2.
Merupakan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan akibat anak mengalami kekurangan
gizi dan infeksi berulang & stimulasi psikososial
yang tidak memadai terutama dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan ( HPK ).
Pada masa dewasa anak yang mengalami stunting
beresiko tinggi mengalami gangguan metabolik dan
berpenghasilan rendah.
Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (
SSGBI) tahun 2019 prevalensi stunting di Indonesia
sebesar 27,67 persen , artinya 1 dari 3 orang anak
Indonesia mengalami stunting.
STUNTING
3.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan bagi masa
depan bangsa Indonesia , sehingga Presiden
mengeluarkan sebuah Peraturan Nomor 72 tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan
Peraturan Presiden tersebut diharapkan seluruh
komponen secara konvergen dan terintegrasi dapat
melakukan percepatan penurunan stunting sampai
pada angka 14% pada tahun 2024, dengan melalui
sebuah pendekatan berbasis partisipasi masyarakat di
Kampung KB yang menginisiasi untuk mendorong
terbentuknya Dapur Sehat Atasi Stunting ( DASHAT).
4.
DASHAT merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga
beresiko stunting melalui pemanfaatan
sumberdaya lokal yang dapat dipadukan
dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra
lainnya.
PENGERTIAN
5.
Secara umum :
1. Menyediakan sumber pangan sehat dan padat gizi
untuk masyarakat khususnya keluarga resiko
stunting, yaitu keluarga yang memiliki anak dan
balita, ibu hamil, ibu menyusui dan calon pasangan
usia subur atau calon pengantin
2. Mengolah dan mendistribusikan makanan
tambahan bernutrisi seimbang kepada keluarga
resiko stunting.
TUJUAN
6.
3. Memberdayakan ekonomi masyarakat
melalui pengelolaan pangan sehat bergizi berbasis
sumberdaya lokal.
4. Memberikan KIE gizi dan pelatihan kepada keluarga
resiko stunting untuk pencegahan stunting dan penyiapan
generasi emas.
5. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
kelompok usaha keluarga atau masyarakat untuk
memproduksi pangan sehat dan padat gizi sesuai dengan
kearifan lokal.
lanjutan
7.
6. Mendorong munculnya kelompok usaha dan
masyarakat yang berkelanjutan ditingkat lokal,
dengan tetap memprioritaskan tujuan mendukung
pencegahan stunting dan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak.
lanjutan
8.
Kegiatan DASHAT diharapkan dapat menghasilkan hal-hal
berikut ini:
1. Terpenuhinya gizi pada masyarakat, khususnya keluarga risiko
stunting;
2. Diperolehnya pengetahuan dan keterampilan penyediaan
pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal bagi
keluarga risiko stunting;
3. Meningkatnya kesejahteraan keluarga, baik melalui penyediaan
gizi yang baik untuk keluarga maupun keterlibatan dalam
kelompok usaha keluarga yang berkelanjutan.
HASIL YANG DI HARAPKAN
9.
PELAKSANAAN KEGIATAN
DASHAT dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan
melalui pengembangan kelompok atau kelembagaan lokal
yang sesuai denganpotensi dan kebutuhan penanganan
stunting yang ada di tingkat desa
dan sekitarnya. Pemerintah desa/kelurahan dalam
melaksanakan DASHAT dibantu oleh kader penggerak dan
motivator yang terdiri dari PKK, PPKBD/Sub-PPKBD, dan
kader lainnya, termasuk tenaga kesehatan dan mahasiswa
magang sebagai pendamping. Keberadaan DASHAT di
Kampung KB juga tidak terlepas dari peran Pokja Kampung
KB.
PELAKSANAAN
10.
Kegiatan DASHAT dilaksanakan di Desa/Kelurahan,
RW/Dusun atau RT, terutama yang menjadi lokasi
Kampung KB, dengan kriteria prioritas sebagai
berikut:
1. Terdapat kasus baduta/balita stunting
2. Terdapat keluarga risiko stunting, yaitu adanya
bayi/balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan calon
pasangan usia subur (calon pengantin).
3. Tingkat kesejahteraan masyakat rendah sehingga
perlu diberikan bantuan intervensi gizi.
LOKASI PELAKSANAAN
11.
Meskipun stunting terjadi pada anak, strategi
nasional menyebutkan bahwa usaha pencegahan
stunting sudah
seharusnya dilakukan pada beberapa tahapan
kehidupan dimana status gizi dan kesehatan pada
periode ini akan mempengaruhi status kesehatan
tahapan kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu,
sebagai salah satu strateginya, BKKBN
mengembangkan strategi “Konsep Pendampingan
Berkelanjutan” dengan fokus pendampingan
terhadap beberapa kelompok sasaran prioritas yang
memiliki peran kunci dalam pencegahan stunting
atau yang kemudian dikategorikan menjadi
Keluarga Risiko Stunting.
TARGET SASARAN
12.
Intervensi terhadap Keluarga Risiko Stunting
melalui kegiatan DASHAT akan difokuskan pada
kelompok sasaran prioritas utama, yaitu:
1. Baduta/Balita;
2. Ibu hamil;
3. Ibu menyusui;
Target program stunting lainnya, yaitu keluarga dan
masyarakat pada umumnya, terutama remaja dan
calon pengantin menjadi kelompok sasaran
prioritas selanjutnya.
Lanjutan
13.
Konsep DASHAT mengedepankan upaya pemberdayaan
ekonomi masyarakat sebagai bagian utama kegiatan
dengan pendekatan sociopreneurship (kewirausahaan sosial).
Pendekatan sociopreneurship digunakan untuk memastikan
DASHAT dapat dioperasionalisasikan secara mandiri dan
berkelanjutan, dengan tetap memprioritaskan tujuan utama
untuk menyediaan makanan sehat dan bergizi bagi target
layanan, sebagai bentuk nyata dalam upaya pencegahan
stunting di tingkat masyarakat. Selain itu, konsep ini juga
mendorong kerjasama yang kuat antara pihak pemerintah,
dalam hal ini adalah pemerintah setempat yang
menjalankan peran utama, bersama masyarakat dan juga
pihak swasta.
KONSEP UTAMA
14.
1. Persiapan
a. Identifikasi dan Pemetaan dilakukan terhadap:
- Keluarga Beresiko stunting ( ibu hamil; ibu
menyusui; balita; catin);
- Jumlah kasus stunting;
- Tingkat kesejahteraan masyarakat;
- Akses dan ketersediaan pangan ( skala lokal);
b. Perumusan
- Jumlah target sasaran utama dan lokasi ( di
Tingkat RW/Dusun );
- Pengelolaan DASHAT
- DASHAT yang bersifat sosial dapat memanfaatkan sumber dana
Desa, khususnya yang berkaitan dengan program penanganan
stunting di tingkat Desa.
MEKANISME OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN DASHAT
15.
2. Pelaksanaan
a. Produksi dan Pengemasan
- Memastikan bahan-bahan pangan untuk
proses produksi di peroleh dari sumber yang
sehat dan higienis, dan kadar gizi bahan pangan
- Sumber pangan dapat juga diperoleh dari hasil
pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat
disekitar desa, baik berupa tanaman pangan & ternak
- Menyediakan makanan sehat bergizi seimbang bagi sasaran
- Mengemas makanan sehat dalam wadah tertutup yang mampu
mempertahankan gizi dan kelayakan konsumsi
- Memberikan informasi kepada target sasaran tentang pentingnya
mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
16.
b. Implementasi komunikasi, Informasi dan Edukasi
( KIE )
Dalam mencegah stunting, kegiatan KIE yang dapat dilakukan
oleh pengelola DASHAT bersama Tim Pendamping Keluarga
melalui pertemuan rutin dengan materi KIE. Materi dimaksud
tentang kebutuhan gizi sesuai siklus kehidupan, bagaimana
mengolah bahan makanan menjadi makanan sehat dan bergizi
untuk keluarga, serta informasi lain terkait pembangunan keluarga
seperti; penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga, pengelolaan
keuangan keluarga melalui siklus hidup (masa kehamilan, bayi,
balita, anak, remaja, dewasa, dan lansia), dan usaha ekonomi
keluarga sesuai dengan budaya dan kearifan lokal. Kegiatan KIE
dilakukan minimal 1 (satu) sekali dalam setiap bulan. Media
yangdigunakan dalam penyuluhan/KIE meliputi lembar balik
leaflet/ brosur, poster, buklet, video, stiker melalui berbagai
saluran yang tersedia dan terjangkau.
17.
Peningkatan kapasitas untuk penyelenggaraan
DASHAT diperuntukkan kepada pelaksana dan
pembina di tingkat desa. Kapasitas yang akan
ditingkatkan adalah :
1. Pemahaman Masalah Stunting Pengetahuan tentang
apa, penyebab, dan cara mencegah stunting;
2. Kebutuhan Gizi Pengetahuan terkait zat-zat gizi, gizi
seimbang, takaran kebutuhan gizi sesuai siklus
kehidupan;
3. Sumber pangan lokal Pengenalan sumber pangan
lokal di sekitar desa dan kecamatan;
4. Ketrampilan menyusun menu makanan sehat dan
bergizi seimbang serta bervariasi bagi ibu hamil, ibu
menyusui dan balita;
PENYELENGGARAAN
18.
A. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
- PP NO 72/2021
Kegiatan DASHAT merupakan salah satu
strategi yang dilakukan untuk mendukung
lima pilar strategi PPS yang meliputi;
KEBIJAKAN
19.
1. Peningkatan Komitmen dan Kepemimpinan Pemeritah Desa/
Kelurahan;
2. Penguatan dan Pengembangan Sistem, Data, Informasi, Riset
dan Inovasi, melalui pemantauan kasus dan tumbuh kembang
balita, pengembangan inovasi kegiatan dan kemitraan;
3. Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam hal Gizi, Perilaku Sehat, Gotong Royong dan Kemandirian;
4. Konvergensi Intervensi Spesifik dan Sensitif, melalui pendekatanan
Kampung Keluarga Berkualitas;
5. Ketahanan Pangan di Tingkat Individu, Keluarga dan Masyarakat,
melalui optimalisasi pemanfaatan bahan pangan lokal.
20.
Kegiatan DASHAT dilaksanakan di bawah program
Kampung Keluarga Berkualitas. Oleh karena itu,
dalam operasionalisasinya, DASHAT juga merujuk
pada kebijakan Kampung Keluarga Berkualitas,
yakni berdasarkan Inpres Optimalisasi
Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.
B. KEBIJAKAN KAMPUNG KELUARGA
BERKUALITAS
21.
Kegiatan DASHAT dirancang untuk sejalan dengan sasaran dan program
yang tercantum dalam Inpres, yaitu:
1. Penyediaan data keluarga dan peningkatan cakupan administrasi
kependudukan melalui program Rumah Data Kependudukan dan
Informasi Keluarga (Rumah DataKu).
2. Peningkatan perubahan perilaku melalui program penguatan advokasi
dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan komunikasi
perubahan perilaku masyarakat.
3. Peningkatan cakupan layanan dan rujukan pada keluarga:
• Peningkatan akses dan pelayanan Kesehatan termasuk Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi melalui Program Kesehatan
Berbasis Masyarakat (PKBM)/unit-unit pelayanan dan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM);
• Pendampingan dan pelayanan pada keluarga dengan risiko kejadian
stunting;
• Peningkatan cakupan layanan jaminan dan perlindungan sosial
pada keluarga dan masyarakat miskin serta rentan;
• Pemberdayaan ekonomi keluarga.