3. Pengambilan Keputusan Bersama Pasien
Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat
penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah
kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan
kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan
mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar
keputusan yang diambil klien tepat.
4. Empat strategi membantu klien dalam mengambil
keputusan :
Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.
Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan
pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau
konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi
negative.
Membantu klien mengevaluasi pilihan.
Membantu klien menyusun rencana kerja untuk
menyelesaikan masalahnya.
6. Yang perlu ditekankan kepada klien dalam
pengambilan keputusan
Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena
berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang
sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi situasi.
Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor
memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan
informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhan.
8. Informed choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.
Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap
diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya
9. Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan
(consent)
Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
akan dilakukan bidan.
Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan
"pilihannya" sendiri
Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien
mengerti perbedaanya sehingga dia dapat menentukan mana yang disukai
atau sesuai dengan kebutuhannya.
10. bagaimana pilihan dapat diperluas dan menghindari
konflik ?
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias dan dapat dipahami
oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.
Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan
menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.
Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan
sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah,
provinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu.
Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan
serendah mungkin.
Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu kesempatan untuk saling
memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari
sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.
11. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu
tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan
pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat
penolakan.
Informed consent adalah persetujauan yang diberikan pasien atau walinya
yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan kebidanan
kepada pasien setelah memeperoleh informasi lengkap dan dipahami
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara pelayanan
kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti oleh
klien sehingga klien dapat membuat pilihan, dan juga berperan mencegah
konflik etik tetapi tidak mengatasi masalh etik, tuntutan, pada intinya adalah
bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien.
12. Tujuan Informed Consent:
Memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap
tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan
dan secara medik tidak ada
dasar pembenarannya yang
dilakukan tanpa
sepengetahuan pasiennya
Memberi perlindungan hukum
kepada dokter terhadap
suatu kegagala dan bersifat
negatif, karena prosedur
medik modern bukan tanpa
resiko, dan pada setiap
tindakan medik ada melekat
suatu resiko (Permenkes No.
290/Menkes/Per/II/2008
Pasal
15. Pertimbangan Keilmuan
Keputusan terapi dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi harus
selalu didasarkan pada pertimbangan ilmiah yang tidak saja menyangkut
jenis terapi yang dipilih tetapi juga faktor-faktor yang memungkinkan
suatu pendekatan terapi memberikan hasil yang optimal
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penyakit, kondisi pasien, efek
obat, pertimbangan terhadap manfaat-risiko obat (risk-benefit
assessment), hinga aspek ekonomi dari terapi itu sendiri.
Pengambilan keputusan terapi (therapeutic decision making process)
dengan demikian menjadi bagian penting dari keseluruhan proses yang
bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, mengurangi atau
menghilangkan simptom, hingga memperbaiki kualitas hidup penderita.
16. Pengalaman Klinik
Evidence Based kebidanan digunakan oleh bidan sebagai pemberi pelayanan
asuhan kebidanan yang baik karena pengambilan kesepakatan klinis
berdasarkan pembuktian.
Mengambil keputusan yang tepat dalam asuhan kebidanan yang dilakukan
seorang bidan professional dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil- hasil riset yang terbaik sehingga
kualitas asuhan kebidanan berbasis pembuktian terjaga.
Bidan yang melaksanakan praktiknya berdasarkan pengalaman klinik yang
dimiliki dan hasil-hasil riset yang terbaik berarti telah melaksanakan Evidence
base dalam kebidanan.
Pengalaman klinik seorang bidan didapatkan dari pengalaman klinis pertama.
Pengalaman klinis pertama adalah penggabungan simulasi manusia pasien
dalam pendidikan keperawatan sebelum praktik klinik.
17. Melalui pengalaman awal simulasi manusia dapat mul ai
untuk mengembangan ketrampilan kebidanan yang
dibutuhkan dalam persiapan untuk pengalaman klinis
pertama.
Pengalaman klinik bidan akan berhadapan dengan pasien
dan penyakitnya langsung, memberikan tindakan
kebidanan dan melaporkan hasil kelolaan kasus klinik yang
merupakan rutinitas sehari-hari saat praktek klinik.