3. QUIZ
1. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
makanan?
2. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
air?
3. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
udara?
5. 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
pencemaran udara, sama dengan kematian 6% total
kematian diseluruh dunia (KTT Bumi, Rio de Janeiro)
Pencemaran udara dikota-kota besar Asia tenggara
disinyalir yang terburuk di dunia dan menjadi
penyumbang kematian 500 ribu orang setiap tahun
(WHO)
6.
7.
8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) / Chronic Obstructive
Pulmonary Diseases (COPD) adalah
penyebab kematian nomor 3 dunia
9. Pada tahun 2002 PPOK adalah penyebab utama kematian
kelima di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab utama
ketiga kematian di seluruh dunia tahun 2030.Lebih dari 3
juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2005, yang
setara dengan 5% dari semua kematian secara global (WHO,
2015).
Lebih dari 90% kasus PPOK terjadi di Negara-negara miskin
dan menengah
10. Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah
penyakit radang paru-paru kronis yang
menyebabkan pertukaran udara di paru-paru
terhambat; biasanya dipicu oleh paparan gas
atau partikel menganggu lainnya.
12. Pada asma, keradangan pipa saluran pernapasan yang menimbulkan
penyempitan saluran pernapasan, dapat kembali normal sepenuhnya.
Pada PPOK terjadi kerusakan jaringan paru berupa terbentuknya
jaringan ikat (fibrosis) pada pipa saluran pernapasan, penebalan
dinding saluran napas, kerusakan sekat kantong-kantong udara
(alveolus) yang menetap, dan aktifitas berlebihan dari kelenjar
submukosa saluran pernapasan sehingga mengeluarkan lendir/dahak
yang banyak. Keadaan tersebut diatas berakibat kurangnya elastisitas
(kembang kempis) paru-paru yang progresif dalam mengeluarkan
udara, sehingga udara yang terperangkap dalam paru-paru makin lama
makin bertambah, lalu menimbulkan sesak napas.
16. Kondisi paru paru yang biasanya ditemukan pada
penderita COPD adalah:
1. Emfisema: paru paru yang biasanya elastis menjadi kaku
dan susah bergerak menyebabkan pertukaran udara di paru
paru tidak berjalan dengan sempurna
2. Bronchitis kronis: adanya proses peradangan pada dinding
cabang saluran pernafasan menyebabkan lubang pernafasan
menjadi lebih sempit dan memproduksi dahak yang
berlebihan
3. Asthma kronis: sesak nafas secara terus menerus
21. Gejala
1. Sesak nafas terutama setelah olah raga
2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas
saat istirahat
3. Wheezing (mengi): nafas bersuara tempo tinggi
4. Batuk
5. Batuk berdahak
6. Badan lemah dan tidak bertenaga
7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan
8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
22. Akibat sesak napas yang dirasakan, penderita
PPOK cenderung menghindari aktivitas fisik
dan aktivitas sehari-hari, sehingga akan
menyebabkan immobilisasi, hubungan pasien
dengan aktivitas sosial menurun dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas
hidup penderita.
23.
24.
25. Faktor Resiko PPOK
1. Merokok
Faktor risiko utama untuk PPOK adalah merokok, yang menjadi penyebab
sampai 90% kematian PPOK, menurut American Lung Association (ALA). Para
perokok kira-kira 13 kali lebih mungkin untuk mengalami kematian akibat
penyakit ini daripada mereka yang tidak pernah merokok.
Paparan jangka panjang terhadap asap tembakau sangatlah berbahaya. Semakin
lama tahun dan semakin banyak bungkus rokok yang dihisap, maka semakin
besar pula risiko PPOK.
Perokok batang dan perokok cerutu semuanya sama berisikonya. Paparan
terhadap asap rokok pasif (secondhand smoke) juga meningkatkan risiko.Asap
rokok pasif mengandung baik asap dari tembakau yang terbakar dan asap yang
dihembuskan perokok.
26. 2. Polusi udara
Polutan dalam ruangan dan luar ruangan juga dapat menyebabkan PPOK jika
paparan bersifat intens atau berkepanjangan.
Polusi udara dalam ruangan meliputi partikulat dari asap bahan bakar padat
yang digunakan untuk memasak dan pemanasan. Contohnya termasuk
tungku kayu dengan ventilasi yang buruk, pembakaran biomassa atau
batubara, atau memasak dengan api.
Paparan terhadap polusi lingkungan dalam jumlah besar adalah faktor risiko
yang lain. Kualitas udara dalam ruangan memainkan peran penting dalam
perkembangan PPOK di negara-negara berkembang. Namun, polusi udara
perkotaan—seperti polusi lalu lintas dan polusi terkait pembakaran—
menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar di seluruh dunia.
Faktor Resiko PPOK
27. 3. Debu dan bahan kimia
Paparan jangka panjang terhadap debu, bahan kimia, dan gas
industri dapat mengiritasi dan mengakibatkan peradangan
saluran napas dan paru-paru, sehingga meningkatkan
kemungkinan PPOK.
Orang-orang dengan profesi yang sering berhadapan dengan
paparan debu dan uap kimia, seperti penambang batu bara,
pekerja biji-bijian, dan pembuat cetakan logam, memiliki reiiko
lebih besar untuk terkena penyakit ini.
American Journal of Epidemiology menemukan bahwa fraksi
PPOK yang dikaitkan dengan pekerjaan diperkirakan mencapai
19,2% secara keseluruhan dan 31,1% di antara mereka yang
tidak pernah merokok.
Faktor Resiko PPOK
28. 4. Genetika
Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor genetik dapat
menyebabkan orang yang tidak pernah merokok atau yang
pernah terpapar partikulat jangka panjang untuk terkena PPOK.
Kelainan genetik menyebabkan kekurangan α1-antitrypsin
(AAT). Banyak orang sebenarnya memiliki defisiensi AAT,
meskipun hanya segelintir yang menyadarinya.
Meskipun defisiensi AAT adalah satu-satunya faktor resiko
genetik PPOK yang ada, kemungkinan beberapa gen merupakan
faktor risiko tambahan. Para peneliti belum dapat membuktikan
hal ini.
Faktor Resiko PPOK
29. 5. Usia
PPOK paling sering dialami oleh orang yang berusia minimal 40 tahun
yang memiliki riwayat merokok. Insidensi ini meningkat seiring
bertambahnya usia. Meskipun tidak ada yang bisa dilakukan jika sudah
menyangkut usia, mengambil langkah untuk menjaga kesehatan tetap
dapat dilakukan.
Deteksi dini PPOK adalah kunci keberhasilan pengobatan.
Faktor Resiko PPOK
30. GEJALA
1. Sesak nafas terutama setelah beraktifitas
2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas
saat istirahat
3. Wheezing: nafas bersuara tempo tinggi
4. Batuk
5. Batuk berdahak
6. Badan lemah dan tidak bertenaga
7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan
8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
31. KOMPLIKASI
1. Infeksi paru paru
2. Pneumonia
3. Paru paru kolaps
4. Kaki dan pergelangan kaki bengkak.
5. Depresi
6. Penyakit kardiovaskular. PPOK dapat meningkatkan
risiko untuk masalah jantung terkait.Tekanan darah tinggi
(hipertensi) adalah salah satu dari gejala-gejala ini. Stadium
lanjut juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan
stroke.
32. DIAGNOSIS
Melakukan beberapa pemeriksaan, seperti :
1. Tes fungsi paru. Tes ini berfungsi untuk mengukur apakah paru-
paru mampu mengantarkan cukup oksigen ke darah atau tidak.
2. Spirometri. Tes fungsi paru yang paling umum ini biasanya
mengharuskan pasien untuk meniupkan udara ke tabung besar
yang terhubung ke mesin spirometer. Mesin inilah yang kemudian
mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru.
3. Rontgen dada
4. Analisis gas darah arteri (AGD). Tes darah ini bertujuan
untuk mengukur seberapa baik paru-paru membawa oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida.
33. Penanganan
Pasien disarankan untuk menjalani terapi medis dan mengubah gaya hidup sehari-hari.
Untuk penanganan menggunakan obat-obatan, dokter umumnya akan meresepkan
beberapa jenis obat, seperti:
1. Bronkodilator dan steroid (inhaler); terapi ini ditujukan untuk
membantu meringankan batuk dan sesak napas. Selain itu, obat jenis ini
juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan saluran napas dan
membantu mencegah eksaserbasi (sesak).
2. Steroid oral; jika digunakan dalam jangka waktu panjang, obat jenis ini
dapat memicu penambahan berat badan, diabetes, osteoporosis, katarak,
dan peningkatan risiko infeksi.
3. Teofilin; ditujukan untuk memperbaiki pernapasan dan mencegah
eksaserbasi. Efek sampingnya bisa berupa mual, sakit kepala, detak jantung
cepat, dan tremor.
4. Antibiotik; ditujukan untuk membantu mengobati eksaserbasi akut;
namun, kurang direkomendasikan untuk langkah pencegahan.
34. Selain dengan menggunakan obat kimia, pasien PPOK juga
disarankan untuk mengubah gaya hidup sehari-hari, meliputi:
1. Berolahraga secara teratur. Cara ini dapatmeningkatkan kekuatan
dan daya tahan otot pernapasan!
2. Konsumsi makanan sehat. Diet sehat dapat membantu pasien dalam
mempertahankan kekuatan fisiknya.
3. Asupan makanan yang cukup kalori, protein dan anti-oksidan
(Beta carotene,Vitamin C,Vitamin E, zinc dan selenium).
4. Hindari asap dan polusi udara. Selain berhenti merokok, pasien
PPOK juga diharuskan untuk menghindari tempat yang terpapar polusi
udara.
35. Mengubah gaya hidup penderita COPD
1. Berhenti merokok
2. Olah raga yang teratur
3. Makan makanan bergizi
4. Banyak beristirahat
5. Minum air secukupnya
6. Hindari daerah daerah berdebu
36. Makanan yang harus dihindari:
1. MakananYang Mengandung Nitrat
Makanan pertama yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) adalah makanan yang mengandung nitra. Nitrat ini
umumnya banyak di temukan pada daging olahan seperti:
bacon,
hot dog,
ham,
sosis,
dan daging olahan lainnya.
Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan di European Respiratory Journal
menunjukkan bahwa nitrat selain bisa memperburuk gejala PPOK dan
memicu flare-up, juga dapat menyebabkan PPOK.
37. 2. Makanan dan MinumanYang Mengandung & Bisa
Menimbulkan Gas
Pantangan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) selanjutnya
adalah makanan maupun minuman yang bisa memicu munculnya
gas di dalam perut.
Alasannya, kembung yang di picu oleh gas di dalam perut bisa
mendorong otot diafragma dan paru-paru menjadi terbatasi dan
tidak dapat mengangkut cukup oksigen, sehingga menyebabkan
sulit bernapas.
38. 3. MakananYang Mengandung Sulfat
Udang adalah salah satu makanan laut yang memiliki kandungan
zat kimia yang disebut sulfit. Selain udang, beberapa makanan
dan minuman lainnya yang juga mengandung sulfit adalah
kentang dan bir. Bahkan, beberapa obat juga ada yang
mengandung sulfit.
Sulfit ini bisa menyempitkan bagian bronkus pada penderita
PPOK. Saat saluran napas menyempit, penderita akan kesulitan
untuk bernapas.
39. 4. MakananYang Mengandung Garam Tinggi
Penderita penyakit PPOK juga sebaiknya tidak
mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan
garam atau natrium tinggi.
Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi
cairan dan berakibat pada kesulitan bernapas. Makanan
beku adalah salah satunya.
40. 5. Produk Susu dan Olahannya
Produk susu dan olahannya termasuk makanan yang dilarang
untuk dikonsumsi penderita PPOK
Menurut sebuah penelitian, senyawa dalam susu yang disebut
casomophin dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir
atau membuat dahak menebal. Pada penderita PPOK, sistem
pernapasan Anda terganggu dan tidak mampu mengangkut
lendir melalui jaringan dengan efisien seperti yang seharusnya.
Hal ini akan menyebabkan batuk dan kesulitan bernapas.