SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
St. Nurbaya
Pengambilan Keputusan
Bersama pasien
Informed choice and Informed Consent
Pengambilan Keputusan Bersama Pasien
 Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat
penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah
kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan
kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan
mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar
keputusan yang diambil klien tepat.
Empat strategi membantu klien dalam mengambil
keputusan :
 Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.
 Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan
pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau
konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi
negative.
 Membantu klien mengevaluasi pilihan.
 Membantu klien menyusun rencana kerja untuk
menyelesaikan masalahnya.
Pengambilan keputusan yang baik harus
mempertimbangkan :
Kondisi Kehendak Konsekuensi
Yang perlu ditekankan kepada klien dalam
pengambilan keputusan
 Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena
berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas.
 Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang
sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi situasi.
 Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
 Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor
memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan
informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhan.
Informed choice and
Informed Consent
Informed choice
 Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.
 Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap
diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya
Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan
(consent)
 Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
akan dilakukan bidan.
 Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan
"pilihannya" sendiri
 Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien
mengerti perbedaanya sehingga dia dapat menentukan mana yang disukai
atau sesuai dengan kebutuhannya.
bagaimana pilihan dapat diperluas dan menghindari
konflik ?
 Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias dan dapat dipahami
oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.
 Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan
menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.
 Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan
sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah,
provinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu.
 Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan
serendah mungkin.
 Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu kesempatan untuk saling
memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari
sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.
Informed Consent
 Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu
tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan
pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat
penolakan.
 Informed consent adalah persetujauan yang diberikan pasien atau walinya
yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan
kepada pasien setelah memeperoleh informasi lengkap dan dipahami
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
 Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan
kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh
klien sehingga klien dapat membuat pilihan, dan juga berperan mencegah
konflik etik tetapi tidak mengatasi masalh etik, tuntutan, pada intinya adalah
bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien.
Tujuan Informed Consent:
Memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap
tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan
dan secara medik tidak ada
dasar pembenarannya yang
dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya
Memberi perlindungan hukum
kepada dokter terhadap
suatu kegagala dan bersifat
negatif, karena prosedur
medik modern bukan tanpa
resiko, dan pada setiap
tindakan medik ada melekat
suatu resiko (Permenkes No.
290/Menkes/Per/II/2008
Pasal
Komponen penting
Sukarela (Voluntariness)
Informasi (Information)
Kompetensi (Competence)
Keputusan (Decision)
Pertimbangan Keilmuan
dan Pengalaman Klinik
Pertimbangan Keilmuan
 Keputusan terapi dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi harus
selalu didasarkan pada pertimbangan ilmiah yang tidak saja menyangkut
jenis terapi yang dipilih tetapi juga faktor-faktor yang memungkinkan
suatu pendekatan terapi memberikan hasil yang optimal
 Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penyakit, kondisi pasien, efek
obat, pertimbangan terhadap manfaat-risiko obat (risk-benefit
assessment), hinga aspek ekonomi dari terapi itu sendiri.
 Pengambilan keputusan terapi (therapeutic decision making process)
dengan demikian menjadi bagian penting dari keseluruhan proses yang
bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, mengurangi atau
menghilangkan simptom, hingga memperbaiki kualitas hidup penderita.
Pengalaman Klinik
 Evidence Based kebidanan digunakan oleh bidan sebagai pemberi pelayanan
asuhan kebidanan yang baik karena pengambilan kesepakatan klinis
berdasarkan pembuktian.
 Mengambil keputusan yang tepat dalam asuhan kebidanan yang dilakukan
seorang bidan professional dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil- hasil riset yang terbaik sehingga
kualitas asuhan kebidanan berbasis pembuktian terjaga.
 Bidan yang melaksanakan praktiknya berdasarkan pengalaman klinik yang
dimiliki dan hasil-hasil riset yang terbaik berarti telah melaksanakan Evidence
base dalam kebidanan.
 Pengalaman klinik seorang bidan didapatkan dari pengalaman klinis pertama.
Pengalaman klinis pertama adalah penggabungan simulasi manusia pasien
dalam pendidikan keperawatan sebelum praktik klinik.
 Melalui pengalaman awal simulasi manusia dapat mul ai
untuk mengembangan ketrampilan kebidanan yang
dibutuhkan dalam persiapan untuk pengalaman klinis
pertama.
 Pengalaman klinik bidan akan berhadapan dengan pasien
dan penyakitnya langsung, memberikan tindakan
kebidanan dan melaporkan hasil kelolaan kasus klinik yang
merupakan rutinitas sehari-hari saat praktek klinik.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf

Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfOtonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfpapahku123
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-pptYeniRimadeni
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesionalpjj_kemenkes
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxanditia3
 
Pak akbar ppt
Pak akbar pptPak akbar ppt
Pak akbar pptsepti97
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxArjunKahut
 
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahKONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahyerna2193
 
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptx
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptxKomunikasi Efektif & Edukasi.pptx
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptxchairulanam38
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakartashashamarta
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptxHajarNurFathurRohmah
 

Similar to PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf (20)

Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Informed choice & consent AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdfOtonomi dan Kewajiban Etis.pdf
Otonomi dan Kewajiban Etis.pdf
 
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
488960551 komunikasi-profesional-dalam-pelayanan-kesehatan-ppt
 
Dwi AKPER PEMKAB MUNA
Dwi  AKPER PEMKAB MUNA Dwi  AKPER PEMKAB MUNA
Dwi AKPER PEMKAB MUNA
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan ProfesionalIssue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
Issue Legal dan Tantangan Praktik Keperawatan Profesional
 
Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4Modul 3 kb 4
Modul 3 kb 4
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 
Pak akbar ppt
Pak akbar pptPak akbar ppt
Pak akbar ppt
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Informed consent.2222
Informed consent.2222Informed consent.2222
Informed consent.2222
 
Dilema etik
Dilema etikDilema etik
Dilema etik
 
KONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptxKONSELING (1).pptx
KONSELING (1).pptx
 
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arahKONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
KONSELING pada pasien dengan komunikasi 2 arah
 
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptx
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptxKomunikasi Efektif & Edukasi.pptx
Komunikasi Efektif & Edukasi.pptx
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx
2. Evidence based POKOK BAHASAN 2.pptx
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf

  • 3. Pengambilan Keputusan Bersama Pasien  Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat.
  • 4. Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan :  Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.  Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negative.  Membantu klien mengevaluasi pilihan.  Membantu klien menyusun rencana kerja untuk menyelesaikan masalahnya.
  • 5. Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan : Kondisi Kehendak Konsekuensi
  • 6. Yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan  Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas.  Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi situasi.  Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.  Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhan.
  • 8. Informed choice  Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.  Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya
  • 9. Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent)  Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan.  Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan "pilihannya" sendiri  Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti perbedaanya sehingga dia dapat menentukan mana yang disukai atau sesuai dengan kebutuhannya.
  • 10. bagaimana pilihan dapat diperluas dan menghindari konflik ?  Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.  Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.  Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah, provinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu.  Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin.  Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.
  • 11. Informed Consent  Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan.  Informed consent adalah persetujauan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memeperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan.  Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh klien sehingga klien dapat membuat pilihan, dan juga berperan mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalh etik, tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien.
  • 12. Tujuan Informed Consent: Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagala dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko (Permenkes No. 290/Menkes/Per/II/2008 Pasal
  • 13. Komponen penting Sukarela (Voluntariness) Informasi (Information) Kompetensi (Competence) Keputusan (Decision)
  • 15. Pertimbangan Keilmuan  Keputusan terapi dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi harus selalu didasarkan pada pertimbangan ilmiah yang tidak saja menyangkut jenis terapi yang dipilih tetapi juga faktor-faktor yang memungkinkan suatu pendekatan terapi memberikan hasil yang optimal  Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penyakit, kondisi pasien, efek obat, pertimbangan terhadap manfaat-risiko obat (risk-benefit assessment), hinga aspek ekonomi dari terapi itu sendiri.  Pengambilan keputusan terapi (therapeutic decision making process) dengan demikian menjadi bagian penting dari keseluruhan proses yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, mengurangi atau menghilangkan simptom, hingga memperbaiki kualitas hidup penderita.
  • 16. Pengalaman Klinik  Evidence Based kebidanan digunakan oleh bidan sebagai pemberi pelayanan asuhan kebidanan yang baik karena pengambilan kesepakatan klinis berdasarkan pembuktian.  Mengambil keputusan yang tepat dalam asuhan kebidanan yang dilakukan seorang bidan professional dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil- hasil riset yang terbaik sehingga kualitas asuhan kebidanan berbasis pembuktian terjaga.  Bidan yang melaksanakan praktiknya berdasarkan pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil-hasil riset yang terbaik berarti telah melaksanakan Evidence base dalam kebidanan.  Pengalaman klinik seorang bidan didapatkan dari pengalaman klinis pertama. Pengalaman klinis pertama adalah penggabungan simulasi manusia pasien dalam pendidikan keperawatan sebelum praktik klinik.
  • 17.  Melalui pengalaman awal simulasi manusia dapat mul ai untuk mengembangan ketrampilan kebidanan yang dibutuhkan dalam persiapan untuk pengalaman klinis pertama.  Pengalaman klinik bidan akan berhadapan dengan pasien dan penyakitnya langsung, memberikan tindakan kebidanan dan melaporkan hasil kelolaan kasus klinik yang merupakan rutinitas sehari-hari saat praktek klinik.