SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
92 http://ibnu2003.blogspot.com
1. Pembahasan
bola dilempar vertikal ke atas dalam elevator
( π‘Ž 𝑒) = percepatan elevator
( 𝑣𝑒) = kecepatan elevator
( 𝑣 𝑏𝑒) = kecepatan bola relatif terhadap elevator
a. waktu yang diperlukan bola ( 𝑑1) untuk mencapai ketinggian
maksimum relatif terhadap bumi
kecepatan bola relatif terhadap tanah merupakan jumlah
kecepatan bola terhadap elevator dan kecepatan elevator
( 𝑣 𝑏𝑑) = kecepatan bola relatif terhadap tanah
∴ 𝑣 𝑏𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒
persamaan kecepatan bola relatif terhadap tanah setiap
waktu adalah
𝑣 = 𝑣 𝑏𝑑 βˆ’ 𝑔𝑑
0 = ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒) βˆ’ 𝑔𝑑1
∴ 𝑑1 =
𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒
𝑔
𝑣𝑒𝑣 𝑏𝑒
π‘‘π‘Žπ‘›π‘Žβ„Ž
𝑦′
𝑦
𝑙𝑖𝑓𝑑
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
93 http://ibnu2003.blogspot.com
b. ketinggian maksimum bola relatif terhadap tanah
persamaan jarak vertikal pada GVA
𝑦 = β„Ž + 𝑣 𝑏𝑑 𝑑1 βˆ’
1
2
𝑔𝑑1
2
𝑦 = β„Ž + ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 ) 𝑑1 βˆ’
1
2
𝑔𝑑1
2
𝑦 = β„Ž + ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 )(
𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒
𝑔
) βˆ’
1
2
𝑔 (
𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒
𝑔
)
2
∴ 𝑦 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = β„Ž +
( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒)2
2𝑔
c. percepatan bola relatif terhadap kerangka elevator
∴ π‘Ž 𝑏𝑒 = 𝑔 + π‘Ž 𝑒
percepatan bola relatif terhadap kerangka elevator
merupakan jumlah percepatan gravitasi dan percepatan
elevator
d. waktu yang diperlukan bola ( 𝑑2) untuk mencapai ketinggian
maksimum relatif terhadap elevator
kecepatan bola relatif terhadap elevator setiap waktu ( 𝑣 𝑏𝑒)
adalah
𝑣 𝑏𝑒.𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 βˆ’ π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2
𝑣 𝑏𝑒.𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 βˆ’ π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2 = 0
𝑑2 =
𝑣 𝑏𝑒
π‘Ž 𝑏𝑒
∴ 𝑑2 =
𝑣 𝑏𝑒
𝑔 + π‘Ž 𝑒
e. ketinggian maksimum bola relatif terhadap elevator
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maksimum
terhadap elevator ( 𝑑 = 𝑑2), maka tinggi maksimum bola
relatif terhadap elevator adalah :
𝑦 = 𝑣 𝑏𝑒 𝑑2 βˆ’
1
2
π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2
2
∴ 𝑦 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  =
𝑣 𝑏𝑒
2
2(𝑔 + π‘Ž 𝑒)
f. waktu bola kembali menyentuh elevator
waktu bola pada dasar elevator adalah 2 kali waktu tinggi
maksimum relatif terhadap elevator
𝑑 = 2𝑑2 ∴ 𝑑 =
2𝑣 𝑏𝑒
𝑔 + π‘Ž 𝑒
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
94 http://ibnu2003.blogspot.com
2. Pembahasan
massa peluru ( π‘š 𝑝 = 0,01π‘˜π‘”)
kecepatan peluru sebelum tumbukan ( 𝑣𝑝 = 1000π‘š/𝑠)
kecepatan peluru setelah tumbukan ( 𝑣𝑝
β€²
= 400π‘š/𝑠)
massa balok ( π‘š 𝑏 = 5π‘˜π‘”)
kecepatan balok sebelum tumbukan ( 𝑣 𝑏 = 0)
kecepatan balok setelah tumbukan ( 𝑣 𝑏
β€²
)
a. besar kecepatan balok setelah tumbukan bila kecepatan
peluru setelah tumbukan ( 𝑣𝑝
β€²
= 400π‘š/𝑠)
hukum kekekalan momentum bahwa
π‘š 𝑝 𝑣𝑝 + π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 = π‘š 𝑝 𝑣𝑝
β€²
+ π‘š 𝑏 𝑣 𝑏
β€²
π‘š 𝑝 𝑣𝑝 = π‘š 𝑝 𝑣𝑝
β€²
+ π‘š 𝑏 𝑣 𝑏
β€²
π‘š 𝑏 𝑣 𝑏
β€²
= π‘š 𝑝 𝑣𝑝 βˆ’ π‘š 𝑝 𝑣𝑝
β€²
𝑣 𝑏
β€²
=
π‘š 𝑝(𝑣𝑝 βˆ’ 𝑣𝑝
β€²
)
π‘š 𝑏
=
0,01(1000βˆ’ 400)
5
= 1,2 π‘š/𝑠
b. tinggi maksimum yang dicapai balok
kecepatan balok setelah tumbukan ( 𝑣 𝑏
β€²
= 1,2π‘š/𝑠), maka :
β„Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  =
𝑣 𝑏
β€² 2
2𝑔
=
1,22
20
= 0,72π‘š
c. energi yang hilang dalam proses tumbukan
energi kinetik yang hilang pada proses tumbukan berbanding
lurus dengan jumlah ajlabar dari energi kinetik setelah
tumbukan dengan energi kinetik sebelum tumbukan
βˆ†πΈπ‘˜ = πΈπ‘˜π‘ π‘‘π‘™β„Ž.π‘‘π‘šπ‘π‘˜π‘› βˆ’ πΈπ‘˜π‘ π‘™π‘π‘š.π‘‘π‘šπ‘π‘˜π‘›
βˆ†πΈπ‘˜ =
1
2
(π‘š 𝑝 𝑣𝑝
β€²2
+ π‘š 𝑏 𝑣 𝑏
β€² 2
βˆ’ π‘š 𝑝 𝑣𝑝
2
)
βˆ†πΈπ‘˜ =
1
2
(0,01.4002
+ 5. 1,22
βˆ’ 0,01.10002)
βˆ†πΈπ‘˜ =
1
2
(1600+ 7,20 βˆ’ 10000) = βˆ’4196,4 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
95 http://ibnu2003.blogspot.com
3. Pembahasan
perhatikan diagram gaya kedua massa dan katrol !
gaya normal pada benda ( π‘š2) adalah ( 𝑁2)
a. besar gaya normal N2 maksimum agar m2 tetap tidak
bergerak
𝑇 βˆ’ 𝑁2 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0
supaya gaya normal maksimum, maka (T=0)
𝑁2 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0
𝑁2 = π‘š2 𝑔
b. besargaya tegang tali T agar m2 tetap tidak bergerak
agar benda m2 tetap diam, maka ( 𝑁2 = 0), maka :
𝑇 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0
𝑇 = π‘š2 𝑔
c. besar gaya maksimum F agar m2 tetap tidak bergerak
𝐹 βˆ’ 2𝑇 = 0
𝐹 = 2𝑇 = 2π‘š2 𝑔
d. besar percepatan massa m1 untuk harga F maksimum atau
( 𝑇 = π‘š2 𝑔)
pada benda m1, maka :
𝑇 βˆ’ π‘š1 𝑔 = π‘š1 π‘Ž
( π‘š2 βˆ’ π‘š1) 𝑔 = π‘š1 π‘Ž
∴ π‘Ž = [
π‘š2 βˆ’ π‘š1
π‘š1
]𝑔
𝑇
𝐹
𝑇
𝑇
𝑇
𝑁
π‘š1 𝑔
π‘š2 𝑔
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
96 http://ibnu2003.blogspot.com
4. Pembahasan
a. besar momen inersia batang terhadap sumbu rotasi !
[nyatakan dalam ( 𝑙) dan ( π‘š)]
dengan menggunaka teorema sejajar, maka :
𝐼 = 𝐼 π‘π‘š + π‘šπ‘‘2
𝐼 =
1
2
π‘šπ‘™2
+ π‘šπ‘‘2
𝐼 =
1
12
π‘šπ‘™2
+
1
4
π‘šπ‘™2
∴ 𝐼 =
1
3
π‘šπ‘™2
b. besar energi total batang mula-mula dengan metode hukum
kekekalan energi
Ambil kerangka acuan di titik mula-mula bola yang memiliki
energo potensial sama dengan nol, maka juga energi total
mula-mula batang menjadi
∴ 𝐸(π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = π‘šπ‘”π‘™
c. besar energi total batang sesaat sebelum tumbukan
energi total batang sesaat sebelum tumbukan berbanding
dengan jumlah aljabar energi potensial batang dan energi
kinetik rotasi dengan besar kecepatan sudut batang ( πœ”),
maka :
𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐸𝑝 + πΈπ‘˜(π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘ π‘–)
𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) =
π‘šπ‘”π‘™
2
+
1
2
πΌπœ”2
𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) =
π‘šπ‘”π‘™
2
+
1
2
(
1
3
π‘šπ‘™2
)πœ”2
∴ 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) =
1
2
π‘šπ‘”π‘™ +
1
6
π‘šπ‘™2
πœ”2
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
97 http://ibnu2003.blogspot.com
d. besar kecepatan sudut batang sesaat sebelum tumbukan
dari jawaban b) dan c), maka besar kecepatan sudut menjadi
𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐸( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™)
1
2
π‘šπ‘”π‘™ +
1
6
π‘šπ‘™2
πœ”2
= π‘šπ‘”π‘™
3𝑔 + π‘™πœ”2
= 6𝑔
πœ”2
=
3𝑔
𝑙
∴ πœ” = √
3𝑔
𝑙
e. besar momentum sudut mula-mula dan momentum sudut
akhir sistem tersebut, bila Momentum sudut sistem tersebut
kekal
momentum sudut mula-mula sistem
𝐿( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = πΌπœ”
𝐿( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) =
1
3
π‘šπ‘™2√
3𝑔
𝑙
momen inersia sistem menjadi
𝐼𝑠𝑖𝑠 =
1
3
π‘šπ‘™2
+ 𝑀𝑙2
momentum sudut akhir sistem
𝐿( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐼𝑠𝑖𝑠 πœ” 𝑠𝑖𝑠
𝐿( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = (
1
3
π‘šπ‘™2
+ 𝑀𝑙2
) πœ” 𝑠𝑖𝑠
maka kecepatan sudut sistem adalah :
(
1
3
π‘šπ‘™2
+ 𝑀𝑙2
)πœ” 𝑠𝑖𝑠 =
1
3
π‘šπ‘™2√
3𝑔
𝑙
πœ” 𝑠𝑖𝑠 = (
1
3
π‘šπ‘™2
1
3
π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2
)√
3𝑔
𝑙
∴ πœ” 𝑠𝑖𝑠 =
π‘š
π‘š + 3𝑀
√
3𝑔
𝑙
⇋ πœ” 𝑠𝑖𝑠
2
=
3π‘š2
𝑔
𝑙( π‘š + 3𝑀)2
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
98 http://ibnu2003.blogspot.com
f. besar energi yang hilang dalam proses tumbukan
besarnya energi yang hilang pada proses tumbukan
berbanding dengan jumlah aljabar energi kinetik rotasi akhir
dengan energi potensial mula-mula.
kecepatan sudut sistem adalah : ( πœ” 𝑠𝑖𝑠)
βˆ†πΈπ‘˜ = 𝐸𝑝 π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ βˆ’ πΈπ‘˜ π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘ π‘–.π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ
βˆ†πΈπ‘˜ = π‘šπ‘”π‘™ βˆ’ (
π‘šπ‘”π‘™
2
+
1
2
𝐼𝑠𝑖𝑠 πœ” 𝑠𝑖𝑠
2
)
βˆ†πΈπ‘˜ = π‘šπ‘”π‘™ βˆ’ [
π‘šπ‘”π‘™
2
+
1
2
(
1
3
π‘šπ‘™2
+ 𝑀𝑙2
)(
3π‘š2
𝑔
𝑙( π‘š + 3𝑀)2
)]
βˆ†πΈπ‘˜ =
π‘šπ‘”π‘™
2
βˆ’
π‘š2
𝑔𝑙
2( π‘š + 3𝑀)
∴ βˆ†πΈπ‘˜ = [
3π‘šπ‘€
2π‘š + 6𝑀
] 𝑔𝑙
energi yang hilang pada sistem selama proses tumbukan
adalah ([
3π‘šπ‘€
2π‘š+6𝑀
] 𝑔𝑙)
5. Pembahasan
a. gaya-gaya yang bekerja pada silinder
b. persamaan kesetimbangan gaya untuk sumbu x dan sumbu y
kesetimbangan gaya
sumbu x
𝑁 βˆ’ 𝑇π‘₯ = 0
𝑁 βˆ’ π‘‡π‘ π‘–π‘›πœƒ = 0
𝑦
π‘₯
𝑁
πœƒ
π‘Ÿ
πœƒ
𝐿
π‘šπ‘”
𝑇π‘₯
𝑇
𝐡 𝐢
𝐴
𝑇𝑦
𝑓𝑔
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
99 http://ibnu2003.blogspot.com
sumbu y
𝑓𝑔 + 𝑇𝑦 βˆ’ π‘šπ‘” = 0
𝑓𝑔 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ βˆ’ π‘šπ‘” = 0
c. persamaan kesetimbangan torka
kesetimbangan torka dengan acuan titik pusat silinder atau
titik C
Σ𝜏 𝐢 = 0
𝑓𝑔. π‘Ÿ βˆ’ 𝑇. π‘Ÿ = 0
𝑓𝑔 = 𝑇
d. persamaan hubungan ( π‘ π‘–π‘›πœƒ) dan ( π‘π‘œπ‘ πœƒ) terhadap ( π‘Ÿ) dan ( 𝐿)
tinjau potongan gambar pada jawaban a)
𝑠𝑖𝑛
πœƒ
2
=
π‘Ÿ
√ 𝐿2 + π‘Ÿ2
π‘π‘œπ‘ 
πœƒ
2
=
𝐿
√ 𝐿2 + π‘Ÿ2
π‘ π‘–π‘›πœƒ = 2π‘π‘œπ‘ 
πœƒ
2
𝑠𝑖𝑛
πœƒ
2
π‘ π‘–π‘›πœƒ = 2 (
𝐿
√ 𝐿2 + π‘Ÿ2
) (
π‘Ÿ
√ 𝐿2 + π‘Ÿ2
)
∴ π‘ π‘–π‘›πœƒ =
2π‘ŸπΏ
𝐿2 + π‘Ÿ2
𝑠𝑖𝑛2
πœƒ =
4π‘Ÿ2
𝐿2
(𝐿2 + π‘Ÿ2)2
untuk memudahkan besar ( π‘π‘œπ‘ πœƒ), gunakan sifat trigonometri
𝑠𝑖𝑛2
πœƒ + π‘π‘œπ‘ 2
πœƒ = 1
π‘π‘œπ‘ πœƒ = √1 βˆ’
4π‘Ÿ2 𝐿2
(𝐿2 + π‘Ÿ2)2
= √
𝐿4 βˆ’ 2π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ4
𝐿4 + 2π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ4
𝐿
π‘Ÿ
πœƒ
2
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
100 http://ibnu2003.blogspot.com
π‘π‘œπ‘ πœƒ = √(
𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2
𝐿2 + π‘Ÿ2
)
2
∴ π‘π‘œπ‘ πœƒ =
𝐿2
βˆ’ π‘Ÿ2
𝐿2 + π‘Ÿ2
e. persamaan tegangan tali Y dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔)
𝑓𝑔 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ = π‘šπ‘” β‡Œ 𝑇 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ = π‘šπ‘”
𝑇 =
π‘šπ‘”
1 + π‘π‘œπ‘ πœƒ
=
1
1 + π‘π‘œπ‘ πœƒ
π‘šπ‘”
𝑇 =
1
1 +
𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2
𝐿2 + π‘Ÿ2
π‘šπ‘” =
𝐿2
+ π‘Ÿ2
𝐿2 + π‘Ÿ2 + 𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2
π‘šπ‘”
∴ 𝑇 =
𝐿2
+ π‘Ÿ2
2𝐿2
π‘šπ‘”
f. persamaan gaya normal N dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔)
𝑁 = π‘‡π‘ π‘–π‘›πœƒ
𝑁 = [
𝐿2
+ π‘Ÿ2
2𝐿2
π‘šπ‘”]
2π‘ŸπΏ
𝐿2 + π‘Ÿ2
∴ 𝑁 =
π‘Ÿ
𝐿
π‘šπ‘”
g. persamaan gaya gesek ( 𝑓) dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔)
nilai gaya gsek sama dengan tegangan tali
∴ 𝑓𝑔 = 𝑇 =
𝐿2
+ π‘Ÿ2
2𝐿2
π‘šπ‘”
h. nilai minimum ( πœ‡) agar kesetimbangan ini bisa tercapai
∴ πœ‡ =
𝑓𝑔
𝑁
=
𝐿2
+ π‘Ÿ2
2𝐿2 π‘šπ‘”
π‘Ÿ
𝐿
π‘šπ‘”
=
𝐿2
+ π‘Ÿ2
2π‘ŸπΏ
6. Pembahasan
helikopter diam di tempat relatif terhadap tanah
tinggi helikopter saat menolong korban ( 𝐿)
percepatan korban relatif terhadap tangga ( π‘Ž π‘˜)
percepatan korban relatif terhadap tanah ( π‘Ž π‘˜π‘‘)
percepatan helikopter relatif terhadap tanah ( π‘Ž)
percepatan gravitasi bumi ( 𝑔)
massa korban ( π‘š)
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
101 http://ibnu2003.blogspot.com
a. waktu yang dibutuhkan sang korban agar sampai ke
helikopter, nyatakan dalam ( π‘Ž π‘˜ , π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿)
percepatan korban relatif terhadap tanah ( π‘Ž π‘˜π‘‘) adalah jumlah
aljabar percepatan korban relatif terhadap heli ( π‘Ž π‘˜) dan
percepatan heli terhadap tanah ( π‘Ž)
π‘Ž π‘˜π‘‘ = π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
sehingga :
𝐿 =
1
2
π‘Ž π‘˜π‘‘ 𝑑2
=
1
2
(π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)𝑑2
β‡‹βˆ΄ 𝑑 = √
2𝐿
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
b. panjang tali yang dipanjat oleh korban, nyatakan dalam
( π‘Ž π‘˜ , π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿)
panjang tali yang di panjat korban sebesar :
𝐿 π‘˜ =
1
2
π‘Ž π‘˜ 𝑑2
=
1
2
π‘Ž π‘˜
2𝐿
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
β‡‹βˆ΄ 𝐿 π‘˜ =
π‘Ž π‘˜ 𝐿
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
c. panjang bagian tali yang ditarik oleh helikopter, nyatakan
dalam ( π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿)
panjang tali yang ditarik heli berbanding dengan percepatan
heli relatif terhadap tanah (a), maka :
πΏβ„Ž =
1
2
π‘Žπ‘‘2
=
1
2
π‘Ž
2𝐿
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
β‡‹βˆ΄ πΏβ„Ž =
π‘ŽπΏ
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
d. besar usaha korban untuk naik helikopter, dalam
(π‘š, 𝑔, π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿)
percepatan sistem relatif terhadap tanah menjadi
π‘Ž 𝑠𝑖𝑠 = 𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
sehingga gaya yang bekerja pada korban berbanding dengan
percepatan sistem, maka :
𝐹 = π‘šπ‘Ž 𝑠𝑖𝑠 = π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)
usaha korban untuk naik helikopter berbanding dengan gaya
dan panjang tali yang ditarik helikopter
π‘Šπ‘˜ = 𝐹𝐿 π‘˜
π‘Šπ‘˜ = [π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)]
π‘Ž π‘˜ 𝐿
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
∴ π‘Šπ‘˜ = π‘šπΏ
π‘Ž π‘˜
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
102 http://ibnu2003.blogspot.com
e. besar usaha helikopter untuk menarik korban sampai korban
mencapai helikopter, dalam (π‘š, 𝑔, π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿)
usaha yang dilakukan helikopter berbanding dengan usaha
yang dilakukan leh korban
π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = πΉπΏβ„Ž
π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = [π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)]
π‘ŽπΏ
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
∴ π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = π‘šπΏ
π‘Ž
π‘Ž π‘˜ + π‘Ž
(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)
7. Pembahasan
jari-jari bola tanpa rongga ( 𝑅);jari-jari bola berongga ( 𝑅/2)
volume bola tanpa rongga ( 𝑉 =
4
3
πœ‹π‘…3
)
volume bola rongga [ 𝑉′ =
4
3
πœ‹ (
𝑅
2
)
3
]
jarak pusat massa tanpa rongga ( π‘₯ π‘π‘š.1)
jarak pusat massa berongga ( π‘₯ π‘π‘š.2)
massa bola tanpa rongga ( 𝑀);massa bola berongga ( 𝑀′)
massa titik dalam jarak d ( π‘š)
a. persamaan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari
bola tanpa rongga
jarak pusat massa dalam M tanpa rongga sama dengan nol
∴ π‘₯ π‘π‘š.1 = 0
π‘š
𝑑
𝑅
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
103 http://ibnu2003.blogspot.com
b. persamaan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari
rongga
( 𝑀′) adalah massa berongga dalam M, maka besarnya
𝑀′
= πœŒπ‘‰β€²
𝑀′
= 𝑀
𝑉′
𝑉
= 𝑀
4
3
πœ‹(
𝑅
2
)
3
4
3
πœ‹π‘…3
=
𝑀
8
dan jarak pusat massa dalam M berongga adalah
∴ π‘₯ π‘π‘š.2 =
𝑅
2
c. persamaan massa dalam M dari bola dengan rongga
massa bola dengan berongga adalah selisih massa bola
dalam M tanpa rongga dengan massa dalam M nerongga
βˆ†π‘€ = 𝑀 βˆ’ 𝑀′
= 𝑀 βˆ’
𝑀
8
=
7𝑀
8
d. jarak pusat massa bola berongga dari pusat pola dalam R
jarak pusat massa gabungan menjadi :
π‘₯ π‘π‘š =
𝑀π‘₯ π‘π‘š.1 βˆ’ 𝑀′π‘₯ π‘π‘š.2
𝑀 βˆ’ 𝑀′
=
βˆ’
𝑀𝑅
16
7𝑀
8
= βˆ’
𝑅
14
e. persamaan gaya gravitasi yang dirasakan massa m akibat
bola berongga dinyatakan dalam G, M, m, d dan R
gaya gravitasi total berbanding dengan jumlah aljabar dari
gaya gravitasi tanpa rongga dan berongga
πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = 𝐹 𝑀 βˆ’ 𝐹 𝑀′
πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š =
πΊπ‘€π‘š
𝑑2
βˆ’
𝐺𝑀′
π‘š
(𝑑 βˆ’
𝑅
2
)
2 =
πΊπ‘€π‘š
𝑑2
βˆ’
πΊπ‘€π‘š
8(𝑑 βˆ’
𝑅
2
)
2
πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = πΊπ‘€π‘š[
8 (𝑑 βˆ’
𝑅
2
)
2
βˆ’ 𝑑2
8𝑑2 (𝑑 βˆ’
𝑅
2
)
2 ]
∴ πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š =
πΊπ‘€π‘š
𝑑2
(
7𝑑2
βˆ’ 8𝐷𝑅 βˆ’ 2𝑅2
8𝑑2 βˆ’ 8𝐷𝑅 βˆ’ 2𝑅2
)
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
104 http://ibnu2003.blogspot.com
8. Pembahasan
massa kereta ( 𝑀)
massa balok ( π‘š)
konstanta pegas ( π‘˜)
simpangan terjauh pegas ( 𝐴)
kecepatan kereta relatif terhadap bumi ( 𝑣 𝑀)
kecepatan balok relatif terhadap bumi ( 𝑣 π‘š)
a. persamaan kekekalan energi sistem dalam ( 𝑣 π‘š, 𝑣 𝑀, π‘š, 𝐴, π‘˜)
saat balok ditarik, maka pegas menyimpang sejauh A, untuk
balok dan kereta kecepatannya sama dengan nol
𝐸( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) =
1
2
π‘˜π΄2
saat balok dilepaskan, maka balok dan kereta mempunyai
kecepatan relatif terhadap bumi adalah ( 𝑣 π‘š) dan ( 𝑣 𝑀)
𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) =
1
2
π‘šπ‘£ π‘š
2
+
1
2
𝑀𝑣 𝑀
2
persamaan hukum kekekalan energi menjadi :
1
2
π‘˜π΄2
=
1
2
π‘šπ‘£ π‘š
2
+
1
2
𝑀𝑣 𝑀
2
b. persamaan kekekalan momentum linier dalam ( 𝑣 π‘š, 𝑣 𝑀, π‘š, 𝑀)
momentum awal sama dengan nol karena tidak gaya luar
yang bekerja pada sistem. Setelah balokk ditarik dan
kemudian dilepaskan, maka
βˆ†π‘( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = 0
βˆ†π‘( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = π‘šπ‘£ π‘š + 𝑀𝑣 𝑀
π‘š
π‘˜
𝑀
β„Ž
𝐴
OSN Fisika Bedah soal
2008(kab/kota)
105 http://ibnu2003.blogspot.com
hukum kekekalan momentum menjadi
0 = π‘šπ‘£ π‘š + 𝑀𝑣 𝑀
c. persamaan ( 𝑣 𝑀) dalam k, A, m, M
π‘šπ‘£ π‘š = βˆ’π‘€π‘£ 𝑀
∴ 𝑣 𝑀 = βˆ’
π‘šπ‘£ π‘š
𝑀
kembali pada persamaan hukum kekekalan energi, maka
1
2
π‘˜π΄2
=
1
2
π‘šπ‘£ π‘š
2
+
1
2
𝑀(βˆ’
π‘šπ‘£ π‘š
𝑀
)
2
1
2
π‘˜π΄2
=
1
2
π‘šπ‘£ π‘š
2
+
1
2
π‘š2
𝑣 π‘š
2
𝑀
π‘˜π‘€π΄2
= 𝑣 π‘š
2
π‘š(𝑀 + π‘š)
∴ 𝑣 π‘š = 𝐴√
π‘˜π‘€
π‘š(𝑀 + π‘š)
d. persamaan ( 𝑣 𝑀) dalam k, A, m, M
𝑣 𝑀 = βˆ’
π‘š
𝑀
𝐴√
π‘˜π‘€
π‘š( 𝑀 + π‘š)
∴ 𝑣 𝑀 = βˆ’π΄βˆš
π‘˜π‘š
𝑀( 𝑀 + π‘š)
e. waktu massa m mencapai tanah
massa m melakukan jatuh bebas dari atas kereta,
β„Ž =
1
2
𝑔𝑑2
β‡‹βˆ΄ 𝑑 = √
2β„Ž
𝑔
f. jarak antara kedua massa saat massa m menyentuh tanah
π‘₯ = ( 𝑣 π‘š βˆ’ 𝑣 𝑀) 𝑑
π‘₯ = (𝐴√
π‘˜π‘€
π‘š(𝑀 + π‘š)
+ 𝐴√
π‘˜π‘š
𝑀( 𝑀 + π‘š)
)√
2β„Ž
𝑔
π‘₯ = 𝐴 (
(π‘€βˆšπ‘˜( 𝑀 + π‘š)) + (π‘šβˆš π‘˜(𝑀 + π‘š))
(𝑀 + π‘š)√ π‘šπ‘€
)√
2β„Ž
𝑔
∴ π‘₯ = 𝐴√
2β„Žπ‘˜( 𝑀 + π‘š)
π‘€π‘šπ‘”

More Related Content

What's hot

PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X Kartika Suryaningati
Β 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensijajakustija
Β 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamisMeiza Fitri
Β 
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTVinkaAngelica81
Β 
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde BaruMasa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde BaruKiki Evi Wahyuliana
Β 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoIsmi Ayu
Β 
Ppt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola VoliPpt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola VoliUlfahanafiah
Β 
Demokrasi reformasi
Demokrasi reformasiDemokrasi reformasi
Demokrasi reformasiArfin14
Β 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Kelas x-q
Β 
Barisan deret geometri
Barisan deret geometriBarisan deret geometri
Barisan deret geometriDjoko Manowo
Β 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariInstitute techologi bandung
Β 
Kinematika gerak
Kinematika gerakKinematika gerak
Kinematika gerakFKIP UHO
Β 
GERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARGERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARMOSES HADUN
Β 
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannyaDinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannyaAnggita Dwi Lestari Lestari
Β 
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaMakalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaHabibi Muhammad
Β 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
Β 

What's hot (20)

PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X
Β 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
Β 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
Β 
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
Β 
GERAK LURUS
GERAK LURUSGERAK LURUS
GERAK LURUS
Β 
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde BaruMasa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru
Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru
Β 
Ayunan sederhana
Ayunan sederhanaAyunan sederhana
Ayunan sederhana
Β 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Β 
Ppt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola VoliPpt Tentang Bola Voli
Ppt Tentang Bola Voli
Β 
Demokrasi reformasi
Demokrasi reformasiDemokrasi reformasi
Demokrasi reformasi
Β 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Β 
Barisan deret geometri
Barisan deret geometriBarisan deret geometri
Barisan deret geometri
Β 
13-21osn fisika (soal)
13-21osn fisika (soal)13-21osn fisika (soal)
13-21osn fisika (soal)
Β 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
Β 
Kinematika gerak
Kinematika gerakKinematika gerak
Kinematika gerak
Β 
GERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARGERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATAR
Β 
31-40 osn fisika (soal)
31-40 osn fisika (soal)31-40 osn fisika (soal)
31-40 osn fisika (soal)
Β 
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannyaDinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Dinamika hukum newton soal dan pembahasannya
Β 
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahragaMakalah pendidikan jasmani dan olahraga
Makalah pendidikan jasmani dan olahraga
Β 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
Β 

Similar to OSN Fisika Bedah

Similar to OSN Fisika Bedah (20)

91 100 osn fisika (tkunci)
91 100 osn fisika (tkunci)91 100 osn fisika (tkunci)
91 100 osn fisika (tkunci)
Β 
2007 osnk fisika (tkunci)
2007 osnk fisika (tkunci)2007 osnk fisika (tkunci)
2007 osnk fisika (tkunci)
Β 
2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)2011 osnk fisika (tkunci)
2011 osnk fisika (tkunci)
Β 
2009 osnk fisika (tkunci)
2009 osnk fisika (tkunci)2009 osnk fisika (tkunci)
2009 osnk fisika (tkunci)
Β 
2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)
Β 
61 70 osn fisika (tkunci)
61 70 osn fisika (tkunci)61 70 osn fisika (tkunci)
61 70 osn fisika (tkunci)
Β 
2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)
Β 
2014 osnk fisika (tkunci)
2014 osnk fisika (tkunci)2014 osnk fisika (tkunci)
2014 osnk fisika (tkunci)
Β 
71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)
Β 
2005 osnk fisika (tkunci)
2005 osnk fisika (tkunci)2005 osnk fisika (tkunci)
2005 osnk fisika (tkunci)
Β 
2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)2010 osnk fisika (tkunci)
2010 osnk fisika (tkunci)
Β 
41-50 osn fisika (tkunci)
41-50 osn fisika (tkunci)41-50 osn fisika (tkunci)
41-50 osn fisika (tkunci)
Β 
81-90 osn fisika (tkunci)
81-90 osn fisika (tkunci)81-90 osn fisika (tkunci)
81-90 osn fisika (tkunci)
Β 
2003 osnk fisika (tkunci)
2003 osnk fisika (tkunci)2003 osnk fisika (tkunci)
2003 osnk fisika (tkunci)
Β 
2004 osnk fisika (tkunci)
2004 osnk fisika (tkunci)2004 osnk fisika (tkunci)
2004 osnk fisika (tkunci)
Β 
1-12 osn fisika (tkunci)
1-12 osn fisika (tkunci)1-12 osn fisika (tkunci)
1-12 osn fisika (tkunci)
Β 
13-21osn fisika (tkunci)
13-21osn fisika (tkunci)13-21osn fisika (tkunci)
13-21osn fisika (tkunci)
Β 
22-30 osn fisika (tkunci)
22-30 osn fisika (tkunci)22-30 osn fisika (tkunci)
22-30 osn fisika (tkunci)
Β 
2006 osnk fisika (tkunci)
2006 osnk fisika (tkunci)2006 osnk fisika (tkunci)
2006 osnk fisika (tkunci)
Β 
2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)2009 osnk fisika (soal)
2009 osnk fisika (soal)
Β 

More from SMA Negeri 9 KERINCI

More from SMA Negeri 9 KERINCI (19)

Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93Latihan osp fisika soal 93
Latihan osp fisika soal 93
Β 
Latihan osp fisika soal 94
Latihan osp fisika soal 94Latihan osp fisika soal 94
Latihan osp fisika soal 94
Β 
Latihan osp fisika soal 95
Latihan osp fisika soal 95Latihan osp fisika soal 95
Latihan osp fisika soal 95
Β 
Latihan osp fisika soal 96
Latihan osp fisika soal 96Latihan osp fisika soal 96
Latihan osp fisika soal 96
Β 
Latihan osp fisika soal 97
Latihan osp fisika soal 97Latihan osp fisika soal 97
Latihan osp fisika soal 97
Β 
Latihan osp fisika soal 98
Latihan osp fisika soal 98Latihan osp fisika soal 98
Latihan osp fisika soal 98
Β 
Latihan osp fisika soal 99
Latihan osp fisika soal 99Latihan osp fisika soal 99
Latihan osp fisika soal 99
Β 
Latihan osp fisika soal 100
Latihan osp fisika soal 100Latihan osp fisika soal 100
Latihan osp fisika soal 100
Β 
2014 osnk fisika (soal)
2014 osnk fisika (soal)2014 osnk fisika (soal)
2014 osnk fisika (soal)
Β 
2013 osnk fisika (soal)
2013 osnk fisika (soal)2013 osnk fisika (soal)
2013 osnk fisika (soal)
Β 
2012 osnk fisika (soal)
2012 osnk fisika (soal)2012 osnk fisika (soal)
2012 osnk fisika (soal)
Β 
2011 osnk fisika (soal)
2011 osnk fisika (soal)2011 osnk fisika (soal)
2011 osnk fisika (soal)
Β 
2010 osnk fisika (soal)
2010 osnk fisika (soal)2010 osnk fisika (soal)
2010 osnk fisika (soal)
Β 
2008 osnk fisika (soal)
2008 osnk fisika (soal)2008 osnk fisika (soal)
2008 osnk fisika (soal)
Β 
2007 osnk fisika (soal)
2007 osnk fisika (soal)2007 osnk fisika (soal)
2007 osnk fisika (soal)
Β 
2006 osnk fisika (soal)
2006 osnk fisika (soal)2006 osnk fisika (soal)
2006 osnk fisika (soal)
Β 
2005 osnk fisika (soal)
2005 osnk fisika (soal)2005 osnk fisika (soal)
2005 osnk fisika (soal)
Β 
2004 osnk fisika (soal)
2004 osnk fisika (soal)2004 osnk fisika (soal)
2004 osnk fisika (soal)
Β 
2003 osnk fisika (soal)
2003 osnk fisika (soal)2003 osnk fisika (soal)
2003 osnk fisika (soal)
Β 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
Β 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Β 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 

OSN Fisika Bedah

  • 1. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 92 http://ibnu2003.blogspot.com 1. Pembahasan bola dilempar vertikal ke atas dalam elevator ( π‘Ž 𝑒) = percepatan elevator ( 𝑣𝑒) = kecepatan elevator ( 𝑣 𝑏𝑒) = kecepatan bola relatif terhadap elevator a. waktu yang diperlukan bola ( 𝑑1) untuk mencapai ketinggian maksimum relatif terhadap bumi kecepatan bola relatif terhadap tanah merupakan jumlah kecepatan bola terhadap elevator dan kecepatan elevator ( 𝑣 𝑏𝑑) = kecepatan bola relatif terhadap tanah ∴ 𝑣 𝑏𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 persamaan kecepatan bola relatif terhadap tanah setiap waktu adalah 𝑣 = 𝑣 𝑏𝑑 βˆ’ 𝑔𝑑 0 = ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒) βˆ’ 𝑔𝑑1 ∴ 𝑑1 = 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 𝑔 𝑣𝑒𝑣 𝑏𝑒 π‘‘π‘Žπ‘›π‘Žβ„Ž 𝑦′ 𝑦 𝑙𝑖𝑓𝑑
  • 2. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 93 http://ibnu2003.blogspot.com b. ketinggian maksimum bola relatif terhadap tanah persamaan jarak vertikal pada GVA 𝑦 = β„Ž + 𝑣 𝑏𝑑 𝑑1 βˆ’ 1 2 𝑔𝑑1 2 𝑦 = β„Ž + ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 ) 𝑑1 βˆ’ 1 2 𝑔𝑑1 2 𝑦 = β„Ž + ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 )( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 𝑔 ) βˆ’ 1 2 𝑔 ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒 𝑔 ) 2 ∴ 𝑦 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = β„Ž + ( 𝑣 𝑏𝑒 + 𝑣𝑒)2 2𝑔 c. percepatan bola relatif terhadap kerangka elevator ∴ π‘Ž 𝑏𝑒 = 𝑔 + π‘Ž 𝑒 percepatan bola relatif terhadap kerangka elevator merupakan jumlah percepatan gravitasi dan percepatan elevator d. waktu yang diperlukan bola ( 𝑑2) untuk mencapai ketinggian maksimum relatif terhadap elevator kecepatan bola relatif terhadap elevator setiap waktu ( 𝑣 𝑏𝑒) adalah 𝑣 𝑏𝑒.𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 βˆ’ π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2 𝑣 𝑏𝑒.𝑑 = 𝑣 𝑏𝑒 βˆ’ π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2 = 0 𝑑2 = 𝑣 𝑏𝑒 π‘Ž 𝑏𝑒 ∴ 𝑑2 = 𝑣 𝑏𝑒 𝑔 + π‘Ž 𝑒 e. ketinggian maksimum bola relatif terhadap elevator waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi maksimum terhadap elevator ( 𝑑 = 𝑑2), maka tinggi maksimum bola relatif terhadap elevator adalah : 𝑦 = 𝑣 𝑏𝑒 𝑑2 βˆ’ 1 2 π‘Ž 𝑏𝑒 𝑑2 2 ∴ 𝑦 π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = 𝑣 𝑏𝑒 2 2(𝑔 + π‘Ž 𝑒) f. waktu bola kembali menyentuh elevator waktu bola pada dasar elevator adalah 2 kali waktu tinggi maksimum relatif terhadap elevator 𝑑 = 2𝑑2 ∴ 𝑑 = 2𝑣 𝑏𝑒 𝑔 + π‘Ž 𝑒
  • 3. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 94 http://ibnu2003.blogspot.com 2. Pembahasan massa peluru ( π‘š 𝑝 = 0,01π‘˜π‘”) kecepatan peluru sebelum tumbukan ( 𝑣𝑝 = 1000π‘š/𝑠) kecepatan peluru setelah tumbukan ( 𝑣𝑝 β€² = 400π‘š/𝑠) massa balok ( π‘š 𝑏 = 5π‘˜π‘”) kecepatan balok sebelum tumbukan ( 𝑣 𝑏 = 0) kecepatan balok setelah tumbukan ( 𝑣 𝑏 β€² ) a. besar kecepatan balok setelah tumbukan bila kecepatan peluru setelah tumbukan ( 𝑣𝑝 β€² = 400π‘š/𝑠) hukum kekekalan momentum bahwa π‘š 𝑝 𝑣𝑝 + π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 = π‘š 𝑝 𝑣𝑝 β€² + π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 β€² π‘š 𝑝 𝑣𝑝 = π‘š 𝑝 𝑣𝑝 β€² + π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 β€² π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 β€² = π‘š 𝑝 𝑣𝑝 βˆ’ π‘š 𝑝 𝑣𝑝 β€² 𝑣 𝑏 β€² = π‘š 𝑝(𝑣𝑝 βˆ’ 𝑣𝑝 β€² ) π‘š 𝑏 = 0,01(1000βˆ’ 400) 5 = 1,2 π‘š/𝑠 b. tinggi maksimum yang dicapai balok kecepatan balok setelah tumbukan ( 𝑣 𝑏 β€² = 1,2π‘š/𝑠), maka : β„Ž π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  = 𝑣 𝑏 β€² 2 2𝑔 = 1,22 20 = 0,72π‘š c. energi yang hilang dalam proses tumbukan energi kinetik yang hilang pada proses tumbukan berbanding lurus dengan jumlah ajlabar dari energi kinetik setelah tumbukan dengan energi kinetik sebelum tumbukan βˆ†πΈπ‘˜ = πΈπ‘˜π‘ π‘‘π‘™β„Ž.π‘‘π‘šπ‘π‘˜π‘› βˆ’ πΈπ‘˜π‘ π‘™π‘π‘š.π‘‘π‘šπ‘π‘˜π‘› βˆ†πΈπ‘˜ = 1 2 (π‘š 𝑝 𝑣𝑝 β€²2 + π‘š 𝑏 𝑣 𝑏 β€² 2 βˆ’ π‘š 𝑝 𝑣𝑝 2 ) βˆ†πΈπ‘˜ = 1 2 (0,01.4002 + 5. 1,22 βˆ’ 0,01.10002) βˆ†πΈπ‘˜ = 1 2 (1600+ 7,20 βˆ’ 10000) = βˆ’4196,4 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
  • 4. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 95 http://ibnu2003.blogspot.com 3. Pembahasan perhatikan diagram gaya kedua massa dan katrol ! gaya normal pada benda ( π‘š2) adalah ( 𝑁2) a. besar gaya normal N2 maksimum agar m2 tetap tidak bergerak 𝑇 βˆ’ 𝑁2 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0 supaya gaya normal maksimum, maka (T=0) 𝑁2 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0 𝑁2 = π‘š2 𝑔 b. besargaya tegang tali T agar m2 tetap tidak bergerak agar benda m2 tetap diam, maka ( 𝑁2 = 0), maka : 𝑇 βˆ’ π‘š2 𝑔 = 0 𝑇 = π‘š2 𝑔 c. besar gaya maksimum F agar m2 tetap tidak bergerak 𝐹 βˆ’ 2𝑇 = 0 𝐹 = 2𝑇 = 2π‘š2 𝑔 d. besar percepatan massa m1 untuk harga F maksimum atau ( 𝑇 = π‘š2 𝑔) pada benda m1, maka : 𝑇 βˆ’ π‘š1 𝑔 = π‘š1 π‘Ž ( π‘š2 βˆ’ π‘š1) 𝑔 = π‘š1 π‘Ž ∴ π‘Ž = [ π‘š2 βˆ’ π‘š1 π‘š1 ]𝑔 𝑇 𝐹 𝑇 𝑇 𝑇 𝑁 π‘š1 𝑔 π‘š2 𝑔
  • 5. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 96 http://ibnu2003.blogspot.com 4. Pembahasan a. besar momen inersia batang terhadap sumbu rotasi ! [nyatakan dalam ( 𝑙) dan ( π‘š)] dengan menggunaka teorema sejajar, maka : 𝐼 = 𝐼 π‘π‘š + π‘šπ‘‘2 𝐼 = 1 2 π‘šπ‘™2 + π‘šπ‘‘2 𝐼 = 1 12 π‘šπ‘™2 + 1 4 π‘šπ‘™2 ∴ 𝐼 = 1 3 π‘šπ‘™2 b. besar energi total batang mula-mula dengan metode hukum kekekalan energi Ambil kerangka acuan di titik mula-mula bola yang memiliki energo potensial sama dengan nol, maka juga energi total mula-mula batang menjadi ∴ 𝐸(π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = π‘šπ‘”π‘™ c. besar energi total batang sesaat sebelum tumbukan energi total batang sesaat sebelum tumbukan berbanding dengan jumlah aljabar energi potensial batang dan energi kinetik rotasi dengan besar kecepatan sudut batang ( πœ”), maka : 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐸𝑝 + πΈπ‘˜(π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘ π‘–) 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = π‘šπ‘”π‘™ 2 + 1 2 πΌπœ”2 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = π‘šπ‘”π‘™ 2 + 1 2 ( 1 3 π‘šπ‘™2 )πœ”2 ∴ 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 1 2 π‘šπ‘”π‘™ + 1 6 π‘šπ‘™2 πœ”2
  • 6. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 97 http://ibnu2003.blogspot.com d. besar kecepatan sudut batang sesaat sebelum tumbukan dari jawaban b) dan c), maka besar kecepatan sudut menjadi 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐸( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) 1 2 π‘šπ‘”π‘™ + 1 6 π‘šπ‘™2 πœ”2 = π‘šπ‘”π‘™ 3𝑔 + π‘™πœ”2 = 6𝑔 πœ”2 = 3𝑔 𝑙 ∴ πœ” = √ 3𝑔 𝑙 e. besar momentum sudut mula-mula dan momentum sudut akhir sistem tersebut, bila Momentum sudut sistem tersebut kekal momentum sudut mula-mula sistem 𝐿( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = πΌπœ” 𝐿( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = 1 3 π‘šπ‘™2√ 3𝑔 𝑙 momen inersia sistem menjadi 𝐼𝑠𝑖𝑠 = 1 3 π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2 momentum sudut akhir sistem 𝐿( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 𝐼𝑠𝑖𝑠 πœ” 𝑠𝑖𝑠 𝐿( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = ( 1 3 π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2 ) πœ” 𝑠𝑖𝑠 maka kecepatan sudut sistem adalah : ( 1 3 π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2 )πœ” 𝑠𝑖𝑠 = 1 3 π‘šπ‘™2√ 3𝑔 𝑙 πœ” 𝑠𝑖𝑠 = ( 1 3 π‘šπ‘™2 1 3 π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2 )√ 3𝑔 𝑙 ∴ πœ” 𝑠𝑖𝑠 = π‘š π‘š + 3𝑀 √ 3𝑔 𝑙 ⇋ πœ” 𝑠𝑖𝑠 2 = 3π‘š2 𝑔 𝑙( π‘š + 3𝑀)2
  • 7. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 98 http://ibnu2003.blogspot.com f. besar energi yang hilang dalam proses tumbukan besarnya energi yang hilang pada proses tumbukan berbanding dengan jumlah aljabar energi kinetik rotasi akhir dengan energi potensial mula-mula. kecepatan sudut sistem adalah : ( πœ” 𝑠𝑖𝑠) βˆ†πΈπ‘˜ = 𝐸𝑝 π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ βˆ’ πΈπ‘˜ π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘ π‘–.π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ†πΈπ‘˜ = π‘šπ‘”π‘™ βˆ’ ( π‘šπ‘”π‘™ 2 + 1 2 𝐼𝑠𝑖𝑠 πœ” 𝑠𝑖𝑠 2 ) βˆ†πΈπ‘˜ = π‘šπ‘”π‘™ βˆ’ [ π‘šπ‘”π‘™ 2 + 1 2 ( 1 3 π‘šπ‘™2 + 𝑀𝑙2 )( 3π‘š2 𝑔 𝑙( π‘š + 3𝑀)2 )] βˆ†πΈπ‘˜ = π‘šπ‘”π‘™ 2 βˆ’ π‘š2 𝑔𝑙 2( π‘š + 3𝑀) ∴ βˆ†πΈπ‘˜ = [ 3π‘šπ‘€ 2π‘š + 6𝑀 ] 𝑔𝑙 energi yang hilang pada sistem selama proses tumbukan adalah ([ 3π‘šπ‘€ 2π‘š+6𝑀 ] 𝑔𝑙) 5. Pembahasan a. gaya-gaya yang bekerja pada silinder b. persamaan kesetimbangan gaya untuk sumbu x dan sumbu y kesetimbangan gaya sumbu x 𝑁 βˆ’ 𝑇π‘₯ = 0 𝑁 βˆ’ π‘‡π‘ π‘–π‘›πœƒ = 0 𝑦 π‘₯ 𝑁 πœƒ π‘Ÿ πœƒ 𝐿 π‘šπ‘” 𝑇π‘₯ 𝑇 𝐡 𝐢 𝐴 𝑇𝑦 𝑓𝑔
  • 8. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 99 http://ibnu2003.blogspot.com sumbu y 𝑓𝑔 + 𝑇𝑦 βˆ’ π‘šπ‘” = 0 𝑓𝑔 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ βˆ’ π‘šπ‘” = 0 c. persamaan kesetimbangan torka kesetimbangan torka dengan acuan titik pusat silinder atau titik C Σ𝜏 𝐢 = 0 𝑓𝑔. π‘Ÿ βˆ’ 𝑇. π‘Ÿ = 0 𝑓𝑔 = 𝑇 d. persamaan hubungan ( π‘ π‘–π‘›πœƒ) dan ( π‘π‘œπ‘ πœƒ) terhadap ( π‘Ÿ) dan ( 𝐿) tinjau potongan gambar pada jawaban a) 𝑠𝑖𝑛 πœƒ 2 = π‘Ÿ √ 𝐿2 + π‘Ÿ2 π‘π‘œπ‘  πœƒ 2 = 𝐿 √ 𝐿2 + π‘Ÿ2 π‘ π‘–π‘›πœƒ = 2π‘π‘œπ‘  πœƒ 2 𝑠𝑖𝑛 πœƒ 2 π‘ π‘–π‘›πœƒ = 2 ( 𝐿 √ 𝐿2 + π‘Ÿ2 ) ( π‘Ÿ √ 𝐿2 + π‘Ÿ2 ) ∴ π‘ π‘–π‘›πœƒ = 2π‘ŸπΏ 𝐿2 + π‘Ÿ2 𝑠𝑖𝑛2 πœƒ = 4π‘Ÿ2 𝐿2 (𝐿2 + π‘Ÿ2)2 untuk memudahkan besar ( π‘π‘œπ‘ πœƒ), gunakan sifat trigonometri 𝑠𝑖𝑛2 πœƒ + π‘π‘œπ‘ 2 πœƒ = 1 π‘π‘œπ‘ πœƒ = √1 βˆ’ 4π‘Ÿ2 𝐿2 (𝐿2 + π‘Ÿ2)2 = √ 𝐿4 βˆ’ 2π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ4 𝐿4 + 2π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ4 𝐿 π‘Ÿ πœƒ 2
  • 9. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 100 http://ibnu2003.blogspot.com π‘π‘œπ‘ πœƒ = √( 𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ2 ) 2 ∴ π‘π‘œπ‘ πœƒ = 𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ2 e. persamaan tegangan tali Y dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔) 𝑓𝑔 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ = π‘šπ‘” β‡Œ 𝑇 + π‘‡π‘π‘œπ‘ πœƒ = π‘šπ‘” 𝑇 = π‘šπ‘” 1 + π‘π‘œπ‘ πœƒ = 1 1 + π‘π‘œπ‘ πœƒ π‘šπ‘” 𝑇 = 1 1 + 𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ2 π‘šπ‘” = 𝐿2 + π‘Ÿ2 𝐿2 + π‘Ÿ2 + 𝐿2 βˆ’ π‘Ÿ2 π‘šπ‘” ∴ 𝑇 = 𝐿2 + π‘Ÿ2 2𝐿2 π‘šπ‘” f. persamaan gaya normal N dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔) 𝑁 = π‘‡π‘ π‘–π‘›πœƒ 𝑁 = [ 𝐿2 + π‘Ÿ2 2𝐿2 π‘šπ‘”] 2π‘ŸπΏ 𝐿2 + π‘Ÿ2 ∴ 𝑁 = π‘Ÿ 𝐿 π‘šπ‘” g. persamaan gaya gesek ( 𝑓) dalam ( π‘Ÿ, 𝐿, π‘š π‘‘π‘Žπ‘› 𝑔) nilai gaya gsek sama dengan tegangan tali ∴ 𝑓𝑔 = 𝑇 = 𝐿2 + π‘Ÿ2 2𝐿2 π‘šπ‘” h. nilai minimum ( πœ‡) agar kesetimbangan ini bisa tercapai ∴ πœ‡ = 𝑓𝑔 𝑁 = 𝐿2 + π‘Ÿ2 2𝐿2 π‘šπ‘” π‘Ÿ 𝐿 π‘šπ‘” = 𝐿2 + π‘Ÿ2 2π‘ŸπΏ 6. Pembahasan helikopter diam di tempat relatif terhadap tanah tinggi helikopter saat menolong korban ( 𝐿) percepatan korban relatif terhadap tangga ( π‘Ž π‘˜) percepatan korban relatif terhadap tanah ( π‘Ž π‘˜π‘‘) percepatan helikopter relatif terhadap tanah ( π‘Ž) percepatan gravitasi bumi ( 𝑔) massa korban ( π‘š)
  • 10. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 101 http://ibnu2003.blogspot.com a. waktu yang dibutuhkan sang korban agar sampai ke helikopter, nyatakan dalam ( π‘Ž π‘˜ , π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿) percepatan korban relatif terhadap tanah ( π‘Ž π‘˜π‘‘) adalah jumlah aljabar percepatan korban relatif terhadap heli ( π‘Ž π‘˜) dan percepatan heli terhadap tanah ( π‘Ž) π‘Ž π‘˜π‘‘ = π‘Ž π‘˜ + π‘Ž sehingga : 𝐿 = 1 2 π‘Ž π‘˜π‘‘ 𝑑2 = 1 2 (π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)𝑑2 β‡‹βˆ΄ 𝑑 = √ 2𝐿 π‘Ž π‘˜ + π‘Ž b. panjang tali yang dipanjat oleh korban, nyatakan dalam ( π‘Ž π‘˜ , π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿) panjang tali yang di panjat korban sebesar : 𝐿 π‘˜ = 1 2 π‘Ž π‘˜ 𝑑2 = 1 2 π‘Ž π‘˜ 2𝐿 π‘Ž π‘˜ + π‘Ž β‡‹βˆ΄ 𝐿 π‘˜ = π‘Ž π‘˜ 𝐿 π‘Ž π‘˜ + π‘Ž c. panjang bagian tali yang ditarik oleh helikopter, nyatakan dalam ( π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿) panjang tali yang ditarik heli berbanding dengan percepatan heli relatif terhadap tanah (a), maka : πΏβ„Ž = 1 2 π‘Žπ‘‘2 = 1 2 π‘Ž 2𝐿 π‘Ž π‘˜ + π‘Ž β‡‹βˆ΄ πΏβ„Ž = π‘ŽπΏ π‘Ž π‘˜ + π‘Ž d. besar usaha korban untuk naik helikopter, dalam (π‘š, 𝑔, π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿) percepatan sistem relatif terhadap tanah menjadi π‘Ž 𝑠𝑖𝑠 = 𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž sehingga gaya yang bekerja pada korban berbanding dengan percepatan sistem, maka : 𝐹 = π‘šπ‘Ž 𝑠𝑖𝑠 = π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž) usaha korban untuk naik helikopter berbanding dengan gaya dan panjang tali yang ditarik helikopter π‘Šπ‘˜ = 𝐹𝐿 π‘˜ π‘Šπ‘˜ = [π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)] π‘Ž π‘˜ 𝐿 π‘Ž π‘˜ + π‘Ž ∴ π‘Šπ‘˜ = π‘šπΏ π‘Ž π‘˜ π‘Ž π‘˜ + π‘Ž (𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)
  • 11. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 102 http://ibnu2003.blogspot.com e. besar usaha helikopter untuk menarik korban sampai korban mencapai helikopter, dalam (π‘š, 𝑔, π‘Ž π‘˜, π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝐿) usaha yang dilakukan helikopter berbanding dengan usaha yang dilakukan leh korban π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = πΉπΏβ„Ž π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = [π‘š(𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž)] π‘ŽπΏ π‘Ž π‘˜ + π‘Ž ∴ π‘Šβ„Žπ‘’π‘™π‘– = π‘šπΏ π‘Ž π‘Ž π‘˜ + π‘Ž (𝑔 + π‘Ž π‘˜ + π‘Ž) 7. Pembahasan jari-jari bola tanpa rongga ( 𝑅);jari-jari bola berongga ( 𝑅/2) volume bola tanpa rongga ( 𝑉 = 4 3 πœ‹π‘…3 ) volume bola rongga [ 𝑉′ = 4 3 πœ‹ ( 𝑅 2 ) 3 ] jarak pusat massa tanpa rongga ( π‘₯ π‘π‘š.1) jarak pusat massa berongga ( π‘₯ π‘π‘š.2) massa bola tanpa rongga ( 𝑀);massa bola berongga ( 𝑀′) massa titik dalam jarak d ( π‘š) a. persamaan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari bola tanpa rongga jarak pusat massa dalam M tanpa rongga sama dengan nol ∴ π‘₯ π‘π‘š.1 = 0 π‘š 𝑑 𝑅
  • 12. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 103 http://ibnu2003.blogspot.com b. persamaan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari rongga ( 𝑀′) adalah massa berongga dalam M, maka besarnya 𝑀′ = πœŒπ‘‰β€² 𝑀′ = 𝑀 𝑉′ 𝑉 = 𝑀 4 3 πœ‹( 𝑅 2 ) 3 4 3 πœ‹π‘…3 = 𝑀 8 dan jarak pusat massa dalam M berongga adalah ∴ π‘₯ π‘π‘š.2 = 𝑅 2 c. persamaan massa dalam M dari bola dengan rongga massa bola dengan berongga adalah selisih massa bola dalam M tanpa rongga dengan massa dalam M nerongga βˆ†π‘€ = 𝑀 βˆ’ 𝑀′ = 𝑀 βˆ’ 𝑀 8 = 7𝑀 8 d. jarak pusat massa bola berongga dari pusat pola dalam R jarak pusat massa gabungan menjadi : π‘₯ π‘π‘š = 𝑀π‘₯ π‘π‘š.1 βˆ’ 𝑀′π‘₯ π‘π‘š.2 𝑀 βˆ’ 𝑀′ = βˆ’ 𝑀𝑅 16 7𝑀 8 = βˆ’ 𝑅 14 e. persamaan gaya gravitasi yang dirasakan massa m akibat bola berongga dinyatakan dalam G, M, m, d dan R gaya gravitasi total berbanding dengan jumlah aljabar dari gaya gravitasi tanpa rongga dan berongga πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = 𝐹 𝑀 βˆ’ 𝐹 𝑀′ πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = πΊπ‘€π‘š 𝑑2 βˆ’ 𝐺𝑀′ π‘š (𝑑 βˆ’ 𝑅 2 ) 2 = πΊπ‘€π‘š 𝑑2 βˆ’ πΊπ‘€π‘š 8(𝑑 βˆ’ 𝑅 2 ) 2 πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = πΊπ‘€π‘š[ 8 (𝑑 βˆ’ 𝑅 2 ) 2 βˆ’ 𝑑2 8𝑑2 (𝑑 βˆ’ 𝑅 2 ) 2 ] ∴ πΉπ‘ π‘–π‘ π‘‘π‘’π‘š = πΊπ‘€π‘š 𝑑2 ( 7𝑑2 βˆ’ 8𝐷𝑅 βˆ’ 2𝑅2 8𝑑2 βˆ’ 8𝐷𝑅 βˆ’ 2𝑅2 )
  • 13. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 104 http://ibnu2003.blogspot.com 8. Pembahasan massa kereta ( 𝑀) massa balok ( π‘š) konstanta pegas ( π‘˜) simpangan terjauh pegas ( 𝐴) kecepatan kereta relatif terhadap bumi ( 𝑣 𝑀) kecepatan balok relatif terhadap bumi ( 𝑣 π‘š) a. persamaan kekekalan energi sistem dalam ( 𝑣 π‘š, 𝑣 𝑀, π‘š, 𝐴, π‘˜) saat balok ditarik, maka pegas menyimpang sejauh A, untuk balok dan kereta kecepatannya sama dengan nol 𝐸( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = 1 2 π‘˜π΄2 saat balok dilepaskan, maka balok dan kereta mempunyai kecepatan relatif terhadap bumi adalah ( 𝑣 π‘š) dan ( 𝑣 𝑀) 𝐸( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = 1 2 π‘šπ‘£ π‘š 2 + 1 2 𝑀𝑣 𝑀 2 persamaan hukum kekekalan energi menjadi : 1 2 π‘˜π΄2 = 1 2 π‘šπ‘£ π‘š 2 + 1 2 𝑀𝑣 𝑀 2 b. persamaan kekekalan momentum linier dalam ( 𝑣 π‘š, 𝑣 𝑀, π‘š, 𝑀) momentum awal sama dengan nol karena tidak gaya luar yang bekerja pada sistem. Setelah balokk ditarik dan kemudian dilepaskan, maka βˆ†π‘( π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) = 0 βˆ†π‘( π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ) = π‘šπ‘£ π‘š + 𝑀𝑣 𝑀 π‘š π‘˜ 𝑀 β„Ž 𝐴
  • 14. OSN Fisika Bedah soal 2008(kab/kota) 105 http://ibnu2003.blogspot.com hukum kekekalan momentum menjadi 0 = π‘šπ‘£ π‘š + 𝑀𝑣 𝑀 c. persamaan ( 𝑣 𝑀) dalam k, A, m, M π‘šπ‘£ π‘š = βˆ’π‘€π‘£ 𝑀 ∴ 𝑣 𝑀 = βˆ’ π‘šπ‘£ π‘š 𝑀 kembali pada persamaan hukum kekekalan energi, maka 1 2 π‘˜π΄2 = 1 2 π‘šπ‘£ π‘š 2 + 1 2 𝑀(βˆ’ π‘šπ‘£ π‘š 𝑀 ) 2 1 2 π‘˜π΄2 = 1 2 π‘šπ‘£ π‘š 2 + 1 2 π‘š2 𝑣 π‘š 2 𝑀 π‘˜π‘€π΄2 = 𝑣 π‘š 2 π‘š(𝑀 + π‘š) ∴ 𝑣 π‘š = 𝐴√ π‘˜π‘€ π‘š(𝑀 + π‘š) d. persamaan ( 𝑣 𝑀) dalam k, A, m, M 𝑣 𝑀 = βˆ’ π‘š 𝑀 𝐴√ π‘˜π‘€ π‘š( 𝑀 + π‘š) ∴ 𝑣 𝑀 = βˆ’π΄βˆš π‘˜π‘š 𝑀( 𝑀 + π‘š) e. waktu massa m mencapai tanah massa m melakukan jatuh bebas dari atas kereta, β„Ž = 1 2 𝑔𝑑2 β‡‹βˆ΄ 𝑑 = √ 2β„Ž 𝑔 f. jarak antara kedua massa saat massa m menyentuh tanah π‘₯ = ( 𝑣 π‘š βˆ’ 𝑣 𝑀) 𝑑 π‘₯ = (𝐴√ π‘˜π‘€ π‘š(𝑀 + π‘š) + 𝐴√ π‘˜π‘š 𝑀( 𝑀 + π‘š) )√ 2β„Ž 𝑔 π‘₯ = 𝐴 ( (π‘€βˆšπ‘˜( 𝑀 + π‘š)) + (π‘šβˆš π‘˜(𝑀 + π‘š)) (𝑀 + π‘š)√ π‘šπ‘€ )√ 2β„Ž 𝑔 ∴ π‘₯ = 𝐴√ 2β„Žπ‘˜( 𝑀 + π‘š) π‘€π‘šπ‘”