SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.
Struktur tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan.
Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam
tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta
tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang
berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di
sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang. Sebenarnya pada
saat baru lahir jumlah tulang lebih banyak sekitar 300 buah. Pada perkembangan
tubuh selajtnya beberapa tulang bergabung menjadi satu. Dalam tubuh kita ada 4
kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak
baraturan. Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem skeleton?
2. Apa saja macam-macam tulang dan fungsinya ?
3. Bagaimana anatomi sendi ?
4. Apa saja macam-macam sendi ?
5. Bagaimana fisiologi sistem skeleton ?
6. Bagaiaman proses pembentukan tulang ?
7. Bagaimana proses remodelling tulang ?
8. Bagaimana anatomi sistem muscular ?
9. Bagaimana fisiologi sistem muscular ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Sistem Skeleton
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan
hidup yang kaya akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan
kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras
dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang
membuatnya kuat dan elastis.
Tulang terbentuk atas jaringan ikat yang tersusun dari substansi organik
seperti kolagen, dan substansi inorganik, terutama kalsium dan fosfat. Kombinasi
tersebut menghasilkan satu substansi terkeras dalam tubuh.
B. Macam-Macam Tulang dan Fungsinya
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang yang satu sama lainnya
saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8
buah), tulang wajah(14 buah), tulang telinga dalam (6 buah), tulang lidah(1 buah),
tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah), tulang yang membentuk tulang
belakang dan gelang pinggul (26 buah), tulang yang membentuk lengan (anggota
gerak atas) (64 buah), tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62
buah).
3
Berdasarkan letaknya pada tubuh, kerangka manusia dikelompokkan
menjdai rangka axsial dan rangka appendicular.
1. Rangka Axsial
Rangka axsial terletak pada garis tengah tubuh, terdiri dari tulang tengkorak/
kepala, hyiod, tulang belakang dan tulang-tulang yang membentuk rongga
dada.
2. Rangka Appendicular
Terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh, dan jumlah tulangnya sepasang.
Merupakan rangka anggota gerak yang terdiri dari tulang-tulang gelang bahu,
anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang panggul, dan anggota gerak
bawah (ekstremitas inferior)
4
5
Menurut bentuknya tulang dapat dibagi dalam:
a. Tulang panjang/pipa.
Merupakan tulang-tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Tulang panjang
dijumpai pada tulang-tulang anggota gerak (ekstremitas). Tulang panjang terdiri
dari bagian badan/batang tulang yang disebut diaphysis, di dalamnya terdapat
rongga yang disebut canalis medularis. Tulang panjang terdiri dari gugusan atau
diafisis yang mengandung tulang padat, dengan dua ekstremitas epifisis yang
mengandung tulang berpori. Struktur yang berada disekitarnya disebut
periosteum, suatu penutup yang sangat vaskular dan berwarna putih padat yang
melindungi tulang dari cedera dan menjadi tempat melekatnya tendon dan
ligamen. Di bawah periosteum diafisis, terdapat lapisan yang berisi sel tulang
khusus yang disebut osteoblas yang menghasilkan jaringan baru untuk gugusan
tulang. Dalam diafisis tulang, terdapat suatu kanal medular sentral yang
mengandung sumsum tulang kuning. Dikedua ujung tulang panjang terdapat
bagian yang disebut epifisis, yang merupakan pusat pertumbuhan tulang,
khususnya pada anak-anak.
Tulang anggota gerak lebih panjang karena perannya dalam membentuk
sendi dan menyediakan tempat lebih luas untuk melekatnya otot-otot.
Contoh tulang panjang adalah tulang clavicula, humerus, radius, ulna, femur,
tibia, fibula,dan falang.
b. Tulang pendek.
Tulang pendek tersusun atas tulang berpori dengan lapisan tipis tulang padat
pada permukaannya. Tulang pendek cenderung berbentuk kubus. Tulang pendek
yaitu tulang yang fungsinya untuk menahan suatu kekuatan dengan gerak terbatas.
Contoh tulang pendek adalah tulang patella dan os sesamoid ( carpal dan tarsal).
c. Tulang gepeng/pipih.
Merupakan tulang-tulang yang ukurannya lebarnya terbesar. Terbuat dari
dua lempeng sejajar tulang padat yang mengelilingi lapisan tulang berpori. Fungsi
6
tulang ini adalah untuk perlindungan atau menyediakan tempat untuk
menempelnya otot-otot.
Contoh tulang gepeng/pipih adalah os occipitaliis, parietalis, frontalis,
nasalis, lacrimalis, vomer, scapula, coxae, sternum, iga, dan patella.
d. Tulang tak beraturan.
Merupakan tulang dengan bentuk tidak beraturan. Memiliki bentuk yang
rumit dan komposisinya beragam.
Contoh tulang tak beraturan adalah tulang belakang (vertebra), dan tulang
wajah( maxillaris, pallatum, concha nasalis inferior dan hyoid).
C. Anatomi Sendi
Sendi merupakan suatu kontak atau hubungan antar tulang atau hubungan
antara tulang dengan tulang rawan. Dengan kata lain, sendi adalah semua
pergabungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat
bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Stabilitas
sendi ini dipertahankan oleh jaringan ikat yang disebut ligamen yang mengikat
segmen tulang yang membentuk sendi tersebut.
D. Macam-Macam Sendi dan Fungsinya
1. Sendi Fibrosa
Sendi fibrosa adalah sendi yang tidak dapat bergerak.
7
Tulang dilekatkan dengan erat satu sama lain dengan tulang lain oleh serabut
kolagen yang kuat.
Contohnya adalah pada sutura tulang tengkorak.
2. Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial)
Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak.Sendi ini ujung-ujung tulangnya
dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat
sedikit bergerak.Ada 2 tipe sendi kartilaginosa :
a) Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh
tulang rawan hialin. Contoh : sendi-sendi kostokondral.
b) Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki satu hubungan
fibrokartilago antara tulang selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi. Contoh : simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung.
3. Sendi Sinovial
Adalah jenis yang paling lazim dan memungkinkan gerakan yang leluasa. Sendi
sinovial sepenuhnya diselimuti oleh kapsula fibrosa yang dibatasi oleh membran
sinovial. Membran ini menyekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi, yang
menyuplai nutrisi danmelumasi sendi. Permukaan tulang sendi ditutupi oleh
kartilago hialin yang keras. Sendi sinovual dilindungi otot yang mencegahnya dari
dislokasi dengan mencegah gerkan ekstrem, dan menjadi penyokong dari ligamen
yang kuat.
Ada beberapa jenis sendi sinovial, yaitu :
a) Sendi peluru, yaitu memungkinkan gerakan bebas penuh. Misalnya:
persendian panggul dan bahu.
b) Sendi engsel, yaitu memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah.
Contoh : siku dan lutut.
c) Sendi pelana (sendi pelana dua sumbu), yaitu memungkinkan gerakan pada
dua bidang yang saling tegak lurus. Contoh : sendi pada dasar ibu jari.
d) Sendi poros atau putar, yaitu memungkinkan rotasi untuk melakukan
aktivitas seperti memutar pegangan pintu. Contoh : sendi antara radius dan ulna.
8
e) Sendi peluncur, yaitu memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah.
Contoh : sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
E. Fisiologi Sistem Skeleton
a. Penuaan Pada Tulang
Baik tulang rawan maupun jaringan tulang akan mengalami degenerasi
dengan lanjutnya usia. Tulang rawan yang berwarna kebiruan akan berubah
menjadi kekuningan, yang tadinya lentur menjadi lebih kaku dan rapuh. Keadaan
ini juga terjadi pada rawan sendi, sehingga dapat timbul gejala radang pada sendi.
Saat berumur sekitar 30 tahun, pembentukan sel-sel tulang baru oleh
osteoblast mulai berkurang, sedang kerja osteclast menghancurkan tulang tetap
berjalan, sehingga pada umur 50an terjadi pengeroposan tulang yang disebut
osteoporosis. Pada wanita terjadi lebih cepat, khususnya sesudah mengalami masa
9
menopause. Akibat pengeroposan membuat tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
F. Proses Pembentukan Tulang
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago)
yang berkembang menjadi tulang keras. Sebelum bayi lahir (prenatal),
kebanyakan jaringan tulang terdiri dari jaringan tulang rawan, struktur jaringan
tulang rawan ini di bentuk seperti bentuk jaringan tulang nantinya, jaringan ini
kemudian berubah bentuk menjadi jaringan tulang keras bila garam mineral sudah
di deposit kedalam matrix tulang oleh sel pembentuk tulang yang disebut
osteoblast. Proses perubahan ini disebut dengan osifikasi endokondral, proses
pembentukan tulang yang bukan dari tulang rawan ( sel membran ) disebut
osifikasi intramembran, misalnya tulang tulang pada daerah wajah dan kepala.
10
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila
daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas,
bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah
batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi
osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,
perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada
bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi
primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan
pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian
terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada
sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk
dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan
dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga
untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting
dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.
11
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah
diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan
tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah
rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar,
dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan
tulang baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang
berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas
(sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap
satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf
membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang
menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses Remodeling Tulang
Tulang merupakan jaringan yang terus menerus melakukan regenerasi
komponen-komponen ekstrasel dengan cara menghancurkan komponen tulang
yang sudah tua dan menggantikannya dengan yang baru. Proses ini disebut
remodeling tulang, yang melibatkan kerja sel-sel tulang tertentu. Sel-sel dalam
tulang yang terutama berhubungan dengan pembentukan dan resorpsi tulang ialah
osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Remodeling tulang dipengaruhi oleh hormon
estrogen. Hormon ini menekan resorpsi tulang sehingga dapat menghambat proses
kerapuhan tulang. Efek antiresorptif tersebut dapat pula dihasilkan melalui
kerjanya pada osteoblas, yang secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas
osteoklas. Estrogen terbukti dapat mengurangi laju penurunan massa tulang dan
risiko fraktur pada wanita dengan osteoporosis.
Pada orang dewasa terjadi pergantian sel sel tulang secara rutin, sel-sel
tulang yang tua akan di hancurkan oleh sel yang disebut osteoclast. Sel –sel yang
di hancurkan ini di gantikan dengan tulang baru oleh sel pembentukan tulang
(osteoblast) dengan mengambil kalsium yang ada di dalam darah. Setelah menjadi
matang osteoblas disebut osteosit.
12
Jadi melalui proses remodeling tadi jaringan tulang yang lama diganti
dengan tulang baru. Karena proses ini terjadi rutin ketebalan tulang dapat
berubah tergantung aktifitas fisik atau keseimbangan hormon, Orang dewasa
membutuhkan banyak kalsium pada diet nya di banding nak anak untuk
menyokong kerja osteoblast.
G. Anatomi Muscular
Muscular atau otot adalah jaringan yang selnya memiliki kemampuan untuk
berkontraksi. serabut otot terdiri dari beberapa serabut halus yang disebut
myofibril, dan tiap myofibril terdiri dari dua filamen protein, satu tebal dan yang
lain tipis. Filamen yang tebal disebut myosin, sedang yang tipis disebut actin.
Filamen filamen actin salin berhubungkan oleh struktur yang disebut z-line,
kemudian sebuah z-line dihubungkan dengan z-line lain oleh sacromere, yaitu
suatu unit fungsional kontraksi otot.
Jaringan ikat yang mengililingi seluruh otot disebut epimisum otot rangka
terdiri dari banyak sel yang tersusun pararel memanjang, dan berinti banyak yang
disebut serabut otot atau miofibrl yang bergabung membentuk fasikulus setiap
fasikulus dikelilingi oleh perimiseum setiap miofibril di bagi lagi menjadi
miofilamen tebal dan tipis, sitoplasma yang mengililingi miofilamen disebut
sarcoplasma Setiap miofibril terbagi dalam interfal reguler menjadi sarcomer -
sarcomer, yang di pisahlan oleh lempeng Z ( garis Z). Pada garis Z ini melekat
filamen tipis yang tersusun hexagonal. Pita I adalah pita yang memanjang dari
kedua sisi garis Z ke awal filamen tebal filamen filamen miosin membentuk pita
A. Zona H terletak pada pusat sarcomer dan garis M merupakan lempeng pada
filamen-filamen halus pada pagian tengah zona A yang menahan filamen –
filamen iosin tetap pada tempat nya sedemian rupa sehingga setiap filamen miosin
di kelilingi oleh 6 filamen aktin.
13
Terdapat tiga jenis otot yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Otot rangka
Otot rangka dikenal juga dengan otot sadar/volunter atau otot lurik.
Dinamakan otot lurik karena ditemukan garis lurik pada otot. Garis lurik
tersebut mengindikasikan adanya dua jenis filamen yang utama yaitu aktin
dan misoin. Otot rangka tersusun atas serabut yang panjangnya beragam
dari beberapa milimeter sampai 300 mm atau lebih. Serabut disusun secara
mendatar sebagai silinder tak bercabang, yang dikenal dengan miofibril.
Setiap sel otot mempunyai banyak nukleus dan ditunjang oleh jaringan
ikat. Terdapat tiga lapisan jaringan ikat yang dapat dikenali yaitu:
 Epimisium, yang melapisi seluruh otot.
 Perimisium, yang menyelimuti berkas serabut otot.
 Endomisium, yang mengelilingi dan memisahkan sel otot individu.
2. Otot polos
Otot polos dikenal juga dengan otot tak sadar. Otot ini memebentuk
dinding organ internal seperti uterus, usus, kandung kemih, dan pembuluh
darah. Sel otot tersebut berbentuk gelendong dan masing-masing berisi
satu nukleus. Filamen aktin dan miosin juga terdapat dalam sel tersebut.
3. Otot jantung
14
Otot jantung ditemukan hanya pada dinding jantung. Otot ini merupakan
otot yang sangat khusus bertujuan untuk melakukan fungsinya secara
spesifik. Otot jantung dibentuk dari serabut yang pendek, silindris, dan
bercabang yang memiliki sel dengan masing-masing terdapat satu nukleus.
H. Fisiologi Sistem Muscular
Kontraksi otot membutuhkan energi yang disuplai oleh ATP. Energi ini
digunakan untuk melepaskan kepala atau ujung myosin dari filamen aktin. Tanpa
ATP kepala myosin akan tetap melekat pada filamen aktin sehingga otot akan
tetap kontraksi.
Otot akan berkontraksi jika mendapatkan rangsangan motorik dari pusat
motorik (otak ). Antara otot dan saraf otot dan saraf akan membentuk sambungan
yang disebut sinapsis neuromuskulus dimana ujung saraf motorik melekat pada
serabut otot. Langkah-langkah kontraksi otot :
1. Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan
melepaskan neurotransmiter (pemindah rangsang ke sel berikutnya) yang berupa
asetil kolin keserabut otot melalui celah sinapsis
2. Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion Ca2+ masuk
kedalam sarkoplasma otot
3 Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan
kompleks troponin-miosin secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat
pengikatan jembatan silang aktin.
15
4. Dengan terbentuknya tempat pengikatan jembatan silang aktin menyebabkan
terbentuknya jembatan silang antara kepala miosin dan filamen aktin dan
menyebabkan serabut otot menjadi lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek
dan juga sarkomer menjadi lebih pendek) dan otot berkontraksi.
Untuk berkontraksi ini otot memerlukan energi yang berasal dari ATP dan
kreatin pospat. Pada saat kontraksi ATP terurai menjadi ADP+posfat+energi dan
ADP menjadi AMP+posfat +energi. Pemecahan zat tersebut dalam keadaan
anaerob. Energi pembentukan ATP berasal dari pemecahan glikogen atau gula
yang dilarutkan menjadi laktasidogen yang kemudian dipecah menjadi asam laktat
dan glukosa secara aerob.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang,Tulang adalah jaringan ikat
yang kaya akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan
kristalin anorganik yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari
bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.Tulang
terbentuk atas jaringan ikat yang tersusun atas substansi organik,berdasarkan
tempatnya tulang di bagi menadi dua Rangka axsial adalah rangka yang terletak
pada garis tengah tubuh, terdiri dari tulang tengkorak/ kepala, hyiod, tulang
belakang dan tulang-tulang yang membentuk rongga dada. Rangka
Appendicular adalah tulang yang Terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh,
dan jumlah tulangnya sepasang
Sendi merupakan suatu kontak atau hubungan antar tulang atau hubungan
antara tulang dengan tulang rawan pada tubuh manusia terdapat 3 Sendi Fibrosa
,Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial), Sendi Sinovial.
Muscular atau otot adalah jaringan yang selnya memiliki kemampuan
untuk berkontraksi. serabut otot terdiri dari beberapa serabut halus yang disebut
myofibril, dan tiap myofibril terdiri dari dua filamen protein, satu tebal dan yang
lain tipis. Filamen yang tebal disebut myosin, sedang yang tipis disebut actin.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jeremy Ward, Dkk, At a Glance Fisisologi, Jakarta: Erlangga, 2007
Linda Wylie, Esensisal Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Jakarta:
EGC, 2010
Lukman dan Nurma, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba
Rusbandi Sarpini, Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis,
Bogor:In Media, 2015
Syaifuddin, Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC,
2006
William F. Ganong, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2002

More Related Content

What's hot

Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafCatur Rini
 
Tulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasTulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasDanang Danang
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Sulistia Rini
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIAFhyka Clalu
 
Nama latin kerangka manusia
Nama latin kerangka manusiaNama latin kerangka manusia
Nama latin kerangka manusiaKatarina Yuliana
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensorinita maulida
 
Dasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomiDasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomiAULIA SHARA
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Sulistia Rini
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhdwimank
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerYesi Tika
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 

What's hot (20)

Anatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-sarafAnatomi fisiologi sistem-saraf
Anatomi fisiologi sistem-saraf
 
Tulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atasTulang ekstremitas atas
Tulang ekstremitas atas
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIA
 
Nama latin kerangka manusia
Nama latin kerangka manusiaNama latin kerangka manusia
Nama latin kerangka manusia
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
 
Dasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomiDasar dan istilah anatomi
Dasar dan istilah anatomi
 
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
Anatomi rangka (aksial dan apendikular)
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Makalah biooptik
Makalah biooptikMakalah biooptik
Makalah biooptik
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 

Viewers also liked

Sistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataSistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataDwy D'fg-cweety
 
Sistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanSistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanRetno Suhabibi
 
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iWarnet Raha
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilpjj_kemenkes
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalRahayu Pratiwi
 
Sistem otot
Sistem ototSistem otot
Sistem ototmothy
 
Makalah AnfisTulang dan Otot Tengkorak
Makalah AnfisTulang dan Otot TengkorakMakalah AnfisTulang dan Otot Tengkorak
Makalah AnfisTulang dan Otot TengkorakDian Setianingrum
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamildiana permatasari
 
Makalah anatomi fisiologi
Makalah anatomi fisiologiMakalah anatomi fisiologi
Makalah anatomi fisiologiindra313
 
Pengantar anatomi fisiologi manusia
Pengantar anatomi fisiologi manusiaPengantar anatomi fisiologi manusia
Pengantar anatomi fisiologi manusiaRizci Kribs
 
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaAnatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
ppt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiappt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiawillyam alfrado
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Sainal Edi Kamal
 
Skeletal and Muscular System
Skeletal and Muscular System Skeletal and Muscular System
Skeletal and Muscular System Jenny Dixon
 
Anatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaAnatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaSTKIP PI MAKASSAR
 

Viewers also liked (19)

Sistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataSistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrata
 
Sistem skeleton
Sistem skeletonSistem skeleton
Sistem skeleton
 
Sistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewanSistem gerak-pada-hewan
Sistem gerak-pada-hewan
 
Sistem gerak hewan
Sistem gerak hewanSistem gerak hewan
Sistem gerak hewan
 
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester iAdaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
Adaptasi psikologis pada kehamilan trimester i
 
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Sistem otot
Sistem ototSistem otot
Sistem otot
 
Skeleton (pdf)
Skeleton (pdf)Skeleton (pdf)
Skeleton (pdf)
 
Makalah AnfisTulang dan Otot Tengkorak
Makalah AnfisTulang dan Otot TengkorakMakalah AnfisTulang dan Otot Tengkorak
Makalah AnfisTulang dan Otot Tengkorak
 
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletalMakalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
 
Makalah anatomi fisiologi
Makalah anatomi fisiologiMakalah anatomi fisiologi
Makalah anatomi fisiologi
 
Pengantar anatomi fisiologi manusia
Pengantar anatomi fisiologi manusiaPengantar anatomi fisiologi manusia
Pengantar anatomi fisiologi manusia
 
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan RangkaAnatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia Sistem Otot Dan Rangka
 
ppt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusiappt Sistem otot rangka manusia
ppt Sistem otot rangka manusia
 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
 
Skeletal and Muscular System
Skeletal and Muscular System Skeletal and Muscular System
Skeletal and Muscular System
 
Anatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusiaAnatomi dan fisiologi manusia
Anatomi dan fisiologi manusia
 

Similar to Skeleton Anatomi

BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptsoalujian84
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIADeybi Wasida
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia fgermany
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPADeybi Wasida
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototsiakadurban
 
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfModul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfKharismaPammaii
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaSulistia Rini
 
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptSistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptmayadarius1
 
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptxPPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptxtwlighttravlr
 
Microsoft word-sistem-gerak-manusia
Microsoft word-sistem-gerak-manusiaMicrosoft word-sistem-gerak-manusia
Microsoft word-sistem-gerak-manusiaMas'af Bin Mustamil
 
Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi alainbagus
 

Similar to Skeleton Anatomi (20)

Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2Sistem muskuloskeletal 2
Sistem muskuloskeletal 2
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
1. jenis tulang
1. jenis tulang1. jenis tulang
1. jenis tulang
 
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.pptBAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
BAB _4_SISTEM_GERAK _PADA _MANUSIA_4.ppt
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
sistem gerak manusia
sistem gerak manusiasistem gerak manusia
sistem gerak manusia
 
Biologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwikaBiologi sistem gerak dwika
Biologi sistem gerak dwika
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPASISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA KELAS XI IPA
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
 
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdfModul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
Modul Sesi 6 RMK140 Anatomi Fisiologi..pdf
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangka
 
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.pptSistem Gerak Pada Manusia.ppt
Sistem Gerak Pada Manusia.ppt
 
SISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIASISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIA
 
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptxPPT KELOMPOK  5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
PPT KELOMPOK 5 - TULANG DAN RANGKA.pptx
 
Microsoft word-sistem-gerak-manusia
Microsoft word-sistem-gerak-manusiaMicrosoft word-sistem-gerak-manusia
Microsoft word-sistem-gerak-manusia
 
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada Manusia
 
Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi Sistem Gerak Manusia - Biologi
Sistem Gerak Manusia - Biologi
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Skeleton Anatomi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis. Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang. Sebenarnya pada saat baru lahir jumlah tulang lebih banyak sekitar 300 buah. Pada perkembangan tubuh selajtnya beberapa tulang bergabung menjadi satu. Dalam tubuh kita ada 4 kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan. Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana anatomi sistem skeleton? 2. Apa saja macam-macam tulang dan fungsinya ? 3. Bagaimana anatomi sendi ? 4. Apa saja macam-macam sendi ? 5. Bagaimana fisiologi sistem skeleton ? 6. Bagaiaman proses pembentukan tulang ? 7. Bagaimana proses remodelling tulang ? 8. Bagaimana anatomi sistem muscular ? 9. Bagaimana fisiologi sistem muscular ?
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Anatomi Sistem Skeleton Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang kaya akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis. Tulang terbentuk atas jaringan ikat yang tersusun dari substansi organik seperti kolagen, dan substansi inorganik, terutama kalsium dan fosfat. Kombinasi tersebut menghasilkan satu substansi terkeras dalam tubuh. B. Macam-Macam Tulang dan Fungsinya Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk tengkorak (8 buah), tulang wajah(14 buah), tulang telinga dalam (6 buah), tulang lidah(1 buah), tulang yang membentuk kerangka dada (25 buah), tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah), tulang yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah), tulang yang membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah).
  • 3. 3 Berdasarkan letaknya pada tubuh, kerangka manusia dikelompokkan menjdai rangka axsial dan rangka appendicular. 1. Rangka Axsial Rangka axsial terletak pada garis tengah tubuh, terdiri dari tulang tengkorak/ kepala, hyiod, tulang belakang dan tulang-tulang yang membentuk rongga dada. 2. Rangka Appendicular Terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh, dan jumlah tulangnya sepasang. Merupakan rangka anggota gerak yang terdiri dari tulang-tulang gelang bahu, anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
  • 4. 4
  • 5. 5 Menurut bentuknya tulang dapat dibagi dalam: a. Tulang panjang/pipa. Merupakan tulang-tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Tulang panjang dijumpai pada tulang-tulang anggota gerak (ekstremitas). Tulang panjang terdiri dari bagian badan/batang tulang yang disebut diaphysis, di dalamnya terdapat rongga yang disebut canalis medularis. Tulang panjang terdiri dari gugusan atau diafisis yang mengandung tulang padat, dengan dua ekstremitas epifisis yang mengandung tulang berpori. Struktur yang berada disekitarnya disebut periosteum, suatu penutup yang sangat vaskular dan berwarna putih padat yang melindungi tulang dari cedera dan menjadi tempat melekatnya tendon dan ligamen. Di bawah periosteum diafisis, terdapat lapisan yang berisi sel tulang khusus yang disebut osteoblas yang menghasilkan jaringan baru untuk gugusan tulang. Dalam diafisis tulang, terdapat suatu kanal medular sentral yang mengandung sumsum tulang kuning. Dikedua ujung tulang panjang terdapat bagian yang disebut epifisis, yang merupakan pusat pertumbuhan tulang, khususnya pada anak-anak. Tulang anggota gerak lebih panjang karena perannya dalam membentuk sendi dan menyediakan tempat lebih luas untuk melekatnya otot-otot. Contoh tulang panjang adalah tulang clavicula, humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula,dan falang. b. Tulang pendek. Tulang pendek tersusun atas tulang berpori dengan lapisan tipis tulang padat pada permukaannya. Tulang pendek cenderung berbentuk kubus. Tulang pendek yaitu tulang yang fungsinya untuk menahan suatu kekuatan dengan gerak terbatas. Contoh tulang pendek adalah tulang patella dan os sesamoid ( carpal dan tarsal). c. Tulang gepeng/pipih. Merupakan tulang-tulang yang ukurannya lebarnya terbesar. Terbuat dari dua lempeng sejajar tulang padat yang mengelilingi lapisan tulang berpori. Fungsi
  • 6. 6 tulang ini adalah untuk perlindungan atau menyediakan tempat untuk menempelnya otot-otot. Contoh tulang gepeng/pipih adalah os occipitaliis, parietalis, frontalis, nasalis, lacrimalis, vomer, scapula, coxae, sternum, iga, dan patella. d. Tulang tak beraturan. Merupakan tulang dengan bentuk tidak beraturan. Memiliki bentuk yang rumit dan komposisinya beragam. Contoh tulang tak beraturan adalah tulang belakang (vertebra), dan tulang wajah( maxillaris, pallatum, concha nasalis inferior dan hyoid). C. Anatomi Sendi Sendi merupakan suatu kontak atau hubungan antar tulang atau hubungan antara tulang dengan tulang rawan. Dengan kata lain, sendi adalah semua pergabungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Stabilitas sendi ini dipertahankan oleh jaringan ikat yang disebut ligamen yang mengikat segmen tulang yang membentuk sendi tersebut. D. Macam-Macam Sendi dan Fungsinya 1. Sendi Fibrosa Sendi fibrosa adalah sendi yang tidak dapat bergerak.
  • 7. 7 Tulang dilekatkan dengan erat satu sama lain dengan tulang lain oleh serabut kolagen yang kuat. Contohnya adalah pada sutura tulang tengkorak. 2. Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial) Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak.Sendi ini ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak.Ada 2 tipe sendi kartilaginosa : a) Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contoh : sendi-sendi kostokondral. b) Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki satu hubungan fibrokartilago antara tulang selapis tipis rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh : simfisis pubis dan sendi-sendi pada tulang punggung. 3. Sendi Sinovial Adalah jenis yang paling lazim dan memungkinkan gerakan yang leluasa. Sendi sinovial sepenuhnya diselimuti oleh kapsula fibrosa yang dibatasi oleh membran sinovial. Membran ini menyekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi, yang menyuplai nutrisi danmelumasi sendi. Permukaan tulang sendi ditutupi oleh kartilago hialin yang keras. Sendi sinovual dilindungi otot yang mencegahnya dari dislokasi dengan mencegah gerkan ekstrem, dan menjadi penyokong dari ligamen yang kuat. Ada beberapa jenis sendi sinovial, yaitu : a) Sendi peluru, yaitu memungkinkan gerakan bebas penuh. Misalnya: persendian panggul dan bahu. b) Sendi engsel, yaitu memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah. Contoh : siku dan lutut. c) Sendi pelana (sendi pelana dua sumbu), yaitu memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Contoh : sendi pada dasar ibu jari. d) Sendi poros atau putar, yaitu memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu. Contoh : sendi antara radius dan ulna.
  • 8. 8 e) Sendi peluncur, yaitu memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh : sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan. E. Fisiologi Sistem Skeleton a. Penuaan Pada Tulang Baik tulang rawan maupun jaringan tulang akan mengalami degenerasi dengan lanjutnya usia. Tulang rawan yang berwarna kebiruan akan berubah menjadi kekuningan, yang tadinya lentur menjadi lebih kaku dan rapuh. Keadaan ini juga terjadi pada rawan sendi, sehingga dapat timbul gejala radang pada sendi. Saat berumur sekitar 30 tahun, pembentukan sel-sel tulang baru oleh osteoblast mulai berkurang, sedang kerja osteclast menghancurkan tulang tetap berjalan, sehingga pada umur 50an terjadi pengeroposan tulang yang disebut osteoporosis. Pada wanita terjadi lebih cepat, khususnya sesudah mengalami masa
  • 9. 9 menopause. Akibat pengeroposan membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah. F. Proses Pembentukan Tulang Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras. Sebelum bayi lahir (prenatal), kebanyakan jaringan tulang terdiri dari jaringan tulang rawan, struktur jaringan tulang rawan ini di bentuk seperti bentuk jaringan tulang nantinya, jaringan ini kemudian berubah bentuk menjadi jaringan tulang keras bila garam mineral sudah di deposit kedalam matrix tulang oleh sel pembentuk tulang yang disebut osteoblast. Proses perubahan ini disebut dengan osifikasi endokondral, proses pembentukan tulang yang bukan dari tulang rawan ( sel membran ) disebut osifikasi intramembran, misalnya tulang tulang pada daerah wajah dan kepala.
  • 10. 10 Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
  • 11. 11 Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan. Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses Remodeling Tulang Tulang merupakan jaringan yang terus menerus melakukan regenerasi komponen-komponen ekstrasel dengan cara menghancurkan komponen tulang yang sudah tua dan menggantikannya dengan yang baru. Proses ini disebut remodeling tulang, yang melibatkan kerja sel-sel tulang tertentu. Sel-sel dalam tulang yang terutama berhubungan dengan pembentukan dan resorpsi tulang ialah osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Remodeling tulang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Hormon ini menekan resorpsi tulang sehingga dapat menghambat proses kerapuhan tulang. Efek antiresorptif tersebut dapat pula dihasilkan melalui kerjanya pada osteoblas, yang secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas osteoklas. Estrogen terbukti dapat mengurangi laju penurunan massa tulang dan risiko fraktur pada wanita dengan osteoporosis. Pada orang dewasa terjadi pergantian sel sel tulang secara rutin, sel-sel tulang yang tua akan di hancurkan oleh sel yang disebut osteoclast. Sel –sel yang di hancurkan ini di gantikan dengan tulang baru oleh sel pembentukan tulang (osteoblast) dengan mengambil kalsium yang ada di dalam darah. Setelah menjadi matang osteoblas disebut osteosit.
  • 12. 12 Jadi melalui proses remodeling tadi jaringan tulang yang lama diganti dengan tulang baru. Karena proses ini terjadi rutin ketebalan tulang dapat berubah tergantung aktifitas fisik atau keseimbangan hormon, Orang dewasa membutuhkan banyak kalsium pada diet nya di banding nak anak untuk menyokong kerja osteoblast. G. Anatomi Muscular Muscular atau otot adalah jaringan yang selnya memiliki kemampuan untuk berkontraksi. serabut otot terdiri dari beberapa serabut halus yang disebut myofibril, dan tiap myofibril terdiri dari dua filamen protein, satu tebal dan yang lain tipis. Filamen yang tebal disebut myosin, sedang yang tipis disebut actin. Filamen filamen actin salin berhubungkan oleh struktur yang disebut z-line, kemudian sebuah z-line dihubungkan dengan z-line lain oleh sacromere, yaitu suatu unit fungsional kontraksi otot. Jaringan ikat yang mengililingi seluruh otot disebut epimisum otot rangka terdiri dari banyak sel yang tersusun pararel memanjang, dan berinti banyak yang disebut serabut otot atau miofibrl yang bergabung membentuk fasikulus setiap fasikulus dikelilingi oleh perimiseum setiap miofibril di bagi lagi menjadi miofilamen tebal dan tipis, sitoplasma yang mengililingi miofilamen disebut sarcoplasma Setiap miofibril terbagi dalam interfal reguler menjadi sarcomer - sarcomer, yang di pisahlan oleh lempeng Z ( garis Z). Pada garis Z ini melekat filamen tipis yang tersusun hexagonal. Pita I adalah pita yang memanjang dari kedua sisi garis Z ke awal filamen tebal filamen filamen miosin membentuk pita A. Zona H terletak pada pusat sarcomer dan garis M merupakan lempeng pada filamen-filamen halus pada pagian tengah zona A yang menahan filamen – filamen iosin tetap pada tempat nya sedemian rupa sehingga setiap filamen miosin di kelilingi oleh 6 filamen aktin.
  • 13. 13 Terdapat tiga jenis otot yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Otot rangka Otot rangka dikenal juga dengan otot sadar/volunter atau otot lurik. Dinamakan otot lurik karena ditemukan garis lurik pada otot. Garis lurik tersebut mengindikasikan adanya dua jenis filamen yang utama yaitu aktin dan misoin. Otot rangka tersusun atas serabut yang panjangnya beragam dari beberapa milimeter sampai 300 mm atau lebih. Serabut disusun secara mendatar sebagai silinder tak bercabang, yang dikenal dengan miofibril. Setiap sel otot mempunyai banyak nukleus dan ditunjang oleh jaringan ikat. Terdapat tiga lapisan jaringan ikat yang dapat dikenali yaitu:  Epimisium, yang melapisi seluruh otot.  Perimisium, yang menyelimuti berkas serabut otot.  Endomisium, yang mengelilingi dan memisahkan sel otot individu. 2. Otot polos Otot polos dikenal juga dengan otot tak sadar. Otot ini memebentuk dinding organ internal seperti uterus, usus, kandung kemih, dan pembuluh darah. Sel otot tersebut berbentuk gelendong dan masing-masing berisi satu nukleus. Filamen aktin dan miosin juga terdapat dalam sel tersebut. 3. Otot jantung
  • 14. 14 Otot jantung ditemukan hanya pada dinding jantung. Otot ini merupakan otot yang sangat khusus bertujuan untuk melakukan fungsinya secara spesifik. Otot jantung dibentuk dari serabut yang pendek, silindris, dan bercabang yang memiliki sel dengan masing-masing terdapat satu nukleus. H. Fisiologi Sistem Muscular Kontraksi otot membutuhkan energi yang disuplai oleh ATP. Energi ini digunakan untuk melepaskan kepala atau ujung myosin dari filamen aktin. Tanpa ATP kepala myosin akan tetap melekat pada filamen aktin sehingga otot akan tetap kontraksi. Otot akan berkontraksi jika mendapatkan rangsangan motorik dari pusat motorik (otak ). Antara otot dan saraf otot dan saraf akan membentuk sambungan yang disebut sinapsis neuromuskulus dimana ujung saraf motorik melekat pada serabut otot. Langkah-langkah kontraksi otot : 1. Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan melepaskan neurotransmiter (pemindah rangsang ke sel berikutnya) yang berupa asetil kolin keserabut otot melalui celah sinapsis 2. Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion Ca2+ masuk kedalam sarkoplasma otot 3 Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan kompleks troponin-miosin secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin.
  • 15. 15 4. Dengan terbentuknya tempat pengikatan jembatan silang aktin menyebabkan terbentuknya jembatan silang antara kepala miosin dan filamen aktin dan menyebabkan serabut otot menjadi lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek dan juga sarkomer menjadi lebih pendek) dan otot berkontraksi. Untuk berkontraksi ini otot memerlukan energi yang berasal dari ATP dan kreatin pospat. Pada saat kontraksi ATP terurai menjadi ADP+posfat+energi dan ADP menjadi AMP+posfat +energi. Pemecahan zat tersebut dalam keadaan anaerob. Energi pembentukan ATP berasal dari pemecahan glikogen atau gula yang dilarutkan menjadi laktasidogen yang kemudian dipecah menjadi asam laktat dan glukosa secara aerob.
  • 16. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang,Tulang adalah jaringan ikat yang kaya akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.Tulang terbentuk atas jaringan ikat yang tersusun atas substansi organik,berdasarkan tempatnya tulang di bagi menadi dua Rangka axsial adalah rangka yang terletak pada garis tengah tubuh, terdiri dari tulang tengkorak/ kepala, hyiod, tulang belakang dan tulang-tulang yang membentuk rongga dada. Rangka Appendicular adalah tulang yang Terletak di kanan dan kiri sumbu tubuh, dan jumlah tulangnya sepasang Sendi merupakan suatu kontak atau hubungan antar tulang atau hubungan antara tulang dengan tulang rawan pada tubuh manusia terdapat 3 Sendi Fibrosa ,Sendi Kartilaginosa (Amfiartrodial), Sendi Sinovial. Muscular atau otot adalah jaringan yang selnya memiliki kemampuan untuk berkontraksi. serabut otot terdiri dari beberapa serabut halus yang disebut myofibril, dan tiap myofibril terdiri dari dua filamen protein, satu tebal dan yang lain tipis. Filamen yang tebal disebut myosin, sedang yang tipis disebut actin.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Jeremy Ward, Dkk, At a Glance Fisisologi, Jakarta: Erlangga, 2007 Linda Wylie, Esensisal Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas, Jakarta: EGC, 2010 Lukman dan Nurma, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba Rusbandi Sarpini, Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Bogor:In Media, 2015 Syaifuddin, Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC, 2006 William F. Ganong, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2002