Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Kemenkes RI - Strategi Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak
1. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
disampaikan pada
TOT KELAS IBU HAMIL DAN BALITA
OLEH
KABID PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN
Dr. LILA YANWAR MARS
MATERI DASAR
2. Kemenkes RI – Kelas Ibu
2
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Pada akhir sesi, peserta mampu
memahami kebijakan dalam
meningkatkan kesehatan ibu, bayi baru
lahir dan anak
3. Kemenkes RI – Kelas Ibu
TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu menjelaskan:
‐ Analisis situasi kesehatan ibu, bayi
baru lahir dan anak
‐ Strategi dan upaya peningkatan
kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
8. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KESEHATAN BALITA
88
Dari 33 Provinsi, hanya 12 provinsi yang
diatas nasional, (0,6405) sedangkan 21
provinsi masih masalah terhadap
kesehatan balita, Gap juga terlihat
0,7170-0,5648 (tertinggi Provinsi DKI dan
Terendah Provinsi NTT)
9. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KESEHATAN REPRODUKSI
9
Dari 33 Provinsi, hanya 11 provinsi yang diatas
nasional, (0,4756) sedangkan 22 provinsi
masih masalah terhadap kesehatan
reproduksi, Gap juga terlihat 0,5901-0,2011
( tertinggi Provinsi Bali dan Terendah Provinsi
Sulawesi Tengah)
10. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Pelayanan Kesehatan
Dari 33 Provinsi, hanya 14 provinsi yang diatas
nasional, (0,3808) sedangkan 19 provinsi masih
masalah terhadap pelayanan kesehatan, Gap juga
terlihat 0,6223-0,1406 ( tertinggi Provinsi Bali dan
Terendah Provinsi Kalimantan Selatan)
11. Kemenkes RI – Kelas Ibu
INDIKATOR
CAPAIN
TERAKHIR
(TAHUN
2012)
Target
(2019)
Angka Kematian Ibu (AKI) per
100,000 kelahiran hidup : 359 306
TARGET PENURUNAN AKI DALAM RPJMN 2015-2019
11
12. Kemenkes RI – Kelas Ibu
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
62.9
81.3
60.3
68.3
76.8
75
58
75.4
67.4
18.8
22.3
31.7
ANTE NATAL CARE DI PUSKESMAS
14. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Dibanding tahun 2007 terjadi peningkatan bumil KEK
15. Kemenkes RI – Kelas Ibu
NO INDIKATOR
CAPAIAN
TERAKHIR
TARGET
RPJMN 2019
4.2
Angka Kematian Bayi (AKB) per
1000 KH
32
(2012) 24
15
TARGET PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BALITA RPJMN
TAHUN 2015-2019
16. Kemenkes RI – Kelas Ibu
HASIL KAJIAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
17. Kemenkes RI – Kelas Ibu
PIT POGI XXI - TAHUN
2014
17
18. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Sumber : Kajian Buku KIA Dinkes Prov Jateng Tahun 2013
Responden : 1000 Bumil
19. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Sumber : Kajian Buku KIA Dinkes Prov Jateng Tahun 2013
Responden : 31 bidan
20. Kemenkes RI – Kelas Ibu
BUKU KIA
SEBAGAI MEDIA INFORMASI KIA
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4
Tim e s e rie s
%PengetahuanBaik
Dengan
Buku KIA
Tanpa Buku
KIA
“Meningkatkan pengetahuan & prilaku
ibu dalam kesehatan ibu & anak
Sumber data: Universitas Airlangga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2004
21. Kemenkes RI – Kelas Ibu
ANALISA KESEHATAN IBU DAN
ANAK DI INDONESIA
22. Kemenkes RI – Kelas Ibu
FAKTA:
Risfaskes 2011 :
70.15% Bidan tinggal di
desa
64.86% Bidan di Desa
yang mempunyai Kit
BdD mampu
GDON:10.80%
BdD telah dilatih APN :
45.63%
47,4% puskesmas
perawatan mampu
PONED
42.6% Puskesmas
PONED tersedia MgSO4
Data Rutin 2012:
Jumlah Dukun : 110.557
Dukun bermitra : 80.791
(73%)
Riskesdas 2013 :
Pn di Faskes : 76,1%
Proporsi Pertolongan
Persalinan di rumah :
23,7%
FAKTA:
Hasil Tinjut SP 2010 :
59% Kematian ada di
Rumah Sakit
Risfaskes 2011
21% RS Pemerintah
memenuhi Kriteria
Umum PONEK
52,7% RSU
pemerintah dengan
dokter telah terlatih
PONEK
50,4% RSU
pemerintah dengan
bidan terlatih PONEK
Studi di Banten:
44% terlambat
mendapatkan
pelayanan di RS
Hasil Assesment
Yankes Ibu 2012 :
Kepatuhan terhadap
manajemen Eklampsi
70%
DISKONTINUITAS PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK DI INDONESIA
FAKTA:
SP 2010- Litbangkes 2012 : 49,7% - 75,3%
meninggal di RS pemerintah dan swasta (tergantung
jenis komplikasi); 17.1-37.8% di rumah sendiri
Studi di Banten: 66% terlambat mencapai fasilitas
rujukan
SDKI 2012
CPR 57.9%
Unmet need :
8.5%
Riskesdas
2013
CPR 59,3%
KBPP :
58,6%
MKJP :
10,2%
23. Kemenkes RI – Kelas Ibu
LATAR BELAKANG KELAS IBU
Masih tingginya jumlah kematian ibu, bayi dan anak -- > salah
satunya disebabkan oleh faktor keterlambatan (merujuk, sampai,
mendapat pertolongan adekuat)
Beberapa daerah masih mempunyai cakupan program kesehatan
ibu dan anak masih rendah
Salah satu penyebabnya karena masih rendahnya pengetahuan ibu
dan keluarga
Belum optimalnya pemanfaatan buku KIA
Hasil kajian : mengungkapkan bahwa pengetahuan sebagian besar
Ibu tentang isi Buku KIA masih kurang karena mereka tidak
membaca buku itu
Penyuluhan yang berjalan selama ini diberikan belum terkoordinir
(materi, jadwal, jumlah peserta)
24. Kemenkes RI – Kelas Ibu
STRATEGI DAN UPAYA PENINGKATAN
KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR
DAN ANAK
25. Kemenkes RI – Kelas Ibu
VISI DAN MISI
PRESIDEN
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia
TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang
politik; Berkepribadian dlm budaya
PROGRAM INDONESIA
SEHAT
PROGRAM
INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA KERJA
PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA
PENGUATAN
YANKES
PARADIGMA
SEHAT JKN
3DIMENSIPEMBANGUNAN:PEMBANGUNANMANUSIA,SEKTOR
UNGGULAN,PEMERATAANDANKEWILAYAHAN
3DIMENSIPEMBANGUNAN:PEMBANGUNANMANUSIA,SEKTOR
UNGGULAN,PEMERATAANDANKEWILAYAHAN
NORMAPEMBANGUNANKABINETKERJANORMAPEMBANGUNANKABINETKERJA
DTPK
26. Kemenkes RI – Kelas Ibu
PROGRAM INDONESIA SEHAT
Penerapan pendekatan
continuum of care
Intervensi berbasis
risiko kesehatan
(health risk)
27. Kemenkes RI – Kelas Ibu
27
CONTINUUM OF CARE
Pemeriksaan
Kehamilan
Pelayanan
bagi bayi
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan bagi
anak SD
Pelayanan bagi anak
SMP/A & remaja
•P4K
•Buku KIA
•ANC terpadu
•Kelas Ibu Hamil
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil
•TT ibu hamil
•APN (MAK III) dan KF
•Inisiasi Menyusu Dini
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B
•Rumah Tunggu
•Kemitraan Bidan Dukun
•KB pasca persalinan
•PONED-PONEK
•ASI eksklusif
•Imunisasi dasar
lengkap
•Pemberian
makan
•Penimbangan
•Vit A
•MTBS
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• PMT
•Penjaringan
•Bln Imunisasi Anak Sekolah
•Upaya Kes Sklh
•PMT• Kespro remaja
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll
• Fe
1000 hari pertama
kehidupanPelayanan
PUS & WUS
Lansia berkualitas
•Posyandu Lansia
•Peningkatan kualitas
Hidup Mandiri
•Perlambatan proses
Degeneratif
•Konseling Kespro
•Pelayanan KB
•KIE Kespro Catin
•PKRT
Promotif,
Preventif
Diagnosa Dini
Hulu
=
Hilir
kuratif dan
rehabilitatif
Persalinan, nifas &
neonatal
28. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KEBIJAKAN PENINGKATAN
KESEHATAN IBU
29. Kemenkes RI – Kelas Ibu
NO INDIKATOR
TARGET TAHUN
BASELINE
2014
2015 2016 2017 2018 2019
1 Cakupan Persalinan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Pf)
70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %
2
Puskesmas yang melakukan Orientasi
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
72%
(6500)
77%
(7000)
83%
(7500)
88%
(8000)
95%
(8500)
100%
(9000)
3 Puskesmas yang melaksanakan
Kelas Ibu Hamil
2450
(27%)
5455
(78%)
5665
(81%)
5875
(84%)
6085
(87%)
6295
(90%)
4
Kabupaten/Kota yang mempunyai
minimal 4 Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan reproduksi
terpadu
237
(47%)
287
(57%)
337
(68%)
387
(78%)
437
(88%)
487
(95%)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
DIREKTORAT BINA KES. IBU TAHUN 2015-2019
31. Kemenkes RI – Kelas Ibu
31
UPAYA PRIORITAS DALAM PENURUNAN AKI
TAHUN 2015-2019
32. Kemenkes RI – Kelas Ibu
PROGRAM KESEHATAN ANAKPROGRAM KESEHATAN ANAK
Tk Rujukan : PONEK, Yankes Anak di RS
Kab/Kota, Regionalisasi RS rujukan
Tk Puskesmas : Perawatan Neonatal Esensial,
Manajemen BBLR (metode kanguru),
Manajemen Asfiksia, MTBS, PONED
Tk Masyarakat : Pemanfaatan Buku KIA, Kelas
Ibu Balita, MTBS-M
Tk Rujukan : Skrining Hipotiroid Kongenital
Rujukan Kasus Tumbuh kembang, Rujukan
PKPR
Tk Puskesmas : SDIDTK, UKS, PKPR
Tk Masyarakat :
Posyandu/PAUD/KB/Konselor Sebaya
Tk Rujukan : Rujukan kasus KtA
Tk Puskesmas : Puskesmas mampu
tatalaksana kekerasan (KtA), Yankes di
panti anak/LKSA, ABH di lapas/rutan, ancat
melalui UKS diSLB
Tk Masyarakat : Penanganan ADD di Tingkat
Keluarga
33. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KEBIJAKAN PENGGUNAAN
BUKU KIA
34. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Penggunaan Buku KIA merupakan kebijakan dalam
UPAYA PEMANTAUAN KESEHATAN IBU HAMIL DAN TUMBUH
KEMBANG ANAK
Keputusan Menteri Kesehatan No 284/Menkes/SK/III/2004
tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak, bahwa:
Buku KIA merupakan satu-satunya alat pencatatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan
selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun,
termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak
dan KB.
Buku KIA merupakan bagian penting dalam sistem
pelayanan KIA
35. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KEBIJAKAN PENGGUNAAN BUKU KIA
35
Ibu dan Keluarga
MENURUNKAN AKI,
AKB & AKBAL
PELAYANAN KIA
BERKUALITAS
Petugas Kesehatan
GAP
Kurangnya KIE
oleh petugas
terhadap Ibu /
Suami/ Keluarga
Peningkatan
Kinerja
Kinerja Kurang
PELAYANAN
KIA TIDAK
BERKUALITAS
PELAYANAN
KIA TIDAK
BERKUALITAS
Penggunaan Buku
KIA : Kepmenkes
No
284/Menkes/SK/I
II/2004 tentang
Buku KIA
Peningkatan
Penggunaan Buku
KIA melalui :
Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu
Balita
Rendahnya
pemanfaat
an buku
KIA
36. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KEBIJAKAN
PELAKSANAAN KELAS IBU
37. Kemenkes RI – Kelas Ibu
Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu BalitaKelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
Kegiatan penting dalam penerapan
Buku KIA di masyarakat
Kegiatan penting dalam penerapan
Buku KIA di masyarakat
Upaya pembelajaran ibu,
suami, keluarga dan masyarakat
melalui kegiatan belajar bersama
Upaya pembelajaran ibu,
suami, keluarga dan masyarakat
melalui kegiatan belajar bersama
mempersiapkan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan
yang aman & selamat
mempersiapkan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan
yang aman & selamat
persiapan ibu bayi & balita
dalam perawatan kesehatan
anak sesuai standar
persiapan ibu bayi & balita
dalam perawatan kesehatan
anak sesuai standar
KELAS IBU
38. Kemenkes RI – Kelas Ibu
SUASANA KELAS IBU HAMIL
Puskesmas Mamboro, PaluPuskesmas Mamboro, PaluPuskesmas di Kab Bangka SelatanPuskesmas di Kab Bangka Selatan
39. Kemenkes RI – Kelas Ibu
KELOMPOK KELAS IBU – BALITAKELOMPOK KELAS IBU – BALITA
NAGARI BATU BASANAGARI BATU BASA
KELOMPOK KELAS IBU – BALITAKELOMPOK KELAS IBU – BALITA
JORONG BULU KASOKJORONG BULU KASOK
40. Kemenkes RI – Kelas Ibu
40
Terdapat bukti nyata bahwa AKI, AKB dan AKABA dapat
diturunkan melalui intervensi pemberdayaan
masyarakat
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
dan anak maka perlu dikembangkan kelas ibu hamil
Melalui kelas ibu diharapkan pengetahuan ibu dan
keluarga dapat meningkat sehingga dapat melahirkan
dengan selamat dan bayi lahir dengan sehat dan cerdas
serta balita tumbuh kembang dengan optimal
Semua ibu hamil dan ibu balita diharapkan dapat
mengikuti kelas ibu hamil minimal 4 kali pertemuan
dan kelas ibu balita minimal 1 kali setiap bulan
Ibu Ketua, wakil ketua dan anggota Komisi IX yang saya hormati,
Capaian MDG 5 angka Kematian Ibu sesuai SDKI 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH), masih cukup jauh dari target dan diperlukan strategi percepatan untuk mencapai target MDGs tahun 2015. Sementara cakupan pertolongan persalinan sebesar 83,1% (SDKI, 2012) dan target MDGs sebesar 90% pada tahun 2015 insyaallah kita akan mencapai target tersebut.
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan nifas, bayi, balita, hingga remaja (pria dan wanita usia subur).
Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Untuk PUS juga dikembangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT) di Puskesmas.
Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
Apabila terjadi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun fasyankes lanjutan (RS PONEK).