2. Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Study”
atau “Case Studies”.
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan
aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa
tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus
adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang berlangsung, bukan
sesuatu yang sudah lewat.
Akademic resilience pada multidisabilitas
Output : intervensi, rancangan intervensi, produk psikoedukasi, modul
intervensi, dll
3. Kasus (case) itu apa?
Masalahnya yang dimaksud kasus ialah kejadian atau peristiwa, bisa sangat
sederhana bisa pula kompleks, namun unik. Untuk menentukan “keunikan”
sebuah kasus atau peristiwa, Stake membuat rambu-rambu untuk menjadi
pertimbangan peneliti yang meliputi:
1. hakikat atau sifat kasus itu sendiri,
2. latar belakang terjadinya kasus,
3. seting fisik kasus tersebut,
4. konteks yang mengitarinya, meliputi faktor ekonomi, politik, hukum dan
seni,
5. kasus-kasus lain yang dapat menjelaskan kasus tersebut,
6. informan yang menguasai kasus yang diteliti.
4. Komponen-komponen penting dalam
desain penelitian studi kasus
Pertanyaan-pertanyaan penelitian
Proposisi, jika ada
Unit-unit analisisnya
Logika yang mengaitkan data dengan proposisi tersebut
Kriteria untuk menginterpretasi temuan
5. Pertanyaan studi kasus (Yin, 1994)
Pertanyaan Studi Kasus menanyakan “apa” (what), “bagaimana” (how) dan
“mengapa” (why).
Pertanyaan “apa” untuk memperoleh pengetahuan deskriptif (descriptive
knowledge), “bagaimana” (how) untuk memperoleh pengetahuan
eksplanatif (explanative knowledge), dan “mengapa” (why) untuk
memperoleh pengetahuan eksploratif (explorative knowledge).
Yin menekankan penggunaan pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”,
karena kedua pertanyaan tersebut dipandang sangat tepat untuk
memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang gejala yang dikaji.
pertanyaan “bagaimana” menanyakan proses terjadinya suatu peristiwa,
sedangkan pertanyaan “mengapa” (why) mencari alasan (reasons)
mengapa peristiwa tertentu bisa terjadi.
6. Proposisi dalam studi kasus
Setiap proposisi mengarahkan perhatian peneliti pada sesuatu yang harus
diselidiki dalam ruang lingkup studinya
Misal : studi kasus tentang hubungan antar organisasi
-> dimulai dgn pertanyaan bagaimana dan mengapa organisasi-
organisasi bekerjasama satu sama lain guna memberikan layanan-layanannya
Pertanyaan tsb menunjukkan pada apa yang seharusnya diteliti. Penelitian
eksploratoris biasanya memiliki lebih dari 1 proposisi
7. Unit analisis studi kasus
Perorangan
Organisasi
Peristiwa
Kelompok kecil
Dinamika kelompok
Peraturan-peraturan tertentu
Program
8. Single case dan multicase
Jika ada beberapa kasus di suatu lembaga atau organisasi, peneliti Studi
Kasus sebaiknya memilih satu kasus terpilih saja atas dasar prioritas. Tetapi
jika ada lebih dari satu kasus yang sama-sama menariknya sehingga
penelitiannya menjadi Studi Multi-Kasus, maka peneliti harus menguasai
kesemuanya dengan baik untuk selanjutnya membandingkannya satu
dengan yang lain. bisa disebut sebagai Studi Kasus Kolektif (Collective
Case Study). Walau kasus yang diteliti lebih dari satu (multi-kasus),
prosedurnya sama dengan studi kasus tunggal.
9. Tipe studi kasus
Studi kasus deskriptif -> apakah, siapa, dimana, berapa banyak
Studi kasus kausal atau eksplanatoris -> bagaimana,
Studi kasus eksploratoris -> mengapa, misal : cara-cara apa yang efektif,
bagaimana, dan mengapa digunakan cara tsb
10. Pengaitan data terhadap proposisi dan
kriteria penginterpretasian
Berbagai cara yang dapat dilakukan :
Perjodohan pola (Donald Campbell) : mengaitkan beberapa informasi kasus
yang sama dgn beberapa proposisi teoritis
Jika ada 2 pola potensial dipandang sebagai proposisi saingan (proposisi “ada
pengaruh” dan proposisi “tidak ada pengaruh (misal berkenaan dgn dampak
peraturan baru ttg batas kecepatan”, teknik pola perjodohan merupakan cara
untuk menghubungkan data dengan proposisinya, meskipun keseluruhan
kajian tersebut terdiri atas kasus tunggal
11. Keabsahan data : Kriteria penetapan kualitas desain
penelitian (Kidder, 1981)
Validitas :
gunakan multisumber bukti,
bangun rangkaian bukti,
Minta informan kunci meninjau ulang draft laporan
Validitas internal:
Kerjakan pola perjodohan
Kerjakan penyusunan eksplanasi
Kerjakan analisis deret waktu
Validitas eksternal
Gunakan logika replika dalam studi-studi multikasus
Reliabilitas
Gunakan protokol studi kasus
Kembangkan data dasar studi kasus
Credibility (validitas
internal): derajad
kebenaran dan
kecermatan data
:member checking,
peran peneliti, bbrp
sumber bukti, jaringan /
rantai bukti
Transferability
(validitas eksternal),
yaitu derajat
ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil
penelitian : deskripsi
data yang lengkap
Dependability
(reliabilitas), yaitu
konsistensi dan
stabilitas data temuan
audit data penelitian;
code-recode data
Corfirmability
(objektivitas) :yaitu
derajad kesepakatan
(internal agreement)
antar banyak orang
terhadap suatu data
member checking,
peer review, expert
judger