SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
FRAKTUR TERTUTUP OS FEMUR SINISTRA et causa OSTEOPOROSIS
TUTORIAL 1 BLOK 4.3
KELAINAN MUSKULOSKELETAL
Tutor : dr. Erny Kusdiyah M.kes
KELOMPOK I
WIWIT AFRITA G1A112043
MUHAMMAD ARIAL FIKRI G1A112045
ATIKA SEVTIRA G1A112046
JELIYA SAFITRI G1A112048
GENDIS SITI NUROMAS G1A112059
RISKI AYU G1A112063
YESTI PARAMITA G1A113001
IMAM AGASI G1A113010
Siti Rahmah G1A113026
RAHMADIANI PUTRI NST G1A113040
Reissa Amira Pratiwi G1A113043
Shaiba Amalia G1A113045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Skenario 1
Nenek Nori 65 tahun datang ke RSU diantar anaknya dengan keluhan utama
nyeri hebat di paha kiri. Nyeri dirasakan 3 jam yang lalu setelah ia tersenggol cucunya
yang sedang bermain sepeda lalu ia terjatuh. Nenek Nori kemudian merasakan nyeri
pada paha kirinya dan tidak dapat berjalan sehingga harus dibopong anaknya untuk
masuk kedalam rumah. Oleh anaknya ia diberi obat penghilang nyeri sehingga nyerinya
sedikit berkurang. Nenek Nori kemudian dibawa ke RS untuk diperiksa lebih lanjut.
Sewaktu usia 35 tahunNenek Nori pernah terjatuh akibat terpeleset dikamar mandi,
namun tidak menimbulkan keluhan seperti ini. Nenek Nori sudah menopause sejak 15
tahun yang lalu dan sewaktu muda jarang minum susu. Pemeriksaan fisik didapatkan
tanda vital baik dan ditemukan deformintas pada paha kiri, tidak terdapat luka terbuka.
Dokter yang memeriksanya lalu meminta Nenek Nori untuk melakukan pemeriksaan
Radiologi. Apa yang terjadi pada Nenek Nori ?
Klarifikasi Istilah
1. Nyeri : pengalaman sensasi sensori yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan.1
2. Menopause : Periode ketika siklus menstruasi terhenti dan hormon-hormon
kelamin wanita yang menghilang dengan cepat sampai tidak ada. Pada usia
40-50 tahun.1
3. Deformitas : Pergeseran fragmen pada fraktur (Perubahan bentuk tulang).1
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anatomi, histology, dan fisiologi tulang?
2. Mengapa Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya, dan bagaimana
mekanismenya?
3. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri?
4. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat berjalan
hingga harus dibopong?
5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri sehingga nyeri Nenek Nori
bisa berkurang?
6. Sebutkan golongan obat penghilang rasa nyeri, dan obat apa yang cocok untuk
Nenek Nori?
7. Mengapa jatuh pada usia 35 tahun Nenek tidak menimbulkan keluhan?
8. Adakah hubungan jatuhnya nenek nori pada usia 35th dengan nyeri yang
dirasakan nenek nori sekarang?
9. Apakah ada hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek Nori?
10. Apakah ada hubungannya jarang minum susu sewaktu muda dengan keluhan
yang dialami Nenek Nori?
11. Makna klinis dari pemeriksaan tanda vital baik dan ditentukan deformitas pada
paha kiri dan tidak terdapat luka?
12. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan untuk Nenek Nori dan
bagaimana interpretasinya?
13. Bagaimana alur diagnosis pada keuhan nenek nori?
14. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori?
15. Apa yang terjadi pada Nenek Nori?
16. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori?
17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori?
18. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori?
19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori?
20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori?
21. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori?
22. Bagaimana tatalaksana dari penyakit Nenek Nori?
23. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori?
24. Bagaimana edukasi dari penyakit Nenek Nori?
25. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori?
Analisis Masalah
1. Bagaimana anatomi, histology dan fisiologi tulang?2,3,4
Jawaban :
A. Anatomi
Klasifikasi tulang
Berikut klasifikasi tulang berdasarkan bentuk umumnya yakni :
 Tulang panjang
Tulang panjang biasanya relative panjang dan silinder. Contohnya os femur, os
femur, os radius, os ulna, os tibia, dan os fibula
 Tulang pendek
Bentuk umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang
dikelilingioleh selapis tipis tulang kompakta. Biasanya terdapat pada os carpal
dan os tarsal.
 Tulang pipih
Tulang ini mempunya fungsi sebagai proteksi terhadap jaringan lunak
dibawahnya. Bentuknya pipih tipis dan permukaannya paralel. Contohnya os
frontal, os parietal, os scapula, dan sternum.
 Tulang sesamoid
Berbentuk tipis dan seperti biji-bijian. Contohnya os patella.
 Tulang sutura
Berbentuk kecil,tipis, tidak beraturan,dan tersebar diatara tulang tengkorak.
Contohnya sutura parietal, sutura frontalis, sutura occipitalis..
 Tulang irregular
Tulang irregular adalah kelompokan tulang yang tidak termasuk dalam
kelompoka tulang yang telah disebutkan diatas. Contohnya tulang-tulang
tengkorak,vertebrae, coxae.
Anatomi Os Femur
Femur adalah tulang terpanjang dan terberat dari tubuh. Femur terdiri
dari bagian proksimal, corpus dan distal. Bagian proksimal femur terdiri dari
caput, collum dan 2 trochanter (major dan minor). Caput femur dilapisi oleh
kartilago articular kecuali bagian medial yang diganti dengan cekungan/fovea
untuk tempat caput ligamentum. Collum femur berbentuk trapezoidal. Diantara
trochanter major dan minor terdapat linea intertrochanterica. Bagian distal femur
terbagi menjadi dua oleh lengkungan spiral menjadi condylus medial dan lateral.
Condilus femoral ini membentuk sendi dengan condilus tibia dan disebut
articulatio genus.
B. Histologi
Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga
terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler Tulang
adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen
ekstraselular Matrix Terdiri dari : 25% water, 25% collagen fibers, 50% garam
yg mengkristal : kalsium dan fosfat
Jaringan tulang mempunyai banyak komponen jaringan yakni :
 Jaringan tulang keras
 Jaringan fibrosa
 Kartilago
 Jaringan vaskuler
 Jaringan limfe
 Jaringan lemak
 Jaringan saraf
Tulang mempunyai 2 bagian yakni :
 Substantia spongiosa (berongga): trabeculae
 Substantia compacta (padat)
``
Sel didalam tulang ada 3 jenis yaitu :
 Osteoblas
- Merupakan sel pembentuk tulang.
- Mensintesis jar kolagen dan komponen organik matrik
- Ditemukan di periosteum endosteum
 Osteosit
- Merupakan sel-sel tulang dewasa
 Osteoklas
- Merupakan sel penghancur tulang
- Ditemukan di endoesteum
Jadi, ciri-ciri histologis tulang adalah :
o Susunannya yang lamelar yaitu matrik tulang tersusun berlapis-lapis
o Tulang kompakta tersusun atas osteon
o Osteon = sistem Haversian,terdiri dari kanal Haversian dikelilingi oleh lapisan
(lamellae)
o Pada lamela terdapat lakuna yg berisi osteosit
Secara histologi, pertumbuhan tulang terbagi dalam dua jenis yakni :
 Tulang imatur (non-lamelar bone, woven bone, fber bone)
Tulang ini terbentuk pada saat perkembangan embrional dan pada usia satu
tahun tidak terlihat lagi. Tulang ini banyak mengandung jaringan kolagen.
 Tulang matur (mature bone, lamellar bone)
C. Fisiologi Pembentukan Tulang
Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan
garam kalsium dan garam tulang.
1. Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen
yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler
ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang
membantu mengatur pengendapan kalsium.
2. Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam
utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.
Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan
substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat
kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di
mana kalsium mengendap. Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap
dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit.
Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang. Lawan
dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan
mengikisnya.
Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama
satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan. Biasanya, osteoklas
terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai
terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan
membentuk terowongan.
Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan
ditempati osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini
kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan
pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam
rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua. Pengendapan ini
berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang
dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya
tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.
Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu, tulang akan terus
melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti. Kemampuan tulang melakukan
regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-
pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung
membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat.
Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
2. Mengapa Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya, dan
bagaimana mekanismenya?4,5
Jawaban :
Nenek Nori merasakan nyeri yang hebat pada pada kiri merupakan meknisme
protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi
kerusakan jaringan.
Pada kasus nenek Nori kemungkinan yang terjadi adalah fraktur pada os femur sinistra
yang terjadi akibat proses penuaan dan menopause, yang mengakibatkan menurunnya
produksi hormon estrogen (estrogen berfungsi meningkatkan aktivitas osteoblas dalam
pembentukan tulang), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan
osteoklas dibandingkan osteoblas mengakibatkan tulang mudah fraktur apabila terkena
trauma.Mekanisme timbulkan nyeri yang dirasakan akan dijelaskan sebagai berikut
melalui tahap-tahapnya:
a) Transduksi
merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang
akan diterima ujung - ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik,
kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri.
b) Transmisi
adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi
informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.
c) Modulasi
adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada
sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri.
Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi
(penghambatan).
d) Persepsi
adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga
mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti
berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.
3. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri?5,6
Jawaban :
a) Osteoporosis
b) Fraktur acetabullum os femur
c) Dislokasi articulatio coxae
d) Paget Disease
e) Osteomalasia
f) Osteoarthritis
g) Riketsia
4. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat
berjalan hingga harus dibopong?7,8
Jawaban :
Berdasarkan skenario ada 2 kemungkinan yang menyebabkan nenek Nori
tudak dapat berjalan. Pertama, nenek Nori merasakan sensari nyeri hebat,
artimya setelah ada trauma terhadap nenek Nori, syaraf penanggung jawab
sensasi nyeri telah tersensitasi sehingga dengan sedikit gerakan nyeri yang
dirasakan nenek Nori kemungkinan bertambah hebat. Respon dari nenek Nori
sendiri adalah tidak menggerakan kaki nya. Karena kaki nya tidak digerakkan,
maka jalanpun akan sulit. Kedua, diskenario disebutkan terdapat deformitas,
yang mana disini kita curigai deformitas tulang. Tulang, jika telah deformitas
akan mengurangi fungsi fisiologi nya, dalam hal ini adalah untuk menopang
tubuh. Nenek Nori, seorang lansia, terjadi deformitas di femur nya sehingga
tidak dpat menopang tubuhnya dengn baik, ditambah lagi dengan sensasi nyeri
yang luar biasa.
5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri sehingga nyeri Nenek
Nori bisa berkurang?9
Jawaban :
Obat penghilang rasa nyeri (analgetik) bekerja melalui penghambatan enzim
siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi PG-G2 terganggu dan mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri.
6. Sebutkan golongan obat penghilang rasa nyeri, dan obat apa yang cocok
untuk Nenek Nori?9,10
Jawaban :
a) Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAID)
Obat golongan ini bekerja pada hipothalamus, menghambat pembentukan
PG-G2 di tempat yang mengelami nyeri (trauma) dan mencegah sensitasi
reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanik atau kimiawi. Obat ini
digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang.
Contoh NSAID: Aspirin, Diclofenac, Ibuprofen, Asam mefenamat,
Indometasin, peroksikam.
b) Obat Opioid
Obat ini bekerja dengan menempati reseptor opioid (mu, delta, kappa) yang
tersebar disepanjang medulla spinalis, batang otak, thalamus media,
hipothalamus, sistem limbik, dan saraf sensoris perifer. Opioid bekerja
dengan menghambat transmisi, modulasi, dan presepsi nyeri. Pada pasien
yang mendapatkan analgetik opioid sekalipun nyeri tidak hilang secara
keseluruhan tapi pasien tidak merasakan nyeri sebagai penderitaan lagi.
Contoh obat opioid: morfin
Menurut kelompok kami Golongan Obat oanalgetik yang tepat untuk Nenek
Nori adalah Golongan Opioid
7. Mengapa jatuh pada usia 35 tahun Nenek tidak menimbulkan keluhan?6,11
Jawaban :
Karena pada usia 35 tahun merupakan usia produktif dimana Produksi hormon
estrogen aktif, yang mana hormon ini berfungsi dalam metabolisme tulang,
keseimbangan osteoblas dan osteoklas dan juga absorbsi dari kalsium. Maka dari
itu, Nenek Nori tidak mengalami keluhan.
8. Adakah hubungan jatuhnya nenek nori pada usia 35th dengan nyeri yang
dirasakan nenek nori sekarang?6,11
Jawaban :
Tidak ada hubungannya antara jatuh saat umur 35 tahun dengan keluhan yang
dirasakan sekarang. Dengan bertambah usia, maka penyakit degeneratif dan
metabolisme juga meningkat. Pada nenek Nori terjadi kehilanga massa tulang.
Massa tulang menjadi cepat pada beberapa tahun pertama setelah menopause
dan akan menetap pada beberapa tahun kemudian pada masa postmenopause.
Keadaan ini tidak terjadi saat nenek Nori berusia 35 tahun.
9. Apakah ada hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek
Nori?12,13
Jawaban :
Ada. Karena saat wanita memasuki masa menopause, fungsi ovarium menurun,
sehingga mengurangi produksi 2 hormon: estrogen dan progesterone. Salah satu
fungsi estrogen adalah mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal.
Estrogen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblastik. Oleh karena itu,
pada saat pubertas, ketika wanita memasuki masa reproduksi, laju
pertumbuhannya menjadi cepat selama beberapa tahun. Beberapa kondisi yang
terjadi jika kadar estrogen turun:
a) Siklus remodeling tulang berubah.
b) Pengurangan jaringan dimulai.
c) Tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi daripada formasi tulang,
sehingga mengakibatkan berkurangnya massa tulang.
d) Tulang trabekular sangat terpengaruh pada kondisi ini, karena tingkat
turnovernya tinggi.
10. Apakah ada hubungannya jarang minum susu sewaktu muda dengan
keluhan yang dialami Nenek Nori?12,13
Jawaban :
Menopause itu adalah menyebabkan penurunan hormone estrogen maka
menopause itu mengakibatkan osteoporosis. Sedangkan jarang minum susu itu
Jarang minum susu saat muda merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis.
Mengkonsumsi susu merupakan sumber kalsium. Kalsium merupakan mineral
paling banyak terdapat dalam tubuh 99% disimpan dalam tulang dan gigi,
sisanya dalam darah. Bila konsumsi kalsium kurang tubuh akan mengambil
mineral ini dari tulang untuk mempertahankan kadar normal kalsium dalam
darah. Kebutuhan kalsium pada wanita postmenopause adalah 1000 mg dengan
terapi hormone dan 1500 mg bagi yang tidak mendapat tambahan terapi
hormone. Susu dikenal sebagai minuman sumber kalsium. Oleh karena itu
membiasakan diri minum susu akan memberikan dampak positip bagi kesehatan
terutama untuk mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis yang
banyak diderita kaum manula. Apabila seseorang jarang minum susu sewaktu
muda. Maka ketika usia tua absorpsi kalsium menurun akibatnya hipokalsemia
dan meningkatnya hormon parathyroid dan absorbsi tulang. Tulang menjadi
rapuh dan terjadi mikrofraktur. Terjadilah rasa nyeri seperti yang dialami oleh
nenek nori.
11. Makna klinis dari pemeriksaan tanda vital baik dan ditentukan deformitas
pada paha kiri dan tidak terdapat luka?6,7
Jawaban :
Pemeriksaan tanda vital baik : tidak ada hipertensi , DM, penyakit sistemik, dan
kelainan metabolik.
Deformitas pada paha kiri : terdapat fraktur pada paha kiri.
Tidak terdapat luka : menunjukkan fraktur tertutup.
12. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan untuk Nenek Nori dan
bagaimana interpretasinya?6,7,11
Jawaban :
Tujuan dari pengukuran massa tulang:
1. Menentukan diagnosis.
2. Memprediksi terjadinya patah tulang.
Manfaat
1. DXA kepadatan tulang pengujian adalah metode yang paling akurat yang
tersedia untuk diagnosis osteoporosis dan juga dianggap sebagai estimator
akurat dari risiko patah tulang.
2. DXA tulang densitometri adalah sederhana, cepat dan non-invasif prosedur.
3. Jumlah radiasi yang digunakan sangat kecil-kurang dari sepersepuluh dosis dada
x-ray standar, dan kurang dari paparan sehari radiasi alam.
Indikasi
1. Pemeriksaan DEXA dianjurkan pada Wanita lebih dari 65 tahun dengan faktor
risiko.
2. Pascamenopause dan usia < 65 tahun dengan minimal faktor risiko disamping
menopause atau dengan fraktur.
3. Melihat kepala, jantung, pembuluh darah dll.
Kontraindikasi
1. Dosis radiasi yang efektif untuk prosedur ini bervariasi.
2. Tidak ada komplikasi diharapkan dengan prosedur DXA.
3. Adanya alat metalik dalam tubuh pasien
a. Pemeriksaan radiologi fraktur:
- Radiografi pada dua bidang (cari lusensi dan diskuntinuitas pada korteks
tulang
- Tomografi, CT scan, MRI (jarang)
- Ultrasonografi dan scan tulang dengan radioisotop. (scan tulang terutama
pada berguna ketika radiografi/CT scan memberikan hasil negatif pada
kecurigaan fraktur secara klinis)
b. Pemeriksaan radiologi osteoporosis:
- Foto rontgen polos berguna untuk memperlihatkan fraktur yang berhubungan
dengan osteoporosis.
Absorpsiometri ringten emisi ganda (Dual Emission X-ray Absorptiometry
[DEXA]) digunakan untuk mengukur densitas tulang dan menghitung derajat
osteopenia (kehilangan tulang ringan-sedang) atau osteoporosis (kehilangan
tulang berat). Pengukuran berguna pada orang-orang yang beresiko (misalnya
yang sedang menjalani terapi kortikosteroid, menopuase yang terjadi lebih awal)
untuk mengevaluasi kebutuhan dan respons terhadap terapi proteksi tulang.
DEXA (Dual Energy X-ray Absorbsimetry) masih merupakan pemeriksaan gold
standart untuk mendiagnosis osteoporosis. Dengan bone mass densitometri atau
bone mineral content suatu kelompok kerja WHO yang telah membuat suatu
klasifikasi yang praktis sebagai berikut:
i. BMD orang normal BMD diatas -1 SD rata-rata nilai BMD orang
dewasa muda normal (T-score)
ii. BMD rendah osteopenia BMD antara -1 SD sampai -2,5 SD
iii. Osteoporosis BMD < -2,5 SD
iv. Osteoporosis Berat BMD ≤ -2,5 SD disertai adanya fraktur
Klasifikasi tersebut di atas sebenarnya hanya ingin memberikan peringatan
bahwa derajat bone mineral density tertentu, seseorang menunjukkan resiko
untuk mengalami fraktur. Semakin rendah densitas mineral tulang maka semakin
besar resiko untuk mengalami fraktur.
Dengan hasil pemeriksaan radiologi : Terlihat penipisan korteks dan
daerah trabekular yang lebih lusen dan memberikan gambaran picture frame
vertebrae dan terlihat jelas denga fraktur os femur.
13. Bagaimana alur diagnosis pada keuhan nenek nori?5,6
Jawaban :
ALUR DIAGNOSIS OSTEOPOROSIS
 Anamnesis
Anamesis memegang peranan penting ada evaluasi pasien osteoporosis.
Kadang-kadang, keluhan utama dapat berupa fraktur kolum femoris pada
osteoporosis bowing leg pada riket, atau kesemutan atau rasa kebal disekitar
mulut atau ujung jari pada hipokalsemi. Fraktur lain adalah trauma minimal,
imobilisasi lama, penurunan tinggi badan orang tua, kurang paparan sinar
matahari,asupan kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan yang teratur yang
bersifat weight-bearing, obat-obatan yang harus diminum dalam jangka
panjang harus diperhatikan,alkohol dan merokok merupakan faktor resiko
osteoporosis.
 Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus di ukur pada setiap pasien
osteoporosis. Demikian juga gaya berjalan pasien, deformitas tulang, nyeri
spinal dan jaringan parut pada leher. Pasien dengan osteoporosis
menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus ( Dowager’s hump ) da penurunan
tinggi badan. Selain itu juga didapatkan protuberansia abdomen, spasme otot
paravetebral dan kulit yang tipis ( tanda McConkey).
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan biokimia tulang
Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari kalsium tulang dalam serum,
ion kalsium, kadar fosfor serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin
serum, piridinolin urin dan bila perlu hormin paratiroid dan vitamin D.
Kalsium serum terdiri dari tiga fraksi yaitu kalsium yang terikat pada
albumin (40%), kalsium ion dalam (48%) dan kalsium komplek (12%).
Kalsium yang terikat dalam albumin tidak difiltrasi glomerulus.
Untuk menetukan turnover tulang, dapat diperiksa petanda biokimia
tulang yang terdiri dari petanda formasi dan resorpsi tulang. Petanda formasi
tulang terdiri dari bone-specific alkaline phosphatase (BSAP), osteokalsin
(OC), carboxy-terminal propeptide of type I collagen (PICP) dan amino-
terminal propeptide of typi I collagen (PINP). Sedang kan petanda resorpsi
terdiri dari hidrokksiprolin urin, free and total pyridinolines (pyd) urin, free
and total deoxypyridinolines (Dpd) urin, N-telopeptide of collagen cross-
links (Ntx) urin, C- telopeptide of collagen cross-links (Ctx) urin, cross-
linked C- telopeptide of type I collagen (ICTP) serum dan tartrate-reistant
acid phosphatase (TRAP) serum.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan pada pemeriksaan petanda
biokimia tulang:
 Karena petanda biokimia tulang hanya dapat diukur dari urin, maka
harus diperhatikan kadar kreatinin dalam darah dan urin karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
 Pada umunya petanda formasi dan resorpsi tulang memiliki ritme
sirkadian, sehingga sebaiknya diambil sample urin 24 jam atau bila
tidak mungkin dapat diambil urin pagi yang kedua, karena kadar
tertinggi petanda biokimia tulang dalam urin adalah antara pukul 04.00-
08.00 pagi. Kadar OC dan PICP juga mencapai kadar tertinggi didalam
serum pukul 04.00-08.00.
 Petanda biokimia tulang sangat dipengaruhi oleh umur karena pada usia
muda juga terjadi peningkatan bone turnover.
 Terdapat perbedaan hasil pada penyakit-penyakit tettentu misalnya pada
penyakit paget.
Manfaat pemeriksaan petanda biokimia tulang :
 Prediksi kehilangan masa tulang
 Prediksi resiko fraktur
 Seleksi pasien yang membutuhkan antiresorptif
 Evaluasi efektivitas terapi
ALUR DIAGNOSIS FRAKTUR
 Anamnesis
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus
diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma,
arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme
trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara
sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut
 Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk fraktur adalah:
o Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk.
o Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur.
o Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit krepitasi
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah
“pencitraan” menggunakan sinar Rontgen (X-ray) untuk mendapatkan gambaran
3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal diperlukan 2
proyeksi yaitu antero posterior (AP) atau AP lateral. Dalam keadaan tertentu
diperlukan proyeksi tambahan (khusus) atau indikasi untuk memperlihatkan
patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X-
ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu
tampak seluruh bagian tulang (kedua ujung persendian).
14. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori?11
Jawaban :
1. Osteoporosis
Penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan
perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
2. Fraktur os femur
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi
tulang/osteoporosis.
3. Dislokasi articulation coxae
Terdapat keasimetrisan lipatan lipatan kulit paha.
15. Apa yang terjadi pada Nenek Nori?
Jawaban :
Suspek fraktur luka tertutup os femur sinistra et causa osteoporosis
16. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori?5,6
Jawaban :
Osteoporosis adalah penyakit tualng sistemik yang ditandai dengan penurunan
densitas masa tualng dan penurunan densitas massa tulang dan penurunan
mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Fraktur adalah suatu diskontinuitas struktur tulang, diskontinuitas dapat berupa
retakan bahkan suatu patahan pada tulang.
Fraktur femur sendiri berarti kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang/osteoporosis. Batang femur dapat mengalami fraktur akibat
trauma langsung, puntiran, atau pukulan pada bagian depan yang beradan dalam
posisi fleksi ketika kecelakaan lalu lintas.
17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori?5,6,7,11
Jawaban :
Faktor Resiko dan Etiologi Osteoporosis
1.Wanita
2. Usia
3. Ras/Suku
4. Keturunan Penderita osteoporosis
5. Gaya Hidup Kurang Baik
6. Mengkonsumsi Obat
Etiologi Fraktur Femur
Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut
kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat kecelakaan
lalu lintas.
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu
a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
- Cedera langsung
- Cedera tidak langsung
- Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat
b. Fraktur patologik
- Tumor tulang (jinak atau ganas)
- Infeksi seperti osteomielitis
- Rakhitis
c. Secara spontan
18. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori?12
Jawaban :
Osteoporosis
Di Indonesia data yang pasti mengenai jumlah osteoporosis belum ditemukan.
Data retrospektif osteoporosis yang dikumpulkan di UFT Makmal Terpadu
Imunoendokrinologi, FKUI, dari 1690 kasus osteoporosis, ternyata yang pernah
mengalami patah tulang femur dan radius sebanyak 249 kasus (14,7%).
Demikian pula angka kejadian pada fraktur hip, tulang belakang dan wrist di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2001-2005, meliputi 49 dari total 83
kasus fraktur hip pada wanita usia >60 tahun. Terdapat 8 dari 36 kasus fraktur
tulang belakang dan terdapat 53 dari 173 kasus fraktur wrist. Dimana sebagian
besar terjadi pada wanita >60 tahun dan disebabkan oleh kecelakaan rumah
tangga.
Fraktur Femur
Dari usia penderita tidak ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol,
namun yang jelas adalah hampir semuanya dalam usia produktif sehingga
penanganan yang optimal sangat diperlukan supaya dapat kembali ke
produktivitasnya semula.
19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori?5,6,11
Jawaban :
Osteoporosis
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga
terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi
fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan
rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Bone remodelling terjadi
seumur hidup dan mencapai puncaknya saat dewasa (sekitar umur 30 tahun)
kemudian menurun sesuai pertambahan umur, kemudian terjadi keseimbangan
antara aktivitas osteblastik dan osteoklastik (pembentukan dan resorpsi tulang).
Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen, paratiroid dan
kalsitriol.
Pada pasca menopause, terjadi penurunan estrogen yang dapat
menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan
peningkatan sitokin. Resorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium
dalam darah dan menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Kadar
hormon paratiroid yang rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis,
yang juga akan menurunkan kadar 1,25 dehydroxy vitamin D (kalsitriol),
sehingga penyerapan kalsium jadi menurun 20,33. Telah banyak diketahui
bahwa osteoporosis pasca menopause menunjukkan bahwa ada gangguan
penyerapan kalsium serta rendahnya kadar 1,25 Dehydroxy vitamin D dalam
darah.
Fraktur
Tulang bersifat rapuh namun cukup kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eskternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang
mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi
fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marow, dan
jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena
kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang.
Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang
mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Ini merupakan dasar penyembuhan tulang.
20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori?6,7
Jawaban :
Manifestasi klinik dari osteoporosis didapatkan dari anamnesis untuk
mendeteksi adanya factor risiko, seperti :
a. Usia, jenis kelamin, dan ras
b. Riwayat keluarga tentang osteoporosis, terutama adanya riwayat
fraktur patologis
c. Faktor reproduksi
d. Faktor kebiasaan hidup
e. Asupan kalsium dan vitamin D
f. Riwayat fraktur, dengan jenis trauma ringan pada usia di atas 40
tahun
g. Penggunaan obat-obatan
h. Kelemahan otot-otot ekstremitas.
Manifestasi umum dari osteoporosis baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut
seperti: patah tulang, punggung semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan
dan nyeri punggung.
Manifestasi klinis pada fraktur
kepala dan leher femur adalah nyeri, deformitas, dan hambatan mobilitas
fisik, sedangkan manifestasi klinis fraktur batang femur adalah nyeri pada paha,
keluhan terbuka pada paha, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ekstremitas atas karena kontraksi otot, krepitasi, pembengkakan, dan perubahan
warna local pada kulit yang terjadi akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur.
21. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori?6,7,11
Jawaban :
Klasifikasi dari osteoporosis adalah:
a. Osteoporosis primer (involusional)
b. Osteoporosis sekunder
Klasifikasi fraktur os femur adalah:
a. Fraktur intertrokhanter femur
b. Fraktur subtrokhanter femur
c. Fraktur batang femur
d. Fraktur suprakondiler femur
e. Fraktur kondiler femur
22. Bagaimana tatalaksana dari penyakit Nenek Nori?10,11
Jawaban :
Tatalaksana Osteoporosis
Konservatif :
a. Diet
b. Spesialis
c. Olahraga
Medikamentosa :
a. Estrogen
b. Kalsium
c. Konsumsi Vitamin D
d. Bifosfonat
e. Hormon lain
f. Kalsitonin
g. Teriparatide
Tatalaksana Fraktur Femur
Penanganan fraktur kolum dan fraktur intertrokanter femur
Tipe Cedera dan Kelompok Pasien Terapi
 Fraktur nondisplaced kolum femur  Internal fiksasi dengan multiple pins
atau skrew
 Fraktur displaced kolum femur pada
pasien usia muda dengan tulang
normal
 Emergent, open reduksi dan internal
fiksasi dengan multiple pins atau
skrew, simultan dengan kapsulotomi
 Fraktur displaced kolum femur pada
pasien usia tua dengan densitas
tulang baik dan butuh pengembalian
fungsi
 Urgent, open reduksi dan internal
fiksasi dengan multiple pins atau
skrew,simultan dengan kapsulotomi
 Fraktur displaced kolum femur pada
pasien usia tua dengan densitas
tulang yang buruk
 Hemiartroplasti unipolar vs
hemiartoplasti bipolar
 Fraktur displaced kolum femur pada
pasien yang tidak bisa bergerak
 Terapi non operatif
Dengan mempertimbangkan
dilakukan hemiartoplasti unipolar
jika belum mendapatkan kenyamanan
setelah beberapa hari perawatan rutin.
 Fraktur intertrokanter stabil dan tak
stabil
 Reduksi terbuka atau tertutup dan
fiksasi dengan sliding hip skrew
 Fraktur intertrokanter oblik  Intramedular hip krew atau reduksi
terbuka dan fiksasi dengan
membentuk sudut 95 derajat
23. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori?6
Jawaban :
Kompikasi dari osteoporosis adalah dapat terjadi fraktur pada penderita,
karena terjadinya trauma-trauma ringan karena osteoporosis menyebabkan
berkurangnya densitas masa tulang.
Komplikasi dari fraktur femur:
a. Komplikasi Segera
- Komplikasi Lokal
- Komplikasi sistemik
b. Komplikasi Awal
- Komplikasi Lokal
- Komplikasi sistemik
c. Komplikasi Lanjut
- Komplikasi pada persendian
- Komplikasi Tulang
24. Bagaimana edukasi dari penyakit Nenek Nori?6,7
Jawaban :
Edukasi Pasien Osteoporosis
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang
hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan,
dapat melindungi terhadap demenieralisasi skeletal. Terdiri atas tiga gelas
vitamin D susu skim atau susu penuh atau makanan lain yang tinggi kalsium
(mis. Keju swis, brokoli kukus, salmon kaleng dengan tulangnya setiap hari.
Untuk meyakinkan asupan kalsium yang mencukupi perlu diresepkan preparat
kalsium karbonat).
Edukasi Pasien Fraktur
1. Tingkatkan asupan kalsium
2. Diet Seimbang
3. Latihan
4. Berhenti Merokok
25. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori?6,7,11
Jawaban :
Prognosis osteoposis adalah baik, apabila telah dkethaui dan ditangani dengan
cepat dan baik serta pengobatan secara adekuat.
Prognosis fraktur tulang adalha baik apabila telah ditangani dengan baik, namun
dapat memburuk jika terjadi penangan yang buruk seperti immobilisasi yang
tidak baik, infeksi, serta fraktur patologik.
HIPOTHESIS
Nenek Nori 65 Tahun mengalami Suspek fraktur luka tertutup os femur sinistra et causa
osteoporosis.
SINTESIS OSTEOPOROSIS
I. DEFINISI
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. (Sudoyo,2005).
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang oleh World Health Organisation
(WHO), 1994 dikatakan sebagai "progressive sistemic skeletal disease
characterised by low bone mass and microarchitectural deterioration of tissue,
with a consequent increase in bone fragility and susceptibility to fracture.
II. ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
1.Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh
hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35
tahun.Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia
45tahun.
2. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada
usia75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria
dalammengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan,
penyerapankalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
3. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia
memilikirisiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium
wanita asiarendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa
menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik
memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
4. Keturunan Penderita osteoporosis
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis,Osteoporosis menyerang
penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan
bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur
genetik tulang yang sama.
5. Gaya Hidup Kurang Baik
a. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena mengandung fosfor yang
merangsang pembentukan horman parathyroid, dan pelepasan kalsium dari
dalam darah.
b. Minuman berkafein dan beralkohol, juga dapat menimbulkan tulang keropos,
rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh minuman berkafein dengan keroposnya
tulang. bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan
kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain kafein dan alkohol
bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).
c. Malas Olahraga, Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat
proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan
massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot
akan memacu tulang untuk membentuk massa.
d. Merokok, dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat
rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat
penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan
aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel
tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Rokok juga membuat
penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya
aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses
pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis
baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek
nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang
masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan
mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
e. Kurang Kalsium, Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan
hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang
ada ditulang.
6. Mengkonsumsi Obat
Obat kortikosteroid, yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada
penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis.
Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang.
Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan
antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis.
III. EPIDEMIOLOGI
Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka penyakit degeneratif dan
metabolik termasuk osteoporosis akan menjadi problem muskuloskeletal
terutama dinegara berkembang. Lebih rentan mengenai wanita yang sudah
menopause daripada pria = 2:1 menyerang pada umumnya umur 50 tahun
keatas. Di Indonesia data yang pasti mengenai jumlah osteoporosis belum
ditemukan. Data retrospektif osteoporosis yang dikumpulkan di UFT Makmal
Terpadu Imunoendokrinologi, FKUI, dari 1690 kasus osteoporosis, ternyata
yang pernah mengalami patah tulang femur dan radius sebanyak 249 kasus
(14,7%). Demikian pula angka kejadian pada fraktur hip, tulang belakang dan
wrist di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2001-2005, meliputi 49 dari
total 83 kasus fraktur hip pada wanita usia >60 tahun. Terdapat 8 dari 36 kasus
fraktur tulang belakang dan terdapat 53 dari 173 kasus fraktur wrist. Dimana
sebagian besar terjadi pada wanita >60 tahun dan disebabkan oleh kecelakaan
rumah tangga.
IV. PATOFISIOLOGI PATOGENESIS
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang
sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah
terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis
dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan.
Bone remodelling terjadi seumur hidup dan mencapai puncaknya saat dewasa
(sekitar umur 30 tahun) kemudian menurun sesuai pertambahan umur,
kemudian terjadi keseimbangan antara aktivitas osteblastik dan osteoklastik
(pembentukan dan resorpsi tulang). Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh
hormon estrogen, paratiroid dan kalsitriol.
Pada pasca menopause, terjadi penurunan estrogen yang dapat menyebabkan
meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan peningkatan
sitokin. Resorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah
dan menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Kadar hormon
paratiroid yang rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis, yang juga
akan menurunkan kadar 1,25 dehydroxy vitamin D (kalsitriol), sehingga
penyerapan kalsium jadi menurun.20,33
Telah banyak diketahui bahwa osteoporosis pasca menopause menunjukkan
bahwa ada gangguan penyerapan kalsium serta rendahnya kadar 1,25
Dehydroxy vitamin D dalam darah.
PATOGENESIS
OSTEOPOROSIS PRIMER
Menopause
esterogen
Diferensiasi dan maturasi
osteoklas
PTH
IL-6,TNF-α
Resorbsi tulang
Hipokalsemia
TGF-β
Absorpsi kalsiumOsteoklasosteoblastBone marrow stroma
cell+ sel mononuklear
reabsorbsi
kalsium
di ginjal
Osteoporosis
OSTEOPOROSIS SEKUNDER
V. Manifestasi Klinis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan
tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi
kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang.
Seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan gejala berupa tinggi badan
berkurang, bungkuk atau bentuk tubuh berubah, patah tulang dan nyeri bila patah
tulang.
Gambaran klinis osteoporosis adalah patah tulang, nyeri, dan deformitas. Banyak
pasien yang terkejut menemukan bahwa mereka merasa menjadi pendek.. Nyeri adalah
gejala yang paling umum terjadi. Fraktur osteoporosis biasanya mendadak dan
Aktivitasfisik Sekresi GH
dan IGF-1
Reabsorbsi Ca
di ginjal
absorbsi Ca di usus
Defisiensi vitamin D
dan Ca
fraktur
osteoporosis
Resikoterjatuh
Turn over tulang
Sekresi
estrogen
Usia Lanjut
Hiperparatiroidisme
Sekunder
Gangguan fungsi osteoblast
mungkin disebabkan oleh jatuh, gerakan tiba-tiba, mengangkat, melompat, atau
bahkan dengan peristiwa traumatis, seperti batuk.Nyeri dapat parah dan biasanya
terlokalisasi ke situs fraktur tetapi dapat menyebar ke perut atau panggul. Kegiatan
yang meningkatkan rasa sakit tulang belakang meliputi, membungkuk, atau duduk
atau berdiri lama. Faktor-faktor yang menurunkan nyeri termasuk berbaring di satu
sisi dengan lutut dan pinggul tertekuk dan timbul dari lateral posisi bukan tegak dari
posisi terlentang. Nyeri tulang, umumnya jarang.
VI. KLASIFIKASI
Klasifikasi dari osteoporosis adalah:
a. Osteoporosis primer (involusional), osteoporosis yang tidak diketahui
penyebabnya, Dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Dihubungkan dengan
faktor resiko meliputi merokok, aktifitas, berat badan rendah, alkohol, ras kulit
putih asia, riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium yang rendah.
dibagi menjadi opsteoporosis tipe 1 (osteoporosis pasca menopause) dan
osteoporosis tipe 2 (osteoporosis senilis).
- Tipe I (post manopausal)
Terjadi 5-20 tahun setelah menopause (55-75 tahun). Ditandai oleh
fraktur tulang belakang tipe crush, Colles' fraktur, dan berkurangnya gigi
geligi. Hal ini disebabkan luasnya jaringan trabekular pada tempat
tersebut. Dimana jaringan trabekular lebih responsif terhadap defisiensi
estrogen.
- Tipe II (senile)
Terjadi pada pria dan wanita usia ≥70 tahun. Ditandai oleh fraktur
panggul dan. tulang belakang tipe wedge. Hilangnya massa tulang
kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.
b. Osteoporosis sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif
dan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang.
VII. PENATALAKSANAAN
Konservatif
Pengobatan osteoporosis difokuskan pada usaha memperlambat atau menghentikan
kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengontrol nyeri sesuai
dengan penyakitnya. Kebanyakan 40% dari perempuan akan mengalami patah tulang
akibat dari osteoporosis selama hidupnya. Dengan demikian tujuan dari pengobatan ini
adalah mencegah terjadinya fraktur (patah tulang). Intervensi tersebut meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Diet : Dewasa muda harus mencapai kepadatan tulang yang normal dengan
mendapatkan cukup kalsium (1.000 mg/hari) dalam dietnya (minum susu atau
makanan-makanan tinggi kalsium seperti salmon), berolahraga seperti jalan kaki
atau aerobik dan menjaga berat badan normal.
2. Spesialis : orang dengan fraktur tulang belakang, pinggang, atau pergelangan
tangan harus dirujuk ke spesialis ortopedi untuk menajemen selanjutnya.
3. Olahraga : modifikasi gaya hidup harus menjadi salah satu pengobatan.
Olahraga yang teratur akan mengurangi patah tulang akibat osteoporosis.
Olahraga yang dikomendasikan termasuk diantaranya adalah jalan kaki,
bersepeda, dan joging.
Medikamentosa
Selain dari tatalaksana di atas, obat-obatan juga dapat diberikan seperti dibawah ini.
1. Estrogen : untuk perempuan yang baru menopouse, pengantian estrogen
merupakan salah satu cara untuk mencegah osteoporosis. Estrogen dapat
mengurangi atau menghentikan kehilangan jaringan tulang. Apabila pengobatan
estrogen dimulai pada saat menopouse , maka akn mengurangi kejadian fraktur
pinggang sampai 55%. Estrogen dapat diberikan melalui oral atau ditempel di
kulit.
2. Kalsium : kalsium dan vitamin D diperlukan untuk meningktakan kepadatan
tulang.
3. Konsumsi per hari sebanyak 1.200-1.500 mg (melalui makanan dan suplemen).
4. Konsumsi vitamin D sebayak 600-800 IU diperlukan untuk meningktakan
kepadatan tulang.
5. Bifosfonat : pengobatan lain selain estrogen yang ada : alendronate, risedonate,
dan etidronate. Obat-obatan ini memperlambat kehilangan jaringan tulang dan
beberapa kasus meningkatkan kepadatan tulang. Pengobatan ini dipantau dengan
memeriksa DXAs setiap 1 sampai 2 tahun. Sebelum menonsumsi obat ini,
dokter anda akan memeriksa kadar kalsium dan fungsi ginjal.
6. Hormon lain : hormon-hormon ini akan membantu meregulasi kalsium dan
fosfat dalam tubuh dan mencegah kehilangan jaringan tulang.
7. Kalsitonin
8. Teriparatide
Daftar obat Osteoporosis yang ada di Indonesia
Kelompok Nama
Generik
Dosis
Bisfosfonat Risedronat
Alendronat
Ibandronat
Zoledronat
35 mg, seminggu sekali atau 5
mg/hari
70 mg, seminggu sekali atau 10
mg/hari
150 mg, sebulan sekali
5 mg per drip selama 15 menit,
diberikan setahun sekali
SERMs
(Selective
esterogen
receptor
modulators)
Raloksifen 60 mg/hari, setiap hari
Kalsitonin Kalsitonin 200 IU/hari Nasal spray
Strontium
renalat
2 gram/hari, dilarutkan dalam
air, diminum pada malam hari,
atau 2 jam sebelum makan atau
2 jam setelah makan
Vitamin D Kalsitriol 0,25 g, 1-2 kali perhari
Intervensi Bedah
Intervensi bedah dilakukan untuk penatalaksanaan osteoporosis dengan fraktur melalui
imobilisasi kerat dan pengambilan fungsi dan aktivitas tulang.
VIII. Komplikasi
Komplikasi osteoporosis yaitu Terjadi fraktur pada penderita akibat trauma-trauma
ringan karena osteoporosis menyebabkan berkurangnya densitas masa tulang yang
membuat tulang rentan untuk mudah patah.
IX. Edukasi
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang
hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan, dapat
melindungi terhadap demenieralisasi skeletal. Terdiri atas tiga gelas vitamin D susu
skim atau susu penuh atau makanan lain yang tinggi kalsium ( mis. Keju swis, brokoli
kukus, salmon kaleng dengan tulangnya setiap hari. Untuk meyakinkan asupan kalsium
yang mencukupi perlu diresepkan preparat kalsium (kalsium karbonat).
Pada menopause, terapi penggantian hormone (HRT = hormone replacement
therapy) dengan estrogen dan progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat
kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkannya. Wanita
yang telah menjalani pengangkatan ovarium dan telah menjalani menopause premature
dapat mengalami osteoporosis pada usia yang cukup muda; penggantian hormone perlu
dipikirkan pada pasien ini. Estrogen menurunkan resorpsi tulang tapi tidak
meningkatkan massa tulang. Penggunaan hormone dalam jangka panjang masih
dievaluasi. Estrogen tak akan mengurangi kecepatan kehilangan tulang dengan pasti.
Terapi estrogen sering dihubungkan dengan sedikit peningkatan insidensi kanker
payudara dan endometrial. Maka selama HRT pasien harus diperiksa payudaranya tiap
bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan Papanicolaou dan biopsy endometrial
(bila ada indikasi), sekali atau dua kali setahun.
Pengobatan lain menggunakan obat – obatan seperti kalsitonin, natrium florida,
dan natrium etidronat. Kalsitonin dapat diberikan pada individu yang mengalami
osteoporosis berat. Pemberian intranasal baru – baru ini tersedia sehingga meningkatkan
penggunaannya pada pasien. Obat – obatan yang dikenal sebagai bisfosfonat (mis;
alendronat, risendronat, dan ibandronat) terbukti mengurangi resorspsi tulang dan
mencegah pengeroposan tulang. Obat – obatan ini dalam kombinasi dengan suplemen
vitamin D dan kalsium, digunakan untuk terapi dan pencegahan osteoporosis.
Bisfosfonat secara signifikan meingkatkan densitas tulang terutama pada panggul dan
spina, dan dapat digunakan pada osteoporosis pascamenopause dan osteoporosis akibat
obat (glukokortikoid).
Merubah gaya hidup merupakan jalan terbaik untuk mencegah osteoporosis, yaitu:
 Pastikan kebutuhan kalsium mencukupi untuk diet (± 1000 - 2000mg/day sesuai
usia)
 Pastikan kebutuhan vitamin D mencukupi (antara 400 – 1000 IU/hari sesuai
usia)
 Jangan merokok
 Hindari minum minuman keras (alcohol)
 Olahraga
 Mengobati kondisi medis yang mendasari yang dapat menyebabkan osteoporosis
 Minimalkan atau mengubah obat yang dapat menyebabkan osteoporosis; tidak
pernah berhenti minum obat apa pun tanpa berbicara dengan dokter Anda
terlebih dahulu
 Jika Anda berada pada risiko tinggi untuk jatuh, pertimbangkan untuk
menggunakan pelindung pinggul, yang dapat membantu mencegah patah tulang
pinggul jika Anda jatuh
Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur untuk memelihara
kekuatan, kelenturan, dan koordinasi sistem neuromuskular serta kebugaran, sehingga
dapat mencegah risiko terjatuh. Berbagai latihan yang dapat dilakukan meliputi berjalan
30 – 60 menit/hari. Anjurkan pasien untuk menjaga asupan kalsium 1000 – 1500
mg/hari, baik melalui makanan sehari-hari maupun suplementasi.
Hindari mengangkat barang-barang yang berat pada pasien yang sudah pasti
osteoporosis.Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan pasien terjatuh, misalnya
lantai yang licin, obat-obatan sedatif, dan obat anti hipertensi yang dapat menyebabkan
hipotensi orthostatik. Hindari defisiensi vitamin D, terutama pada pasien yang kurang
terpajan sinar matahari atau pasien dengan fotosensitifitas, misalnya SLE. Jika diduga
ada defisiensi vitamin D, maka kadar 25(OH)D serum harus diperiksa. Bila 25(OH)D
serum menurun, maka suplementasi vitamin D 400 IU/hari atau 800 IU/hari pada
orangtua harus diberikan. Pada pasien dengan gagal ginjal, suplementasi 1,25(OH)2D
harus dipertimbangkan. Hindari peningkatan ekskresi kalsium lewat ginjal dengan
membatasi asupan nutrisi sampai 3gram/hari untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium di
tubulus ginjal. Bila ekskresi kalsium urin > 300mg/hari, berikan diuretik tiazid dosis
rendah (HCT 25 mg/hari).
Pada pasien yang memerlukan glukokortikoid dosis tinggi dan jangka panjang,
usahakan pemberian glukokortikoid pada dosis serendah mungkin dan sesingkat
mungkin. Pada pasien arthritis reumatiod dan arthritis inflamasi lainnya, sangat penting
mengatasi aktivitas penyakitnya, karena hal ini akan mengurangi nyeri dan penurunan
densitas massa tulang akibat arthritis inflamasi yang aktif. Informasikan pemberian
terapi estrogen. Pemberian estrogen oral, transdermal atau implan kesemuanya dapat
meningkatkan densitas tulang secara bermakna dan secara epidemiologik dibuktikan
bahwa terapi ini menurunkan angka kejadian patah tulang oleh karena osteoporosis pada
panggul dan tulang punggung.
X. Prognosis
Prognosis untuk pasien osteoporosis adalah baik, terutama jika kelainannya
telah terdeteksi dan diterapi secepatnya. Densitas tulang, bahkan pada osteoporosis yang
parah, pada umumnya dapat distabilkan atau ditingkatkan. Resiko fraktur dapat
dikurangi secara substansial dengan pengobatan yang adekuat. Pasien dengan
osteoporosis yang ringan memiliki prognosis yang baik. Pada pasien yang menderita
fraktur, tulang dapat disembuhkan menjadi mendekati normal kembali. Rasa nyeri
biasanya akan hilang setelah 1-2 minggu. Pada beberapa orang, osteoporosis memiliki
penyebab yang jelas. Prognosis akan menjadi lebih baik jika penyebab dapat
diidentifikasi dan dikoreksi.
Prognosis dari Penyakit yang dialami Nenek Nori :
Ad vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
SINTESIS FRAKTUR FEMUR
I. DEFINISI
Patah tulang atau fraktur didefinisikan sebagai hilangnya atau adanya gangguan
integritas dari tulang, termasuk cedera pada sumsum tulang, periosteum, dan
jaringan yang ada di sekitarnya. Yang dimaksud dengan fraktur ekstrimitas
adalah fraktur yang terjadi pada komponen ekstrimitas atas (radius, ulna, dll)
dan ekstrimitas bawah (femur, tibia, fibula, dll).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini
dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita
jatuh dalam syok (FKUI, 1995).
II. ETIOLOGI
Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada
daya tahan tulang, seperti benturan dan cedera. Fraktur juga komplikasi yang
paling sering dan serius sebagai dampak osteoporosis. Fraktur sering terjadi
pada tulang belakang atau pinggul, tulang yang secara langsung mendukung
berat badan. Patah tulang pinggul sering hasil dari riwayat jatuh. Meskipun
kebanyakan orang relatif baik dengan pengobatan bedah modern, patah tulang
pinggul dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian akibat komplikasi
pasca operasi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Cedera traumatik
a. Cedera langsung, berarti pukulan langsung pada tulang sehingga tulang patah
secara spontan
b. Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari benturan,
misalnya jatuh dengan tangan menjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras dari otot yang kuat.
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit, dimana dengan trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur, dapat juga terjadi pada keadaan :
a. Tumor tulang (jinak atau ganas)
b. Infeksi seperti osteomielitis
c. Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang
mempengaruhi semua jaringan skeletal lain.
d. Secara spontan, disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas di kemiliteran.
III. EPIDEMIOLOGI
Dari usia penderita tidak ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol,
namun yang jelas adalah hampir semuanya dalam usia produktif sehingga penanganan
yang optimal sangat diperlukan supaya dapat kembali ke produktivitasnya semula.
IV. PATOFISIOLOGI dan PATOGENESIS
Tulang bersifat rapuh namun cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan
tekanan. Tapi apabila tekanan eskternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah
serta saraf dalam korteks, marow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Ini
merupakan dasar penyembuhan tulang.
Osteogenesis dengan cepat
Trauma Penyakit Sekunder Stress/tekanan berulang
Fraktur
Fraktur tertutup Fraktur terbuka
Kerusakan kanalis havers dan Robekan pada kulit dan
Jaringan lunak diarea fraktur pembuluh darah
Terbentuknya bekuan darah dan Perdarahan
Benang-benang fibrin
Hematoma Syok hipovolemik
Membentuk jaringan nekrotik Hipotensi
Respon inflamasi Penurunan cardiac Output
Fibroblast dan kapiler-kapiler Hipoksia
baru tumbuh dan membentuk Metabolisme anaerob
jaringan granulasi
Bagian ujung periosteum, endosteum Meningkatkan asamlaktat
bagian sumsum tulang mensuplai esteoblast
Proliferasi osteoblast yaitu fibrokartilago,
Katilago hialin dan dari penunjang fibrosa
Membentik fiber-fiber kartilago dan matriks
tulang yang berhubungan dengan dua sisi
Fragmen tulang yang rusak
V. MANIFESTASI KLINIS
Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda
functio laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak. Tampak adanya deformitas angulasi ke
lateral atau angulasi ke anterior. Ditemukan adanya perpendekan tungkai bawah.
Pada fraktur 1/3 tengah femur, saat pemeriksaan harus diperhatikan pula
kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul dan robeknya ligamentum didaerah
lutut. Selain itu periksa juga nervus siatika dan arteri dorsalis pedis.
 Deformitas: Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya berupa rotasi pemendekan tulang dan penekanan tulang. Tampak
adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi ke anterior. Ditemukan
adanya perpendekan tungkai bawah
 Edem muncul secara cepat daro lokasi dan ekstravasasi darah dalam jaringan
yang berdekatan dengan fraktur. Daerah paha yang patah tulangnya sangat
membengkak, ditemukan tanda functio laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak.
 Echimosis dari perdarahan subcutaneus
 Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur
 Tenderness
 Nyeri disebabkan spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan
struktur didaerah yang berdekatan.
 Hilangnya sensasi (mati rasa)
 Pergerakan abnormal dan Krepitasi
VI. KLASIFIKASI
Klasifikasifrakturos femur adalah:
a. Frakturintertrokhanter femur,patahtulang yang bersifatekstrakapsulardari
femur danseringterjadipadalansiadengankondisi osteoporosis.
b. Fraktursubtrokhanter femur,fraktur di managarispatahnyaberada 5 cm distal
daritrokhanter minor.
c. Frakturbatang femur,terjadikarena trauma
langsungsepertikecelakaanlalulintas.
d. Fraktursuprakondiler femur,adanyadislokasitulangbagian distal ke
posterior.
e. Frakturkondiler
femur,merupakankombinasidarigayahiperabduksidanadduksidisertaidengan
tekananpadasumbu femur keatas.
VII. PENATALAKSANAAN
Pada kasus fraktur untuk mengembalikan struktur dan fungsi tulang secara
cepat maka perlu tindakan operasi dengan imobilisasi.Imobilisasi yang sering
digunakan yaitu plateand screw. Pada kondisi fraktur fisiologis akan diikuti proses
penyambungan.
Penanganan fraktur kolum dan fraktur intertrokanter femur
Tipe Cedera dan Kelompok
Pasien
Terapi
 Fraktur nondisplaced kolum
femur
 Internal fiksasi dengan multiple
pins atau skrew
 Fraktur displaced kolum femur
pada pasien usia muda dengan
tulang normal
 Emergent, open reduksi dan
internal fiksasi dengan multiple
pins atau skrew, simultan dengan
kapsulotomi
 Fraktur displaced kolum femur
pada pasien usia tua dengan
densitas tulang baik dan butuh
pengembalian fungsi
 Urgent, open reduksi dan internal
fiksasi dengan multiple pins atau
skrew,simultan dengan
kapsulotomi
 Fraktur displaced kolum femur
pada pasien usia tua dengan
densitas tulang yang buruk
 Hemiartroplasti unipolar vs
hemiartoplasti bipolar
 Fraktur displaced kolum femur
pada pasien yang tidak bisa
bergerak
 Terapi non operatif
Dengan mempertimbangkan
dilakukan hemiartoplasti unipolar
jika belum mendapatkan
kenyamanan setelah beberapa hari
perawatan rutin.
 Fraktur intertrokanter stabil dan
tak stabil
 Reduksi terbuka atau tertutup dan
fiksasi dengan sliding hip skrew
 Fraktur intertrokanter oblik  Intramedular hip krew atau reduksi
terbuka dan fiksasi dengan
membentuk sudut 95 derajat
Penatalaksaan penting Trauma
Umum
 Cari tanda-tanda syok/perdarahan dan periksa ABC.
 Cari trauma pada tempat lain yang beresiko (kepala dan tulang belakang, iga,
dan pneumotoraks, femoral, dan trauma pelvis).
FRAKTUR
Segera
 Hilangkan rasa nyeri (opiat intravena, blok saraf, gips, dan traksi).
 Buat akses intravena dengan baik dan kirim golongan darah dan sampel untuk
dicocokkan.
 Fraktur terbuka (compound) membutuhkan debridement, antibiotik, dan
profilaksis tetanus.
Defenitif
 Reduksi (tertutup dan terbuka).
 Imobilisasi (gips, bracing fungsional, fiksasi internal, fiksasi external, ttraksi).
Rehabilitasi (bertujuan untuk mengembalikan pasien ke tingkat fungsi seperti sebelum
trauma dengan fisioterapi dan terapi okupasi)
VIII. Komplikasi
Komplikasi dari fraktur femur:
a. Komplikasi Segera
- Komplikasi Lokal : kerusakan kulit, pembuluh darah, kerusakan saraf,
otot dan organ dalam.
- Komplikasi sistemik : Syok hemoragik.
b. Komplikasi Awal
- Komplikasi Lokal : Nekrosis kulit, gangrene, thrombosis vena,
komplikasi paa persendian.
- Komplikasi sistemik : Emboli lemak, emboli paru, pneumonia, tetanus.
c. Komplikasi Lanjut
- Komplikasi pada persendian : terjadi kontraktur dan kekakuan sendi
persisten, penyakit sendi degenerative pasca trauma.
- Komplikasi Tulang : penyembuhan tulang secara abnormal seperti
malunion, delayed union, dan non union.
IX. Edukasi
Tujuan dari edukasi fraktur ini adalah agar nenek Nori dapat segera pulih
dari fraktur yang dialaminya dan mencegah terjadinya fraktur kambuhan selama
proses penyembuhan fraktur dan setelahnya. Beberapa edukasi yang bisa kita
sampaikan kepada nenek Nori adalah
1. Tingkatkan asupan kalsium
Kalsium adalah nutrisi yang bertanggung jawab untuk menjaga tulang agar tetap
sehat. Kalsium ini juga diserap oleh tubuh bersama dengan vitamin D.
Peningkatan asupan kalsium akan membantu mempercepat pemulihan atau
penyembuhan patah tulang. Kalsium ini bisa didapatkan dalam susu, sayuran
dan dalam bentuk suplemen.
1. Diet Seimbang
Diet 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari: nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu,
yang dikonsumsi secara rutin dalam jumlah yang cukup, adalah baik untuk
dilakukan. Diet 4 sehat 5 sempurna mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral yang penting untuk menghasilkan tenaga dan membangun
kembali jaringan tubuh yang rusak.
2. Latihan
Latihan berperan penting dalam memperkuat otot-otot di area yang terlibat.
Latihan untuk patah tulang atau tulang retak harus dilakukan dengan hati-hati
dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Beberapa contoh
latihan tersebut diantara nya adalah static contraction, passive and active
exercise, hold relax yang dimodifikasi, dan latihan jalan.
Selain beberapa latihan di atas, posisi tidur pasien juga peerlu diperhatikan.
Pasien sebaik nya di anjurkan tidur terlentang agar tidak menganggu fiksasi dari
tulang femurnya.
3. Berhenti Merokok
Perokok memiliki kepadatan mineral tulang yang kurang dibanding non-
perokok. Studi juga menunjukkan bahwa perokok memiliki waktu rata-rata
penyembuhan lebih lama karena merokok dapat mengganggu aliran darah.
X. Prognosis
Prognosis fraktur tulang adalah baik apabila telah ditangani dengan baik,
namun dapat memburuk jika terjadi penangan yang buruk seperti immobilisasi
yang tidak baik, infeksi, serta fraktur patologik.
Tulang memperlihatkan kemudahan penyembuhan yang besar tetapi dapat
terjadi sejumlah penyulit atau terdapat kelainan dalam proses penyembuhan.
a) Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan
deformitas, angulasi atau pergeseran.
b) Penyatuan tertunda
Keadaan ini umum terjadi dan disebabkan oleh banyak faktor, pada umumnya
banyak diantaranya mempunyai gambaran hyperemia dan dekalsifikasi yang
terus menerus. Faktor yang menyebabkan penyatuan tulang tertunda antara lain
karena infeksi, terdapat benda asing, fragmen tulang mati, imobilisasi yang tidak
adekuat, distraksi, avaskularitas, fraktur patologik, gangguan gizi dan metabolik.
c) Non union (tidak menyatu)
Penyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan fibrosa. Kadang-kadang
dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan
lunak, pemisahan lebar dari fragmen (contohnya patella), dan fraktur yang
bersifat patologis.
MIND MAPPING
Nenek nori 65 tahun
-Terjatuh
- nyeri
-tidak bisa berjalan
-umur 65 tahun
-Menopouse
-jarang minum
susu
- jarangminum
sususu
- f
-deformitas paha
kiri
-tidak terdapat
luka terbuka
-vital sign baik
Suspect
osteoporosis
Pemeriksaan fisik
Suspect Fraktur
tertutup os femur
sinistra
Diagnosis
Suspect fraktur tertutup os femur
sinistra et cause osteoporosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, W.A Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed.31(Alih Bahasa :
Albertus Agung Mahode ). Jakarta : EGC.
2. Snell,Richard S,. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; alih bahasa
Liliana Sugiharto; Ed 6. Jakarta: EGC.
3. Mescher, Anthony L. 2011. Junqueira’s basic histology : text & atlas, 12th ed.
Jakarta : EGC.
4. Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC.
5. Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta:
Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
6. Sjamsuhidajat, R &Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
7. Rasjad, Chairuddin. 2008. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakanke-V. Jakarta:
Yarsif Watampone.
8. Mansjoer, Arifdkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
9. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi pertama. Salemba
Medika. Jakarta. 2008.
10. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi
Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.
11. Helmi, Noor Zairin. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta:
SalembaMedika.
12. H M. Osteoporosis padausia lanjut tinjauan dari segi geriatri. Rachmatullah P GM,
Hirlan, Soemanto, Hadi S, Tobing ML, editor. Semarang (Indonesia): Badan
Penerbit Universitas Diponegoro; 2007.
13. Juliet C. Disease of Skeleton: Osteoporosis. Oxford Text Book of Medicine; 2007.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
3949918 dispepsia
3949918 dispepsia3949918 dispepsia
3949918 dispepsia
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
P 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikumP 3a ulkus peptikum
P 3a ulkus peptikum
 
ATLAS KUSTA
ATLAS KUSTAATLAS KUSTA
ATLAS KUSTA
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Presentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisPresentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinis
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 

Similar to Fraktur Femur

Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaAli Mustofa
 
Makalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonMakalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonIRNANDASUSANTI
 
2. rangka otot & pesawat sederhana k13
2. rangka otot & pesawat sederhana k132. rangka otot & pesawat sederhana k13
2. rangka otot & pesawat sederhana k13lore_rel_ka
 
8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada ManusiaAlfie Kesturi
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia fgermany
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy Jayanti
 
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)Henky Yoga
 
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptxPPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptxtwlighttravlr
 
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptx
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptxBab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptx
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptxAlfonsaMaurena
 

Similar to Fraktur Femur (20)

SISTEM GERAK-1.ppt
SISTEM GERAK-1.pptSISTEM GERAK-1.ppt
SISTEM GERAK-1.ppt
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
Makalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeletonMakalah sistem muscular dan skeleton
Makalah sistem muscular dan skeleton
 
Biologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwikaBiologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwika
 
2. rangka otot & pesawat sederhana k13
2. rangka otot & pesawat sederhana k132. rangka otot & pesawat sederhana k13
2. rangka otot & pesawat sederhana k13
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia8 2. Gerak pada Manusia
8 2. Gerak pada Manusia
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
SISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIASISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIA
 
Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)
 
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
 
Materi biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fixMateri biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fix
 
TULANG.pptx
TULANG.pptxTULANG.pptx
TULANG.pptx
 
ppt BAB 4 Sistem gerak.pptx
ppt BAB 4  Sistem gerak.pptxppt BAB 4  Sistem gerak.pptx
ppt BAB 4 Sistem gerak.pptx
 
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
Sistem Gerak Biologi XI IPA (Kurikulum 2013)
 
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptxPPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
 
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptx
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptxBab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptx
Bab 1 Gerak Benda b Gerak Pd Manusia share.pptx
 

Recently uploaded

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (18)

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

Fraktur Femur

  • 1. FRAKTUR TERTUTUP OS FEMUR SINISTRA et causa OSTEOPOROSIS TUTORIAL 1 BLOK 4.3 KELAINAN MUSKULOSKELETAL Tutor : dr. Erny Kusdiyah M.kes KELOMPOK I WIWIT AFRITA G1A112043 MUHAMMAD ARIAL FIKRI G1A112045 ATIKA SEVTIRA G1A112046 JELIYA SAFITRI G1A112048 GENDIS SITI NUROMAS G1A112059 RISKI AYU G1A112063 YESTI PARAMITA G1A113001 IMAM AGASI G1A113010 Siti Rahmah G1A113026 RAHMADIANI PUTRI NST G1A113040 Reissa Amira Pratiwi G1A113043 Shaiba Amalia G1A113045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
  • 2. Skenario 1 Nenek Nori 65 tahun datang ke RSU diantar anaknya dengan keluhan utama nyeri hebat di paha kiri. Nyeri dirasakan 3 jam yang lalu setelah ia tersenggol cucunya yang sedang bermain sepeda lalu ia terjatuh. Nenek Nori kemudian merasakan nyeri pada paha kirinya dan tidak dapat berjalan sehingga harus dibopong anaknya untuk masuk kedalam rumah. Oleh anaknya ia diberi obat penghilang nyeri sehingga nyerinya sedikit berkurang. Nenek Nori kemudian dibawa ke RS untuk diperiksa lebih lanjut. Sewaktu usia 35 tahunNenek Nori pernah terjatuh akibat terpeleset dikamar mandi, namun tidak menimbulkan keluhan seperti ini. Nenek Nori sudah menopause sejak 15 tahun yang lalu dan sewaktu muda jarang minum susu. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital baik dan ditemukan deformintas pada paha kiri, tidak terdapat luka terbuka. Dokter yang memeriksanya lalu meminta Nenek Nori untuk melakukan pemeriksaan Radiologi. Apa yang terjadi pada Nenek Nori ? Klarifikasi Istilah 1. Nyeri : pengalaman sensasi sensori yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan.1 2. Menopause : Periode ketika siklus menstruasi terhenti dan hormon-hormon kelamin wanita yang menghilang dengan cepat sampai tidak ada. Pada usia 40-50 tahun.1 3. Deformitas : Pergeseran fragmen pada fraktur (Perubahan bentuk tulang).1 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana anatomi, histology, dan fisiologi tulang? 2. Mengapa Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya, dan bagaimana mekanismenya? 3. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri? 4. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat berjalan hingga harus dibopong? 5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri sehingga nyeri Nenek Nori bisa berkurang?
  • 3. 6. Sebutkan golongan obat penghilang rasa nyeri, dan obat apa yang cocok untuk Nenek Nori? 7. Mengapa jatuh pada usia 35 tahun Nenek tidak menimbulkan keluhan? 8. Adakah hubungan jatuhnya nenek nori pada usia 35th dengan nyeri yang dirasakan nenek nori sekarang? 9. Apakah ada hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek Nori? 10. Apakah ada hubungannya jarang minum susu sewaktu muda dengan keluhan yang dialami Nenek Nori? 11. Makna klinis dari pemeriksaan tanda vital baik dan ditentukan deformitas pada paha kiri dan tidak terdapat luka? 12. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan untuk Nenek Nori dan bagaimana interpretasinya? 13. Bagaimana alur diagnosis pada keuhan nenek nori? 14. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori? 15. Apa yang terjadi pada Nenek Nori? 16. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori? 17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori? 18. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori? 19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori? 20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori? 21. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori? 22. Bagaimana tatalaksana dari penyakit Nenek Nori? 23. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori? 24. Bagaimana edukasi dari penyakit Nenek Nori? 25. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori?
  • 4. Analisis Masalah 1. Bagaimana anatomi, histology dan fisiologi tulang?2,3,4 Jawaban : A. Anatomi Klasifikasi tulang Berikut klasifikasi tulang berdasarkan bentuk umumnya yakni :  Tulang panjang Tulang panjang biasanya relative panjang dan silinder. Contohnya os femur, os femur, os radius, os ulna, os tibia, dan os fibula  Tulang pendek Bentuk umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingioleh selapis tipis tulang kompakta. Biasanya terdapat pada os carpal dan os tarsal.  Tulang pipih Tulang ini mempunya fungsi sebagai proteksi terhadap jaringan lunak dibawahnya. Bentuknya pipih tipis dan permukaannya paralel. Contohnya os frontal, os parietal, os scapula, dan sternum.  Tulang sesamoid Berbentuk tipis dan seperti biji-bijian. Contohnya os patella.  Tulang sutura Berbentuk kecil,tipis, tidak beraturan,dan tersebar diatara tulang tengkorak. Contohnya sutura parietal, sutura frontalis, sutura occipitalis..  Tulang irregular Tulang irregular adalah kelompokan tulang yang tidak termasuk dalam kelompoka tulang yang telah disebutkan diatas. Contohnya tulang-tulang tengkorak,vertebrae, coxae. Anatomi Os Femur Femur adalah tulang terpanjang dan terberat dari tubuh. Femur terdiri dari bagian proksimal, corpus dan distal. Bagian proksimal femur terdiri dari caput, collum dan 2 trochanter (major dan minor). Caput femur dilapisi oleh
  • 5. kartilago articular kecuali bagian medial yang diganti dengan cekungan/fovea untuk tempat caput ligamentum. Collum femur berbentuk trapezoidal. Diantara trochanter major dan minor terdapat linea intertrochanterica. Bagian distal femur terbagi menjadi dua oleh lengkungan spiral menjadi condylus medial dan lateral. Condilus femoral ini membentuk sendi dengan condilus tibia dan disebut articulatio genus. B. Histologi Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular Matrix Terdiri dari : 25% water, 25% collagen fibers, 50% garam yg mengkristal : kalsium dan fosfat Jaringan tulang mempunyai banyak komponen jaringan yakni :  Jaringan tulang keras  Jaringan fibrosa  Kartilago  Jaringan vaskuler  Jaringan limfe  Jaringan lemak  Jaringan saraf
  • 6. Tulang mempunyai 2 bagian yakni :  Substantia spongiosa (berongga): trabeculae  Substantia compacta (padat) ``
  • 7. Sel didalam tulang ada 3 jenis yaitu :  Osteoblas - Merupakan sel pembentuk tulang. - Mensintesis jar kolagen dan komponen organik matrik - Ditemukan di periosteum endosteum  Osteosit - Merupakan sel-sel tulang dewasa  Osteoklas - Merupakan sel penghancur tulang - Ditemukan di endoesteum Jadi, ciri-ciri histologis tulang adalah : o Susunannya yang lamelar yaitu matrik tulang tersusun berlapis-lapis o Tulang kompakta tersusun atas osteon o Osteon = sistem Haversian,terdiri dari kanal Haversian dikelilingi oleh lapisan (lamellae) o Pada lamela terdapat lakuna yg berisi osteosit
  • 8. Secara histologi, pertumbuhan tulang terbagi dalam dua jenis yakni :  Tulang imatur (non-lamelar bone, woven bone, fber bone) Tulang ini terbentuk pada saat perkembangan embrional dan pada usia satu tahun tidak terlihat lagi. Tulang ini banyak mengandung jaringan kolagen.  Tulang matur (mature bone, lamellar bone) C. Fisiologi Pembentukan Tulang Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan garam tulang. 1. Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler
  • 9. ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan kalsium. 2. Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit. Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium mengendap. Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit. Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang. Lawan dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya. Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan. Biasanya, osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon. Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti. Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi- pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.
  • 10. 2. Mengapa Nenek Nori mengalami nyeri hebat di paha kirinya, dan bagaimana mekanismenya?4,5 Jawaban : Nenek Nori merasakan nyeri yang hebat pada pada kiri merupakan meknisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Pada kasus nenek Nori kemungkinan yang terjadi adalah fraktur pada os femur sinistra yang terjadi akibat proses penuaan dan menopause, yang mengakibatkan menurunnya produksi hormon estrogen (estrogen berfungsi meningkatkan aktivitas osteoblas dalam pembentukan tulang), sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan osteoklas dibandingkan osteoblas mengakibatkan tulang mudah fraktur apabila terkena trauma.Mekanisme timbulkan nyeri yang dirasakan akan dijelaskan sebagai berikut melalui tahap-tahapnya: a) Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung - ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri. b) Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya. c) Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan). d) Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.
  • 11. 3. Penyakit apa saja yang ditandai dengan nyeri hebat di paha kiri?5,6 Jawaban : a) Osteoporosis b) Fraktur acetabullum os femur c) Dislokasi articulatio coxae d) Paget Disease e) Osteomalasia f) Osteoarthritis g) Riketsia 4. Mengapa nyeri pada paha kirinya menyebabkan Nenek Nori tidak dapat berjalan hingga harus dibopong?7,8 Jawaban : Berdasarkan skenario ada 2 kemungkinan yang menyebabkan nenek Nori tudak dapat berjalan. Pertama, nenek Nori merasakan sensari nyeri hebat, artimya setelah ada trauma terhadap nenek Nori, syaraf penanggung jawab sensasi nyeri telah tersensitasi sehingga dengan sedikit gerakan nyeri yang dirasakan nenek Nori kemungkinan bertambah hebat. Respon dari nenek Nori sendiri adalah tidak menggerakan kaki nya. Karena kaki nya tidak digerakkan, maka jalanpun akan sulit. Kedua, diskenario disebutkan terdapat deformitas, yang mana disini kita curigai deformitas tulang. Tulang, jika telah deformitas akan mengurangi fungsi fisiologi nya, dalam hal ini adalah untuk menopang tubuh. Nenek Nori, seorang lansia, terjadi deformitas di femur nya sehingga
  • 12. tidak dpat menopang tubuhnya dengn baik, ditambah lagi dengan sensasi nyeri yang luar biasa. 5. Bagaimana mekanisme obat penghilang rasa nyeri sehingga nyeri Nenek Nori bisa berkurang?9 Jawaban : Obat penghilang rasa nyeri (analgetik) bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PG-G2 terganggu dan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. 6. Sebutkan golongan obat penghilang rasa nyeri, dan obat apa yang cocok untuk Nenek Nori?9,10 Jawaban : a) Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAID) Obat golongan ini bekerja pada hipothalamus, menghambat pembentukan PG-G2 di tempat yang mengelami nyeri (trauma) dan mencegah sensitasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanik atau kimiawi. Obat ini digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang. Contoh NSAID: Aspirin, Diclofenac, Ibuprofen, Asam mefenamat, Indometasin, peroksikam.
  • 13. b) Obat Opioid Obat ini bekerja dengan menempati reseptor opioid (mu, delta, kappa) yang tersebar disepanjang medulla spinalis, batang otak, thalamus media, hipothalamus, sistem limbik, dan saraf sensoris perifer. Opioid bekerja dengan menghambat transmisi, modulasi, dan presepsi nyeri. Pada pasien yang mendapatkan analgetik opioid sekalipun nyeri tidak hilang secara keseluruhan tapi pasien tidak merasakan nyeri sebagai penderitaan lagi. Contoh obat opioid: morfin Menurut kelompok kami Golongan Obat oanalgetik yang tepat untuk Nenek Nori adalah Golongan Opioid 7. Mengapa jatuh pada usia 35 tahun Nenek tidak menimbulkan keluhan?6,11 Jawaban : Karena pada usia 35 tahun merupakan usia produktif dimana Produksi hormon estrogen aktif, yang mana hormon ini berfungsi dalam metabolisme tulang, keseimbangan osteoblas dan osteoklas dan juga absorbsi dari kalsium. Maka dari itu, Nenek Nori tidak mengalami keluhan. 8. Adakah hubungan jatuhnya nenek nori pada usia 35th dengan nyeri yang dirasakan nenek nori sekarang?6,11 Jawaban : Tidak ada hubungannya antara jatuh saat umur 35 tahun dengan keluhan yang dirasakan sekarang. Dengan bertambah usia, maka penyakit degeneratif dan metabolisme juga meningkat. Pada nenek Nori terjadi kehilanga massa tulang. Massa tulang menjadi cepat pada beberapa tahun pertama setelah menopause dan akan menetap pada beberapa tahun kemudian pada masa postmenopause. Keadaan ini tidak terjadi saat nenek Nori berusia 35 tahun.
  • 14. 9. Apakah ada hubungannya menopause dengan keluhan yang dialami Nenek Nori?12,13 Jawaban : Ada. Karena saat wanita memasuki masa menopause, fungsi ovarium menurun, sehingga mengurangi produksi 2 hormon: estrogen dan progesterone. Salah satu fungsi estrogen adalah mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal. Estrogen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblastik. Oleh karena itu, pada saat pubertas, ketika wanita memasuki masa reproduksi, laju pertumbuhannya menjadi cepat selama beberapa tahun. Beberapa kondisi yang terjadi jika kadar estrogen turun: a) Siklus remodeling tulang berubah. b) Pengurangan jaringan dimulai. c) Tingkat resorpsi tulang menjadi lebih tinggi daripada formasi tulang, sehingga mengakibatkan berkurangnya massa tulang. d) Tulang trabekular sangat terpengaruh pada kondisi ini, karena tingkat turnovernya tinggi. 10. Apakah ada hubungannya jarang minum susu sewaktu muda dengan keluhan yang dialami Nenek Nori?12,13 Jawaban : Menopause itu adalah menyebabkan penurunan hormone estrogen maka menopause itu mengakibatkan osteoporosis. Sedangkan jarang minum susu itu Jarang minum susu saat muda merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis. Mengkonsumsi susu merupakan sumber kalsium. Kalsium merupakan mineral paling banyak terdapat dalam tubuh 99% disimpan dalam tulang dan gigi, sisanya dalam darah. Bila konsumsi kalsium kurang tubuh akan mengambil mineral ini dari tulang untuk mempertahankan kadar normal kalsium dalam darah. Kebutuhan kalsium pada wanita postmenopause adalah 1000 mg dengan terapi hormone dan 1500 mg bagi yang tidak mendapat tambahan terapi hormone. Susu dikenal sebagai minuman sumber kalsium. Oleh karena itu membiasakan diri minum susu akan memberikan dampak positip bagi kesehatan
  • 15. terutama untuk mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis yang banyak diderita kaum manula. Apabila seseorang jarang minum susu sewaktu muda. Maka ketika usia tua absorpsi kalsium menurun akibatnya hipokalsemia dan meningkatnya hormon parathyroid dan absorbsi tulang. Tulang menjadi rapuh dan terjadi mikrofraktur. Terjadilah rasa nyeri seperti yang dialami oleh nenek nori. 11. Makna klinis dari pemeriksaan tanda vital baik dan ditentukan deformitas pada paha kiri dan tidak terdapat luka?6,7 Jawaban : Pemeriksaan tanda vital baik : tidak ada hipertensi , DM, penyakit sistemik, dan kelainan metabolik. Deformitas pada paha kiri : terdapat fraktur pada paha kiri. Tidak terdapat luka : menunjukkan fraktur tertutup. 12. Pemeriksaan radiologi apa yang sebaiknya dilakukan untuk Nenek Nori dan bagaimana interpretasinya?6,7,11 Jawaban : Tujuan dari pengukuran massa tulang: 1. Menentukan diagnosis. 2. Memprediksi terjadinya patah tulang. Manfaat 1. DXA kepadatan tulang pengujian adalah metode yang paling akurat yang tersedia untuk diagnosis osteoporosis dan juga dianggap sebagai estimator akurat dari risiko patah tulang. 2. DXA tulang densitometri adalah sederhana, cepat dan non-invasif prosedur. 3. Jumlah radiasi yang digunakan sangat kecil-kurang dari sepersepuluh dosis dada x-ray standar, dan kurang dari paparan sehari radiasi alam.
  • 16. Indikasi 1. Pemeriksaan DEXA dianjurkan pada Wanita lebih dari 65 tahun dengan faktor risiko. 2. Pascamenopause dan usia < 65 tahun dengan minimal faktor risiko disamping menopause atau dengan fraktur. 3. Melihat kepala, jantung, pembuluh darah dll. Kontraindikasi 1. Dosis radiasi yang efektif untuk prosedur ini bervariasi. 2. Tidak ada komplikasi diharapkan dengan prosedur DXA. 3. Adanya alat metalik dalam tubuh pasien a. Pemeriksaan radiologi fraktur: - Radiografi pada dua bidang (cari lusensi dan diskuntinuitas pada korteks tulang - Tomografi, CT scan, MRI (jarang) - Ultrasonografi dan scan tulang dengan radioisotop. (scan tulang terutama pada berguna ketika radiografi/CT scan memberikan hasil negatif pada kecurigaan fraktur secara klinis) b. Pemeriksaan radiologi osteoporosis: - Foto rontgen polos berguna untuk memperlihatkan fraktur yang berhubungan dengan osteoporosis. Absorpsiometri ringten emisi ganda (Dual Emission X-ray Absorptiometry [DEXA]) digunakan untuk mengukur densitas tulang dan menghitung derajat osteopenia (kehilangan tulang ringan-sedang) atau osteoporosis (kehilangan tulang berat). Pengukuran berguna pada orang-orang yang beresiko (misalnya yang sedang menjalani terapi kortikosteroid, menopuase yang terjadi lebih awal) untuk mengevaluasi kebutuhan dan respons terhadap terapi proteksi tulang. DEXA (Dual Energy X-ray Absorbsimetry) masih merupakan pemeriksaan gold standart untuk mendiagnosis osteoporosis. Dengan bone mass densitometri atau
  • 17. bone mineral content suatu kelompok kerja WHO yang telah membuat suatu klasifikasi yang praktis sebagai berikut: i. BMD orang normal BMD diatas -1 SD rata-rata nilai BMD orang dewasa muda normal (T-score) ii. BMD rendah osteopenia BMD antara -1 SD sampai -2,5 SD iii. Osteoporosis BMD < -2,5 SD iv. Osteoporosis Berat BMD ≤ -2,5 SD disertai adanya fraktur Klasifikasi tersebut di atas sebenarnya hanya ingin memberikan peringatan bahwa derajat bone mineral density tertentu, seseorang menunjukkan resiko untuk mengalami fraktur. Semakin rendah densitas mineral tulang maka semakin besar resiko untuk mengalami fraktur. Dengan hasil pemeriksaan radiologi : Terlihat penipisan korteks dan daerah trabekular yang lebih lusen dan memberikan gambaran picture frame vertebrae dan terlihat jelas denga fraktur os femur. 13. Bagaimana alur diagnosis pada keuhan nenek nori?5,6 Jawaban : ALUR DIAGNOSIS OSTEOPOROSIS  Anamnesis Anamesis memegang peranan penting ada evaluasi pasien osteoporosis. Kadang-kadang, keluhan utama dapat berupa fraktur kolum femoris pada osteoporosis bowing leg pada riket, atau kesemutan atau rasa kebal disekitar mulut atau ujung jari pada hipokalsemi. Fraktur lain adalah trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan orang tua, kurang paparan sinar matahari,asupan kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan yang teratur yang bersifat weight-bearing, obat-obatan yang harus diminum dalam jangka panjang harus diperhatikan,alkohol dan merokok merupakan faktor resiko osteoporosis.
  • 18.  Pemeriksaan Fisik Tinggi badan dan berat badan harus di ukur pada setiap pasien osteoporosis. Demikian juga gaya berjalan pasien, deformitas tulang, nyeri spinal dan jaringan parut pada leher. Pasien dengan osteoporosis menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus ( Dowager’s hump ) da penurunan tinggi badan. Selain itu juga didapatkan protuberansia abdomen, spasme otot paravetebral dan kulit yang tipis ( tanda McConkey).  Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan biokimia tulang Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari kalsium tulang dalam serum, ion kalsium, kadar fosfor serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin serum, piridinolin urin dan bila perlu hormin paratiroid dan vitamin D. Kalsium serum terdiri dari tiga fraksi yaitu kalsium yang terikat pada albumin (40%), kalsium ion dalam (48%) dan kalsium komplek (12%). Kalsium yang terikat dalam albumin tidak difiltrasi glomerulus. Untuk menetukan turnover tulang, dapat diperiksa petanda biokimia tulang yang terdiri dari petanda formasi dan resorpsi tulang. Petanda formasi tulang terdiri dari bone-specific alkaline phosphatase (BSAP), osteokalsin (OC), carboxy-terminal propeptide of type I collagen (PICP) dan amino- terminal propeptide of typi I collagen (PINP). Sedang kan petanda resorpsi terdiri dari hidrokksiprolin urin, free and total pyridinolines (pyd) urin, free and total deoxypyridinolines (Dpd) urin, N-telopeptide of collagen cross- links (Ntx) urin, C- telopeptide of collagen cross-links (Ctx) urin, cross- linked C- telopeptide of type I collagen (ICTP) serum dan tartrate-reistant acid phosphatase (TRAP) serum. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan pada pemeriksaan petanda biokimia tulang:
  • 19.  Karena petanda biokimia tulang hanya dapat diukur dari urin, maka harus diperhatikan kadar kreatinin dalam darah dan urin karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.  Pada umunya petanda formasi dan resorpsi tulang memiliki ritme sirkadian, sehingga sebaiknya diambil sample urin 24 jam atau bila tidak mungkin dapat diambil urin pagi yang kedua, karena kadar tertinggi petanda biokimia tulang dalam urin adalah antara pukul 04.00- 08.00 pagi. Kadar OC dan PICP juga mencapai kadar tertinggi didalam serum pukul 04.00-08.00.  Petanda biokimia tulang sangat dipengaruhi oleh umur karena pada usia muda juga terjadi peningkatan bone turnover.  Terdapat perbedaan hasil pada penyakit-penyakit tettentu misalnya pada penyakit paget. Manfaat pemeriksaan petanda biokimia tulang :  Prediksi kehilangan masa tulang  Prediksi resiko fraktur  Seleksi pasien yang membutuhkan antiresorptif  Evaluasi efektivitas terapi ALUR DIAGNOSIS FRAKTUR  Anamnesis Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut
  • 20.  Pemeriksaan fisisk Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk fraktur adalah: o Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk. o Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur. o Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit krepitasi  Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah “pencitraan” menggunakan sinar Rontgen (X-ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi yaitu antero posterior (AP) atau AP lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) atau indikasi untuk memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X- ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian tulang (kedua ujung persendian). 14. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Nenek Nori?11 Jawaban : 1. Osteoporosis Penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. 2. Fraktur os femur Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis.
  • 21. 3. Dislokasi articulation coxae Terdapat keasimetrisan lipatan lipatan kulit paha. 15. Apa yang terjadi pada Nenek Nori? Jawaban : Suspek fraktur luka tertutup os femur sinistra et causa osteoporosis 16. Apa definisi dari penyakit Nenek Nori?5,6 Jawaban : Osteoporosis adalah penyakit tualng sistemik yang ditandai dengan penurunan densitas masa tualng dan penurunan densitas massa tulang dan penurunan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Fraktur adalah suatu diskontinuitas struktur tulang, diskontinuitas dapat berupa retakan bahkan suatu patahan pada tulang. Fraktur femur sendiri berarti kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis. Batang femur dapat mengalami fraktur akibat trauma langsung, puntiran, atau pukulan pada bagian depan yang beradan dalam posisi fleksi ketika kecelakaan lalu lintas. 17. Apa etiologi dari penyakit Nenek Nori?5,6,7,11 Jawaban : Faktor Resiko dan Etiologi Osteoporosis 1.Wanita 2. Usia 3. Ras/Suku 4. Keturunan Penderita osteoporosis 5. Gaya Hidup Kurang Baik 6. Mengkonsumsi Obat
  • 22. Etiologi Fraktur Femur Penyebab fraktur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu a. Cedera traumatik Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh : - Cedera langsung - Cedera tidak langsung - Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat b. Fraktur patologik - Tumor tulang (jinak atau ganas) - Infeksi seperti osteomielitis - Rakhitis c. Secara spontan 18. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Nenek Nori?12 Jawaban : Osteoporosis Di Indonesia data yang pasti mengenai jumlah osteoporosis belum ditemukan. Data retrospektif osteoporosis yang dikumpulkan di UFT Makmal Terpadu Imunoendokrinologi, FKUI, dari 1690 kasus osteoporosis, ternyata yang pernah mengalami patah tulang femur dan radius sebanyak 249 kasus (14,7%). Demikian pula angka kejadian pada fraktur hip, tulang belakang dan wrist di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2001-2005, meliputi 49 dari total 83 kasus fraktur hip pada wanita usia >60 tahun. Terdapat 8 dari 36 kasus fraktur tulang belakang dan terdapat 53 dari 173 kasus fraktur wrist. Dimana sebagian besar terjadi pada wanita >60 tahun dan disebabkan oleh kecelakaan rumah tangga.
  • 23. Fraktur Femur Dari usia penderita tidak ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol, namun yang jelas adalah hampir semuanya dalam usia produktif sehingga penanganan yang optimal sangat diperlukan supaya dapat kembali ke produktivitasnya semula. 19. Bagaimana patofisiologi/patogenesis dari penyakit Nenek Nori?5,6,11 Jawaban : Osteoporosis Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Bone remodelling terjadi seumur hidup dan mencapai puncaknya saat dewasa (sekitar umur 30 tahun) kemudian menurun sesuai pertambahan umur, kemudian terjadi keseimbangan antara aktivitas osteblastik dan osteoklastik (pembentukan dan resorpsi tulang). Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen, paratiroid dan kalsitriol. Pada pasca menopause, terjadi penurunan estrogen yang dapat menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin. Resorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Kadar hormon paratiroid yang rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis, yang juga akan menurunkan kadar 1,25 dehydroxy vitamin D (kalsitriol), sehingga penyerapan kalsium jadi menurun 20,33. Telah banyak diketahui bahwa osteoporosis pasca menopause menunjukkan bahwa ada gangguan penyerapan kalsium serta rendahnya kadar 1,25 Dehydroxy vitamin D dalam darah.
  • 24. Fraktur Tulang bersifat rapuh namun cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eskternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Ini merupakan dasar penyembuhan tulang. 20. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Nenek Nori?6,7 Jawaban : Manifestasi klinik dari osteoporosis didapatkan dari anamnesis untuk mendeteksi adanya factor risiko, seperti : a. Usia, jenis kelamin, dan ras b. Riwayat keluarga tentang osteoporosis, terutama adanya riwayat fraktur patologis c. Faktor reproduksi d. Faktor kebiasaan hidup e. Asupan kalsium dan vitamin D f. Riwayat fraktur, dengan jenis trauma ringan pada usia di atas 40 tahun g. Penggunaan obat-obatan h. Kelemahan otot-otot ekstremitas. Manifestasi umum dari osteoporosis baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut seperti: patah tulang, punggung semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan dan nyeri punggung. Manifestasi klinis pada fraktur kepala dan leher femur adalah nyeri, deformitas, dan hambatan mobilitas fisik, sedangkan manifestasi klinis fraktur batang femur adalah nyeri pada paha, keluhan terbuka pada paha, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas atas karena kontraksi otot, krepitasi, pembengkakan, dan perubahan warna local pada kulit yang terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
  • 25. 21. Apa saja klasifikasi dari penyakit Nenek Nori?6,7,11 Jawaban : Klasifikasi dari osteoporosis adalah: a. Osteoporosis primer (involusional) b. Osteoporosis sekunder Klasifikasi fraktur os femur adalah: a. Fraktur intertrokhanter femur b. Fraktur subtrokhanter femur c. Fraktur batang femur d. Fraktur suprakondiler femur e. Fraktur kondiler femur 22. Bagaimana tatalaksana dari penyakit Nenek Nori?10,11 Jawaban : Tatalaksana Osteoporosis Konservatif : a. Diet b. Spesialis c. Olahraga Medikamentosa : a. Estrogen b. Kalsium c. Konsumsi Vitamin D d. Bifosfonat e. Hormon lain f. Kalsitonin g. Teriparatide
  • 26. Tatalaksana Fraktur Femur Penanganan fraktur kolum dan fraktur intertrokanter femur Tipe Cedera dan Kelompok Pasien Terapi  Fraktur nondisplaced kolum femur  Internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia muda dengan tulang normal  Emergent, open reduksi dan internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew, simultan dengan kapsulotomi  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia tua dengan densitas tulang baik dan butuh pengembalian fungsi  Urgent, open reduksi dan internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew,simultan dengan kapsulotomi  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia tua dengan densitas tulang yang buruk  Hemiartroplasti unipolar vs hemiartoplasti bipolar  Fraktur displaced kolum femur pada pasien yang tidak bisa bergerak  Terapi non operatif Dengan mempertimbangkan dilakukan hemiartoplasti unipolar jika belum mendapatkan kenyamanan setelah beberapa hari perawatan rutin.  Fraktur intertrokanter stabil dan tak stabil  Reduksi terbuka atau tertutup dan fiksasi dengan sliding hip skrew  Fraktur intertrokanter oblik  Intramedular hip krew atau reduksi terbuka dan fiksasi dengan membentuk sudut 95 derajat 23. Apa saja komplikasi dari penyakit Nenek Nori?6 Jawaban : Kompikasi dari osteoporosis adalah dapat terjadi fraktur pada penderita, karena terjadinya trauma-trauma ringan karena osteoporosis menyebabkan berkurangnya densitas masa tulang. Komplikasi dari fraktur femur: a. Komplikasi Segera - Komplikasi Lokal - Komplikasi sistemik b. Komplikasi Awal - Komplikasi Lokal
  • 27. - Komplikasi sistemik c. Komplikasi Lanjut - Komplikasi pada persendian - Komplikasi Tulang 24. Bagaimana edukasi dari penyakit Nenek Nori?6,7 Jawaban : Edukasi Pasien Osteoporosis Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan, dapat melindungi terhadap demenieralisasi skeletal. Terdiri atas tiga gelas vitamin D susu skim atau susu penuh atau makanan lain yang tinggi kalsium (mis. Keju swis, brokoli kukus, salmon kaleng dengan tulangnya setiap hari. Untuk meyakinkan asupan kalsium yang mencukupi perlu diresepkan preparat kalsium karbonat). Edukasi Pasien Fraktur 1. Tingkatkan asupan kalsium 2. Diet Seimbang 3. Latihan 4. Berhenti Merokok 25. Bagaiamana prognosis dari penyakit Nenek Nori?6,7,11 Jawaban : Prognosis osteoposis adalah baik, apabila telah dkethaui dan ditangani dengan cepat dan baik serta pengobatan secara adekuat. Prognosis fraktur tulang adalha baik apabila telah ditangani dengan baik, namun dapat memburuk jika terjadi penangan yang buruk seperti immobilisasi yang tidak baik, infeksi, serta fraktur patologik.
  • 28. HIPOTHESIS Nenek Nori 65 Tahun mengalami Suspek fraktur luka tertutup os femur sinistra et causa osteoporosis.
  • 29. SINTESIS OSTEOPOROSIS I. DEFINISI Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. (Sudoyo,2005). Osteoporosis adalah penyakit tulang yang oleh World Health Organisation (WHO), 1994 dikatakan sebagai "progressive sistemic skeletal disease characterised by low bone mass and microarchitectural deterioration of tissue, with a consequent increase in bone fragility and susceptibility to fracture. II. ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO 1.Wanita Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun.Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45tahun. 2. Usia Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalammengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapankalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat. 3. Ras/Suku Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memilikirisiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asiarendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
  • 30. 4. Keturunan Penderita osteoporosis Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis,Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama. 5. Gaya Hidup Kurang Baik a. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, dan pelepasan kalsium dari dalam darah. b. Minuman berkafein dan beralkohol, juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh minuman berkafein dengan keroposnya tulang. bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas). c. Malas Olahraga, Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. d. Merokok, dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
  • 31. e. Kurang Kalsium, Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada ditulang. 6. Mengkonsumsi Obat Obat kortikosteroid, yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. III. EPIDEMIOLOGI Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka penyakit degeneratif dan metabolik termasuk osteoporosis akan menjadi problem muskuloskeletal terutama dinegara berkembang. Lebih rentan mengenai wanita yang sudah menopause daripada pria = 2:1 menyerang pada umumnya umur 50 tahun keatas. Di Indonesia data yang pasti mengenai jumlah osteoporosis belum ditemukan. Data retrospektif osteoporosis yang dikumpulkan di UFT Makmal Terpadu Imunoendokrinologi, FKUI, dari 1690 kasus osteoporosis, ternyata yang pernah mengalami patah tulang femur dan radius sebanyak 249 kasus (14,7%). Demikian pula angka kejadian pada fraktur hip, tulang belakang dan wrist di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2001-2005, meliputi 49 dari total 83 kasus fraktur hip pada wanita usia >60 tahun. Terdapat 8 dari 36 kasus fraktur tulang belakang dan terdapat 53 dari 173 kasus fraktur wrist. Dimana sebagian besar terjadi pada wanita >60 tahun dan disebabkan oleh kecelakaan rumah tangga.
  • 32. IV. PATOFISIOLOGI PATOGENESIS Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Bone remodelling terjadi seumur hidup dan mencapai puncaknya saat dewasa (sekitar umur 30 tahun) kemudian menurun sesuai pertambahan umur, kemudian terjadi keseimbangan antara aktivitas osteblastik dan osteoklastik (pembentukan dan resorpsi tulang). Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen, paratiroid dan kalsitriol. Pada pasca menopause, terjadi penurunan estrogen yang dapat menyebabkan meningkatnya resorpsi tulang, dan diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin. Resorpsi tulang tersebut akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan menyebabkan penekanan terhadap hormon paratiroid. Kadar hormon paratiroid yang rendah sering dijumpai pada penderita osteoporosis, yang juga akan menurunkan kadar 1,25 dehydroxy vitamin D (kalsitriol), sehingga penyerapan kalsium jadi menurun.20,33 Telah banyak diketahui bahwa osteoporosis pasca menopause menunjukkan bahwa ada gangguan penyerapan kalsium serta rendahnya kadar 1,25 Dehydroxy vitamin D dalam darah.
  • 33. PATOGENESIS OSTEOPOROSIS PRIMER Menopause esterogen Diferensiasi dan maturasi osteoklas PTH IL-6,TNF-α Resorbsi tulang Hipokalsemia TGF-β Absorpsi kalsiumOsteoklasosteoblastBone marrow stroma cell+ sel mononuklear reabsorbsi kalsium di ginjal Osteoporosis
  • 34. OSTEOPOROSIS SEKUNDER V. Manifestasi Klinis Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang. Seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan gejala berupa tinggi badan berkurang, bungkuk atau bentuk tubuh berubah, patah tulang dan nyeri bila patah tulang. Gambaran klinis osteoporosis adalah patah tulang, nyeri, dan deformitas. Banyak pasien yang terkejut menemukan bahwa mereka merasa menjadi pendek.. Nyeri adalah gejala yang paling umum terjadi. Fraktur osteoporosis biasanya mendadak dan Aktivitasfisik Sekresi GH dan IGF-1 Reabsorbsi Ca di ginjal absorbsi Ca di usus Defisiensi vitamin D dan Ca fraktur osteoporosis Resikoterjatuh Turn over tulang Sekresi estrogen Usia Lanjut Hiperparatiroidisme Sekunder Gangguan fungsi osteoblast
  • 35. mungkin disebabkan oleh jatuh, gerakan tiba-tiba, mengangkat, melompat, atau bahkan dengan peristiwa traumatis, seperti batuk.Nyeri dapat parah dan biasanya terlokalisasi ke situs fraktur tetapi dapat menyebar ke perut atau panggul. Kegiatan yang meningkatkan rasa sakit tulang belakang meliputi, membungkuk, atau duduk atau berdiri lama. Faktor-faktor yang menurunkan nyeri termasuk berbaring di satu sisi dengan lutut dan pinggul tertekuk dan timbul dari lateral posisi bukan tegak dari posisi terlentang. Nyeri tulang, umumnya jarang. VI. KLASIFIKASI Klasifikasi dari osteoporosis adalah: a. Osteoporosis primer (involusional), osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya, Dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Dihubungkan dengan faktor resiko meliputi merokok, aktifitas, berat badan rendah, alkohol, ras kulit putih asia, riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium yang rendah. dibagi menjadi opsteoporosis tipe 1 (osteoporosis pasca menopause) dan osteoporosis tipe 2 (osteoporosis senilis). - Tipe I (post manopausal) Terjadi 5-20 tahun setelah menopause (55-75 tahun). Ditandai oleh fraktur tulang belakang tipe crush, Colles' fraktur, dan berkurangnya gigi geligi. Hal ini disebabkan luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut. Dimana jaringan trabekular lebih responsif terhadap defisiensi estrogen. - Tipe II (senile) Terjadi pada pria dan wanita usia ≥70 tahun. Ditandai oleh fraktur panggul dan. tulang belakang tipe wedge. Hilangnya massa tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut. b. Osteoporosis sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif dan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang.
  • 36. VII. PENATALAKSANAAN Konservatif Pengobatan osteoporosis difokuskan pada usaha memperlambat atau menghentikan kehilangan mineral, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengontrol nyeri sesuai dengan penyakitnya. Kebanyakan 40% dari perempuan akan mengalami patah tulang akibat dari osteoporosis selama hidupnya. Dengan demikian tujuan dari pengobatan ini adalah mencegah terjadinya fraktur (patah tulang). Intervensi tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Diet : Dewasa muda harus mencapai kepadatan tulang yang normal dengan mendapatkan cukup kalsium (1.000 mg/hari) dalam dietnya (minum susu atau makanan-makanan tinggi kalsium seperti salmon), berolahraga seperti jalan kaki atau aerobik dan menjaga berat badan normal. 2. Spesialis : orang dengan fraktur tulang belakang, pinggang, atau pergelangan tangan harus dirujuk ke spesialis ortopedi untuk menajemen selanjutnya. 3. Olahraga : modifikasi gaya hidup harus menjadi salah satu pengobatan. Olahraga yang teratur akan mengurangi patah tulang akibat osteoporosis. Olahraga yang dikomendasikan termasuk diantaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dan joging. Medikamentosa Selain dari tatalaksana di atas, obat-obatan juga dapat diberikan seperti dibawah ini. 1. Estrogen : untuk perempuan yang baru menopouse, pengantian estrogen merupakan salah satu cara untuk mencegah osteoporosis. Estrogen dapat mengurangi atau menghentikan kehilangan jaringan tulang. Apabila pengobatan estrogen dimulai pada saat menopouse , maka akn mengurangi kejadian fraktur pinggang sampai 55%. Estrogen dapat diberikan melalui oral atau ditempel di kulit. 2. Kalsium : kalsium dan vitamin D diperlukan untuk meningktakan kepadatan tulang. 3. Konsumsi per hari sebanyak 1.200-1.500 mg (melalui makanan dan suplemen).
  • 37. 4. Konsumsi vitamin D sebayak 600-800 IU diperlukan untuk meningktakan kepadatan tulang. 5. Bifosfonat : pengobatan lain selain estrogen yang ada : alendronate, risedonate, dan etidronate. Obat-obatan ini memperlambat kehilangan jaringan tulang dan beberapa kasus meningkatkan kepadatan tulang. Pengobatan ini dipantau dengan memeriksa DXAs setiap 1 sampai 2 tahun. Sebelum menonsumsi obat ini, dokter anda akan memeriksa kadar kalsium dan fungsi ginjal. 6. Hormon lain : hormon-hormon ini akan membantu meregulasi kalsium dan fosfat dalam tubuh dan mencegah kehilangan jaringan tulang. 7. Kalsitonin 8. Teriparatide Daftar obat Osteoporosis yang ada di Indonesia Kelompok Nama Generik Dosis Bisfosfonat Risedronat Alendronat Ibandronat Zoledronat 35 mg, seminggu sekali atau 5 mg/hari 70 mg, seminggu sekali atau 10 mg/hari 150 mg, sebulan sekali 5 mg per drip selama 15 menit, diberikan setahun sekali SERMs (Selective esterogen receptor modulators) Raloksifen 60 mg/hari, setiap hari Kalsitonin Kalsitonin 200 IU/hari Nasal spray Strontium renalat 2 gram/hari, dilarutkan dalam air, diminum pada malam hari, atau 2 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan Vitamin D Kalsitriol 0,25 g, 1-2 kali perhari Intervensi Bedah Intervensi bedah dilakukan untuk penatalaksanaan osteoporosis dengan fraktur melalui imobilisasi kerat dan pengambilan fungsi dan aktivitas tulang.
  • 38. VIII. Komplikasi Komplikasi osteoporosis yaitu Terjadi fraktur pada penderita akibat trauma-trauma ringan karena osteoporosis menyebabkan berkurangnya densitas masa tulang yang membuat tulang rentan untuk mudah patah. IX. Edukasi Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan, dapat melindungi terhadap demenieralisasi skeletal. Terdiri atas tiga gelas vitamin D susu skim atau susu penuh atau makanan lain yang tinggi kalsium ( mis. Keju swis, brokoli kukus, salmon kaleng dengan tulangnya setiap hari. Untuk meyakinkan asupan kalsium yang mencukupi perlu diresepkan preparat kalsium (kalsium karbonat). Pada menopause, terapi penggantian hormone (HRT = hormone replacement therapy) dengan estrogen dan progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkannya. Wanita yang telah menjalani pengangkatan ovarium dan telah menjalani menopause premature dapat mengalami osteoporosis pada usia yang cukup muda; penggantian hormone perlu dipikirkan pada pasien ini. Estrogen menurunkan resorpsi tulang tapi tidak meningkatkan massa tulang. Penggunaan hormone dalam jangka panjang masih dievaluasi. Estrogen tak akan mengurangi kecepatan kehilangan tulang dengan pasti. Terapi estrogen sering dihubungkan dengan sedikit peningkatan insidensi kanker payudara dan endometrial. Maka selama HRT pasien harus diperiksa payudaranya tiap bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan Papanicolaou dan biopsy endometrial (bila ada indikasi), sekali atau dua kali setahun. Pengobatan lain menggunakan obat – obatan seperti kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat. Kalsitonin dapat diberikan pada individu yang mengalami osteoporosis berat. Pemberian intranasal baru – baru ini tersedia sehingga meningkatkan penggunaannya pada pasien. Obat – obatan yang dikenal sebagai bisfosfonat (mis; alendronat, risendronat, dan ibandronat) terbukti mengurangi resorspsi tulang dan mencegah pengeroposan tulang. Obat – obatan ini dalam kombinasi dengan suplemen vitamin D dan kalsium, digunakan untuk terapi dan pencegahan osteoporosis. Bisfosfonat secara signifikan meingkatkan densitas tulang terutama pada panggul dan
  • 39. spina, dan dapat digunakan pada osteoporosis pascamenopause dan osteoporosis akibat obat (glukokortikoid). Merubah gaya hidup merupakan jalan terbaik untuk mencegah osteoporosis, yaitu:  Pastikan kebutuhan kalsium mencukupi untuk diet (± 1000 - 2000mg/day sesuai usia)  Pastikan kebutuhan vitamin D mencukupi (antara 400 – 1000 IU/hari sesuai usia)  Jangan merokok  Hindari minum minuman keras (alcohol)  Olahraga  Mengobati kondisi medis yang mendasari yang dapat menyebabkan osteoporosis  Minimalkan atau mengubah obat yang dapat menyebabkan osteoporosis; tidak pernah berhenti minum obat apa pun tanpa berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu  Jika Anda berada pada risiko tinggi untuk jatuh, pertimbangkan untuk menggunakan pelindung pinggul, yang dapat membantu mencegah patah tulang pinggul jika Anda jatuh Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur untuk memelihara kekuatan, kelenturan, dan koordinasi sistem neuromuskular serta kebugaran, sehingga dapat mencegah risiko terjatuh. Berbagai latihan yang dapat dilakukan meliputi berjalan 30 – 60 menit/hari. Anjurkan pasien untuk menjaga asupan kalsium 1000 – 1500 mg/hari, baik melalui makanan sehari-hari maupun suplementasi. Hindari mengangkat barang-barang yang berat pada pasien yang sudah pasti osteoporosis.Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan pasien terjatuh, misalnya lantai yang licin, obat-obatan sedatif, dan obat anti hipertensi yang dapat menyebabkan hipotensi orthostatik. Hindari defisiensi vitamin D, terutama pada pasien yang kurang terpajan sinar matahari atau pasien dengan fotosensitifitas, misalnya SLE. Jika diduga ada defisiensi vitamin D, maka kadar 25(OH)D serum harus diperiksa. Bila 25(OH)D serum menurun, maka suplementasi vitamin D 400 IU/hari atau 800 IU/hari pada orangtua harus diberikan. Pada pasien dengan gagal ginjal, suplementasi 1,25(OH)2D harus dipertimbangkan. Hindari peningkatan ekskresi kalsium lewat ginjal dengan
  • 40. membatasi asupan nutrisi sampai 3gram/hari untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal. Bila ekskresi kalsium urin > 300mg/hari, berikan diuretik tiazid dosis rendah (HCT 25 mg/hari). Pada pasien yang memerlukan glukokortikoid dosis tinggi dan jangka panjang, usahakan pemberian glukokortikoid pada dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin. Pada pasien arthritis reumatiod dan arthritis inflamasi lainnya, sangat penting mengatasi aktivitas penyakitnya, karena hal ini akan mengurangi nyeri dan penurunan densitas massa tulang akibat arthritis inflamasi yang aktif. Informasikan pemberian terapi estrogen. Pemberian estrogen oral, transdermal atau implan kesemuanya dapat meningkatkan densitas tulang secara bermakna dan secara epidemiologik dibuktikan bahwa terapi ini menurunkan angka kejadian patah tulang oleh karena osteoporosis pada panggul dan tulang punggung. X. Prognosis Prognosis untuk pasien osteoporosis adalah baik, terutama jika kelainannya telah terdeteksi dan diterapi secepatnya. Densitas tulang, bahkan pada osteoporosis yang parah, pada umumnya dapat distabilkan atau ditingkatkan. Resiko fraktur dapat dikurangi secara substansial dengan pengobatan yang adekuat. Pasien dengan osteoporosis yang ringan memiliki prognosis yang baik. Pada pasien yang menderita fraktur, tulang dapat disembuhkan menjadi mendekati normal kembali. Rasa nyeri biasanya akan hilang setelah 1-2 minggu. Pada beberapa orang, osteoporosis memiliki penyebab yang jelas. Prognosis akan menjadi lebih baik jika penyebab dapat diidentifikasi dan dikoreksi. Prognosis dari Penyakit yang dialami Nenek Nori : Ad vitam : Ad Bonam Ad Fungsionam : Dubia ad bonam Ad sanationam : Dubia ad malam
  • 41. SINTESIS FRAKTUR FEMUR I. DEFINISI Patah tulang atau fraktur didefinisikan sebagai hilangnya atau adanya gangguan integritas dari tulang, termasuk cedera pada sumsum tulang, periosteum, dan jaringan yang ada di sekitarnya. Yang dimaksud dengan fraktur ekstrimitas adalah fraktur yang terjadi pada komponen ekstrimitas atas (radius, ulna, dll) dan ekstrimitas bawah (femur, tibia, fibula, dll). Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok (FKUI, 1995). II. ETIOLOGI Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang, seperti benturan dan cedera. Fraktur juga komplikasi yang paling sering dan serius sebagai dampak osteoporosis. Fraktur sering terjadi pada tulang belakang atau pinggul, tulang yang secara langsung mendukung berat badan. Patah tulang pinggul sering hasil dari riwayat jatuh. Meskipun kebanyakan orang relatif baik dengan pengobatan bedah modern, patah tulang pinggul dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian akibat komplikasi pasca operasi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Cedera traumatik a. Cedera langsung, berarti pukulan langsung pada tulang sehingga tulang patah secara spontan b. Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari benturan, misalnya jatuh dengan tangan menjulur dan menyebabkan fraktur klavikula. c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras dari otot yang kuat.
  • 42. 2. Fraktur Patologik Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit, dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur, dapat juga terjadi pada keadaan : a. Tumor tulang (jinak atau ganas) b. Infeksi seperti osteomielitis c. Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skeletal lain. d. Secara spontan, disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di kemiliteran. III. EPIDEMIOLOGI Dari usia penderita tidak ditemukan adanya kelompok usia yang menonjol, namun yang jelas adalah hampir semuanya dalam usia produktif sehingga penanganan yang optimal sangat diperlukan supaya dapat kembali ke produktivitasnya semula. IV. PATOFISIOLOGI dan PATOGENESIS Tulang bersifat rapuh namun cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eskternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Ini merupakan dasar penyembuhan tulang.
  • 43. Osteogenesis dengan cepat Trauma Penyakit Sekunder Stress/tekanan berulang Fraktur Fraktur tertutup Fraktur terbuka Kerusakan kanalis havers dan Robekan pada kulit dan Jaringan lunak diarea fraktur pembuluh darah Terbentuknya bekuan darah dan Perdarahan Benang-benang fibrin Hematoma Syok hipovolemik Membentuk jaringan nekrotik Hipotensi Respon inflamasi Penurunan cardiac Output Fibroblast dan kapiler-kapiler Hipoksia baru tumbuh dan membentuk Metabolisme anaerob jaringan granulasi Bagian ujung periosteum, endosteum Meningkatkan asamlaktat bagian sumsum tulang mensuplai esteoblast Proliferasi osteoblast yaitu fibrokartilago, Katilago hialin dan dari penunjang fibrosa Membentik fiber-fiber kartilago dan matriks tulang yang berhubungan dengan dua sisi Fragmen tulang yang rusak
  • 44. V. MANIFESTASI KLINIS Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda functio laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak. Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi ke anterior. Ditemukan adanya perpendekan tungkai bawah. Pada fraktur 1/3 tengah femur, saat pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul dan robeknya ligamentum didaerah lutut. Selain itu periksa juga nervus siatika dan arteri dorsalis pedis.  Deformitas: Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya berupa rotasi pemendekan tulang dan penekanan tulang. Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi ke anterior. Ditemukan adanya perpendekan tungkai bawah  Edem muncul secara cepat daro lokasi dan ekstravasasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur. Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda functio laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak.  Echimosis dari perdarahan subcutaneus  Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur  Tenderness  Nyeri disebabkan spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur didaerah yang berdekatan.  Hilangnya sensasi (mati rasa)  Pergerakan abnormal dan Krepitasi VI. KLASIFIKASI Klasifikasifrakturos femur adalah: a. Frakturintertrokhanter femur,patahtulang yang bersifatekstrakapsulardari femur danseringterjadipadalansiadengankondisi osteoporosis. b. Fraktursubtrokhanter femur,fraktur di managarispatahnyaberada 5 cm distal daritrokhanter minor. c. Frakturbatang femur,terjadikarena trauma langsungsepertikecelakaanlalulintas.
  • 45. d. Fraktursuprakondiler femur,adanyadislokasitulangbagian distal ke posterior. e. Frakturkondiler femur,merupakankombinasidarigayahiperabduksidanadduksidisertaidengan tekananpadasumbu femur keatas. VII. PENATALAKSANAAN Pada kasus fraktur untuk mengembalikan struktur dan fungsi tulang secara cepat maka perlu tindakan operasi dengan imobilisasi.Imobilisasi yang sering digunakan yaitu plateand screw. Pada kondisi fraktur fisiologis akan diikuti proses penyambungan. Penanganan fraktur kolum dan fraktur intertrokanter femur Tipe Cedera dan Kelompok Pasien Terapi  Fraktur nondisplaced kolum femur  Internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia muda dengan tulang normal  Emergent, open reduksi dan internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew, simultan dengan kapsulotomi  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia tua dengan densitas tulang baik dan butuh pengembalian fungsi  Urgent, open reduksi dan internal fiksasi dengan multiple pins atau skrew,simultan dengan kapsulotomi  Fraktur displaced kolum femur pada pasien usia tua dengan densitas tulang yang buruk  Hemiartroplasti unipolar vs hemiartoplasti bipolar  Fraktur displaced kolum femur pada pasien yang tidak bisa bergerak  Terapi non operatif Dengan mempertimbangkan dilakukan hemiartoplasti unipolar
  • 46. jika belum mendapatkan kenyamanan setelah beberapa hari perawatan rutin.  Fraktur intertrokanter stabil dan tak stabil  Reduksi terbuka atau tertutup dan fiksasi dengan sliding hip skrew  Fraktur intertrokanter oblik  Intramedular hip krew atau reduksi terbuka dan fiksasi dengan membentuk sudut 95 derajat Penatalaksaan penting Trauma Umum  Cari tanda-tanda syok/perdarahan dan periksa ABC.  Cari trauma pada tempat lain yang beresiko (kepala dan tulang belakang, iga, dan pneumotoraks, femoral, dan trauma pelvis). FRAKTUR Segera  Hilangkan rasa nyeri (opiat intravena, blok saraf, gips, dan traksi).  Buat akses intravena dengan baik dan kirim golongan darah dan sampel untuk dicocokkan.  Fraktur terbuka (compound) membutuhkan debridement, antibiotik, dan profilaksis tetanus. Defenitif  Reduksi (tertutup dan terbuka).  Imobilisasi (gips, bracing fungsional, fiksasi internal, fiksasi external, ttraksi). Rehabilitasi (bertujuan untuk mengembalikan pasien ke tingkat fungsi seperti sebelum trauma dengan fisioterapi dan terapi okupasi) VIII. Komplikasi Komplikasi dari fraktur femur: a. Komplikasi Segera - Komplikasi Lokal : kerusakan kulit, pembuluh darah, kerusakan saraf, otot dan organ dalam.
  • 47. - Komplikasi sistemik : Syok hemoragik. b. Komplikasi Awal - Komplikasi Lokal : Nekrosis kulit, gangrene, thrombosis vena, komplikasi paa persendian. - Komplikasi sistemik : Emboli lemak, emboli paru, pneumonia, tetanus. c. Komplikasi Lanjut - Komplikasi pada persendian : terjadi kontraktur dan kekakuan sendi persisten, penyakit sendi degenerative pasca trauma. - Komplikasi Tulang : penyembuhan tulang secara abnormal seperti malunion, delayed union, dan non union. IX. Edukasi Tujuan dari edukasi fraktur ini adalah agar nenek Nori dapat segera pulih dari fraktur yang dialaminya dan mencegah terjadinya fraktur kambuhan selama proses penyembuhan fraktur dan setelahnya. Beberapa edukasi yang bisa kita sampaikan kepada nenek Nori adalah 1. Tingkatkan asupan kalsium Kalsium adalah nutrisi yang bertanggung jawab untuk menjaga tulang agar tetap sehat. Kalsium ini juga diserap oleh tubuh bersama dengan vitamin D. Peningkatan asupan kalsium akan membantu mempercepat pemulihan atau penyembuhan patah tulang. Kalsium ini bisa didapatkan dalam susu, sayuran dan dalam bentuk suplemen. 1. Diet Seimbang Diet 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari: nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu, yang dikonsumsi secara rutin dalam jumlah yang cukup, adalah baik untuk dilakukan. Diet 4 sehat 5 sempurna mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk menghasilkan tenaga dan membangun kembali jaringan tubuh yang rusak. 2. Latihan Latihan berperan penting dalam memperkuat otot-otot di area yang terlibat. Latihan untuk patah tulang atau tulang retak harus dilakukan dengan hati-hati dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Beberapa contoh
  • 48. latihan tersebut diantara nya adalah static contraction, passive and active exercise, hold relax yang dimodifikasi, dan latihan jalan. Selain beberapa latihan di atas, posisi tidur pasien juga peerlu diperhatikan. Pasien sebaik nya di anjurkan tidur terlentang agar tidak menganggu fiksasi dari tulang femurnya. 3. Berhenti Merokok Perokok memiliki kepadatan mineral tulang yang kurang dibanding non- perokok. Studi juga menunjukkan bahwa perokok memiliki waktu rata-rata penyembuhan lebih lama karena merokok dapat mengganggu aliran darah. X. Prognosis Prognosis fraktur tulang adalah baik apabila telah ditangani dengan baik, namun dapat memburuk jika terjadi penangan yang buruk seperti immobilisasi yang tidak baik, infeksi, serta fraktur patologik. Tulang memperlihatkan kemudahan penyembuhan yang besar tetapi dapat terjadi sejumlah penyulit atau terdapat kelainan dalam proses penyembuhan. a) Malunion Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan deformitas, angulasi atau pergeseran. b) Penyatuan tertunda Keadaan ini umum terjadi dan disebabkan oleh banyak faktor, pada umumnya banyak diantaranya mempunyai gambaran hyperemia dan dekalsifikasi yang terus menerus. Faktor yang menyebabkan penyatuan tulang tertunda antara lain karena infeksi, terdapat benda asing, fragmen tulang mati, imobilisasi yang tidak adekuat, distraksi, avaskularitas, fraktur patologik, gangguan gizi dan metabolik. c) Non union (tidak menyatu) Penyatuan tulang tidak terjadi, cacat diisi oleh jaringan fibrosa. Kadang-kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi, interposisi jaringan lunak, pemisahan lebar dari fragmen (contohnya patella), dan fraktur yang bersifat patologis.
  • 49. MIND MAPPING Nenek nori 65 tahun -Terjatuh - nyeri -tidak bisa berjalan -umur 65 tahun -Menopouse -jarang minum susu - jarangminum sususu - f -deformitas paha kiri -tidak terdapat luka terbuka -vital sign baik Suspect osteoporosis Pemeriksaan fisik Suspect Fraktur tertutup os femur sinistra Diagnosis Suspect fraktur tertutup os femur sinistra et cause osteoporosis
  • 50. DAFTAR PUSTAKA 1. Dorland, W.A Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed.31(Alih Bahasa : Albertus Agung Mahode ). Jakarta : EGC. 2. Snell,Richard S,. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; alih bahasa Liliana Sugiharto; Ed 6. Jakarta: EGC. 3. Mescher, Anthony L. 2011. Junqueira’s basic histology : text & atlas, 12th ed. Jakarta : EGC. 4. Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 5. Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 6. Sjamsuhidajat, R &Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta: EGC. 7. Rasjad, Chairuddin. 2008. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakanke-V. Jakarta: Yarsif Watampone. 8. Mansjoer, Arifdkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 9. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi pertama. Salemba Medika. Jakarta. 2008. 10. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI. 11. Helmi, Noor Zairin. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: SalembaMedika. 12. H M. Osteoporosis padausia lanjut tinjauan dari segi geriatri. Rachmatullah P GM, Hirlan, Soemanto, Hadi S, Tobing ML, editor. Semarang (Indonesia): Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2007. 13. Juliet C. Disease of Skeleton: Osteoporosis. Oxford Text Book of Medicine; 2007.