2. Population by Age and Sex,
Indonesia Census 2000
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
AgeGroup
05101520
Percentage
0 5 10 15 20
Percentage
Male Female
Population by Age and Sex,
Indonesia Census 2000
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
AgeGroup
05101520
Percentage
0 5 10 15 20
Percentage
Male FemaleMale Female
TRIPLE B
URDEN
2010
LANSIA
REMAJA
BALITA DAN ANAK
Dapat di tekan ke
mbali
(2006-2010)
Ledakan Kela
hiran
(2000-2005)
2
LANSIA 21,3JT (9%)
PRODUKTIF 149,4 JT (63%)
BALITA-ANAK 0-14TH 68 J
T (28%)
Laki-laki Perempuan Total
0-4 11,658,856 11,013,204 22,672,060
5 - 9 11,970,804 11,276,366 23,247,170
10 -14 11,659,310 11,018,180 22,677,490
15-19 10,610,119 10,260,967 20,871,086
Jumlah 45,899,089 43,568,717 89,467,806
Sumber : Sensus Pe
nduduk 2010
Perkiraan jumlah anak Indonesia
2
Struktur Penduduk Indonesia
Latar Belakang
3. Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
45.93
43.55
41.20
38.34
30.57
20.01
10.75
5.43
1.58
0.28
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90+
Kelompokumur
Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahu
n
Periode Bonus Demografi
2010-2035
BKB-HI/ BKR/ PIK Remaja
& Mahasiswa
Pendidikan karakter
Pendidikan Menengah Universal
Pendidikan karakter
Strategi
Pembangunan
Keluarga Indonesia
Generasi Berencana:
produktif, inovatif, damai
dlm interaksi sosialnya, seh
at dan
menyehatkan dalam
interaksi alamnya, dan
berperadaban unggul
Sasaran Kelompok
Strategis
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
23.6
22.3
20.5
19.3
15.4
10.3
5.2
2.4
0.7
0.1
22.3
21.3
20.7
19.0
15.2
9.7
5.6
3.1
0.9
0.2
40 20 0 20 40
0-9
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90+
Laki-lakiPerempuan
PEMBANGUNAN KELUARGA :
balita dan anak, remaja, lansia
PEMBANGUNAN KARAKTER
(REVOLUSI MENTAL)
4. 4
1000 Hari Pertama Kehi
dupan
Sub Program BKR (Bina Kel
uarga Remaja) & PIK-R/M (
Pusat Informasi Konseling R
emaja/Mahasiswa)
Pembangunan Keluarga dalam Siklus Hidup Manusia
Sub Program Pemberdayaan Ekon
omi Keluarga : UPPKS (Usaha Pen
ingkatan Pendapatan Keluarga Se
jahtera)
Sub Program Bina
Keluarga Balita (BK
B)
Sub Program Pemb
inaan Ketahanan La
nsia
8. Permendagri No. 32 Tahun 2017 tentang Penyu
sunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2018
Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja harus berped
oman pada
Arah Kebijakan Pembangunan Nasional :
Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(pada lampiran) :
• Peningkatan Partisipasi Keluarga Balita pada
• Kelompok BKB
• Kegiatan Peningkatan Ketahanan Keluarga dan Remaja
(berbagai kegiatan terkait Bina Keluarga Balita (B
KB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi
dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M), Bina Kelu
arga Lansia (BKL), dan Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS);
9. PERMENKO PMK No 1 Tahun 2019
Tentang Sub Gugus Tugas Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik Integratif
BKKBN c.q Deputi Bidang Keluarga Sejahtera
dan Pemberdayaan Keluarga ada pada Sub Gug
us Tugas Bidang Perlindungan, Pengasuhan, dan
Kesejahteraan Anak Usia Dini menyelenggarakan
fungsi :
Koordinasi dan sinkronisasi
Advokasi, sosialisasi dan fasilitasi
Penguatan kelembagaan dan dasar hukum
Peningkatan akses, pengasuhan dan kesejahte-
raan anak usia dini
Pemantauan dan evaluasi
12. SISTEM PENGELOLAAN BINA KELUARGA BALITA
Pendamping
:
• PKB/PLKB
• Tenaga pe
nyuluh lapa
ngan
1. SOP BKB
2.Alat panta
u dan eval
uasi,
Sasaran :
Keluarga
(bukan anak)
Kegiatan :
Penyuluhan KB, bi
mbingan cara pen
gasuhan dan pem
binaan tumbuh ke
mbang balita dan
anak
Sistem Pengelolaan BKB
Fasilitator:
Kader BKB ter
latih
Media:
APE, lembar ba
lik, beberan, M
edia interaksi
dan media pen
yuluhan
dll
13. Peran dan Fungsi PKB/PLKB
13
PKB/PLKB
PERAN PKB/PLKB :
1. Pengelola Pelaksanaan
Kegiatan
2. Penggerak Partisipasi
Masyarakat
3. Pemberdayaan Keluarg
a dan Masyarakat
4. Menggalang dan Men
gembangkan Kemitraan
FUNGSI PKB :
merencanakan, mengor
ganisasikan, mengemb
angkan, melaporkan da
n mengevaluasi pelaks
anaan kegiatan BKB
14. TUGAS PKB/PLKB beserta
• Tugas PKB/PLKB
14
1. Perencanaan
2. Pengorganisasi
an; rekrutment
& pengembang
an kader
3. Pelaksana dan
Pengelola Prog
ram
4. Pengembangan
5. Evaluasi dan Pe
laporan
Kader Inti
sebagai pen
yuluh yang
menyampaik
an informasi
kepada oran
gtua dan ber
tanggungjaw
ab atas jalan
nya penyulu
han
Kader Pi
ket
mengasu
h anak ba
lita yang i
kut orang
tua ke te
mpat pen
yuluhan
Kader Bantu
membantu k
ader inti dan
kader piket
demi kelanca
ran tugas me
reka dan da
pat mengga
ntikan tugas
kader inti da
n kader piket
15. • Peran ortu. dalam pengasuh
an
• Pertumbuhan & perkemb.an
ak
• Konsep diri orangtua
• Aspek-aspek perkemb.anak
• Pembentukan karakter sejak
dini
• Komunikasi orangtua dan an
ak
• Media interaksi ortu dan ana
k
15
16. STRATEGI OPERASIONAL
BKB Holistik Integratif
STRATEGI:
• Meningkatkan komitmen, koordinasi, dan kerjasama ant
ar instansi pemerintah, organisasi terkait,dengan lembag
a penyelengara pelayanaan pengembangan anak usia di
ni.
• Meningkatkan pengetahuan, pemahaman pengelola dal
am penyelenggaraan BKB Holistik Integratif.
• Menumbuhkembangkan layanan BKB HI
• Meningkatkan jumlah & kompetensi Kader
• Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan sesuai k
ebutuhan
• Meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi profesi
dan dunia usaha.
16
17. PELAYANAN HOLISTIK INTEGRATIF
(BKB-HI)
Merupakan pelayanan
yang dilakukan secara
utuh, menyeluruh dan
terintegrasi antara kel
ompok BKB, Posyandu
, dan PAUD dalam ran
gka memenuhi kebutu
han dasar anak.
17
HI
BKB
POSYANDUPAUD
18. 1. Pengelolaan Kegiatan
Pengelolaan BKB POSYANDU PAUD
Sasaran Ibu Hamil, orangt
ua/
keluarga balita
Bayi, ibu hamil, PUS Anak usia 3-6 ta
hun
Kegiatan Mengelompok-ka
n para orangtua
balita sesuai usia
anak
Menggunakan siste
m 5 meja (pendaftar
an, penimbangan, p
encatatan, penyuluh
an & pelayanan
Mengelompokka
n usia anak
Penanggung
Jawab Operas
ional
OPD pengelola K
B
BPMPD (Badan Pem
berdayaan Masyaraa
t & Pemerintahan D
esa) bekerjasama dg
n Dinkes
Dinas Pendidikan
18
19. 2. Pelaksanaan Keterpaduan
Penyelenggaraan BKB POSYANDU PAUD
Waktu 1-2 kali dalam
1 bulan
1 kali dalam sebul
an . Hari dan wakt
unya dipilih sesuai
kesepakatan
3-5 kali dalam 1 mingg
u
Tempat Lokasi yang m
udah dijangka
u
Lokasi yang muda
h dijangkau
Di lokasi yang mudah d
ijangkau, memakai sara
na/bangunan yang ada
(aman bagi anak & me
miliki halaman utk ber
main)
Pelaksana Kader BKB dne
gan bimbingan
PLKB
Kader Posyandu d
engan bimbingan
dari Puskesmas
Kader dengan bimbing
an pengelola program
PAUD
19
30. MODUL PENYULUHAN BKB HOLISTIK INTEGRATIF
(13 PERTEMUAN)
1.
Perencanaan Hidup
Berkeluarga dan
Harapan Orangtua
terhadap Masa
Depan Anak
2.
Memahami
Konsep Diri yang
Positif dan
Konsep
Pengasuhan
3.
Peran Orangtua
dan Keterlibatan
Ayah dalam
Pengasuhan
4.
Menjaga
Kesehatan Anak
Usia DIni
5. Pemenuhan
Gizi Anak Usia
Dini
6. Pembiasaan
PHBS
7.
Stimulasi
Perkembangan
Gerakan Kasar dan
Gerakan Halus
8.
Stimulasi
Perkembangan
Komunikasi Aktif,
Komunikasi Pasif
dan Kecerdasan
9.
Stimulasi
Perkembangan
Kemampuan
Menolong Diri
Sendiri dan
Tingkah Laku
Sosial
10. Pengenalan
Kesehatan
Reproduksi
pada Anak Usia
Dini
11.
Perlindungan
dan Partisipasi
Anak
12.
Menjaga Anak
dari Pengaruh
Media
13.
Pembentukan
Karakter Anak
Usia Dini
32. PERMASALAHAN
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, jumlah ana
k balita stunting sekitar 37,2% dan mengalami penuru
nan sesuai data Riskesdas tahun 2018 (30.8%).
Di lain hal, menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) 2
017 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indone
sia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang di
tetapkan WHO (20%).
Persentase
Grafik Jumlah anak stunting Indonesia berdasarkan Riskesdas
Fenomena yang terjadi, anak stunting di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh keluarga
yang miskin, akan tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/berada diatas 40% tingkat kesejahter
aan sosial dan ekonomi.
Permasalahan di Indonesi
a saat ini adalah tentang
masalah gizi ganda, yaitu
kekurangan gizi seperti w
asting (kurus) dan stunti
ng (pendek) pada balita
, anemia pada remaja dan
ibu hamil serta kelebihan
gizi termasuk obesitas bai
k pada balita maupun ora
ng dewasa.
33. Undang-Undang No.52 tahun 2009 tentang Perkemb
angan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Pasal 48
Kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui p
embinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan
dilaksanakan dgn cara peningkatan kualitas anak den
gan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluh
an dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan d
an perkembangan anak.
II. LANDASAN HUKUM
35. INTERVENSI STUNTING YANG DILAKU
KAN PEMERINTAH INDONESIA
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
Kegiatan yang langsung men
gatasi terjadinya stunting, se
perti asupan makanan, infek
si, status gizi ibu, penyakit m
enular, dan kesehatan lingku
ngan.
Intervensi ini umumnya dibe
rikan oleh sektor kesehatan.
INTERVENSI GIZI SENSITIF
Mencakup:
• Peningkatan penyediaan air bersih dan sa
rana sanitasi;
• Peningkatan akses dan kualitas pelayana
n gizi dan kesehatan;
• Peningkatan kesadaran, komitmen dan pr
aktik pengasuhan gizi ibu dan anak;
• Peningkatan akses pangan bergizi.
Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanaka
n di luar Kementerian Kesehatan. Sasaran int
ervensi gizi sensitif adalah keluarga dan mas
yarakat dan dilakukan melalui berbagai prog
ram dan kegiatan.
36. 7/28/2020
III.
KEBIJAKAN
DAN STRAT
EGI
Monitori
ng dan E
valuasi
Peningkat
an komit
men
Sinkronis
asi kegia
tan
Penguat
an jejari
ng kemit
raan
1. Advokasi kepada stake
holder dan mitra kerja
tentang program Peng
asuhan 1000 HPK
2. Peningkatan dukungan
politis/komitmen
1. Penguatan kerja sama
dengan mitra kerja/li
ntas sektor terkait, sw
asta, perguruan tinggi
, LSM, organisasi prof
esi, dll
2. Peningkatan kualitas
SDM (pelatihan, orien
tasi)
3. Sosialisasi program P
engasuhan 1000 HPK
pada masyarakat
1. Melakukan monev t
erpadu dengan linta
s sektor terkait
2. Pemanfaatan hasil la
poran SMART dan E
- Monev BAPPENAS
3. Peningkatan akunta
bilitas program
1. Meningkatkan keterpa
duan program dan an
ggaran dengan lintas
sektor terkait
2. Meningkatan sinergita
s penyediaan data kel
uarga baduta, ibu ha
mil, dan Kelompok BK
B melalui hasil Pendat
aan Keluarga
37. Dalam Pengasuhan 1000 HPK, BKKBN mendapat peran dalam melaksanakan tug
as pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) dalam cara pengasuhan pada perio
de Pengasuhan 1000 HPK, yaitu saat kehamilan sampai dengan anak berusia 2 (d
ua) tahun.
Dalam program Bina Keluarga Balita (BKB), BKKBN melakukan pemberdayaan k
eluarga terhadap orang tua yang anaknya berusia 0 - 6 tahun.
PERAN BKKBN
Kegiatan BKKBN (intervensi sensitif) direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik,
dampaknya diharapkan sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan Pengasuh
an 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif diharapkan bersifat langgeng (“susta
inable”) dan jangka panjang
38. BINA KELUARGA BALITA
BKB ADALAH ....
Wadah kegiatan keluarga ya
ng mempunyai balita-anak, y
ang bertujuan untuk meningk
atkan pengetahuan dan ketera
mpilan orang tua (Ayah dan I
bu) & anggota keluarga lainny
a untuk mengasuh & membin
a tumbuh kembang anak
40. 01
02
05
Tujuanpemberdayaankeluarga
Pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan keluarga yang be
nar dalam 1000 HPK diharapkan meningkatkan kemampuan kelu
arga dalam menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan s
timulasi yang tepat mulai dari masa kehamilan sampai anak beru
sia 2 (dua) tahun.
Bila sudah paham pengasuhan yang benar, maka dapat menduk
ung pembentukan kualitas anak, serta dapat memantau setiap pr
oses tumbuh kembang anak.
Proses tumbuh kembang adalah proses yang sangat penting dan
hasil interaksi faktor genetik/keturunan dan faktor lingkungan (ha
sil pengasuhan).
Pengasuhan sangat penting untuk meningkatkan ketaha
nan yang dapat meminimalisir kerentanan akibat faktor
genetif/keturunan yang berisiko.
41. 01
02
05
Pengasuhan1000hpkmemantautumbuhkembanganak
Pemantauan tumbuh kembang anak pada Pengasuhan 1000
HPK sangat penting karena pesatnya pertumbuhan dan perke
mbangan pada usia ini.
Melalui Pengasuhan 1000 HPK orang tua dapat memantau pe
rtumbuhan dan perkembangan anak serta menemukan gangg
uan tumbuh kembang pada anaknya sejak usia dini sehingga
dapat segera ditindaklanjuti.
Pengasuhan 1000 HPK dapat memantau tumbuh kembang an
ak bila terjadi gangguan :
a. Gangguan pertumbuhan, misalnya status gizi kurang
atau buruk, anak pendek
b. Gangguan perkembangan : misalnya terlambat bicara
c. Gangguan mental emosional anak: misal gangguan
konsentrasi dan hiperaktif
42. 01
02
05
Kualitas pengasuhanberkaitan dengankelekatan
Jika kelekatan antara orang tua dan anak tergolong baik, maka diyaki
ni anak tersebut akan berkembang lebih optimal dan memiliki perilaku
yang positif di masa depan.
Kualitas pengasuhan akan membentuk kelek
atan diantara orangtua dan anak.
Kelekatan antara orangtua dan anak member
i dampak yang cukup signifikan pada perilaku
anak di masa depan.
43. 01
02
05
Kebutuhan dasar anak(prinsip pengasuhan)
Pengasuhan yang baik mampu memenuhi kebutuhan da
sar anak yang meliputi asah, asih dan asuh.
1. Asah, kebutuhan akan stimulasi mental yang merupa
kan cikal bakal untuk proses belajar anak.
2. Asih, kebutuhan emosi dan kasih sayang.
3. Asuh, kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara lain p
emberian ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisa
si, pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang laya
k, kebersihan individu dan lingkungan, rekreasi dan b
ermain.
44. PENGASUHAN 1000 HPK
Sesuai continuum of care, pengasuhan 1000 HPK me
liputi (tahapan/rangkaian perawatan):
a. Pengasuhan fase hamil
b. Pengasuhan pada kelompok anak 0-6 bulan
c. Pengasuhan pada kelompok anak 7-24 bulan
45. Konsumsi makanan dengan gizi
seimbang (karbo, protein, lemak,
vitamin dan mineral), perbanyak
minum air putih dan konsumsi
tablet penambah darah.
PENUHI KEBUTUHAN GIZI
Periksa kondisi kehamilan secara
rutin minimal 4x selama hamil
(trimester 1 sekali kontrol,
trimester 2 sekali kontrol dan
trimester 3 lakukan 2 kali kontrol
u/ mendeteksi tumbuh kembang
janin.
PERIKSA KEHAMILAN
Biasakan mengelus perut ibu
hamil sambil diajak bicara
atau memperdengarkan ayat
suci.
STIMULASI
PERKEMBANGAN JANIN
Tidak mengonsumi rokok dan
minuman beralkohol, olahraga sesuai
kemampuan, tidak mengangkat
benda berat, tidak
menaikkan/menurunkan berat badan
secara berlebih.
JAGA KESEHATAN FISIK
Pertahankan suasana hati
yang positif agar tidak
cemas dan stres berlebihan.
KELOLA EMOSI
Membaca buku tentang
pengasuhan anak, membaca
buku cerita, jalan santai, dsb.
LAKUKAN HOBI/KEBIASAAN
MENYENANGKAN
PENGASUHAN FASE HAMIL
46. Peransuamisaat istri hamil
01 03
Suami dapat memijat
punggung istri atau
memberikan makanan
lembut dan air hangat
ketika istri mual, serta
menemani kelas parenting
Menolong istri men
gatasi keluhan
Suami memasak,
menyapu, dsb
Membantu pekerjaa
n rumah
Salah satunya dengan sua
mi mendengarkan keluhan
istri, apalagi jika hal terseb
ut terjadi karena perubaha
n fisik, hormonal dan emos
i.
Berikan perhatian
dan dukungan
02
Suami mendampingi istri
saat kontrol kehamilan agar
mengetahui tumbuh
kembang janin.
Ikut memperhatikan
perkembangan janin
04
47. PENGASUHAN PADAKELOMPOK ANAK0-6BULAN
Disarankan melakukan pr
oses persalinan / melahir
kan di bidan atau dokter.
Lakukan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dan Pemberian
ASI Ekslusif (0-6 bulan).
Rutin mengecek tum
buh kembang bayi (
melalui KKA, KIA).
Perhatikan jika ada kelainan st
atus gizi dan tumbuh kembang
anak, sehingga akan lebih mu
dah diobati jika terdeteksi lebi
h awal.
01
03
02
04
48. Pengasuhandalammenyusui
■ Proses menyusui merupakan bagian kelekatan dalam p
engasuhan sehingga mendorong ibu untuk membangu
n hubungan yang kuat dengan anak mereka melalui k
ontak fisik (skin to skin).
■ Stimulasi saat menyusui dapat juga dilakukan dengan m
enyentuh, mengajak bicara, memandang wajah anak
sambil tersenyum, membacakan ayat-ayat suci sambil
menatap mata anak.
HINDARI
MENYUSUI SAMBIL MAIN GADGET ATAU NO
NTON TVMEMBAWA MAKANAN ATAU MINUMAN PANAS DEK
AT ANAKMEMBAWA SENJATA TAJAM DEKAT ANAK
49. PENGASUHAN PADAKELOMPOK ANAK7-24BULAN
1 4
Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bergizi seim
bang, selain tetap diberikan ASI
1
Lengkapi pemberian vaksin dan vitamin untuk anak untuk
mencegah berbagai penyakit
2
Stimulasi tumbuh kembang anak dengan benar untuk me
ngoptimalkan kemampuan motorik, komunikasi, kognitif, s
osial & menolong diri sendiri
Terapkan pengasuhan positif yang bijak sesuai tahapan u
sia anak dan penuh kesabaran
3
4
50. 1 2
1. Sebagai partner interaktif anak
2. Sebagai instruktur langsung
3. Sebagai penyedia aktivitas yang merangsang pertum
buhan anak
Orang tua dapat mengambil peran pengasuhan sesu
ai dengan perkembangan anak, melalui 3 cara :
51. Orang tua
sering men
gajak anak
berbicara s
ambil men
atap mata
anak
BEBERAPAHALYANGPERLU DIPERHATIKANORANGTUA
4
1
Berikan aktivit
as fisik untuk
merangsang a
nak bergerak,
seperti bermai
n di matras sa
mbil melibatka
n anggota tub
uh
Pastikan t
empat ber
main anak,
bersih dan
aman
Berikan pu
jian setiap
kemajuan t
umbuh ke
mbang ana
k
Pengenalan
makanan ber
tahap tekstur
dan variasiny
a sesuai usia
anak
2 3 4 5
52. 01
02
05
PENGASUHAN1000HPKPADAANAK stunting
Orangtua perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempen
garuhi stunting.
Pemberian gizi yang baik diberikan kepada anak yang terindi
kasi stunting.
Lakukan Menyusui Eksklusif kepada anak yang terindikasi st
unting dan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
Orangtua bekerja sama dalam mengasuh anak serta lakuka
n pengasuhan yang baik dengan prinsip asah, asih dan asu
h,
Meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat untuk m
empunyai sanitasi yang baik .
53. 53
PeranBKB
Menyediakan informasi kepada orangtua untuk dapat melakukan pe
ngasuhan yang tepat sesuai dengan perkembangan umur anak.
Diharapkann orangtua mampu mengenali secara dini apabila terdap
at kelainan pada tumbuh kembang anak.
Mengingatkan orangtua untuk selalu memantau tumbuh kembang a
nak, salah satunya melalui Kartu Kembang Anak (KKA).
Memberikan intervensi untuk meminimalisir terjadinya faktor risiko t
umbuh kembang anak seperti gizi kurang/buruk dan stunting.
Memberikan stimulasi bagi seluruh aspek perkembangan anak mula
i dari kognitif, afektif, dan psikomotorik anak.
54. PERANKELUARGADALAMPENGASUHAN1000HPK
Orangtua melua
ngkan waktu khu
sus bersama ana
k.
Orangtua dapat
memantau tumbu
h kembang anak.
Keluarga mampu
memenuhi kebutuh
an dasar anak dala
m rangka mengopti
malkan pengasuha
n yang bijak pada
masa 1000 HPK.
Berbagi sesuai pot
ensi yang dimiliki.
Melalui kegiatan B
KB sebagai saran
a untuk berbagi pe
ngalaman praktik
pengasuhan 1000
HPK.
KELUARGA BER
KUMPUL
KELUARGA PEDULI &
BERBAGI
KELUARGA
BERDAYA
Orangtua menga
jarkan berbagai h
al.
Memberikan stim
ulus untuk mend
ukung tumbuh ke
mbang anak.
KELUARGA BERI
NTERAKSI
55. NILAI KARAKTER MELALUI 8 FUNGSI
KELUARGAKEAGAMAAN
• Iman dan taqwa, kesolehan, ketaatan,
sabar dan ikhlas
SOSIAL DAN BUDAYA
• Toleransi saling menghargai, sopan
santun, gotong royong,
kebersamaan, peduli, cinta tanah air
CINTA KASIH
• Empati, akrab, adil, pemaaf
PERLINDUNGAN
• Aman, pemaaf, peduli, tanggap
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
• Percaya diri, kreatif, luwes, kerjasama,
mandiri
EKONOMI
• Hemat, disiplin, peduli, ulet
REPRODUKSI
• Tanggung jawab, pemeliharaan
LINGKUNGAN
• Disiplin, peduli, pemeliharaan
Intervensi stunting yang dilakukan Pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% pencegahan stunting, umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. Intervensi gizi sensitif merupakan intervensi yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting.
Apabila anak menunjukkan tanda-tanda stunting, orang tua tidak boleh mengabaikan begitu saja tanda-tanda tersebut
Meski memperbaiki membutuhkan usaha yang lebih besar dibandingkan mencegah, orang tua harus tetap memenuhi gizi anak stunting melalui pemberian asi eksklusif sampai usia 6 bulan pertama, dilanjutkan dengan pemberian asi dan MP_ASI hingga usia 2 tahun. Orang tua juga harus memahami makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian MP-ASI yang dimulai pada usia anak 7 bulan dilakukan dengan penuh kasih sayang, menarik, dan memfasilitasi interaksi orang tua serta anak, dan tidak menggunakan pemaksaan