SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
makalah informed choice
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat
pilihan kalau diberikan informasi yang cukup dan justru para bidan yang enggan memberikan
informasi yang lengkap agar wanita dapat membuat keputusan. Wanita dengan pendidikan tinggi
dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau mempunyai bekal untuk membuat keputusan,
tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena berbagai alasan, misalnya alasan social ekonomi,
kurangnya pendidikan dan pemahaman masalah kesehatan, kesulitan bahasa dan pemahaman
system kesehatan yang tersedia. Maka dari itu kami mengambil judul “INFORMED CHOICE” agar
ibu dapat menentukan pilihannya sesuai kebutuhan berdasarkan informasi yang diberikan oleh
petugas kesehatan termasuk bidan.
B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian informed choice?
b. Apa perbedaan informed choice dengan informed consent?
c. Bagaiman rekomendasi yang dianjurkan bagi bidan dalam peningkatan informed
choice?
d. Bentuk pilihan apa saja yang ada dalam asuhan kebidanan?
C. Tujuan
a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai informed choice.
b. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya informed choice dalam memberikan
asuhan kebidanan kepada klien.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini memberikan informasi tentang bagaimana pentingnya informed choice
E. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam
makalah ini adalah metode studi kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Informed Choice
pengertian informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang
alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik internasional bidan yang dinyatakan
oleh ICM tahun 1993 bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan
dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya. Definisi
informasi dalam konteks ini adalah meliputi: informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami
ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
Hak dan keinginan wanita harus dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih
asuhannya.
Dari riwayat yang sudah lama berlangsung, petugas kesehatan termasuk bidan sungkan baik
untuk membagikan informasi maupun membuat keputusan bersama dengan klien. Ini bertentangan
dengan aspek hukum dan untuk sikap profesionalisme yang wajib dan bersusah payah untuk
menjelaskan kepada klien semua kemungkinan pilihan tindakan dan hasil yang diharapkan dari
setiap pilihannya.
Di negara manapun ada hambatan dalam memberdayakan wanita mengenai pelaksanaan
informed choice ini, misalnya sangat kurang informasi yang diperoleh ketika wanita mulai hamil
dan ada prasangka bahwa wanita sendiri enggan menggambil tanggung jawab untuk membuat
keputusan yang sulit dalam kehamilan maupun persalinan. Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat pilihan kalau diberikan informasi yang cukup
dan justru para bidan yang enggan memberikan informasi yang lengkap agar wanita dapat membuat
keputusan. Wanita dengan pendidikan tinggi dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau
mempunyai bekal untuk membuat keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena
berbagai alasan, misalnya alasan social ekonomi, kurangnya pendidikan dan pemahaman masalah
kesehatan, kesulitan bahasa dan pemahaman system kesehatan yang tersedia.
Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choise kepada klien harus:
 Memperlakukan klien dengan baik.
 Berinteraksi dengan nyaman
 Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
 Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan
kondisinya.
B. Perbedaan Pilihan (choice) dengan Persetujuan (consent)
1. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan.
2. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan
kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya
dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan pilihannya sendiri.
Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti
perbedaannya sehinggga dia dapat menentukan mana yang disukai atau sesuai
dengan kebutuhannya.
C. Rekomendasi yang Dianjurkan untuk Bidan
1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai
aspek agar dapat membuat keputusan klinisdan secara teoritis agar dapat memberikan
pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya.
2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh si wanita dengan menggunakan media alternative dan penterjemah kalau
perlu, begitu juga tatap muka langsung.
3. Bidan dan petugas kesehatan lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri
dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang
mereka ambil sendiri. Ini tidak hanya dapat diterima secara etika tetapi juga melegakan
para profesional kesehatan. Memberikan jaminan bahwa para petugas kesehatan sudah
memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan bahwa wanita itu sudah diberikan
informasi yang lengkap tentang implikasi dari keputusan mereka dan mereka telah
memenuhi tanggung jawab moral mereka.
4. Dengan memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta,
diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin.
5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan
wanita dari system asuhan dan suatu tekanan positif terhadap perubahan.
D. Bentuk Pilihan yang Ada dalam Asuhan Kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien, antara lain:
1. Gaya bentuk pemeriksaan ANC dan pemeriksaan laboratorium atau screening
antenatal.
2. Tempat melahirkan
3. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
4. Pendampingan waktu melahirkan
5. Klisma dan cukur daerah pubis
6. Metoda monitor denyut jantung janin
7. Percepatan persalinan atau augmentasi
8. Diet selama proses persalinan
9. Mobilisasi selama proses persalinan
10. Pemakaian obat penghilang rasa sakit
11. Pemecahan ketuban
12. Posisi ketika melahirkan
13. Episiotomi
14. Penolong persalinan
15. Keterlibatan suami waktu bersalin/kelahiran.
16. Pemotongan tali pusat
17. Metode kontrasepsi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan, misalnya tentang metode kontrasepsi
yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya /
keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif,
akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari
berbagai alternatif yang tersedia.
Bidan harus memberikan pilihan kepada klien tanpa bersifat otoriter, karena klien mempunyai
hak untuk menentukan pilihannya dari informasi yang telah diperoleh dari bidan tentang segi
positif dan negatif pilihannya yang sesuai dengan kondisinya dan tindakan apa yang akan
dilaksanakan. Pemberian informasi yang jelas akan membantu klien membuat pilihan sendiri yang
sesuai dan memahami tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.
proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien dan petugas untuk membantu klien
mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai
dengan kondisi yang sedang dihadapi.
B. SARAN
Demi memajukan keterampilan dan pengetahuan seorang bidan, harus terus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinisdan
secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya. Maka
informed choice harus di berikan kepada klien sebagai suatu pilihan untuk klien.
• MENGHADAPI MASALAH ETIK MORAL DAN DILEMA DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN A. Masalah Etik Moral dan Dilema dalam Praktik Kebidanan Untuk dapat
menjalankan praktik kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik
yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai
pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan . menurut Daryl Koehn dalam The Ground
of professional ethics, 1994 bahwa bidan dikatakan professional , bila menerapkan etika
dalam menjalankan praktik kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan, akan
mendapatkan tanggung jawab profesionalisnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada
posisi yang baik, yaitu menfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etik untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan.
• B. INFORMED CHOICE Informed choice adalah membuat pilihan setelah menjelaskan
pendapat setelah mendapatkan penjelasan tentang alternative asuhan yang akan dialaminya.
Informasi dalam konteks ini : informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu,
tentang pemahaman risiko, manfaat, keuntungan, kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
•
• Perbedaan pilihan (choice) dengan persetujuan (consent) : 1. Pilihan atau choice penting dari
sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran
pemahaman masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi
menentukkan pilihannya sendiri. Choice berarti ada alternative lain, ada lebih dari satu
pilihan dan klien mengerti perbedaannya sehingga dia dapat menentukkan mana yang
disukai atau sesuai dengan kebutuhannya.
• 2. 2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek
hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan.
•
• Jenis-jenis Pelayanan yang dapat dipilih oleh pasien antara lain : 1. Bentuk pemeriksaan
ANC dan screening laboratorium ANC. 2. Tempat melahirkan. 3. Masuk kamar bersalin
pada tahap awal persalinan. 4. didampingi waktu melahirkan. 5. Metoda monitor DJJ. 6.
Argumentasi, stimulasi, induksi. 7. Mobilisasi atau posisi saat persalinan. 8. Pemakaian
analgesia. 9. Episiotomi. 10. Pemecahan ketuban. 11. Penolong persalinan. 12. Keterlibatan
suami pada waktu melahirkan. 13. Tekhnik pemberian minuman pada bayi. 14. Metode
kontrasepsi.
•
• C. INFORMED CONSENT Menurut Culver and Gert, ada empat komponen yang harus
dipahami pada suatu consent atau persetujuan : 1. Suka rela (voluntariness) suka rela
mengandung makna bahwa pilihan yang dibuat adalah atas dasar sukarela tanpa ada unsur
paksaan didasari informasi dan kompetensi. Sehingga pelaksanaan sukarela harus memenuhi
unsur informasi yang diberikan sejelas-jelasnya. 2. Informasi (information) Jika pasien tidak
tahu, sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan. Dalam berbagai kode etik pelayanan
kesehatan bahwa informasi yang lengkap dibutuhkan agar mampu membuat keputusan yang
tepat. Kurangnya informasi atau diskusi tentang risiko, efek samping tindakan, akan
membuat pasien sulit mengambil keputusan, bahkan ada rasa cemas dan bingung. 3.
Kompetensi (competence) Dalam konteks kompetensi bermakna suatu pemahaman bahwa
seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk mampu membuat keputusan dengan tepat, juga
membutuhkan banyak informasi. 4. Keputusan (Decision) Pengambilan keputusan
merupakan suatu proses, dimana merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan
keputusan merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan. Keputusan penolakan
pasien terhadap suatu tindakan harus divalidasi lagi apakah karena pasien kurang
kompetensi. Jika pasien menerima suatu tindakan, beritahulah juga prosedur tindakan dan
buatlah senyaman mungkin. Apakah Informed Consent? 1. Persetujuan yang diberikan
pasien atau wilayahnya yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu tindakan
kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai
tindakan yang akan dilakukan. 2. Informed consent merupakan suatu proses. 3. Secara
hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981, PP No. 8 Tahun 1981. 4. Informed
consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas, tetapi bukti jaminan informed
consent telah terjadi. 5. Merupakan dialog antara bidan dengan pasien didasari keterbukaan
akal pikiran, dengan bentuk birokratisasi penandatanganan formulir. 6. Informed consent
berarti pernyataan kesediaan atau pernyataan penolakan setelah mendapat informasi
secukupnya sehingga yang diberi
• 4. informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan
terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan. 7. Berperan dalam mencegah konflik etik
tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang
terbaik bagi pasien atau klien. Informed consent mempunyai dua dimensi, yaitu sebagai
berikut : 1. Dimensi hukum ,merupakan perlindungan pasien terhadap bidan yang berprilaku
memaksakan kehendak, memuat: a. Keterbukaan informasi antara bidan dan pasien b.
Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien c. Memberi kesempatan pasien untuk
memperoleh yang terbaik 2. Dimensi etik, mengandung nilai-nilai: a. Menghargai otonomi
pasien b. Tidak melakukan interfensi melainkan membantu pasien bila diminta atau
dibutuhkan c. Bidan menggali keinginan pasien baik secara subjektif atau hasil pemikiran
rasional. Menurut KUHP pasal 1320 tentang syarat syahnya perjanjian atau consent adalah :
1. adanya kata sepakat, sepakat dari pihak tanpa paksaan, tipuaan maupun kekeliruan. 2.
kecakapan yaitu seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan, jika orang itu
mampu melakukan tindakan hukum , dewasa dan tidak gila. 3. suatu hal tertentu, yaitu objek
dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan jelas dan terinci. 4.
suatu sebab yang halal , maksudnya adalah isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang, tata tertb, kesusilaan norma dan hukum.
• 5. Skema informed consent
• PASIEN BIDAN INFORMASI KEPUTUSAN CONSENT MENOLAK TTD FORM
PERSETUJUAN MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN
• 6. Skema informed consent PASIEN BIDAN INFORMASI KEPUTUSAN CONSENT
MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN
2
MASALAH ETIK MORAL YANG
MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN
Posted by sucibamz010510 on December 4, 2012 in Uncategorized | ∞
A. MASALAH ETIK/MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
•Pengendalian Kesuburan
Pelaksanaan kontrasepsi mantap (kontap) pada perempuan harus melalui proses konseling yang
hati-hati, sehingga merupakan keputusan melalui pilihan yang matang yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan, etik, dan agama dari pasangan yang bersangkutan.
Oleh karena itu, dampak kontap tidak hanya pada individu melainkan pada pasangan suami istri dan
mungkin juga pada keluarga besar kedua pihak, sehingga diperlukan konseling yang hati-hati.
Masalah Aborsi
Bidan hendaknya menyikapi dengan arif agar tidak terjebak dalam pertentangan tajam antara aliran
Pro-Life dan aliran Pro-Choice.
—
— b. Teknologi Reproduksi Berbantu
penanganan terhadap gamet (sel telur, spermatozoa) atau embrio sebagai upaya untuk memperoleh
kehamilan dari pasangan suami istri, apabila cara-cara alami atau teknik kedokteran konvensional
tidak memperoleh hasil.
c. INFORMED CHOICE
¢Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternative
asuhan yang akan dialaminya.
¢Menurut kode etik bidan internasional tahun 1993,”bidan harus menghormati hak informed choice
ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya
tentang hasil dari piliahnnya”
*Informasi yang diberikan kepada ibu, tentang pemahaman resiko,manfaat,keuntungan,dan
kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
* Tetapi sebagian besar wanita masih sulit untuk membuat keputusan karena alasan
social,ekonomi,kurangnya pendidikan,dan pemahaman masalah kesehatan.kesulitan bahasa,dan
pehamanan system kesehatan yang tersedia dll.
D. INFORMED CONSENT
Tindakan medic yang dilakukan bidan,hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan
unpredictable(tidak dapat diperhitungkan secara metematik),sebab dipengaruhi oleh factor-faktor
lain yang lain berada di luar kekuasaan bidan.
Istilah consent adalah dari bahasa latin yaitu consensio. Kemudian di dalam bahasa Inggris menjadi
consent yang berarti persetujuan izin, memberi izin kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent/persetujuan :
1.Sukarela (voluntariness)
2.Informasi (information)
3.Kompetensi (competence)
4.Keputusan (decision)
Perbedaan pilihan (choice) dan persetujuan (consent)
1. Pilihan (choice) penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan yang
memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi
pribadi menentukan “pilihannya sendiri”.
2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum
yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan
Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik / Moral Dalam
Pelayanan Kebidanan Dan Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan
Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik / moral dalam pelayanan kebidanan
a. Teori pengambilan keputusan
Teori – teori pengambilan keputusan
• Teori Utilitarisme
Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya
bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan
dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum
dari utilitarisme adalah didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar
bila menghasilkan jumlah atau angka yang besar . Ada 2 bentuk teori utilitarisme :
a) Utilitarisme berdasarkan tindakan
Setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil
atau tindakan yang lebih besar.
b) Ultilitarisme berdasarkan aturan
Modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik
akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
• Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak
yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik. Jika digunakan dengan baik oleh
kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat akan menjadi jelek sekali.
Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban . Kalau seseorang bertindak karena motif
tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban
disebut legalitas. Menurut W.D Ross (1877-1971) setiap manusia mempunyai intuisi akan
kewajiban. Semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan
kebenaran merupakan kewajiban utama termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terima kasih,
keadilan dan berbuat baik.
Contoh : bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan. Dengan memahami
kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan konflik atau dilema.
• Teori Hedonisme
Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan
menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting
adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut
epikuros(341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan indrawi tetapi
kebebasan dan rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan
manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan
kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan
ketidaksenangan.
• Teori Eudemonisme
Menurut Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia
mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali kita mencari tujuan
untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi. Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir
hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Seseorang mampu mencapai tujuannya jika
mampu menjalankan fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Manusia
mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan,
yaitu :
a)Keutamaan intelektual
b) Keutamaan moral
1. Pengertian
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu
profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikatakan profesional bila dapat menerapkan etika
dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi praktik
kebidanan.
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5
hal pokok dalam pengambilan keputusan:
• Intuisi berdasarkan perasaan lebih subyektif dan mudah terpengaruh
• Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis. Seringnya terpapar suatu
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus
• Fakta, keputusan lebih riil, valid dan baik.
• Wewenang lebih bersifat rutinitas
• Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
• Posisi/kedudukan
• Masalah, terstruktur, tidak terstruktur
• Situasi
• Kondisi
• Tujuan
2. Teknik pengambilan keputusan
Sistem pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu
profesi. Keberadaan yang sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi
oleh 2 hal :
• Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi
dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
• Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan.
a. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
• Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability.
• Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan
rasa hormat.
• Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
• Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman.
• Sumber proses pengambilan keputusan yang lainnya adalah :
a) Knowledge
b) Ajaran intrinsic
c) Kemampuan berfikir kritis
d) Kemampuan membuat keputusan klinis yang logis
Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh 3
keterlambatan yaitu :
• Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
untuk memulai pertolongan
• Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
• Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
b. Bentuk pengambilan keputusan :
• Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana
dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
• Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
• Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standar
praktik kebidanan.
c. Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
• Mengenal dan mengidentifikasi masalah
• Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan
sekarang.
• Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
• Mempertimbangkan pilihan yang ada.
• Mengevaluasi pilihan tersebut.
• Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
d. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
• Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh sepeti rasa
sakit, tidak, nyaman dan kenikmatan.
• Emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap.
• Rasional, didasarkan pada pengetahuan
• Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan dalam
melaksanakannya.
• Interpersonal, didasarkan pada pengaruh jarnigan sosial yang ada
• Struktural, didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
e. Dasar pengambilan keputusan :
• Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
• Keterpaksaaan karena suatu krisis yang menuntut sesuatu untuk segera
dilakukan.
f. Pengambilan keputusan yang etis, ciri – ciri :
• Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
• Sering menyangkut pilihan yang sukar
• Tidak mungkin dielakkan
• Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan lingkungan sosial
Situasi diperlukan untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi, supaya melakukan
perbuatan yang tepat dan berguna serta untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu
diperhatikan.
Kesulitan-kesulitan dalam mengartikan situasi :
• Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
• Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan,
prasangka dan faktor – faktor subjektif lain
Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi :
• Melakukan penyelidikan yang memadai
• Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
• Memperluas pandangan tentang situasi
• Kepekaan terhadap pekerjaan
• Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
g. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
• Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya baik oleh sendiri atau dengan
orang lain.
• Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
• Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
• Pilih solusi yang lebih baik.
• Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi klien sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi atau rutin.
Pengambilan keputusan klinis tergantung :
• Pengetahuan
• Latihan Praktek
• Pengalaman
Pengambilan keputusan klinis yang benar dan tepat :
• Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yang tidak sesuai dengan
kebutuhan klien
• Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
• Membiasakan bidan berfikir dan bertindak sesuai standar
• Memberikan kepuasan pelanggan
Ada 2 hal dalam kasus emergensi dan menghadapi situasi panik :
• Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa lampau
• Meninjau simpanan pengetahuan yang relevan dengan keadaan tersebut
3. Teknik menghadapi dilema etik moral
Empat tingkatan kerja pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan ketika
menghadapi dilema etik :
• Tingkatan I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
• Tingkat II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar ), privasi ,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji ). Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik dan panduan praktek profesi.
• Tingkat III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan :
1) Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan
pilihan individu.
2) Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien,
selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
3) Non maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan
penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
4) Justice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)
• Tingkat IV
Teori pengambilan keputusan yaitu teori utilitarisme, teori deontology, teori
hedonism, teori eudemonisme
B. Menghadapi masalah etik
a. Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan
a) Pengertian masalah
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah
merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai
tujuan dengan hasil yang maksimal.
Masalah etik merupakan kesenjangan yang terjadi antara seorang tenaga kesehatan dengan
orang lain baik dari segi etika maupun moral sehingga membutuhkan penyelesaian dan harus
dipecahkan agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan. Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dianggap baik atau buruk
dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu.
b) Bentuk masalah etik
Langkah-langkah penyelesaian masalah :
1. Melakukan penyelidikan yang memadai
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan :
1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
• Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
• Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
• Pengetahuan klinik yang baik
• Pengetahuan yang up to date
• Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Harapan bidan dimasa depan :
• Bidan dikatakan profesional apabila menerapkan etika dalam menjalankan
praktik kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994)
• Dengan memahami peran bidan → tanggung jawab profesionalisme
terhadap pasien atau klien akan meningkat
• Bidan berada dalam posisi baik → memfasilitasi klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik
kebidanan
c) Cara menghadapi masalah etik
1. Informed consent
Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan
untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh
informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan. Informed
consent merupakan suatu proses. Secara hukum informed consent berlaku sejak
tahun 1981 PP No.8 tahun 1981.
Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas tetapi
bukti jaminan informed consent telah terjadi. Merupakan dialog antara bidan dan
pasien di dasari keterbukaan akal pikiran dengan bentuk birokratisasi
penandatanganan formulir. Informed consent berarti pernyataan kesediaan atau
pernyataan setelah mendapat informasi secukupnya sehingga setelah mendapat
informasi sehingga yang diberi informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat
dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan.
Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan.
Pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien.
• Dimensi informed consent
1) Dimensi hukum, merupakan perlindungan terhadap bidan yang
berperilaku memaksakan kehendak, memuat :
− Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien
− Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien
− Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik
2) Dimensi etik, mengandung nilai – nilai :
− Menghargai otonomi pasien
− Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila
diminta atau dibutuhkan
− Bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil
pemikiran rasional
• Syarat sahnya perjanjian atau consent (KUHP 1320)
1) Adanya kata sepakat
Sepakat dari pihak bidan maupun klien tanpa paksaan, tipuan maupun
kekeliruan setelah diberi informasi sejelas – jelasnya.
2) Kecakapan
Artinya seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan, jika
orang itu mampu melakukan tindakan hukum, dewasa dan tidak gila.
Bila pasien seorang anak yang berhak memberikan persetujuan adalah
orangtuanya, pasien dalam keadaan sakit tidak dapat berpikir sempurna
sehingga ia tidak dapat memberikan persetujuan untuk dirinya sendiri,
seandainya dalam keadaan terpaksa tidak ada keluarganya dan persetujuan
diberikan oleh pasien sendiri dan bidan gagal dalam melakukan tindaknnya
maka persetujuan tersebut dianggap tidak sah.
Contoh kasus :
Bila ibu dalam keadaan inpartu mengalami kesakitan hebat maka ia
tidak dapat berpikir dengan baik, maka persetujuan tindakan bidan dapat
diberikan oleh suaminya. Bila tidak ada keluarga atau suaminya dan bidan
memaksa ibu untuk memberikan persetujuan melakukan tindakan dan pada
saat pelaksanaan tindakan tersebut gagal maka persetujuan dianggap tidak
sah.
3) Suatu hal tertentu
Obyek persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan
jelas dan terinci.
Contoh :
Dalam persetujuan ditulis dengan jelas identitas pasien meliputi
nama, jenis kelamin, alamat, nama suami atau wali. Kemudian yang
terpenting harus dilampirkan identitas yang membuat persetujuan
4) Suatu sebab yang halal
Isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan undang – undang,
tata tertib, kesusilaan, norma dan hukum
Contoh :
Abortus provocatus pada seorang pasien oleh bidan meskipun
mendapatkan persetujuan si pasien dan persetujuan telah disepakati kedua
belah pihak tetapi dianggap tidak sah sehingga dapat dibatalkan demi hukum
• Segi hukum informed consent
Pernyataan dalam informed consent menyatakan kehendak kedua belah pihak
yaitu pasien menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan formulir
persetujuan ditandatangani kedua belah pihak maka persetujuan tersebut
mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak.
Informed consent tidak meniadakan atau mencegah diadakannya tuntutan
dimuka pengadilan atau membebaskan RS atau RB terhadap tanggungjawabnya
bila ada kelalaian. Hanya dapat digunakan sebagai bukti tertulis adan adanya izin
atau persetujuan dari pasien terhadap diadakannya tindakan.
Formulir yang ditandatangani pasien atau wali pada umumnya berbunyi
segala akibat dari tindakan akan menjadi tanggung jawab pasien sendiri dan tidak
menjadi tanggung jawab bidan atau rumah bersalin. Rumusan tersebut secara
hukum tidak mempunyai kekuatan hukum, mengingat seseorang tidak dapat
membebaskan diri dari tanggung jawabnya atas kesalahan yang belum dibuat.
• Masalah yang lazim terjadi pada informed consent
Pengertian kemampuan secara hukum dari orang yang akan menjalani
tindakan, serta siapa yang berhak menandatangani.
Masalah wali yang sah. Timbul apabila pasien atauibu tidak mampu secar
hukum untuk menyatakan persetujuannya.
Masalah informasi yang diberikan, seberapa jauh informasi dianggap telah
dijelaskan dengan cukup jelas, tetapi juga tidak terlalu rinci sehingga dianggap
menakut – nakuti.
Dalam memberikan informasi apakah diperlukan saksi apabila diperlukan
apakah saksi perlu menanda tanagani form yang ada. Bagaimana menentukan
saksi ?
Dalam keadaan darurat misal kasus perdarahan pada bumil dan kelaurga
belum bisa dihubungi, dalam keadaan begini siapa yang berhak memberikan
persetujuan, sementara pasien perlu segera ditolong.
2. Informed choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya.
Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan harus menghormati
hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam
asuhan dan tanggung jawabnya terhadap hasil dari pilihannya.
Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap
diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan
kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.
Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :
• Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan bidan
• Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “ pilihannya”
sendiri.
Bagaimana pilihan dapat diperluas dan menghindari konflik
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur dan dapat dipahami oleh ibu,
menggunakan alternatif media ataupun yang lain sebaiknya tatap muka.
Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya
dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.
Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah
memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informasi yang lengkap
tentang dampak dari keputusan mereka.
Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan
sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah,
propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus asuhan pada
ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin.
Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari
sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.
Etica AKPER PEMKAB MUNA

More Related Content

What's hot

Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRS
Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRSSistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRS
Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRSKanaidi ken
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidananpjj_kemenkes
 
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENasih gahayu
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienasih gahayu
 
Karakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalKarakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalRhio Si CrackerBoy
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidananDwi Pirang
 
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrsRensiAmbi
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21SiLvi Fata
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanAndi amalia'Elf
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18SiLvi Fata
 
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLP
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLPKomunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLP
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLPasih gahayu
 
Promosi Kesehatan
Promosi KesehatanPromosi Kesehatan
Promosi Kesehatannesyaazzura
 

What's hot (18)

Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRS
Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRSSistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRS
Sistem Informasi Asuh Keperawatan _Materi Training SIMRS
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
 
Komunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasienKomunikasi efektif drg pasien
Komunikasi efektif drg pasien
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 
Karakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professionalKarakteristik bidan bermutu dan professional
Karakteristik bidan bermutu dan professional
 
Promkes di puskesmas dan rs 1
Promkes di puskesmas dan rs 1Promkes di puskesmas dan rs 1
Promkes di puskesmas dan rs 1
 
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanankomunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
komunikasi kebidanan - konsep konseling asuhan kebidanan
 
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
261827047 pedoman-pelayanan-pkrs
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
 
Komunitas ske 2
Komunitas ske 2Komunitas ske 2
Komunitas ske 2
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLP
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLPKomunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLP
Komunikasi Assertif dokter gigi dan pasien dg pendekatan NLP
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Promosi Kesehatan
Promosi KesehatanPromosi Kesehatan
Promosi Kesehatan
 

Similar to Etica AKPER PEMKAB MUNA

16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptxAuliaSabila4
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidananpjj_kemenkes
 
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanpelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanNellyYuana1
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11Stiunus Esap
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11Stiunus Esap
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxYuliamandaHarahap
 
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptx
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptxpert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptx
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptxnurulmisbah4
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalFirdika Arini
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakartashashamarta
 
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)Ade Rahman
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 

Similar to Etica AKPER PEMKAB MUNA (20)

Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
 
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
16 APRL 21 MORAL DALAM BEKERJA DI LINGKUNGAN MULTIKULTUR DAN PRAKTIK.pptx
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanpelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptxPPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
PPT BUK MASTIUR ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA.pptx
 
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptx
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptxpert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptx
pert ke 10 Pemasaran jasa sosial.pptx
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
 
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Dilema etik
Dilema etikDilema etik
Dilema etik
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Etica AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. makalah informed choice BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat pilihan kalau diberikan informasi yang cukup dan justru para bidan yang enggan memberikan informasi yang lengkap agar wanita dapat membuat keputusan. Wanita dengan pendidikan tinggi dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau mempunyai bekal untuk membuat keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena berbagai alasan, misalnya alasan social ekonomi, kurangnya pendidikan dan pemahaman masalah kesehatan, kesulitan bahasa dan pemahaman system kesehatan yang tersedia. Maka dari itu kami mengambil judul “INFORMED CHOICE” agar ibu dapat menentukan pilihannya sesuai kebutuhan berdasarkan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan termasuk bidan. B. Rumusan masalah a. Apa pengertian informed choice? b. Apa perbedaan informed choice dengan informed consent? c. Bagaiman rekomendasi yang dianjurkan bagi bidan dalam peningkatan informed choice? d. Bentuk pilihan apa saja yang ada dalam asuhan kebidanan? C. Tujuan a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai informed choice. b. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya informed choice dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. D. Kegunaan Makalah Makalah ini memberikan informasi tentang bagaimana pentingnya informed choice E. Metode penulisan
  • 2. Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode studi kepustakaan. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Informed Choice pengertian informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM tahun 1993 bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya. Definisi informasi dalam konteks ini adalah meliputi: informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Hak dan keinginan wanita harus dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Dari riwayat yang sudah lama berlangsung, petugas kesehatan termasuk bidan sungkan baik untuk membagikan informasi maupun membuat keputusan bersama dengan klien. Ini bertentangan
  • 3. dengan aspek hukum dan untuk sikap profesionalisme yang wajib dan bersusah payah untuk menjelaskan kepada klien semua kemungkinan pilihan tindakan dan hasil yang diharapkan dari setiap pilihannya. Di negara manapun ada hambatan dalam memberdayakan wanita mengenai pelaksanaan informed choice ini, misalnya sangat kurang informasi yang diperoleh ketika wanita mulai hamil dan ada prasangka bahwa wanita sendiri enggan menggambil tanggung jawab untuk membuat keputusan yang sulit dalam kehamilan maupun persalinan. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat pilihan kalau diberikan informasi yang cukup dan justru para bidan yang enggan memberikan informasi yang lengkap agar wanita dapat membuat keputusan. Wanita dengan pendidikan tinggi dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau mempunyai bekal untuk membuat keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena berbagai alasan, misalnya alasan social ekonomi, kurangnya pendidikan dan pemahaman masalah kesehatan, kesulitan bahasa dan pemahaman system kesehatan yang tersedia. Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choise kepada klien harus:  Memperlakukan klien dengan baik.  Berinteraksi dengan nyaman  Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.  Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya. B. Perbedaan Pilihan (choice) dengan Persetujuan (consent) 1. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan. 2. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan pilihannya sendiri. Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti perbedaannya sehinggga dia dapat menentukan mana yang disukai atau sesuai dengan kebutuhannya. C. Rekomendasi yang Dianjurkan untuk Bidan
  • 4. 1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinisdan secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya. 2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh si wanita dengan menggunakan media alternative dan penterjemah kalau perlu, begitu juga tatap muka langsung. 3. Bidan dan petugas kesehatan lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil sendiri. Ini tidak hanya dapat diterima secara etika tetapi juga melegakan para profesional kesehatan. Memberikan jaminan bahwa para petugas kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan bahwa wanita itu sudah diberikan informasi yang lengkap tentang implikasi dari keputusan mereka dan mereka telah memenuhi tanggung jawab moral mereka. 4. Dengan memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin. 5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan wanita dari system asuhan dan suatu tekanan positif terhadap perubahan. D. Bentuk Pilihan yang Ada dalam Asuhan Kebidanan Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien, antara lain: 1. Gaya bentuk pemeriksaan ANC dan pemeriksaan laboratorium atau screening antenatal. 2. Tempat melahirkan 3. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan 4. Pendampingan waktu melahirkan 5. Klisma dan cukur daerah pubis 6. Metoda monitor denyut jantung janin 7. Percepatan persalinan atau augmentasi 8. Diet selama proses persalinan 9. Mobilisasi selama proses persalinan 10. Pemakaian obat penghilang rasa sakit 11. Pemecahan ketuban 12. Posisi ketika melahirkan 13. Episiotomi
  • 5. 14. Penolong persalinan 15. Keterlibatan suami waktu bersalin/kelahiran. 16. Pemotongan tali pusat 17. Metode kontrasepsi BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan, misalnya tentang metode kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya / keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Bidan harus memberikan pilihan kepada klien tanpa bersifat otoriter, karena klien mempunyai hak untuk menentukan pilihannya dari informasi yang telah diperoleh dari bidan tentang segi positif dan negatif pilihannya yang sesuai dengan kondisinya dan tindakan apa yang akan dilaksanakan. Pemberian informasi yang jelas akan membantu klien membuat pilihan sendiri yang sesuai dan memahami tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih. proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien dan petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. B. SARAN Demi memajukan keterampilan dan pengetahuan seorang bidan, harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinisdan secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya. Maka informed choice harus di berikan kepada klien sebagai suatu pilihan untuk klien.
  • 6. • MENGHADAPI MASALAH ETIK MORAL DAN DILEMA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN A. Masalah Etik Moral dan Dilema dalam Praktik Kebidanan Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan . menurut Daryl Koehn dalam The Ground of professional ethics, 1994 bahwa bidan dikatakan professional , bila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan, akan mendapatkan tanggung jawab profesionalisnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu menfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etik untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan. • B. INFORMED CHOICE Informed choice adalah membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah mendapatkan penjelasan tentang alternative asuhan yang akan dialaminya. Informasi dalam konteks ini : informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman risiko, manfaat, keuntungan, kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. • • Perbedaan pilihan (choice) dengan persetujuan (consent) : 1. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukkan pilihannya sendiri. Choice berarti ada alternative lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti perbedaannya sehingga dia dapat menentukkan mana yang disukai atau sesuai dengan kebutuhannya. • 2. 2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan. • • Jenis-jenis Pelayanan yang dapat dipilih oleh pasien antara lain : 1. Bentuk pemeriksaan ANC dan screening laboratorium ANC. 2. Tempat melahirkan. 3. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan. 4. didampingi waktu melahirkan. 5. Metoda monitor DJJ. 6. Argumentasi, stimulasi, induksi. 7. Mobilisasi atau posisi saat persalinan. 8. Pemakaian analgesia. 9. Episiotomi. 10. Pemecahan ketuban. 11. Penolong persalinan. 12. Keterlibatan suami pada waktu melahirkan. 13. Tekhnik pemberian minuman pada bayi. 14. Metode kontrasepsi. • • C. INFORMED CONSENT Menurut Culver and Gert, ada empat komponen yang harus dipahami pada suatu consent atau persetujuan : 1. Suka rela (voluntariness) suka rela mengandung makna bahwa pilihan yang dibuat adalah atas dasar sukarela tanpa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi. Sehingga pelaksanaan sukarela harus memenuhi unsur informasi yang diberikan sejelas-jelasnya. 2. Informasi (information) Jika pasien tidak tahu, sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan. Dalam berbagai kode etik pelayanan kesehatan bahwa informasi yang lengkap dibutuhkan agar mampu membuat keputusan yang tepat. Kurangnya informasi atau diskusi tentang risiko, efek samping tindakan, akan membuat pasien sulit mengambil keputusan, bahkan ada rasa cemas dan bingung. 3. Kompetensi (competence) Dalam konteks kompetensi bermakna suatu pemahaman bahwa seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk mampu membuat keputusan dengan tepat, juga membutuhkan banyak informasi. 4. Keputusan (Decision) Pengambilan keputusan merupakan suatu proses, dimana merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan. Keputusan penolakan pasien terhadap suatu tindakan harus divalidasi lagi apakah karena pasien kurang kompetensi. Jika pasien menerima suatu tindakan, beritahulah juga prosedur tindakan dan buatlah senyaman mungkin. Apakah Informed Consent? 1. Persetujuan yang diberikan pasien atau wilayahnya yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai
  • 7. tindakan yang akan dilakukan. 2. Informed consent merupakan suatu proses. 3. Secara hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981, PP No. 8 Tahun 1981. 4. Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas, tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi. 5. Merupakan dialog antara bidan dengan pasien didasari keterbukaan akal pikiran, dengan bentuk birokratisasi penandatanganan formulir. 6. Informed consent berarti pernyataan kesediaan atau pernyataan penolakan setelah mendapat informasi secukupnya sehingga yang diberi • 4. informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan. 7. Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien. Informed consent mempunyai dua dimensi, yaitu sebagai berikut : 1. Dimensi hukum ,merupakan perlindungan pasien terhadap bidan yang berprilaku memaksakan kehendak, memuat: a. Keterbukaan informasi antara bidan dan pasien b. Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien c. Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik 2. Dimensi etik, mengandung nilai-nilai: a. Menghargai otonomi pasien b. Tidak melakukan interfensi melainkan membantu pasien bila diminta atau dibutuhkan c. Bidan menggali keinginan pasien baik secara subjektif atau hasil pemikiran rasional. Menurut KUHP pasal 1320 tentang syarat syahnya perjanjian atau consent adalah : 1. adanya kata sepakat, sepakat dari pihak tanpa paksaan, tipuaan maupun kekeliruan. 2. kecakapan yaitu seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan, jika orang itu mampu melakukan tindakan hukum , dewasa dan tidak gila. 3. suatu hal tertentu, yaitu objek dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan jelas dan terinci. 4. suatu sebab yang halal , maksudnya adalah isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, tata tertb, kesusilaan norma dan hukum. • 5. Skema informed consent • PASIEN BIDAN INFORMASI KEPUTUSAN CONSENT MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN • 6. Skema informed consent PASIEN BIDAN INFORMASI KEPUTUSAN CONSENT MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN MENOLAK TTD FORM PERSETUJUAN
  • 8. 2 MASALAH ETIK MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN Posted by sucibamz010510 on December 4, 2012 in Uncategorized | ∞ A. MASALAH ETIK/MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN •Pengendalian Kesuburan Pelaksanaan kontrasepsi mantap (kontap) pada perempuan harus melalui proses konseling yang hati-hati, sehingga merupakan keputusan melalui pilihan yang matang yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan, etik, dan agama dari pasangan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dampak kontap tidak hanya pada individu melainkan pada pasangan suami istri dan mungkin juga pada keluarga besar kedua pihak, sehingga diperlukan konseling yang hati-hati. Masalah Aborsi Bidan hendaknya menyikapi dengan arif agar tidak terjebak dalam pertentangan tajam antara aliran Pro-Life dan aliran Pro-Choice. — — b. Teknologi Reproduksi Berbantu penanganan terhadap gamet (sel telur, spermatozoa) atau embrio sebagai upaya untuk memperoleh kehamilan dari pasangan suami istri, apabila cara-cara alami atau teknik kedokteran konvensional tidak memperoleh hasil. c. INFORMED CHOICE ¢Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternative asuhan yang akan dialaminya. ¢Menurut kode etik bidan internasional tahun 1993,”bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya tentang hasil dari piliahnnya” *Informasi yang diberikan kepada ibu, tentang pemahaman resiko,manfaat,keuntungan,dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. * Tetapi sebagian besar wanita masih sulit untuk membuat keputusan karena alasan social,ekonomi,kurangnya pendidikan,dan pemahaman masalah kesehatan.kesulitan bahasa,dan pehamanan system kesehatan yang tersedia dll. D. INFORMED CONSENT Tindakan medic yang dilakukan bidan,hasilnya penuh dengan ketidakpastian dan unpredictable(tidak dapat diperhitungkan secara metematik),sebab dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang lain berada di luar kekuasaan bidan.
  • 9. Istilah consent adalah dari bahasa latin yaitu consensio. Kemudian di dalam bahasa Inggris menjadi consent yang berarti persetujuan izin, memberi izin kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent/persetujuan : 1.Sukarela (voluntariness) 2.Informasi (information) 3.Kompetensi (competence) 4.Keputusan (decision) Perbedaan pilihan (choice) dan persetujuan (consent) 1. Pilihan (choice) penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan “pilihannya sendiri”. 2. Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan
  • 10. Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik / Moral Dalam Pelayanan Kebidanan Dan Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik / moral dalam pelayanan kebidanan a. Teori pengambilan keputusan Teori – teori pengambilan keputusan • Teori Utilitarisme Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dari utilitarisme adalah didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan jumlah atau angka yang besar . Ada 2 bentuk teori utilitarisme : a) Utilitarisme berdasarkan tindakan Setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tindakan yang lebih besar. b) Ultilitarisme berdasarkan aturan Modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. • Teori Deontology Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik. Jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban . Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban disebut legalitas. Menurut W.D Ross (1877-1971) setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban. Semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban utama termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan dan berbuat baik. Contoh : bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan konflik atau dilema. • Teori Hedonisme Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut
  • 11. epikuros(341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan indrawi tetapi kebebasan dan rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan. • Teori Eudemonisme Menurut Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali kita mencari tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi. Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu menjalankan fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan, yaitu : a)Keutamaan intelektual b) Keutamaan moral 1. Pengertian Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya. Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikatakan profesional bila dapat menerapkan etika dalam menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi praktik kebidanan. Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 hal pokok dalam pengambilan keputusan: • Intuisi berdasarkan perasaan lebih subyektif dan mudah terpengaruh • Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis. Seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus • Fakta, keputusan lebih riil, valid dan baik. • Wewenang lebih bersifat rutinitas • Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan : • Posisi/kedudukan
  • 12. • Masalah, terstruktur, tidak terstruktur • Situasi • Kondisi • Tujuan 2. Teknik pengambilan keputusan Sistem pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal : • Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan. • Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan. a. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability. • Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat. • Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother. • Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman. • Sumber proses pengambilan keputusan yang lainnya adalah : a) Knowledge b) Ajaran intrinsic c) Kemampuan berfikir kritis d) Kemampuan membuat keputusan klinis yang logis Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh 3 keterlambatan yaitu : • Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan • Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan • Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
  • 13. b. Bentuk pengambilan keputusan : • Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain. • Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas. • Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standar praktik kebidanan. c. Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan : • Mengenal dan mengidentifikasi masalah • Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang. • Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai. • Mempertimbangkan pilihan yang ada. • Mengevaluasi pilihan tersebut. • Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya. d. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan • Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh sepeti rasa sakit, tidak, nyaman dan kenikmatan. • Emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap. • Rasional, didasarkan pada pengetahuan • Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan dalam melaksanakannya. • Interpersonal, didasarkan pada pengaruh jarnigan sosial yang ada • Struktural, didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. e. Dasar pengambilan keputusan : • Ketidak sanggupan ( bersifat segera) • Keterpaksaaan karena suatu krisis yang menuntut sesuatu untuk segera dilakukan. f. Pengambilan keputusan yang etis, ciri – ciri :
  • 14. • Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah • Sering menyangkut pilihan yang sukar • Tidak mungkin dielakkan • Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman dan lingkungan sosial Situasi diperlukan untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi, supaya melakukan perbuatan yang tepat dan berguna serta untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan. Kesulitan-kesulitan dalam mengartikan situasi : • Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita • Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor – faktor subjektif lain Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi : • Melakukan penyelidikan yang memadai • Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli • Memperluas pandangan tentang situasi • Kepekaan terhadap pekerjaan • Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain g. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis : • Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya baik oleh sendiri atau dengan orang lain. • Tetapkan hasil apa yang diinginkan. • Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada. • Pilih solusi yang lebih baik. • Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi atau rutin. Pengambilan keputusan klinis tergantung : • Pengetahuan • Latihan Praktek • Pengalaman
  • 15. Pengambilan keputusan klinis yang benar dan tepat : • Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yang tidak sesuai dengan kebutuhan klien • Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan • Membiasakan bidan berfikir dan bertindak sesuai standar • Memberikan kepuasan pelanggan Ada 2 hal dalam kasus emergensi dan menghadapi situasi panik : • Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa lampau • Meninjau simpanan pengetahuan yang relevan dengan keadaan tersebut 3. Teknik menghadapi dilema etik moral Empat tingkatan kerja pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi dilema etik : • Tingkatan I Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja. • Tingkat II Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar ), privasi , kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji ). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik dan panduan praktek profesi. • Tingkat III Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan : 1) Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu. 2) Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain. 3) Non maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain. 4) Justice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997) • Tingkat IV
  • 16. Teori pengambilan keputusan yaitu teori utilitarisme, teori deontology, teori hedonism, teori eudemonisme B. Menghadapi masalah etik a. Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan a) Pengertian masalah Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah etik merupakan kesenjangan yang terjadi antara seorang tenaga kesehatan dengan orang lain baik dari segi etika maupun moral sehingga membutuhkan penyelesaian dan harus dipecahkan agar tercapai tujuan yang diharapkan. Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. b) Bentuk masalah etik Langkah-langkah penyelesaian masalah : 1. Melakukan penyelidikan yang memadai 2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli 3. Memperluas pandangan tentang situasi 4. Kepekaan terhadap pekerjaan 5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan : 1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena : • Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat • Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil 2. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan : • Pengetahuan klinik yang baik • Pengetahuan yang up to date • Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
  • 17. 3. Harapan bidan dimasa depan : • Bidan dikatakan profesional apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994) • Dengan memahami peran bidan → tanggung jawab profesionalisme terhadap pasien atau klien akan meningkat • Bidan berada dalam posisi baik → memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan c) Cara menghadapi masalah etik 1. Informed consent Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan. Informed consent merupakan suatu proses. Secara hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981 PP No.8 tahun 1981. Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi. Merupakan dialog antara bidan dan pasien di dasari keterbukaan akal pikiran dengan bentuk birokratisasi penandatanganan formulir. Informed consent berarti pernyataan kesediaan atau pernyataan setelah mendapat informasi secukupnya sehingga setelah mendapat informasi sehingga yang diberi informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan. Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan. Pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien. • Dimensi informed consent 1) Dimensi hukum, merupakan perlindungan terhadap bidan yang berperilaku memaksakan kehendak, memuat : − Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien − Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien − Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik 2) Dimensi etik, mengandung nilai – nilai : − Menghargai otonomi pasien − Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila
  • 18. diminta atau dibutuhkan − Bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil pemikiran rasional • Syarat sahnya perjanjian atau consent (KUHP 1320) 1) Adanya kata sepakat Sepakat dari pihak bidan maupun klien tanpa paksaan, tipuan maupun kekeliruan setelah diberi informasi sejelas – jelasnya. 2) Kecakapan Artinya seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan, jika orang itu mampu melakukan tindakan hukum, dewasa dan tidak gila. Bila pasien seorang anak yang berhak memberikan persetujuan adalah orangtuanya, pasien dalam keadaan sakit tidak dapat berpikir sempurna sehingga ia tidak dapat memberikan persetujuan untuk dirinya sendiri, seandainya dalam keadaan terpaksa tidak ada keluarganya dan persetujuan diberikan oleh pasien sendiri dan bidan gagal dalam melakukan tindaknnya maka persetujuan tersebut dianggap tidak sah. Contoh kasus : Bila ibu dalam keadaan inpartu mengalami kesakitan hebat maka ia tidak dapat berpikir dengan baik, maka persetujuan tindakan bidan dapat diberikan oleh suaminya. Bila tidak ada keluarga atau suaminya dan bidan memaksa ibu untuk memberikan persetujuan melakukan tindakan dan pada saat pelaksanaan tindakan tersebut gagal maka persetujuan dianggap tidak sah. 3) Suatu hal tertentu Obyek persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan jelas dan terinci. Contoh : Dalam persetujuan ditulis dengan jelas identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, alamat, nama suami atau wali. Kemudian yang terpenting harus dilampirkan identitas yang membuat persetujuan 4) Suatu sebab yang halal
  • 19. Isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan undang – undang, tata tertib, kesusilaan, norma dan hukum Contoh : Abortus provocatus pada seorang pasien oleh bidan meskipun mendapatkan persetujuan si pasien dan persetujuan telah disepakati kedua belah pihak tetapi dianggap tidak sah sehingga dapat dibatalkan demi hukum • Segi hukum informed consent Pernyataan dalam informed consent menyatakan kehendak kedua belah pihak yaitu pasien menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan formulir persetujuan ditandatangani kedua belah pihak maka persetujuan tersebut mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. Informed consent tidak meniadakan atau mencegah diadakannya tuntutan dimuka pengadilan atau membebaskan RS atau RB terhadap tanggungjawabnya bila ada kelalaian. Hanya dapat digunakan sebagai bukti tertulis adan adanya izin atau persetujuan dari pasien terhadap diadakannya tindakan. Formulir yang ditandatangani pasien atau wali pada umumnya berbunyi segala akibat dari tindakan akan menjadi tanggung jawab pasien sendiri dan tidak menjadi tanggung jawab bidan atau rumah bersalin. Rumusan tersebut secara hukum tidak mempunyai kekuatan hukum, mengingat seseorang tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawabnya atas kesalahan yang belum dibuat. • Masalah yang lazim terjadi pada informed consent Pengertian kemampuan secara hukum dari orang yang akan menjalani tindakan, serta siapa yang berhak menandatangani. Masalah wali yang sah. Timbul apabila pasien atauibu tidak mampu secar hukum untuk menyatakan persetujuannya. Masalah informasi yang diberikan, seberapa jauh informasi dianggap telah dijelaskan dengan cukup jelas, tetapi juga tidak terlalu rinci sehingga dianggap menakut – nakuti. Dalam memberikan informasi apakah diperlukan saksi apabila diperlukan apakah saksi perlu menanda tanagani form yang ada. Bagaimana menentukan saksi ? Dalam keadaan darurat misal kasus perdarahan pada bumil dan kelaurga belum bisa dihubungi, dalam keadaan begini siapa yang berhak memberikan
  • 20. persetujuan, sementara pasien perlu segera ditolong. 2. Informed choice Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya terhadap hasil dari pilihannya. Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) : • Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan • Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “ pilihannya” sendiri. Bagaimana pilihan dapat diperluas dan menghindari konflik Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain sebaiknya tatap muka. Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil. Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informasi yang lengkap tentang dampak dari keputusan mereka. Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu. Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin. Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.