SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Implementasi Hukum Pidana Islam: Relevansinya
Berbasis Ruang dan Waktu
Brelyandiosa
Hukum Ekonomi Syari’ah
Universitas Islam Negeri Salatiga brelyandiosa@gmail.com
Islam merupakan agama yang di dalamnya lengkap berisi seperangkat aturan
mengenai bagaimana umat manusia berkehidupan, yang disebut dengan syari’at.
Menurut KBBI, syari’at adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup
manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan alam sekitar dengan
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Ia diturunkan sebagai Rahmat bagi semesta
alam. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi dan menjadi pewaris
dari apa yang telah dibentangkan Allah Rabbul ‘Alamin di dunia ini. Syari’at sendiri
Allah turunkan tak lain dan tak bukan ialah sebagai penyokong peran mulia manusia
tersebut. Ia ada sebab manusia memiliki akal yang menjadikannya bertanggung
jawab terhadap apa yang Allah warisi.
Mustahil bagi akal untuk dapat bekerja dengan sebagaimana fungsinya
apabila tak ada informasi yang dicerna. Ragam informasi begitu banyak tersedia di
dunia ini, namun tak dapat kita simpulkan begitu saja bahwa semua informasi
tersebut ialah kebenaran. Nyatanya ada berbagai pengelompokkan informasi yang
tersedia: kebenaran atau kesalahan, dan di antara dua hal tersebut ada yang disebut
keraguan.
Tak ada yang lebih mengetahui terkait suatu ciptaan kecuali penciptanya
sendiri. Dan itulah Allah, Yang Maha Mengetahui secara keseluruhan mengenai
ciptaannya, dalam hal ini manusia. Allah memberi seperangkat aturan pada
manusia, tak lain dan tak bukan ialah sebab Allah Maha Tahu kebutuhan hambaNya.
Mustahil Allah tak tahu-menahu apa saja yang dibutuhkan oleh ciptaan-Nya.
Syari’at Islam, merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang
komperehensif dan universal. artinya ialah syari’at Islam tak semata diaplikasikan
oleh umat tertentu saja, melainkan mendunia. Ia tak hanya menyentuh aspek
kehidupan dunia saja, melainkan terkoneksi dengan kehidupan akhirat yang kekal.
Namun marak kita temukan di masa sekarang, pemahaman terkait syari’at
Islam ini dipandang hanya pada satu sisi dan keliru pula oleh sebagian orang.
Padahal ada berbagai perspektif yang saling berhubungan satu sama lain dalam
syari’at islam. Ketika membahas mengenai ‘hukum Islam’, yang tergambar di
kepala mereka ialah hukum Islam yang tak manusiawi dalam konsep pemidanaaan,
seperti hukum potong tangan; rajam; qishash; dsb. Seolah-seolah Ketika terjadi
tindak pidana tertentu, Islam seketika memakai ‘vonis’ tersebut. Maka tak heran,
perspektif ini menyimpulkan bahwa hukum Allah itu kejam dan jauh dari kata
Rahmat. Barangkali mereka belum memahami kapan ‘vonis’ tersebut dijatuhkan,
yang mana artinya Islam tak serta merta langsung menghukumi seseorang dengan
‘vonis’ tersebut tanpa adanya pertimbangan dan tahapan yang dilalui.
Ketika mendiskusikan suatu hal yang bersinggungan dengan kalimat ‘syariat
Islam’, tak jarang pula pikiran orang-orang akan mengarah pada kasus hukum
pidana islam yang tadi telah disinggung. Hukum pidana yang dalam istilah fiqh
disebut dengan fiqh jinayah, sebenarnya merupakan hanya salah satu cabang dari
hukum Islam yang amat sangat luas.
Langsung menafsirkan hukum islam seketika dengan vonis tanpa
memperhatikan aspek lainnya jelas sangat tak objektif dan sebenarnya memiliki
latar belakang politis. Terutama Ketika di masa lalu di mana negara Islam dijajah
oleh bangsa Barat. Demi mengambil simpati rakyat serta memperkuat pengaruhnya
di negeri tersebut, Barat sengaja menyebarkan pandangan bahwasanya hukum islam
itu identik dengan kekerasan, ketidakadilan, dan kekejaman supaya penduduk
negeri tersebut tak melirik dan bahkan menjauhi hukum yang adil ini.
Sebab bilamana hukum islam diimplementasikan dengan menyeluruh, maka
dapat dipastikan penjajah tersebut berada di posisi yang dirugikan sebab Islam
melarang adanya penjajahan dengan istilah apapun yang digunakan. Tak hanya
melanggar hak azasi manusia, penjajahan mencoreng keluruhan Aqidah tauhid yang
menjadi nilai paling fundamental di Islam. Pribumi, orang luar negeri, bertubuh
tinggi, bertubuh pendek, berkulit hitam, atau berkulit putih, semuanya sama
kedudukannya di hadapan Allah, yang membedakannya ialah ketakwaan yang ada
pada diri setiap insan tersebut.
Sayangnya pada realita kehidupan masa kini, setelah berakhir masa
penjajahan fisik yang kelam itu, berbagai tuduhan keji mengenai syari’at islam tak
hanya keluar dari mulut pihak luar yang membenci Islam, melainkan juga datang
dari kalangan muslim terpelajar, terlebih yang pernah dibina oleh Barat tersebab
lemahnya pemahaman spirit hukum islam yang haq. Derasnya arus ideologi yang
berkembang lewat pola pikir, pendidikan, budaya, hingga kurangnya pendalaman
pengetahuan tentang islam, mengakibatkan mereka mudah sekali dipengaruhi oleh
bermacam isu-isu tak benar terkait hukum Islam.1
Seperti yang kita sadari, akibat pengaruh Barat di masa lalu, implementasi
hukum public syari’at (salah satunya hukum pidana Islam) berada pada tingkat
terendah. Hal ini terjadi kurang lebih sejak abad ke-19. Kedudukan pokok
kekuasaan muslim di masa itu perlahan goyah dengan penyerapan model-model
negara bangsa, tatanan internasional Eropa, dan penanggalan semua dalih
kesesuaian dengan hukum publik syari’at.2
Perubahan yang terjadi di negeri-negeri muslim sejak abad ke-19 tersebut,
dapat dilihat bahwa mayoritas pemerintahan bangsa-bangsa muslim telah
melakukan pembaruan hukum menggunakan 2 cara. (1) mengganti syari’at dengan
hukum sekuler dalam masalah perdagangan, tata negara, perdata, dan pidana. Hanya
segelintir hukum yang masih diwujudkan dalam bentuk syari’at Islam. (2)
pembaruan dilakukan dengan tetap mengakui prinsip dan aturan syari’at, contohnya
penerapan dalam hukum keluarga Islam dan waris bagi msulim. Hingga hari ini,
banyak negara dengan mayoritas muslim tengah berusaha menegaskan identitas
Islam dan menerapkan hukum syari’at lebih banyak.3
1 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam Wacana dan
Agenda, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. xii.
2 Abdullahi Ahmad An-Naim, Dekonstruksi Syari’ah, (Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial,
2001), hlm. 65.
3 Ibid.
Selain itu, pengetahuan tetang hukum pidana Islam merupakan sesuatu yang
masih jarang dikaji dan dikembangkan. Kurangnya peminat terkait ilmu ini
menjadi
konsekuensi dari tak diterapkannya lagi hukum pidana Islam, kecuali hanya
segelintir negara saja. Sebab hal itu, kajian secara kritis dan mendalam tentang fiqh
jinayah dinilai tak krusial dan kurang bermanfaat secara praktis.
Terdapat pula pandangan bahwa hukum Islam bertentangan secara ekstrem
dengan hukum yang lain. Para ahli hukum Barat menilai bahwa hukum Islam
memiliki sisi negatif yang bertentangan dengan kemanusiaan, kejam, keras, dsb.
Sementara para ahli fiqh menilai bahwa hukum Barat sama sekali tak memiliki
keterkaitan dengan hukum Islam sehingga tak sepatutnya digunakan. Hal demikian
dapat secara jelas terlihat melalui penggunaan metode penemuan kebenaran yang
berbeda antara keduanya. di satu sisi, prosedur penemuan melalui wahyu yakni
AlQur’an dan Sunnah, dan sisi lainnya menggunakan prosedur penemuan secara
alamiah, seperti kajian rasional.4
Hal ini dipandang bahwa di antara dua hal tersebut
ada sekat pemisah yang tak dapat menggabungkan keduanya.
Padahal kenyataannya, dua prosedur tersebut dapat dileburkan dalam
konteks hukum pidana Islam. Salah satu contohnya yakni Kitab Hukum Pidana
Indonesia (KUHP) warisan Kolonial Belanda yang memiliki sejarah Panjang. Wet
Book Strafrecht yang banyak dialihkan dari Code Penal Perancis, berasal dari
pascarevolusi Perancis tahum 1789. Setelah ditelisik secara substansi, ditemukan
bahwa ada banyak kemiripan isi Code Penal dengan yang ada di dalam Kitab
AlMuwatha’ karangan Imam Malik. Ternyata ada beberapa konsep di kitab tersebut
yang kemudian diadopsi oleh Barat, contohnya saja adanya asas legalitas. Asas
tersebut telah ada dalam dunia Islam sejak abad ke-7. Maka dapat dilihat, adanya
keserasian antara prosedur wahyu dengan prosedur alamiah yang digunakan dalam
4 Ibid, hlm. viii.
perumusan hukum.5
Namun hal tersebut tak dapat secara keseluruhan kita gunakan
sebab tak semua prosedur amaliah sejalan dengan prosedur wahyu.
Dengan memperhatikan nilai-nilai penting yang telah diuraikan, maka akan
terpampang jelas bahwa tantangan besar dalam mengimplementasikan salah satu
syari’at Islam dari segi hukum pidana, ialah melahirkan banyak cendekiawan
Muslim yang intelek dalam mengkaji hukum tersebut yang bertujuan untuk
memperjelas hal-hal yang ada di dalamnya. Pemahaman yang dilahirkan tak bisa
hanya merujuk pada teks-teks, melainkan juga dapat bersal dari gejala-gejala
alamiah yang jadi salah satu prosedur dalam mencari kebenaran (ayat-ayat kauniah).
Kembali lagi pada relevansi diimplementasikannya syari’at Islam.
Sebenarnya syari’at Islam yang merupakan Rahmat ini memiliki sifat ‘alamiah atau
mendunia. Ia tak dibatasi oleh sekat teritorial ruang dan waktu tertentu, melainkan
siap untuk diimplementasikan pada setiap kurun waktu dan tempat. Alasannya ialah
watak sumber syari’at Islam itu hukumnya bersifat murunah atau elastis, sehingga
membuat kita dapat mencari penyelesaian setiap masalah, kapanpun dan
dimanapun.6
Hal utama yang harus kita semua pahami ialah bahwa menerapkan hukum
Islam bukan berarti anti modernisasi. Melainkan pelaksaannya merupakan
konsekuen terhadap hukum yang berasal dari legislator tertinggi, yakni Allah SWT.
Pengimplementasian nilai mulia tersebut menuntut adanya pengkajian dan tajdid
(pembaharuan), sebab Islam sendiri tak pernah membelenggu manusia dari
modernisasi. Apabila ditemukan sesuatu yang “baru” itu lebih relevan dengan
hukum syara’, maka tak ada alas an untuk menolaknya, selagi tak bertentangan
dengan nash-nash yang ada.
Menerapkan hukum Islam juga bermakna melaksanakan reformasi
pemikiran dan inovasi pembahasan secara berkelanjutan untuk menemukan sesuatu
yang segar dan relevan dengan hukum syara’. Kembali lagi, taka da yang lebih tahu
5 Ibid, hlm. viii.
6 6 Ibid, hlm. xiii.
terkait ciptaan kecuali penciptanya sendiri. Hukum Islam adalah ialah Allah SWT
yang menjadi legislatornya. Hukum tersebut bersifat universal, kekal, dan terlepas
dari segala bentuk pengaruh kepentingan sepihak dan nafsu belaka.
Hukum Islam tak sesempit yang orang-orang asumsikan. Mereka yang
berteria21k tentang HAM tatkala hukum pidana Islam ditegakkan, sejatinya belum
mengerti bagaimana pengampilan keputusan hingga hukuman dijatuhkan.
Ketentuan-ketentuan hudud memang bersifat absolut. Namun hudud sendiri
memiliki berbagai aspek mulai dari unsur hingga syarat yang memenuhi. Mustahil
hukuman dijatuhkan apabila belum terpenuhinya unsur dan syaratnya, padahal
Islam sendiri merupakan agama yang menjunjung tinngi keadilan.
Sejatinya, di dalam Islam, hudud merupakan ancaman yang akan
menimbulkan perasaan takut bagi orang lain. Apabila ia diterapkan sekali saja,
maka akan banyak mencegah orang lain melakukan kejahatan serupa. Penulis
sendiri memperhatikan pada masa sekarang ini, Ketika media entertainment
menyuguhkan ribuan film yang berlatar pembalasan dendam. Karena melihat
kondisi sekarang, di mana hukum tak sepenuhnya diaplikasikan seirama dengan
yang namanya keadilan, membuat banyak pihak terutama korban mengalami
kekecewaan kepada penegak hukum tersebut. Tak jarang kita temukan berita
pembalasan dendam oleh korban kepada tersangka kejahatan terhadap dirinya.
Seandainya saja hukum Islam yang digunakan, insya Allah para calon pelaku akan
mempertimbangkan ribuan kali kejahatan yang hendak ia lakukan.
Tak etis rasanya apabila kita memandang suatu hukum hanya dari satu sisi
saja, yakni sisi kejamnya. Sementara sisi kekejaman pelaku kejahatan malah kita
kesampingkan dan seolah-olah buta terhadap yang demikian, seperti perampasan
kehormatan seseorang (kasus zina), perampokan harta benda orang lain (kasus
pencurian), menghabisi nyawa orang lain (kasus pembunuhan), dan banyak lagi
contohnya yang tak dapat dirincikan semua. Mengabaikan hikmah di balik fiqh
jinayah membuat kita seharusnya tak membuat kita apriori terhadaap syari’at Islam,
melainkan aposteriori dan bersemangat menguliknya lebih dalam.
Seringkali tersebab alasan masyarakat kian hari yang kian berubah, hukum
pun mesti berubah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hukum baru harus
menggantikan hukum yang lama. Seolah-olah dikatakan bahwa hukum modern
lebih unggul disbanding yang lama, termasuk hukum Islam di dalamnya. Hal ini
tentu amat salah. Mereka membandingkan syari’at Islam dengan hukum modern,
lalu berkesimpulan bahwasanya syari’at tersebut tak lagi selaras dengan kehidupan
pada masa kini. Ia dinilai terlalu keras bagi masyarakat yang menjunjung tinggi hak-
hak asasinya sebagai manusia. Padahal apabila kita mau memperhatikan dan
menelitinya dari sudut pandang Islam sendiri, kita akan melihat bahwa syari’at jauh
lebih baik.7
Dalam hukum pidana modern, kita menemukan berbagai macam asas.
Seperti asas legalitas, asas tidak berlaku surut, asas praduga tak bersalah,
ketidakabsahan hukuman karena kesalahan,equality before the law (persamaan di
mata hukum), hingga asas nebis in idem (seseorang tak boleh dihukum dua kali atas
kesalahan yang sama). Para ahli hukum Barat mengklaim bahwa asas-asas tersebut
murni bersumber dari mereka. Hal tersebut tidaklah dapat dibenarkan seutuhnya dan
cenderung tidak adil. Lebih dari 14 abad lalu, hukum pidana Islam menjadi pencetus
asas tersebut dengan landasan yang valid dan tak bisa diragukan, yaitu AlQur’an
dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Islam merupakan jalan hidup (way of life), yang maan apabila
diimplementasikan secara kaffah, akan menjadi pencegah utama melawan
kejahatan. Begitu luar biasanya Islam sebagai satu system hidup yang menyeluruh.
Menurut Abul A’la al-Maududi, fakta menakjubkan terkait syari’at yakni ia
merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pemisahan yang dilakukan
sewenangwenang antar satu komponen dengan komponen yang lain akan
menyebabkan bahaya jiwa dan struktur syari’at itu sendiri.8
DAFTAR PUSTAKA
7 Santoso Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam Wacana dan
Agenda, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 10.
8 Abul A’la al-Maududi, The Islamic State and Constitution, (Lahore: Islamic Publication Ltd, 1983),
hlm. 52.
Al-Maududi, A. A. (1983). The Islamic State and Constitution. Lahore: Islamic
Publication Ltd.
An-Naim, A. A. (2001). Dekonstruksi Syari;ah. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam
dan Sosial.
Santoso, T. (2003). Membumikan Hukum Pidana Islam; Penegakan Syariat dalam
Wacana dan Agenda. Jakarta: Gema Insani.

More Related Content

Similar to HUKUM PIDANA ISLAM

Rekontekstualisasi fikih islam
Rekontekstualisasi fikih islamRekontekstualisasi fikih islam
Rekontekstualisasi fikih islamssuser8d4c3e
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespondiktum2015
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamQowim Musthofa
 
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluanDr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluanIlham Eka Pratama
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSalim Anshori
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasionalYanwar Annow
 
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptxhubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptxAlimuddinLimun
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Ltfltf
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxFaizahNurAtika1
 
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamPujiati Puu
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxkelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxRINIRISDAYANTI0125
 
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesia
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesiaKonsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesia
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesiaDimebag Darrell
 

Similar to HUKUM PIDANA ISLAM (20)

Rekontekstualisasi fikih islam
Rekontekstualisasi fikih islamRekontekstualisasi fikih islam
Rekontekstualisasi fikih islam
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespon
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
 
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluanDr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasional
 
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
 
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptxhubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
hubungan jarimah dan larangan syara' & Asas Legalitas.pptx
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Syariat islam
Syariat islamSyariat islam
Syariat islam
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxkelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
 
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesia
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesiaKonsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesia
Konsep sistem imunitas dalam penanggulangan terorisme di indonesia
 

More from RINIRISDAYANTI0125

34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdfRINIRISDAYANTI0125
 
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdfRINIRISDAYANTI0125
 

More from RINIRISDAYANTI0125 (20)

kelompok 8_Riddah.pptx
kelompok 8_Riddah.pptxkelompok 8_Riddah.pptx
kelompok 8_Riddah.pptx
 
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
 
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
 
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
 
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
 
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
 
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
 
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
 
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
 
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
 
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf
12_33020210078_Fathin N Fawaida.pdf
 
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
 
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf
9_33020210057_Wima Yanuar Ristya.pdf
 
7. 33020210037_Sekarwati.pdf
7. 33020210037_Sekarwati.pdf7. 33020210037_Sekarwati.pdf
7. 33020210037_Sekarwati.pdf
 
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf
6. Mohammad Zamroni_33020210035.pdf
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

HUKUM PIDANA ISLAM

  • 1. Implementasi Hukum Pidana Islam: Relevansinya Berbasis Ruang dan Waktu Brelyandiosa Hukum Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri Salatiga brelyandiosa@gmail.com Islam merupakan agama yang di dalamnya lengkap berisi seperangkat aturan mengenai bagaimana umat manusia berkehidupan, yang disebut dengan syari’at. Menurut KBBI, syari’at adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan alam sekitar dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Ia diturunkan sebagai Rahmat bagi semesta alam. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi dan menjadi pewaris dari apa yang telah dibentangkan Allah Rabbul ‘Alamin di dunia ini. Syari’at sendiri Allah turunkan tak lain dan tak bukan ialah sebagai penyokong peran mulia manusia tersebut. Ia ada sebab manusia memiliki akal yang menjadikannya bertanggung jawab terhadap apa yang Allah warisi. Mustahil bagi akal untuk dapat bekerja dengan sebagaimana fungsinya apabila tak ada informasi yang dicerna. Ragam informasi begitu banyak tersedia di dunia ini, namun tak dapat kita simpulkan begitu saja bahwa semua informasi tersebut ialah kebenaran. Nyatanya ada berbagai pengelompokkan informasi yang tersedia: kebenaran atau kesalahan, dan di antara dua hal tersebut ada yang disebut keraguan. Tak ada yang lebih mengetahui terkait suatu ciptaan kecuali penciptanya sendiri. Dan itulah Allah, Yang Maha Mengetahui secara keseluruhan mengenai ciptaannya, dalam hal ini manusia. Allah memberi seperangkat aturan pada manusia, tak lain dan tak bukan ialah sebab Allah Maha Tahu kebutuhan hambaNya. Mustahil Allah tak tahu-menahu apa saja yang dibutuhkan oleh ciptaan-Nya. Syari’at Islam, merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang komperehensif dan universal. artinya ialah syari’at Islam tak semata diaplikasikan
  • 2. oleh umat tertentu saja, melainkan mendunia. Ia tak hanya menyentuh aspek kehidupan dunia saja, melainkan terkoneksi dengan kehidupan akhirat yang kekal. Namun marak kita temukan di masa sekarang, pemahaman terkait syari’at Islam ini dipandang hanya pada satu sisi dan keliru pula oleh sebagian orang. Padahal ada berbagai perspektif yang saling berhubungan satu sama lain dalam syari’at islam. Ketika membahas mengenai ‘hukum Islam’, yang tergambar di kepala mereka ialah hukum Islam yang tak manusiawi dalam konsep pemidanaaan, seperti hukum potong tangan; rajam; qishash; dsb. Seolah-seolah Ketika terjadi tindak pidana tertentu, Islam seketika memakai ‘vonis’ tersebut. Maka tak heran, perspektif ini menyimpulkan bahwa hukum Allah itu kejam dan jauh dari kata Rahmat. Barangkali mereka belum memahami kapan ‘vonis’ tersebut dijatuhkan, yang mana artinya Islam tak serta merta langsung menghukumi seseorang dengan ‘vonis’ tersebut tanpa adanya pertimbangan dan tahapan yang dilalui. Ketika mendiskusikan suatu hal yang bersinggungan dengan kalimat ‘syariat Islam’, tak jarang pula pikiran orang-orang akan mengarah pada kasus hukum pidana islam yang tadi telah disinggung. Hukum pidana yang dalam istilah fiqh disebut dengan fiqh jinayah, sebenarnya merupakan hanya salah satu cabang dari hukum Islam yang amat sangat luas. Langsung menafsirkan hukum islam seketika dengan vonis tanpa memperhatikan aspek lainnya jelas sangat tak objektif dan sebenarnya memiliki latar belakang politis. Terutama Ketika di masa lalu di mana negara Islam dijajah oleh bangsa Barat. Demi mengambil simpati rakyat serta memperkuat pengaruhnya di negeri tersebut, Barat sengaja menyebarkan pandangan bahwasanya hukum islam itu identik dengan kekerasan, ketidakadilan, dan kekejaman supaya penduduk negeri tersebut tak melirik dan bahkan menjauhi hukum yang adil ini. Sebab bilamana hukum islam diimplementasikan dengan menyeluruh, maka dapat dipastikan penjajah tersebut berada di posisi yang dirugikan sebab Islam melarang adanya penjajahan dengan istilah apapun yang digunakan. Tak hanya melanggar hak azasi manusia, penjajahan mencoreng keluruhan Aqidah tauhid yang menjadi nilai paling fundamental di Islam. Pribumi, orang luar negeri, bertubuh tinggi, bertubuh pendek, berkulit hitam, atau berkulit putih, semuanya sama
  • 3. kedudukannya di hadapan Allah, yang membedakannya ialah ketakwaan yang ada pada diri setiap insan tersebut. Sayangnya pada realita kehidupan masa kini, setelah berakhir masa penjajahan fisik yang kelam itu, berbagai tuduhan keji mengenai syari’at islam tak hanya keluar dari mulut pihak luar yang membenci Islam, melainkan juga datang dari kalangan muslim terpelajar, terlebih yang pernah dibina oleh Barat tersebab lemahnya pemahaman spirit hukum islam yang haq. Derasnya arus ideologi yang berkembang lewat pola pikir, pendidikan, budaya, hingga kurangnya pendalaman pengetahuan tentang islam, mengakibatkan mereka mudah sekali dipengaruhi oleh bermacam isu-isu tak benar terkait hukum Islam.1 Seperti yang kita sadari, akibat pengaruh Barat di masa lalu, implementasi hukum public syari’at (salah satunya hukum pidana Islam) berada pada tingkat terendah. Hal ini terjadi kurang lebih sejak abad ke-19. Kedudukan pokok kekuasaan muslim di masa itu perlahan goyah dengan penyerapan model-model negara bangsa, tatanan internasional Eropa, dan penanggalan semua dalih kesesuaian dengan hukum publik syari’at.2 Perubahan yang terjadi di negeri-negeri muslim sejak abad ke-19 tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas pemerintahan bangsa-bangsa muslim telah melakukan pembaruan hukum menggunakan 2 cara. (1) mengganti syari’at dengan hukum sekuler dalam masalah perdagangan, tata negara, perdata, dan pidana. Hanya segelintir hukum yang masih diwujudkan dalam bentuk syari’at Islam. (2) pembaruan dilakukan dengan tetap mengakui prinsip dan aturan syari’at, contohnya penerapan dalam hukum keluarga Islam dan waris bagi msulim. Hingga hari ini, banyak negara dengan mayoritas muslim tengah berusaha menegaskan identitas Islam dan menerapkan hukum syari’at lebih banyak.3 1 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam Wacana dan Agenda, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. xii. 2 Abdullahi Ahmad An-Naim, Dekonstruksi Syari’ah, (Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial, 2001), hlm. 65. 3 Ibid.
  • 4. Selain itu, pengetahuan tetang hukum pidana Islam merupakan sesuatu yang masih jarang dikaji dan dikembangkan. Kurangnya peminat terkait ilmu ini menjadi konsekuensi dari tak diterapkannya lagi hukum pidana Islam, kecuali hanya segelintir negara saja. Sebab hal itu, kajian secara kritis dan mendalam tentang fiqh jinayah dinilai tak krusial dan kurang bermanfaat secara praktis. Terdapat pula pandangan bahwa hukum Islam bertentangan secara ekstrem dengan hukum yang lain. Para ahli hukum Barat menilai bahwa hukum Islam memiliki sisi negatif yang bertentangan dengan kemanusiaan, kejam, keras, dsb. Sementara para ahli fiqh menilai bahwa hukum Barat sama sekali tak memiliki keterkaitan dengan hukum Islam sehingga tak sepatutnya digunakan. Hal demikian dapat secara jelas terlihat melalui penggunaan metode penemuan kebenaran yang berbeda antara keduanya. di satu sisi, prosedur penemuan melalui wahyu yakni AlQur’an dan Sunnah, dan sisi lainnya menggunakan prosedur penemuan secara alamiah, seperti kajian rasional.4 Hal ini dipandang bahwa di antara dua hal tersebut ada sekat pemisah yang tak dapat menggabungkan keduanya. Padahal kenyataannya, dua prosedur tersebut dapat dileburkan dalam konteks hukum pidana Islam. Salah satu contohnya yakni Kitab Hukum Pidana Indonesia (KUHP) warisan Kolonial Belanda yang memiliki sejarah Panjang. Wet Book Strafrecht yang banyak dialihkan dari Code Penal Perancis, berasal dari pascarevolusi Perancis tahum 1789. Setelah ditelisik secara substansi, ditemukan bahwa ada banyak kemiripan isi Code Penal dengan yang ada di dalam Kitab AlMuwatha’ karangan Imam Malik. Ternyata ada beberapa konsep di kitab tersebut yang kemudian diadopsi oleh Barat, contohnya saja adanya asas legalitas. Asas tersebut telah ada dalam dunia Islam sejak abad ke-7. Maka dapat dilihat, adanya keserasian antara prosedur wahyu dengan prosedur alamiah yang digunakan dalam 4 Ibid, hlm. viii.
  • 5. perumusan hukum.5 Namun hal tersebut tak dapat secara keseluruhan kita gunakan sebab tak semua prosedur amaliah sejalan dengan prosedur wahyu. Dengan memperhatikan nilai-nilai penting yang telah diuraikan, maka akan terpampang jelas bahwa tantangan besar dalam mengimplementasikan salah satu syari’at Islam dari segi hukum pidana, ialah melahirkan banyak cendekiawan Muslim yang intelek dalam mengkaji hukum tersebut yang bertujuan untuk memperjelas hal-hal yang ada di dalamnya. Pemahaman yang dilahirkan tak bisa hanya merujuk pada teks-teks, melainkan juga dapat bersal dari gejala-gejala alamiah yang jadi salah satu prosedur dalam mencari kebenaran (ayat-ayat kauniah). Kembali lagi pada relevansi diimplementasikannya syari’at Islam. Sebenarnya syari’at Islam yang merupakan Rahmat ini memiliki sifat ‘alamiah atau mendunia. Ia tak dibatasi oleh sekat teritorial ruang dan waktu tertentu, melainkan siap untuk diimplementasikan pada setiap kurun waktu dan tempat. Alasannya ialah watak sumber syari’at Islam itu hukumnya bersifat murunah atau elastis, sehingga membuat kita dapat mencari penyelesaian setiap masalah, kapanpun dan dimanapun.6 Hal utama yang harus kita semua pahami ialah bahwa menerapkan hukum Islam bukan berarti anti modernisasi. Melainkan pelaksaannya merupakan konsekuen terhadap hukum yang berasal dari legislator tertinggi, yakni Allah SWT. Pengimplementasian nilai mulia tersebut menuntut adanya pengkajian dan tajdid (pembaharuan), sebab Islam sendiri tak pernah membelenggu manusia dari modernisasi. Apabila ditemukan sesuatu yang “baru” itu lebih relevan dengan hukum syara’, maka tak ada alas an untuk menolaknya, selagi tak bertentangan dengan nash-nash yang ada. Menerapkan hukum Islam juga bermakna melaksanakan reformasi pemikiran dan inovasi pembahasan secara berkelanjutan untuk menemukan sesuatu yang segar dan relevan dengan hukum syara’. Kembali lagi, taka da yang lebih tahu 5 Ibid, hlm. viii. 6 6 Ibid, hlm. xiii.
  • 6. terkait ciptaan kecuali penciptanya sendiri. Hukum Islam adalah ialah Allah SWT yang menjadi legislatornya. Hukum tersebut bersifat universal, kekal, dan terlepas dari segala bentuk pengaruh kepentingan sepihak dan nafsu belaka. Hukum Islam tak sesempit yang orang-orang asumsikan. Mereka yang berteria21k tentang HAM tatkala hukum pidana Islam ditegakkan, sejatinya belum mengerti bagaimana pengampilan keputusan hingga hukuman dijatuhkan. Ketentuan-ketentuan hudud memang bersifat absolut. Namun hudud sendiri memiliki berbagai aspek mulai dari unsur hingga syarat yang memenuhi. Mustahil hukuman dijatuhkan apabila belum terpenuhinya unsur dan syaratnya, padahal Islam sendiri merupakan agama yang menjunjung tinngi keadilan. Sejatinya, di dalam Islam, hudud merupakan ancaman yang akan menimbulkan perasaan takut bagi orang lain. Apabila ia diterapkan sekali saja, maka akan banyak mencegah orang lain melakukan kejahatan serupa. Penulis sendiri memperhatikan pada masa sekarang ini, Ketika media entertainment menyuguhkan ribuan film yang berlatar pembalasan dendam. Karena melihat kondisi sekarang, di mana hukum tak sepenuhnya diaplikasikan seirama dengan yang namanya keadilan, membuat banyak pihak terutama korban mengalami kekecewaan kepada penegak hukum tersebut. Tak jarang kita temukan berita pembalasan dendam oleh korban kepada tersangka kejahatan terhadap dirinya. Seandainya saja hukum Islam yang digunakan, insya Allah para calon pelaku akan mempertimbangkan ribuan kali kejahatan yang hendak ia lakukan. Tak etis rasanya apabila kita memandang suatu hukum hanya dari satu sisi saja, yakni sisi kejamnya. Sementara sisi kekejaman pelaku kejahatan malah kita kesampingkan dan seolah-olah buta terhadap yang demikian, seperti perampasan kehormatan seseorang (kasus zina), perampokan harta benda orang lain (kasus pencurian), menghabisi nyawa orang lain (kasus pembunuhan), dan banyak lagi contohnya yang tak dapat dirincikan semua. Mengabaikan hikmah di balik fiqh jinayah membuat kita seharusnya tak membuat kita apriori terhadaap syari’at Islam, melainkan aposteriori dan bersemangat menguliknya lebih dalam. Seringkali tersebab alasan masyarakat kian hari yang kian berubah, hukum pun mesti berubah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hukum baru harus
  • 7. menggantikan hukum yang lama. Seolah-olah dikatakan bahwa hukum modern lebih unggul disbanding yang lama, termasuk hukum Islam di dalamnya. Hal ini tentu amat salah. Mereka membandingkan syari’at Islam dengan hukum modern, lalu berkesimpulan bahwasanya syari’at tersebut tak lagi selaras dengan kehidupan pada masa kini. Ia dinilai terlalu keras bagi masyarakat yang menjunjung tinggi hak- hak asasinya sebagai manusia. Padahal apabila kita mau memperhatikan dan menelitinya dari sudut pandang Islam sendiri, kita akan melihat bahwa syari’at jauh lebih baik.7 Dalam hukum pidana modern, kita menemukan berbagai macam asas. Seperti asas legalitas, asas tidak berlaku surut, asas praduga tak bersalah, ketidakabsahan hukuman karena kesalahan,equality before the law (persamaan di mata hukum), hingga asas nebis in idem (seseorang tak boleh dihukum dua kali atas kesalahan yang sama). Para ahli hukum Barat mengklaim bahwa asas-asas tersebut murni bersumber dari mereka. Hal tersebut tidaklah dapat dibenarkan seutuhnya dan cenderung tidak adil. Lebih dari 14 abad lalu, hukum pidana Islam menjadi pencetus asas tersebut dengan landasan yang valid dan tak bisa diragukan, yaitu AlQur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Islam merupakan jalan hidup (way of life), yang maan apabila diimplementasikan secara kaffah, akan menjadi pencegah utama melawan kejahatan. Begitu luar biasanya Islam sebagai satu system hidup yang menyeluruh. Menurut Abul A’la al-Maududi, fakta menakjubkan terkait syari’at yakni ia merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pemisahan yang dilakukan sewenangwenang antar satu komponen dengan komponen yang lain akan menyebabkan bahaya jiwa dan struktur syari’at itu sendiri.8 DAFTAR PUSTAKA 7 Santoso Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam Wacana dan Agenda, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 10. 8 Abul A’la al-Maududi, The Islamic State and Constitution, (Lahore: Islamic Publication Ltd, 1983), hlm. 52.
  • 8. Al-Maududi, A. A. (1983). The Islamic State and Constitution. Lahore: Islamic Publication Ltd. An-Naim, A. A. (2001). Dekonstruksi Syari;ah. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial. Santoso, T. (2003). Membumikan Hukum Pidana Islam; Penegakan Syariat dalam Wacana dan Agenda. Jakarta: Gema Insani.