PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
Case Study
1. Metodologi Penelitian
Case Study Research
Kelompok 1
1. Eric (2055202043)
2. Petrus Jansen Noelin (2055202015)
3. Shandy Kartasasmita (2055202060)
4. Willy Fernando (2055202002)
3. Pengertian Case Study Reseach
Case Study Research atau Penelitian Studi Kasus merupakan penelitian
tentang suatu kasus yang setiap prosesnya dilakukan secara rinci, tajam,
dan mendalam. Kasus di sini bisa berupa individu, kelompok, organisasi,
maupun lembaga. Dari penelitian kasus tersebut, diharapkan peneliti
akan mendapatkan pengetahuan mendalam tentang kasus yang diteliti
tersebut
4. Menurut Para Ahli ( Yin – 1996 )
Studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan yang empiris guna
menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan
nyata.
Metode studi kasus menurut Yin juga baru bisa diterapkan ketika batas
antara fenomena dengan konteks kehidupan nyata cenderung samar.
Sehingga tidak terlihat begitu jelas, yang tentu memunculkan suatu topik
penelitian yang harus ditemukan jawaban atau solusinya.
5. Menurut Para Ahli ( Pollit dan Hungler – 1990 )
Studi kasus adalah metode penelitian yang fokusnya terletak pada
penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa
seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan
diri.
Keduanya juga berpendapat bahwa fokus tersebut sangat penting untuk
metode studi kasus karena memang dibutuhkan analisis yang intensif.
Fokus utamanya adalah alasan mengapa seseorang ingin mencapai suatu
tujuan, bukan hasil atau pencapaian tujuan orang tersebut.
6. Menurut Para Ahli ( Susilo Rahardjo dan Gudnanto – 2011 )
Penelitian studi kasus adalah metode yang diterapkan untuk memahami
individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan
komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter
individu yang diteliti secara mendalam.
Selain mempelajari karakter individu, juga membantu menentukan solusi
atas permasalahan yang dihadapi individu tersebut. Harapannya adalah
ketika masalah yang dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi akan
memiliki karakter dan cara berpikir yang lebih baik.
7. Menurut Para Ahli ( Bimo Walgito – 2010 )
Metode studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari
dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti
riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.
Bimo juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan penelitian studi
kasus diperlukan informasi sebanyak mungkin dan integrasi data.
Integrasi data ini bisa diperoleh dari metode penelitian lain untuk bisa
memberikan informasi yang lebih detail dan mendalam.
8. Menurut Para Ahli ( Tellis – 1997 )
Metode studi kasus merupakan metode penelitian yang memiliki memiliki
unit analisis yang lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan
dibanding pada individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu.
Menurut Tellis, unit analisis merupakan komponen paling kritikal dalam
penerapan studi kasus. Unit analisis ini kemudian juga disampaikan Tellis
bisa bervariasi, antara individu maupun dengan suatu lembaga.
9. Bagaimana sebuah kasus bisa dikatakan
‘unik’ ?
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si menyebutkan 6 rambu-rambu yang bisa dijadikan
pertimbangan oleh peneliti, yaitu:
1. Hakikat atau sifat kasus yang akan diteliti
2. Latar belakang atau alasan kasus tersebut muncul
3. Setting fisik dari kasus tersebut
4. Konteks yang mengelilinginya, seperti faktor ekonomi, politik, dan sebagainya.
5. Kasus lain yang bisa menerangkan kasus tersebut
6. Informan yang benar-benar menguasai kasus yang akan diteliti
Dengan rambu-rambu ini, bisa disimpulkan bahwa studi kasus menjadi metode penelitian
yang tepat untuk memahami sebuah fenomena
11. Tujuan Studi Kasus Secara Umum
1. Menggambarkan situasi individu, sehingga dalam metode penelitian ini peneliti
akan mencoba menggambarkan secara detail mengenai situasi yang dialami
oleh individu yang statusnya adalah subjek penelitian. Individu disini bisa
sebagai seseorang, sebuah bisnis, sebuah organisasi, dan lain-lain.
2. Mengidentifikasi masalah utama pada suatu kasus, sehingga peneliti bisa
melakukan identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang
menjadi masalah utama dari suatu kasus.
3. Menganalisa kasus menggunakan konsep teoritis, tentunya teori yang
digunakan masih relevan dari unit atau bidang disiplin ilmu tertentu.
4. Merekomendasikan tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus,
atau bisa dikatakan peneliti bisa merekomendasikan solusi atas masalah yang
menjadi penyebab suatu kasus.
12. Tujuan Studi Kasus Secara Spesifik
1. Tujuan studi kasus di bidang psikologi adalah untuk informasi yang lebih
mendalam mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan otak manusia,
perilaku, dan juga pemikiran secara kognitif dari otak manusia tersebut.
2. Tujuan studi kasus di bidang sosiologi adalah untuk mendapat informasi
mendalam seperti di bidang psikologi. Hanya saja tidak memperhatikan perilaku
maupun interaksi yang terjadi di dalam atau diantara suatu organisasi,
komunitas, kelompok, dan sebagainya.
3. Tujuan studi kasus yang dilakukan para ilmuwan adalah untuk melakukan
eksperimen diantara sejumlah teori untuk menghasilkan teori baru. Para
ilmuwan tersebut kemudian bisa mengembangkan hipotesis dan kemudian
melakukan penelitian dengan memakai metode studi kasus.
14. 1. Studi Kasus Kolektif
(Collective Case Study)
Studi kasus kolektif merupakan jenis studi kasus yang
meneliti lebih dari satu kasus. Dengan catatan bahwa
kasus-kasus tersebut harus saling berhubungan dan
peneliti harus menguasai semuanya. Dengan begitu,
peneliti dapat membandingkan satu kasus dengan
kasus yang lainnya
15. 2. Studi Kasus Retrospektif
(Retrospective Case Study)
Studi kasus retrospektif merupakan studi kasus yang
memungkinkan adanya perbaikan atau treatment
pada kasus yang diteliti. Treatment ini harus
diselesaikan oleh orang lain yang benar-benar
kompeten di bidang tersebut, peneliti hanya
menyumbang masukan dari hasil penelitiannya
16. 3. Studi Kasus Prospektif
(Prospective Case Study)
Studi kasus prospektif umumnya digunakan agar
peneliti bisa mengetahui arah perkembangan dari
suatu kasus. Tindak lanjut dari studi kasus ini adalah
Penelitian Tindakan atau Action Research yang
dilakukan oleh orang lain yang sudah ahli
17. 4. Studi Kasus Instrumen
(Instrumental Case Study)
Instrumental Case Study merupakan jenis penelitian
yang mengharuskan peneliti memilih kasus dengan
hati-hati. Maksudnya, peneliti yakin bahwa dia bisa
mendapatkan pengetahuan yang mendalam dari
kasus tersebut
18. 4. Studi Kasus Intrinsik
(Intrinsic Case Study)
Dalam studi kasus yang terakhir, studi kasus intrinsik,
peneliti bisa memilih kasus berdasarkan pada minat
pribadi atau ketertarikannya pada suatu persoalan.
Misalnya, kenakalan remaja, cyber bullying, fenomena
single parents, bahkan fenomena “Citayam Fashion
Week”.
20. 1. Studi Kasus Instrumental Tunggal
Merupakan bentuk penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan
sebuah kasus untuk memberi gambaran mengenai suatu isu.
Dalam hal ini, peneliti akan mencoba mencari isu yang menarik perhatian untuk
kemudian dikaji. Kemudian peneliti akan menggunakan suatu kasus untuk dijamin
sarana atau instrumen dalam menyusun penggambaran kasus secara terperinci.
Sehingga dari satu isu, peneliti akan menemukan kasus yang diakibatkan oleh isu
tersebut. Kasus inilah yang kemudian akan digambarkan atau dipaparkan sejelas
mungkin oleh peneliti. Sehingga pembaca hasil penelitian bisa tahu bahwa kasus
tersebut merupakan instrumen penting dalam suatu isu
21. 2. Studi Kasus Jamak
Studi kasus berikutnya adalah berbentuk studi kasus jamak, sehingga berkebalikan
dengan studi kasus instrumental tunggal. Pada instrumental tunggal peneliti hanya
menggunakan atau mempelajari satu kasus. Sementara pada studi kasus jamak maka
jumlah kasus yang dipelajari atau diteliti lebih dari satu.
Jadi, secara sederhana studi kasus jamak diartikan sebagai penelitian yang
menggunakan banyak isu maupun banyak kasus dalam satu penelitian yang
dilakukan. Supaya pembahasan dan kegiatan penelitian lebih terfokus, maka fokus
utamanya adalah pada satu isu dan beberapa kasus yang menyertai isu tersebut.
22. 3. Studi Kasus Mendalam
Bentuk berikutnya adalah studi kasus mendalam, merupakan bentuk penelitian studi
kasus yang diterapkan pada suatu kasus yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas
dan juga keunikan yang cukup tinggi dibanding kasus pada umumnya. Sehingga
kasus ini sejak awal sudah mencuri perhatian peneliti untuk dikaji.
Sekilas, bentuk penelitian satu ini mirip dengan penelitian naratif namun prosedurnya
sendiri lebih terperinci. Yakni pada kasus dan juga kaitan atau hubungannya dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya secara terintegrasi.
24. Dalam tahap ini, peneliti harus bisa menemukan kasus yang menjadi
bagian dari bidang yang dipelajari. Jika ingin mencari kasus dengan
membaca buku atau penelitian terdahulu, maka harus memahami
seluruh isinya terlebih dahulu agar bisa menentukan tema besar
penelitian. Dari tema ini, nantinya akan dipersempit lagi menjadi
beberapa topik.
1. Memilih Tema, Topik, dan Kasus
25. Kajian literatur ini selain bisa membuat wawasan dalam bidang yang
akan diteliti semakin luas, juga bisa semakin mempertajam rumusan
masalah yang akan kamu ajukan. Maka dari itu, carilah bahan bacaan
sebanyak-banyaknya. Bisa berupa penelitian dan jurnal yang relevan,
majalan ilmiah, buku, atau surat kabar yang berhubungan dengan
kasus tersebut.
2. Kajian Literatur
26. Penelitian studi kasus harus dapat menjawab pertanyaan “apa”,
“bagaimana”, dan “mengapa”. Pertanyaan “apa” bertujuan agar kamu
mendapatkan pengetahuan deskriptif terkait masalah penelitian,
pertanyaan “bagaimana” agar kamu mendapatkan pengetahuan eksplanatif,
dan “mengapa” untuk mendapatkan pengetahuan eksploratif.
Mudahnya, pertanyaan “bagaimana” ini menanyakan proses terjadinya
suatu peristiwa sementara pertanyaan “mengapa” mencari alasan yang
menyebabkan suatu peristiwa bisa terjadi.
3. Merumuskan Fokus dan Masalah
Penelitian
27. Teknik pengumpulan data yang disarankan pada studi kasus adalah:
1. Wawancara
2. Dokumentasi
3. Observasi terlibat
4. Observasi langsung,
5. Artefak fisik.
Dalam proses pengumpulan data, kamu juga harus memperhatikan tiga hal
penting, yaitu alamiah, holistik, dan mendalam.
4. Pengumpulan Data
28. Dalam artian, cek seluruh datanya dan lihat apakah sudah bisa menjawab
rumusan masalah yang ditentukan atau belum.
Jika sudah, maka data dianggap sempurna dan bisa melanjutkan ke tahap
berikutnya. Sebaliknya, jika belum maka wajib kembali ke lapangan dan
mengumpulkan data tambahan untuk melengkapinya.
5. Penyempurnaan Data
29. Sebelum melakukan analisis, olah dulu data yang sudah dianggap
sempurna. Cek kebenaran dari data-data tersebut, susun dan klasifikasi
berdasarkan kategori yang sesuai dengan penelitianmu, dan lakukan
penyandian atau coding, bila perlu koreksi jawaban wawancara yang
dianggap belum jelas. Seluruh proses dalam tahapan ini akan membantu
memudahkan proses analisis data
6. Mengolah Data
30. Analisis data bisa dibilang sebagai “inti” dari penelitian. Oleh karena itu,
harus dilakukan dengan benar dan sesuai tuntunan. Tidak sedikit peneliti,
baik mahasiswa sarjana, pascasarjana, maupun doktoral mengalami
kesulitan dalam tahap ini.
Akan tetapi, jika dilakukan dengan benar, analisis data akan menghasilkan
informasi penting, yaitu temuan penelitian. Artinya, jika analisis data gagal,
maka penelitian dianggap gagal. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh
peneliti dalam tahapan ini adalah kemampuan analisis data dari peneliti itu
sendiri.
7. Analisis Data
31. langkah-langkah yang bisa dijadikan pedoman dalam tahap ini:
1. Peneliti harus membaca seluruh transkrip untuk mendapatkan informasi
umum (general)
2. Kumpulkan semua pesan umum yang didapatkan, kemudian ambil
pesan khususnya (spesifik)
3. Dari pesan khusus yang ada akan ditemukan pola umum data, maka
selanjutnya data tersebut bisa dikelompokkan kembali menurut
kategori, topologi, dan urutan kejadiannya.
8. Proses Analitis Data
32. Supaya temuan penelitian dari data tidak dianggap bias, maka harus
melakukan konfirmabilitas atau triangulasi pertemuan. Caranya adalah
dengan melaporkan temuan tersebut pada orang yang telah diwawancarai.
9. Konfirmabilitas atau Triangulasi
Temuan
33. Kesimpulan penelitian harus berisi sintesis atau dari semua pernyataan
yang diuraikan sebelumnya. Termasuk uraian deskriptif tentang fakta-fakta
di lapangan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian
10. Kesimpulan Penelitian
34. Tahap terakhir dari penelitian studi kasus adalah membuat laporan
penelitian. Laporan ini dianggap sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban dari penelitian yang telah dilakukan. Umumnya,
laporan ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang.
Satu hal penting yang harus diperhatikan saat membuat laporan ilmiah
adalah memastikan bahwa penelitian yang telah dilakukan memenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1. Objektif
2. Sistematik
3. Mengikuti metode ilmiah
11. Laporan Penelitian
36. 1. Studi kasus adalah sarana utama untuk penelitian emik
yang mengutarakan pandangan subjek penelitian
2. Studi kasus memberikan uraian utuh yang sama dengan apa
yang dialami oleh pembaca dalam kehidupan sehari-
harinya.
3. Studi kasus sangat efektif dalam menunjukkan hubungan
antara peneliti dengan subjek penelitian
37. 4. Pembaca dapat memperoleh konsistensi gaya, faktual, dan
juga kepercayaan dari penelitian studi kasus
5. Penelitian ini menyajikan uraian tebal yang dibutuhkan
untuk penilaian transferabilitas
6. Studi kasus sangat terbuka terhadap penilaian atas konteks
yang nantinya penilaian ini dapat berperan terhadap
fenomena yang ada di dalam konteks tersebut.
39. Menurut Prof. Rahardjo (2017)
Terdapat tiga persoalan yang akan menjadi tantangan bagi peneliti yang
memilih metode penelitian studi kasus. Tantangan tersebut adalah:
1. Memastikan bahwa kasus yang akan diteliti dianggap “berbobot”
secara akademik
2. Menemukan data yang relevan untuk keperluan penelitian
3. Apa yang harus dilakukan setelah semua data terkumpul
41. Kesimpulan
Studi kasus adalah metode penelitian yang bisa dipilih oleh mahasiswa
atau peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah yang tentatif atau tidak
absolut. Dengan kata lain, kebenaran ini masih bisa diuji, dikritik, atau
direvisi. Namun, biar bagaimanapun, studi kasus merupakan metode
penelitian yang cukup menantang.
Di samping itu, studi kasus juga sangat tepat untuk menemukan hal-hal
tersembunyi dari fenomena sosial dan budaya untuk kemudian
disebarkan hingga menjadi pengetahuan publik.