SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
PELATIHAN KADER POSYANDU
UPTD PUSKESMAS BANGGAI KABUPATEN BANGGAI LAUT
Dr. Jerry Manuas
1
TUGAS KADER DALAM
PENYELENGGARAAN POSYANDU
TUGAS SEBELUM HARI BUKA POSYANDU ATAU H-POSYANDU
YAITU TUGAS PERSIAPAN OLEH KADER
TUGAS PADA HARI BUKA POSYANDUATAU H POSYANDU
YAITU TUGAS UNTUK MELAKSANAKAN PELAYANAN 5
KEGIATAN
TUGAS SESUDAH HARI BUKA POSYANDU ATAU H+POSYANDU
YAITU TUGAS SETELAH HARI POSYANDU
2
KADER-KADER
KESEHATAN
1. Kader Posyandu Ibu dan
Anak
2. Kader Posbindu (usia
produktif)
3. Kader Lansia
4. Kader Remaja
5. Kader Kesehatan
Lingkungan
POSYANDU IBU DAN ANAK
1. Ibu Hamil
2. Ibu Selesai Persalinan (Nifas)
3. Ibu usia produktif (KB)
4. Bayi
5. Balita
6. dll
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
BALITA
5
STATUS GIZI,
PERTUMBUHAN
DAN
PERKEMBANGAN
6
PENGERTIAN STATUS GIZI
STATUS GIZI adalah keadaan keseimbangan
antara ASUPAN zat gizi dan KEBUTUHAN zat
gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan
proses biologi
GIZI SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi SESUAI
dengan KEBUTUHAN zat gizi = GIZI BAIK
GIZI TIDAK SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi
TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi
(Kurang atau Melebihi) = KURANG GIZI atau
GIZI LEBIH
7
Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi
Gizi Seimbang = Gizi Baik
Asupan zat gizi SESUAI kebutuhan zat gizi
Berat normal
8
Asupan zat gizi
Kebutuhan zat gizi
Gizi Tidak Seimbang = Kurang Gizi
Asupan zat gizi KURANG DARI kebutuhan zat gizi
Berat kurang
9
Asupan zat gizi
Kebutuhan zat gizi
Gizi Tidak Seimbang = Gizi Lebih
Asupan zat gizi MELEBIHI kebutuhan zat gizi
Berat lebih
10
Perkembangan
Pertumbuhan
Kecerdasan
Pemeliharaan
kesehatan
Aktivitas dan
Lain-lain
KESEIMBANGAN ZAT GIZI
Mempengaruhi
11
ADALAH:
Perubahan ukuran fisik
dari waktu ke waktu,
baik dari segi DIMENSI,
PROPORSI, maupun
KOMPOSISI tubuh
Pada manusia, ukuran
fisik (tubuh) disebut
juga dengan istilah
ANTROPOMETRI
PERTUMBUHAN
12
Adalah: Ukuran tubuh
manusia
Berasal dari kata:
Anthropos = Manusia
Metric = Ukuran
ANTROPOMETRI
13
0 bln 1 bln 2 bln 3 bln
4 bln 5 bln 6 bln 7 bln
8 bln 9 bln 10 bln 11 bln
12 bln 13 bln 14 bln 15 bln
ADALAH:
Perubahan kemampuan
anak dalam gerakan
motorik kasar/halus,
kecerdasan, mental,
perilaku dari waktu ke
waktu
Perubahan
motorik kasar
PERKEMBANGAN
14
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Umur Anak (bulan)
Ukuran
fisik
Anak yang sehat akan tumbuh
dan berkembang dengan baik
Pertumbuhan dan Perkembangan
15
Pertumbuhan:
Perubahan yang dapat diukur secara
kuantitatif (Contoh: dari 5 kg menjadi
6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm)
Perkembangan:
Perubahan yang hanya dapat diukur
secara kualitatif (Contoh: dari dapat
merangkak menjadi dapat berdiri,
dari tidak dapat bicara menjadi dapat
bicara, dsb.)
Perbedaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
16
1. Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan
proses perubahan yang mengikuti perjalanan
waktu (Contoh: dari bulan ke bulan)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan hanya dapat
diketahui bila dilakukan pemantauan secara
teratur dan terus menerus
3. Setiap anak memiliki Jalur Pertumbuhan dan
Perkembangan NORMAL (“Trajectory”) yang
bervariasi
Kesamaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
17
APA BEDA PENIMBANGAN
BULANAN DAN
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN ?
18
D
D
T
K
B
D
D
T
K
B
= Datang
= Daftar
= Timbang
= Kueh
= Bubar
= Deteksi
= Dini
= Tumbuh
= Kembang
= Balita
UMUM TERJADI
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
PENIMBANGAN
BULANAN
SEHARUSNYA
19
1. DATANG KE
POSYANDU
2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG
PENIMBANGAN BULANAN BALITA DI POSYANDU
4. DICATAT DALAM
BUKU REGISTER
5. DIBAGI MAKANAN/
KUEH
6. PULANG
20
1. DATANG KE
POSYANDU
4. BB ANAK DICATAT
& DI PLOT KE KMS
2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG
5. DINILAI STATUS
PERTUMBUHAN
BERDASARKAN
KURVA BB ANAK
N = NAIK
T = TIDAK
NAIK
BGM, PERTAMA
DITIMBANG
KONFIRMASI
GIZI BURUK
TIDAK
GIZI
BURUK
DIRUJUK
6.
KONSELING
PELAYANAN GIZI
DAN KESEHATAN
DASAR
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU
21
APA TUJUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN?
1. Mengetahui status pertumbuhan individu balita dari waktu ke waktu
secara teratur
2. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan
pertumbuhan pada individu balita
3. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak
yang mengalami gangguan pertumbuhan  agar dapat dikembalikan
ke jalur pertumbuhan normalnya
4. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya
mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan
anak
22
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
1. CARA PLOT berat badan anak dalam KMS
2. CARA memasang timbangan (dacin) dan cara
menimbang anak
3. CARA menghitung umur anak yang lebih teliti
4. CARA menilai status pertumbuhan anak
5. CARA identifikasi anak yang harus tumbuh-kejar
6. CARA menentukan GARIS PERTUMBUHAN IDEAL
bagi anak yang harus tumbuh-kejar
23
3. Gantungkan dacin dengan
posisi batang dacin sejajar
dengan mata penimbang
1. Pilih Pelana rumah
atau dahan peng-
gantung yang kuat
4. Sarung atau celana
timbang tempat
anak diletakkan
6. Bandul penyeimbang
dapat berupa kantong/
plastik berisi kerikil
atau pasir
2. Tali penggantung
dacin yang kuat
5. Bandul geser
di angka NOL
CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR
24
7. Posisi kedua paku
timbangan harus
lurus
25
1. Karena pertumbuhan anak berhubungan dengan umur
SLOGAN: Bertambah umur bertambah berat badan
2. Karena kecepatan tumbuh (“growth rate”) balita dari
umur 0 bulan sampai 60 bulan berbeda-beda.
3. Mengetahui umur anak dengan tepat sangat penting
untuk menilai apakah kecepatan tumbuh anak mengikuti
kecepatan tumbuh normal pada umur tersebut.
a. Kecepatan tumbuh anak laki-laki:
a1). Antara 0 -1 bulan = 0,8 – 1,1 kg
a2). Antara 8 - 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg
b. Kecepatan tumbuh anak perempuan:
b1). Antara 0 - 1 bulan = 0,6 – 0,9 kg
b2). Antara 8 - 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg
MENGAPA UMUR HARUS DIHITUNG TELITI?
26
CARA MEMBULATKAN UMUR ANAK
Pedoman dari CDC (Center of Diseases Control)
tahun 2000:
1. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak
16 hari s/d 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: 20 bulan + 17 hari = 21 bulan
19 bulan – 16 hari = 18 bulan
2. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak
1 hari s/d 15 hari, dibulatkan menjadi 0 bulan
Contoh: 20 bulan + 15 hari = 20 bulan
19 bulan – 14 hari = 19 bulan
27
CARA MENGHITUNG UMUR ANAK BALITA
Tanggal Hari Bulan Tahun
Ditimbang 05 07 2003
Lahir 10 06 2001
SELISIH -5 Hari 1 Bln 2 Thn
(-0 Bln) (1 Bln) (24 Bln)
UMUR ANAK = 24 bulan + 1 Bulan – 0 bulan
UMUR anak = 25 bulan
CONTOH 1
28
Tanggal Hari Bulan Tahun
Ditimbang 05 02 2003
Lahir 21 07 2001
SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn
(-1 Bln) (-5 Bln) (24 Bln)
UMUR ANAK = 24 bulan – 5 bulan – 1 bulan
UMUR anak = 18 bulan
CONTOH 2
29
BAGAIMANA CARA MENILAI STATUS
PERTUMBUHAN ANAK?
Bukan hanya asal naik berat badannya
Tapi harus dengan melihat garis pertumbuhan
anak dalam grafik KMS
Naik dan Tumbuh Normal
Naik tetapi
tumbuh Tidak Normal
30
1. Garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna
2. Garis pertumbuhan naik dan pindah ke pita warna di atasnya
2
1
Anak Yang Naik Berat Badannya (N)
31
3 4 5
3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu
4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu
5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya
Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
32
a. Anak MENJADI BGM
b. BGM yang T
*) Harus dirujuk ke
Puskesmas/RS untuk
diperiksa dan mempe-
roleh perawatan
Anak PERTAMA KALI
ditimbang dan BGM
*) Harus dirujuk ke Pus-
kesmas utk konfirma-
si apakah anak GIZI
BURUK atau TIDAK
Anak BGM yang tumbuh
NORMAL, karena anak
tersebut memiliki tinggi
badan yang PENDEK
*) Tidak perlu dirujuk
ke Puskesmas
a
b
Bagaimana Dengan Anak BGM ?
33
Data SKDN dapat digunakan untuk memantau
status PERTUMBUHAN BALITA di suatu wilayah
Semua anak balita memiliki KMS dan
Ditimbang secara teratur tiap bulan  agar dapat
dipantau apakah berat badan anak Naik/Tidak naik
untuk penyuluhan dan untuk diketahui tindakan
intervensi apa yang tepat bila diperlukan
DATA UNTUK
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN WILAYAH
34
Sumber Data SKDN  POSYANDU
Pengelolaan
program
%
K/S
%
D/S
%
N/D
INTERVENSI
TINGKAT
WILAYAH
Pemantauan
pertumbuhan
balita di suatu
wilayah
Data hasil penimbangan
bulanan di Posyandu
S
K
D
N
POSYANDU
KELURAHAN/
DESA
Ambil data
35
BAGAIMANA TINGGI BADAN ANAK
DAN GENETIK
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN BERAT BADAN
ANAK TERSEBUT
36
TB/U
Normal
TB/U
Normal
TB/U
Pendek
TB/U
Pendek
TB/U
Normal
TB/U
Normal
TB/U
Pendek
TB/U
Pendek
BB/TB = NORMAL
( harus tetap tumbuh normal)
BB/TB = KURUS
(harus tumbuh kejar)
UMUR ANAK SAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
37
Anak No. 1
TB/U lebih dari Normal,
BB/TB = NORMAL
Jalur pertumbuhan normal
38
Anak No. 2
TB/U = NORMAL,
BB/TB = NORMAL
Jalur pertumbuhan normal
39
Anak No. 3
TB/U = PENDEK,
BB/TB = NORMAL
Jalur pertumbuhan normal
40
Anak No. 4
TB/U = SANGAT PENDEK,
BB/TB = NORMAL
Jalur pertumbuhan normal
41
Anak No. 5
TB/U lebih dari Normal,
BB/TB = KURUS
Jalur pertumbuhan normal
yang harus dikejar anak
Tumbuh kejar
42
Anak No. 6
TB/U = NORMAL,
BB/TB = KURUS
Jalur pertumbuhan normal
yang harus dikejar anak
Tumbuh kejar
43
Anak No. 7
TB/U = PENDEK,
BB/TB = KURUS
Jalur pertumbuhan normal
yang harus dikejar anak
Tumbuh kejar
44
Anak No. 8
TB/U = SANGAT PENDEK,
BB/TB = KURUS
Jalur pertumbuhan normal
yang harus dikejar anak
Tumbuh kejar
45
APA IMPLIKASI DARI KONDISI/KARAKTERISTIK
PERTUMBUHAN TERSEBUT UNTUK KONSELING ?
1. Untuk melaksanakan konseling atau nasihat gizi yang tepat, maka
sebaiknya anak diukur panjang atau tinggi badannya disamping
ditimbang berat badannya
2. Pengukuran panjang atau tinggi badan tidak perlu dilakukan setiap
bulan, tetapi cukup 6 bulan sekali atau setahun sekali
3. Perlu dipelajari dulu garis pertumbuhan berat badan anak terhadap
GARIS PERTUMBUHAN NORMAL berdasarkan PANJANG atau
TINGGI BADAN anak tersebut
4. Jangan memberi nasihat untuk mengurangi porsi makanan anak
atau untuk menambah porsi makanan anak sebelum diketahui pasti
bagaimana kondisi berat badan menurut tinggin badan anak
tersebut
46
APA AKIBATNYA KALAU KITA SALAH
MEMBERI NASIHAT GIZI ?
1. Anak BGM yang sebenarnya memiliki BB/TB NORMAL dinasihati untuk
menambah porsi makanan  akibatnya suatu saat anak menjadi
GEMUK
2. Anak yang dianggap GIZI LEBIH tetapi sebenarnya memiliki BB/TB
normal dinasihati untuk mengurangi porsi makanannya  akibatnya
suatu saat anak akan menjadi KURUS
3. Anak yang dianggap GIZI KURANG (di Pita Kuning) yang sebenarnya
memiliki BB/TB normal dinasihati untuk menambah porsi makanan 
akibatnya suatu saat anak menjadi GEMUK
4. Anak yang dianggap GIZI BAIK (di Pita Hijau) padahal menurut BB/TB
nya KURUS, dinasihati untuk tetap dipertahankan pertumbuhan BB nya
di pita hijau  akibatnya anak akan tetap KURUS atau menjadi lebih
KURUS
47
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MEMBERIKAN KONSELING GIZI
1. Kita perlu identifikasi keadaan gizi anak secara teliti
agar konseling atau nasihat gizi dapat diberikan secara tepat
2. Kesalahan dalam identifikasi keadaan gizi anak dapat
menjebak anak ke keadaan gizi yang lebih memburuk
3. Kita harus berpedoman pada kondisi berikut:
a. Anak yang BGM belum tentu keadaa gizinya buruk
b. Anak yang BB nya di pita kuning belum tentu
keadaan gizinya kurang
c. Anak yang BB nya di pita hijau belum tentu
keadaan gizinya baik
d. Anak yang BB nya di atas pita kuning teratas
dalam KMS belum tentu keadaan gizinya lebih
48
Berat badan harapan
(normal)
Berat badan anak
sebenarnya
Garis pertumbuhan
normal anak (growth
trajectory)
Garis tumbuh yang harus
dilalui anak untuk “tumbuh
kejar”
16
9,5 kg
8,5 kg
49
KMS TIDAK DIANJURKAN
UNTUK MEMANTAU STATUS GIZI
(GIZI BAIK, KURANG, BURUK, LEBIH)
SETIAP BULAN,
KENAPA ?
51
Status Gizi:
Status Pertumbuhan:
B B B B B B K K
T T T T T T T T
B=Baik; K=Kurang; T=Tidak naik
Berat badan terus turun,
tetapi status gizi tetap baik
Tiba-tiba menjadi
gizi kurang
Keberhasilan pengelolaan Posyandu
memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil, maupun
finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama,
tekanan dan pengabdian para pengelolanya
termasuk kader.
Apabila kegiatan Posyandu terselenggara
dengan baik akan memberikan kontribusi yang
besar, dalam menurunkan angka kematian ibu,
bayi, dan anak balita.
Buku Pegangan
PENUTUP
POSBINDU PTM
PENGERTIAN
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat
dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat,
kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak
lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk
ke fasilitas yankes dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus
(DM), kanker, penyakit jantung&pembuluh darah
(PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
9/21/2022 54
TUJUAN
Meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pencegahan dan penemuan dini
faktor risiko PTM
9/21/2022 55
SASARAN KEGIATAN
Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan
Penyandang PTM usia > 15 tahun
WADAH KEGIATAN
Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi
dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat
yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik
perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain di
mana masyarakat dalam jumlah tertentu
berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di
mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan
organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah
memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan
kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian
waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan
tenaga yang ada.
9/21/2022 56
PELAKU KEGIATAN
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan
oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-
masing kelompok/organisasi/
lembaga/tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM, yang
dilatih secara khusus, dibina atau
difasilitasi untuk melakukan
pemantauan faktor risiko PTM di
masing-masing kelompok atau
organisasinya.
9/21/2022 57
BENTUK KEGIATAN
1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan
perilaku.
2. Pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT),
lingkar perut (LP), analisa lemak tubuh dan tekanan darah (TD)
3. Pemeriksaan funsi paru sederhana
4. Pemeriksaan gula darah
5. Pemeriksaan kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
6. Pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan amphetamin urine
7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Clinical Breast Examination
(CBE) oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan
memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis
(lihat pada tabel anjuran pemantauan).
.
Monitoring :
• Obesitas
• Hipertensi
• Hiperglikemi
• Hiperkolesterol
• Pem.Klinis
Payudara
• Faktor lain
• KIE
• Aktifitas Fisik
• Sarasehan
Konseling :
• Diet,
• Stop
merokok
• Stress
• Self Care
Aktifitas bersama :
KLASIFIKASI POSBINDU PTM
Posbindu Dasar
Wawancara Terarah Faktor Risiko dengan
Instrumen
Pemeriksaan Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks
Massa Tubuh dan analisa lemak tubuh
Sadari/CBE (Pemeriksaan Payudara sendiri), Arus
Puncak Respirasi
Pemeriksaan Tekanan Darah
Posbindu Utama
Pemriksaan
IVA
Pemeriksaan Gula,
Kolesterol Total,
Trigliserida Darah
Layanan Posbindu
Dasar
ALAT ANALISA LEMAK TUBUH ALAT UKUR LINGKAR PERUT
PEAKFLOW
METER
POSBINDU PTM DASAR KIT
ALAT UKUR
TEKANAN DARAH
POSBINDU PTM UTAMA KIT
ALAT ANALISA LEMAK TUBUH
ALAT UKUR GULA DAN
LEMAK DARAH
ALAT UKUR
TEKANAN DARAH
ALAT UKUR LINGKAR PERUT
IVA
DESA/KELURAHAN
SIAGA AKTIF
Posbindu PTM
Pemda
Masyarakat
Puskesmas
Dokter
Keluarga
Klinik
swasta
PENGENDALIAN PENYAKIT
UPAYA KESEHATAM
PROMKES
DINAS KESEHATAN
Profesi
KEGIATAN LAINNYA DALAM PENYELENGGARAN
POSBINDU
DETEKSI DINI
DAN TATA LAKSANA FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR SECARA MANDIRI
Senam Bersama
Sepeda Gembira
Penyuluhan melalui Kegiatan Keagamaan
Demo Masak Menu Sehat
dan seimbang
PRASARANA DAN SARANA
PENUNJANG
.
Tipe
Posbindu PTM
Peralatan Deteksi Dini
dan Monitoring Faktor Risiko PTM
Peralatan KIE dan Penunjang
Posbindu PTM Dasar Alat ukur Lingkar Perut
Alat ukur tinggi badan
Tensimeter Digital
Alat Analisa Lemak Tubuh
Feakflow meter
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Unit
Lembar Balik
Leaflet / brosur
Poster
Buku
Pencatatan
Buku Panduan
Buku Formulir
Rujukan
KMS FR-PTM
Kursi dan Meja
Kamar khusus
Alat Tulis kantor
Model Makanan
: 2 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
: 1 Buah
: Serial
: 1 Buah
: 1 Buah
: Sesuai kebutuhan
: Untuk
pemeriksaan IVA
: 1 Set
: 1 Paket
Posbindu PTM Utama
Posbindu PTM Dasar kit
Alat Ukur Kadar Gula,
kolesterol total dan
Trigliserid
Alat Ukur Kadar Alkohol
Pernafasan
Tes Amfetamin Urin
Bahan IVA dan alat
kesehatan dan penunjang
lainnya
: 1 Paket
: 1 Unit
: 1 Unit
: 1 Paket
: 1 Paket
:
Faktor Risiko Baik Sedang Buruk
Gula darah puasa 80-109 110-125 126
Glukosa darah 2 jam 80-144 145-179 180
Glukosa darah
sewaktu
80-144 145-199 200
Kolesterol darah total < 150 150-189 190
Trigliserida <140 140-150 > 150
Tekanan darah <130/80 130-
139/80-90
 140/90
Indeks Masa Tubuh
(IMT)
18,5-22,9 23-24 >25
Lingkar Perut P < 90cm; W - P >90 cm; W >80
.
KRITERIA PENGENDALIAN FAKTOR
RISIKO PTM
.
FREKUENSI DAN JANGKA
WAKTU PEMANTAUAN FAKTOR
RISIKO PTM
Faktor Risiko Orang Sehat Faktor Risiko Penderita
PTM
Glukosa darah puasa 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah 2 jam 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah sewaktu 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Kolesterol darah total 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Trigliserida 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Tekanan darah 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Indeks Masa Tubuh (IMT) 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Lingkar Perut 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Arus Puncak Ekspirasi 1 tahun sekali 3 bulan sekali 1 bulan sekali
IVA 5 Tahun sekali
Cedera dan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
6 bulan sekali 3 bulan sekali 3 bulan sekali
Kadar Alkohol Pernafasan
dan Tes Amfetamin Urin
1 tahun sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali
RUJUKAN
Bila terdapat peserta yang memiliki kriteria harus
dirujuk, sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan
terlebih dahulu memotivasi agar mau dirujuk ke
Puskesmas.
Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan
ke Puskesmas sebagai media informasi Petugas
Puskesmas dalam menerima rujukan dari masyarakat.
Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping
rujukan dari kader Posbindu PTM agar dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
.
PENILAIAN DAN EVALUASI
Penilaian tersebut meliputi berapa jumlah
tenaga kader aktif mengikuti kegiatan, berapa
peserta yang datang berkunjung teratur
setiap bulannya, berapa kali olahraga
bersama dan penyuluhan
kesehatan/konseling yang dilakukan dalam
setahun, berapa peserta yang terkendali
faktor risikonya, serta berapa banyak peserta
yang dirujuk ke Puskesmas.
.
PEMBINAAN POSBINDU PTM
Pembinaan secara periodik oleh
Puskesmas atau Dinkes Kabupaten/Kota.
Kegiatan Pembinaan :
1. Penyelenggaraan forum komunikasi
min 2x setahun
2. Pemilihan kader teladan
3. Pemilihan Posbindu teladan
4. Pelaksanaan studi banding
9/21/2022 71
PENCATATAN PELAPORAN
L P L P L P L P L P L P L P
Obesitas umum
Normal
Obesitas sentral
Normal
Hipertensi
Normal
Hiperglikemia
Normal
Hipercholesterolemia
Normal
Hipertrigliseridemia
Normal
Terganggu
Normal
Positif
Negatif
benjolan payudara
Normal
Positif
Negatif
Positif
Negatif
45-54
Utama
2
Tekanan Darah
8 Uji Paru
11
12
Pemeriksaan payudara (CBE)
PENCATATAN DAN PELAPORAN FAKTOR RISIKO PTM
No Tipe Pengukuran Faktor Risiko
Golongan Umur
55+ SUB TOTAL TOTAL
Rujukan Puskesmas
5
Dasar
Lingkar perut
10
Gula darah
TB dan BB (IMT)
<18 18-44
9 IVA
6
7
Kadar amfetamin urin
Kadar alkohol pernafasan
Cholesterol darah
Trigliserida darah
INDIKATOR KEBERHASILAN
9/21/2022 73
INDIKATOR KEBERHASILAN
No Faktor risiko Cut off point
1 Tekanan darah Sistole >= 140 mmHg
Diastole >= 90 mmHg
2 Kurang makan buah dan sayur (5
porsi sehari)
Ya, tidak
3 Kurang aktivitas fisik (150 menit
per minggu)
Ya, tidak
4 Merokok Ya, tidak
5 Penyuluhan rokok Ikut, tidak ikut
6 Konsumsi minuman beralkohol Ya, tidak
7 IMT >= 23 obesitas
8 Lingkar perut Laki-laki >=90 cm
Perempuan >=80 cm
9 Fungsi paru sederhana Baik (< dari prediksi), buruk
10 Gula darah >200 mg/dL hiperglikemi
indivi
du
No Faktor risiko Cut off point
11 Kolesterol darah >190 hiperkolesterolemia
12 Trigliserida >=140 hipertrigliserida
13 Benjolan payudara Ditemukan,tdk ditemukan
14 IVA Positif, negatif
15 Penyuluhan IVA dan CBE Ikut, tidak ikut
16 Kadar alkohol pernafasan Positif, negatif
17 Amfetamin urin Positif, negatif
18 Penyuluhan potensi cedera Ikut, tidak ikut
indivi
du
IKU PENGENDALIAN PTM
NO URAIAN IKU
Target
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
1
Prevalensi penduduk
usia>15 tahun dengan
tekanan darah tinggi
25,8% 25,28% 24,77% 24,28% 23,79% 23,38%
2
Prevalensi penduduk usia
>15 tahun dengan gula
darah tinggi
6,9% 6,3% 5,9% 5,3% 4,8% 4,4%
GIZI PADA USIA PRODUKTIF
DAN LANSIA
TERUTAMA LANSIA
PEMBERIAN VITAMIN ATAU MULTIVITAMIN
PEMBERIAN SUSU
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
Definisi
Tekanan darah adalah kekuatan yang
diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam
pembuluh darah dan beredar mencapai semua
jaringan tubuh manusia.
Tekanan darah dibedakan :
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah
pada waktu jantung menguncup.
Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung mengendor kembali.
Alat tensimeter terdiri atas beberapa
komponen utama berikut:
manset (cuff) dari karet yang dibungkus
kain.
Manometer air raksa berskala 0 mm-
300
mmHg.
Pompa karet.
Pipa karet atau selang.
Pengukuran tekanan darah dilakukan
dengan memasang manset di lengan
atas, kira-kira 2-3 cm di atas lipatan
siku. Jari tangan kiri diletakkan dilipatan
siku untuk meraba denyut pembuluh
nadi, lalu pompa karet di tekan dengan
tangan kanan agar udara masuk ke
dalam, sampai denyut pembuluh tidak
teraba lagi. Kemudian stetoskop
dipasang dilipatan siku sambil ventil
putar dibuka sedikit demi sedikit secara
perlahan untuk menurunkan tekanan
PEMERIKSAAN TEKANAN
DARAH
1. Pasanglah manset pada lengan atas ,
dengan batas bawah manset 2 - 3 cm
dari lipat siku dan perhatikan posisi
pipa manset yang akan menekan tepat
di atas denyutan arteri di lipat siku (
arteri brakialis)
2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri
brakialis
3. Rabalah pulsasi arteri pada
pergelangan tangan (arteri radialis)
POSISI TERBAIK SAAT
PENGUKURAN TEKANAN
DARAH
posisi duduk dengan siku
lengan menekuk di atas meja dengan
posisi telapak tangan menghadap ke
atas dan posisi lengan sebaiknya
setinggi jantung .
LANJUTAN...
1. Pompalah manset hingga tekanan manset
mencapai 50 mmHg setelah pulsasi arteri
radialis menghilang.
2. Bukalah katup manset dan tekanan manset
dibirkan menurun perlahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg/detik
3. Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan
catatlah sebagai tekanan sistolik.
4. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat
sebagai tekanan diastolik
5. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg,
Dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan
pada posisi duduk ataupun berbaring. Namun yang
penting, lengan tangan harus dapat diletakkan
dengan santai.
2. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat
pengukuran. Pada orang yang baru bangun tidur,
akan didapatkan tekanan darah paling rendah,
yang dinamakan tekanan darah basal.
3. Tekanan yang diukur setelah berjalan kaki atau
aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih
tinggi.
4. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan
5. Pada suatu pemeriksaan kesehatan,
sebaiknya tekanan darah di ukur 2 atau
3 kali berturut-turut. Jika hasilnya
berbeda, maka nilai yang dipakai adalah
nilai yang terendah.
6. Ukuran manset (cuff) harus sesuai
dengan lingkar lengan, bagian yang
mengembang harus melingkari 80%
lengan dan mencakup dua pertiga dari
panjang lengan atas. Untuk itu,
sebaiknya digunakan ukuran manset
KLASIFIKASI
TEKANAN
DARAH
TDS
(tekanan darah
sistolik)
(mmHg)
TDD
(tekanan darah diastolik)
(mmHg)
Normal < 120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100
Kelompok Usia Normal
(mmHg)
Hipertensi
(mmHg)
Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 tahun 100/60 120/80
Remaja 12-17 tahun 115/70 130/80
Dewasa 20-45 tahun 120-125/75-
80
135/90
65 Tahun 135-140/85 140/90-
160/95
KESIMPULAN
Peranan semua pihak dalam
Mengembangkan Posbindu PTM sangat
diperlukan
 MARI MENUMBUHKEMBANGKAN
POSBINDU PTM
Terimakasih
91

More Related Content

What's hot

Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
asih gahayu
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
Zakiah dr
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
ssuserc3081c
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
yusup firmawan
 
Standar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling giziStandar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling gizi
yusup firmawan
 
Pencatatan dan pelaporan promkes
Pencatatan dan pelaporan promkesPencatatan dan pelaporan promkes
Pencatatan dan pelaporan promkes
Cut Ampon Lambiheue
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumilKerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
yusup firmawan
 

What's hot (20)

Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Materi Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa SiagaMateri Sosialisasi Desa Siaga
Materi Sosialisasi Desa Siaga
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdf
 
strategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptxstrategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptx
 
Indikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukmIndikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukm
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
 
KERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docKERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.doc
 
Standar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling giziStandar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling gizi
 
Menu Kesga.ppt
Menu Kesga.pptMenu Kesga.ppt
Menu Kesga.ppt
 
INDIKATOR PROMKES 2023.docx
INDIKATOR PROMKES 2023.docxINDIKATOR PROMKES 2023.docx
INDIKATOR PROMKES 2023.docx
 
aktifkan-posyandu promkes sb1.pptx
aktifkan-posyandu promkes sb1.pptxaktifkan-posyandu promkes sb1.pptx
aktifkan-posyandu promkes sb1.pptx
 
44. KAK REFRESHING KADER f.docx
44. KAK REFRESHING KADER f.docx44. KAK REFRESHING KADER f.docx
44. KAK REFRESHING KADER f.docx
 
Pencatatan dan pelaporan promkes
Pencatatan dan pelaporan promkesPencatatan dan pelaporan promkes
Pencatatan dan pelaporan promkes
 
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumilKerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
Kerangka acuan kegiatan tablet fe pada bumil
 
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptxppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
 

Similar to PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt

Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmas
Joni Iswanto
 
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balitaGizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Cut Ampon Lambiheue
 
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.pptPELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
pkmsubaim1
 
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
RahayuDewantyy
 
Pemantauan di posyandu
Pemantauan di posyanduPemantauan di posyandu
Pemantauan di posyandu
Joni Iswanto
 
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKANPELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
SukantiRahayu1
 
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdfpembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
DesfiHandayani
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Joni Iswanto
 

Similar to PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt (20)

Program gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmasProgram gizi di puskesmas
Program gizi di puskesmas
 
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balitaGizi, pertumbuhan & perkembangan balita
Gizi, pertumbuhan & perkembangan balita
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
 
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.pptPELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
PELATIHAN-KADER-POSYANDU-2017-ppt.ppt
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
[123dok.com] pelatihan-kader-posyandu-ppt.pptx
 
Pemantauan di posyandu
Pemantauan di posyanduPemantauan di posyandu
Pemantauan di posyandu
 
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptxPENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
PENENTUAN STATUS GIZI KPM_ Wanti.pptx
 
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKANPELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
PELATIHANTENTANG POSYANDU BALITA YANG RUTIN SETIAP BULAN DILAKUKAN
 
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdfpembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
pembinaankaderposyandurjb-131224184541-phpapp01.pdf
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
4. MPI 3_Materi pokok 1 dan 2 sdidtk.pptx
 
review buku KIA_compressed.pdf
review buku KIA_compressed.pdfreview buku KIA_compressed.pdf
review buku KIA_compressed.pdf
 
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptxPPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
PPT KEL 4 IBU ELITA.pptx
 
Pembinaan Kader Posyandu Balita di Puskesmas .pptx
Pembinaan Kader Posyandu Balita di Puskesmas .pptxPembinaan Kader Posyandu Balita di Puskesmas .pptx
Pembinaan Kader Posyandu Balita di Puskesmas .pptx
 
PPT.ppt
PPT.pptPPT.ppt
PPT.ppt
 
Kms balita depkes 2009
Kms balita   depkes 2009Kms balita   depkes 2009
Kms balita depkes 2009
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
DavyPratikto1
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
AthoinNashir
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 

Recently uploaded (20)

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 

PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt

  • 1. PELATIHAN KADER POSYANDU UPTD PUSKESMAS BANGGAI KABUPATEN BANGGAI LAUT Dr. Jerry Manuas 1
  • 2. TUGAS KADER DALAM PENYELENGGARAAN POSYANDU TUGAS SEBELUM HARI BUKA POSYANDU ATAU H-POSYANDU YAITU TUGAS PERSIAPAN OLEH KADER TUGAS PADA HARI BUKA POSYANDUATAU H POSYANDU YAITU TUGAS UNTUK MELAKSANAKAN PELAYANAN 5 KEGIATAN TUGAS SESUDAH HARI BUKA POSYANDU ATAU H+POSYANDU YAITU TUGAS SETELAH HARI POSYANDU 2
  • 3. KADER-KADER KESEHATAN 1. Kader Posyandu Ibu dan Anak 2. Kader Posbindu (usia produktif) 3. Kader Lansia 4. Kader Remaja 5. Kader Kesehatan Lingkungan
  • 4. POSYANDU IBU DAN ANAK 1. Ibu Hamil 2. Ibu Selesai Persalinan (Nifas) 3. Ibu usia produktif (KB) 4. Bayi 5. Balita 6. dll
  • 7. PENGERTIAN STATUS GIZI STATUS GIZI adalah keadaan keseimbangan antara ASUPAN zat gizi dan KEBUTUHAN zat gizi oleh tubuh untuk berbagai keperluan proses biologi GIZI SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi = GIZI BAIK GIZI TIDAK SEIMBANG bila ASUPAN zat gizi TIDAK SESUAI dengan KEBUTUHAN zat gizi (Kurang atau Melebihi) = KURANG GIZI atau GIZI LEBIH 7
  • 8. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Seimbang = Gizi Baik Asupan zat gizi SESUAI kebutuhan zat gizi Berat normal 8
  • 9. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Kurang Gizi Asupan zat gizi KURANG DARI kebutuhan zat gizi Berat kurang 9
  • 10. Asupan zat gizi Kebutuhan zat gizi Gizi Tidak Seimbang = Gizi Lebih Asupan zat gizi MELEBIHI kebutuhan zat gizi Berat lebih 10
  • 12. ADALAH: Perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi DIMENSI, PROPORSI, maupun KOMPOSISI tubuh Pada manusia, ukuran fisik (tubuh) disebut juga dengan istilah ANTROPOMETRI PERTUMBUHAN 12
  • 13. Adalah: Ukuran tubuh manusia Berasal dari kata: Anthropos = Manusia Metric = Ukuran ANTROPOMETRI 13
  • 14. 0 bln 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln 6 bln 7 bln 8 bln 9 bln 10 bln 11 bln 12 bln 13 bln 14 bln 15 bln ADALAH: Perubahan kemampuan anak dalam gerakan motorik kasar/halus, kecerdasan, mental, perilaku dari waktu ke waktu Perubahan motorik kasar PERKEMBANGAN 14
  • 15. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Umur Anak (bulan) Ukuran fisik Anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik Pertumbuhan dan Perkembangan 15
  • 16. Pertumbuhan: Perubahan yang dapat diukur secara kuantitatif (Contoh: dari 5 kg menjadi 6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm) Perkembangan: Perubahan yang hanya dapat diukur secara kualitatif (Contoh: dari dapat merangkak menjadi dapat berdiri, dari tidak dapat bicara menjadi dapat bicara, dsb.) Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan 16
  • 17. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan proses perubahan yang mengikuti perjalanan waktu (Contoh: dari bulan ke bulan) 2. Pertumbuhan dan Perkembangan hanya dapat diketahui bila dilakukan pemantauan secara teratur dan terus menerus 3. Setiap anak memiliki Jalur Pertumbuhan dan Perkembangan NORMAL (“Trajectory”) yang bervariasi Kesamaan Pertumbuhan dan Perkembangan 17
  • 18. APA BEDA PENIMBANGAN BULANAN DAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ? 18
  • 19. D D T K B D D T K B = Datang = Daftar = Timbang = Kueh = Bubar = Deteksi = Dini = Tumbuh = Kembang = Balita UMUM TERJADI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN PENIMBANGAN BULANAN SEHARUSNYA 19
  • 20. 1. DATANG KE POSYANDU 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG PENIMBANGAN BULANAN BALITA DI POSYANDU 4. DICATAT DALAM BUKU REGISTER 5. DIBAGI MAKANAN/ KUEH 6. PULANG 20
  • 21. 1. DATANG KE POSYANDU 4. BB ANAK DICATAT & DI PLOT KE KMS 2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG 5. DINILAI STATUS PERTUMBUHAN BERDASARKAN KURVA BB ANAK N = NAIK T = TIDAK NAIK BGM, PERTAMA DITIMBANG KONFIRMASI GIZI BURUK TIDAK GIZI BURUK DIRUJUK 6. KONSELING PELAYANAN GIZI DAN KESEHATAN DASAR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU 21
  • 22. APA TUJUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN? 1. Mengetahui status pertumbuhan individu balita dari waktu ke waktu secara teratur 2. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada individu balita 3. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan  agar dapat dikembalikan ke jalur pertumbuhan normalnya 4. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak 22
  • 23. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN 1. CARA PLOT berat badan anak dalam KMS 2. CARA memasang timbangan (dacin) dan cara menimbang anak 3. CARA menghitung umur anak yang lebih teliti 4. CARA menilai status pertumbuhan anak 5. CARA identifikasi anak yang harus tumbuh-kejar 6. CARA menentukan GARIS PERTUMBUHAN IDEAL bagi anak yang harus tumbuh-kejar 23
  • 24. 3. Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang 1. Pilih Pelana rumah atau dahan peng- gantung yang kuat 4. Sarung atau celana timbang tempat anak diletakkan 6. Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/ plastik berisi kerikil atau pasir 2. Tali penggantung dacin yang kuat 5. Bandul geser di angka NOL CARA MEMASANG DACIN YANG BENAR 24
  • 25. 7. Posisi kedua paku timbangan harus lurus 25
  • 26. 1. Karena pertumbuhan anak berhubungan dengan umur SLOGAN: Bertambah umur bertambah berat badan 2. Karena kecepatan tumbuh (“growth rate”) balita dari umur 0 bulan sampai 60 bulan berbeda-beda. 3. Mengetahui umur anak dengan tepat sangat penting untuk menilai apakah kecepatan tumbuh anak mengikuti kecepatan tumbuh normal pada umur tersebut. a. Kecepatan tumbuh anak laki-laki: a1). Antara 0 -1 bulan = 0,8 – 1,1 kg a2). Antara 8 - 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg b. Kecepatan tumbuh anak perempuan: b1). Antara 0 - 1 bulan = 0,6 – 0,9 kg b2). Antara 8 - 9 bulan = 0,3 – 0,5 kg MENGAPA UMUR HARUS DIHITUNG TELITI? 26
  • 27. CARA MEMBULATKAN UMUR ANAK Pedoman dari CDC (Center of Diseases Control) tahun 2000: 1. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari s/d 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: 20 bulan + 17 hari = 21 bulan 19 bulan – 16 hari = 18 bulan 2. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 1 hari s/d 15 hari, dibulatkan menjadi 0 bulan Contoh: 20 bulan + 15 hari = 20 bulan 19 bulan – 14 hari = 19 bulan 27
  • 28. CARA MENGHITUNG UMUR ANAK BALITA Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang 05 07 2003 Lahir 10 06 2001 SELISIH -5 Hari 1 Bln 2 Thn (-0 Bln) (1 Bln) (24 Bln) UMUR ANAK = 24 bulan + 1 Bulan – 0 bulan UMUR anak = 25 bulan CONTOH 1 28
  • 29. Tanggal Hari Bulan Tahun Ditimbang 05 02 2003 Lahir 21 07 2001 SELISIH -16 Hari -5 Bln 2 Thn (-1 Bln) (-5 Bln) (24 Bln) UMUR ANAK = 24 bulan – 5 bulan – 1 bulan UMUR anak = 18 bulan CONTOH 2 29
  • 30. BAGAIMANA CARA MENILAI STATUS PERTUMBUHAN ANAK? Bukan hanya asal naik berat badannya Tapi harus dengan melihat garis pertumbuhan anak dalam grafik KMS Naik dan Tumbuh Normal Naik tetapi tumbuh Tidak Normal 30
  • 31. 1. Garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna 2. Garis pertumbuhan naik dan pindah ke pita warna di atasnya 2 1 Anak Yang Naik Berat Badannya (N) 31
  • 32. 3 4 5 3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu 4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu 5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 32
  • 33. a. Anak MENJADI BGM b. BGM yang T *) Harus dirujuk ke Puskesmas/RS untuk diperiksa dan mempe- roleh perawatan Anak PERTAMA KALI ditimbang dan BGM *) Harus dirujuk ke Pus- kesmas utk konfirma- si apakah anak GIZI BURUK atau TIDAK Anak BGM yang tumbuh NORMAL, karena anak tersebut memiliki tinggi badan yang PENDEK *) Tidak perlu dirujuk ke Puskesmas a b Bagaimana Dengan Anak BGM ? 33
  • 34. Data SKDN dapat digunakan untuk memantau status PERTUMBUHAN BALITA di suatu wilayah Semua anak balita memiliki KMS dan Ditimbang secara teratur tiap bulan  agar dapat dipantau apakah berat badan anak Naik/Tidak naik untuk penyuluhan dan untuk diketahui tindakan intervensi apa yang tepat bila diperlukan DATA UNTUK PEMANTAUAN PERTUMBUHAN WILAYAH 34
  • 35. Sumber Data SKDN  POSYANDU Pengelolaan program % K/S % D/S % N/D INTERVENSI TINGKAT WILAYAH Pemantauan pertumbuhan balita di suatu wilayah Data hasil penimbangan bulanan di Posyandu S K D N POSYANDU KELURAHAN/ DESA Ambil data 35
  • 36. BAGAIMANA TINGGI BADAN ANAK DAN GENETIK MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN BERAT BADAN ANAK TERSEBUT 36
  • 37. TB/U Normal TB/U Normal TB/U Pendek TB/U Pendek TB/U Normal TB/U Normal TB/U Pendek TB/U Pendek BB/TB = NORMAL ( harus tetap tumbuh normal) BB/TB = KURUS (harus tumbuh kejar) UMUR ANAK SAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 37
  • 38. Anak No. 1 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal 38
  • 39. Anak No. 2 TB/U = NORMAL, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal 39
  • 40. Anak No. 3 TB/U = PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal 40
  • 41. Anak No. 4 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = NORMAL Jalur pertumbuhan normal 41
  • 42. Anak No. 5 TB/U lebih dari Normal, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar 42
  • 43. Anak No. 6 TB/U = NORMAL, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar 43
  • 44. Anak No. 7 TB/U = PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar 44
  • 45. Anak No. 8 TB/U = SANGAT PENDEK, BB/TB = KURUS Jalur pertumbuhan normal yang harus dikejar anak Tumbuh kejar 45
  • 46. APA IMPLIKASI DARI KONDISI/KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN TERSEBUT UNTUK KONSELING ? 1. Untuk melaksanakan konseling atau nasihat gizi yang tepat, maka sebaiknya anak diukur panjang atau tinggi badannya disamping ditimbang berat badannya 2. Pengukuran panjang atau tinggi badan tidak perlu dilakukan setiap bulan, tetapi cukup 6 bulan sekali atau setahun sekali 3. Perlu dipelajari dulu garis pertumbuhan berat badan anak terhadap GARIS PERTUMBUHAN NORMAL berdasarkan PANJANG atau TINGGI BADAN anak tersebut 4. Jangan memberi nasihat untuk mengurangi porsi makanan anak atau untuk menambah porsi makanan anak sebelum diketahui pasti bagaimana kondisi berat badan menurut tinggin badan anak tersebut 46
  • 47. APA AKIBATNYA KALAU KITA SALAH MEMBERI NASIHAT GIZI ? 1. Anak BGM yang sebenarnya memiliki BB/TB NORMAL dinasihati untuk menambah porsi makanan  akibatnya suatu saat anak menjadi GEMUK 2. Anak yang dianggap GIZI LEBIH tetapi sebenarnya memiliki BB/TB normal dinasihati untuk mengurangi porsi makanannya  akibatnya suatu saat anak akan menjadi KURUS 3. Anak yang dianggap GIZI KURANG (di Pita Kuning) yang sebenarnya memiliki BB/TB normal dinasihati untuk menambah porsi makanan  akibatnya suatu saat anak menjadi GEMUK 4. Anak yang dianggap GIZI BAIK (di Pita Hijau) padahal menurut BB/TB nya KURUS, dinasihati untuk tetap dipertahankan pertumbuhan BB nya di pita hijau  akibatnya anak akan tetap KURUS atau menjadi lebih KURUS 47
  • 48. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING GIZI 1. Kita perlu identifikasi keadaan gizi anak secara teliti agar konseling atau nasihat gizi dapat diberikan secara tepat 2. Kesalahan dalam identifikasi keadaan gizi anak dapat menjebak anak ke keadaan gizi yang lebih memburuk 3. Kita harus berpedoman pada kondisi berikut: a. Anak yang BGM belum tentu keadaa gizinya buruk b. Anak yang BB nya di pita kuning belum tentu keadaan gizinya kurang c. Anak yang BB nya di pita hijau belum tentu keadaan gizinya baik d. Anak yang BB nya di atas pita kuning teratas dalam KMS belum tentu keadaan gizinya lebih 48
  • 49. Berat badan harapan (normal) Berat badan anak sebenarnya Garis pertumbuhan normal anak (growth trajectory) Garis tumbuh yang harus dilalui anak untuk “tumbuh kejar” 16 9,5 kg 8,5 kg 49
  • 50. KMS TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMANTAU STATUS GIZI (GIZI BAIK, KURANG, BURUK, LEBIH) SETIAP BULAN, KENAPA ?
  • 51. 51 Status Gizi: Status Pertumbuhan: B B B B B B K K T T T T T T T T B=Baik; K=Kurang; T=Tidak naik Berat badan terus turun, tetapi status gizi tetap baik Tiba-tiba menjadi gizi kurang
  • 52. Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak balita. Buku Pegangan PENUTUP
  • 54. PENGERTIAN Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas yankes dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung&pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. 9/21/2022 54
  • 55. TUJUAN Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM 9/21/2022 55 SASARAN KEGIATAN Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM usia > 15 tahun
  • 56. WADAH KEGIATAN Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada. 9/21/2022 56
  • 57. PELAKU KEGIATAN Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing- masing kelompok/organisasi/ lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. 9/21/2022 57
  • 58. BENTUK KEGIATAN 1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku. 2. Pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut (LP), analisa lemak tubuh dan tekanan darah (TD) 3. Pemeriksaan funsi paru sederhana 4. Pemeriksaan gula darah 5. Pemeriksaan kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida). 6. Pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan amphetamin urine 7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Clinical Breast Examination (CBE) oleh tenaga bidan terlatih 8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan kelompok termasuk sarasehan. 9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya. 10. Melakukan rujukan ke Puskesmas Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan). .
  • 59. Monitoring : • Obesitas • Hipertensi • Hiperglikemi • Hiperkolesterol • Pem.Klinis Payudara • Faktor lain • KIE • Aktifitas Fisik • Sarasehan Konseling : • Diet, • Stop merokok • Stress • Self Care Aktifitas bersama :
  • 60. KLASIFIKASI POSBINDU PTM Posbindu Dasar Wawancara Terarah Faktor Risiko dengan Instrumen Pemeriksaan Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh dan analisa lemak tubuh Sadari/CBE (Pemeriksaan Payudara sendiri), Arus Puncak Respirasi Pemeriksaan Tekanan Darah Posbindu Utama Pemriksaan IVA Pemeriksaan Gula, Kolesterol Total, Trigliserida Darah Layanan Posbindu Dasar
  • 61. ALAT ANALISA LEMAK TUBUH ALAT UKUR LINGKAR PERUT PEAKFLOW METER POSBINDU PTM DASAR KIT ALAT UKUR TEKANAN DARAH
  • 62. POSBINDU PTM UTAMA KIT ALAT ANALISA LEMAK TUBUH ALAT UKUR GULA DAN LEMAK DARAH ALAT UKUR TEKANAN DARAH ALAT UKUR LINGKAR PERUT IVA
  • 64.
  • 65. KEGIATAN LAINNYA DALAM PENYELENGGARAN POSBINDU DETEKSI DINI DAN TATA LAKSANA FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR SECARA MANDIRI Senam Bersama Sepeda Gembira Penyuluhan melalui Kegiatan Keagamaan Demo Masak Menu Sehat dan seimbang
  • 66. PRASARANA DAN SARANA PENUNJANG . Tipe Posbindu PTM Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Faktor Risiko PTM Peralatan KIE dan Penunjang Posbindu PTM Dasar Alat ukur Lingkar Perut Alat ukur tinggi badan Tensimeter Digital Alat Analisa Lemak Tubuh Feakflow meter : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit : 1 Unit Lembar Balik Leaflet / brosur Poster Buku Pencatatan Buku Panduan Buku Formulir Rujukan KMS FR-PTM Kursi dan Meja Kamar khusus Alat Tulis kantor Model Makanan : 2 Buah : 1 Buah : 1 Buah : 1 Buah : Serial : 1 Buah : 1 Buah : Sesuai kebutuhan : Untuk pemeriksaan IVA : 1 Set : 1 Paket Posbindu PTM Utama Posbindu PTM Dasar kit Alat Ukur Kadar Gula, kolesterol total dan Trigliserid Alat Ukur Kadar Alkohol Pernafasan Tes Amfetamin Urin Bahan IVA dan alat kesehatan dan penunjang lainnya : 1 Paket : 1 Unit : 1 Unit : 1 Paket : 1 Paket :
  • 67. Faktor Risiko Baik Sedang Buruk Gula darah puasa 80-109 110-125 126 Glukosa darah 2 jam 80-144 145-179 180 Glukosa darah sewaktu 80-144 145-199 200 Kolesterol darah total < 150 150-189 190 Trigliserida <140 140-150 > 150 Tekanan darah <130/80 130- 139/80-90  140/90 Indeks Masa Tubuh (IMT) 18,5-22,9 23-24 >25 Lingkar Perut P < 90cm; W - P >90 cm; W >80 . KRITERIA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM
  • 68. . FREKUENSI DAN JANGKA WAKTU PEMANTAUAN FAKTOR RISIKO PTM Faktor Risiko Orang Sehat Faktor Risiko Penderita PTM Glukosa darah puasa 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali Glukosa darah 2 jam 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali Glukosa darah sewaktu 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali Kolesterol darah total 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali Trigliserida 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali Tekanan darah 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali Indeks Masa Tubuh (IMT) 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali Lingkar Perut 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali Arus Puncak Ekspirasi 1 tahun sekali 3 bulan sekali 1 bulan sekali IVA 5 Tahun sekali Cedera dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 6 bulan sekali 3 bulan sekali 3 bulan sekali Kadar Alkohol Pernafasan dan Tes Amfetamin Urin 1 tahun sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali
  • 69. RUJUKAN Bila terdapat peserta yang memiliki kriteria harus dirujuk, sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu memotivasi agar mau dirujuk ke Puskesmas. Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan ke Puskesmas sebagai media informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan dari masyarakat. Pada kondisi tertentu bila memerlukan pendamping rujukan dari kader Posbindu PTM agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. .
  • 70. PENILAIAN DAN EVALUASI Penilaian tersebut meliputi berapa jumlah tenaga kader aktif mengikuti kegiatan, berapa peserta yang datang berkunjung teratur setiap bulannya, berapa kali olahraga bersama dan penyuluhan kesehatan/konseling yang dilakukan dalam setahun, berapa peserta yang terkendali faktor risikonya, serta berapa banyak peserta yang dirujuk ke Puskesmas. .
  • 71. PEMBINAAN POSBINDU PTM Pembinaan secara periodik oleh Puskesmas atau Dinkes Kabupaten/Kota. Kegiatan Pembinaan : 1. Penyelenggaraan forum komunikasi min 2x setahun 2. Pemilihan kader teladan 3. Pemilihan Posbindu teladan 4. Pelaksanaan studi banding 9/21/2022 71
  • 72. PENCATATAN PELAPORAN L P L P L P L P L P L P L P Obesitas umum Normal Obesitas sentral Normal Hipertensi Normal Hiperglikemia Normal Hipercholesterolemia Normal Hipertrigliseridemia Normal Terganggu Normal Positif Negatif benjolan payudara Normal Positif Negatif Positif Negatif 45-54 Utama 2 Tekanan Darah 8 Uji Paru 11 12 Pemeriksaan payudara (CBE) PENCATATAN DAN PELAPORAN FAKTOR RISIKO PTM No Tipe Pengukuran Faktor Risiko Golongan Umur 55+ SUB TOTAL TOTAL Rujukan Puskesmas 5 Dasar Lingkar perut 10 Gula darah TB dan BB (IMT) <18 18-44 9 IVA 6 7 Kadar amfetamin urin Kadar alkohol pernafasan Cholesterol darah Trigliserida darah
  • 74. No Faktor risiko Cut off point 1 Tekanan darah Sistole >= 140 mmHg Diastole >= 90 mmHg 2 Kurang makan buah dan sayur (5 porsi sehari) Ya, tidak 3 Kurang aktivitas fisik (150 menit per minggu) Ya, tidak 4 Merokok Ya, tidak 5 Penyuluhan rokok Ikut, tidak ikut 6 Konsumsi minuman beralkohol Ya, tidak 7 IMT >= 23 obesitas 8 Lingkar perut Laki-laki >=90 cm Perempuan >=80 cm 9 Fungsi paru sederhana Baik (< dari prediksi), buruk 10 Gula darah >200 mg/dL hiperglikemi indivi du
  • 75. No Faktor risiko Cut off point 11 Kolesterol darah >190 hiperkolesterolemia 12 Trigliserida >=140 hipertrigliserida 13 Benjolan payudara Ditemukan,tdk ditemukan 14 IVA Positif, negatif 15 Penyuluhan IVA dan CBE Ikut, tidak ikut 16 Kadar alkohol pernafasan Positif, negatif 17 Amfetamin urin Positif, negatif 18 Penyuluhan potensi cedera Ikut, tidak ikut indivi du
  • 76. IKU PENGENDALIAN PTM NO URAIAN IKU Target Baseline 2015 2016 2017 2018 2019 1 Prevalensi penduduk usia>15 tahun dengan tekanan darah tinggi 25,8% 25,28% 24,77% 24,28% 23,79% 23,38% 2 Prevalensi penduduk usia >15 tahun dengan gula darah tinggi 6,9% 6,3% 5,9% 5,3% 4,8% 4,4%
  • 77. GIZI PADA USIA PRODUKTIF DAN LANSIA TERUTAMA LANSIA PEMBERIAN VITAMIN ATAU MULTIVITAMIN PEMBERIAN SUSU PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
  • 78.
  • 79. Definisi Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan : Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali.
  • 80. Alat tensimeter terdiri atas beberapa komponen utama berikut: manset (cuff) dari karet yang dibungkus kain. Manometer air raksa berskala 0 mm- 300 mmHg. Pompa karet. Pipa karet atau selang.
  • 81. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset di lengan atas, kira-kira 2-3 cm di atas lipatan siku. Jari tangan kiri diletakkan dilipatan siku untuk meraba denyut pembuluh nadi, lalu pompa karet di tekan dengan tangan kanan agar udara masuk ke dalam, sampai denyut pembuluh tidak teraba lagi. Kemudian stetoskop dipasang dilipatan siku sambil ventil putar dibuka sedikit demi sedikit secara perlahan untuk menurunkan tekanan
  • 82. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH 1. Pasanglah manset pada lengan atas , dengan batas bawah manset 2 - 3 cm dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan tepat di atas denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis) 2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis 3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)
  • 83. POSISI TERBAIK SAAT PENGUKURAN TEKANAN DARAH posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung .
  • 84.
  • 85. LANJUTAN... 1. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 50 mmHg setelah pulsasi arteri radialis menghilang. 2. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik 3. Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan sistolik. 4. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolik 5. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg,
  • 86. Dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1. Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai. 2. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang baru bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal. 3. Tekanan yang diukur setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi. 4. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan
  • 87. 5. Pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah di ukur 2 atau 3 kali berturut-turut. Jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah. 6. Ukuran manset (cuff) harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus melingkari 80% lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas. Untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset
  • 88. KLASIFIKASI TEKANAN DARAH TDS (tekanan darah sistolik) (mmHg) TDD (tekanan darah diastolik) (mmHg) Normal < 120 <80 Prahipertensi 120-139 80-89 Hipertensi derajat I 140-159 90-99 Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100
  • 89. Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg) Bayi 80/40 90/60 Anak 7-11 tahun 100/60 120/80 Remaja 12-17 tahun 115/70 130/80 Dewasa 20-45 tahun 120-125/75- 80 135/90 65 Tahun 135-140/85 140/90- 160/95
  • 90. KESIMPULAN Peranan semua pihak dalam Mengembangkan Posbindu PTM sangat diperlukan  MARI MENUMBUHKEMBANGKAN POSBINDU PTM

Editor's Notes

  1. Saat ini di Indonesia terdapat 1114 Posbindu PTM yang tersebar di 29 Propinsi,. Diharapkan di semua Kelurahan dapat menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM sebagai bentuk mawas diri dari masyarakat terhadap faktor risiko PTM. Diharapkan di fasilitas umum seperti hotel, apotik, mall, perkantoran, terminal, pelabuhan dll dapat tersedia fasilitas penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM. Sehingga masyarakat dapat selalu mawas diri terhadap faktor risiko PTM. Pemda/industri/swasta/organisasi/sektor lainnya diharapkan dapat ikut memfasilitasi kegiatan Posbindu PTM
  2. Posbindu PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu untuk monitoring (tekanan darah, obesitas, merokok, diet) dan konseling faktor risiko PTM yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat secara rutin dan periodik Posbindu PTM merupakan UKBM untuk mawas diri terhadap faktor risiko PTM pada populasi sehat (mengingat sebagian besar FR PTM tidak memberikan gejala, Kasus faktor risiko PTM yang ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di masyarakat (Puskesmas, Klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tidak lanjut dini Mekanisme rujukan sedang dikembangkan Upaya ini perlu difasilitasi oleh Dinas kesehatan dan profesi (teknis medis, kaderisasi), serta difasilitasi oleh Pemda (fasiltas peralatan dan legal aspek)