SIM, Fadila Rahma, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisis Sistem Informas...
SIM, Fadila Rahma, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan , Universitas Mercu Buana, 2017
1. Nama : Fadila Rahma
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Implementasi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS) pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem
(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott
Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Menurut Scott Morton
“Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber – sumber
kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas
keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi
berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani
masalah – masalah semi struktur“.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung
keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan
sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka
dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan
untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan
akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Sehingga keputusan dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI), di
industri jasa keuangan khususnya Bank BNI dewasa ini membutuhkan TI
sebagai driver untuk mendukung proses bisnis, kegiatan operasi, dan customer
servicenya. Penerapan teknologi informasi di lingkungan perbankan berjalan
sangat intensif dan membutuhkan investasi yang tidak kecil. Tujuannya adalah
memudahkan dan memuaskan nasabah melalui layanan yang convenience.
Dalam perjalanan sejarahnya BNI beradaptasi terhadap perubahan dan
kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.
Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas
kinerja secara terus-menerus.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi dan mengembangkan kualitas
BNI membutuhkan TI sebagai driver untuk mendukung proses bisnis, kegiatan
operasi, dan customer service. Penerapan TI sekarang ini lebih dimaksudkan
untuk mendekati customer yaitu untuk memenuhi tuntutan nasabah, yang
umumnya sangat membutuhkan layanan yang convenience, yakni tersedianya
channel access yang banyak, aman, nyaman dan layanan 24 jam sehari, ini
dilakukan dengan menambah jumlah channel access yang bisa berupa cabang
maupun ATM (automated teller machine), internet banking dan phone banking
yang semuanya memanjakan customer, sehingga dapat melakukan transaksi
perbankan di mana saja dan kapan saja.
2. Salah satu Keputusan Bank BNI dalam pemanfaatan teknologi informasi
(TI), adalah dengan membuka layanan aplikasi nirkabel bersifat mobile
(bergerak) seperti BNI Internet Banking yang merupakan fasilitas layanan yang
diberikan kepada nasabah BNI untuk melakukan transaksi perbankan melalui
jaringan Internet, kapan saja, dimana saja, yang mempermudah penggunanya
dari cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, pembayaran tagihan dan
pembelian voucher prabayar. Dan untuk menambah keamanan BNI
menambahkan BNI e-Secure yaitu alat pengaman tambahan untuk transaksi
finansial di BNI Internet Banking. BNI e-Secure berfungsi menghasilkan PIN yang
selalu berganti (Dynamic PIN) setiap kali nasabah melakukan transaksi finansial,
tanpa BNI e-Secure Anda masih bisa mengakses Layanan BNI Internet Banking
untuk melakukan transaksi non finansial antara lain melihat Informasi Saldo dan
mutasi transaksi.
Dampak apabila perusahaan tidak menerapkan Sistem Pendukung
Keputusan (Decision Support System) :
Mempersempit kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data/informasi bagi pemakainya.
Kurang membantu dalam mengambil keputusan dalam penghematan
waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
Tidak dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya tidak
dapat diandalkan.
Tidak mampu menyajikan berbagai alternatif.
Tidak dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan
pembenaran sehingga tidak dapat memperkuat posisi pengambil
keputusan.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi
berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen
pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem
komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan
dari masalah semi terstruktur yang spesifik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat digambarkan sebagai sistem
yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan yang digunakan
pada saat-saat yang tidak biasa. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) juga
merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan
3. kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan dan menjadi
sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan
yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Dengan pengertian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan,
melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk
melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan
untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan
akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Jenis Keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2
jenis, antara lain ( Herbert A. Simon ) :
1. Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu
prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut
tidak perlu diperlakukan
2. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen.
Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum
ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau
rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan
yang sangat khusus.
Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil
keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak
atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan
keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara
singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan
efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam
pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan dari suatu Sistem
Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan efektivitas dari
pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
Tahapan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS)
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau
digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka
4. dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub
tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu
sebagai berikut :
(1) Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas,
sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu)
menjadi jelas.
(2) Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah
ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai
berikut :
Identifikasi alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-
peristiwa di masa datang (state of nature)
Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil,
biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table).
Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan
atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi
tidak pasti, dan kondisi konflik.
Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang proses pengambilan keputusan,
yang dapat dijadikan bandingan dengan pendapat di atas, diantaranya adalah
sebagai berikut :
A. Menurut Simon (1960)
Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan
keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
5. 2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti
masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan
yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan
dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun implementasi termasuk tahap
ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang
sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara
lebih komprehensif. Dalam hal ini, Model Simon juga menggambarkan kontribusi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen/Operations Research
(IM/OR) terhadap proses pengambilan keputusan.
B. Menurut Richard I. Levin, dkk
Menurut Richard, et., all. Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi,
dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2. Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan
tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau
petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
3. Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar
hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model
yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
4. Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat, serta
6. data bank komputer yang dapat menjadi (output process) input yang memadai
untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan.
5. Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi
pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan Pemecahan
Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen,
serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk menunjang model
operasi dalam jangka yang lebih panjang.
C. Menurut Sir Francis Bacon
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan/Mendefiniskan Masalah
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya
2. Pengumpulan Informasi yang Relevan
Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga
dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
3. Mencari Alternatif Tindakan
Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan
data dan permasalahan yang ada
4. Analisis Alternatif
Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria tertentu
yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif
7. 5. Memilih Alternatif Terbaik
Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan
skala prioritas tertentu
6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya
tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan
masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu keputusan atau
mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS) :
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah
kemajuan dalam sebuah organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan
keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
10. Kebutuhan akan informasi yang akurat.
11. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
12. Kebutuhan akan informasi baru.
13. Manajemen diamanahi DSS.
14. Penyediaan informasi yang tepat waktu.
15. Pencapaian pengurangan biaya.
16. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
17. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
18. Mengurangi kebutuhan akan training.
19. Meningkatkan kontrol manajemen.
8. 20. Memfasilitasi komunikasi.
21. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
22. Mengurangi biaya.
23. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
Contoh DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia :
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang
mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap nasabah. Sebagai contoh : pemberian kredit Bank
Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui
proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa
keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-
hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang
calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem
informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific
Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit)
dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support
Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau
peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi
SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam
tugasnya menilai kelayakan proposal kredit.
9. Daftar Pustaka
1. Anonim 1, 2017. https://koernia05.wordpress.com/2008/12/22/sistem-
informasi-penunjang-keputusan-decision-support-system/, (03 Desember 2017,
jam 17:05)
2. Anonim 2, 2017. http://ezaapahlevi.blogspot.co.id/2014/06/teknologi-yang-
digunakan-pada-bank-bni.html, (03 Desember 2017, jam 17:05)
3. Anonim 3, 2017. https://irpantips4u.blogspot.co.id/2012/11/spk-keputusan-dan-
pengambilan-keputusan.html, (03 Desember 2017, jam 17:36)
4. Anonim 4, 2017. http://saktiananda.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-dan-
fungsi-sistem-pendukung.html, (03 Desember 2017, jam 17:36)
5. Anonim 5, 2017. https://rindiyfratama.wordpress.com/spk/manfaat-dss-bagi-
perusahaan/, (03 Desember 2017, jam 17:36)
6. Anonim 6, 2017.
http://andrifurziansyah10.blogdetik.com/2012/03/09/penerapan-dss-di-
perusahaan-decision-support-system, (03 Desember 2017, jam 17:36)