Dalam memcahkan masalah dan menentukan keputusan yang akan diambil tentu kita membutuhkan model, karna untuk mengimplementasikan secara langsung dilapangan akan memiliki resiko yang sangat tinggi, ada 3 model yang digunakan secara umum
2. PEMBAHASAN:
1. Decision Analysis Model :
a. Decision making under uncertainty
b. Decision making under risk
c. Decision making with perfect information
d. Decision making with imperfect information
e. Decision Tree
@shary_A
4. DECISION ANALYSIS MODEL
Model adalah percontohan yang mengandung unsur
yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika
perlu). pengambilan keputusan itu sendiri merupakan
suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan
model sacara cepat dan benar.
@shary_A
5. Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan,
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahuui apakah hubungan yang bersifat
tunggsaal dari unsur -unsur itu ada relevansinya
terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
2. Untuk memperjelas secara eksplisit mengenai hubungan
signifikan diantara unsur-unsur itu.
3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat
hubungan-hubungan antara variabel. hubungan ini
biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan
keputusan.
@shary_A
6. Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari
konstruksi. Model adalah abstraksi, elemen-elemen tertentu
dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang
menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih
baik. Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model
sering kali dapat meliputi perubahan konseptual. Setiap
unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan
menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.
@shary_A
7. Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast,
memberikan kerangka pengelolaan. Model merupakan alat
penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system
yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi
yang kompleks disederhanakan tanpa penghilangan hal-
hal yang esensial dengan tujuan untuk memudahkan
pemahaman.
@shary_A
8. Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk
memecahkan masalah digunakan model matematika dalam
menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih
mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu
memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi.
Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan
matematika merupakan bahasa simbolik khusus.
@shary_A
9. Pada dasarnya terdapat dua cara untuk melakukan
penilaian keputusan:
1. Menggunakan pendekatan yang sifatnya pragmatis,
yaitu melihat hasil yang dicapai. Jika hasil yang dicapai
sesuai dengan harapan dan keinginan, keputusan yang
diambil dapat dikatakan sebagai keputusan yang baik,
dan sebaliknya.
Secara pragmatis, beberapa tolak ukur
tambahan yang dapat dan biasa digunakan dalam
menilai tepat tidaknya suatu keputusan antara lain:
@shary_A
10. 1) Mutu keputusan yang diambil dalam arti penggabungan yang tepat
antara rasionalitas dan kreativitas oleh pengambil keputusan.
2) Dipertimbangkannya berbagai alternatif yang wajar dan relevan
untuk dipertimbangkan.
3) Tersedianya informasi yang relevan, mutakhir, dapat dipercaya dan
lengkap serta digunakan sebgai dasar untuk melakukan analisis
yang diperlukan.
4) Pemanfaatan yang ekonomis dari berbagai sumber daya, dana, dan
tenaga dalam proses pengambilan keputusan.
5) Akseptabilitas keputusan yang diambil oleh mereka yang
diharapkan akan menjalankan keputusan tersebut dan oleh mereka
yang akan terkena oleh keputusan yang diambil.
@shary_A
11. 2. Menggunakan pendekatan yang sifatnya prosedural. Dalam hal ini yang
dinalai adalah proses tau tata cara yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. Cara inilah yang menyangkut model dan teknik
pengambilan keputusan. Yang dilakukan ialah meniali suatu keputusan
baik atau tidak berdasarkan cara yang ditempuh untuk menjatuhkan
piihan.
Apabila seorang pengambil keputusan telah mengidentifikasikan dan
mempertimbangkan semua alternatif yang secara sadar dibatasi, dan
telah melalui semua langkah dalam proses pengambilan keputusan,
serta menerima konsekuensi tindakan yang diambil, proses pengambilan
keputusan demikian dapat dipandang sebagai proses yang tuntas.
@shary_A
12. DECISION MAKING UNDER UNCERTAINTY
(DIBAWAH KETIDAKPASTIAN)
Pengambil keputusan tidak mengetahui probabilitas
kejadian alam yang akan terjadi untuk tiap alternatif.
Hal ini bisa dikarenakan minimnya informasi yang
diterima.
Apa yang dimaksud dengan keputusan dalam
kondisi ketidak pastian?
@shary_A
13. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (Decision
Making Under Certainty) adalah pengambilan keputusan
dimana terjadi hal-hal berikut :
a. Tidak diketahui jumlah dan kemungkinan munculnya
kondisi tersebut.
b. Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan
probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang
keluar.
c. Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil suatu
tindakan,tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar
probabilitas setiap hasil tersebut.
@shary_A
14. d. Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau
informasi lengkap mengenai peluang terjadinya
bermacam-macam keadaan tersebut.
e. Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah
terjadi.
f. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat
dikurangi dengan beberapa cara antara lain :
1) Mencari informasi lebih banyak
2) Melalui riset atau penelitian
3) Menggunakan probabilitas subjektif
@shary_A
15. Kondisi tidak pasti adalah suatu keadaan yang memenuhi
beberapa syarat,yaitu sebagai berikut :
1. Ada beberapa alternatif tindakan yang fisibel (dapat
dilakukan)
2. Nilai probabilitas masing-masing kejadian tidak
diketahui.
3. Memiliki Pay-off sebagai hasil kombinasi suatu
tindakan dan kejadian tidak pasti.
@shary_A
16. 2. Menyelesaikan pengambilan keputusan dalam kondisi
ketidakpastian dalam kondisi kriteria berikut :
Maximax
Minimax
Maximin
Laplace
Realisme
@shary_A
17. 1. MAXIMAX
Pada kriteria maximax ini pengambilan keputusan
dianggap sangat optimis, yaitu dipilihnya hasil-hasil
terbesar dari alternatif-alternatif yang memberikan hasil
maxsimal dalam berbagai keadaan secara ilmiah.
Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid,
karena hanya mempertimbangkan hasil yang paling
optimistik dan mengabaikan semua keadaan yang
mungkin, pay off , dan probabilitas yang lainya.
@shary_A
18. 2. MINIMAX
Kriteria untuk menghindari penyesalan yang timbul
setelah memilih keputusan yang meminimumkan
maksimum penyesalan / keputusan yang menghindari
kekecewaan terbesar, atau memilih nilai minimum dari
regret maksimum, dimana:
Jumlah regret / opportunity loss = Pay off max – pay off
alternatif pada peristiwa tertentu
@shary_A
19. 3. MAXIMIN
Pada kriteria ini, pengambilan keputusan dianggap
pesimis atau konservasi tentang masa depan. Menurut
kriteria ini hasil terkecil untuk setiap alternatif
dibandingkan dengan alternatif yang menghasilkan nilai
maksimal dari hasil minimal yang dipilih atau memilih
alternatif yang minimal paling besar.
Kriteria ini disebut juga kriteria Wald, untuk
menghormati penemuannya Abraham Wald. Pada kriteria
ini, pengambilan keputusan mungkin mengabaikan
probabilitas-probabilitas signifikan bahwa hasil yang
diperoleh dapat lebih besar.
@shary_A
20. 4. LAPLACE
Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood.
Menurut kriteria ini, pengambilan keputusan
mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai
kondisi adalah sama besarnya.
Pada kriteria ini, pengambilan keputusan – keputusan
tidak dapat menetukan / mengetahui probabilitas
terjadinya berhagai hasil, sehingga diasumsikan bahwa
semua peristiwa mempunyai kemungkinan sama untuk
terjadinya atau setiap hasil memiliki probabilitas yang
sama. Hasil yang dipilih adalah hasil yang memiliki nilai
tertimbang tertinggi.
@shary_A
21. 5. REALISME
Kriteria realisme dikenal juga sebagai kriteria Hurwicz,
untuk menghormati penemuan Leonid Hurwicz. Kriteria ini
merupakan kriteria anatara maximam dan maximin, anatar
optimis dan pesimis. Pengambilan keputusan yang tepat
biasnya memperlihat kan suatu antara optimisme.
Pada kriteria ini terdapat koefisien optimis, biasanya
disimblokan dengan “a”, yaitu skala untuk mengukur tingkat
optimism dari pengambilan keputusan.
Ukuran realisme (UR):
UR = (Hasil maksimal x a) + (Hasil minimal x 1-a)
@shary_A
22. Contoh kondisi dibawah ketidakpastian:
Mr. X yang mencalonkan untuk menjadi presiden pada
pemilihan umum periode mendatang tidak diketahui
probabilitasnya.
Keterkaitan kondisi pengambilan keputusan dengan
keputusan salah
@shary_A
23. TAHAPAN UNTUK KONDISI DIBAWAH KETIDAKPASTIAN
1. Susun tabel keputusan.
2. Pilih kriteria dalam pengambilan keputusan.
3. Terapkan kriteria kedalam tabel keputusan.
4. Identifikasi keputusan optimal.
@shary_A
24. STUDI KASUS 1:
INVESTASI PROPERTY
Seorang investor ingin melakukan investasi dalam bentuk
property. Dia harus memutuskan antara membeli sebuah
apartemen, kantor, atau gudang. Hasil yang didapat disaat
kondisi ekonomi baik jika dia membeli apartemen adalah
$50.000, kantor adalah $100.000 dan gudang adalah
$30.000.
Apabila kondisi ekonomi buruk, maka yang akan dihasilkan
jika dia membeli gudang adalah $10.000. Namun dia akan
merugi sebesar $40.000 jika dia membeli kantor, dan
sebesar $5.000 jika dia membeli apartermen.
@shary_A
25. Pertanyaannya adalah:
1.Buatlah tabel keputusan untuk investasi property!
2.Tentukan alternatif yang dipilih menggunakan:
a. Maximax.
b.Maximin.
c. Equally Likelihood.
d.Realism.
e. Minimax Regret.
@shary_A
26. A. TABEL KEPUTUSAN INVESTASI
1. MAXIMAX (OPTIMISTIC CRITERION)
Kriteria yang memilih nilai maksimum dari hasil
maksimum yang didapat pada setiap alternatif. Kriteria
ini didasarkan kepada skenario terbaik yang
memungkinkan. @shary_A
28. 2. MAXIMIN (PESSIMISTIC CRITERION)
Kriteria yang memilih nilai maksimum dari hasil minimum
yang didapat pada setiap alternatif. Kriteria ini didasarkan
kepada worst-case scenario dan memilih kerugian yang
paling kecil.
Pemilihan alternatif menggunakan maximin
@shary_A
29. 3. EQUALLY LIKELIHOOD (LAPLACE)
Kriteria yang memilih alternatif yang rata-rata hasilnya
paling tinggi. Kriteria ini mengasumsikan probabilitas
masing- masing situasi adalah sama.
Pemilihan alternatif menggunakan equally likelihood
@shary_A
30. 4. REALISM (HURWICZ/WEIGHTED AVERAGE)
Kriteria yang memilih dengan koefisien optimisme (a) dan
koefisien pesimisme (1- a).
1. Dalam menentukan koefisien dari realism a dengan nilai
antara 0 dan 1.
2. Jika mendekati 1, maka pembuat keputusan optimis
tentang masa depan.
3. Jika mendekati 0, maka pembuat keputusan pesimis
tentang masa depan.
4. Jika alternatif memiliki 3, 5 atau lebih kondisi, maka
kriteria Realism hanya memilih kondisi yang paling baik
dan kondisi paling buruk.@shary_A
32. 4. PEMILIHAN ALTERNATIF MENGGUNAKAN REALISM
Berdasarkan data yang diperoleh, koefisien optimisme
(kondisi ekonomi baik) adalah sebesar 0.6, sehingga
koefisien pesimisme (kondisi ekomomi buruk) adalah 1 –
0.6 = 0.4.
@shary_A
33. 5. MINIMAX REGRET
Kriteria yang menghindari penyesalan yang timbul karena
salah dalam mengambil keputusan.
Pilihlah nilai maksimum payoff dari setiap kondisi yang ada.
@shary_A
34. Buat tabel Opportunity Loss dengan mengurangi payoff
maksimum dari kejadian dengan payoff keputusan yang
terkait.
@shary_A
35. TUGAS
PENGEMBANGAN USAHA (1) Para pembuat keputusan di PT.
Maximillion harus segera memutuskan apa yang akan
dilakukan dalam 1 tahun kedepan. Apakah tetap
menjalankan perusahaan tanpa upaya pengembangan atau
ingin meningkatkan keuntungan dengan cara membuat
pabrik baru dengan ukuran besar atau kecil.
Jika pasar dalam keadaan baik, maka hasil yang didapatkan
setahun adalah Rp.20 Miliyar untuk pabrik besar dan Rp.10
Miliyar untuk pabrik kecil. Sedangkan jika pasar dalam
keadaan normal, maka hasil yang didapatkan adalah Rp.13
Miliyar untuk pabrik besar dan Rp.5 Miliyar untuk pabrik
kecil. @shary_A
36. Sebaliknya apabila pasar lesu, maka kerugian yang diderita
adalah Rp.18 Miliyar untuk pabrik besar dan Rp.20 Miliyar
untuk pabrik kecil. Pertanyaannya adalah:
A. Buatlah tabel keputusan untuk pengembangan usaha!
B. Tentukan alternatif yang dipilih menggunakan:
1. Maximax.
2. Maximin.
3. Equally Likelihood.
4. Realism, dimana a = 0,7. 5. Minimax Regret.
@shary_A
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.