SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
Download to read offline
MORTALITAS
Dr. Abidinsyah Siregar, DTMH, M.Kes
Dra. Theodora Pandjaitan, M.Sc
Armen Ma’ruf, M.Pd
HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu
memahami konsep, definisi, sumber data, dan ukuran mortalitas
serta melakukan analisis sederhana tentang mortalitas.
TOPIK
Konsep dan Definisi
Mortalitas
Manfaat Analisis
Mortalitas
Sumber-sumber Data
Mortalitas
Ukuran-Ukuran
Mortalitas
Tingkat,Tren dan
Perbedaan Mortalitas
Pola dan Perbedaan
Mortalitas
Determinan
Mortalitas
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
1. KONSEP DAN DEFINISI
MORTALITAS
Konsep dan definisi mortalitas (1)
❑ Mortalitas mati (death)
Keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
❑ Lahir hidup(live birth)
Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali
pusat atau gerakan-gerakan otot
❑ Lahir mati(still birth or fetal death)
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit
28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Konsep dan definisi mortalitas (2)
❑ Abortus
Kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari
28 minggu.
o Disengaja (induced)
o Tidak disengaja (spontaneous)
❑ Kematian perinatal
Kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan atau lebih atau kematian
neonatal dini bayi usia 0-6 hari.
❑ Sehat
Suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang lengkap dan tidak sekadar kondisi
dimana penyakit dan badan lemah absen. Sehat jiwa, raga dan sosial.
2. MANFAAT ANALISIS
MORTALITAS
Manfaat analisis mortalitas (1)
❑ Analisis status demografi saat ini dari suatu populasi serta
konsekuensinya pada pertumbuhan penduduk.
❑ Memenuhi kebutuhan administrasi kesehatan dan penelitian bagi institusi
kesehatan dalam hubungannya dengan pembangunan, pelaksanaan, dan
evaluasi program-program kesehatan masyarakat.
❑ Penentuan aksi dan kebijakan administratif dalam hubungannya dengan
program-program institusi-institusi pemerintah yang bergerak di luar
bidang kesehatan masyarakat.
❑ Memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perubahan penduduk
dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan profesional dan
komersial.
Manfaat analisis mortalitas (2)
❑ Memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perubahan penduduk
dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan profesional dan komersial
❑ Pembuatan analisis perubahan penduduk pada masa lampau yang
dibutuhkan untuk proyeksi penduduk dan karakteristik demografi lainnya
untuk perencanaan kebutuhan fasilitas perumahan dan pendidikan,
managemen program jaminan sosial serta untuk produksi dan
penyediaan pelayanan dan komoditas untuk berbagai kelompok
penduduk
❑ Penentuan program-program pengendalian penyakit untuk perbaikan
kesehatan masyarakat.
❑ Memenuhi kebutuhan individu-individu akan dokumen kematian.
3. SUMBER DATA
MORTALITAS
Sumber data mortalitas
❑ SP 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010,
❑ SUPAS 1976, 1985, 1995, 2005, dan 2015,
❑ Survei Prevalensi Kontrasepsi (SPI) 1987 dan
❑ Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 1991, 1994, 1997, 2002–2003, 2007,
2012, dan 2017.
4. UKURANMORTALITAS
Angka kematian kasar
(crude deathrate/CDR)
Jumlah kematian pada suatu periode per 1.000 penduduk pada
pertengahan periode yang sama.
oD= Jumah kematian
oP= Jumlah penduduk
𝑪𝑫𝑹 =
𝑫
𝑷
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
❑ Hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa di Indonesia,
pada tahun 2020, jumlah kematian sebesar 1.639.200 dan jumlah penduduk
sebesar 269.603.400 jiwa
❖ Artinya, terdapat 6,1 kematian per 1.000 penduduk, atau 61 kematian per 10.000
penduduk di Indonesia pada tahun 2020
❑ CDR harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena tergantung pada struktur
umur dalam populasi yang bersangkutan
❑ Di negara-negara maju biasanya jumlah penduduk usia lanjut cukup besar
sehingga CDRnya kadang-kadang lebih tinggi daripada CDR di negara-negar
berkembang yang lebih banyak penduduk usia mudanya.
𝑪𝑫𝑹 =
𝟏. 𝟔𝟑𝟗. 𝟐𝟎𝟎
𝟐𝟔𝟗. 𝟔𝟎𝟑. 𝟒𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟔, 𝟏
MARI BERLATIH
❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian
Kasar berdasarkan data wilayahAnda
masing-masing.
❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil
perhitunganAnda!
Angka kematian umur tertentu
(age specific death rate/ASDR)
❑ Banyaknya kematian pada penduduk kelompok umur
tertentu pada suatu periode per 1.000 penduduk pada
kelompok umur yang sama pada pertengahan periode yang
sama
o D Jumlah kematian pada kelompok umur ii=
o P= Jumlah penduduk pada kelompok umur Ii
𝑨𝑺𝑫𝑹 𝑰 =
𝑫𝒊
𝑷𝒊
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
❑ Hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa di
Indonesia, pada tahun 2020, jumlah kematian pada penduduk kelompok
umur 70–74 tahun sebesar 228.563 dan jumlah penduduk kelompok umur
70–74 tahun sebesar 5.242.400 jiwa. ASDR70–74 Indonesia pada tahun 2020
adalah
❖ Artinya, terdapat 44 kematian penduduk umur 70–74 tahun per 1.000
penduduk umur 70–74 tahun di Indonesia pada tahun 2020
𝑨𝑺𝑫𝑹 𝑰 =
𝟐𝟐𝟖. 𝟓𝟔𝟑
𝟓. 𝟐𝟒𝟐. 𝟒𝟎𝟎
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟒𝟒
MARI BERLATIH
❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian
UmurTertentu berdasarkan data
wilayahAnda masing-masing.
❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil
perhitunganAnda!
Angka kematian perinatal
(perinatal mortality rate/PMR)
❑ Banyaknya kelahiran mati (kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan
atau lebih) dan kematian neonatal dini bayi usia 0-6 hari pada suatu
periode per 1.000 kelahiran mati dan kelahiran hidup pada periode yang
sama.
o SB= Banyak kelahiran mati
o ND= Banyak kematian neonatal dini,
o LB= Banyak kelahiran hidup
𝑷𝑴𝑹 =
𝑺𝑩 + 𝑵𝑫
𝑺𝑩 + 𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa angka kematian
perinatal Indonesia adalah 21.
❖ Artinya, terdapat 21 kelahiran mati dan bayi
berumur 0–6 hari per 1.000 kelahiran mati dan
kelahiran hidup di Indonesia.
Angka kematian bayi baru lahir
(neonatal death rate/NNDR)
Banyaknya kematian bayi usia 0–27 bulan pada suatu
periode per 1.000 kelahiran hidup pada periode yang sama
o D = Jumlah kematian neonatal usia 0–27 hari0–27b
o LB = Jumlah kelahiran hidup
𝑵𝑵𝑫𝑹 =
𝑫 𝟎−𝟐𝟕𝒃
𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
❑Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat
72.301 kematian neonatal usia 0–27 hari dan
4.515.800 kelahiran hidup
❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 16
tidak dapat mencapai usia satu bulan.
𝑵𝑵𝑫𝑹 =
𝟕𝟐. 𝟑𝟎𝟏
𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟔
Angka kematian bayi paskabaru lahir
(post-neonatal death rate/NNDR)
𝑷𝑵𝑫𝑹 =
𝑫 𝟏−𝟏𝟏𝒃
𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
❑Banyaknya kematian bayi usia 1–11 bulan pada
suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada
periode yang sama
o D = Jumlah kematian bayi usia 1–11 bulan1–11b
o LB = Jumlah kelahiran hidup
CONTOH
❑Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat
36.150 kematian bayi usia 1–11 bulan dan 4.515.800
kelahiran hidup.
❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia yang
berhasil mencapai usia satu bulan, 8 tidak dapat
mencapai usia satu tahun.
𝑷𝑵𝑫𝑹 =
𝟑𝟔. 𝟏𝟓𝟎
𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟖
Angka kematian bayi
(infant mortality rate/IMR)
❑ Banyaknya kematian bayi (usia kurang dari satu tahun (0-11
bulan)) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada
pertengahan periode yang sama
o D0–11b = Jumlah kematian bayi usia 0–11 bulan
o LB = Jumlah kelahiran hidup.
𝑰𝑴𝑹 =
𝑫 𝟎−𝟏𝟏𝒃
𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
❑ Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 108.451
kematian bayi dan 4.515.800 kelahiran hidup. IMR Indonesia
pada periode 2013–2017
❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia,
24 tidak dapat merayakan ulang tahun pertama
mereka.
𝑰𝑴𝑹 =
𝟏𝟎𝟖. 𝟒𝟓𝟏
𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟐𝟒
MARI BERLATIH
❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian
Bayi berdasarkan data wilayahAnda
masing-masing.
❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil
perhitunganAnda!
Manfaat Data IMR
❑ IMR berguna sebagai indikator status kesehatan anak, penduduk, dan
kondisi ekonomi penduduk.
❑ IMR menunjukkan tingkat kesehatan ibu, tingkat kunjungan ante-natal
dan post-natal ibu dan bayi, kebijaksanaan KB, kondisi kesehatan
lingkungan, serta tingkat dan perkembangan sosial dan ekonomi
masyarakat.
❑ IMR berkorelasi terbalik dengan status ekonomi orang tua, tanpa
memandang ukuran status sosial dan ekonomi yang digunakan.
❑ IMR turun sesuai dengan membaiknya standar hidup dan kondisi sanitasi
dan pelayanan kesehatan masyarakat.
❑ IMR mengukur probabilitas meninggal seseorang dari saat kelahiran
sampai menjelang ulang tahunnya yang pertama.
Angka kematian anak
(child mortality rate/CMR)
Banyaknya kematian anak usia 1-4 tahun pada suatu periode
per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama
o 𝐷1−4𝑡 = Jumlah kematian anak usia 1–4 tahun
o LB = Jumlah kelahiran hidup.
𝑪𝑴𝑹 =
𝑫 𝟏−𝟒𝒕
𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 36.150
kematian anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup.
❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 8 anak meninggal pada
usia usia 1–4 tahun.
𝑪𝑴𝑹 =
𝟑𝟔.𝟏𝟓𝟎
𝟒.𝟓𝟏𝟓.𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 8
MARI BERLATIH
❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian
Anak berdasarkan data wilayahAnda
masing-masing.
❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil
perhitunganAnda!
Manfaat Data CMR
❑ CMR menunjukkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung
mempengaruhi tingkat kesehatan anak.
❑ CMR tinggi pada keadaan salah gizi, higiene buruk, prevalensi
penyakit menular tinggi, dan insiden kecelakaan di dalam atau
sekitar rumah tinggi.
❑ CMR lebih digunakan daripada AKB dalam mengukur tingkat
kemiskinan.
Angka kematian anak usia bawah lima tahun
(childhood mortality rate/ChMR)
banyaknya kematian anak usia 0–4 tahun pada suatu periode per
1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
o 𝐷0−4𝑡 = Jumlah kematian anak usia 1–4 tahun
o LB = Jumlah kelahiran hidup.
𝑪𝒉𝑴𝑹 =
𝑫 𝟎−𝟒𝒕
𝑳𝑩
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
Di Indonesia, pada periode 2013–2017, 144,602 kematian
anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup.
❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 32 bayi tidak dapat
merayakan ulang tahun kelima mereka.
𝑪𝒉𝑴𝑹 =
𝟏𝟒𝟒, 𝟔𝟎𝟐
𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟑𝟐
Rasio kematian maternal
(maternal mortality ratio/MMR)
banyaknya kematian ibu pada waktu hamil, proses persalinan, atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan
tempat kelahiran, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan oleh sebab-sebab lain (misal: kecelakaan).
KM= Jumlah kematian maternal
LB = Jumlah kelahiran hidup
𝑴𝑴𝑹 =
𝑲𝑴
𝑳𝑩
𝑿 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
❑ MMR dipengaruhi kondisi gizi dan kesehatan ibu, khususnya pada saat hamil.
CONTOH
Di Indonesia, pada tahun 2015, terdapat 13.782 kematian
maternal dan 4.515.800 kelahiran hidup.
❖ Artinya, dari 100.000 bayi lahir hidup di Indonesia, terdapat 305 kematian
ibu karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan paskapersalinan.
𝑴𝑴𝑹 =
𝟏𝟑. 𝟕𝟖𝟐
𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎
𝑿 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟑𝟎𝟓
MARI BERLATIH
❑ Buatlah perhitungan Rasio Kematian
Maternal berdasarkan data wilayah
Anda masing-masing.
❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil
perhitunganAnda!
Harapan hidup pada saat lahir
(life expectancy at birth/𝒆 𝒐
𝟎
)
❑ Tahun rata-rata yang akan dihidupi oleh suatu kohor penduduk yang
lahir pada waktu yang sama.
❑ Jika IMR rendah maka harapan hidup pada waktu lahir tinggi.
❑ Harapan hidup pada saat lahir paling pendek di dunia saat ini adalah
52,7 tahun di Republik Afrika Tengah dan paling panjang adalah 84,63
tahun di Hong Kong.
Angka kematian karena sebab tertentu
(cause specific death rate/CSDR)
banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 100.000
penduduk pada pertengahan periode yang sama.
𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k
P=Jumlah penduduk
𝑪𝑺𝑫𝑹 𝒌 =
𝑫 𝒌
𝑷
𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
Di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena
Covid-19 dan jumlah penduduk adalah penduduk 269.609.400.
❖ Artinya, terdapat 0,47 kematian karena Covid-19 per 100.000 penduduk
atau 47 per 10.000.000 penduduk di Indonesia.
𝑪𝑺𝑫𝑹 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 =
𝟏. 𝟐𝟕𝟖
𝟐𝟔𝟗. 𝟔𝟎𝟗. 𝟒𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟎, 𝟒𝟕
Angka fatalitas kasus
(case fatality rate/CFR)
Adalah banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per
1.000 penduduk yang menderita penyakit yang sama pada pertengahan
periode yang sama.
𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k
𝑷 𝒌 =Jumlah penduduk penderita penyakit k
𝑪𝑭𝑹 𝒌 =
𝑫 𝒌
𝑷 𝒌
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
CONTOH
di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena
Covid-19 dan 20.162 penduduk terkonfirmasi.
❖ Artinya, terdapat 63 kematian karena Covid-19 per 1.000 kasus
terkonfirmasi di Indonesia.
𝑪𝑭𝑹 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 =
𝟏. 𝟐𝟕𝟖
𝟐𝟎. 𝟏𝟔𝟐
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟔𝟑
Proporsi kematian karena sebab tertentu
(proportion of dying of a specific cause/PDSC)
Adalah banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per
1.000 kematian pada pertengahan periode yang sama.
𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k
𝑫 =Jumlah kematian
𝑷𝑺𝑫𝑪 𝒌 =
𝑫 𝒌
𝑫
𝒙 𝟏𝟎𝟎
CONTOH
di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena
Covid-19 dan 1.792.800 kematian.
❖ Artinya, terdapat 64 kematian karena Covid-19 per 1000 kematian di
Indonesia.
𝑷𝑺𝑫𝑪 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 =
𝟏. 𝟐𝟕𝟖
𝟏. 𝟕𝟗𝟐. 𝟖𝟎𝟎
𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 𝟔𝟒
5. TINGKAT,TREN, DAN
PERBEDAAN MORTALITAS
Angka kematian kasar (CDR) dunia, negara-negara maju,
dan negara-negara berkembang: 1950–2100
Angka kematian bayi (IMR) dunia, negara-negara maju,
dan negara-negara berkembang: 1950–2100
Harapan hidup saat lahir (HHSL) dunia, negara-negara
maju, dan negara-negara berkembang: 1950–2100
Angka kematian kasar (CDR) negara-negara
diAsiaTenggara 2015–2020
Angka kematian bayi (IMR) negara-negara
diAsiaTenggara 2015–2020
Harapan hidup saat lahir (HHSL) negara-negara
diAsiaTenggara: 1950–2100
Angka kematian kasar (CDR) Indonesia 1950–2100
Angka kematian bayi (IMR) Indonesia 1950–2100
Harapan hidup saat lahir (HHSL) Indonesia 1950–2100
6. POLA DAN PERBEDAAN
MORTALITAS
Angka kematian menurut umur Indonesia 2015–2020
IMR menurut provinsi IndonesiaSUPAS 2015
Harapan hidup saat lahir (HHSL)
menurut provinsi Indonesia 2019
Tingkat kematian bayi dan anak
menurut tempat tinggal IndonesiaSDKI 2017
Tingkat kematian bayi dan anak
menurut pendidikan ibu IndonesiaSDKI 2017
Tingkat kematian bayi dan anak menurut kuintil
indeks kekayaan rumah tangga IndonesiaSDKI 2017
Tingkat kematian bayi dan anak menurut umur ibu
saat melahirkan IndonesiaSDKI 2017
7. DETERMINAN MORTALITAS
Mosley danChen (1984)
Mengajukan bahwa faktor-faktor sosial dan ekonomi mempengaruhi mortalitas
melalui lima (5) determinan antara, yaitu:
Faktor-faktor maternal Kontaminasi
lingkungan
Kekurangan gizi
Cedera (injury) Pengendalian penyakit
perorangan
Kerangka pikir Mosley danChen
Samosir danTjekden (2010)
❑ Pemeriksaan setelah kelahiran
❑ Melahirkan pada umur berisiko
❑ Urutan kelahiran
❑ Jarak antar kelahiran
❑ Jenis kelamin bayi
❑ Tingkat pendidikan Ibu
REFERENSI
❑ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan,
dan ICF. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta, Indonesia.
❑ Badan Pusat Statistik. 2011. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Hasil Sensus
Penduduk 2010. Jakarta, Indonesia.
❑ Samosir, Omas Bulan dan Fredy Tjekden. 2010. Maternal and Child Health Services Utilization and Infant Survival in
Indonesia. Journal of Population.
❑ Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2010. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2. Editor:
S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok, Indonesia
❑ Siegel, J.S. and David A. Swanson. 2004. The Methods and Materials of Demography. Second Edition. Elsevier
Academic Press. California, USA.
❑ United Nations (UN). 2019. World Population Prospects 2019, Online Edition. Rev. 1. Department of Economic and
Social Affairs, Population Division (2019).
SEMOGA BERMANFAAT

More Related Content

What's hot

Pengukuran tinggi badan, berat badan,
Pengukuran tinggi badan, berat badan,Pengukuran tinggi badan, berat badan,
Pengukuran tinggi badan, berat badan,Chaicha Ceria
 
Rancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanRancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanYulius Nugroho
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja93220872
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasiPusdiklatKKB
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataNajMah Usman
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingKhasrulTsani1
 
RPJMN 2015-2019_Kementerian Kesehatan
RPJMN 2015-2019_Kementerian KesehatanRPJMN 2015-2019_Kementerian Kesehatan
RPJMN 2015-2019_Kementerian KesehatanMuh Saleh
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4riyan
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaAndrianto andrianto
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Standar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbStandar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbyusup firmawan
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukanGunawan Widiarto
 

What's hot (20)

Pengukuran tinggi badan, berat badan,
Pengukuran tinggi badan, berat badan,Pengukuran tinggi badan, berat badan,
Pengukuran tinggi badan, berat badan,
 
Sop sdidtk
Sop sdidtkSop sdidtk
Sop sdidtk
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Rancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatanRancangan aktualisasi kegiatan
Rancangan aktualisasi kegiatan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasi
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal Stata
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
 
4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
 
RPJMN 2015-2019_Kementerian Kesehatan
RPJMN 2015-2019_Kementerian KesehatanRPJMN 2015-2019_Kementerian Kesehatan
RPJMN 2015-2019_Kementerian Kesehatan
 
Life table
Life tableLife table
Life table
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfa
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Standar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbStandar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tb
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan
 

Similar to MORTALITAS] Optimasi Data Mortalitas untuk Analisis Kesehatan

Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianputeraarief
 
Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianputeraarief
 
Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianputeraarief
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
MortalitasUFDK
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...MukarobinspdMukarobi
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiKim Bhie SJs
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011ervinayulianti
 
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kbKaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kbBoneeta Net
 
Pertumbuhan penduduk Kelas VIII
Pertumbuhan penduduk Kelas VIIIPertumbuhan penduduk Kelas VIII
Pertumbuhan penduduk Kelas VIIITõmî Îřvåñ
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learningPusdiklat KKB
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learningPusdiklatKKB
 
FERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxFERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxRani267816
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 

Similar to MORTALITAS] Optimasi Data Mortalitas untuk Analisis Kesehatan (20)

Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematian
 
Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematian
 
Angka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematianAngka kelahiran-dan-kematian
Angka kelahiran-dan-kematian
 
Ukuran Tingkat Kematian.ppt
Ukuran Tingkat Kematian.pptUkuran Tingkat Kematian.ppt
Ukuran Tingkat Kematian.ppt
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
perhitungan-fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1-130626064843-phpapp02-converte...
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologi
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
 
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kbKaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
 
Pertumbuhan penduduk Kelas VIII
Pertumbuhan penduduk Kelas VIIIPertumbuhan penduduk Kelas VIII
Pertumbuhan penduduk Kelas VIII
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning
 
3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning3. mortalitas e learning
3. mortalitas e learning
 
Dasar-Dasar Demografi
Dasar-Dasar DemografiDasar-Dasar Demografi
Dasar-Dasar Demografi
 
dasar-dasar-demografi.ppt
dasar-dasar-demografi.pptdasar-dasar-demografi.ppt
dasar-dasar-demografi.ppt
 
FERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxFERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptx
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Mortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditasMortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditas
 

More from PusdiklatKKB

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6PusdiklatKKB
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalPusdiklatKKB
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisPusdiklatKKB
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4PusdiklatKKB
 

More from PusdiklatKKB (20)

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6
 
Demografi modul 1
Demografi modul 1Demografi modul 1
Demografi modul 1
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitas
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Modul2 fertilitas
Modul2 fertilitasModul2 fertilitas
Modul2 fertilitas
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitas
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak era digital bkkbn rev4
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

MORTALITAS] Optimasi Data Mortalitas untuk Analisis Kesehatan

  • 1. MORTALITAS Dr. Abidinsyah Siregar, DTMH, M.Kes Dra. Theodora Pandjaitan, M.Sc Armen Ma’ruf, M.Pd
  • 2. HASIL BELAJAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu memahami konsep, definisi, sumber data, dan ukuran mortalitas serta melakukan analisis sederhana tentang mortalitas.
  • 3. TOPIK Konsep dan Definisi Mortalitas Manfaat Analisis Mortalitas Sumber-sumber Data Mortalitas Ukuran-Ukuran Mortalitas Tingkat,Tren dan Perbedaan Mortalitas Pola dan Perbedaan Mortalitas Determinan Mortalitas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
  • 4. 1. KONSEP DAN DEFINISI MORTALITAS
  • 5. Konsep dan definisi mortalitas (1) ❑ Mortalitas mati (death) Keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup ❑ Lahir hidup(live birth) Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot ❑ Lahir mati(still birth or fetal death) Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
  • 6. Konsep dan definisi mortalitas (2) ❑ Abortus Kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. o Disengaja (induced) o Tidak disengaja (spontaneous) ❑ Kematian perinatal Kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan atau lebih atau kematian neonatal dini bayi usia 0-6 hari. ❑ Sehat Suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang lengkap dan tidak sekadar kondisi dimana penyakit dan badan lemah absen. Sehat jiwa, raga dan sosial.
  • 8. Manfaat analisis mortalitas (1) ❑ Analisis status demografi saat ini dari suatu populasi serta konsekuensinya pada pertumbuhan penduduk. ❑ Memenuhi kebutuhan administrasi kesehatan dan penelitian bagi institusi kesehatan dalam hubungannya dengan pembangunan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program kesehatan masyarakat. ❑ Penentuan aksi dan kebijakan administratif dalam hubungannya dengan program-program institusi-institusi pemerintah yang bergerak di luar bidang kesehatan masyarakat. ❑ Memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perubahan penduduk dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan profesional dan komersial.
  • 9. Manfaat analisis mortalitas (2) ❑ Memenuhi kebutuhan akan informasi tentang perubahan penduduk dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan profesional dan komersial ❑ Pembuatan analisis perubahan penduduk pada masa lampau yang dibutuhkan untuk proyeksi penduduk dan karakteristik demografi lainnya untuk perencanaan kebutuhan fasilitas perumahan dan pendidikan, managemen program jaminan sosial serta untuk produksi dan penyediaan pelayanan dan komoditas untuk berbagai kelompok penduduk ❑ Penentuan program-program pengendalian penyakit untuk perbaikan kesehatan masyarakat. ❑ Memenuhi kebutuhan individu-individu akan dokumen kematian.
  • 11. Sumber data mortalitas ❑ SP 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010, ❑ SUPAS 1976, 1985, 1995, 2005, dan 2015, ❑ Survei Prevalensi Kontrasepsi (SPI) 1987 dan ❑ Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991, 1994, 1997, 2002–2003, 2007, 2012, dan 2017.
  • 13. Angka kematian kasar (crude deathrate/CDR) Jumlah kematian pada suatu periode per 1.000 penduduk pada pertengahan periode yang sama. oD= Jumah kematian oP= Jumlah penduduk 𝑪𝑫𝑹 = 𝑫 𝑷 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 14. CONTOH ❑ Hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa di Indonesia, pada tahun 2020, jumlah kematian sebesar 1.639.200 dan jumlah penduduk sebesar 269.603.400 jiwa ❖ Artinya, terdapat 6,1 kematian per 1.000 penduduk, atau 61 kematian per 10.000 penduduk di Indonesia pada tahun 2020 ❑ CDR harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena tergantung pada struktur umur dalam populasi yang bersangkutan ❑ Di negara-negara maju biasanya jumlah penduduk usia lanjut cukup besar sehingga CDRnya kadang-kadang lebih tinggi daripada CDR di negara-negar berkembang yang lebih banyak penduduk usia mudanya. 𝑪𝑫𝑹 = 𝟏. 𝟔𝟑𝟗. 𝟐𝟎𝟎 𝟐𝟔𝟗. 𝟔𝟎𝟑. 𝟒𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟔, 𝟏
  • 15. MARI BERLATIH ❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian Kasar berdasarkan data wilayahAnda masing-masing. ❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil perhitunganAnda!
  • 16. Angka kematian umur tertentu (age specific death rate/ASDR) ❑ Banyaknya kematian pada penduduk kelompok umur tertentu pada suatu periode per 1.000 penduduk pada kelompok umur yang sama pada pertengahan periode yang sama o D Jumlah kematian pada kelompok umur ii= o P= Jumlah penduduk pada kelompok umur Ii 𝑨𝑺𝑫𝑹 𝑰 = 𝑫𝒊 𝑷𝒊 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 17. CONTOH ❑ Hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015–2045 menunjukkan bahwa di Indonesia, pada tahun 2020, jumlah kematian pada penduduk kelompok umur 70–74 tahun sebesar 228.563 dan jumlah penduduk kelompok umur 70–74 tahun sebesar 5.242.400 jiwa. ASDR70–74 Indonesia pada tahun 2020 adalah ❖ Artinya, terdapat 44 kematian penduduk umur 70–74 tahun per 1.000 penduduk umur 70–74 tahun di Indonesia pada tahun 2020 𝑨𝑺𝑫𝑹 𝑰 = 𝟐𝟐𝟖. 𝟓𝟔𝟑 𝟓. 𝟐𝟒𝟐. 𝟒𝟎𝟎 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟒𝟒
  • 18. MARI BERLATIH ❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian UmurTertentu berdasarkan data wilayahAnda masing-masing. ❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil perhitunganAnda!
  • 19. Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate/PMR) ❑ Banyaknya kelahiran mati (kematian janin setelah kehamilan tujuh bulan atau lebih) dan kematian neonatal dini bayi usia 0-6 hari pada suatu periode per 1.000 kelahiran mati dan kelahiran hidup pada periode yang sama. o SB= Banyak kelahiran mati o ND= Banyak kematian neonatal dini, o LB= Banyak kelahiran hidup 𝑷𝑴𝑹 = 𝑺𝑩 + 𝑵𝑫 𝑺𝑩 + 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 20. CONTOH Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa angka kematian perinatal Indonesia adalah 21. ❖ Artinya, terdapat 21 kelahiran mati dan bayi berumur 0–6 hari per 1.000 kelahiran mati dan kelahiran hidup di Indonesia.
  • 21. Angka kematian bayi baru lahir (neonatal death rate/NNDR) Banyaknya kematian bayi usia 0–27 bulan pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada periode yang sama o D = Jumlah kematian neonatal usia 0–27 hari0–27b o LB = Jumlah kelahiran hidup 𝑵𝑵𝑫𝑹 = 𝑫 𝟎−𝟐𝟕𝒃 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 22. CONTOH ❑Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 72.301 kematian neonatal usia 0–27 hari dan 4.515.800 kelahiran hidup ❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 16 tidak dapat mencapai usia satu bulan. 𝑵𝑵𝑫𝑹 = 𝟕𝟐. 𝟑𝟎𝟏 𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟏𝟔
  • 23. Angka kematian bayi paskabaru lahir (post-neonatal death rate/NNDR) 𝑷𝑵𝑫𝑹 = 𝑫 𝟏−𝟏𝟏𝒃 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 ❑Banyaknya kematian bayi usia 1–11 bulan pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada periode yang sama o D = Jumlah kematian bayi usia 1–11 bulan1–11b o LB = Jumlah kelahiran hidup
  • 24. CONTOH ❑Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 36.150 kematian bayi usia 1–11 bulan dan 4.515.800 kelahiran hidup. ❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia yang berhasil mencapai usia satu bulan, 8 tidak dapat mencapai usia satu tahun. 𝑷𝑵𝑫𝑹 = 𝟑𝟔. 𝟏𝟓𝟎 𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟖
  • 25. Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR) ❑ Banyaknya kematian bayi (usia kurang dari satu tahun (0-11 bulan)) pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama o D0–11b = Jumlah kematian bayi usia 0–11 bulan o LB = Jumlah kelahiran hidup. 𝑰𝑴𝑹 = 𝑫 𝟎−𝟏𝟏𝒃 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 26. CONTOH ❑ Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 108.451 kematian bayi dan 4.515.800 kelahiran hidup. IMR Indonesia pada periode 2013–2017 ❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 24 tidak dapat merayakan ulang tahun pertama mereka. 𝑰𝑴𝑹 = 𝟏𝟎𝟖. 𝟒𝟓𝟏 𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟐𝟒
  • 27. MARI BERLATIH ❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian Bayi berdasarkan data wilayahAnda masing-masing. ❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil perhitunganAnda!
  • 28. Manfaat Data IMR ❑ IMR berguna sebagai indikator status kesehatan anak, penduduk, dan kondisi ekonomi penduduk. ❑ IMR menunjukkan tingkat kesehatan ibu, tingkat kunjungan ante-natal dan post-natal ibu dan bayi, kebijaksanaan KB, kondisi kesehatan lingkungan, serta tingkat dan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. ❑ IMR berkorelasi terbalik dengan status ekonomi orang tua, tanpa memandang ukuran status sosial dan ekonomi yang digunakan. ❑ IMR turun sesuai dengan membaiknya standar hidup dan kondisi sanitasi dan pelayanan kesehatan masyarakat. ❑ IMR mengukur probabilitas meninggal seseorang dari saat kelahiran sampai menjelang ulang tahunnya yang pertama.
  • 29. Angka kematian anak (child mortality rate/CMR) Banyaknya kematian anak usia 1-4 tahun pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama o 𝐷1−4𝑡 = Jumlah kematian anak usia 1–4 tahun o LB = Jumlah kelahiran hidup. 𝑪𝑴𝑹 = 𝑫 𝟏−𝟒𝒕 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 30. CONTOH Di Indonesia, pada periode 2013–2017, terdapat 36.150 kematian anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup. ❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 8 anak meninggal pada usia usia 1–4 tahun. 𝑪𝑴𝑹 = 𝟑𝟔.𝟏𝟓𝟎 𝟒.𝟓𝟏𝟓.𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 8
  • 31. MARI BERLATIH ❑ Buatlah perhitunganAngka Kematian Anak berdasarkan data wilayahAnda masing-masing. ❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil perhitunganAnda!
  • 32. Manfaat Data CMR ❑ CMR menunjukkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. ❑ CMR tinggi pada keadaan salah gizi, higiene buruk, prevalensi penyakit menular tinggi, dan insiden kecelakaan di dalam atau sekitar rumah tinggi. ❑ CMR lebih digunakan daripada AKB dalam mengukur tingkat kemiskinan.
  • 33. Angka kematian anak usia bawah lima tahun (childhood mortality rate/ChMR) banyaknya kematian anak usia 0–4 tahun pada suatu periode per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama. o 𝐷0−4𝑡 = Jumlah kematian anak usia 1–4 tahun o LB = Jumlah kelahiran hidup. 𝑪𝒉𝑴𝑹 = 𝑫 𝟎−𝟒𝒕 𝑳𝑩 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 34. CONTOH Di Indonesia, pada periode 2013–2017, 144,602 kematian anak usia 1–4 tahun dan 4.515.800 kelahiran hidup. ❖ Artinya, dari 1.000 bayi lahir hidup di Indonesia, 32 bayi tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka. 𝑪𝒉𝑴𝑹 = 𝟏𝟒𝟒, 𝟔𝟎𝟐 𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟑𝟐
  • 35. Rasio kematian maternal (maternal mortality ratio/MMR) banyaknya kematian ibu pada waktu hamil, proses persalinan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan oleh sebab-sebab lain (misal: kecelakaan). KM= Jumlah kematian maternal LB = Jumlah kelahiran hidup 𝑴𝑴𝑹 = 𝑲𝑴 𝑳𝑩 𝑿 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 ❑ MMR dipengaruhi kondisi gizi dan kesehatan ibu, khususnya pada saat hamil.
  • 36. CONTOH Di Indonesia, pada tahun 2015, terdapat 13.782 kematian maternal dan 4.515.800 kelahiran hidup. ❖ Artinya, dari 100.000 bayi lahir hidup di Indonesia, terdapat 305 kematian ibu karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan paskapersalinan. 𝑴𝑴𝑹 = 𝟏𝟑. 𝟕𝟖𝟐 𝟒. 𝟓𝟏𝟓. 𝟖𝟎𝟎 𝑿 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟑𝟎𝟓
  • 37. MARI BERLATIH ❑ Buatlah perhitungan Rasio Kematian Maternal berdasarkan data wilayah Anda masing-masing. ❑ Kemudian, interpretasikan juga hasil perhitunganAnda!
  • 38. Harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth/𝒆 𝒐 𝟎 ) ❑ Tahun rata-rata yang akan dihidupi oleh suatu kohor penduduk yang lahir pada waktu yang sama. ❑ Jika IMR rendah maka harapan hidup pada waktu lahir tinggi. ❑ Harapan hidup pada saat lahir paling pendek di dunia saat ini adalah 52,7 tahun di Republik Afrika Tengah dan paling panjang adalah 84,63 tahun di Hong Kong.
  • 39. Angka kematian karena sebab tertentu (cause specific death rate/CSDR) banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 100.000 penduduk pada pertengahan periode yang sama. 𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k P=Jumlah penduduk 𝑪𝑺𝑫𝑹 𝒌 = 𝑫 𝒌 𝑷 𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
  • 40. CONTOH Di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena Covid-19 dan jumlah penduduk adalah penduduk 269.609.400. ❖ Artinya, terdapat 0,47 kematian karena Covid-19 per 100.000 penduduk atau 47 per 10.000.000 penduduk di Indonesia. 𝑪𝑺𝑫𝑹 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 = 𝟏. 𝟐𝟕𝟖 𝟐𝟔𝟗. 𝟔𝟎𝟗. 𝟒𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟎, 𝟒𝟕
  • 41. Angka fatalitas kasus (case fatality rate/CFR) Adalah banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 1.000 penduduk yang menderita penyakit yang sama pada pertengahan periode yang sama. 𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k 𝑷 𝒌 =Jumlah penduduk penderita penyakit k 𝑪𝑭𝑹 𝒌 = 𝑫 𝒌 𝑷 𝒌 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 42. CONTOH di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena Covid-19 dan 20.162 penduduk terkonfirmasi. ❖ Artinya, terdapat 63 kematian karena Covid-19 per 1.000 kasus terkonfirmasi di Indonesia. 𝑪𝑭𝑹 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 = 𝟏. 𝟐𝟕𝟖 𝟐𝟎. 𝟏𝟔𝟐 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 = 𝟔𝟑
  • 43. Proporsi kematian karena sebab tertentu (proportion of dying of a specific cause/PDSC) Adalah banyaknya kematian karena sebab tertentu pada suatu periode per 1.000 kematian pada pertengahan periode yang sama. 𝑫 𝒌 = Jumlah kematian karena sebab k 𝑫 =Jumlah kematian 𝑷𝑺𝑫𝑪 𝒌 = 𝑫 𝒌 𝑫 𝒙 𝟏𝟎𝟎
  • 44. CONTOH di Indonesia, pada 21 Mei 2020 terdapat 1.278 kematian karena Covid-19 dan 1.792.800 kematian. ❖ Artinya, terdapat 64 kematian karena Covid-19 per 1000 kematian di Indonesia. 𝑷𝑺𝑫𝑪 𝑪𝒐𝒗𝒊𝒅−𝟏𝟗 = 𝟏. 𝟐𝟕𝟖 𝟏. 𝟕𝟗𝟐. 𝟖𝟎𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 𝟔𝟒
  • 46. Angka kematian kasar (CDR) dunia, negara-negara maju, dan negara-negara berkembang: 1950–2100
  • 47. Angka kematian bayi (IMR) dunia, negara-negara maju, dan negara-negara berkembang: 1950–2100
  • 48. Harapan hidup saat lahir (HHSL) dunia, negara-negara maju, dan negara-negara berkembang: 1950–2100
  • 49. Angka kematian kasar (CDR) negara-negara diAsiaTenggara 2015–2020
  • 50. Angka kematian bayi (IMR) negara-negara diAsiaTenggara 2015–2020
  • 51. Harapan hidup saat lahir (HHSL) negara-negara diAsiaTenggara: 1950–2100
  • 52. Angka kematian kasar (CDR) Indonesia 1950–2100
  • 53. Angka kematian bayi (IMR) Indonesia 1950–2100
  • 54. Harapan hidup saat lahir (HHSL) Indonesia 1950–2100
  • 55. 6. POLA DAN PERBEDAAN MORTALITAS
  • 56. Angka kematian menurut umur Indonesia 2015–2020
  • 57. IMR menurut provinsi IndonesiaSUPAS 2015
  • 58. Harapan hidup saat lahir (HHSL) menurut provinsi Indonesia 2019
  • 59. Tingkat kematian bayi dan anak menurut tempat tinggal IndonesiaSDKI 2017
  • 60. Tingkat kematian bayi dan anak menurut pendidikan ibu IndonesiaSDKI 2017
  • 61. Tingkat kematian bayi dan anak menurut kuintil indeks kekayaan rumah tangga IndonesiaSDKI 2017
  • 62. Tingkat kematian bayi dan anak menurut umur ibu saat melahirkan IndonesiaSDKI 2017
  • 64. Mosley danChen (1984) Mengajukan bahwa faktor-faktor sosial dan ekonomi mempengaruhi mortalitas melalui lima (5) determinan antara, yaitu: Faktor-faktor maternal Kontaminasi lingkungan Kekurangan gizi Cedera (injury) Pengendalian penyakit perorangan
  • 66. Samosir danTjekden (2010) ❑ Pemeriksaan setelah kelahiran ❑ Melahirkan pada umur berisiko ❑ Urutan kelahiran ❑ Jarak antar kelahiran ❑ Jenis kelamin bayi ❑ Tingkat pendidikan Ibu
  • 67. REFERENSI ❑ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, dan ICF. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta, Indonesia. ❑ Badan Pusat Statistik. 2011. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta, Indonesia. ❑ Samosir, Omas Bulan dan Fredy Tjekden. 2010. Maternal and Child Health Services Utilization and Infant Survival in Indonesia. Journal of Population. ❑ Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2010. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2. Editor: S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok, Indonesia ❑ Siegel, J.S. and David A. Swanson. 2004. The Methods and Materials of Demography. Second Edition. Elsevier Academic Press. California, USA. ❑ United Nations (UN). 2019. World Population Prospects 2019, Online Edition. Rev. 1. Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2019).