SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
ANALISIS KEBIJAKAN PRIVATISASI BUMN DI INDONESIA 
I. LATAR BELAKANG 
Dari tahun ke tahun sejak reformasi, privatisasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) semakin 
meningkat saja. Privatisasi sebagai bagian dari liberalisasi ekonomi di Indonesia sebenarnya 
diisukan secara bertahap sejak masa pemerintahan Suharto, yakni sejak diberlakukannya 
deregulasi dan dikorporasikannya perusahaan negara menjadi perusahaan umum. Didorong 
oleh krisis keuangan pada tahun 1998, menyusul dikenakannya kewajiban pemerintah untuk 
melakukan bail out atas hutang bank-bank swasta yang menyebabkan deficit APBN, maka 
pemerintah diminta oleh IMF melalui Letter of Intent memberlakukan Undang-undang No 22 
Tahun 2001 mengenai privatisasi BUMN sebagai perusahaan public (PERSERO). UU ini 
kemudian diikuti Peraturan Pemerintah No. 31 of 2003. BUMN yang termasuk paling awal 
diprivatisasi adalah PN Pertamina yang diubah menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada 
tanggal 9 Oktober 2003. Keberhasilannya kemudian diikuti oleh penjualan saham PT Indosat 
dsb. 
Sesuai dengan konstitusi,negara mempunyai kewenangan penuh dalam mengelola sumber 
daya alam demi kemakmuran dan keadilan masyarakat yang dalam hal ini secara 
kelembagaan dilimpahkan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bagi negara, 
keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki dimensi sosial-ekonomi. 
Dalam dimensi sosial, keberadaan BUMN adalah manifestasi pelayanan, distribusi, dan 
pengelolaan demi pemenuhan hajat hidup masyarakat banyak atas berbagai sumber daya 
alam seperti sumber air, listrik, gas, minyak, tambang, dan sebagainya. Sementara pada 
dimensi ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor strategis agar tidak 
dikuasai secara privat sehingga bisa menjadi sumber pendapatan negara yang utama. Posisi 
BUMN sangat strategis karena melingkup pada hampir seluruh sektor kegiatan ekonomi, baik 
pertanian pertambangan, industri, perdagangan, infrastuktur, dan jasa lainnya. 
Namun dalam dimensi ekonomi tersebut, kinerja BUMN tidak memberikan hasil yang selalu 
optimal, keberadaan berbagai BUMN tak jarang tidak menambah pendapatan negara. 
Bahkan, selama ini pengelolaan BUMN seperti PT KAI, PDAM, dan PLN telah banyak yang 
bermasalah, merugi, dan menjadi beban pembiyaan nasional. Dari 300 PDAM di Indonesia, 
hanya 20% yang memiliki neraca keuangan yang stabil, sisanya selalu defisit. 
Dalam menyikapi problem inilah kemudian bergulir kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi 
ini secara mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan 
pengurangan utang dan menekan beban BUMN. Hal ini didasari pemikiran bahwa kekuatan 
pasar paling efisien untuk mengendalikan kegiatan ekonomi, karena itu penyerahan 
pengelolaan pelayanan publik pada sektor swasta akan dapat meningkatkan efisiensi 
penggunaan sumber daya yang tersedia. Dengan diterbitkan berbagai perundang-undangan 
seperti UU BUMN, UU Ketenagalistrikan, UU SDA dan sebagainya, diharapkan mampu 
merubah performa BUMN menjadi lebih profesional dengan mengedepankan keuntungan 
ekonomis. Privatisasi secara ideal akan menumbuhkan good corporate governance (GCG), 
sumber keuangan baru untuk menutup APBN, dan kepentingan ekspansi pasar. Tiap tahun 
berbagai BUMN terdaftar untuk “disehatkan” menjadi perusahaan swasta. Untuk tahun 2008 
ini saja ditargetkan 28 perusahaan BUMN akan diprivatisasi. 
Meski memberikan keuntungan finansial bagi negara, privatisasi tidak lepas resiko. Sudah 
pasti privatisasi telah membuka keterlibatan kekuatan modal swasta. Hal ini menjadikan 
posisi negara tidak dominan dalam melakukan kontrol dan proteksi terhadap badan-badan 
usaha yang menyentuh sektor publik. Ketika BUMN menjadi perusahaan swasta maka sudah
pasti orientasinya adalah profit. Sudah banyak pengelolaan sumber daya alam di Indonesia 
yang dikelola swasta nyatanya kurang bisa proporsional dalam melakukan sharing untuk 
kuntungan dalam negeri. Belum lagi dampak eksplorasi alam yang merusak lingkungan dan 
marginalisasi masyarakat lokal di kawasan eksplorasi. Kasus PT Newmont Minahasa, PT 
Lapindo Brantas, dan Freeport adalah contoh yang bisa menggambarkan bagaimana potret 
kelam pengelolaan sumber daya alam yang diserahkan kepada swasta/perusahaan asing. 
II. PERMASALAHAN 
Sampai hari ini gagasan dan implementasi privatisasi BUMN banyak menimbulkan pro 
kontra di masyarakat. Mungkin, dalam beberapa konteks, privatisasai BUMN/BUMD akan 
amat relevan, misalnya untuk sektor sumber daya tak terbatas seperti sektor telekomunikasi. 
Ataupun sektor BUMD dalam kawasan industri seperti di daerah Batam. Akan tetapi dalam 
konteks dan lokalitas yang lain, privatisasi akan merugikan masyarakat. Jika melihat visi 
perekonomian Indonesia, seharusnya setiap kebijakan ekonomi hendaknya diproyeksikan 
untuk kesejahteraan rakyat. Privatisasi BUMN harus bisa mengemban visi tersebut di tengah 
birokrasi Indonesia yang dikenal rentan terhadap KKN dan juga ancaman kerakusan kaum 
pemodal. 
Karenanya perlu dilakukan kajian mendalam dan kritis sebelum sekian kebijakan tentang 
privatisasi ditelorkan oleh negara. Jika negara salah mengambil kebijakan maka privatisasi 
akan berbuah penderitaan rakyat yang tentunya paradoks dengan tujuan ideal dari privatisasi 
itu sendiri. Berangkat dari pemikiran inilah, dalam essay ini akan dibahas mengenai 
privatisasi dan latar belakang implementasi privatisasi BUMN di Indonesia. Pada bagian 
akhir akan dibahas mengenai kinerja hasil privatisasi BUMN hingga tahun 2008 ini. 
III. ANALISA PERMASALAHAN 
Defenisi privatisasi sendiri adalah pemindahan kepemilikan perusahaan dari pemerintah ke 
swasta (Peacock,1930), yang lain mendefenisikan privatisasi sebagai penjualan yang 
berkelanjutan sekurang-kurangnya 50% saham pemerintah di perusahaan pemerinatah ke 
swasta (Beesley dan Littechild,1980). 
Dari defenisi privatisasi tersebut, terdapat 4 kebijaksanaan pemerintah terkait dengan 
privatisasi (Clementi,1980) yaitu : 
1. Pemindahan pemilikan perusahaan ke swasta 
2. Liberalisasi aktivitas melalui kompetisi 
3. Menghapus fungsi pemerintah tertentu sehinga biaya pengelolaan perusahaan tersebut 
menjadi menurun. 
4. Mengurangi jasa publik yang kurang bermanfaat. 
Pada prinsipnya terdapat 3 macam dan bentuk privatisasi : 
a. Penjualan perusahaan milik pemerintah yang telah ada. 
b. Penggunaan dana swasta untuk pembangunan infrastruktur ekonomi. 
c. Mengkontrakkan sebagian tugas pelayanan pemerintah kepada swasta. 
Latar belakang privatisasi seperti yang telah dijelaskan dalam Pendahuluan, dapat 
dirangkum menjadi 4 point utama yaitu : 
Banyaknya BUMN dengan kinerja yang rendah dan tingkat keuntungan yang relatif rendah 
bahkan merugi. 
Besarnya utang negara yang didominasi oleh utang BUMN 
Adanya defisit APBN 
Rencana peningkatan kualitas pelayanan publik.
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini, kebijakan privatisasi dipicu oleh siklus ekonomi itu 
sendiri. Bagi BUMN, tindakan privatisasi merupakan bagian dari silkus inovasi baik yang 
bersifat kreatif maupun destruksi, hal ini akan memberikan iklim kompetisi yang 
menyebabkan 2 hal dalam perkembangannya, kinerja semakin meningkat atau atau justru 
menurun karena ketidak mampuan berkompetisi setelah lepas dari rangkulan pemerintah 
sebagai pelindung. 
Privatisasi ini secara mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, 
dan pengurangan utang dan menekan beban BUMN. Hal ini didasari pemikiran bahwa 
kekuatan pasar paling efisien untuk mengendalikan kegiatan ekonomi, karena itu penyerahan 
pengelolaan pelayanan publik pada sektor swasta akan dapat meningkatkan efisiensi 
penggunaan sumber daya yang tersedia. Rangkuman tujuan itu sendiri adalah : 
• Meningkatkan efisiensi pengelolaan pelayanan publik sehingga biaya negara berkurang. 
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat luas sehingga masyarakat menjadi 
lebih puas, hal ini harus dibarengi dengan upaya perlindungan konsumen. 
• Mengurangi kemungkinan KKN karena campur tangan pemerintah. 
Pelaksanaan program privatisasi ditentukan oleh beberapa lembaga negara di mana masing-masing 
lembaga memiliki sudut pandang yang berbeda. Di Indonesia sendiri, Kementerian 
Negara BUMN mempunyai pandangan dari sisi ekonomi mikro. Departemen Keuangan lebih 
memandangnya dari sisi ekonomi makro, sedangkan lembaga legislatif menggunakan 
pandangan ekonomi politik. 
Pandangan tersebut menentukan obyektivitas terhadap keputusan privatisasi. Ekonomi mikro 
bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan pengurangan utang 
perusahaan BUMN. Privatisasi juga diharapkan dapat meningkatkan good corporate 
governance (GCG), masuknya sumber keuangan baru ke perusahaan, dan pengembangan 
pasar. Manfaat alih teknologi dan peningkatan jaringan juga diharapkan dalam privatisasi 
BUMN yang melalui proses strategic sale. 
Dari sisi ekonomi makro, tujuan privatisasi berorientasi pada kepentingan fiskal, yaitu untuk 
menambah sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah, perbaikan 
iklim investasi, dan pengembangan pasar modal. 
Obyektivitas ekonomi politik bertujuan melindungi aset nasional dengan pertimbangan 
melindungi bidang usaha yang berkaitan dengan nasionalisme, keamanan negara, dan usaha 
sumber daya alam. 
Metode privatisasi cukup banyak, dalam prakteknya terdapat 9 jenis metode privatisasi, 
namun dari pengalaman yang ada, metode Penawaran Umum (Flotation) berupa penjualan 
saham (IPO) di bursa efek dinilai lebih efektif. Cara ini dapat memberi ukuran peningkatan 
kinerja melalui perubahan harga saham. 
Tantangan melakukan metode IPO adalah BUMN diharapkan untuk memiliki tren 
pertumbuhan, sahamnya diminati investor, mampu membukukan keuntungan (profitable), 
memiliki prospek usaha yang baik, memiliki produk/jasa unggulan, dan memiliki kompetensi 
teknis dan manajemen yang andal. Kendala lainnya dalam melakukan metode IPO adalah 
persyaratan pasar modal. Pada kenyataannya, setiap tahun rata-rata 25 persen dari perusahaan 
BUMN mengalami kerugian sehingga menghambat proses privatisasi. 
Kinerja Hasil Privatisasi 
Pemerintah merencanakan target privatisasi 28 perusahaan BUMN tahun 2008. Sementara 
realisasi privatisasi tahun ini sebanyak 3 perusahaan dari target 14 BUMN. Tidak dapat 
dimungkiri privatisasi BUMN memberi kontribusi terhadap pertumbuhan kapitalisasi pasar 
modal Indonesia. Sampai akhir Oktober 2007, BUMN memberi kontribusi nilai kapitalisasi
pasar modal sebesar Rp 634,30 triliun atau sebesar 34 persen. Kontribusi yang cukup 
signifikan ini hanya diberikan oleh 15 perusahaan BUMN di pasar modal. 
Saat ini sekitar 10 persen BUMN telah diprivatisasi dari total 140 perusahaan. Data 
Kementerian Negara BUMN menunjukkan, nilai aset keseluruhan BUMN tahun 2006 sebesar 
Rp 1.361,8 triliun, di mana Rp 452,5 triliun merupakan ekuitas, sedangkan Rp 909,3 triliun 
dari aset BUMN berasal dari utang. Sebagian besar atau sekitar 90 persen dari total aset 
BUMN serta 80 persen laba bersihnya berasal dari 22 BUMN yang terbesar. Dari 
keseluruhan BUMN yang diprivatisasi, sekitar 15 persen merupakan BUMN berskala besar. 
Pasar bagi privatisasi BUMN sangat potensial. Dari sisi demand, investor menunggu program 
privatisasi BUMN karena pada umumnya BUMN bergerak pada industri strategis yang 
memiliki potensi pasar yang besar. Program privatisasi telah memberi dampak positif 
terhadap peningkatan nilai perusahaan. Sebagian besar harga saham BUMN mengalami 
kenaikan sejak dilakukan privatisasi melalui penawaran saham perdana atau initial public 
offering (IPO). Bahkan, peningkatan harga terlihat sangat menonjol dengan rata-rata 
kenaikan harga saham melebihi 460 persen dari harga IPO. 
Program privatisasi yang dilakukan telah memengaruhi peningkatan kinerja internal 
perusahaan. Jika dibandingkan dengan BUMN yang belum diprivatisasi, kinerja BUMN yang 
telah melalui privatisasi IPO umumnya lebih tinggi. 
Namun apakah pelaksanaan privatisasi BUMN sudah optimal dan menunjukkan kinerja yang 
tinggi sesuai dengan yang diharapkan? Sebanyak 75 persen dari target privatisasi tahun 2007 
belum dapat terlaksana dan divestasi BUMN masih menunjukkan tingginya tingkat 
kepemilikan pemerintah. Kelanjutan program privatisasi diharapkan dapat menjadi strategi 
peningkatan kinerja BUMN. Stiglitz tahun 1987 sudah menjelaskan bahwa kinerja optimal 
program privatisasi diperoleh melalui divestasi minimal 51 persen kepemilikan. Dengan kata 
lain, optimal kinerja dicapai ketika pemerintah memiliki hak minoritas dan perusahaan 
mengikuti perkembangan pasar. 
Dalam program privatisasi BUMN selama ini, dominasi pemerintah masih terlihat. Hampir 
seluruh program privatisasi yang telah dilakukan masih menyisakan hak kontrol mayoritas 
pada pemerintah. Tingkat kepemilikan pemerintah masih di atas 51 persen. Pengecualian 
pada Indosat yang melepas lebih dari 85 persen kepemilikan pemerintah. Walaupun hal ini 
masih disertai penyertaan saham seri A yang memberi otoritas kebijakan strategis kepada 
pemerintah. 
Dari hasil kinerja diatas terlihat, bahwa sekalipun kinerja BUMN hasil privatisasi melebihan 
BUMN yang belum diprivatisasi, hasil kinerja itu sendiri masih belum optimal sesuai dengan 
harapan pemerintah dan tujuan awal privatisasi. 
IV. PENUTUP 
Privatisasi dimanapun di seluruh dunia selalu menimbulkan kontroversi. Ketika ia dibeli 
raksasa-raksasa ekonomi, suasana dapat saja sekejap menjadi cerah dan mengundang pesona. 
Namun demikian para pekerja yang semula menderita sesak nafas di BUMN lama begitu 
dirumahkan oleh pemilik baru dapat menimbulkan suasana kepedihan. Bagi yang 
dipekerjakan, sebagus apapun suasana baru itu, belum tentu membuat pekerja yang lama akan 
menikmati. Suasana kerja yang daya pacunya berbeda jauh dengan suasana lama semakin 
akan diperhitungkan untung ruginya. Ini menimbulkan kelelahan tersendiri. 
Sudah saatnya asas undang undang mengenai perlakuan yang sama (equal treatment) harus 
diubah untuk menghargai kedudukan rakyat dan negara. Demikian pula pengelolaan dan
pemilikan lahan harus oleh rakyat Indonesia dengan fasilitas khusus kepemilikan dan 
pengelolaan tanah bagi rakyat miskin Indonesia. Dalam hal tenaga kerja, kekuatan mereka 
dalam melakukan pekerjaannya harus menurut standar internasional dengan hak/kewajiban 
yang sama pula. Negara harus tetap sebagai pemilik tanah dengan asset yang dapat diolah 
secara terbatas. Memang, rejim, dibantu oleh kaum akademis, yang kuat selalu menang dan 
menjaga wibawa semata-mata demi kemenangan politiknya bukan demi Negara dan 
kesejahteraan rakyat. Jika hanya mempertahankan kebijakannya tanpa mempertahankan nasib 
Negara dan rakyat niscaya sebuah pemerintahan atau rejim akan jatuh, karena di masa kini 
sudah sulit mempertahankan dominasi tanpa memperhatikan nasib rakyat dan tanah air. 
Guna meningkatkan hasil yang optimal atas privatisasi BUMN dan agar sesuai dengan hasil 
yang diharapkan dan tujuan awal privatisasi, maka pemerintah perlu membuat kebijakan yang 
tepat dan berdampak jangka panjang dna bukan hanya sekedar keuntungan dalam jangka 
pendek. 
Masih banyak ruang untuk meningkatkan kinerja privatisasi perusahaan BUMN. Strategi 
privatisasi perlu didukung dengan pembenahan melalui restrukturisasi sebelum privatisasi. 
Penentuan target restrukturisasi yang jelas dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan 
privatisasi. Strategi seperti ini lebih mengacu pada pandangan bahwa privatisasi untuk 
pengembangan perusahaan BUMN dari pada sebagai sumber dana APBN. 
Dalam jangka panjang, keberhasilan program privatisasi dapat mendukung sumber dana 
APBN. Pencapaian tujuan ekonomi makro dalam privatisasi ditentukan oleh target 
menghasilkan dana APBN. Fleksibilitas menerima pemasukan dari sumber alternatif BUMN 
seperti pajak dan dividen dapat mendukung optimalisasi program privatisasi. 
Dalam jangka yang lebih panjang, privatisasi diharapkan menjadi katalis peningkatan kinerja 
perekonomian sektor riil. Demikian juga lembaga legislatif yang memegang fungsi kontrol 
dapat mendukung kinerja program privatisasi sebagai motivator peningkatan kinerja 
perekonomian nasional. Tingkat divestasi dapat ditingkatkan untuk membawa perusahaan 
BUMN lebih dekat kepada mekanisme pasar. Program privatisasi diharapkan dapat 
meningkatkan perekonomian melalui peningkatan kinerja internal perusahaan BUMN 
DAFTAR REFERENSI 
Prof. Dr. Syafrizal, Privatisasi BUMN di Indonesia : Teori dan Implementasi, bahan kuliah 
Analisa Lingkungan Usaha, September 2008 
Anggoro,Pony, Privatiasasi BUMN : Sebuah Ironi, Institute For Global Justice,22 Agustus 
2008 
Meitisari, Pramayanti, Kemana Arah Privatisasi BUMN tahun 2008, 
http://pusri.wordpress.com, 10 Desember 2007 
Riansyah,L. Analisis Kritis Kebijakan Privatisasi BUMN, 20 Februari 2008

More Related Content

What's hot

PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIAPELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIAnuyy widyasti
 
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40IlhamsyahIbnuHidayat
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiYendi Desyandi
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negaraabdul kodir
 
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomierla_masdyah_arifianah
 
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasiBang Udin
 
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas XKonsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas Xsupono3
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...Ahmad Ahmad
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainEko Mardianto
 
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiDefinis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiRivai Anas Amirul Huda
 
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8Johan Setiawan
 
Modul 2 : Badan Usaha
Modul 2 : Badan UsahaModul 2 : Badan Usaha
Modul 2 : Badan UsahaKasmadi Rais
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)maghfiraputeri
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyaTransmission Music Group
 
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomi
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomiUNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomi
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomiJohan Setiawan
 

What's hot (20)

PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIAPELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PELAKU DAN PERAN DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
 
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara
 
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
 
Pengertian bumn
Pengertian bumnPengertian bumn
Pengertian bumn
 
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptxPerbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
 
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
 
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas XKonsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
 
Paper pembahasan
Paper pembahasanPaper pembahasan
Paper pembahasan
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
 
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiDefinis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
 
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
BUMN BUMS BUMD KOPERASI ekonomi KELAS XI bab UNIT 8
 
Modul 2 : Badan Usaha
Modul 2 : Badan UsahaModul 2 : Badan Usaha
Modul 2 : Badan Usaha
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
 
BUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & KoperasiBUMN, BUMS & Koperasi
BUMN, BUMS & Koperasi
 
UMKM
UMKMUMKM
UMKM
 
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
 
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomi
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomiUNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomi
UNIT 8 BUMN BUMD BUMS Kelas 11 ppt ekonomi
 

Viewers also liked

Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...
Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...
Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...Oswar Mungkasa
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 

Viewers also liked (6)

Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...
Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...
Dampak privatisasi di Indonesia. Studi Kasus Privatisasi PT. Telekomunikasi I...
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 

Similar to ANALISIS PRIVATISASI BUMN

PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptPPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptRueTweddiaofLark
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxSofiafahraRianda
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxsmansabongomeme
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...Ipung Sutoyo
 
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikRestrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikSanerya Hendrawan
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxInggapratiwi
 
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaamirawulandari
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNAnas Ferdian
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNAnas Ferdian
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxArmanMahbub2
 
Ringkasan jamsostek
Ringkasan jamsostekRingkasan jamsostek
Ringkasan jamsostekxiaothiinks
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraAng Rama
 
Jurnal tito-sofyan
Jurnal tito-sofyanJurnal tito-sofyan
Jurnal tito-sofyanIda Hidayati
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Lulu Wildatiumi
 

Similar to ANALISIS PRIVATISASI BUMN (20)

PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptPPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
 
BUMN
BUMNBUMN
BUMN
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Kritik terhadap kasus Privatisasi Indosat...
 
Bumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punyaBumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punya
 
Bumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punyaBumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punya
 
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikRestrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
 
BUMN
BUMN BUMN
BUMN
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
 
Holding BUMN Terlalu Memaksakan
Holding BUMN Terlalu MemaksakanHolding BUMN Terlalu Memaksakan
Holding BUMN Terlalu Memaksakan
 
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Uu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 PjlsUu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 Pjls
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
 
Ringkasan jamsostek
Ringkasan jamsostekRingkasan jamsostek
Ringkasan jamsostek
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negara
 
Jurnal tito-sofyan
Jurnal tito-sofyanJurnal tito-sofyan
Jurnal tito-sofyan
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

ANALISIS PRIVATISASI BUMN

  • 1. ANALISIS KEBIJAKAN PRIVATISASI BUMN DI INDONESIA I. LATAR BELAKANG Dari tahun ke tahun sejak reformasi, privatisasi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) semakin meningkat saja. Privatisasi sebagai bagian dari liberalisasi ekonomi di Indonesia sebenarnya diisukan secara bertahap sejak masa pemerintahan Suharto, yakni sejak diberlakukannya deregulasi dan dikorporasikannya perusahaan negara menjadi perusahaan umum. Didorong oleh krisis keuangan pada tahun 1998, menyusul dikenakannya kewajiban pemerintah untuk melakukan bail out atas hutang bank-bank swasta yang menyebabkan deficit APBN, maka pemerintah diminta oleh IMF melalui Letter of Intent memberlakukan Undang-undang No 22 Tahun 2001 mengenai privatisasi BUMN sebagai perusahaan public (PERSERO). UU ini kemudian diikuti Peraturan Pemerintah No. 31 of 2003. BUMN yang termasuk paling awal diprivatisasi adalah PN Pertamina yang diubah menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 9 Oktober 2003. Keberhasilannya kemudian diikuti oleh penjualan saham PT Indosat dsb. Sesuai dengan konstitusi,negara mempunyai kewenangan penuh dalam mengelola sumber daya alam demi kemakmuran dan keadilan masyarakat yang dalam hal ini secara kelembagaan dilimpahkan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bagi negara, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki dimensi sosial-ekonomi. Dalam dimensi sosial, keberadaan BUMN adalah manifestasi pelayanan, distribusi, dan pengelolaan demi pemenuhan hajat hidup masyarakat banyak atas berbagai sumber daya alam seperti sumber air, listrik, gas, minyak, tambang, dan sebagainya. Sementara pada dimensi ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor strategis agar tidak dikuasai secara privat sehingga bisa menjadi sumber pendapatan negara yang utama. Posisi BUMN sangat strategis karena melingkup pada hampir seluruh sektor kegiatan ekonomi, baik pertanian pertambangan, industri, perdagangan, infrastuktur, dan jasa lainnya. Namun dalam dimensi ekonomi tersebut, kinerja BUMN tidak memberikan hasil yang selalu optimal, keberadaan berbagai BUMN tak jarang tidak menambah pendapatan negara. Bahkan, selama ini pengelolaan BUMN seperti PT KAI, PDAM, dan PLN telah banyak yang bermasalah, merugi, dan menjadi beban pembiyaan nasional. Dari 300 PDAM di Indonesia, hanya 20% yang memiliki neraca keuangan yang stabil, sisanya selalu defisit. Dalam menyikapi problem inilah kemudian bergulir kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi ini secara mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan pengurangan utang dan menekan beban BUMN. Hal ini didasari pemikiran bahwa kekuatan pasar paling efisien untuk mengendalikan kegiatan ekonomi, karena itu penyerahan pengelolaan pelayanan publik pada sektor swasta akan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia. Dengan diterbitkan berbagai perundang-undangan seperti UU BUMN, UU Ketenagalistrikan, UU SDA dan sebagainya, diharapkan mampu merubah performa BUMN menjadi lebih profesional dengan mengedepankan keuntungan ekonomis. Privatisasi secara ideal akan menumbuhkan good corporate governance (GCG), sumber keuangan baru untuk menutup APBN, dan kepentingan ekspansi pasar. Tiap tahun berbagai BUMN terdaftar untuk “disehatkan” menjadi perusahaan swasta. Untuk tahun 2008 ini saja ditargetkan 28 perusahaan BUMN akan diprivatisasi. Meski memberikan keuntungan finansial bagi negara, privatisasi tidak lepas resiko. Sudah pasti privatisasi telah membuka keterlibatan kekuatan modal swasta. Hal ini menjadikan posisi negara tidak dominan dalam melakukan kontrol dan proteksi terhadap badan-badan usaha yang menyentuh sektor publik. Ketika BUMN menjadi perusahaan swasta maka sudah
  • 2. pasti orientasinya adalah profit. Sudah banyak pengelolaan sumber daya alam di Indonesia yang dikelola swasta nyatanya kurang bisa proporsional dalam melakukan sharing untuk kuntungan dalam negeri. Belum lagi dampak eksplorasi alam yang merusak lingkungan dan marginalisasi masyarakat lokal di kawasan eksplorasi. Kasus PT Newmont Minahasa, PT Lapindo Brantas, dan Freeport adalah contoh yang bisa menggambarkan bagaimana potret kelam pengelolaan sumber daya alam yang diserahkan kepada swasta/perusahaan asing. II. PERMASALAHAN Sampai hari ini gagasan dan implementasi privatisasi BUMN banyak menimbulkan pro kontra di masyarakat. Mungkin, dalam beberapa konteks, privatisasai BUMN/BUMD akan amat relevan, misalnya untuk sektor sumber daya tak terbatas seperti sektor telekomunikasi. Ataupun sektor BUMD dalam kawasan industri seperti di daerah Batam. Akan tetapi dalam konteks dan lokalitas yang lain, privatisasi akan merugikan masyarakat. Jika melihat visi perekonomian Indonesia, seharusnya setiap kebijakan ekonomi hendaknya diproyeksikan untuk kesejahteraan rakyat. Privatisasi BUMN harus bisa mengemban visi tersebut di tengah birokrasi Indonesia yang dikenal rentan terhadap KKN dan juga ancaman kerakusan kaum pemodal. Karenanya perlu dilakukan kajian mendalam dan kritis sebelum sekian kebijakan tentang privatisasi ditelorkan oleh negara. Jika negara salah mengambil kebijakan maka privatisasi akan berbuah penderitaan rakyat yang tentunya paradoks dengan tujuan ideal dari privatisasi itu sendiri. Berangkat dari pemikiran inilah, dalam essay ini akan dibahas mengenai privatisasi dan latar belakang implementasi privatisasi BUMN di Indonesia. Pada bagian akhir akan dibahas mengenai kinerja hasil privatisasi BUMN hingga tahun 2008 ini. III. ANALISA PERMASALAHAN Defenisi privatisasi sendiri adalah pemindahan kepemilikan perusahaan dari pemerintah ke swasta (Peacock,1930), yang lain mendefenisikan privatisasi sebagai penjualan yang berkelanjutan sekurang-kurangnya 50% saham pemerintah di perusahaan pemerinatah ke swasta (Beesley dan Littechild,1980). Dari defenisi privatisasi tersebut, terdapat 4 kebijaksanaan pemerintah terkait dengan privatisasi (Clementi,1980) yaitu : 1. Pemindahan pemilikan perusahaan ke swasta 2. Liberalisasi aktivitas melalui kompetisi 3. Menghapus fungsi pemerintah tertentu sehinga biaya pengelolaan perusahaan tersebut menjadi menurun. 4. Mengurangi jasa publik yang kurang bermanfaat. Pada prinsipnya terdapat 3 macam dan bentuk privatisasi : a. Penjualan perusahaan milik pemerintah yang telah ada. b. Penggunaan dana swasta untuk pembangunan infrastruktur ekonomi. c. Mengkontrakkan sebagian tugas pelayanan pemerintah kepada swasta. Latar belakang privatisasi seperti yang telah dijelaskan dalam Pendahuluan, dapat dirangkum menjadi 4 point utama yaitu : Banyaknya BUMN dengan kinerja yang rendah dan tingkat keuntungan yang relatif rendah bahkan merugi. Besarnya utang negara yang didominasi oleh utang BUMN Adanya defisit APBN Rencana peningkatan kualitas pelayanan publik.
  • 3. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini, kebijakan privatisasi dipicu oleh siklus ekonomi itu sendiri. Bagi BUMN, tindakan privatisasi merupakan bagian dari silkus inovasi baik yang bersifat kreatif maupun destruksi, hal ini akan memberikan iklim kompetisi yang menyebabkan 2 hal dalam perkembangannya, kinerja semakin meningkat atau atau justru menurun karena ketidak mampuan berkompetisi setelah lepas dari rangkulan pemerintah sebagai pelindung. Privatisasi ini secara mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan pengurangan utang dan menekan beban BUMN. Hal ini didasari pemikiran bahwa kekuatan pasar paling efisien untuk mengendalikan kegiatan ekonomi, karena itu penyerahan pengelolaan pelayanan publik pada sektor swasta akan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia. Rangkuman tujuan itu sendiri adalah : • Meningkatkan efisiensi pengelolaan pelayanan publik sehingga biaya negara berkurang. • Meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat luas sehingga masyarakat menjadi lebih puas, hal ini harus dibarengi dengan upaya perlindungan konsumen. • Mengurangi kemungkinan KKN karena campur tangan pemerintah. Pelaksanaan program privatisasi ditentukan oleh beberapa lembaga negara di mana masing-masing lembaga memiliki sudut pandang yang berbeda. Di Indonesia sendiri, Kementerian Negara BUMN mempunyai pandangan dari sisi ekonomi mikro. Departemen Keuangan lebih memandangnya dari sisi ekonomi makro, sedangkan lembaga legislatif menggunakan pandangan ekonomi politik. Pandangan tersebut menentukan obyektivitas terhadap keputusan privatisasi. Ekonomi mikro bertujuan meningkatkan produktivitas, profitabilitas, efisiensi, dan pengurangan utang perusahaan BUMN. Privatisasi juga diharapkan dapat meningkatkan good corporate governance (GCG), masuknya sumber keuangan baru ke perusahaan, dan pengembangan pasar. Manfaat alih teknologi dan peningkatan jaringan juga diharapkan dalam privatisasi BUMN yang melalui proses strategic sale. Dari sisi ekonomi makro, tujuan privatisasi berorientasi pada kepentingan fiskal, yaitu untuk menambah sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah, perbaikan iklim investasi, dan pengembangan pasar modal. Obyektivitas ekonomi politik bertujuan melindungi aset nasional dengan pertimbangan melindungi bidang usaha yang berkaitan dengan nasionalisme, keamanan negara, dan usaha sumber daya alam. Metode privatisasi cukup banyak, dalam prakteknya terdapat 9 jenis metode privatisasi, namun dari pengalaman yang ada, metode Penawaran Umum (Flotation) berupa penjualan saham (IPO) di bursa efek dinilai lebih efektif. Cara ini dapat memberi ukuran peningkatan kinerja melalui perubahan harga saham. Tantangan melakukan metode IPO adalah BUMN diharapkan untuk memiliki tren pertumbuhan, sahamnya diminati investor, mampu membukukan keuntungan (profitable), memiliki prospek usaha yang baik, memiliki produk/jasa unggulan, dan memiliki kompetensi teknis dan manajemen yang andal. Kendala lainnya dalam melakukan metode IPO adalah persyaratan pasar modal. Pada kenyataannya, setiap tahun rata-rata 25 persen dari perusahaan BUMN mengalami kerugian sehingga menghambat proses privatisasi. Kinerja Hasil Privatisasi Pemerintah merencanakan target privatisasi 28 perusahaan BUMN tahun 2008. Sementara realisasi privatisasi tahun ini sebanyak 3 perusahaan dari target 14 BUMN. Tidak dapat dimungkiri privatisasi BUMN memberi kontribusi terhadap pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia. Sampai akhir Oktober 2007, BUMN memberi kontribusi nilai kapitalisasi
  • 4. pasar modal sebesar Rp 634,30 triliun atau sebesar 34 persen. Kontribusi yang cukup signifikan ini hanya diberikan oleh 15 perusahaan BUMN di pasar modal. Saat ini sekitar 10 persen BUMN telah diprivatisasi dari total 140 perusahaan. Data Kementerian Negara BUMN menunjukkan, nilai aset keseluruhan BUMN tahun 2006 sebesar Rp 1.361,8 triliun, di mana Rp 452,5 triliun merupakan ekuitas, sedangkan Rp 909,3 triliun dari aset BUMN berasal dari utang. Sebagian besar atau sekitar 90 persen dari total aset BUMN serta 80 persen laba bersihnya berasal dari 22 BUMN yang terbesar. Dari keseluruhan BUMN yang diprivatisasi, sekitar 15 persen merupakan BUMN berskala besar. Pasar bagi privatisasi BUMN sangat potensial. Dari sisi demand, investor menunggu program privatisasi BUMN karena pada umumnya BUMN bergerak pada industri strategis yang memiliki potensi pasar yang besar. Program privatisasi telah memberi dampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan. Sebagian besar harga saham BUMN mengalami kenaikan sejak dilakukan privatisasi melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Bahkan, peningkatan harga terlihat sangat menonjol dengan rata-rata kenaikan harga saham melebihi 460 persen dari harga IPO. Program privatisasi yang dilakukan telah memengaruhi peningkatan kinerja internal perusahaan. Jika dibandingkan dengan BUMN yang belum diprivatisasi, kinerja BUMN yang telah melalui privatisasi IPO umumnya lebih tinggi. Namun apakah pelaksanaan privatisasi BUMN sudah optimal dan menunjukkan kinerja yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan? Sebanyak 75 persen dari target privatisasi tahun 2007 belum dapat terlaksana dan divestasi BUMN masih menunjukkan tingginya tingkat kepemilikan pemerintah. Kelanjutan program privatisasi diharapkan dapat menjadi strategi peningkatan kinerja BUMN. Stiglitz tahun 1987 sudah menjelaskan bahwa kinerja optimal program privatisasi diperoleh melalui divestasi minimal 51 persen kepemilikan. Dengan kata lain, optimal kinerja dicapai ketika pemerintah memiliki hak minoritas dan perusahaan mengikuti perkembangan pasar. Dalam program privatisasi BUMN selama ini, dominasi pemerintah masih terlihat. Hampir seluruh program privatisasi yang telah dilakukan masih menyisakan hak kontrol mayoritas pada pemerintah. Tingkat kepemilikan pemerintah masih di atas 51 persen. Pengecualian pada Indosat yang melepas lebih dari 85 persen kepemilikan pemerintah. Walaupun hal ini masih disertai penyertaan saham seri A yang memberi otoritas kebijakan strategis kepada pemerintah. Dari hasil kinerja diatas terlihat, bahwa sekalipun kinerja BUMN hasil privatisasi melebihan BUMN yang belum diprivatisasi, hasil kinerja itu sendiri masih belum optimal sesuai dengan harapan pemerintah dan tujuan awal privatisasi. IV. PENUTUP Privatisasi dimanapun di seluruh dunia selalu menimbulkan kontroversi. Ketika ia dibeli raksasa-raksasa ekonomi, suasana dapat saja sekejap menjadi cerah dan mengundang pesona. Namun demikian para pekerja yang semula menderita sesak nafas di BUMN lama begitu dirumahkan oleh pemilik baru dapat menimbulkan suasana kepedihan. Bagi yang dipekerjakan, sebagus apapun suasana baru itu, belum tentu membuat pekerja yang lama akan menikmati. Suasana kerja yang daya pacunya berbeda jauh dengan suasana lama semakin akan diperhitungkan untung ruginya. Ini menimbulkan kelelahan tersendiri. Sudah saatnya asas undang undang mengenai perlakuan yang sama (equal treatment) harus diubah untuk menghargai kedudukan rakyat dan negara. Demikian pula pengelolaan dan
  • 5. pemilikan lahan harus oleh rakyat Indonesia dengan fasilitas khusus kepemilikan dan pengelolaan tanah bagi rakyat miskin Indonesia. Dalam hal tenaga kerja, kekuatan mereka dalam melakukan pekerjaannya harus menurut standar internasional dengan hak/kewajiban yang sama pula. Negara harus tetap sebagai pemilik tanah dengan asset yang dapat diolah secara terbatas. Memang, rejim, dibantu oleh kaum akademis, yang kuat selalu menang dan menjaga wibawa semata-mata demi kemenangan politiknya bukan demi Negara dan kesejahteraan rakyat. Jika hanya mempertahankan kebijakannya tanpa mempertahankan nasib Negara dan rakyat niscaya sebuah pemerintahan atau rejim akan jatuh, karena di masa kini sudah sulit mempertahankan dominasi tanpa memperhatikan nasib rakyat dan tanah air. Guna meningkatkan hasil yang optimal atas privatisasi BUMN dan agar sesuai dengan hasil yang diharapkan dan tujuan awal privatisasi, maka pemerintah perlu membuat kebijakan yang tepat dan berdampak jangka panjang dna bukan hanya sekedar keuntungan dalam jangka pendek. Masih banyak ruang untuk meningkatkan kinerja privatisasi perusahaan BUMN. Strategi privatisasi perlu didukung dengan pembenahan melalui restrukturisasi sebelum privatisasi. Penentuan target restrukturisasi yang jelas dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan privatisasi. Strategi seperti ini lebih mengacu pada pandangan bahwa privatisasi untuk pengembangan perusahaan BUMN dari pada sebagai sumber dana APBN. Dalam jangka panjang, keberhasilan program privatisasi dapat mendukung sumber dana APBN. Pencapaian tujuan ekonomi makro dalam privatisasi ditentukan oleh target menghasilkan dana APBN. Fleksibilitas menerima pemasukan dari sumber alternatif BUMN seperti pajak dan dividen dapat mendukung optimalisasi program privatisasi. Dalam jangka yang lebih panjang, privatisasi diharapkan menjadi katalis peningkatan kinerja perekonomian sektor riil. Demikian juga lembaga legislatif yang memegang fungsi kontrol dapat mendukung kinerja program privatisasi sebagai motivator peningkatan kinerja perekonomian nasional. Tingkat divestasi dapat ditingkatkan untuk membawa perusahaan BUMN lebih dekat kepada mekanisme pasar. Program privatisasi diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui peningkatan kinerja internal perusahaan BUMN DAFTAR REFERENSI Prof. Dr. Syafrizal, Privatisasi BUMN di Indonesia : Teori dan Implementasi, bahan kuliah Analisa Lingkungan Usaha, September 2008 Anggoro,Pony, Privatiasasi BUMN : Sebuah Ironi, Institute For Global Justice,22 Agustus 2008 Meitisari, Pramayanti, Kemana Arah Privatisasi BUMN tahun 2008, http://pusri.wordpress.com, 10 Desember 2007 Riansyah,L. Analisis Kritis Kebijakan Privatisasi BUMN, 20 Februari 2008