SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
Chronic
Obstructive
Pulmonary
Disease (COPD)
Penyakit Paru
Obstruktif Kronis
(PPOK)
Guthe Mahedhie, MPH
QUIZ
1. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
makanan?
2. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
air?
3. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa
udara?
Kebutuhan udara manusia dalam sehari:
13.5 kg atau 10.000 liter
3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
pencemaran udara, sama dengan kematian 6% total
kematian diseluruh dunia (KTT Bumi, Rio de Janeiro)
Pencemaran udara dikota-kota besar Asia tenggara
disinyalir yang terburuk di dunia dan menjadi
penyumbang kematian 500 ribu orang setiap tahun
(WHO)
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) / Chronic Obstructive
Pulmonary Diseases (COPD) adalah
penyebab kematian nomor 3 dunia
Pada tahun 2002 PPOK adalah penyebab utama kematian
kelima di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab utama
ketiga kematian di seluruh dunia tahun 2030.Lebih dari 3
juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2005, yang
setara dengan 5% dari semua kematian secara global (WHO,
2015).
Lebih dari 90% kasus PPOK terjadi di Negara-negara miskin
dan menengah
Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah
penyakit radang paru-paru kronis yang
menyebabkan pertukaran udara di paru-paru
terhambat; biasanya dipicu oleh paparan gas
atau partikel menganggu lainnya.
Perbedaan PPOK dengan ASMA
Pada asma, keradangan pipa saluran pernapasan yang menimbulkan
penyempitan saluran pernapasan, dapat kembali normal sepenuhnya.
Pada PPOK terjadi kerusakan jaringan paru berupa terbentuknya
jaringan ikat (fibrosis) pada pipa saluran pernapasan, penebalan
dinding saluran napas, kerusakan sekat kantong-kantong udara
(alveolus) yang menetap, dan aktifitas berlebihan dari kelenjar
submukosa saluran pernapasan sehingga mengeluarkan lendir/dahak
yang banyak. Keadaan tersebut diatas berakibat kurangnya elastisitas
(kembang kempis) paru-paru yang progresif dalam mengeluarkan
udara, sehingga udara yang terperangkap dalam paru-paru makin lama
makin bertambah, lalu menimbulkan sesak napas.
Sistem pernapasan manusia
Kondisi paru paru yang biasanya ditemukan pada
penderita COPD adalah:
1. Emfisema: paru paru yang biasanya elastis menjadi kaku
dan susah bergerak menyebabkan pertukaran udara di paru
paru tidak berjalan dengan sempurna
2. Bronchitis kronis: adanya proses peradangan pada dinding
cabang saluran pernafasan menyebabkan lubang pernafasan
menjadi lebih sempit dan memproduksi dahak yang
berlebihan
3. Asthma kronis: sesak nafas secara terus menerus
EMFISEMA:
BRONCHITIS KRONIS:
Gejala
1. Sesak nafas terutama setelah olah raga
2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas
saat istirahat
3. Wheezing (mengi): nafas bersuara tempo tinggi
4. Batuk
5. Batuk berdahak
6. Badan lemah dan tidak bertenaga
7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan
8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
Akibat sesak napas yang dirasakan, penderita
PPOK cenderung menghindari aktivitas fisik
dan aktivitas sehari-hari, sehingga akan
menyebabkan immobilisasi, hubungan pasien
dengan aktivitas sosial menurun dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas
hidup penderita.
Faktor Resiko PPOK
1. Merokok
Faktor risiko utama untuk PPOK adalah merokok, yang menjadi penyebab
sampai 90% kematian PPOK, menurut American Lung Association (ALA). Para
perokok kira-kira 13 kali lebih mungkin untuk mengalami kematian akibat
penyakit ini daripada mereka yang tidak pernah merokok.
Paparan jangka panjang terhadap asap tembakau sangatlah berbahaya. Semakin
lama tahun dan semakin banyak bungkus rokok yang dihisap, maka semakin
besar pula risiko PPOK.
Perokok batang dan perokok cerutu semuanya sama berisikonya. Paparan
terhadap asap rokok pasif (secondhand smoke) juga meningkatkan risiko.Asap
rokok pasif mengandung baik asap dari tembakau yang terbakar dan asap yang
dihembuskan perokok.
2. Polusi udara
Polutan dalam ruangan dan luar ruangan juga dapat menyebabkan PPOK jika
paparan bersifat intens atau berkepanjangan.
Polusi udara dalam ruangan meliputi partikulat dari asap bahan bakar padat
yang digunakan untuk memasak dan pemanasan. Contohnya termasuk
tungku kayu dengan ventilasi yang buruk, pembakaran biomassa atau
batubara, atau memasak dengan api.
Paparan terhadap polusi lingkungan dalam jumlah besar adalah faktor risiko
yang lain. Kualitas udara dalam ruangan memainkan peran penting dalam
perkembangan PPOK di negara-negara berkembang. Namun, polusi udara
perkotaan—seperti polusi lalu lintas dan polusi terkait pembakaran—
menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar di seluruh dunia.
Faktor Resiko PPOK
3. Debu dan bahan kimia
Paparan jangka panjang terhadap debu, bahan kimia, dan gas
industri dapat mengiritasi dan mengakibatkan peradangan
saluran napas dan paru-paru, sehingga meningkatkan
kemungkinan PPOK.
Orang-orang dengan profesi yang sering berhadapan dengan
paparan debu dan uap kimia, seperti penambang batu bara,
pekerja biji-bijian, dan pembuat cetakan logam, memiliki reiiko
lebih besar untuk terkena penyakit ini.
American Journal of Epidemiology menemukan bahwa fraksi
PPOK yang dikaitkan dengan pekerjaan diperkirakan mencapai
19,2% secara keseluruhan dan 31,1% di antara mereka yang
tidak pernah merokok.
Faktor Resiko PPOK
4. Genetika
Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor genetik dapat
menyebabkan orang yang tidak pernah merokok atau yang
pernah terpapar partikulat jangka panjang untuk terkena PPOK.
Kelainan genetik menyebabkan kekurangan α1-antitrypsin
(AAT). Banyak orang sebenarnya memiliki defisiensi AAT,
meskipun hanya segelintir yang menyadarinya.
Meskipun defisiensi AAT adalah satu-satunya faktor resiko
genetik PPOK yang ada, kemungkinan beberapa gen merupakan
faktor risiko tambahan. Para peneliti belum dapat membuktikan
hal ini.
Faktor Resiko PPOK
5. Usia
PPOK paling sering dialami oleh orang yang berusia minimal 40 tahun
yang memiliki riwayat merokok. Insidensi ini meningkat seiring
bertambahnya usia. Meskipun tidak ada yang bisa dilakukan jika sudah
menyangkut usia, mengambil langkah untuk menjaga kesehatan tetap
dapat dilakukan.
Deteksi dini PPOK adalah kunci keberhasilan pengobatan.
Faktor Resiko PPOK
GEJALA
1. Sesak nafas terutama setelah beraktifitas
2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas
saat istirahat
3. Wheezing: nafas bersuara tempo tinggi
4. Batuk
5. Batuk berdahak
6. Badan lemah dan tidak bertenaga
7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan
8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
KOMPLIKASI
1. Infeksi paru paru
2. Pneumonia
3. Paru paru kolaps
4. Kaki dan pergelangan kaki bengkak.
5. Depresi
6. Penyakit kardiovaskular. PPOK dapat meningkatkan
risiko untuk masalah jantung terkait.Tekanan darah tinggi
(hipertensi) adalah salah satu dari gejala-gejala ini. Stadium
lanjut juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan
stroke.
DIAGNOSIS
Melakukan beberapa pemeriksaan, seperti :
1. Tes fungsi paru. Tes ini berfungsi untuk mengukur apakah paru-
paru mampu mengantarkan cukup oksigen ke darah atau tidak.
2. Spirometri. Tes fungsi paru yang paling umum ini biasanya
mengharuskan pasien untuk meniupkan udara ke tabung besar
yang terhubung ke mesin spirometer. Mesin inilah yang kemudian
mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru.
3. Rontgen dada
4. Analisis gas darah arteri (AGD). Tes darah ini bertujuan
untuk mengukur seberapa baik paru-paru membawa oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida.
Penanganan
Pasien disarankan untuk menjalani terapi medis dan mengubah gaya hidup sehari-hari.
Untuk penanganan menggunakan obat-obatan, dokter umumnya akan meresepkan
beberapa jenis obat, seperti:
1. Bronkodilator dan steroid (inhaler); terapi ini ditujukan untuk
membantu meringankan batuk dan sesak napas. Selain itu, obat jenis ini
juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan saluran napas dan
membantu mencegah eksaserbasi (sesak).
2. Steroid oral; jika digunakan dalam jangka waktu panjang, obat jenis ini
dapat memicu penambahan berat badan, diabetes, osteoporosis, katarak,
dan peningkatan risiko infeksi.
3. Teofilin; ditujukan untuk memperbaiki pernapasan dan mencegah
eksaserbasi. Efek sampingnya bisa berupa mual, sakit kepala, detak jantung
cepat, dan tremor.
4. Antibiotik; ditujukan untuk membantu mengobati eksaserbasi akut;
namun, kurang direkomendasikan untuk langkah pencegahan.
Selain dengan menggunakan obat kimia, pasien PPOK juga
disarankan untuk mengubah gaya hidup sehari-hari, meliputi:
1. Berolahraga secara teratur. Cara ini dapatmeningkatkan kekuatan
dan daya tahan otot pernapasan!
2. Konsumsi makanan sehat. Diet sehat dapat membantu pasien dalam
mempertahankan kekuatan fisiknya.
3. Asupan makanan yang cukup kalori, protein dan anti-oksidan
(Beta carotene,Vitamin C,Vitamin E, zinc dan selenium).
4. Hindari asap dan polusi udara. Selain berhenti merokok, pasien
PPOK juga diharuskan untuk menghindari tempat yang terpapar polusi
udara.
Mengubah gaya hidup penderita COPD
1. Berhenti merokok
2. Olah raga yang teratur
3. Makan makanan bergizi
4. Banyak beristirahat
5. Minum air secukupnya
6. Hindari daerah daerah berdebu
Makanan yang harus dihindari:
1. MakananYang Mengandung Nitrat
Makanan pertama yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) adalah makanan yang mengandung nitra. Nitrat ini
umumnya banyak di temukan pada daging olahan seperti:
 bacon,
 hot dog,
 ham,
 sosis,
 dan daging olahan lainnya.
Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan di European Respiratory Journal
menunjukkan bahwa nitrat selain bisa memperburuk gejala PPOK dan
memicu flare-up, juga dapat menyebabkan PPOK.
2. Makanan dan MinumanYang Mengandung & Bisa
Menimbulkan Gas
Pantangan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) selanjutnya
adalah makanan maupun minuman yang bisa memicu munculnya
gas di dalam perut.
Alasannya, kembung yang di picu oleh gas di dalam perut bisa
mendorong otot diafragma dan paru-paru menjadi terbatasi dan
tidak dapat mengangkut cukup oksigen, sehingga menyebabkan
sulit bernapas.
3. MakananYang Mengandung Sulfat
Udang adalah salah satu makanan laut yang memiliki kandungan
zat kimia yang disebut sulfit. Selain udang, beberapa makanan
dan minuman lainnya yang juga mengandung sulfit adalah
kentang dan bir. Bahkan, beberapa obat juga ada yang
mengandung sulfit.
Sulfit ini bisa menyempitkan bagian bronkus pada penderita
PPOK. Saat saluran napas menyempit, penderita akan kesulitan
untuk bernapas.
4. MakananYang Mengandung Garam Tinggi
Penderita penyakit PPOK juga sebaiknya tidak
mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan
garam atau natrium tinggi.
Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi
cairan dan berakibat pada kesulitan bernapas. Makanan
beku adalah salah satunya.
5. Produk Susu dan Olahannya
Produk susu dan olahannya termasuk makanan yang dilarang
untuk dikonsumsi penderita PPOK
Menurut sebuah penelitian, senyawa dalam susu yang disebut
casomophin dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir
atau membuat dahak menebal. Pada penderita PPOK, sistem
pernapasan Anda terganggu dan tidak mampu mengangkut
lendir melalui jaringan dengan efisien seperti yang seharusnya.
Hal ini akan menyebabkan batuk dan kesulitan bernapas.
PPOK

More Related Content

What's hot

ASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi AsthmaASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi AsthmaSofiaNofianti
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkgRudy Kg
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisIrna Wati
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisM Putera
 
Patofisiologi batuk
Patofisiologi batukPatofisiologi batuk
Patofisiologi batukAmi Febriza
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergijelly hariyati
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointDwika Marbun
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malariahersu12345
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukAi Coryde
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamiksriapsari603
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asmatrisnaif
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 

What's hot (20)

ASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi AsthmaASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi Asthma
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkg
 
Manajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitisManajemen kasus tonsilitis
Manajemen kasus tonsilitis
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosisEfek samping-obat-anti-tuberkulosis
Efek samping-obat-anti-tuberkulosis
 
Patofisiologi batuk
Patofisiologi batukPatofisiologi batuk
Patofisiologi batuk
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Case report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergiCase report-rinitis-alergi
Case report-rinitis-alergi
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamik
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 

Similar to PPOK (20)

Ppom
PpomPpom
Ppom
 
Ppom AKPER PEMKAB MUNA
Ppom AKPER PEMKAB MUNA Ppom AKPER PEMKAB MUNA
Ppom AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep pada pasien ppok Akper pemkab muna
Askep pada pasien ppok   Akper pemkab munaAskep pada pasien ppok   Akper pemkab muna
Askep pada pasien ppok Akper pemkab muna
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Systema digestivus
Systema  digestivusSystema  digestivus
Systema digestivus
 
Gangguan organ pernafasan
Gangguan organ pernafasanGangguan organ pernafasan
Gangguan organ pernafasan
 
1620 3030-1-sm
1620 3030-1-sm1620 3030-1-sm
1620 3030-1-sm
 
Materi ipa kelas xi semester 2
Materi ipa kelas xi semester 2Materi ipa kelas xi semester 2
Materi ipa kelas xi semester 2
 
ppok
ppokppok
ppok
 
Askep emfisema.
Askep emfisema.Askep emfisema.
Askep emfisema.
 
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNAAskep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
 
12 Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Tubuh.pdf
12 Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Tubuh.pdf12 Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Tubuh.pdf
12 Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Tubuh.pdf
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Copd Akper pemkab muna
Copd  Akper pemkab munaCopd  Akper pemkab muna
Copd Akper pemkab muna
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptx
 
penyakit paru obstruksi kronis
penyakit paru obstruksi kronispenyakit paru obstruksi kronis
penyakit paru obstruksi kronis
 
Dampak pencemaran udara dan cara mengatasi pencemaran udara
Dampak pencemaran udara dan cara mengatasi pencemaran udaraDampak pencemaran udara dan cara mengatasi pencemaran udara
Dampak pencemaran udara dan cara mengatasi pencemaran udara
 
Bahaya merokok
Bahaya merokokBahaya merokok
Bahaya merokok
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

PPOK

  • 2.
  • 3. QUIZ 1. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan? 2. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa air? 3. Berapa lama manusia bisa bertahan hidup tanpa udara?
  • 4. Kebutuhan udara manusia dalam sehari: 13.5 kg atau 10.000 liter
  • 5. 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat pencemaran udara, sama dengan kematian 6% total kematian diseluruh dunia (KTT Bumi, Rio de Janeiro) Pencemaran udara dikota-kota besar Asia tenggara disinyalir yang terburuk di dunia dan menjadi penyumbang kematian 500 ribu orang setiap tahun (WHO)
  • 6.
  • 7.
  • 8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) / Chronic Obstructive Pulmonary Diseases (COPD) adalah penyebab kematian nomor 3 dunia
  • 9. Pada tahun 2002 PPOK adalah penyebab utama kematian kelima di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab utama ketiga kematian di seluruh dunia tahun 2030.Lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2005, yang setara dengan 5% dari semua kematian secara global (WHO, 2015). Lebih dari 90% kasus PPOK terjadi di Negara-negara miskin dan menengah
  • 10. Definisi Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit radang paru-paru kronis yang menyebabkan pertukaran udara di paru-paru terhambat; biasanya dipicu oleh paparan gas atau partikel menganggu lainnya.
  • 12. Pada asma, keradangan pipa saluran pernapasan yang menimbulkan penyempitan saluran pernapasan, dapat kembali normal sepenuhnya. Pada PPOK terjadi kerusakan jaringan paru berupa terbentuknya jaringan ikat (fibrosis) pada pipa saluran pernapasan, penebalan dinding saluran napas, kerusakan sekat kantong-kantong udara (alveolus) yang menetap, dan aktifitas berlebihan dari kelenjar submukosa saluran pernapasan sehingga mengeluarkan lendir/dahak yang banyak. Keadaan tersebut diatas berakibat kurangnya elastisitas (kembang kempis) paru-paru yang progresif dalam mengeluarkan udara, sehingga udara yang terperangkap dalam paru-paru makin lama makin bertambah, lalu menimbulkan sesak napas.
  • 13.
  • 15.
  • 16. Kondisi paru paru yang biasanya ditemukan pada penderita COPD adalah: 1. Emfisema: paru paru yang biasanya elastis menjadi kaku dan susah bergerak menyebabkan pertukaran udara di paru paru tidak berjalan dengan sempurna 2. Bronchitis kronis: adanya proses peradangan pada dinding cabang saluran pernafasan menyebabkan lubang pernafasan menjadi lebih sempit dan memproduksi dahak yang berlebihan 3. Asthma kronis: sesak nafas secara terus menerus
  • 17.
  • 20.
  • 21. Gejala 1. Sesak nafas terutama setelah olah raga 2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas saat istirahat 3. Wheezing (mengi): nafas bersuara tempo tinggi 4. Batuk 5. Batuk berdahak 6. Badan lemah dan tidak bertenaga 7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan 8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
  • 22. Akibat sesak napas yang dirasakan, penderita PPOK cenderung menghindari aktivitas fisik dan aktivitas sehari-hari, sehingga akan menyebabkan immobilisasi, hubungan pasien dengan aktivitas sosial menurun dan akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Faktor Resiko PPOK 1. Merokok Faktor risiko utama untuk PPOK adalah merokok, yang menjadi penyebab sampai 90% kematian PPOK, menurut American Lung Association (ALA). Para perokok kira-kira 13 kali lebih mungkin untuk mengalami kematian akibat penyakit ini daripada mereka yang tidak pernah merokok. Paparan jangka panjang terhadap asap tembakau sangatlah berbahaya. Semakin lama tahun dan semakin banyak bungkus rokok yang dihisap, maka semakin besar pula risiko PPOK. Perokok batang dan perokok cerutu semuanya sama berisikonya. Paparan terhadap asap rokok pasif (secondhand smoke) juga meningkatkan risiko.Asap rokok pasif mengandung baik asap dari tembakau yang terbakar dan asap yang dihembuskan perokok.
  • 26. 2. Polusi udara Polutan dalam ruangan dan luar ruangan juga dapat menyebabkan PPOK jika paparan bersifat intens atau berkepanjangan. Polusi udara dalam ruangan meliputi partikulat dari asap bahan bakar padat yang digunakan untuk memasak dan pemanasan. Contohnya termasuk tungku kayu dengan ventilasi yang buruk, pembakaran biomassa atau batubara, atau memasak dengan api. Paparan terhadap polusi lingkungan dalam jumlah besar adalah faktor risiko yang lain. Kualitas udara dalam ruangan memainkan peran penting dalam perkembangan PPOK di negara-negara berkembang. Namun, polusi udara perkotaan—seperti polusi lalu lintas dan polusi terkait pembakaran— menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar di seluruh dunia. Faktor Resiko PPOK
  • 27. 3. Debu dan bahan kimia Paparan jangka panjang terhadap debu, bahan kimia, dan gas industri dapat mengiritasi dan mengakibatkan peradangan saluran napas dan paru-paru, sehingga meningkatkan kemungkinan PPOK. Orang-orang dengan profesi yang sering berhadapan dengan paparan debu dan uap kimia, seperti penambang batu bara, pekerja biji-bijian, dan pembuat cetakan logam, memiliki reiiko lebih besar untuk terkena penyakit ini. American Journal of Epidemiology menemukan bahwa fraksi PPOK yang dikaitkan dengan pekerjaan diperkirakan mencapai 19,2% secara keseluruhan dan 31,1% di antara mereka yang tidak pernah merokok. Faktor Resiko PPOK
  • 28. 4. Genetika Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor genetik dapat menyebabkan orang yang tidak pernah merokok atau yang pernah terpapar partikulat jangka panjang untuk terkena PPOK. Kelainan genetik menyebabkan kekurangan α1-antitrypsin (AAT). Banyak orang sebenarnya memiliki defisiensi AAT, meskipun hanya segelintir yang menyadarinya. Meskipun defisiensi AAT adalah satu-satunya faktor resiko genetik PPOK yang ada, kemungkinan beberapa gen merupakan faktor risiko tambahan. Para peneliti belum dapat membuktikan hal ini. Faktor Resiko PPOK
  • 29. 5. Usia PPOK paling sering dialami oleh orang yang berusia minimal 40 tahun yang memiliki riwayat merokok. Insidensi ini meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun tidak ada yang bisa dilakukan jika sudah menyangkut usia, mengambil langkah untuk menjaga kesehatan tetap dapat dilakukan. Deteksi dini PPOK adalah kunci keberhasilan pengobatan. Faktor Resiko PPOK
  • 30. GEJALA 1. Sesak nafas terutama setelah beraktifitas 2. Pada kasus yang berat penderita juga menderita sesak nafas saat istirahat 3. Wheezing: nafas bersuara tempo tinggi 4. Batuk 5. Batuk berdahak 6. Badan lemah dan tidak bertenaga 7. Cyanosis: Selaput bibir dan kulit berwarna kebiruan 8. Sangat mudah terjangkit infeksi pada paru paru
  • 31. KOMPLIKASI 1. Infeksi paru paru 2. Pneumonia 3. Paru paru kolaps 4. Kaki dan pergelangan kaki bengkak. 5. Depresi 6. Penyakit kardiovaskular. PPOK dapat meningkatkan risiko untuk masalah jantung terkait.Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah salah satu dari gejala-gejala ini. Stadium lanjut juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
  • 32. DIAGNOSIS Melakukan beberapa pemeriksaan, seperti : 1. Tes fungsi paru. Tes ini berfungsi untuk mengukur apakah paru- paru mampu mengantarkan cukup oksigen ke darah atau tidak. 2. Spirometri. Tes fungsi paru yang paling umum ini biasanya mengharuskan pasien untuk meniupkan udara ke tabung besar yang terhubung ke mesin spirometer. Mesin inilah yang kemudian mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru. 3. Rontgen dada 4. Analisis gas darah arteri (AGD). Tes darah ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik paru-paru membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
  • 33. Penanganan Pasien disarankan untuk menjalani terapi medis dan mengubah gaya hidup sehari-hari. Untuk penanganan menggunakan obat-obatan, dokter umumnya akan meresepkan beberapa jenis obat, seperti: 1. Bronkodilator dan steroid (inhaler); terapi ini ditujukan untuk membantu meringankan batuk dan sesak napas. Selain itu, obat jenis ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan saluran napas dan membantu mencegah eksaserbasi (sesak). 2. Steroid oral; jika digunakan dalam jangka waktu panjang, obat jenis ini dapat memicu penambahan berat badan, diabetes, osteoporosis, katarak, dan peningkatan risiko infeksi. 3. Teofilin; ditujukan untuk memperbaiki pernapasan dan mencegah eksaserbasi. Efek sampingnya bisa berupa mual, sakit kepala, detak jantung cepat, dan tremor. 4. Antibiotik; ditujukan untuk membantu mengobati eksaserbasi akut; namun, kurang direkomendasikan untuk langkah pencegahan.
  • 34. Selain dengan menggunakan obat kimia, pasien PPOK juga disarankan untuk mengubah gaya hidup sehari-hari, meliputi: 1. Berolahraga secara teratur. Cara ini dapatmeningkatkan kekuatan dan daya tahan otot pernapasan! 2. Konsumsi makanan sehat. Diet sehat dapat membantu pasien dalam mempertahankan kekuatan fisiknya. 3. Asupan makanan yang cukup kalori, protein dan anti-oksidan (Beta carotene,Vitamin C,Vitamin E, zinc dan selenium). 4. Hindari asap dan polusi udara. Selain berhenti merokok, pasien PPOK juga diharuskan untuk menghindari tempat yang terpapar polusi udara.
  • 35. Mengubah gaya hidup penderita COPD 1. Berhenti merokok 2. Olah raga yang teratur 3. Makan makanan bergizi 4. Banyak beristirahat 5. Minum air secukupnya 6. Hindari daerah daerah berdebu
  • 36. Makanan yang harus dihindari: 1. MakananYang Mengandung Nitrat Makanan pertama yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah makanan yang mengandung nitra. Nitrat ini umumnya banyak di temukan pada daging olahan seperti:  bacon,  hot dog,  ham,  sosis,  dan daging olahan lainnya. Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan di European Respiratory Journal menunjukkan bahwa nitrat selain bisa memperburuk gejala PPOK dan memicu flare-up, juga dapat menyebabkan PPOK.
  • 37. 2. Makanan dan MinumanYang Mengandung & Bisa Menimbulkan Gas Pantangan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) selanjutnya adalah makanan maupun minuman yang bisa memicu munculnya gas di dalam perut. Alasannya, kembung yang di picu oleh gas di dalam perut bisa mendorong otot diafragma dan paru-paru menjadi terbatasi dan tidak dapat mengangkut cukup oksigen, sehingga menyebabkan sulit bernapas.
  • 38. 3. MakananYang Mengandung Sulfat Udang adalah salah satu makanan laut yang memiliki kandungan zat kimia yang disebut sulfit. Selain udang, beberapa makanan dan minuman lainnya yang juga mengandung sulfit adalah kentang dan bir. Bahkan, beberapa obat juga ada yang mengandung sulfit. Sulfit ini bisa menyempitkan bagian bronkus pada penderita PPOK. Saat saluran napas menyempit, penderita akan kesulitan untuk bernapas.
  • 39. 4. MakananYang Mengandung Garam Tinggi Penderita penyakit PPOK juga sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan garam atau natrium tinggi. Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi cairan dan berakibat pada kesulitan bernapas. Makanan beku adalah salah satunya.
  • 40. 5. Produk Susu dan Olahannya Produk susu dan olahannya termasuk makanan yang dilarang untuk dikonsumsi penderita PPOK Menurut sebuah penelitian, senyawa dalam susu yang disebut casomophin dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir atau membuat dahak menebal. Pada penderita PPOK, sistem pernapasan Anda terganggu dan tidak mampu mengangkut lendir melalui jaringan dengan efisien seperti yang seharusnya. Hal ini akan menyebabkan batuk dan kesulitan bernapas.