SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
D I S E M I N A S I D ATA
S U R V E I L A N S G I Z I
M E L A L U I E P P G B M
Surveilans gizi (nutrition surveillance) dikenalkan pada
Kongres Pangan Sedunia di Roma 1974 oleh FAO/ WHO,
Unicef, dan dipublikasikan “metodologi surveilans gizi” tahun
1976, diartikan sebagai “kegiatan pengamatan secara
teratur dan terus menerus terhadap status gizi
masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan
dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat”.
SURVEILANS GIZI
• Mengamati secara terus menerus, tepat waktu dan teratur
• TERHADAP
• Keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
UNTUK
Tindakan segera, perumusan kebijakan, perencanaan program, monitoring dan
evaluasi program gizi masyarakat
SURVEILENS GIZI
• Melalui pengumpulan data secara teratur:
1. Dilakukan secara khusus untuk keperluan surveilans (PSG, SSGI, dsb)
2. Dari data laporan rutin yang sudah ada (e-PPGBM)
BAGAIMANA CARANYA?
APA SYARATNYA?
 Data atau informasi yang dikumpulkan harus:
1. Tepat waktu, teratur dan berkelanjutan (rutin)
2. Akurat
3. Segera dianalisis dan diinterpretasikan
4. Hasilnya segera didiseminasikan kepada stake holder
AGAR Dapat digunakan untuk berbagai tindakan yang
tepat waktu
Data
Informasi
Interpretasi
Masih merupakan
angka, belum bisa
dipahami
Data yang sudah
dianalisis,
lebih dipahami, dan
mulai jelas pesan apa
yang akan diteruskan/
diprioritaskan
Informasi yang sudah
lebih jelas dan punya arti
serta siap untuk diambil
Actions (ada rekomendasi)
Informasi apa lagi yang
diperlukan untuk memper-
kuat rekomendasi
Data apa lagi yang diperlukan untuk
Analisis informasi berikutnya
Sumber : Dr. Atmarita
PENGUMPULAN
DATA
INDIKATOR:
 Entry
 Analisis
 Penyajian
 Advokasi
TINDAKAN:
 Darurat
 Jangka pendek
 Jangka panjang
Surveilans
Gizi
KEPUTUSAN
 KEBIJAKAN
 PERENCANAAN
7
SIKLUS
SURVEILANS
9
Input Antropometri
Data dari
POSYANDU/Yankes :
• Tanggal Ukur
• Berat
• Tinggi
• Perkembangan
• imunisasi
Penghitungan Status Gizi
Implementasi Surveilans Gizi melalui ePPGBM
Konfirmasi dan
Validasi
Menentukan
kebijakan intervensi
yang tepat
Intervensi
Spesifik
Intervensi
Sensitif
1
2
3
4
5
Kader/TPG/Bidan
U
p
d
a
t
e
D
a
t
a
10
Cakupan
ditingkatkan
minimal 80%
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
4.81
7.03
7.04
7.31
7.81
8.46
9.84
10.91
11.00
12.93
13.30
13.49
14.45
15.11
15.45
16.18
16.97
16.98
18.25
18.52
18.55
19.70
20.67
20.76
21.27
22.28
22.99
23.77
24.91
25.55
25.62
25.98
26.36
26.88
28.02
30.57
Prevalensi Stunting Kabupaten Lombok Timur Tahun 2022
8.60
12.79
7.71 8.33
5.01
11.43
12.84
7.14
10.59
9.59
16.09
17.20
5.57
10.51
26.54
11.42
18.15
21.68
8.16
26.27
17.73
26.16
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Data Stunting berdasarkan Kelompok Umur
13.98
12.36
10.28
19.52
9.52
16.99
23.79
11.22
16.47
14.24
20.35
11.83
6.01
7.94
15.35
6.91
12.60
10.74
4.08
20.39
13.08
21.90
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0 2 4 6 8 10 12
Rasio Prevalensi stunting berdasarkan jenis kelamin
B
a
g
i
k
P
a
p
a
n
A
p
i
t
a
i
k
K
e
r
u
m
u
t
P
o
h
g
a
d
i
n
g
B
a
t
u
y
a
n
g
P
r
i
n
g
g
a
b
a
y
a
T
e
k
o
P
o
h
g
g
a
d
i
n
g
T
i
m
u
k
A
n
g
g
a
r
a
k
s
a
T
e
l
a
g
a
W
a
r
u
T
a
n
a
k
G
a
d
a
n
g
Bgk Papan; 25,81; 3,61
Apitaik; 18,36; 4,26
Kerumut; 18,22; 9,11
Pohgading; 34,87; 0,88
Batuyang; 16,43; 5,31
Pringgabaya; 29,59; 7,49
Teko; 34,53; 1,05
Pohgading Timur; 15,31; 1,43
Tanak Gadang; 36,86; 5,24
Anggaraksa; 27,33; 11,05
Telaga Waru; 42,25; 3,10
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
%
Wasting
% Stunting
Data distribusi masalah gizi berdasarkan Indeks BB/PB atau TB dengan Indeks
TB/U di Wilayah PKM Batuyang
Cut Of Point
STRATEGI
DALAM PENANGANAN STUNTING
STUNTING ADALAH SIKLUS YANG AKAN BERLANGSUNG TERUS-MENERUS JIKA TIDAK SEGERA DIATASI SAAT INI
ANAK STUNTING
REMAJA PUTRI
KURANG GIZI
BUMIL KEK/
KURANG GIZI
BAYI BBLR
SIKLUS
STUNTING
Di Indonesia, 1 dari 9 anak perempuan menikah
di bawah usia 18 tahun (Susenas 2016)
= 375 menikah setiap harinya!
Anak perempuan di wilayah
pedesaan berpeluang 3x lebih
besar untuk menikah di usia
anak
Anak perempuan dari rumah
tangga berpendapatan rendah
berpeluang 5x lebih besar
untuk menikah di usia anak
Anak perempuan berpeluang 3x
lebih rendah untuk menikah di
usia anak jika kepala Rumah
tangga mereka telah
menyelesaikan universitas
FAKTA YANG
MEMPERHATIKAN….
MENGERIKAN
……………………
DISINI LAHIR GENERASI STUNTING
DISINI LAHIR GENERASI STUNTING
Secara umum, koordinasi program di berbagai tingkat administrasi sangat lemah.
Di tingkat lapangan (desa) berbagai kegiatan yang terkait dengan stunting belum terpadu, baik dalam penetapan sasaran,perencanaan
kegiatan, peran dan tugas antarpihak. Akibatnya cakupan dan kualitas berbagai pelayanan kurang optimal
Terdapat keterbatasan kapasitas penyelenggara program, ketersediaan, kualitas, dan pemanfaatan data untuk
mengembangkan kebijakan. Program advokasi, sosialisasi, kampanye stunting, kegiatan konseling, dan keterlibatan
masyarakat masih sangat terbatas
Pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana belum efektif dan efisien. Belum ada kepastian pemenuhan kebutuhan
sumber dana untuk pencegahan stunting di tingkat kabupaten/kota. Potensi sumber daya dan sumber dana tersedia dari berbagai sumber,
namun belum diidentifikasi dan dimobilisasi secara optimal.
Kebijakan dan program yang dilaksanakan oleh berbagai sektor belum memprioritaskan intervensi yang terbukti efektif. Stunting yang telah
ditetapkan sebagai prioritas nasional di dalam RPJMN 2019 -2024 belum dijabarkan menjadi program dan kegiatan prioritas oleh
sektor/lembaga terkait
Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif masih belum terpadu, baik dari proses perencanaan dan
penganggaran pelaksanaan, pemantauan, maupun evaluasi
STRATEGI PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
1) Peningkatansurveilansgizitermasukpemantauanpertumbuhan
2) Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada
1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 23 bulan), balita, remaja, dan calon
pengantin
3) Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higiene, dan
pengasuhan
4) Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya Kesehatan
BerbasisMasyarakat/UKBM(PosyandudanPosPAUD)
5) Penguatanpelaksanaan,danpengawasanregulasidanstandargizi
6) Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung
olehpeningkatankapasitasrencanaaksipangandangizi
STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
(MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP)
2/15/2018
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal
Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
AKAR MASALAH
Kemiskinan
Kurangnya
pemberdayaan
perempuan
Politik, sosial dan
budaya
Rendahnya akses
terhadap
MAKANAN
dari segi jumlah
dan kualitas gizi
POLA ASUH
yang kurang baik
terutama pada
perilaku dan praktek
pemberian makan
bayi dan anak
Rendahnya akses
terhadap
PELAYANAN
KESEHATAN
termasuk akses
sanitasi dan air
bersih
PERBAIKAN POLA MAKAN-POLA ASUH- PELAYANAN KESEHATAN
(PERBAIKAN AKSES SANITASI DAN AIR BERSIH) DAN PERUBAHAN PERILAKU
Degradasi
Lingkungan
3
3 KOMPONEN UTAMA
PENANGGULANGAN STUNTING -
POLA
ASUH
POLA
MAKAN
AIR
BERSIH
SANITASI
Cegah Stunting, Itu Penting
UPAYA yang DILAKUKAN DILUAR 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
2/15/2018
Pemeriksaan Anemia Remaja
dan Pemberian TTD pada
Remaja Puteri
AKI
AKB
Stuntin
g Turun
STIMULASI Anak Stunting di
Keluarga dan PAUD
Pendidikan Gizi
di Sekolah
28
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN
PENCEGAHANSTUNTING
2018 – 2024
Dokumen lengkap dapat diunduh pada
tautan: http://bit.ly/StranasStunting
FRAMEWORK INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024
Penurunan Stunting memerlukan
implementasi intervensi lintas sektor
(spesifik dan sensitif) secara terintegrasi
di tingkat pusat dan daerah.
30
PENDEKATAN MULTISEKTOR
INTERVENSI PENURUNAN STUNTING
Kemenkes
• Suplementasi gizi makro dan mikro
• Promosi ASI Eksklusif dan MP-ASI
• Penanganan kekurangan gizi
• Surveilans Gizi (pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan)
• Pelayanan antenatal dan neonatal
• Imunisasi
• Pemberian obat cacing
• Pencegahan diare
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif
• Kemenko PMK
• Bappenas
• Kemdagri (Advokasi Pemda, NIK, Akta Lahir)
• Kemendes PDTT (Dana Desa)
• Kemenkeu (Sistem Insentif)
• Kemen Kominfo (Sosialisasi & Kampanye)
Enabling Factors
Keamanan Pangan
Air bersih dan
sanitasi
Ketahanan
pangan
PAUD,
Parenting,
UKS
Fortifikasi
Produk
Pangan
Bantuan pangan
non tunai, PKH
Sosialisasi Gizi
bagi Anak &
Keluarga
Pemasaran &
Promosi Hasil
Kelautan
Kemristek
Dikti
Edukasi dan
pendampingan
masyarakat
(Program KKN)
31
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 – 2024
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan
teknologi
UHC
PHC
PENCEGAHAN
INOVASI
32
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Angka kematian ibu (per 100.000 KH) 305
(SUPAS, 2015) 183
2. Angka kematian bayi (per 1.000 KH) 24
(SDKI, 2017)
16
Meningkatnya
Status
Kesehatan Ibu
dan Anak
Baseline 2024
1. Insidensi TB (per 100.000 penduduk)
319
(Global TB Report, 2017)
190
2. Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) 0,24
(Pemodelan Kemkes, 2018)
0,18
3. Eliminasi malaria (Kab/Kota) 285
(Kemkes, 2018)
405
4. Merokok usia 10-18 tahun (%) 9,1
(Riskesdas, 2018)
8,7
5. Obesitas usia 18+ tahun (%) 21,8
(Riskesdas, 2018)
21,8
2024
Meningkatnya
pengendalian
penyakit menular
dan faktor risiko
penyakit tidak
menular
Baseline
1. Prevalensi stunting balita (%) 30,8
(Riskesdas, 2018)
19
2. Prevalensi wasting balita (%) 10,2
(Riskesdas, 2018)
7
Meningkatnya
Status Gizi
Masyarakat
Baseline 2024
33
INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-
23 bulan (%)
57,9
(Riskesdas, 2018)
80
2. Fasilitas kesehatan tingkat pertama
terakreditasi (%)
40
(Kemkes, 2018)
85
3. RS terakreditasi (%) 63
(Kemkes, 2018)
95
4. Puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan
sesuai standar (%)
23
(Kemkes, 2018)
83
5. Puskesmas tanpa dokter (%) 15
(Kemkes, 2018)
0
6. Puskesmas dengan ketersediaan obat
esensial (%)
86
(Kemkes, 2018)
96
7. Obat memenuhi syarat (%) 80,9
(BPOM, 2018)
92,3
8. Makanan memenuhi syarat (%) 71
(BPOM, 2018)
90
2024
Meningkatnya kinerja
sistem kesehatan &
Meningkatnya
pemerataan akses
pelayanan kesehatan
berkualitas
Baseline
1. Cakupan kepesertaan JKN (persen) 81,4
(1 Jan 2019) 98
2. Cakupan penerima bantuan iuran (PBI) JKN
(juta jiwa)
96,6
(1 Feb 2019)
112,9
Meningkatnya
Perlindungan
Sosial bagi
Seluruh Penduduk
Baseline 2024
IndikatorKinerjadanCapaian
Capaian Indikator Kinerja
Dampak  Penurunan prevalensi stunting pada rumah tangga 1.000 HPK di tingkat Kecamatan dan Desa
prioritas
 Jumlah Desa prioritas yang berhasil menurunkan prevalensi stunting bertambah setiap tahun
 Jumlah kasus stunting yang berhasil dicegah setiap tahunnya
Intermediate
Outcome
 Insidens diare
 Insidens Kecacingan
 Prevalensi Gizi Buruk
 Prevalensi anemia pada ibu hamil
 Prevalensi BBLR
 Cakupan ASI Eksklusif
Output  Cakupan hasil intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif di Desa prioritas
 Cakupan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada sasaran prioritas (1.000
 HPK)
Capaian Indikator Kinerja
Dampak  Penurunan prevalensi stunting pada rumah tangga 1.000 HPK di tingkat Kecamatan dan Desa prioritas
 Jumlah Desa prioritas yang berhasil menurunkan prevalensi stunting bertambah setiap tahun
 Jumlah kasus stunting yang berhasil dicegah setiap tahunnya
Intermediate
Outcome
• Insidens diare
• Insidens Kecacingan
• Prevalensi Gizi Buruk
• Prevalensi anemia pada ibu hamil
• Prevalensi BBLR
• Cakupan ASI Eksklusif
Output  Cakupan hasil intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif di Desa prioritas
 Cakupan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada sasaran prioritas (1.000
 HPK)
Hasil Pilar Satu  Rembuk stunting tahunan di tingkat Kecamatan
 Nota kesepakatan (Memo of Agreement) pencegahan stunting yang ditandatangani oleh pimpinan di
desa prioritas
 Rembuk Stunting tahunan di tingkat Kecamatan prioritas dan desa
Capaian Indikator Kinerja
Hasil Pilar Dua  Persentase masyarakat yang menilai stunting sebagai 10 masalah penting dalam gizi dan kesehatan
anak
 Pelaksanaan kampanye perubahan perilaku yang konsisten dan berkelanjutan di tingkat kecamatan
dan desa
 Terbitnya kebijakan daerah yang memuat kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku
Hasil Pilar Tiga  Pelaksanaan konvergensi program/kegiatan Kecamatan atau puskesmasl untuk pencegahan stunting
pada desa prioritas
 Kinerja pelaksanaan program/kegiatan di tingkat Desa prioritas untuk pencegahan stunting
 Jumlah Desa prioritas yang melaksanakan Aksi Konvergensi/Aksi Integrasi
 Persentase pemanfaatan Dana Desa untuk kegiatan intervensi gizi prioritas
Hasil Pilar Empat  Persentase sasaran prioritas yang mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan/atau bantuan
pangan lainnya di desa prioritas
 Kebijakan terkait peningkatan fortifikasi pangan
 Akses sasaran prioritas kepada pangan bergizi
Hasil Pilar Lima  Publikasi tahunan angka penurunan stunting pada tingkat Kecamatan dan Desa
 Kajian anggaran dan belanja pemerintah untuk pencegahan stunting
 Pemanfaatan dan perbaikan sistem pendataan, termasuk dashboard
 Pelaksanaan dan pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi secara berkala
Komitmen Pemkab Lombok Timur Tangani
Stunting?
 Bupati hadir dalam Penandatanganan Komitmen Nasional
dalam konvergensi integrasi percepatan pencegahan
Stunting.
 Peraturan Bupati nomor 31 tahun 2017 tentang
Penurunan Stunting
 Peraturan Bupati nomor 48 tahun 2019 tentang
Perubahan Peraturan Bupati nomor 31 tahun 2017
tentang Penurunan Stunting
 Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting
tingkat Kabupaten sejak tahun 2018 s/d 2021.
Tanda tangani komitmen
Nasional : 22 Nopember 2018
PENUTUP
1. Penguatan Komunikasi, Koordinasi dan Komitmen program dalam
pelaksanaan intervensi kepada Kelompok sasaran prioritas;
2. Lakukan mapping (identifikasi) dan Optimalisasi pemanfaatan
sumber daya termasuk pemanfaatan dana dan sumber data yang
tersedia untuk melaksanakan kegiatan konvergensi percepatan
penurunan stunting;
3. Perlu peningkatan peran Pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung upaya percepatan perbaikan kesehatan dan gizi yang
berkelanjutan.
TERIMA KASIH
REPUBLIK
INDONESIA
REPUBLIK
INDONESIA

More Related Content

Similar to Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx

Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Mohdsargawi
 
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.ppt
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.pptKebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.ppt
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.pptDextraAryffin1
 
Sinergitas Program Percepatan Penurunan Stunting
Sinergitas Program Percepatan Penurunan StuntingSinergitas Program Percepatan Penurunan Stunting
Sinergitas Program Percepatan Penurunan StuntingArhanRegar1
 
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfStranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfTaruliRohanaSinaga1
 
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....MuhammadBambangUswat
 
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanEdit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanBidangTFBBPKCiloto
 
PIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesPIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesErwinsyah Blue
 
Buku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdfBuku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdfFajar Baskoro
 
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptx
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptxKEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptx
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptxRHarumingPutri
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptMATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptmila306254
 
Poster stunting bpp
Poster stunting bppPoster stunting bpp
Poster stunting bppAnas Kusut
 
PPT INDIKATOR.pptx
PPT INDIKATOR.pptxPPT INDIKATOR.pptx
PPT INDIKATOR.pptxssuserd3e114
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukyusup firmawan
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...sofyansauri36
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...sisrinirahayu1
 

Similar to Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx (20)

Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
Sosialisasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting (hamparan rawang)
 
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.ppt
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.pptKebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.ppt
Kebijakan-Proses-Asuhan-Gizi-di-Puskesmas.ppt
 
Sinergitas Program Percepatan Penurunan Stunting
Sinergitas Program Percepatan Penurunan StuntingSinergitas Program Percepatan Penurunan Stunting
Sinergitas Program Percepatan Penurunan Stunting
 
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfStranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
 
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
V1 Penguatan intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan tahun 2023....
 
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhanEdit2 mi 1 persiapan penyuluhan
Edit2 mi 1 persiapan penyuluhan
 
PIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkesPIS - PK untuk kadinkes
PIS - PK untuk kadinkes
 
PEMBUDAYAAN GERMAS
PEMBUDAYAAN GERMAS PEMBUDAYAAN GERMAS
PEMBUDAYAAN GERMAS
 
Buku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdfBuku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdf
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
pptstunting.pdf
pptstunting.pdfpptstunting.pdf
pptstunting.pdf
 
DOCS20191114090026.pptx
DOCS20191114090026.pptxDOCS20191114090026.pptx
DOCS20191114090026.pptx
 
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptx
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptxKEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptx
KEBIJAKAN PIS-PK JATIM DianIslami.pptx
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptMATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
 
Poster stunting bpp
Poster stunting bppPoster stunting bpp
Poster stunting bpp
 
PPT INDIKATOR.pptx
PPT INDIKATOR.pptxPPT INDIKATOR.pptx
PPT INDIKATOR.pptx
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
varwwwhtmldinkescommonuploadBahan Sosialisasi Stunting Sekda Langkat Rakerkes...
 

Recently uploaded

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (8)

Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx

  • 1. D I S E M I N A S I D ATA S U R V E I L A N S G I Z I M E L A L U I E P P G B M
  • 2. Surveilans gizi (nutrition surveillance) dikenalkan pada Kongres Pangan Sedunia di Roma 1974 oleh FAO/ WHO, Unicef, dan dipublikasikan “metodologi surveilans gizi” tahun 1976, diartikan sebagai “kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap status gizi masyarakat sebagai dasar untuk membuat keputusan dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat”. SURVEILANS GIZI
  • 3. • Mengamati secara terus menerus, tepat waktu dan teratur • TERHADAP • Keadaan gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya UNTUK Tindakan segera, perumusan kebijakan, perencanaan program, monitoring dan evaluasi program gizi masyarakat SURVEILENS GIZI
  • 4. • Melalui pengumpulan data secara teratur: 1. Dilakukan secara khusus untuk keperluan surveilans (PSG, SSGI, dsb) 2. Dari data laporan rutin yang sudah ada (e-PPGBM) BAGAIMANA CARANYA?
  • 5. APA SYARATNYA?  Data atau informasi yang dikumpulkan harus: 1. Tepat waktu, teratur dan berkelanjutan (rutin) 2. Akurat 3. Segera dianalisis dan diinterpretasikan 4. Hasilnya segera didiseminasikan kepada stake holder AGAR Dapat digunakan untuk berbagai tindakan yang tepat waktu
  • 6. Data Informasi Interpretasi Masih merupakan angka, belum bisa dipahami Data yang sudah dianalisis, lebih dipahami, dan mulai jelas pesan apa yang akan diteruskan/ diprioritaskan Informasi yang sudah lebih jelas dan punya arti serta siap untuk diambil Actions (ada rekomendasi) Informasi apa lagi yang diperlukan untuk memper- kuat rekomendasi Data apa lagi yang diperlukan untuk Analisis informasi berikutnya Sumber : Dr. Atmarita
  • 7. PENGUMPULAN DATA INDIKATOR:  Entry  Analisis  Penyajian  Advokasi TINDAKAN:  Darurat  Jangka pendek  Jangka panjang Surveilans Gizi KEPUTUSAN  KEBIJAKAN  PERENCANAAN 7 SIKLUS SURVEILANS
  • 8. 9 Input Antropometri Data dari POSYANDU/Yankes : • Tanggal Ukur • Berat • Tinggi • Perkembangan • imunisasi Penghitungan Status Gizi Implementasi Surveilans Gizi melalui ePPGBM Konfirmasi dan Validasi Menentukan kebijakan intervensi yang tepat Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif 1 2 3 4 5 Kader/TPG/Bidan U p d a t e D a t a
  • 10.
  • 13. 13.98 12.36 10.28 19.52 9.52 16.99 23.79 11.22 16.47 14.24 20.35 11.83 6.01 7.94 15.35 6.91 12.60 10.74 4.08 20.39 13.08 21.90 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0 2 4 6 8 10 12 Rasio Prevalensi stunting berdasarkan jenis kelamin B a g i k P a p a n A p i t a i k K e r u m u t P o h g a d i n g B a t u y a n g P r i n g g a b a y a T e k o P o h g g a d i n g T i m u k A n g g a r a k s a T e l a g a W a r u T a n a k G a d a n g
  • 14.
  • 15. Bgk Papan; 25,81; 3,61 Apitaik; 18,36; 4,26 Kerumut; 18,22; 9,11 Pohgading; 34,87; 0,88 Batuyang; 16,43; 5,31 Pringgabaya; 29,59; 7,49 Teko; 34,53; 1,05 Pohgading Timur; 15,31; 1,43 Tanak Gadang; 36,86; 5,24 Anggaraksa; 27,33; 11,05 Telaga Waru; 42,25; 3,10 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 % Wasting % Stunting Data distribusi masalah gizi berdasarkan Indeks BB/PB atau TB dengan Indeks TB/U di Wilayah PKM Batuyang Cut Of Point
  • 17. STUNTING ADALAH SIKLUS YANG AKAN BERLANGSUNG TERUS-MENERUS JIKA TIDAK SEGERA DIATASI SAAT INI ANAK STUNTING REMAJA PUTRI KURANG GIZI BUMIL KEK/ KURANG GIZI BAYI BBLR SIKLUS STUNTING
  • 18. Di Indonesia, 1 dari 9 anak perempuan menikah di bawah usia 18 tahun (Susenas 2016) = 375 menikah setiap harinya! Anak perempuan di wilayah pedesaan berpeluang 3x lebih besar untuk menikah di usia anak Anak perempuan dari rumah tangga berpendapatan rendah berpeluang 5x lebih besar untuk menikah di usia anak Anak perempuan berpeluang 3x lebih rendah untuk menikah di usia anak jika kepala Rumah tangga mereka telah menyelesaikan universitas FAKTA YANG MEMPERHATIKAN…. MENGERIKAN ……………………
  • 21. Secara umum, koordinasi program di berbagai tingkat administrasi sangat lemah. Di tingkat lapangan (desa) berbagai kegiatan yang terkait dengan stunting belum terpadu, baik dalam penetapan sasaran,perencanaan kegiatan, peran dan tugas antarpihak. Akibatnya cakupan dan kualitas berbagai pelayanan kurang optimal Terdapat keterbatasan kapasitas penyelenggara program, ketersediaan, kualitas, dan pemanfaatan data untuk mengembangkan kebijakan. Program advokasi, sosialisasi, kampanye stunting, kegiatan konseling, dan keterlibatan masyarakat masih sangat terbatas Pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana belum efektif dan efisien. Belum ada kepastian pemenuhan kebutuhan sumber dana untuk pencegahan stunting di tingkat kabupaten/kota. Potensi sumber daya dan sumber dana tersedia dari berbagai sumber, namun belum diidentifikasi dan dimobilisasi secara optimal. Kebijakan dan program yang dilaksanakan oleh berbagai sektor belum memprioritaskan intervensi yang terbukti efektif. Stunting yang telah ditetapkan sebagai prioritas nasional di dalam RPJMN 2019 -2024 belum dijabarkan menjadi program dan kegiatan prioritas oleh sektor/lembaga terkait Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif masih belum terpadu, baik dari proses perencanaan dan penganggaran pelaksanaan, pemantauan, maupun evaluasi
  • 22. STRATEGI PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN 1) Peningkatansurveilansgizitermasukpemantauanpertumbuhan 2) Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anak usia 23 bulan), balita, remaja, dan calon pengantin 3) Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higiene, dan pengasuhan 4) Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui Upaya Kesehatan BerbasisMasyarakat/UKBM(PosyandudanPosPAUD) 5) Penguatanpelaksanaan,danpengawasanregulasidanstandargizi 6) Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung olehpeningkatankapasitasrencanaaksipangandangizi
  • 23. STUNTING BISA DICEGAH MELALUI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN GIZI YANG CUKUP) 2/15/2018 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
  • 24. AKAR MASALAH Kemiskinan Kurangnya pemberdayaan perempuan Politik, sosial dan budaya Rendahnya akses terhadap MAKANAN dari segi jumlah dan kualitas gizi POLA ASUH yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktek pemberian makan bayi dan anak Rendahnya akses terhadap PELAYANAN KESEHATAN termasuk akses sanitasi dan air bersih PERBAIKAN POLA MAKAN-POLA ASUH- PELAYANAN KESEHATAN (PERBAIKAN AKSES SANITASI DAN AIR BERSIH) DAN PERUBAHAN PERILAKU Degradasi Lingkungan
  • 25. 3 3 KOMPONEN UTAMA PENANGGULANGAN STUNTING - POLA ASUH POLA MAKAN AIR BERSIH SANITASI Cegah Stunting, Itu Penting
  • 26. UPAYA yang DILAKUKAN DILUAR 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN 2/15/2018 Pemeriksaan Anemia Remaja dan Pemberian TTD pada Remaja Puteri AKI AKB Stuntin g Turun STIMULASI Anak Stunting di Keluarga dan PAUD Pendidikan Gizi di Sekolah
  • 27. 28 STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENCEGAHANSTUNTING 2018 – 2024 Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan: http://bit.ly/StranasStunting
  • 28. FRAMEWORK INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, 2018-2024 Penurunan Stunting memerlukan implementasi intervensi lintas sektor (spesifik dan sensitif) secara terintegrasi di tingkat pusat dan daerah.
  • 29. 30 PENDEKATAN MULTISEKTOR INTERVENSI PENURUNAN STUNTING Kemenkes • Suplementasi gizi makro dan mikro • Promosi ASI Eksklusif dan MP-ASI • Penanganan kekurangan gizi • Surveilans Gizi (pemantauan pertumbuhan dan perkembangan) • Pelayanan antenatal dan neonatal • Imunisasi • Pemberian obat cacing • Pencegahan diare Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif • Kemenko PMK • Bappenas • Kemdagri (Advokasi Pemda, NIK, Akta Lahir) • Kemendes PDTT (Dana Desa) • Kemenkeu (Sistem Insentif) • Kemen Kominfo (Sosialisasi & Kampanye) Enabling Factors Keamanan Pangan Air bersih dan sanitasi Ketahanan pangan PAUD, Parenting, UKS Fortifikasi Produk Pangan Bantuan pangan non tunai, PKH Sosialisasi Gizi bagi Anak & Keluarga Pemasaran & Promosi Hasil Kelautan Kemristek Dikti Edukasi dan pendampingan masyarakat (Program KKN)
  • 30. 31 ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020 – 2024 Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi UHC PHC PENCEGAHAN INOVASI
  • 31. 32 INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN 1. Angka kematian ibu (per 100.000 KH) 305 (SUPAS, 2015) 183 2. Angka kematian bayi (per 1.000 KH) 24 (SDKI, 2017) 16 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak Baseline 2024 1. Insidensi TB (per 100.000 penduduk) 319 (Global TB Report, 2017) 190 2. Insidensi HIV (per 1000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) 0,24 (Pemodelan Kemkes, 2018) 0,18 3. Eliminasi malaria (Kab/Kota) 285 (Kemkes, 2018) 405 4. Merokok usia 10-18 tahun (%) 9,1 (Riskesdas, 2018) 8,7 5. Obesitas usia 18+ tahun (%) 21,8 (Riskesdas, 2018) 21,8 2024 Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan faktor risiko penyakit tidak menular Baseline 1. Prevalensi stunting balita (%) 30,8 (Riskesdas, 2018) 19 2. Prevalensi wasting balita (%) 10,2 (Riskesdas, 2018) 7 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Baseline 2024
  • 32. 33 INDIKATOR PEMBANGUNAN KESEHATAN 1. Imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12- 23 bulan (%) 57,9 (Riskesdas, 2018) 80 2. Fasilitas kesehatan tingkat pertama terakreditasi (%) 40 (Kemkes, 2018) 85 3. RS terakreditasi (%) 63 (Kemkes, 2018) 95 4. Puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan sesuai standar (%) 23 (Kemkes, 2018) 83 5. Puskesmas tanpa dokter (%) 15 (Kemkes, 2018) 0 6. Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial (%) 86 (Kemkes, 2018) 96 7. Obat memenuhi syarat (%) 80,9 (BPOM, 2018) 92,3 8. Makanan memenuhi syarat (%) 71 (BPOM, 2018) 90 2024 Meningkatnya kinerja sistem kesehatan & Meningkatnya pemerataan akses pelayanan kesehatan berkualitas Baseline 1. Cakupan kepesertaan JKN (persen) 81,4 (1 Jan 2019) 98 2. Cakupan penerima bantuan iuran (PBI) JKN (juta jiwa) 96,6 (1 Feb 2019) 112,9 Meningkatnya Perlindungan Sosial bagi Seluruh Penduduk Baseline 2024
  • 33. IndikatorKinerjadanCapaian Capaian Indikator Kinerja Dampak  Penurunan prevalensi stunting pada rumah tangga 1.000 HPK di tingkat Kecamatan dan Desa prioritas  Jumlah Desa prioritas yang berhasil menurunkan prevalensi stunting bertambah setiap tahun  Jumlah kasus stunting yang berhasil dicegah setiap tahunnya Intermediate Outcome  Insidens diare  Insidens Kecacingan  Prevalensi Gizi Buruk  Prevalensi anemia pada ibu hamil  Prevalensi BBLR  Cakupan ASI Eksklusif Output  Cakupan hasil intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif di Desa prioritas  Cakupan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada sasaran prioritas (1.000  HPK)
  • 34. Capaian Indikator Kinerja Dampak  Penurunan prevalensi stunting pada rumah tangga 1.000 HPK di tingkat Kecamatan dan Desa prioritas  Jumlah Desa prioritas yang berhasil menurunkan prevalensi stunting bertambah setiap tahun  Jumlah kasus stunting yang berhasil dicegah setiap tahunnya Intermediate Outcome • Insidens diare • Insidens Kecacingan • Prevalensi Gizi Buruk • Prevalensi anemia pada ibu hamil • Prevalensi BBLR • Cakupan ASI Eksklusif Output  Cakupan hasil intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif di Desa prioritas  Cakupan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif pada sasaran prioritas (1.000  HPK) Hasil Pilar Satu  Rembuk stunting tahunan di tingkat Kecamatan  Nota kesepakatan (Memo of Agreement) pencegahan stunting yang ditandatangani oleh pimpinan di desa prioritas  Rembuk Stunting tahunan di tingkat Kecamatan prioritas dan desa
  • 35. Capaian Indikator Kinerja Hasil Pilar Dua  Persentase masyarakat yang menilai stunting sebagai 10 masalah penting dalam gizi dan kesehatan anak  Pelaksanaan kampanye perubahan perilaku yang konsisten dan berkelanjutan di tingkat kecamatan dan desa  Terbitnya kebijakan daerah yang memuat kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku Hasil Pilar Tiga  Pelaksanaan konvergensi program/kegiatan Kecamatan atau puskesmasl untuk pencegahan stunting pada desa prioritas  Kinerja pelaksanaan program/kegiatan di tingkat Desa prioritas untuk pencegahan stunting  Jumlah Desa prioritas yang melaksanakan Aksi Konvergensi/Aksi Integrasi  Persentase pemanfaatan Dana Desa untuk kegiatan intervensi gizi prioritas Hasil Pilar Empat  Persentase sasaran prioritas yang mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan/atau bantuan pangan lainnya di desa prioritas  Kebijakan terkait peningkatan fortifikasi pangan  Akses sasaran prioritas kepada pangan bergizi Hasil Pilar Lima  Publikasi tahunan angka penurunan stunting pada tingkat Kecamatan dan Desa  Kajian anggaran dan belanja pemerintah untuk pencegahan stunting  Pemanfaatan dan perbaikan sistem pendataan, termasuk dashboard  Pelaksanaan dan pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi secara berkala
  • 36. Komitmen Pemkab Lombok Timur Tangani Stunting?  Bupati hadir dalam Penandatanganan Komitmen Nasional dalam konvergensi integrasi percepatan pencegahan Stunting.  Peraturan Bupati nomor 31 tahun 2017 tentang Penurunan Stunting  Peraturan Bupati nomor 48 tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan Bupati nomor 31 tahun 2017 tentang Penurunan Stunting  Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten sejak tahun 2018 s/d 2021. Tanda tangani komitmen Nasional : 22 Nopember 2018
  • 37. PENUTUP 1. Penguatan Komunikasi, Koordinasi dan Komitmen program dalam pelaksanaan intervensi kepada Kelompok sasaran prioritas; 2. Lakukan mapping (identifikasi) dan Optimalisasi pemanfaatan sumber daya termasuk pemanfaatan dana dan sumber data yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan konvergensi percepatan penurunan stunting; 3. Perlu peningkatan peran Pemberdayaan masyarakat dalam mendukung upaya percepatan perbaikan kesehatan dan gizi yang berkelanjutan.

Editor's Notes

  1. Implementasi Surveilans gizi melalui ePPGBm di tingkat Desa; Input data antropometri dari Posyandu beruda data tanggal ukur, Berat, tinggi juga perkembangan dan imunisasi Setelah diinput aplikasi akan secara otomatis menghitung status gizi dengan rumus WHO Anthrop sehingga diketahui status gizi secara cepat Deteksi dini dengan munculnya lonceng masalah gizi yang selanjutnya Dilakukan konfirmasi dan validasi pengukuran oleh tenaga Kesehatan, apabila ada kesalahan ukur maka data dapat di update oleh tenaga kesehatan Sehingga kita dapat menentukan intervensi yang tepat untuk sasaran tersebut, apakah cukup dengan intervensi spesifik atau dari bidang Kesehatan saja atau juga memerlukan intervensi sensitive dari sektor lain.
  2. Around 1 in 9 girls are married before 18 Girls in rural areas are 3x more likely to marry before 18 Girls from households with the lowest levels of expenditure are almost 5x more likely to be married Girls are 3x less likely to marry before 18 if their household head has completed university Every 47 per 1000 childbirth done by girls adolescent age 15-19 years old
  3. Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, dimulai sejak saat kehamilannya ibu membutuhkan membutuhkan gizi yang cukup untuk pertubuhan otak janin, membangun berat badan dan tinggi badan janin. Setelah lahir, bayi juga membutuhkan gizi yang cukup dengan ASI dan MP ASI sesuai standar untuk mencapai tumbuh kembang yang baik, disertai upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi dan pola hidup bersih.
  4. Tiga komponen penanggulangan stunting adalah : Pola asuh Pola Makan Air bersih
  5. Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, dimulai sejak saat kehamilannya ibu membutuhkan membutuhkan gizi yang cukup untuk pertubuhan otak janin, membangun berat badan dan tinggi badan janin. Setelah lahir, bayi juga membutuhkan gizi yang cukup dengan ASI dan MP ASI sesuai standar untuk mencapai tumbuh kembang yang baik, disertai upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi dan pola hidup bersih.