas eksternal: menetapkan ranah dimana temuan suatu
penelitian dapat divisualisasikan
Caranya: gunakan logika replika dalam studi desain penelitian
multi kasus.
• Reliabilitas: menunjukkan bahwa pelaksanaan
suatu penelitian-seperti pengumpulan data-
dapat diinterpretasikan, dengan hasil yang sama
Caranya: gunakan protokol studi kasus pengumpulan data
kembangkan data dasar studi kasus pengumpulan data
11. Tipe Disain Studi Kasus
Kasus Tunggal Multi Kasus
Holistik
(Unit analisis Tunggal)
Tipe A Tipe C
Terjalin
(Unit multi analisis)
Tipe B Tipe D
12. Keterampilan yang diharapkan dari
peneliti Studi Kasus
• Mampu mengajukan pertanyaan
• Mampu menjadi pendengar yang baik, bukan
hanya lisan tapi juga menggunakan pengamatan
dan perabaan/mampu membaurkan informasi
dalam jumlah besar tanpa bias.
• Mampu menyesuaikan diri dan fleksibel terhadap
desain penelitiannya.
• Memegang teguh isu-isu yang akan diteliti
• Mengurangi bias.
13. Enam Teknik Pengumpulan Data
dalam Studi Kasus
1. Dokumentasi
2. Rekaman Arsip
3. Wawancara
4. Observasi Langsung
5. Observasi Partisipan
6. Perangkat/Artefak Fisik
14. Prinsip Pengumpulan Data
1. Menggunakan multisumber bukti
2. Menciptakan data dasar
(Catatan, dokumen, bahan-bahan tabulasi,
narasi)
3. Memelihara rangkaian bukti
(diibaratkan seperti menyusun bukti-bukti
kriminal)
15. Tiga Teknik Analisis Kasus
1. Penjodohan Pola-pola
2. Pembuatan Eksplanasi
3. Analisis deret waktu
(deret waktu yang sederhana, deret waktu
yang kompleks, dan kronologi)
16.
17.
18. Menulis laporan Studi Kasus
Sebelum menulis laporan, perlu diketahui:
• Lingkup calon audien
• Berkomunikasi melalui studi kasus
• Mengorientasikan laporan studi kasus pada
kebutuhan audiens
• Apakah akan dibuat berupa rekaman/tak
tertulis atau tertulis
19. Jenis-jenis laporan tertulis
1. Laporan Studi kasus tunggal, narasi tunggal
digunakan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis kasus tunggal tersebut.
2. Laporan Studi multi kasus, narasi masing-
masing kasus dan lintas kasus
3. Laporan dengan serangkaian pertanyaan dan
jawaban
4. Laporan lintas kasus (hanya untuk studi multi
kasus)
20. Struktur Laporan Studi Kasus
• Struktur Analitis Linear
• Struktur Komparatif
• Struktur Kronologis
• Struktur Pengembangan Teori
• Struktur Ketegangan
• Struktur Tak Berurutan
21. Karakteristik Studi Kasus Yang Bisa
dijadikan contoh/ideal
• Studi Kasus harus signifikan.
• Studi kasus harus “lengkap.”
• Studi kasus harus mempertimbangkan
perspektif alternatif.
• Studi kasus harus menampilkan bukti yang
memadai.
• Studi kasus harus ditulis dengan cara yang
menarik.
22. Sumber Pustaka
• Robert K. Yin, Studi Kasus, Desain dan
Metode, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
• Bill Gilham, 2000, Case Study Research
Method, Continuum, New York.