SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
KONSELING GIZI
Kelompok 2:
2
1. Kharisma Fitriana (6511417037)
2. Ria Nur Aziza Rahmah (6511418068)
3. Syifa Meidia (6511418071)
4. Citra Indah Sari (6511418081)
5. Wahyu Dwi Sasanti (6511418082)
PROGRAM STUDI GIZI
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
3
1. Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk
menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang
dialaminya (Kemenkes, 2018)
2. Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk
menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian lebih baik
tentang dirinya dan permasanlah gizi yang dihadapi. Setelah konseling
diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi maslah gizi termasuk perubahan pola makan serta
pemecahan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat.
3. Dengan demikian Konseling gizi adalah suatu proses memberi
bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan klien.
DEFINISI
Tujuan Konseling Gizi
4
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012),
yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut
Membantu klien dalam
mengidentifikasi dan
menganalisis masalah klien
serta memberi alternatif
pemecahan masalah
Menjadikan cara-cara
hidup sehat di bidang gizi
sebagai kebiasaan hidup
klien.
Meningkatkan
pengetahuan dan
kemampuan individu atau
keluarga klien tentang gizi..
karakteristik dari klien
5
1. Perasaan, Pikiran dan Kecurigaan.
1. Klien tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau konselor.
1. Klien bukan pendengar yang baik.
1. Kondisi diri yang kurang menguntungkan termasuk kurangnya daya
tangkap dan daya pancaindra.
Sasaran Konseling Gizi
6
Menurut Persatuan Ahli Gizi (2010), sasaran konseling yang biasa
disebut klien atau konselee dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi.
1. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
1. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal
1. Ditinjau dari segi umur konseling : anak-anak, remaja, orang dewasa dan
orang lanjut usia.
Tempat dan Waktu Konseling
7
Konseling dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, di posyandu, di
poliklinik, di puskesmas atau tempat lain yang memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Ruangan tersendiri
2. Tersedia tempat atau meja
3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien
4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara yang mendukung
kegiatan konseling
5. Aman
6. Nyaman
7. Tersedia ruang tunggu
8. Tenang
Waktu 30 sampai 60 menit, 30 menit pertama untuk menggali data, selebihnya untuk
diskusi dan pemecahan masalah
8
Manfaat konseling Gizi
1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan
dan gizi yang dihadapi.
2. Membantu klien mengatasi masalah. Konselor memberikan
beberapa informasi atau alternatif pemecahan masalah.
3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai
baginya.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan
gizi klien.
Komunikasi dalam konseling
Konseling merupakan komunikasi dua arah yang terjadi antara konselor dan klien.
Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua pihak untuk saling bertanya jawab, saling
menanggapi, menggali informasi dan mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam konseling
konselor dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien dapat berperan
sebagai pemberi dan penerima pesan.
Prinsip-prinsip Komunikasi
1. Tentukan tujuan komunikasi.
2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi.
3. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi dalam
pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya.
4. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan
komunikasi.
5. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan
6. Berikan informasi secukupnya, tidak berlebihan atau tidak kurang, sesuai situasi
dan keadaan penerima pesan.
10
Perbedaan Konseling dengan Konsultasi
11
Aspek Konseling Konsultasi
Tujuan Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah
serta memberikan alternatif pemecahan masalah sehingga akhirnya
klien mampu menentukan keputusan dalam memecahkan atau
mengatasi masalahnya
Konsultasi mempunyai tujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah
yang dihadapi klien
Sasaran Individu Individu
Proses Dalam konseling diawali dengan proses menggali informasi. Dalam
hal ini konselor harus mempunyai keterampilan mendengarkan,
mempelajari dan membangun percaya diri agar klien mampu
mengambil keputusan dalam mengatasi masalahnya sendiri
Dalam konsultasi, konsultan membantu
klien untuk memecahkan masalah
sesuai dengan masalah yang dihadapi
klien
Kedudukan
/Hubungan
Dalam konseling gizi kedudukan antara konselor dengan klien adalah
horizontal/ sejajar yaitu posisi konselor dapat sebagai pemberi dan penerima
pesan. Demikian juga klien dapat berperan sebagai pemberi dan penerima
pesan.
Vertikal yaitu kedudukan konsultan lebih
tinggi dari klien. Yang dihadapi
konsultan adalah masalah klien
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
DALAM KONSELING GIZI
12
DAPAT 1. Memberikan data, fakta, dan sumber daya yang relevan kepada klien
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pesan dan perasaan klien
3. Menjelajahi alasan klien untuk konseling nutrisi
4. Menentukan tujuan yang jelas dan ringkas yang dapat diukur dan berfokus pada
perilaku dari klien
5. Berkolaborasi dengan klien untuk membangun tujuan bersama yang disesuaikan
dengan keadaan mereka
6. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi pemicu perilaku makan yang tidak
diinginkan
7. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi hambatan untuk perubahan perilaku
diet
8. Menilai persepsi, perasaan, dan sikap klien tentang pengalaman masa lalu mereka
dengan perubahan perilaku diet
13
9. Menggunakan isyarat nonverbal untuk menyampaikan empati, kehangatan dan
dukungan terhadap klien
10. Memahami dan menafsirkan pesan nonverbal klien
11. Menumbuhkan kemampuan klien untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka
sendiri
12. Menjelajahi pro dan kontra dari perilaku diet klien
13. Merespons pertanyaan yang rumit dari klien
14. Mengkonfirmasikan keakuratan pemahaman tentang pesan dan perasaan klien saat
ahli gizi atau dietisien ragu
15. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi imbalan non-makanan atau cara
untuk mendorong perubahan perilaku diet
16. Mendiskusikan dan mengevaluasi faktor-faktor psikososial, sosial ekonomi, fungsional,
dan perilaku yang terkait dengan perilaku diet klien
17. Mengevaluasi persepsi klien Anda tentang kemampuan mereka untuk melakukan
perubahan perilaku diet
DAPAT
14
18. Membantu klien dalam mengidentifikasi kemungkinan sumber dukungan sosial
19. Mengidentifikasi dan mendiskusikan kepercayaan irasional klien saat ditemui
20. Mengidentifikasi dan mendiskusikan perbedaan dan kontradiksi dalam pesan klien
21. menentukan metode pemantauan mandiri yang tepat bersama dengan klien
22. Dapat menentukan kapan harus berhenti memberikan informasi kepada klien agar tidak
membanjiri mereka
23. Dapat menjelaskan kepada klien tentang peran dan tanggung jawab dari ahli gizi dan
hubungan ahli gizi-klien
24. Dapat mengevaluasi kesiapan klien untuk berubah
25. Dapat menggunakan kesunyian untuk memberikan waktu kepada klien untuk terhubung
dengan pikiran dan perasaan mereka
DAPAT
Konseling Pada Ibu Menyusui
15
Kegiatan konseling dilaksanakan untuk memotivasi ibu agar memberi ASI
eksklusif pada anaknya. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu yang
mendapat konseling laktasi yang intensif lebih tinggi dibanding ibu yang tidak
mendapatkan konseling. Faktor yang mempengaruhi yaitu :
Kerjasama dan komunikasi yang baik antara konselor dan ibu
mengembangkan pengetahuan ibu tersebut menjadi lebih baik
konselor mampu menumbuhkan kepercayaan dan motivasi ibu,
sehingga ibu bisa menerima konselor sebagai sumber informasi
yang berdampak terhadap keberanian ibu dalam mengungkapkan
ketidaktahuan yang dihadapi sebelumnya.
Intensitas konseling juga merupakan salah satu yang
mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu
Media komunikasi yang digunakan konselor mampu memberikan
informasi yang mudah diterima dan mudah diingat oleh ibu
Konseling Pada Ibu Balita
konseling gizi penting? konseling gizi adalah suatu pendekatan
personal untuk menolong individu memperoleh pengertian yang lebih baik
mengenai permasalahan gizi. langkah-langkah dalam mengatasi
permasalahan gizi tersebut, termasuk
Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling gizi yang dilakukan 1 kali tiap
minggu terbukti cukup efektif dalam perubahan perilaku pemberian makan.
• perubahan praktik pemberian makan.
• Meningkatnya perilaku ibu mengenai
pemberian makan pada anak
• menjadikan asupan zat gizi anak juga
meningkat
17
Perilaku pemberian
makanan balita
dipengaruhi oleh
pengetahuan gizi ibu.
•peningkatan pengetahuan gizi
pada ibu
memperbaiki perilaku
pemberian makan pada
anak
•maka asupan makan anak
juga dapat diperbaiki.
perubahan perilaku pemberian makan yang
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
18
Konseling Gizi Meningkatkan Kenaikan Berat
Badan Pada Anak-anak Brazil
Konseling Gizi dengan strategi Integrated Management of Childhood
Illnesses (IMCI) dilakukan untuk menilai dampak pada pertumbuhan anak. Studi ini
termasuk menguji pengetahuan dokter, mengamati konsultasi dan mengunjungi anak-
anak di rumah setelah konsultasi awal. Pengetahuan ibu, praktik dan kepatuhan
terhadap rekomendasi nutrisi dinilai, dan pengukuran antropometrik dilakukan. Asupan
makanan sepanjang hari dievaluasi pada subsampel anak-anak.
Hasil penelitian menunjukkan dokter dalam kelompok intervensi memiliki
pengetahuan yang lebih baik tentang gizi anak dan meningkatkan praktik penilaian dan
konseling. Penarikan maternal atas rekomendasi lebih tinggi pada intervensi daripada
pada kelompok kontrol, demikian juga kepuasan dengan konsultasi. Dilaporkan
penggunaan makanan yang direkomendasikan juga meningkat. Asupan lemak harian
lebih tinggi pada intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol; berarti asupan energi
dan seng harian juga cenderung meningkat. Anak-anak usia 12 bulan atau lebih tua
mengalami peningkatan berat badan dan peningkatan panjang yang positif tetapi tidak
signifikan. Pelatihan konseling gizi meningkatkan kinerja dokter, praktik keibuan dan
diet serta penambahan berat badan anak-anak.
Pengaruh Program Konseling Gizi pada Kontrol Berat
Badan pada Mahasiswa Universitas Obese
19
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program konseling
gizi dan faktor-faktor terkait pada pengendalian berat badan untuk mahasiswa
universitas yang mengalami obesitas. Subjek penelitian adalah 24 siswa dengan
indeks massa tubuh (BMI) 25 atau lebih. Perubahan komposisi tubuh, indeks darah,
dan asupan nutrisi diamati pada subjek sebelum dan sesudah program. Usia rata-
rata subjek adalah 23,2 tahun dan persentase pria dan wanita adalah masing-
masing 66,7% dan 33,0%.
Program konseling gizi terdiri dari konseling gizi 30 menit seminggu
sekali. Konseling gizi dilakukan pada hari dan waktu yang dijadwalkan setiap minggu
di pusat manajemen kesehatan untuk total 28 siswa obesitas. Program konseling
gizi dilakukan sesuai dengan rencana mingguan, dan teknik konseling gizi
diterapkan secara berbeda sesuai dengan daftar periksa yang diselidiki yang
menunjukkan langkah-langkah perubahan perilaku pribadi siswa untuk pemilihan
peserta penelitian. Hasil konseling dianalisis untuk 24 peserta yang tersisa setelah
mengecualikan peserta yang menunjukkan kehadiran yang buruk selama program
10 minggu.
20
Ada kecenderungan penurunan berat badan, jumlah lemak tubuh, BMI,
dan persentase lemak tubuh. Tes darah menunjukkan bahwa nilai semua parameter
biokimiawi berada dalam kisaran normal sebelum dan sesudah program. Ketika
perubahan asupan nutrisi diperiksa dan dibandingkan dengan Asupan Referensi
Makanan untuk Korea (KDRI), ada kecenderungan penurunan asupan dalam
sebagian besar nutrisi termasuk protein. Namun, indeks kualitas gizi menunjukkan
kecenderungan meningkat, yang menyiratkan bahwa asupan zat gizi mikro
mendapatkan keseimbangan secara bersamaan dengan penurunan asupan kalori.
Konseling Gizi Terhadap Remaja
Putri overweight
model konseling yang sering digunakan dalam intervensi untuk merubah
perilaku adalah transtheoritical model (TTM) yaitu model konseling gizi yang
menjelaskan perubahan perilaku individu secara berurutan mulai dari perilaku yang tidak
sehat menjadi perilaku yang sehat.
21
TTM ini terdapat beberapa tahapan yaitu:
precontemplation
contemplation,
preparation,
action,
maintenance,
relaps.
22
Proses konseling
Proses konseling yang diberikan adalah dengan cara
1. melakukan pre-test pada subjek.
2. Subjek yang terpilih diberi perlakuan konseling gizi sebanyak 4 kali
pertemuan selama 1 bulan dengan waktu ± 45 / sesi.
3. subjek diberikan post-test yang berguna untuk melihat perubahan sikap
dan pemilihan makan setelah dilakukan konseling gizi
konseling dilakukan wawancara mendalam
membahas tentang alasan subjek melakukan perubahan
membahas tentang adakah peningkatan dari usaha yang dilakukan
konselor memberikan motivasi kepada subjek supaya tetap
mempertahankan perubahan yang sudah dilakukan
Tahapan
konseling
1-4x
pertemuan
HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL
﹡ Hasil penelitian ini menjukkan
bahwa sebelum dilakukan
konseling perilaku pemilihan makan
pada remaja kurang tepat, Salah
satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengubah perilaku tersebut
dengan cara memberikan informasi
dan dukungan kepada remaja agar
mau berusaha untuk mengubah
perilaku pemilihan makannya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan konseling gizi.
﹡ Setelah konseling gizi
sebagian besar perilaku
pemilihan makan remaja
meningkat menjadi lebih
baik. Konseling gizi yang
dilakukan secara intensif
dapat membantu klien
dalam mengubah sikap
dan perilaku terkait
pemilihan makan pada
klien.
.
23
Konseling Gizi Untuk Lansia
24
Dalam menasihati orang yang lebih tua, situasi pribadi dan sosial total
harus dipertimbangkan seperti :
1. Penghasilan yang terbatas
2. meningkatnya biaya hidup
3. kurangnya transportasi
4. ketidakmampuan untuk membawa banyak bahan makanan
5. fasilitas terbatas untuk persiapan
6. melayani dan menyimpan makanan
Oleh karena itu, saran atau informasi harus relevan dengan tujuan para
lansia jika mereka berupaya untuk mempertahankan pengetahuan dan
mengubah pola perilaku mereka secara tepat. Informasi harus dalam
bentuk yang berkaitan erat dengan kemampuan orang tua untuk belajar.
25
Dalam menasihati lansia, ahli gizi harus dapat menilai kemampuan fisik dengan cepat.
Ketulian, penglihatan yang buruk, atau penggunaan anggota tubuh yang terbatas,
mungkin memerlukan pertimbangan khusus dalam rekomendasi. Faktor-faktor yang
secara khusus berlaku untuk populasi lansia meliputi:
1. sumber daya ekonomi dan transportasi yang terbatas
1. asalah fisik dan mental yang mengganggu kemampuan untuk mengikuti
rekomendasi
1. takut akan penyakit dan ketergantungan pada orang lain, menghasilkan
uang yang dihabiskan untuk obat-obatan paten dan rejimen mode bukan
pada perawatan dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Rae, Jessie. 1978. “Counselling the Elderly on Nutrition in a Community Health Care System”. JOURNAL OF THE AMERICAN
GERIATRICS SOCIETY. Vol. XXVI, No. 3, hal 130-135
Ina Santos., dkk. 2001.”Nutrition Counseling Increases Weight Gain Among Brazilian Children”. American Socieety for Nutritional
Science. Community and International Nutrition. Vol. 22, No. 3166, 2866-2873
Ambarwati Ria, dkk 2013. “Pengaruh Konseling Laktasi Intensif Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif sampai 3 bulan”.
JURNAL GIZI INDONESIA.Vol. XXVI, No. 1, hal 15-23
Rosania Tiara, Etika Ratna. 2014.”Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan
Anak, Dan Asupan Gizi Anak Stunting usia 1-2 Tahun Di Kecamatan Semarang Timur” . Jurnal of Nutrition College.
Vol.3, No. 1, hal 17-25
Saees, Asma S. H., dkk. 2017. “Assessment of Nutrition Counseling Skills Usage for Dietitians & Nutritionists working in Hospitals at
Khartoum Locality”. Imperial Journal of terdisciplinary Research (IJIR). Vol-3, Issue-8, hal. 354-360
Afifah Khory I. ani Margawati. 2017.”studi Kualitatif Pemberian Konseling Gizi Terhadap Perubahan Sikap dan Pemilihan Makan
Pada Remaja Putri Overweight”. Journal Of Nutrition College. Vol.6, No.1, hal. 19-27
Bo Ryeong Kim dkk. 2017. Effect of Nutrition Counseling Program on Weight Control in Obese University Students. Jurnal Clinical
Nutrition Research. 6 (1): 7-17.
Sukratini, Desak Putu, Taufiqqurrahman, dkk. 2018. Konseling Gizi . Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
26
Thank You!
27

More Related Content

What's hot

3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau giziJoni Iswanto
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananYohanes Kristianto
 
Gizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaGizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaAgnescia Sera
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptxWidyaPangestika16
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamiltris nia
 
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi TubuhPenilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuhlidyasrprb
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2'Rheyfan Caspian
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiRatnawati Sigamma
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)zhea mays
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERIRatna Arditya
 
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada LansiaPenyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada LansiaUPTDPuskesmasAtambua
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Mila Aria Purba
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 

What's hot (20)

3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
Gizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaGizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remaja
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi TubuhPenilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERI
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada LansiaPenyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
Penyuluhan PROLANIS Gizi pada Lansia
 
Konsep ncp 2018
Konsep ncp 2018Konsep ncp 2018
Konsep ncp 2018
 
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 

Similar to PPT Konseling Gizi

Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxPenyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxSyahrilSyamsuddin3
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
KONSELING GIZI (PERENCANAAN).pptx
KONSELING GIZI  (PERENCANAAN).pptxKONSELING GIZI  (PERENCANAAN).pptx
KONSELING GIZI (PERENCANAAN).pptxSyahrilSyamsuddin3
 
Kb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibuKb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibupjj_kemenkes
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTYASLARASATI
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI pjj_kemenkes
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBErlina Wati
 
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptfdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptduoberadik1
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI pjj_kemenkes
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Uwes Chaeruman
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfMarwahzahrah
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxanditia3
 

Similar to PPT Konseling Gizi (20)

Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxPenyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
KONSELING GIZI (PERENCANAAN).pptx
KONSELING GIZI  (PERENCANAAN).pptxKONSELING GIZI  (PERENCANAAN).pptx
KONSELING GIZI (PERENCANAAN).pptx
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
4 kb2 modul 4 gizi
4 kb2 modul 4 gizi4 kb2 modul 4 gizi
4 kb2 modul 4 gizi
 
7408 11856-1-pb
7408 11856-1-pb7408 11856-1-pb
7408 11856-1-pb
 
Kb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibuKb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibu
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Modul iv gizi kb 2
Modul iv gizi kb 2Modul iv gizi kb 2
Modul iv gizi kb 2
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KB
 
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.pptfdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
fdokumen.com_materi-1-konsep-dasar-keperawatan-anak.ppt
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
 
82042645 edu3107-nota-padat
82042645 edu3107-nota-padat82042645 edu3107-nota-padat
82042645 edu3107-nota-padat
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

PPT Konseling Gizi

  • 2. Kelompok 2: 2 1. Kharisma Fitriana (6511417037) 2. Ria Nur Aziza Rahmah (6511418068) 3. Syifa Meidia (6511418071) 4. Citra Indah Sari (6511418081) 5. Wahyu Dwi Sasanti (6511418082) PROGRAM STUDI GIZI JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019
  • 3. 3 1. Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya (Kemenkes, 2018) 2. Persagi (2010) mendefinisikan bahwa konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya dan permasanlah gizi yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi maslah gizi termasuk perubahan pola makan serta pemecahan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat. 3. Dengan demikian Konseling gizi adalah suatu proses memberi bantuan kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien. DEFINISI
  • 4. Tujuan Konseling Gizi 4 Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012), yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberi alternatif pemecahan masalah Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup klien. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien tentang gizi..
  • 5. karakteristik dari klien 5 1. Perasaan, Pikiran dan Kecurigaan. 1. Klien tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau konselor. 1. Klien bukan pendengar yang baik. 1. Kondisi diri yang kurang menguntungkan termasuk kurangnya daya tangkap dan daya pancaindra.
  • 6. Sasaran Konseling Gizi 6 Menurut Persatuan Ahli Gizi (2010), sasaran konseling yang biasa disebut klien atau konselee dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi. 1. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan 1. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal 1. Ditinjau dari segi umur konseling : anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang lanjut usia.
  • 7. Tempat dan Waktu Konseling 7 Konseling dapat dilakukan dimana saja seperti di rumah sakit, di posyandu, di poliklinik, di puskesmas atau tempat lain yang memenuhi beberapa syarat sebagai berikut: 1. Ruangan tersendiri 2. Tersedia tempat atau meja 3. Lokasi mudah dijangkau oleh klien 4. Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara yang mendukung kegiatan konseling 5. Aman 6. Nyaman 7. Tersedia ruang tunggu 8. Tenang Waktu 30 sampai 60 menit, 30 menit pertama untuk menggali data, selebihnya untuk diskusi dan pemecahan masalah
  • 8. 8 Manfaat konseling Gizi 1. Membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang dihadapi. 2. Membantu klien mengatasi masalah. Konselor memberikan beberapa informasi atau alternatif pemecahan masalah. 3. Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah. 4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya. 5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.
  • 9. Komunikasi dalam konseling Konseling merupakan komunikasi dua arah yang terjadi antara konselor dan klien. Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua pihak untuk saling bertanya jawab, saling menanggapi, menggali informasi dan mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam konseling konselor dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan.
  • 10. Prinsip-prinsip Komunikasi 1. Tentukan tujuan komunikasi. 2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi. 3. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi dalam pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya. 4. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan komunikasi. 5. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan 6. Berikan informasi secukupnya, tidak berlebihan atau tidak kurang, sesuai situasi dan keadaan penerima pesan. 10
  • 11. Perbedaan Konseling dengan Konsultasi 11 Aspek Konseling Konsultasi Tujuan Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah serta memberikan alternatif pemecahan masalah sehingga akhirnya klien mampu menentukan keputusan dalam memecahkan atau mengatasi masalahnya Konsultasi mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi klien Sasaran Individu Individu Proses Dalam konseling diawali dengan proses menggali informasi. Dalam hal ini konselor harus mempunyai keterampilan mendengarkan, mempelajari dan membangun percaya diri agar klien mampu mengambil keputusan dalam mengatasi masalahnya sendiri Dalam konsultasi, konsultan membantu klien untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi klien Kedudukan /Hubungan Dalam konseling gizi kedudukan antara konselor dengan klien adalah horizontal/ sejajar yaitu posisi konselor dapat sebagai pemberi dan penerima pesan. Demikian juga klien dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan. Vertikal yaitu kedudukan konsultan lebih tinggi dari klien. Yang dihadapi konsultan adalah masalah klien
  • 12. KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN DALAM KONSELING GIZI 12 DAPAT 1. Memberikan data, fakta, dan sumber daya yang relevan kepada klien 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami pesan dan perasaan klien 3. Menjelajahi alasan klien untuk konseling nutrisi 4. Menentukan tujuan yang jelas dan ringkas yang dapat diukur dan berfokus pada perilaku dari klien 5. Berkolaborasi dengan klien untuk membangun tujuan bersama yang disesuaikan dengan keadaan mereka 6. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi pemicu perilaku makan yang tidak diinginkan 7. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi hambatan untuk perubahan perilaku diet 8. Menilai persepsi, perasaan, dan sikap klien tentang pengalaman masa lalu mereka dengan perubahan perilaku diet
  • 13. 13 9. Menggunakan isyarat nonverbal untuk menyampaikan empati, kehangatan dan dukungan terhadap klien 10. Memahami dan menafsirkan pesan nonverbal klien 11. Menumbuhkan kemampuan klien untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka sendiri 12. Menjelajahi pro dan kontra dari perilaku diet klien 13. Merespons pertanyaan yang rumit dari klien 14. Mengkonfirmasikan keakuratan pemahaman tentang pesan dan perasaan klien saat ahli gizi atau dietisien ragu 15. Berkolaborasi dengan klien untuk mengidentifikasi imbalan non-makanan atau cara untuk mendorong perubahan perilaku diet 16. Mendiskusikan dan mengevaluasi faktor-faktor psikososial, sosial ekonomi, fungsional, dan perilaku yang terkait dengan perilaku diet klien 17. Mengevaluasi persepsi klien Anda tentang kemampuan mereka untuk melakukan perubahan perilaku diet DAPAT
  • 14. 14 18. Membantu klien dalam mengidentifikasi kemungkinan sumber dukungan sosial 19. Mengidentifikasi dan mendiskusikan kepercayaan irasional klien saat ditemui 20. Mengidentifikasi dan mendiskusikan perbedaan dan kontradiksi dalam pesan klien 21. menentukan metode pemantauan mandiri yang tepat bersama dengan klien 22. Dapat menentukan kapan harus berhenti memberikan informasi kepada klien agar tidak membanjiri mereka 23. Dapat menjelaskan kepada klien tentang peran dan tanggung jawab dari ahli gizi dan hubungan ahli gizi-klien 24. Dapat mengevaluasi kesiapan klien untuk berubah 25. Dapat menggunakan kesunyian untuk memberikan waktu kepada klien untuk terhubung dengan pikiran dan perasaan mereka DAPAT
  • 15. Konseling Pada Ibu Menyusui 15 Kegiatan konseling dilaksanakan untuk memotivasi ibu agar memberi ASI eksklusif pada anaknya. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu yang mendapat konseling laktasi yang intensif lebih tinggi dibanding ibu yang tidak mendapatkan konseling. Faktor yang mempengaruhi yaitu : Kerjasama dan komunikasi yang baik antara konselor dan ibu mengembangkan pengetahuan ibu tersebut menjadi lebih baik konselor mampu menumbuhkan kepercayaan dan motivasi ibu, sehingga ibu bisa menerima konselor sebagai sumber informasi yang berdampak terhadap keberanian ibu dalam mengungkapkan ketidaktahuan yang dihadapi sebelumnya. Intensitas konseling juga merupakan salah satu yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu Media komunikasi yang digunakan konselor mampu memberikan informasi yang mudah diterima dan mudah diingat oleh ibu
  • 16. Konseling Pada Ibu Balita konseling gizi penting? konseling gizi adalah suatu pendekatan personal untuk menolong individu memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai permasalahan gizi. langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan gizi tersebut, termasuk Hal tersebut menunjukkan bahwa konseling gizi yang dilakukan 1 kali tiap minggu terbukti cukup efektif dalam perubahan perilaku pemberian makan. • perubahan praktik pemberian makan. • Meningkatnya perilaku ibu mengenai pemberian makan pada anak • menjadikan asupan zat gizi anak juga meningkat
  • 17. 17 Perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu. •peningkatan pengetahuan gizi pada ibu memperbaiki perilaku pemberian makan pada anak •maka asupan makan anak juga dapat diperbaiki. perubahan perilaku pemberian makan yang dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
  • 18. 18 Konseling Gizi Meningkatkan Kenaikan Berat Badan Pada Anak-anak Brazil Konseling Gizi dengan strategi Integrated Management of Childhood Illnesses (IMCI) dilakukan untuk menilai dampak pada pertumbuhan anak. Studi ini termasuk menguji pengetahuan dokter, mengamati konsultasi dan mengunjungi anak- anak di rumah setelah konsultasi awal. Pengetahuan ibu, praktik dan kepatuhan terhadap rekomendasi nutrisi dinilai, dan pengukuran antropometrik dilakukan. Asupan makanan sepanjang hari dievaluasi pada subsampel anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan dokter dalam kelompok intervensi memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang gizi anak dan meningkatkan praktik penilaian dan konseling. Penarikan maternal atas rekomendasi lebih tinggi pada intervensi daripada pada kelompok kontrol, demikian juga kepuasan dengan konsultasi. Dilaporkan penggunaan makanan yang direkomendasikan juga meningkat. Asupan lemak harian lebih tinggi pada intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol; berarti asupan energi dan seng harian juga cenderung meningkat. Anak-anak usia 12 bulan atau lebih tua mengalami peningkatan berat badan dan peningkatan panjang yang positif tetapi tidak signifikan. Pelatihan konseling gizi meningkatkan kinerja dokter, praktik keibuan dan diet serta penambahan berat badan anak-anak.
  • 19. Pengaruh Program Konseling Gizi pada Kontrol Berat Badan pada Mahasiswa Universitas Obese 19 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program konseling gizi dan faktor-faktor terkait pada pengendalian berat badan untuk mahasiswa universitas yang mengalami obesitas. Subjek penelitian adalah 24 siswa dengan indeks massa tubuh (BMI) 25 atau lebih. Perubahan komposisi tubuh, indeks darah, dan asupan nutrisi diamati pada subjek sebelum dan sesudah program. Usia rata- rata subjek adalah 23,2 tahun dan persentase pria dan wanita adalah masing- masing 66,7% dan 33,0%. Program konseling gizi terdiri dari konseling gizi 30 menit seminggu sekali. Konseling gizi dilakukan pada hari dan waktu yang dijadwalkan setiap minggu di pusat manajemen kesehatan untuk total 28 siswa obesitas. Program konseling gizi dilakukan sesuai dengan rencana mingguan, dan teknik konseling gizi diterapkan secara berbeda sesuai dengan daftar periksa yang diselidiki yang menunjukkan langkah-langkah perubahan perilaku pribadi siswa untuk pemilihan peserta penelitian. Hasil konseling dianalisis untuk 24 peserta yang tersisa setelah mengecualikan peserta yang menunjukkan kehadiran yang buruk selama program 10 minggu.
  • 20. 20 Ada kecenderungan penurunan berat badan, jumlah lemak tubuh, BMI, dan persentase lemak tubuh. Tes darah menunjukkan bahwa nilai semua parameter biokimiawi berada dalam kisaran normal sebelum dan sesudah program. Ketika perubahan asupan nutrisi diperiksa dan dibandingkan dengan Asupan Referensi Makanan untuk Korea (KDRI), ada kecenderungan penurunan asupan dalam sebagian besar nutrisi termasuk protein. Namun, indeks kualitas gizi menunjukkan kecenderungan meningkat, yang menyiratkan bahwa asupan zat gizi mikro mendapatkan keseimbangan secara bersamaan dengan penurunan asupan kalori.
  • 21. Konseling Gizi Terhadap Remaja Putri overweight model konseling yang sering digunakan dalam intervensi untuk merubah perilaku adalah transtheoritical model (TTM) yaitu model konseling gizi yang menjelaskan perubahan perilaku individu secara berurutan mulai dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat. 21 TTM ini terdapat beberapa tahapan yaitu: precontemplation contemplation, preparation, action, maintenance, relaps.
  • 22. 22 Proses konseling Proses konseling yang diberikan adalah dengan cara 1. melakukan pre-test pada subjek. 2. Subjek yang terpilih diberi perlakuan konseling gizi sebanyak 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan waktu ± 45 / sesi. 3. subjek diberikan post-test yang berguna untuk melihat perubahan sikap dan pemilihan makan setelah dilakukan konseling gizi konseling dilakukan wawancara mendalam membahas tentang alasan subjek melakukan perubahan membahas tentang adakah peningkatan dari usaha yang dilakukan konselor memberikan motivasi kepada subjek supaya tetap mempertahankan perubahan yang sudah dilakukan Tahapan konseling 1-4x pertemuan
  • 23. HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL ﹡ Hasil penelitian ini menjukkan bahwa sebelum dilakukan konseling perilaku pemilihan makan pada remaja kurang tepat, Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengubah perilaku tersebut dengan cara memberikan informasi dan dukungan kepada remaja agar mau berusaha untuk mengubah perilaku pemilihan makannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan konseling gizi. ﹡ Setelah konseling gizi sebagian besar perilaku pemilihan makan remaja meningkat menjadi lebih baik. Konseling gizi yang dilakukan secara intensif dapat membantu klien dalam mengubah sikap dan perilaku terkait pemilihan makan pada klien. . 23
  • 24. Konseling Gizi Untuk Lansia 24 Dalam menasihati orang yang lebih tua, situasi pribadi dan sosial total harus dipertimbangkan seperti : 1. Penghasilan yang terbatas 2. meningkatnya biaya hidup 3. kurangnya transportasi 4. ketidakmampuan untuk membawa banyak bahan makanan 5. fasilitas terbatas untuk persiapan 6. melayani dan menyimpan makanan Oleh karena itu, saran atau informasi harus relevan dengan tujuan para lansia jika mereka berupaya untuk mempertahankan pengetahuan dan mengubah pola perilaku mereka secara tepat. Informasi harus dalam bentuk yang berkaitan erat dengan kemampuan orang tua untuk belajar.
  • 25. 25 Dalam menasihati lansia, ahli gizi harus dapat menilai kemampuan fisik dengan cepat. Ketulian, penglihatan yang buruk, atau penggunaan anggota tubuh yang terbatas, mungkin memerlukan pertimbangan khusus dalam rekomendasi. Faktor-faktor yang secara khusus berlaku untuk populasi lansia meliputi: 1. sumber daya ekonomi dan transportasi yang terbatas 1. asalah fisik dan mental yang mengganggu kemampuan untuk mengikuti rekomendasi 1. takut akan penyakit dan ketergantungan pada orang lain, menghasilkan uang yang dihabiskan untuk obat-obatan paten dan rejimen mode bukan pada perawatan dokter.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Rae, Jessie. 1978. “Counselling the Elderly on Nutrition in a Community Health Care System”. JOURNAL OF THE AMERICAN GERIATRICS SOCIETY. Vol. XXVI, No. 3, hal 130-135 Ina Santos., dkk. 2001.”Nutrition Counseling Increases Weight Gain Among Brazilian Children”. American Socieety for Nutritional Science. Community and International Nutrition. Vol. 22, No. 3166, 2866-2873 Ambarwati Ria, dkk 2013. “Pengaruh Konseling Laktasi Intensif Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif sampai 3 bulan”. JURNAL GIZI INDONESIA.Vol. XXVI, No. 1, hal 15-23 Rosania Tiara, Etika Ratna. 2014.”Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan Anak, Dan Asupan Gizi Anak Stunting usia 1-2 Tahun Di Kecamatan Semarang Timur” . Jurnal of Nutrition College. Vol.3, No. 1, hal 17-25 Saees, Asma S. H., dkk. 2017. “Assessment of Nutrition Counseling Skills Usage for Dietitians & Nutritionists working in Hospitals at Khartoum Locality”. Imperial Journal of terdisciplinary Research (IJIR). Vol-3, Issue-8, hal. 354-360 Afifah Khory I. ani Margawati. 2017.”studi Kualitatif Pemberian Konseling Gizi Terhadap Perubahan Sikap dan Pemilihan Makan Pada Remaja Putri Overweight”. Journal Of Nutrition College. Vol.6, No.1, hal. 19-27 Bo Ryeong Kim dkk. 2017. Effect of Nutrition Counseling Program on Weight Control in Obese University Students. Jurnal Clinical Nutrition Research. 6 (1): 7-17. Sukratini, Desak Putu, Taufiqqurrahman, dkk. 2018. Konseling Gizi . Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 26