Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
2. Kelompok 2:
2
1. Kharisma Fitriana (6511417037)
2. Ria Nur Aziza Rahmah (6511418068)
3. Syifa Meidia (6511418071)
4. Citra Indah Sari (6511418081)
5. Wahyu Dwi Sasanti (6511418082)
PROGRAM STUDI GIZI
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
3. 3
1. Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk
menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang
dialaminya (Kemenkes, 2018)
2. Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk
menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian lebih baik
tentang dirinya dan permasanlah gizi yang dihadapi. Setelah konseling
diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi maslah gizi termasuk perubahan pola makan serta
pemecahan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat.
3. Dengan demikian Konseling gizi adalah suatu proses memberi
bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan klien.
DEFINISI
4. Tujuan Konseling Gizi
4
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012),
yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut
Membantu klien dalam
mengidentifikasi dan
menganalisis masalah klien
serta memberi alternatif
pemecahan masalah
Menjadikan cara-cara
hidup sehat di bidang gizi
sebagai kebiasaan hidup
klien.
Meningkatkan
pengetahuan dan
kemampuan individu atau
keluarga klien tentang gizi..
5. karakteristik dari klien
5
1. Perasaan, Pikiran dan Kecurigaan.
1. Klien tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau konselor.
1. Klien bukan pendengar yang baik.
1. Kondisi diri yang kurang menguntungkan termasuk kurangnya daya
tangkap dan daya pancaindra.
6. Sasaran Konseling Gizi
6
Menurut Persatuan Ahli Gizi (2010), sasaran konseling yang biasa
disebut klien atau konselee dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi.
1. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
1. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal
1. Ditinjau dari segi umur konseling : anak-anak, remaja, orang dewasa dan
orang lanjut usia.
7. Tempat dan Waktu Konseling
7
Konseling dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, di posyandu, di
poliklinik, di puskesmas atau tempat lain yang memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Ruangan tersendiri
2. Tersedia tempat atau meja
3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien
4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara yang mendukung
kegiatan konseling
5. Aman
6. Nyaman
7. Tersedia ruang tunggu
8. Tenang
Waktu 30 sampai 60 menit, 30 menit pertama untuk menggali data, selebihnya untuk
diskusi dan pemecahan masalah
8. 8
Manfaat konseling Gizi
1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan
dan gizi yang dihadapi.
2. Membantu klien mengatasi masalah. Konselor memberikan
beberapa informasi atau alternatif pemecahan masalah.
3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai
baginya.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan
gizi klien.
9. Komunikasi dalam konseling
Konseling merupakan komunikasi dua arah yang terjadi antara konselor dan klien.
Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua pihak untuk saling bertanya jawab, saling
menanggapi, menggali informasi dan mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam konseling
konselor dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien dapat berperan
sebagai pemberi dan penerima pesan.
10. Prinsip-prinsip Komunikasi
1. Tentukan tujuan komunikasi.
2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi.
3. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi dalam
pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya.
4. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan
komunikasi.
5. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan
6. Berikan informasi secukupnya, tidak berlebihan atau tidak kurang, sesuai situasi
dan keadaan penerima pesan.
10
11. Perbedaan Konseling dengan Konsultasi
11
Aspek Konseling Konsultasi
Tujuan Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah
serta memberikan alternatif pemecahan masalah sehingga akhirnya
klien mampu menentukan keputusan dalam memecahkan atau
mengatasi masalahnya
Konsultasi mempunyai tujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah
yang dihadapi klien
Sasaran Individu Individu
Proses Dalam konseling diawali dengan proses menggali informasi. Dalam
hal ini konselor harus mempunyai keterampilan mendengarkan,
mempelajari dan membangun percaya diri agar klien mampu
mengambil keputusan dalam mengatasi masalahnya sendiri
Dalam konsultasi, konsultan membantu
klien untuk memecahkan masalah
sesuai dengan masalah yang dihadapi
klien
Kedudukan
/Hubungan
Dalam konseling gizi kedudukan antara konselor dengan klien adalah
horizontal/ sejajar yaitu posisi konselor dapat sebagai pemberi dan penerima
pesan. Demikian juga klien dapat berperan sebagai pemberi dan penerima
pesan.
Vertikal yaitu kedudukan konsultan lebih
tinggi dari klien. Yang dihadapi
konsultan adalah masalah klien
12. KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
DALAM KONSELING GIZI
12
DAPAT 1. Memberikan data, fakta, dan sumber daya yang relevan kepada klien
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pesan dan perasaan klien
3. Menjelajahi alasan klien untuk konseling nutrisi
4. Menentukan tujuan yang jelas dan ringkas yang dapat diukur dan berfokus pada
perilaku dari klien
5. Berkolaborasi dengan klien untuk membangun tujuan bersama yang disesuaikan
dengan keadaan mereka
6. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi pemicu perilaku makan yang tidak
diinginkan
7. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi hambatan untuk perubahan perilaku
diet
8. Menilai persepsi, perasaan, dan sikap klien tentang pengalaman masa lalu mereka
dengan perubahan perilaku diet
13. 13
9. Menggunakan isyarat nonverbal untuk menyampaikan empati, kehangatan dan
dukungan terhadap klien
10. Memahami dan menafsirkan pesan nonverbal klien
11. Menumbuhkan kemampuan klien untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka
sendiri
12. Menjelajahi pro dan kontra dari perilaku diet klien
13. Merespons pertanyaan yang rumit dari klien
14. Mengkonfirmasikan keakuratan pemahaman tentang pesan dan perasaan klien saat
ahli gizi atau dietisien ragu
15. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi imbalan non-makanan atau cara
untuk mendorong perubahan perilaku diet
16. Mendiskusikan dan mengevaluasi faktor-faktor psikososial, sosial ekonomi, fungsional,
dan perilaku yang terkait dengan perilaku diet klien
17. Mengevaluasi persepsi klien Anda tentang kemampuan mereka untuk melakukan
perubahan perilaku diet
DAPAT
14. 14
18. Membantu klien dalam mengidentifikasi kemungkinan sumber dukungan sosial
19. Mengidentifikasi dan mendiskusikan kepercayaan irasional klien saat ditemui
20. Mengidentifikasi dan mendiskusikan perbedaan dan kontradiksi dalam pesan klien
21. menentukan metode pemantauan mandiri yang tepat bersama dengan klien
22. Dapat menentukan kapan harus berhenti memberikan informasi kepada klien agar tidak
membanjiri mereka
23. Dapat menjelaskan kepada klien tentang peran dan tanggung jawab dari ahli gizi dan
hubungan ahli gizi-klien
24. Dapat mengevaluasi kesiapan klien untuk berubah
25. Dapat menggunakan kesunyian untuk memberikan waktu kepada klien untuk terhubung
dengan pikiran dan perasaan mereka
DAPAT
15. Konseling Pada Ibu Menyusui
15
Kegiatan konseling dilaksanakan untuk memotivasi ibu agar memberi ASI
eksklusif pada anaknya. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu yang
mendapat konseling laktasi yang intensif lebih tinggi dibanding ibu yang tidak
mendapatkan konseling. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
Kerjasama dan komunikasi yang baik antara konselor dan ibu
mengembangkan pengetahuan ibu tersebut menjadi lebih baik
konselor mampu menumbuhkan kepercayaan dan motivasi ibu,
sehingga ibu bisa menerima konselor sebagai sumber informasi
yang berdampak terhadap keberanian ibu dalam mengungkapkan
ketidaktahuan yang dihadapi sebelumnya.
Intensitas konseling juga merupakan salah satu yang
mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu
Media komunikasi yang digunakan konselor mampu memberikan
informasi yang mudah diterima dan mudah diingat oleh ibu
16. Konseling Pada Ibu Balita
konseling gizi penting? konseling gizi adalah suatu pendekatan
personal untuk menolong individu memperoleh pengertian yang lebih baik
mengenai permasalahan gizi. langkah-langkah dalam mengatasi
permasalahan gizi tersebut, termasuk
Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling gizi yang dilakukan 1 kali tiap
minggu terbukti cukup efektif dalam perubahan perilaku pemberian makan.
• perubahan praktik pemberian makan.
• Meningkatnya perilaku ibu mengenai
pemberian makan pada anak
• menjadikan asupan zat gizi anak juga
meningkat
17. 17
Perilaku pemberian
makanan balita
dipengaruhi oleh
pengetahuan gizi ibu.
•peningkatan pengetahuan gizi
pada ibu
memperbaiki perilaku
pemberian makan pada
anak
•maka asupan makan anak
juga dapat diperbaiki.
perubahan perilaku pemberian makan yang
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
18. 18
Konseling Gizi Meningkatkan Kenaikan Berat
Badan Pada Anak-anak Brazil
Konseling Gizi dengan strategi Integrated Management of Childhood
Illnesses (IMCI) dilakukan untuk menilai dampak pada pertumbuhan anak. Studi ini
termasuk menguji pengetahuan dokter, mengamati konsultasi dan mengunjungi anak-
anak di rumah setelah konsultasi awal. Pengetahuan ibu, praktik dan kepatuhan
terhadap rekomendasi nutrisi dinilai, dan pengukuran antropometrik dilakukan. Asupan
makanan sepanjang hari dievaluasi pada subsampel anak-anak.
Hasil penelitian menunjukkan dokter dalam kelompok intervensi memiliki
pengetahuan yang lebih baik tentang gizi anak dan meningkatkan praktik penilaian dan
konseling. Penarikan maternal atas rekomendasi lebih tinggi pada intervensi daripada
pada kelompok kontrol, demikian juga kepuasan dengan konsultasi. Dilaporkan
penggunaan makanan yang direkomendasikan juga meningkat. Asupan lemak harian
lebih tinggi pada intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol; berarti asupan energi
dan seng harian juga cenderung meningkat. Anak-anak usia 12 bulan atau lebih tua
mengalami peningkatan berat badan dan peningkatan panjang yang positif tetapi tidak
signifikan. Pelatihan konseling gizi meningkatkan kinerja dokter, praktik keibuan dan
diet serta penambahan berat badan anak-anak.
19. Pengaruh Program Konseling Gizi pada Kontrol Berat
Badan pada Mahasiswa Universitas Obese
19
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program konseling
gizi dan faktor-faktor terkait pada pengendalian berat badan untuk mahasiswa
universitas yang mengalami obesitas. Subjek penelitian adalah 24 siswa dengan
indeks massa tubuh (BMI) 25 atau lebih. Perubahan komposisi tubuh, indeks darah,
dan asupan nutrisi diamati pada subjek sebelum dan sesudah program. Usia rata-
rata subjek adalah 23,2 tahun dan persentase pria dan wanita adalah masing-
masing 66,7% dan 33,0%.
Program konseling gizi terdiri dari konseling gizi 30 menit seminggu
sekali. Konseling gizi dilakukan pada hari dan waktu yang dijadwalkan setiap minggu
di pusat manajemen kesehatan untuk total 28 siswa obesitas. Program konseling
gizi dilakukan sesuai dengan rencana mingguan, dan teknik konseling gizi
diterapkan secara berbeda sesuai dengan daftar periksa yang diselidiki yang
menunjukkan langkah-langkah perubahan perilaku pribadi siswa untuk pemilihan
peserta penelitian. Hasil konseling dianalisis untuk 24 peserta yang tersisa setelah
mengecualikan peserta yang menunjukkan kehadiran yang buruk selama program
10 minggu.
20. 20
Ada kecenderungan penurunan berat badan, jumlah lemak tubuh, BMI,
dan persentase lemak tubuh. Tes darah menunjukkan bahwa nilai semua parameter
biokimiawi berada dalam kisaran normal sebelum dan sesudah program. Ketika
perubahan asupan nutrisi diperiksa dan dibandingkan dengan Asupan Referensi
Makanan untuk Korea (KDRI), ada kecenderungan penurunan asupan dalam
sebagian besar nutrisi termasuk protein. Namun, indeks kualitas gizi menunjukkan
kecenderungan meningkat, yang menyiratkan bahwa asupan zat gizi mikro
mendapatkan keseimbangan secara bersamaan dengan penurunan asupan kalori.
21. Konseling Gizi Terhadap Remaja
Putri overweight
model konseling yang sering digunakan dalam intervensi untuk merubah
perilaku adalah transtheoritical model (TTM) yaitu model konseling gizi yang
menjelaskan perubahan perilaku individu secara berurutan mulai dari perilaku yang tidak
sehat menjadi perilaku yang sehat.
21
TTM ini terdapat beberapa tahapan yaitu:
precontemplation
contemplation,
preparation,
action,
maintenance,
relaps.
22. 22
Proses konseling
Proses konseling yang diberikan adalah dengan cara
1. melakukan pre-test pada subjek.
2. Subjek yang terpilih diberi perlakuan konseling gizi sebanyak 4 kali
pertemuan selama 1 bulan dengan waktu ± 45 / sesi.
3. subjek diberikan post-test yang berguna untuk melihat perubahan sikap
dan pemilihan makan setelah dilakukan konseling gizi
konseling dilakukan wawancara mendalam
membahas tentang alasan subjek melakukan perubahan
membahas tentang adakah peningkatan dari usaha yang dilakukan
konselor memberikan motivasi kepada subjek supaya tetap
mempertahankan perubahan yang sudah dilakukan
Tahapan
konseling
1-4x
pertemuan
23. HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL
﹡ Hasil penelitian ini menjukkan
bahwa sebelum dilakukan
konseling perilaku pemilihan makan
pada remaja kurang tepat, Salah
satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengubah perilaku tersebut
dengan cara memberikan informasi
dan dukungan kepada remaja agar
mau berusaha untuk mengubah
perilaku pemilihan makannya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan konseling gizi.
﹡ Setelah konseling gizi
sebagian besar perilaku
pemilihan makan remaja
meningkat menjadi lebih
baik. Konseling gizi yang
dilakukan secara intensif
dapat membantu klien
dalam mengubah sikap
dan perilaku terkait
pemilihan makan pada
klien.
.
23
24. Konseling Gizi Untuk Lansia
24
Dalam menasihati orang yang lebih tua, situasi pribadi dan sosial total
harus dipertimbangkan seperti :
1. Penghasilan yang terbatas
2. meningkatnya biaya hidup
3. kurangnya transportasi
4. ketidakmampuan untuk membawa banyak bahan makanan
5. fasilitas terbatas untuk persiapan
6. melayani dan menyimpan makanan
Oleh karena itu, saran atau informasi harus relevan dengan tujuan para
lansia jika mereka berupaya untuk mempertahankan pengetahuan dan
mengubah pola perilaku mereka secara tepat. Informasi harus dalam
bentuk yang berkaitan erat dengan kemampuan orang tua untuk belajar.
25. 25
Dalam menasihati lansia, ahli gizi harus dapat menilai kemampuan fisik dengan cepat.
Ketulian, penglihatan yang buruk, atau penggunaan anggota tubuh yang terbatas,
mungkin memerlukan pertimbangan khusus dalam rekomendasi. Faktor-faktor yang
secara khusus berlaku untuk populasi lansia meliputi:
1. sumber daya ekonomi dan transportasi yang terbatas
1. asalah fisik dan mental yang mengganggu kemampuan untuk mengikuti
rekomendasi
1. takut akan penyakit dan ketergantungan pada orang lain, menghasilkan
uang yang dihabiskan untuk obat-obatan paten dan rejimen mode bukan
pada perawatan dokter.
26. DAFTAR PUSTAKA
Rae, Jessie. 1978. “Counselling the Elderly on Nutrition in a Community Health Care System”. JOURNAL OF THE AMERICAN
GERIATRICS SOCIETY. Vol. XXVI, No. 3, hal 130-135
Ina Santos., dkk. 2001.”Nutrition Counseling Increases Weight Gain Among Brazilian Children”. American Socieety for Nutritional
Science. Community and International Nutrition. Vol. 22, No. 3166, 2866-2873
Ambarwati Ria, dkk 2013. “Pengaruh Konseling Laktasi Intensif Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif sampai 3 bulan”.
JURNAL GIZI INDONESIA.Vol. XXVI, No. 1, hal 15-23
Rosania Tiara, Etika Ratna. 2014.”Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan
Anak, Dan Asupan Gizi Anak Stunting usia 1-2 Tahun Di Kecamatan Semarang Timur” . Jurnal of Nutrition College.
Vol.3, No. 1, hal 17-25
Saees, Asma S. H., dkk. 2017. “Assessment of Nutrition Counseling Skills Usage for Dietitians & Nutritionists working in Hospitals at
Khartoum Locality”. Imperial Journal of terdisciplinary Research (IJIR). Vol-3, Issue-8, hal. 354-360
Afifah Khory I. ani Margawati. 2017.”studi Kualitatif Pemberian Konseling Gizi Terhadap Perubahan Sikap dan Pemilihan Makan
Pada Remaja Putri Overweight”. Journal Of Nutrition College. Vol.6, No.1, hal. 19-27
Bo Ryeong Kim dkk. 2017. Effect of Nutrition Counseling Program on Weight Control in Obese University Students. Jurnal Clinical
Nutrition Research. 6 (1): 7-17.
Sukratini, Desak Putu, Taufiqqurrahman, dkk. 2018. Konseling Gizi . Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
26