SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Karakteristik Hukum Islam 
Juli 7, 2010 
tags: Hukum Islam, Karakteristik Hukum, Penerapan hukum Islam 
Untuk membedakan antara hukum Islam dengan hukum umum, maka hukum Islam memiliki 
beberapa karakteristik tertentu.Diantaranya: 
1. Penerapan hukum Islam bersifat universal 
Nash-nash al-Qur’an tampil dalam bentuk prinsip-prinsip dasar yang universal dan ketetapan 
hukum yang bersifat umum. Ia tidak berbicara mengenai bagian-bagian kecil, rincian-rincian 
secara detail (Yusuf al-Qardhawi, 1993: 24) Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an sebagai 
petunjuk yang universal dapat dimengerti dan diterima oleh semua umat di dunia ini tanpa harus 
diikat oleh tempat dan waktu. 
2. Hukum yang ditetapkan oleh al-Qur’an tidak memberatkan 
Di dalam al-Qur’an tidak satupun perintah Allah yang memberatkan hamba-Nya. Jika Tuhan 
melarang manusia mengerjakan sesuatu, maka dibalik larangan itu akan ada hikmahnya. 
Walaupun demikian manusia masih diberi kelonggaran dalam hal-hal tertentu (darurat). 
Contohnya memakan bangkai adalah hal yang terlarang, namun dalam keadaan terpaksa, yaitu 
ketika tidak ada makanan lain, dan jiwa akan terancam, maka tindakan seperti itu diperbolehkan 
sebatas hanya memenuhi kebutuhan saat itu. Hal ini berarti bahwa hukum Islam bersifat elastis 
dan dapat berubah sesuai dengan persoalan waktu dan tempat. 
3. Menetapkan hukum bersifat realistis 
Hukum Islam ditetapkan berdasarkan realistis dalam hal ini harus berpandangan riil dalam segala 
hal. Menghayalkan perbuatan yang belum terjadi lalu menetapkan suatu hukum tidak 
diperbolehkan. Dengan dugaan ataupun sangkaan-sangkaan tidak dapat dijadikan dasar dalam 
penetapan hukum. Said Ramadhan menjelaskan bahwa hukum Islam mengandung method of 
realism (Said Ramadhan, 1961: 57) 
4. Menetapkan hukum berdasarkan musyawarah sebagai bahan pertimbangan 
Hal ini yang terlihat dalam proses diturunkannya ayat-ayat al-Qur’an yang menggambarkan 
kebijaksanaan Tuhan dalam menuangkan isi yang berupa hukum Islam ke dalam wadahnya yang 
berupa masyarakat (Anwar Marjono, 1987: 126) 
5. Sanksi didapatkan di dunia dan di akhirat. 
Undang-undang produk manusia memberikan sanksi atas pelanggaran terhadap hukum-hukumnya. 
Hanya saja sanksi itu selamanya hanya diberikan di dunia, berbeda halnya dengan 
hukum Islam yang memberi sanksi di dunia dan di akhirat. Sanksi di akhirat selamanya lebih
berat daripada yang di dunia. Karena itu, orang yang beriman merasa mendapatkan dorongan 
kejiwaan yang kuat untuk melaksanakan hukum-hukum-Nya dan mengikuti perintah serta 
menjauhi-larangan- larangan-Nya (Muh. Yusuf Musa, 1998: 167) 
Hukum yang disandarkan pada agama bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan individu dan 
masyarakat. Tidak diragukan lagi ini adalah tujuan yang bermanfaat hanya saja ia bermaksud 
membangun masyarakat ideal yang bersih dari semua apa yang bertentangan dengan agama dan 
moral. 
Begitu juga ia tidak hanya bermaksud untuk membangun masyarakat yang sehat saja, tetapi ia 
juga bertujuan untuk membahagiakan individu, masyarakat, dan seluruh umat manusia di dunia 
dan di akhirat. 
T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy mengemukakan tiga ciri-ciri khas hukum Islam yaitu: taqamul, 
wasathiyah, dan harakah. 
EFINISI DAN KARAKTERISTIK HUKUM DALAM PARADIGMA HUKUM ISLAM 
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK HUKUM DALAM PARADIGMA HUKUM ISLAM 
I. PENDAHULUAN 
Berbicara Hukum dalam paradigm Hukum Islam teringat Syeh Ahmad Bin Abdul Latif 
dalam tasnif kitab ushul fiqihnya “al hukmu huwa khithobullahi alladzi yataallaku bi afalil 
mukallifin” artinya: Hukum adalah kithob Allah yang berhubungan dengan perbuatan seorang 
mukallaf. Mukalaf adalah seorang Muslim, akil,baliq. ketika seseorang sudah masuk mukallaf 
maka dia akan di kenai Hukum Allah yang berkenaan denganya. 
Dan esensi dari hukum islam adalah untuk mengatur semua aspek kehidupan 
manusia,dalam mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak.Agar segala 
ketentuan (hukum)yang terkadung dalam syari’at islam tersebut bisa diamalkan oleh manusia, 
Maka manusia harus bisa memahami segala ketentuan yang di kehendaki oleh Allah SWT yang 
terdapat dalam syari’at Islam. 
II. RUMUSAN MASALAH 
A. Definisi Hukum Dalam Paradigm Hukum Islam. 
B. Karakteristik Hukum Dalam Paradiga Hukum Islam.
III. TUJUAN PEMBAHASAN 
Dalam makalah bertujuan agar seorang muslim bisa menjadi muslim yang fundamental dan 
berkualitas islamnya, dan bisa menjalankan hukum islam dikehidupan sehari-harinya. 
IV. PEMBAHASAN 
A. Definisi Hukum Dalam Paradigm Hukum Islam. 
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama islam. 
Sebagai system hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu dijelaskan lebih dahulu, 
sebab kadangkala membingungkan, kalau tidak diketahui persis maknanya. Yang dimaksud 
adalah istilah-istilah.[1] (1) hukum (2) hukm dan ahkam (3) sari’ah atau syariat. (4) fiqih atau 
fiqh dan beberapa kata lain yang berkaitan dengan istilah- istilah tersebut. 
Jika kita berbicara hukum secara sederhana segera terlintas dalam piiran kita peraturan-peraturan 
seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik 
peraturan atau norma itu berkenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun 
peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Disamping 
itu, ada konsepsi hukum lain diantaranya adalah konsepsi hukum islam. Dasar dan kerangka 
hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain 
dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan-hubungan lainya, karena manusia yang hidup 
dalam masyarakat itu mempunyai berbagai hubungan. Hubungan-hubungan itu, seperti telah 
terulang disinggung dimuka, adalah hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan 
dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia yang lain, dan hubungan manusia dengan 
benda dalam masyarakat serta alam sekitarnya seperangkat ukuran tingkah laku yang di dalam 
bahasa arab ,disebut hukmun jama’nya ahkam. 
B. Karakteristik Hukum islam 
Dari uraian di atas dapat di tandai ciri-ciri (utama)hukum Islam,[2] yakni: (1) merupakan 
bagian dan bersumber dari agama Islam. (2) mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di 
pisahkan dari iman atau aqkidah dan kesusilaan atau akhlak Islam. (3)mempunyai dua istilah 
kunci yakni: (a) syari’at dan (b) fiqih.Syariat terdiri dari wahyu Allah dan Sunnah Nabi 
Muhamad, fiqih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syari’ah. (4) terdiri
dari dua bidang utama yakni: (a) ibadah dan (b) muammalah dalam arti yang luas.Ibadah 
bersifat tertutup karna telah sempurna dan muammalah dalam arti kusus dan lua bersifat terbuka 
untuk dikembangkan oleh manusia yang memahami syari’at dari masa ke masa. (5) stukturnya 
berlapis,terdiri dari: (a) nas atau teks Alqur’an. (b) Sunah Nabi Muhamad (untuk syari’at). (c) 
hasil ijtihad manusia yang mempunyai syarat tentang wahyu dan sunnah, (d) pelaksanaan dalam 
praktik baik. (e) berupa keputusan hakim,maupun berupa amalan- amalan umat islam dalam 
masyarakat (untik fiqih). (6) mendahulukan kewajiban dari hak,amal dari pahala. (7) dapat 
dibagi menjadi: (a) hukum taklifi atau hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsah yang terdiri 
dari lima kaidah,lima jenis hukum, lima kategori hukum, yakni ja’iz, sunnat, makruh, wajib, dan 
haram, dan (b) hukum wadh’I yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau 
terwujudnya hubungan hukum. 
Dalam bukunya Filsafat Hukum Islam,T.M.Hasbi Ash Shiddeqy ( 1975:156-212), menyebut 
cirri-ciri khas kash hukum islam. (8) berwatak universal,berlaku abadi untuk umat Islam di mana 
pun mereka berada, tidak terbatas pada umat Islam di suatu tempat atau Negara pada sutu masa 
saja. (9) menghormati martabat manusia sebagai kersatuan jiwa dan rag, rohani dan jasmani 
saerta memelihara kemulian manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan. (10) plaksanaanya 
dalam praktik digerakkan oleh iman (akidah) dan akhlak umat Islam. 
C. Tujuan Hukum Islam melarang perbuatan yang pada dasarnya merusak kehidupan manusia. 
Sekalipun perbuatan itu disenangi oleh manusia atau sekalipun umpanya perbuatanya itu 
dilakukan hanya oleh seseorang tanpa merugikan orang lain, Sperti seseorang minum minuman 
yang memabukkan (khamr.Dalam pandangan Islam perbuatan orang itu tetep dularang, Karna 
dapat merusak akalnya yang seharusnya ia pelihara, Walaupun ia membeli minuman tersebut 
dengan uangnya sendiri dan di minum di rumahmya sendiri tanpa mengganggu orang lain.[3] 
Demikian juga hubungan seksual-di luar nikah (zina), perbuatan tersebut mutlak di larang 
siapapun yang melakukanya, Walaupun mereka melakukunya dengan sama suka, tanpa paksaan 
dan tidak merugikan orang lain. 
Islam mengajarkan agar dalam hidup bermasyarakat ditegakkan keadilan dan ikhsan. Keadilan 
yang harus ditegakkan mencakup keadilan terhadap diri pribadi, Keadilan Hukum keadilan 
sosial,-dan keadilan dunia.[4]
V. KESIMPULAN 
Tujuan diturunkanya hukum islam adalah untuk kepentingan,kebahagiaan,kesejahteraan, dan 
keselamatan umat manusia di dunia dan di akhirat kelak. 
VI. PENUTUP 
Sebagai penutup penulis tahu diri makalah ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari 
Hukum dalam paradigma Islam,dan kiranya perlu kita tela’ah lagi secara kaaffah, Sehingga kita 
tahu essensi dari Hukun islam itu sendiri, dan semoga dengan makalah ini kita bisa menjadi 
muslim yang fundamental.Amiiin. 
DAFTAR PUSTAKA 
 Daud Ali Mohammad,Hukum Islam ,Jakarta:Rajawali pers,2009. 
 Usman Suparman, Hukum Islam,Jakarta:Gaya media pratama,2001. 
[1] Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, hal :58 
[2] Ibid, hal:60 
[3] Suparman Usman, Huku, Islam, hal :65 
[4] Ibid, hal: 66 
KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM 
I. PENDAHULUAN 
Hukum pada intinya merupakan suatu aturan yang mengikat pada tiap diri seseorang 
sebagai kontrol, dan dengan kontrol itu diharapkan seseorang tidak akan melakukan 
perbuatan yang melanggar batas dan nantinya akan merugikan orang lain. Hukum itu sendiri 
muncul karena pada dasarnya setiap diri manusia memiliki dua sifat yang cenderung 
bertentangan. Yang satu selalu ingin melakukan kebaikan karena memang manusia pada
dasarnya memiliki nurani yang bersih namun pada sisi yang lain manusia juga tak terlepas 
dari “nafsu ” memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu (makan, minum, berbuat 
kemaksiatan, dll) . Untuk itu, perlu adanya sebuah pembatas sebagai kontrol agar terciptanya 
sebuah ketenteraman dan kemaslahatan dalam sebuah masyarakat. 
Dalam hal ini yang menjadi persoalan dasar adalah hukum yang pernah diterapkan 
dalam sebuah masyarakat itu beragam. Kita ambil contoh saja hukum Islam dan hukum 
positif yang mana keduanya sama-sama mengikat. Dan tentu prinsip dari masing-masing 
hukum itu berbeda pula. Hukum positif tidak diperbolehkan menembus pada aspek privat, 
yakni hal-hal yang tidak berimplikasi pada publik. Sedangkan hukum Islam sebaliknya, 
yakni mengatur hal-hal yang demikian. Misalkan, setiap orang Islam harus melaksanakan 
sholat fardhu. Tentu apabila ada orang yang tidak melaksanakannya tidak akan dihukum 
melalui pengadilan sebagai lembaga eksekusi hukum positif. 
II. LATAR BELAKANG MASALAH 
Menanggapi dari pendahuluan tadi, pemakalah akan mengulas bagaimana sebenarnya 
karakteristik dari hukum Islam yang membedakan dengan hukum lainnya itu, mengapa 
hukum Islam mengatur sampai pada aspek moral pada setiap insan. Padahal hukum positif 
tidak mengikat sampai hal yang sekecil itu. 
III. PEMBAHASAN 
A. Hukum Islam Bersifat Sempurna dan Universal 
Allah adalah Tuhan yang Mahasempurna, maka hukum yang Dia buat harus 
sempurna pula. Karena apabila tidak, tentu berdampak pada persepsi manusia. Mereka akan 
meragukan kepercayaannya mengenai adanya Tuhan di alam ini. Dalam asma’ul husna 
disebutkan bahwa Ia memiliki sifat باطن ,ظاهر ,أخر ,اول , yang pertama, dan terakhir, yang dhohir 
dan batin. Jadi Ia juga memiliki hukum yang berlaku sepanjang zaman. Bukan hanya
mengatur pada aspek legal kemasyarakatan tetapi juga mengatur kepentingan-kepentingan 
ukhrawi.[1] Hal ini bisa dipahami melalui kata ظاهر , kita bisa memaknai bahwasanya hukum 
yang bersifat dhohir adalah hukum yang mengikat/mengatur tentang keduniaan. Dan bisa 
dikatakan cakupan hukum yang dhohir sama dengan hukum positif yang biasa diberlakukan 
bagi warga negara. Yang kedua kata باطن , kita bisa memaknai bahwasanya hukum yang 
bersifat batin adalah hukum yang mengatur pada aspek ukhrawi. Dan inilah yang tidak 
dimiliki oleh hukum positif lainnya. 
Dalam bukunya Dr. Muhammad Muslehuddin (1991 : 48), Jackson telah 
mengungkapkan : 
Hukum Islam menemukan sumber utamanya pada kehendak Allah 
sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Ia menciptakan sebuah 
masyarakat mukmin, walaupun mereka mungkin terdiri atas berbagai suku dan 
berada di wilayah-wilayah yang amat jauh terpisah. Agama, tidak seperti 
nasionalisme atau geografi, merupakan suatu kekuatan kohesif utama. Negara itu 
sendiri berada di bawah (subordinate) Al-Qur’an, yang memberikan ruang gerak 
sempit bagi pengundangan tambahan, tidak untuk dikritik maupun perbedaan 
pendapat. Dunia ini dipandang hanya sebagai ruang depan bagi orang lain dan 
sesuatu yang lebih baik bagi orang yang beriman. Al-Qur’an juga menentukan 
aturan-aturan bagi tingkah laku menghadapi orang-orang lain maupun masyarakat 
untuk menjamin sebuah transisi yang aman. Tidak mungkin memisahkan teori-teori 
politik atau keadilan dari ajaran-ajaran Nabi, yang menegakkan aturan-aturan 
tingkah laku, mengenai kehidupan beragama, keluarga, sosial, dan politik. Ini 
menimbulkan hukum tentang kewajiban-kewajiban daripada hak-hak, kewajiban 
moral yang mengikat individu, dari mana tidak (ada otoritas bumi yang) bisa 
membebastugaskannya, dan orang-orang yang tidak mentaatinya akan merugikan 
kehidupan masa mendatangnya. 
Dari ungkapan Jackson di atas, telah jelas bahwa Islam menentukan aturan-aturan 
tingkah laku mengenai hal-hal yang bersifat legal kemasyarakatan/publik, yang diungkapkan 
pada kalimat : “ajaran-ajaran Nabi, yang menegakkan aturan-aturan tingkah laku, mengenai 
kehidupan beragama, keluarga, sosial, dan politik”. Dan yang kedua, mengenai aspek 
moral/individu, yang diungkapkan pada kalimat terakhir. Inilah ciri utama yang dimiliki 
hukum Islam yang tidak ada bandingannya.
Yang kedua hukum Islam itu bersifat universal. Mencakup seluruh manusia ini tanpa 
ada batasnya. Tidak dibatasi pada negara tertentu, benua, daratan, atau lautan. Seperti halnya 
pada ajaran-ajaran nabi sebelumnya.[2] Misalkan, Nabi Musa hanya mencakup pada kawasan 
Mesir dan sekitarnya, Nabi Isa mencakup pada kawasan Israel, dan lain sebagainya. Ini 
didasarkan pada Al-Qur’an yang memberikan bukti bahwa hukum Islam tersebut ditujukan 
kepada seluruh manusia di muka bumi. Allah berfirman : 
Artinya : “Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada 
umat manusia seluruhnya, untuk membawa berita gembira dan berita peringatan. Akan tetapi 
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (As-Saba’ : 28) 
Artinya : “Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad) kecuali untuk 
menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiyya’ : 107) 
B. Dinamis dan Elastis 
Hukum Islam bersifat dinamis yang berarti mampu menghadapi perkembangan sesuai 
dengan tuntutan waktu dan tempat.[3] Atau bisa dikatakan sangat cocok untuk diterapkan 
pada setiap zaman. Mungkin ada beberapa orang yang berasumsi bahwa kedinamisan suatu 
hukum itu tidak mungkin terjadi. Pada dasarnya sesuatu di alam ini akan berubah, begitu juga 
sebuah hukum yang sudah pasti bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk itu, sifat dinamis ini 
harus dikaitkan dengan sifat elastis (luwes). Lalu bagaimana sifat elastis pada hukum Islam 
ini dapat kita lihat? Dalam Islam, kita kenal dengan sebutan ijtihad yang mana menurut Iqbal 
di sebut dengan “prinsip gerak dalam Islam”.[4] Ijtihad ini memungkinkan bagi orang Islam 
untuk menyesuaikan hukum yang ada pada masa Rasul (saat hukum Islam diciptakan) 
dengan keadaan sekarang yang terjadi di lingkungannya. Inilah yang disebut dengan 
keelastisan hukum Islam.
Sifat dinamis dan elastis ini dapat kita lihat pada kehidupan sehari-hari. Sebagai 
contohnya adalah jual beli yang sesuai dengan syariat Islam. Pada masa Rasulullah, jual beli 
dilakukan dengan saling tatap muka, artinya antara si penjual dan si pembeli saling bertemu 
untuk melakukan akad. Tetapi pada zaman sekarang ini, jual beli bahkan tanpa hadirnya 
salah satu orang tersebut bisa dilakukan seperti di Swalayan, Plaza, Mall, dan sebagainya. 
Nah, dari persoalan ini bagaimana kedudukan hukum Islam menanggapi sistem seperti ini 
agar jual beli itu sesuai dengan syari’at Islam. Untuk itu, perlu adanya hukum asal/nash yang 
menerangkan jual beli. Diantaranya Q.S. Al-Baqarah : 275 dan 282, An-Nisa’ : 29, Al- 
Jum’ah : 9. 
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” 
Prinsip dihalalkannya jual beli dari ayat-ayat tersebut adalah adanya kerelaan antara 
kedua belah pihak, bukan termasuk riba, tidak dilakukan pada waktu Jum’at, dan sebagainya. 
Fathurrahman Djamil mengatakan bahwa “Ijab dan Qabul dalam jual beli adalah untuk 
menunjukkan prinsip an taradhin. Ketika prinsip tersebut terpenuhi, meski tanpa lafal ijab 
dan qabul seperti ketika masuk plaza, maka hukumnya sah.” 
C. Sistematis 
Hukum Islam memiliki sifat yang sistematis, artinya bahwa hukum Islam itu 
mencerminkan sejumlah ajaran yang sangat bertalian. Beberapa diantaranya saling 
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Contohnya saja wajibnya hukum shalat tidak 
terpisahkan dengan wajibnya hukum zakat. Itu menunjukkan bahwa Islam tidak hanya 
mengajarkan aspek kebatinan saja yang mengutamakan hal-hal ukhrawi tetapi juga 
diperintahkan untuk mencapai aspek keduniaan.[5] Al-Qur’an menyebutkan : 
اعمل لدنياك كانك تعيش ابدا واعمل لاخرتك كأنك تموت غدا
Artinya : “Bekerjalah kamu untuk kepentingan duniawimu seakan-akan kamu akan 
hidup selamanya dan bekerjalah kamu untuk kepentingan ukhrawimu seakan-akan kamu 
akan mati besok.” 
Fathurrahman Djamil mengungkapkan bahwa “hukum Islam senantiasa berhubungan 
satu dengan yang lainnya. Hukum Islam tidak bisa dilaksanakan apabila diterapkan hanya 
sebagian dan ditinggalkan sebagian yang lain.” Seperti halnya ayat di atas, kita dapat 
menganalisa bahwa apabila kita hanya selalu beribadah untuk mencapai akhirat dengan 
mengabaikan hal-hal keduniaan, pasti pencapaian tersebut tidak akan terwujud. Karena untuk 
menuju kehidupan akhirat itu tentu kita harus menjalani kehidupan dunia ini. 
D. Memperhatikan Aspek Kemanusiaan dan Moral 
Manusia merupakan mahluk sosial di mana ia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya 
bantuan orang lain. Untuk itu sifat tolong menolong merupakan hal yang wajib bagi setiap 
insan. Dalam hukum Islam dikenal dengan istilah ta’awun, zakat, infaq, waqaf, dan sedekah 
yang kesemuanya itu merupakan wujud kemanusiaan yang sangat dijunjung tinggi oleh nilai-nilai 
hukum Islam.[6] Ayat-ayat hukum yang menunjukkan bahwa kewajiban manusia untuk 
saling tolong-menolong di jelaskan pada ayat berikut : 
وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الاثم والعدوان 
Artinya : “Bertolonglah-tolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu 
tolong-menolong atas (perbuatan) dosa dan permusuhan. 
Sedangkan mengenai hukum diwajibkannya zakat, dijelaskan dalam surat At-Taubah 
ayat 60, berbunyi : 
Artinya : “Sesungguhnya shodaqoh (zakat) itu diberikan kepada orang-orang fakir, 
orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf, hamba sahaya, orang-orang yang
berhutang, untuk memperjuangkan agama Allah (sabilillah), dan Ibnu sabil. Sebagai suatu 
ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 
Yang kedua adalah aspek moral, untuk membentuk suatu interaksi sosial 
kemanusiaan tentu manusia harus memiliki aspek moral (akhlaq) yang baik. Karena untuk 
mewujudkan pergaulan yang sehat, akhlaqlah yang menjadi pondasi utama. Bila akhlaq itu 
sudah terkontaminasi dengan keburukan dan kemaksiatan, maka tidak akan mewujudkan 
suatu pergaulan sosial yang baik dan nantinya juga dapat berimbas pada pelanggaran aturan-aturan 
hukum positif. Dalam Al-Qur’an disebutkan : 
Artinya :”Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik 
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat 
serta banyak mengingat kepada Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21) 
IV. KESIMPULAN 
Dilihat dari berbagai karakteristik hukum Islam yang telah dipaparkan di atas, dapat 
disimpulkan bahwa aspek moral (privat) pada hukum Islam yang mengikat pada setiap diri 
insan itu bertujuan untuk kepentingan akhirat mereka. Berbeda dengan hukum positif yang 
hanya mengedepankan aspek legal. Ini disebabkan, hukum positif hanya bertujuan untuk 
menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram dalam berkehidupan. Namun, hukum 
Islam mengatur kedua hal tersebut. 
V. PENUTUP 
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan, semoga dapat bermanfaat bagi kita 
semua. Kami yakin dalam pemaparan materi makalah ini masih ada banyak kekurangan.
Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi 
kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya. 
DAFTAR PUSTAKA 
Muslehuddin, Muhammad, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis Studi Perbandingan 
Sistem Hukum Islam, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1991 
Djamil, Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997 
Usman, Suparman, Hukum Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama), .hal 64 
Filsafat Hukum Islam, Jakarta, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN 
Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama 
RI, 1987 
[1] Dr. Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis Studi 
Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1991), hal 47 
[2] DR. H. Fathurrahman Djamil, M.A., Filsafat Hukum Islam, (Ciputat : Logos Wacana 
Ilmu, 1997), hal 49 
[3] Prof.. Dr. H. Suparman Usman, S.H., Hukum Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama), 
.hal 64 
[4] DR. H. Fathurrahman Djamil, M.A., Op. Cit., hal 48 
[5] Ibid., hal 51 
[6] Filsafat Hukum Islam, Jakarta, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi 
Agama/IAIN Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen 
Agama RI, 1987, hal 98
Diposkan oleh bloggerbaru di 23.20

More Related Content

What's hot

(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1Abid Zamzami
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiErvah Widiantika
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMohammad Nawawi
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Pembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamPembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamNanda_khalisa
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumShriie Arianti
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaNavenAbsurd
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraDnr Creatives
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adatQomaruz Zaman
 
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)Ibanez Sofadella
 

What's hot (20)

(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
(2) hubungan htn dengan han dan sumber hukum 1
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi
 
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesiaMakalah sistem pemerintahan di indonesia
Makalah sistem pemerintahan di indonesia
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
Pembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islamPembahasan hukum islam
Pembahasan hukum islam
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan Islam
 
Hukum Keluarga
Hukum KeluargaHukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata Negara
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adat
 
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)
Asas Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)
 
pengantar kwn
pengantar kwnpengantar kwn
pengantar kwn
 

Viewers also liked

IT security - continuïteit van uw onderneming - Orbid
IT security - continuïteit van uw onderneming - OrbidIT security - continuïteit van uw onderneming - Orbid
IT security - continuïteit van uw onderneming - OrbidOrbid
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23Bilal Ahmed
 
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31Bilal Ahmed
 
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥Avi Avraham
 
Yehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chowYehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chowslideroma
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20Bilal Ahmed
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13slideroma
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40Bilal Ahmed
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalvinyldecors
 
Kid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideasKid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideasJoeCavallaro
 
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementProfessionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementOrbid
 

Viewers also liked (19)

Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
IT security - continuïteit van uw onderneming - Orbid
IT security - continuïteit van uw onderneming - OrbidIT security - continuïteit van uw onderneming - Orbid
IT security - continuïteit van uw onderneming - Orbid
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
 
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
 
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
Mtm terbaru 02 06-2014 (2)
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
 
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥בשביל החייםשלי♥♥♥♥
בשביל החייםשלי♥♥♥♥
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Yehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chowYehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chow
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
 
Konseo dasar jurnalistik2
Konseo dasar jurnalistik2Konseo dasar jurnalistik2
Konseo dasar jurnalistik2
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
 
Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decal
 
Shi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islamShi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islam
 
Kid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideasKid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideas
 
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementProfessionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
 

Similar to Karakteristik hukum islam

13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamVallen Hoven
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasionalYanwar Annow
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespondiktum2015
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihEncep Abdul Rojak
 
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamBahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamSholehKhuddin
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamPujiati Puu
 
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah Islam
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah IslamLTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah Islam
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah IslamAmphie Yuurisman
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptKhairul812
 

Similar to Karakteristik hukum islam (20)

Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasional
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespon
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
 
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamBahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
 
Agro.agama
Agro.agamaAgro.agama
Agro.agama
 
PPT HUKUM ISLAM.pptx
PPT HUKUM ISLAM.pptxPPT HUKUM ISLAM.pptx
PPT HUKUM ISLAM.pptx
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah Islam
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah IslamLTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah Islam
LTM MPK Agama Islam kelas Y : Tujuan Syariah Islam
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
pengantar ilmu hukum.pdf
pengantar ilmu hukum.pdfpengantar ilmu hukum.pdf
pengantar ilmu hukum.pdf
 
Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]Pertemuan 6 [compatibility mode]
Pertemuan 6 [compatibility mode]
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah

tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif INur Alfiyatur Rochmah
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSANur Alfiyatur Rochmah
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audienceNur Alfiyatur Rochmah
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah (20)

LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
 
Etikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam MediaEtikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam Media
 
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
 
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
 
Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Usulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassingUsulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassing
 
Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)
 
Data verval
Data vervalData verval
Data verval
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Pernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisiPernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisi
 
Macam definisi
 Macam definisi Macam definisi
Macam definisi
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audience
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
 

Karakteristik hukum islam

  • 1. Karakteristik Hukum Islam Juli 7, 2010 tags: Hukum Islam, Karakteristik Hukum, Penerapan hukum Islam Untuk membedakan antara hukum Islam dengan hukum umum, maka hukum Islam memiliki beberapa karakteristik tertentu.Diantaranya: 1. Penerapan hukum Islam bersifat universal Nash-nash al-Qur’an tampil dalam bentuk prinsip-prinsip dasar yang universal dan ketetapan hukum yang bersifat umum. Ia tidak berbicara mengenai bagian-bagian kecil, rincian-rincian secara detail (Yusuf al-Qardhawi, 1993: 24) Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an sebagai petunjuk yang universal dapat dimengerti dan diterima oleh semua umat di dunia ini tanpa harus diikat oleh tempat dan waktu. 2. Hukum yang ditetapkan oleh al-Qur’an tidak memberatkan Di dalam al-Qur’an tidak satupun perintah Allah yang memberatkan hamba-Nya. Jika Tuhan melarang manusia mengerjakan sesuatu, maka dibalik larangan itu akan ada hikmahnya. Walaupun demikian manusia masih diberi kelonggaran dalam hal-hal tertentu (darurat). Contohnya memakan bangkai adalah hal yang terlarang, namun dalam keadaan terpaksa, yaitu ketika tidak ada makanan lain, dan jiwa akan terancam, maka tindakan seperti itu diperbolehkan sebatas hanya memenuhi kebutuhan saat itu. Hal ini berarti bahwa hukum Islam bersifat elastis dan dapat berubah sesuai dengan persoalan waktu dan tempat. 3. Menetapkan hukum bersifat realistis Hukum Islam ditetapkan berdasarkan realistis dalam hal ini harus berpandangan riil dalam segala hal. Menghayalkan perbuatan yang belum terjadi lalu menetapkan suatu hukum tidak diperbolehkan. Dengan dugaan ataupun sangkaan-sangkaan tidak dapat dijadikan dasar dalam penetapan hukum. Said Ramadhan menjelaskan bahwa hukum Islam mengandung method of realism (Said Ramadhan, 1961: 57) 4. Menetapkan hukum berdasarkan musyawarah sebagai bahan pertimbangan Hal ini yang terlihat dalam proses diturunkannya ayat-ayat al-Qur’an yang menggambarkan kebijaksanaan Tuhan dalam menuangkan isi yang berupa hukum Islam ke dalam wadahnya yang berupa masyarakat (Anwar Marjono, 1987: 126) 5. Sanksi didapatkan di dunia dan di akhirat. Undang-undang produk manusia memberikan sanksi atas pelanggaran terhadap hukum-hukumnya. Hanya saja sanksi itu selamanya hanya diberikan di dunia, berbeda halnya dengan hukum Islam yang memberi sanksi di dunia dan di akhirat. Sanksi di akhirat selamanya lebih
  • 2. berat daripada yang di dunia. Karena itu, orang yang beriman merasa mendapatkan dorongan kejiwaan yang kuat untuk melaksanakan hukum-hukum-Nya dan mengikuti perintah serta menjauhi-larangan- larangan-Nya (Muh. Yusuf Musa, 1998: 167) Hukum yang disandarkan pada agama bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan individu dan masyarakat. Tidak diragukan lagi ini adalah tujuan yang bermanfaat hanya saja ia bermaksud membangun masyarakat ideal yang bersih dari semua apa yang bertentangan dengan agama dan moral. Begitu juga ia tidak hanya bermaksud untuk membangun masyarakat yang sehat saja, tetapi ia juga bertujuan untuk membahagiakan individu, masyarakat, dan seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat. T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy mengemukakan tiga ciri-ciri khas hukum Islam yaitu: taqamul, wasathiyah, dan harakah. EFINISI DAN KARAKTERISTIK HUKUM DALAM PARADIGMA HUKUM ISLAM DEFINISI DAN KARAKTERISTIK HUKUM DALAM PARADIGMA HUKUM ISLAM I. PENDAHULUAN Berbicara Hukum dalam paradigm Hukum Islam teringat Syeh Ahmad Bin Abdul Latif dalam tasnif kitab ushul fiqihnya “al hukmu huwa khithobullahi alladzi yataallaku bi afalil mukallifin” artinya: Hukum adalah kithob Allah yang berhubungan dengan perbuatan seorang mukallaf. Mukalaf adalah seorang Muslim, akil,baliq. ketika seseorang sudah masuk mukallaf maka dia akan di kenai Hukum Allah yang berkenaan denganya. Dan esensi dari hukum islam adalah untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia,dalam mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak.Agar segala ketentuan (hukum)yang terkadung dalam syari’at islam tersebut bisa diamalkan oleh manusia, Maka manusia harus bisa memahami segala ketentuan yang di kehendaki oleh Allah SWT yang terdapat dalam syari’at Islam. II. RUMUSAN MASALAH A. Definisi Hukum Dalam Paradigm Hukum Islam. B. Karakteristik Hukum Dalam Paradiga Hukum Islam.
  • 3. III. TUJUAN PEMBAHASAN Dalam makalah bertujuan agar seorang muslim bisa menjadi muslim yang fundamental dan berkualitas islamnya, dan bisa menjalankan hukum islam dikehidupan sehari-harinya. IV. PEMBAHASAN A. Definisi Hukum Dalam Paradigm Hukum Islam. Hukum islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama islam. Sebagai system hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu dijelaskan lebih dahulu, sebab kadangkala membingungkan, kalau tidak diketahui persis maknanya. Yang dimaksud adalah istilah-istilah.[1] (1) hukum (2) hukm dan ahkam (3) sari’ah atau syariat. (4) fiqih atau fiqh dan beberapa kata lain yang berkaitan dengan istilah- istilah tersebut. Jika kita berbicara hukum secara sederhana segera terlintas dalam piiran kita peraturan-peraturan seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma itu berkenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Disamping itu, ada konsepsi hukum lain diantaranya adalah konsepsi hukum islam. Dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan-hubungan lainya, karena manusia yang hidup dalam masyarakat itu mempunyai berbagai hubungan. Hubungan-hubungan itu, seperti telah terulang disinggung dimuka, adalah hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia yang lain, dan hubungan manusia dengan benda dalam masyarakat serta alam sekitarnya seperangkat ukuran tingkah laku yang di dalam bahasa arab ,disebut hukmun jama’nya ahkam. B. Karakteristik Hukum islam Dari uraian di atas dapat di tandai ciri-ciri (utama)hukum Islam,[2] yakni: (1) merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam. (2) mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dari iman atau aqkidah dan kesusilaan atau akhlak Islam. (3)mempunyai dua istilah kunci yakni: (a) syari’at dan (b) fiqih.Syariat terdiri dari wahyu Allah dan Sunnah Nabi Muhamad, fiqih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syari’ah. (4) terdiri
  • 4. dari dua bidang utama yakni: (a) ibadah dan (b) muammalah dalam arti yang luas.Ibadah bersifat tertutup karna telah sempurna dan muammalah dalam arti kusus dan lua bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang memahami syari’at dari masa ke masa. (5) stukturnya berlapis,terdiri dari: (a) nas atau teks Alqur’an. (b) Sunah Nabi Muhamad (untuk syari’at). (c) hasil ijtihad manusia yang mempunyai syarat tentang wahyu dan sunnah, (d) pelaksanaan dalam praktik baik. (e) berupa keputusan hakim,maupun berupa amalan- amalan umat islam dalam masyarakat (untik fiqih). (6) mendahulukan kewajiban dari hak,amal dari pahala. (7) dapat dibagi menjadi: (a) hukum taklifi atau hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsah yang terdiri dari lima kaidah,lima jenis hukum, lima kategori hukum, yakni ja’iz, sunnat, makruh, wajib, dan haram, dan (b) hukum wadh’I yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya hubungan hukum. Dalam bukunya Filsafat Hukum Islam,T.M.Hasbi Ash Shiddeqy ( 1975:156-212), menyebut cirri-ciri khas kash hukum islam. (8) berwatak universal,berlaku abadi untuk umat Islam di mana pun mereka berada, tidak terbatas pada umat Islam di suatu tempat atau Negara pada sutu masa saja. (9) menghormati martabat manusia sebagai kersatuan jiwa dan rag, rohani dan jasmani saerta memelihara kemulian manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan. (10) plaksanaanya dalam praktik digerakkan oleh iman (akidah) dan akhlak umat Islam. C. Tujuan Hukum Islam melarang perbuatan yang pada dasarnya merusak kehidupan manusia. Sekalipun perbuatan itu disenangi oleh manusia atau sekalipun umpanya perbuatanya itu dilakukan hanya oleh seseorang tanpa merugikan orang lain, Sperti seseorang minum minuman yang memabukkan (khamr.Dalam pandangan Islam perbuatan orang itu tetep dularang, Karna dapat merusak akalnya yang seharusnya ia pelihara, Walaupun ia membeli minuman tersebut dengan uangnya sendiri dan di minum di rumahmya sendiri tanpa mengganggu orang lain.[3] Demikian juga hubungan seksual-di luar nikah (zina), perbuatan tersebut mutlak di larang siapapun yang melakukanya, Walaupun mereka melakukunya dengan sama suka, tanpa paksaan dan tidak merugikan orang lain. Islam mengajarkan agar dalam hidup bermasyarakat ditegakkan keadilan dan ikhsan. Keadilan yang harus ditegakkan mencakup keadilan terhadap diri pribadi, Keadilan Hukum keadilan sosial,-dan keadilan dunia.[4]
  • 5. V. KESIMPULAN Tujuan diturunkanya hukum islam adalah untuk kepentingan,kebahagiaan,kesejahteraan, dan keselamatan umat manusia di dunia dan di akhirat kelak. VI. PENUTUP Sebagai penutup penulis tahu diri makalah ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari Hukum dalam paradigma Islam,dan kiranya perlu kita tela’ah lagi secara kaaffah, Sehingga kita tahu essensi dari Hukun islam itu sendiri, dan semoga dengan makalah ini kita bisa menjadi muslim yang fundamental.Amiiin. DAFTAR PUSTAKA  Daud Ali Mohammad,Hukum Islam ,Jakarta:Rajawali pers,2009.  Usman Suparman, Hukum Islam,Jakarta:Gaya media pratama,2001. [1] Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, hal :58 [2] Ibid, hal:60 [3] Suparman Usman, Huku, Islam, hal :65 [4] Ibid, hal: 66 KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM I. PENDAHULUAN Hukum pada intinya merupakan suatu aturan yang mengikat pada tiap diri seseorang sebagai kontrol, dan dengan kontrol itu diharapkan seseorang tidak akan melakukan perbuatan yang melanggar batas dan nantinya akan merugikan orang lain. Hukum itu sendiri muncul karena pada dasarnya setiap diri manusia memiliki dua sifat yang cenderung bertentangan. Yang satu selalu ingin melakukan kebaikan karena memang manusia pada
  • 6. dasarnya memiliki nurani yang bersih namun pada sisi yang lain manusia juga tak terlepas dari “nafsu ” memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu (makan, minum, berbuat kemaksiatan, dll) . Untuk itu, perlu adanya sebuah pembatas sebagai kontrol agar terciptanya sebuah ketenteraman dan kemaslahatan dalam sebuah masyarakat. Dalam hal ini yang menjadi persoalan dasar adalah hukum yang pernah diterapkan dalam sebuah masyarakat itu beragam. Kita ambil contoh saja hukum Islam dan hukum positif yang mana keduanya sama-sama mengikat. Dan tentu prinsip dari masing-masing hukum itu berbeda pula. Hukum positif tidak diperbolehkan menembus pada aspek privat, yakni hal-hal yang tidak berimplikasi pada publik. Sedangkan hukum Islam sebaliknya, yakni mengatur hal-hal yang demikian. Misalkan, setiap orang Islam harus melaksanakan sholat fardhu. Tentu apabila ada orang yang tidak melaksanakannya tidak akan dihukum melalui pengadilan sebagai lembaga eksekusi hukum positif. II. LATAR BELAKANG MASALAH Menanggapi dari pendahuluan tadi, pemakalah akan mengulas bagaimana sebenarnya karakteristik dari hukum Islam yang membedakan dengan hukum lainnya itu, mengapa hukum Islam mengatur sampai pada aspek moral pada setiap insan. Padahal hukum positif tidak mengikat sampai hal yang sekecil itu. III. PEMBAHASAN A. Hukum Islam Bersifat Sempurna dan Universal Allah adalah Tuhan yang Mahasempurna, maka hukum yang Dia buat harus sempurna pula. Karena apabila tidak, tentu berdampak pada persepsi manusia. Mereka akan meragukan kepercayaannya mengenai adanya Tuhan di alam ini. Dalam asma’ul husna disebutkan bahwa Ia memiliki sifat باطن ,ظاهر ,أخر ,اول , yang pertama, dan terakhir, yang dhohir dan batin. Jadi Ia juga memiliki hukum yang berlaku sepanjang zaman. Bukan hanya
  • 7. mengatur pada aspek legal kemasyarakatan tetapi juga mengatur kepentingan-kepentingan ukhrawi.[1] Hal ini bisa dipahami melalui kata ظاهر , kita bisa memaknai bahwasanya hukum yang bersifat dhohir adalah hukum yang mengikat/mengatur tentang keduniaan. Dan bisa dikatakan cakupan hukum yang dhohir sama dengan hukum positif yang biasa diberlakukan bagi warga negara. Yang kedua kata باطن , kita bisa memaknai bahwasanya hukum yang bersifat batin adalah hukum yang mengatur pada aspek ukhrawi. Dan inilah yang tidak dimiliki oleh hukum positif lainnya. Dalam bukunya Dr. Muhammad Muslehuddin (1991 : 48), Jackson telah mengungkapkan : Hukum Islam menemukan sumber utamanya pada kehendak Allah sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Ia menciptakan sebuah masyarakat mukmin, walaupun mereka mungkin terdiri atas berbagai suku dan berada di wilayah-wilayah yang amat jauh terpisah. Agama, tidak seperti nasionalisme atau geografi, merupakan suatu kekuatan kohesif utama. Negara itu sendiri berada di bawah (subordinate) Al-Qur’an, yang memberikan ruang gerak sempit bagi pengundangan tambahan, tidak untuk dikritik maupun perbedaan pendapat. Dunia ini dipandang hanya sebagai ruang depan bagi orang lain dan sesuatu yang lebih baik bagi orang yang beriman. Al-Qur’an juga menentukan aturan-aturan bagi tingkah laku menghadapi orang-orang lain maupun masyarakat untuk menjamin sebuah transisi yang aman. Tidak mungkin memisahkan teori-teori politik atau keadilan dari ajaran-ajaran Nabi, yang menegakkan aturan-aturan tingkah laku, mengenai kehidupan beragama, keluarga, sosial, dan politik. Ini menimbulkan hukum tentang kewajiban-kewajiban daripada hak-hak, kewajiban moral yang mengikat individu, dari mana tidak (ada otoritas bumi yang) bisa membebastugaskannya, dan orang-orang yang tidak mentaatinya akan merugikan kehidupan masa mendatangnya. Dari ungkapan Jackson di atas, telah jelas bahwa Islam menentukan aturan-aturan tingkah laku mengenai hal-hal yang bersifat legal kemasyarakatan/publik, yang diungkapkan pada kalimat : “ajaran-ajaran Nabi, yang menegakkan aturan-aturan tingkah laku, mengenai kehidupan beragama, keluarga, sosial, dan politik”. Dan yang kedua, mengenai aspek moral/individu, yang diungkapkan pada kalimat terakhir. Inilah ciri utama yang dimiliki hukum Islam yang tidak ada bandingannya.
  • 8. Yang kedua hukum Islam itu bersifat universal. Mencakup seluruh manusia ini tanpa ada batasnya. Tidak dibatasi pada negara tertentu, benua, daratan, atau lautan. Seperti halnya pada ajaran-ajaran nabi sebelumnya.[2] Misalkan, Nabi Musa hanya mencakup pada kawasan Mesir dan sekitarnya, Nabi Isa mencakup pada kawasan Israel, dan lain sebagainya. Ini didasarkan pada Al-Qur’an yang memberikan bukti bahwa hukum Islam tersebut ditujukan kepada seluruh manusia di muka bumi. Allah berfirman : Artinya : “Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya, untuk membawa berita gembira dan berita peringatan. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (As-Saba’ : 28) Artinya : “Dan Kami (Allah) tidak mengutus kamu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiyya’ : 107) B. Dinamis dan Elastis Hukum Islam bersifat dinamis yang berarti mampu menghadapi perkembangan sesuai dengan tuntutan waktu dan tempat.[3] Atau bisa dikatakan sangat cocok untuk diterapkan pada setiap zaman. Mungkin ada beberapa orang yang berasumsi bahwa kedinamisan suatu hukum itu tidak mungkin terjadi. Pada dasarnya sesuatu di alam ini akan berubah, begitu juga sebuah hukum yang sudah pasti bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk itu, sifat dinamis ini harus dikaitkan dengan sifat elastis (luwes). Lalu bagaimana sifat elastis pada hukum Islam ini dapat kita lihat? Dalam Islam, kita kenal dengan sebutan ijtihad yang mana menurut Iqbal di sebut dengan “prinsip gerak dalam Islam”.[4] Ijtihad ini memungkinkan bagi orang Islam untuk menyesuaikan hukum yang ada pada masa Rasul (saat hukum Islam diciptakan) dengan keadaan sekarang yang terjadi di lingkungannya. Inilah yang disebut dengan keelastisan hukum Islam.
  • 9. Sifat dinamis dan elastis ini dapat kita lihat pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya adalah jual beli yang sesuai dengan syariat Islam. Pada masa Rasulullah, jual beli dilakukan dengan saling tatap muka, artinya antara si penjual dan si pembeli saling bertemu untuk melakukan akad. Tetapi pada zaman sekarang ini, jual beli bahkan tanpa hadirnya salah satu orang tersebut bisa dilakukan seperti di Swalayan, Plaza, Mall, dan sebagainya. Nah, dari persoalan ini bagaimana kedudukan hukum Islam menanggapi sistem seperti ini agar jual beli itu sesuai dengan syari’at Islam. Untuk itu, perlu adanya hukum asal/nash yang menerangkan jual beli. Diantaranya Q.S. Al-Baqarah : 275 dan 282, An-Nisa’ : 29, Al- Jum’ah : 9. “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Prinsip dihalalkannya jual beli dari ayat-ayat tersebut adalah adanya kerelaan antara kedua belah pihak, bukan termasuk riba, tidak dilakukan pada waktu Jum’at, dan sebagainya. Fathurrahman Djamil mengatakan bahwa “Ijab dan Qabul dalam jual beli adalah untuk menunjukkan prinsip an taradhin. Ketika prinsip tersebut terpenuhi, meski tanpa lafal ijab dan qabul seperti ketika masuk plaza, maka hukumnya sah.” C. Sistematis Hukum Islam memiliki sifat yang sistematis, artinya bahwa hukum Islam itu mencerminkan sejumlah ajaran yang sangat bertalian. Beberapa diantaranya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Contohnya saja wajibnya hukum shalat tidak terpisahkan dengan wajibnya hukum zakat. Itu menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan aspek kebatinan saja yang mengutamakan hal-hal ukhrawi tetapi juga diperintahkan untuk mencapai aspek keduniaan.[5] Al-Qur’an menyebutkan : اعمل لدنياك كانك تعيش ابدا واعمل لاخرتك كأنك تموت غدا
  • 10. Artinya : “Bekerjalah kamu untuk kepentingan duniawimu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah kamu untuk kepentingan ukhrawimu seakan-akan kamu akan mati besok.” Fathurrahman Djamil mengungkapkan bahwa “hukum Islam senantiasa berhubungan satu dengan yang lainnya. Hukum Islam tidak bisa dilaksanakan apabila diterapkan hanya sebagian dan ditinggalkan sebagian yang lain.” Seperti halnya ayat di atas, kita dapat menganalisa bahwa apabila kita hanya selalu beribadah untuk mencapai akhirat dengan mengabaikan hal-hal keduniaan, pasti pencapaian tersebut tidak akan terwujud. Karena untuk menuju kehidupan akhirat itu tentu kita harus menjalani kehidupan dunia ini. D. Memperhatikan Aspek Kemanusiaan dan Moral Manusia merupakan mahluk sosial di mana ia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Untuk itu sifat tolong menolong merupakan hal yang wajib bagi setiap insan. Dalam hukum Islam dikenal dengan istilah ta’awun, zakat, infaq, waqaf, dan sedekah yang kesemuanya itu merupakan wujud kemanusiaan yang sangat dijunjung tinggi oleh nilai-nilai hukum Islam.[6] Ayat-ayat hukum yang menunjukkan bahwa kewajiban manusia untuk saling tolong-menolong di jelaskan pada ayat berikut : وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الاثم والعدوان Artinya : “Bertolonglah-tolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong atas (perbuatan) dosa dan permusuhan. Sedangkan mengenai hukum diwajibkannya zakat, dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 60, berbunyi : Artinya : “Sesungguhnya shodaqoh (zakat) itu diberikan kepada orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf, hamba sahaya, orang-orang yang
  • 11. berhutang, untuk memperjuangkan agama Allah (sabilillah), dan Ibnu sabil. Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Yang kedua adalah aspek moral, untuk membentuk suatu interaksi sosial kemanusiaan tentu manusia harus memiliki aspek moral (akhlaq) yang baik. Karena untuk mewujudkan pergaulan yang sehat, akhlaqlah yang menjadi pondasi utama. Bila akhlaq itu sudah terkontaminasi dengan keburukan dan kemaksiatan, maka tidak akan mewujudkan suatu pergaulan sosial yang baik dan nantinya juga dapat berimbas pada pelanggaran aturan-aturan hukum positif. Dalam Al-Qur’an disebutkan : Artinya :”Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat kepada Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21) IV. KESIMPULAN Dilihat dari berbagai karakteristik hukum Islam yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek moral (privat) pada hukum Islam yang mengikat pada setiap diri insan itu bertujuan untuk kepentingan akhirat mereka. Berbeda dengan hukum positif yang hanya mengedepankan aspek legal. Ini disebabkan, hukum positif hanya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram dalam berkehidupan. Namun, hukum Islam mengatur kedua hal tersebut. V. PENUTUP Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami yakin dalam pemaparan materi makalah ini masih ada banyak kekurangan.
  • 12. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Muslehuddin, Muhammad, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis Studi Perbandingan Sistem Hukum Islam, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1991 Djamil, Fathurrahman, Filsafat Hukum Islam, Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997 Usman, Suparman, Hukum Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama), .hal 64 Filsafat Hukum Islam, Jakarta, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1987 [1] Dr. Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis Studi Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1991), hal 47 [2] DR. H. Fathurrahman Djamil, M.A., Filsafat Hukum Islam, (Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997), hal 49 [3] Prof.. Dr. H. Suparman Usman, S.H., Hukum Islam, (Jakarta : Gaya Media Pratama), .hal 64 [4] DR. H. Fathurrahman Djamil, M.A., Op. Cit., hal 48 [5] Ibid., hal 51 [6] Filsafat Hukum Islam, Jakarta, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1987, hal 98