SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
I- 1
ANALISIS POTENSI DAN KELEMBAGAAN PT (Persero) JAMSOSTEK
SEBAGAI INSTRUMEN FISKAL PEMERINTAH
Oleh : Sigit Setiawan
Rekomendasi
PT (Persero) Jamsostek memiliki peran vital sebagai pelindung bagi tenaga
kerja dan sebagai salah satu alat stabilisator baik secara makro dan mikro, dan
berbagai bidang yang saling terkait erat, yaitu sosial, ekonomi, dan polkam. Efek
stabilisasi ini makin kuat bila porsi dana terkumpul dibandingkan dengan GDP
semakin besar. Dengan demikian adalah penting usaha untuk meningkatkan porsi
relatif terhadap GDP yang sekarang ini baru 5%, jauh tertinggal dibandingkan negara-
negara ASEAN lainnya. Adapun Filipina kini sudah mencapai 40% GDP, Malaysia
60% GDP, dan SIngapura 70% GDP.
Pemberlakuan otonomi daerah tidak boleh menjadikan PT (Persero) Jamsostek
sebagai obyek pungutan baru di daerah, karena berbagai alasan. Pertama, PT (Persero)
Jamsostek sudah menjadi wajib pajak badan dan menyetorkan dividen kepada
Pemerintah, yang melalui APBN sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Kedua,
seharusnya Pemerintah Daerah menjadi fasilitator yang baik, karena dengan adanya
PT (Persero) Jamsostek telah membantu melindungi tenaga kerja di daerahnya
sehingga ikut membantu menciptakan stabilisasi.
Kekuatan PT (Persero) Jamsostek terletak pada tingginya kebutuhan
perusahaan dan pekerja serta adanya hak pungut berdasarkan UU No.3/1992 dan PP
No.36/1995. Kelemahan PT (Persero) Jamsostek terletak pada status hukum badan
sebagai BUMN dan ketergantungan pada regulator yang tinggi, terutama dalam hal
law enforcement dan perbaikan benefit. Peluang PT (Persero) Jamsostek terletak pada
pasar potensial yang masih demikian besar dari sektor formal. Nantinya setelah sektor
formal telah habis, masih ada sektor informal yang memiliki jumlah pekerja jauh lebih
banyak dari sektor formal. Ancaman yang ada bersumber dari tumpah tindihnya
perangkat perundang-undangan UU No.3/1992 dengan peraturan pelaksanaan di
bawahnya, PP No.14/1993. Hal ini menyebabkan timbulnya pertentangan antara
sesama BUMN dalam ruang lingkup asuransi.
I- 2
Perlu dilakukan sosialisasi peran vital PT (Persero) Jamsostek ke daerah-daerah
sehingga badan ini tidak menjadi obyek pungutan ganda. Pemerintah perlu mengkaji
ulang peraturan pelaksanaan UU No.3/1992, yaitu PP No. 14/1993, karena dirasakan
tidak sesuai dengan perangkat peraturan di atasnya. Dengan demikian tidak terjadi
kompetisi yang tidak semestinya antara sesama BUMN yang seharusnya berorientasi
pada kesejahteraan pesertanya.
Permasalahan
Sistem jaminan sosial merupakan alat fiskal bagi pemerintah terhadap pemberi
kerja yang dijadikan sebagai objek pungut melalui lembaga yang ditunjuk yakni PT
(Persero) Jamsostek (Bambang Purwoko 1994, 118). Dalam gambaran ideal Bambang
Purwoko, pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan-kebijakan fiskal melalui
berbagai instrumen fiskal, yaitu instrumen fiskal yang sudah umum (pajak dan bea
cukai) dan instrumen lainnya, yakni jamsostek (lihat tabel). Meskipun obyeknya
berbeda tetapi ketiganya memiliki kesamaan dalam hal pemanfaatan, yaitu untuk
redistribusi pendapatan.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (i) mengidentifikasi
posisi kelembagaan PT (Persero) Jamsostek dalam kaitannya sebagai salah satu
instrumen fiskal, dan (ii) mengukur potensi kelembagaan kantor cabang
Metodologi
Data-data yang dikumpulkan, baik primer maupun sekunder diperoleh
dengan melakukan interview, pengisian daftar pertanyaan dan tabel data, serta
permintaan data-data sekunder seperti laporan kondisi dan gambaran perusahaan dan
kantor-kantor vertikal di bawahnya.
Metode sampling adalah purposive sampling, dan dari Kanwil IV Bandung
yang terpilih sebagai sampel adalah Kancab Bandung, Kancab Cimahi, Kancab Bogor,
dan Kancab Bekasi, sedangkan dari Kanwil VI Surabaya terpilih sebagai sampel
Kancab Tj. Perak, Kancab Sidoarjo, Kancab Mojokerto, dan Kancab Darmo.
I- 3
Temuan
Ada empat skema asuransi tenaga kerja yang ditawarkan oleh Jamsostek bagi
manfaat pekerja, dan masing-masing memiliki besaran persentase potongan gaji yang
berbeda-beda. Untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) iuran sebesar 5,7% dari gaji
karyawan bersangkutan dibebankan kepada perusahaan (3,7%) dan pekerja sendiri
(2%). Program Jaminan Kesehatan (JKS) besar iuran variatif dengan rentang 3%
hingga 6% dari gaji karyawan yang dibebankan seluruhnya kepada perusahaan.
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) juga dibebankan seluruhnya kepada
perusahaan untuk mengiur dengan rentang antara 0,24% hingga 1,74% dari gaji
karyawan. Untuk program Jaminan Kematian (JKM) dibebankan seluruhnya kepada
perusahaan dengan persentase 0,30%.
PT (Persero) Jamsostek) memiliki dasar hukum yang kuat untuk melakukan
pemungutan iuran, yakni UU No. 3/1992 dan PP No. 15/1995. Hak pungut ini
bertemu dengan adanya kebutuhan perusahaan dan pekerja akan adanya asuransi
sosial tenaga kerja. Di sinilah letak kekuatan PT (Persero) Jamsostek.
Letak kelemahan PT (Persero) Jamsostek ada pada tiga hal : (i) kendala
pendanaan, (ii) status hukum perusahaan, dan (iii) ketergantungan yang tinggi pada
regulator. Pemerintah masih dibatasi kendala pendanaan untuk mewujudkan konsep
ideal jaminan sosial universal yang dibiayai oleh APBN dalam rangka pelaksanaan
amanat UUD 1945 pasal 34 “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”.
Secara ideal, sebagaimana yang telah diterapkan di negara-negara Eropa, sebagian dari
pajak yang disetorkan ke APBN disisihkan untuk program jaminan sosial bagi
masyarakat. Di Indonesia hal ini menemui kendala karena masih belum optimalnya
pemasukan pajak.
Status hukum BUMN bagi perusahaan merupakan permasalahan bagi PT
(Persero) Jamsostek dalam memberikan pengembalian manfaat yang optimum bagi
pekerja. Indonesia dan Cina adalah salah satu dari sedikit negara yang memberikan
badan hukum BUMN bagi institusi penyelenggara jaminan sosialnya, suatu hal yang
ditinggalkan oleh negara-negara lainnya. Program jaminan sosial merupakan program
publik yang diwajibkan oleh UU di mana iuran dan investasi yang dikumpulkan
bukanlah merupakan pendapatan, melainkan utang institusi penyelenggara yang
harus dikembalikan kepada peserta. Dikatakan sebelumnya merupakan program
I- 4
publik yang diwajibkan karena sistem jaminan sosial merupakan salah satu program
welfare state yang hanya memberikan benefit standar minimum, suatu hal yang
berbeda dengan yang ditawarkan oleh asuransi komersial.
Dalam penyelenggaraan jamsostek, PT (Persero) Jamsostek) juga menghadapi
masalah akibat ketergantungan yang besar pada pihak regulator, terutama dalam hal
law enforcement dan perbaikan benefit. Dalam penyelenggaraan jaminan sosial di
banyak negara, badan penyelenggara melakukan law enforcement sendiri sehingga
dapat melakukan akses langsung ke perusahaan-perusahaan. Jadi Departemen Teknis
terkait yakni Depnaker semestinya dikembalikan fungsinya sebagai ‘wasit’ dan
regulator yang baik dalam penyelenggaraan jamsostek. Sebagai contoh, kenyataan
yang terjadi di lapangan menunjukkan adanya ketidaktaatan dari para perusahaan
untuk mengikuti perintah UU No. 3/1992,seperti pelaporan jumlah pegawai dan gaji
yang menyimpang dari jumlah semestinya, yang sulit untuk ditindak secara tegas
oleh badan penyelenggara karena wewenang untuk menindak dimiliki Depnaker.
Kadang aparat Depnakaer yang mestinya menjadi ‘wasit’ yang baik justru makin
memperkeruh situasi ini.
Dari segi peluang PT (Persero) Jamsostek, jumlah kepesertaan dari tahun ke
tahun terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja di sektor formal,
yang memang selama ini menjadi target pasar penyelenggaraan PT. Jamsostek.
Pertambahan kepesertaan terasa berjalan tersendat-sendat dan target pasar potensial
dari sektor formal saja masih 8,12 juta (tahun 2000). Peluang pasar yang ada sangat
besar apalagi bila juga masuk ke lingkup sektor informal dengan jumlah pekerja
sektor informal ini yang sangat besar, sebanyak 62,35 juta orang. Adanya prinsip “law
of big number“ mengharuskan tercapainya angka kepesertaan dalam jumlah besar,
sehingga selayaknya badan ini dibantu agar dapat berkonsentrasi melakukan
perannya sebagai agen pembangunan.
Ancaman yang dihadapi oleh PT (Persero) Jamsostek timbul dari sikap
pemerintah yang dirasakan kurang tegas atau mengabaikan kekacauan yang terjadi.
Antara sesama BUMN penyelenggara asuransi sosial dibiarkan terjadi kompetisi yang
sebenarnya tidak dapat dibenarkan. Penyimpangan dari konsep ideal ini diperparah
dengan dimungkinkannya penyelenggaraan oleh lebih dari satu BUMN oleh UU No.
3/1992. Di Malaysia sendiri yang memiliki dua badan penyelenggara, EPF dan
I- 5
SOSCO, sudah timbul pemikiran untuk melebur saja kedua badan itu menjadi satu.
Tidak adanya sikap yang tegas dari pemerintah (yang mengesankan ambivalensi sikap
pemerintah), dan dorongan untuk mencetak laba sebanyak mungkin bagi BUMN
menyebabkan lahirnya praktek penawaran paket asuransi kesehatan oleh PT. Askes
kepada perusahaan-perusahaan swasta yang memberatkan penyelenggaran jamsostek.
Hal ini timbul karena adanya tumpang tindih antara UU No.3/1992 yang mewajibkan
perusahaan menjadi anggota jamsostek, dan PP No. 14/1993 pasal 2 ayat 4 yang
membolehkan perusahaan untuk tidak mengikuti program jaminan kesehatan dasar
bila sudah menyelenggarakan sendiri program jaminan pemeliharaan kesehatan yang
lebih baik. Seharusnya ditarik garis yang tegas antara paket jaminan kesehatan
minimum yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jamsostek (yaitu PT
(Persero) Jamsostek) dan paket asuransi kesehatan plus yang boleh ditawarkan oleh
swasta atau PT Askes yang dalam hal ini berlaku sebagai perusahaan swasta, sehingga
kedua jenis paket ini tidak perlu dan tidak bisa dicampuradukkan.
Dengan melihat catatan Return on Investment yang menunjukkan grafik yang
menanjak dapat dikatakan secara optimis bahwa kelangsungan badan penyelenggara
jamsostek ini tanpa membebani anggaran negara dapat terus bertahan dan akan terus
membaik seiring dengan adanya kemauan untuk memperbaiki kondisi internal dan
eksternal perusahaan (lihat bab III). Bila dibandingkan dengan ketiga BUMN lain di
bidang asuransi, yaitu PT(Persero) ASKES, ASABRI, dan TASPEN, jelas catatan
prestasi keuangan di atas lebih baik. Namun bila dibandingkan dengan tingkat suku
bunga deposito pada waktu itu yang cukup tinggi, mesti diakui bahwa ROI di atas
tidaklah istimewa.
Kondisi keuangan yang terus membaik tergambar dari rasio klaim/premi yang
menurun, dari saat puncak krisis tahun 1998 sebesar 85,35%, turun menjadi 75,01%
pada tahun 1999, kembali turun menjadi 60,69% pada tahun 2000, dan hingga
pertengahan tahun 2001 seiring dengan berkurangnya jumlah PHK massal dan
penyesuaian terhadap kondisi ekonomi yang ada rasio ini mampu mencapai 50,61%.
Besar harapan bakalan makin besar laba kotor yang berhasil diraih dari surplus premi
terhadap klaim terutama yang berasal dari paket-paket jaminan selain JHT.
I- 5
SOSCO, sudah timbul pemikiran untuk melebur saja kedua badan itu menjadi satu.
Tidak adanya sikap yang tegas dari pemerintah (yang mengesankan ambivalensi sikap
pemerintah), dan dorongan untuk mencetak laba sebanyak mungkin bagi BUMN
menyebabkan lahirnya praktek penawaran paket asuransi kesehatan oleh PT. Askes
kepada perusahaan-perusahaan swasta yang memberatkan penyelenggaran jamsostek.
Hal ini timbul karena adanya tumpang tindih antara UU No.3/1992 yang mewajibkan
perusahaan menjadi anggota jamsostek, dan PP No. 14/1993 pasal 2 ayat 4 yang
membolehkan perusahaan untuk tidak mengikuti program jaminan kesehatan dasar
bila sudah menyelenggarakan sendiri program jaminan pemeliharaan kesehatan yang
lebih baik. Seharusnya ditarik garis yang tegas antara paket jaminan kesehatan
minimum yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jamsostek (yaitu PT
(Persero) Jamsostek) dan paket asuransi kesehatan plus yang boleh ditawarkan oleh
swasta atau PT Askes yang dalam hal ini berlaku sebagai perusahaan swasta, sehingga
kedua jenis paket ini tidak perlu dan tidak bisa dicampuradukkan.
Dengan melihat catatan Return on Investment yang menunjukkan grafik yang
menanjak dapat dikatakan secara optimis bahwa kelangsungan badan penyelenggara
jamsostek ini tanpa membebani anggaran negara dapat terus bertahan dan akan terus
membaik seiring dengan adanya kemauan untuk memperbaiki kondisi internal dan
eksternal perusahaan (lihat bab III). Bila dibandingkan dengan ketiga BUMN lain di
bidang asuransi, yaitu PT(Persero) ASKES, ASABRI, dan TASPEN, jelas catatan
prestasi keuangan di atas lebih baik. Namun bila dibandingkan dengan tingkat suku
bunga deposito pada waktu itu yang cukup tinggi, mesti diakui bahwa ROI di atas
tidaklah istimewa.
Kondisi keuangan yang terus membaik tergambar dari rasio klaim/premi yang
menurun, dari saat puncak krisis tahun 1998 sebesar 85,35%, turun menjadi 75,01%
pada tahun 1999, kembali turun menjadi 60,69% pada tahun 2000, dan hingga
pertengahan tahun 2001 seiring dengan berkurangnya jumlah PHK massal dan
penyesuaian terhadap kondisi ekonomi yang ada rasio ini mampu mencapai 50,61%.
Besar harapan bakalan makin besar laba kotor yang berhasil diraih dari surplus premi
terhadap klaim terutama yang berasal dari paket-paket jaminan selain JHT.

More Related Content

What's hot

Said Didu - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi Nasional
Said Didu  - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi NasionalSaid Didu  - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi Nasional
Said Didu - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi NasionalMuhammad Sirod
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjaPeluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjahenra saragih
 
Manajemen BUMN
Manajemen BUMNManajemen BUMN
Manajemen BUMNAry Efendi
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasicekkembali dotcom
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018febrysaragih
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraAng Rama
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerahanandhitaef
 

What's hot (16)

Said Didu - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi Nasional
Said Didu  - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi NasionalSaid Didu  - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi Nasional
Said Didu - BUMN Sebagai Benteng Pertahanan Ekonomi Nasional
 
Holding BUMN Terlalu Memaksakan
Holding BUMN Terlalu MemaksakanHolding BUMN Terlalu Memaksakan
Holding BUMN Terlalu Memaksakan
 
BUMN
BUMNBUMN
BUMN
 
Pajak Di BLUD
Pajak Di BLUDPajak Di BLUD
Pajak Di BLUD
 
Kondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalahKondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalah
 
Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?
 
Materi app i
Materi app iMateri app i
Materi app i
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
 
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerjaPeluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
Peluang dan tantangan koperasi dan umkm dalam ruu cipta kerja
 
Manajemen BUMN
Manajemen BUMNManajemen BUMN
Manajemen BUMN
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Kajian bumd
Kajian bumdKajian bumd
Kajian bumd
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negara
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerah
 

Similar to Ringkasan jamsostek

Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnMenggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnSutopo Patriajati
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?Anas Ferdian
 
Menanti askes yang berkeadilan sosial
Menanti askes yang berkeadilan sosialMenanti askes yang berkeadilan sosial
Menanti askes yang berkeadilan sosialSutopo Patriajati
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNAnas Ferdian
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNAnas Ferdian
 
JUDUL DAN BAB I SIFA.docx
JUDUL DAN BAB I SIFA.docxJUDUL DAN BAB I SIFA.docx
JUDUL DAN BAB I SIFA.docxRiniySuriyati
 
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxKOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxnelvy2
 
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptx
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptxdokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptx
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptxIzzulFikri12
 
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...National Institute of Public Administration
 
harmonisasi jaminan pensiun
harmonisasi jaminan pensiunharmonisasi jaminan pensiun
harmonisasi jaminan pensiunEliha Mahsuna
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxSofiafahraRianda
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDprimahendra
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANkecepirit
 
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...claramonalisa09
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISDissa MeLina
 

Similar to Ringkasan jamsostek (20)

Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnMenggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?
 
Menanti askes yang berkeadilan sosial
Menanti askes yang berkeadilan sosialMenanti askes yang berkeadilan sosial
Menanti askes yang berkeadilan sosial
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
 
56866.pdf
56866.pdf56866.pdf
56866.pdf
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
JUDUL DAN BAB I SIFA.docx
JUDUL DAN BAB I SIFA.docxJUDUL DAN BAB I SIFA.docx
JUDUL DAN BAB I SIFA.docx
 
Uu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 PjlsUu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 Pjls
 
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptxKOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
KOMPENSASI_HUMAN_CAPITALLLLLLLLLLLL.pptx
 
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptx
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptxdokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptx
dokumen.tips_makalah-etika-dan-aspek-hukum-konstruksi.pptx
 
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
Bom waktu penyelenggaraan program pensiun pns (forum kelitbangan bandung mei ...
 
Makalah Hukum Bisnis
Makalah Hukum BisnisMakalah Hukum Bisnis
Makalah Hukum Bisnis
 
harmonisasi jaminan pensiun
harmonisasi jaminan pensiunharmonisasi jaminan pensiun
harmonisasi jaminan pensiun
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
 
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPDTELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
TELAAH KRITIS ATAS INISIATIF PENYUSUNAN RUU TJSL OLEH DPD
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
 
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
Peresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau PoscoPeresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau Posco
 

Recently uploaded

Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...ssupi412
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxfirbadian97
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.pptmumtaza6
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangKelas Online Pra Nikah Nikah
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdfFendryGustianVandell
 

Recently uploaded (11)

Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
 

Ringkasan jamsostek

  • 1. I- 1 ANALISIS POTENSI DAN KELEMBAGAAN PT (Persero) JAMSOSTEK SEBAGAI INSTRUMEN FISKAL PEMERINTAH Oleh : Sigit Setiawan Rekomendasi PT (Persero) Jamsostek memiliki peran vital sebagai pelindung bagi tenaga kerja dan sebagai salah satu alat stabilisator baik secara makro dan mikro, dan berbagai bidang yang saling terkait erat, yaitu sosial, ekonomi, dan polkam. Efek stabilisasi ini makin kuat bila porsi dana terkumpul dibandingkan dengan GDP semakin besar. Dengan demikian adalah penting usaha untuk meningkatkan porsi relatif terhadap GDP yang sekarang ini baru 5%, jauh tertinggal dibandingkan negara- negara ASEAN lainnya. Adapun Filipina kini sudah mencapai 40% GDP, Malaysia 60% GDP, dan SIngapura 70% GDP. Pemberlakuan otonomi daerah tidak boleh menjadikan PT (Persero) Jamsostek sebagai obyek pungutan baru di daerah, karena berbagai alasan. Pertama, PT (Persero) Jamsostek sudah menjadi wajib pajak badan dan menyetorkan dividen kepada Pemerintah, yang melalui APBN sudah didistribusikan ke daerah-daerah. Kedua, seharusnya Pemerintah Daerah menjadi fasilitator yang baik, karena dengan adanya PT (Persero) Jamsostek telah membantu melindungi tenaga kerja di daerahnya sehingga ikut membantu menciptakan stabilisasi. Kekuatan PT (Persero) Jamsostek terletak pada tingginya kebutuhan perusahaan dan pekerja serta adanya hak pungut berdasarkan UU No.3/1992 dan PP No.36/1995. Kelemahan PT (Persero) Jamsostek terletak pada status hukum badan sebagai BUMN dan ketergantungan pada regulator yang tinggi, terutama dalam hal law enforcement dan perbaikan benefit. Peluang PT (Persero) Jamsostek terletak pada pasar potensial yang masih demikian besar dari sektor formal. Nantinya setelah sektor formal telah habis, masih ada sektor informal yang memiliki jumlah pekerja jauh lebih banyak dari sektor formal. Ancaman yang ada bersumber dari tumpah tindihnya perangkat perundang-undangan UU No.3/1992 dengan peraturan pelaksanaan di bawahnya, PP No.14/1993. Hal ini menyebabkan timbulnya pertentangan antara sesama BUMN dalam ruang lingkup asuransi.
  • 2. I- 2 Perlu dilakukan sosialisasi peran vital PT (Persero) Jamsostek ke daerah-daerah sehingga badan ini tidak menjadi obyek pungutan ganda. Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan pelaksanaan UU No.3/1992, yaitu PP No. 14/1993, karena dirasakan tidak sesuai dengan perangkat peraturan di atasnya. Dengan demikian tidak terjadi kompetisi yang tidak semestinya antara sesama BUMN yang seharusnya berorientasi pada kesejahteraan pesertanya. Permasalahan Sistem jaminan sosial merupakan alat fiskal bagi pemerintah terhadap pemberi kerja yang dijadikan sebagai objek pungut melalui lembaga yang ditunjuk yakni PT (Persero) Jamsostek (Bambang Purwoko 1994, 118). Dalam gambaran ideal Bambang Purwoko, pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan-kebijakan fiskal melalui berbagai instrumen fiskal, yaitu instrumen fiskal yang sudah umum (pajak dan bea cukai) dan instrumen lainnya, yakni jamsostek (lihat tabel). Meskipun obyeknya berbeda tetapi ketiganya memiliki kesamaan dalam hal pemanfaatan, yaitu untuk redistribusi pendapatan. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (i) mengidentifikasi posisi kelembagaan PT (Persero) Jamsostek dalam kaitannya sebagai salah satu instrumen fiskal, dan (ii) mengukur potensi kelembagaan kantor cabang Metodologi Data-data yang dikumpulkan, baik primer maupun sekunder diperoleh dengan melakukan interview, pengisian daftar pertanyaan dan tabel data, serta permintaan data-data sekunder seperti laporan kondisi dan gambaran perusahaan dan kantor-kantor vertikal di bawahnya. Metode sampling adalah purposive sampling, dan dari Kanwil IV Bandung yang terpilih sebagai sampel adalah Kancab Bandung, Kancab Cimahi, Kancab Bogor, dan Kancab Bekasi, sedangkan dari Kanwil VI Surabaya terpilih sebagai sampel Kancab Tj. Perak, Kancab Sidoarjo, Kancab Mojokerto, dan Kancab Darmo.
  • 3. I- 3 Temuan Ada empat skema asuransi tenaga kerja yang ditawarkan oleh Jamsostek bagi manfaat pekerja, dan masing-masing memiliki besaran persentase potongan gaji yang berbeda-beda. Untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) iuran sebesar 5,7% dari gaji karyawan bersangkutan dibebankan kepada perusahaan (3,7%) dan pekerja sendiri (2%). Program Jaminan Kesehatan (JKS) besar iuran variatif dengan rentang 3% hingga 6% dari gaji karyawan yang dibebankan seluruhnya kepada perusahaan. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) juga dibebankan seluruhnya kepada perusahaan untuk mengiur dengan rentang antara 0,24% hingga 1,74% dari gaji karyawan. Untuk program Jaminan Kematian (JKM) dibebankan seluruhnya kepada perusahaan dengan persentase 0,30%. PT (Persero) Jamsostek) memiliki dasar hukum yang kuat untuk melakukan pemungutan iuran, yakni UU No. 3/1992 dan PP No. 15/1995. Hak pungut ini bertemu dengan adanya kebutuhan perusahaan dan pekerja akan adanya asuransi sosial tenaga kerja. Di sinilah letak kekuatan PT (Persero) Jamsostek. Letak kelemahan PT (Persero) Jamsostek ada pada tiga hal : (i) kendala pendanaan, (ii) status hukum perusahaan, dan (iii) ketergantungan yang tinggi pada regulator. Pemerintah masih dibatasi kendala pendanaan untuk mewujudkan konsep ideal jaminan sosial universal yang dibiayai oleh APBN dalam rangka pelaksanaan amanat UUD 1945 pasal 34 “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Secara ideal, sebagaimana yang telah diterapkan di negara-negara Eropa, sebagian dari pajak yang disetorkan ke APBN disisihkan untuk program jaminan sosial bagi masyarakat. Di Indonesia hal ini menemui kendala karena masih belum optimalnya pemasukan pajak. Status hukum BUMN bagi perusahaan merupakan permasalahan bagi PT (Persero) Jamsostek dalam memberikan pengembalian manfaat yang optimum bagi pekerja. Indonesia dan Cina adalah salah satu dari sedikit negara yang memberikan badan hukum BUMN bagi institusi penyelenggara jaminan sosialnya, suatu hal yang ditinggalkan oleh negara-negara lainnya. Program jaminan sosial merupakan program publik yang diwajibkan oleh UU di mana iuran dan investasi yang dikumpulkan bukanlah merupakan pendapatan, melainkan utang institusi penyelenggara yang harus dikembalikan kepada peserta. Dikatakan sebelumnya merupakan program
  • 4. I- 4 publik yang diwajibkan karena sistem jaminan sosial merupakan salah satu program welfare state yang hanya memberikan benefit standar minimum, suatu hal yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh asuransi komersial. Dalam penyelenggaraan jamsostek, PT (Persero) Jamsostek) juga menghadapi masalah akibat ketergantungan yang besar pada pihak regulator, terutama dalam hal law enforcement dan perbaikan benefit. Dalam penyelenggaraan jaminan sosial di banyak negara, badan penyelenggara melakukan law enforcement sendiri sehingga dapat melakukan akses langsung ke perusahaan-perusahaan. Jadi Departemen Teknis terkait yakni Depnaker semestinya dikembalikan fungsinya sebagai ‘wasit’ dan regulator yang baik dalam penyelenggaraan jamsostek. Sebagai contoh, kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan adanya ketidaktaatan dari para perusahaan untuk mengikuti perintah UU No. 3/1992,seperti pelaporan jumlah pegawai dan gaji yang menyimpang dari jumlah semestinya, yang sulit untuk ditindak secara tegas oleh badan penyelenggara karena wewenang untuk menindak dimiliki Depnaker. Kadang aparat Depnakaer yang mestinya menjadi ‘wasit’ yang baik justru makin memperkeruh situasi ini. Dari segi peluang PT (Persero) Jamsostek, jumlah kepesertaan dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja di sektor formal, yang memang selama ini menjadi target pasar penyelenggaraan PT. Jamsostek. Pertambahan kepesertaan terasa berjalan tersendat-sendat dan target pasar potensial dari sektor formal saja masih 8,12 juta (tahun 2000). Peluang pasar yang ada sangat besar apalagi bila juga masuk ke lingkup sektor informal dengan jumlah pekerja sektor informal ini yang sangat besar, sebanyak 62,35 juta orang. Adanya prinsip “law of big number“ mengharuskan tercapainya angka kepesertaan dalam jumlah besar, sehingga selayaknya badan ini dibantu agar dapat berkonsentrasi melakukan perannya sebagai agen pembangunan. Ancaman yang dihadapi oleh PT (Persero) Jamsostek timbul dari sikap pemerintah yang dirasakan kurang tegas atau mengabaikan kekacauan yang terjadi. Antara sesama BUMN penyelenggara asuransi sosial dibiarkan terjadi kompetisi yang sebenarnya tidak dapat dibenarkan. Penyimpangan dari konsep ideal ini diperparah dengan dimungkinkannya penyelenggaraan oleh lebih dari satu BUMN oleh UU No. 3/1992. Di Malaysia sendiri yang memiliki dua badan penyelenggara, EPF dan
  • 5. I- 5 SOSCO, sudah timbul pemikiran untuk melebur saja kedua badan itu menjadi satu. Tidak adanya sikap yang tegas dari pemerintah (yang mengesankan ambivalensi sikap pemerintah), dan dorongan untuk mencetak laba sebanyak mungkin bagi BUMN menyebabkan lahirnya praktek penawaran paket asuransi kesehatan oleh PT. Askes kepada perusahaan-perusahaan swasta yang memberatkan penyelenggaran jamsostek. Hal ini timbul karena adanya tumpang tindih antara UU No.3/1992 yang mewajibkan perusahaan menjadi anggota jamsostek, dan PP No. 14/1993 pasal 2 ayat 4 yang membolehkan perusahaan untuk tidak mengikuti program jaminan kesehatan dasar bila sudah menyelenggarakan sendiri program jaminan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Seharusnya ditarik garis yang tegas antara paket jaminan kesehatan minimum yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jamsostek (yaitu PT (Persero) Jamsostek) dan paket asuransi kesehatan plus yang boleh ditawarkan oleh swasta atau PT Askes yang dalam hal ini berlaku sebagai perusahaan swasta, sehingga kedua jenis paket ini tidak perlu dan tidak bisa dicampuradukkan. Dengan melihat catatan Return on Investment yang menunjukkan grafik yang menanjak dapat dikatakan secara optimis bahwa kelangsungan badan penyelenggara jamsostek ini tanpa membebani anggaran negara dapat terus bertahan dan akan terus membaik seiring dengan adanya kemauan untuk memperbaiki kondisi internal dan eksternal perusahaan (lihat bab III). Bila dibandingkan dengan ketiga BUMN lain di bidang asuransi, yaitu PT(Persero) ASKES, ASABRI, dan TASPEN, jelas catatan prestasi keuangan di atas lebih baik. Namun bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito pada waktu itu yang cukup tinggi, mesti diakui bahwa ROI di atas tidaklah istimewa. Kondisi keuangan yang terus membaik tergambar dari rasio klaim/premi yang menurun, dari saat puncak krisis tahun 1998 sebesar 85,35%, turun menjadi 75,01% pada tahun 1999, kembali turun menjadi 60,69% pada tahun 2000, dan hingga pertengahan tahun 2001 seiring dengan berkurangnya jumlah PHK massal dan penyesuaian terhadap kondisi ekonomi yang ada rasio ini mampu mencapai 50,61%. Besar harapan bakalan makin besar laba kotor yang berhasil diraih dari surplus premi terhadap klaim terutama yang berasal dari paket-paket jaminan selain JHT.
  • 6. I- 5 SOSCO, sudah timbul pemikiran untuk melebur saja kedua badan itu menjadi satu. Tidak adanya sikap yang tegas dari pemerintah (yang mengesankan ambivalensi sikap pemerintah), dan dorongan untuk mencetak laba sebanyak mungkin bagi BUMN menyebabkan lahirnya praktek penawaran paket asuransi kesehatan oleh PT. Askes kepada perusahaan-perusahaan swasta yang memberatkan penyelenggaran jamsostek. Hal ini timbul karena adanya tumpang tindih antara UU No.3/1992 yang mewajibkan perusahaan menjadi anggota jamsostek, dan PP No. 14/1993 pasal 2 ayat 4 yang membolehkan perusahaan untuk tidak mengikuti program jaminan kesehatan dasar bila sudah menyelenggarakan sendiri program jaminan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Seharusnya ditarik garis yang tegas antara paket jaminan kesehatan minimum yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jamsostek (yaitu PT (Persero) Jamsostek) dan paket asuransi kesehatan plus yang boleh ditawarkan oleh swasta atau PT Askes yang dalam hal ini berlaku sebagai perusahaan swasta, sehingga kedua jenis paket ini tidak perlu dan tidak bisa dicampuradukkan. Dengan melihat catatan Return on Investment yang menunjukkan grafik yang menanjak dapat dikatakan secara optimis bahwa kelangsungan badan penyelenggara jamsostek ini tanpa membebani anggaran negara dapat terus bertahan dan akan terus membaik seiring dengan adanya kemauan untuk memperbaiki kondisi internal dan eksternal perusahaan (lihat bab III). Bila dibandingkan dengan ketiga BUMN lain di bidang asuransi, yaitu PT(Persero) ASKES, ASABRI, dan TASPEN, jelas catatan prestasi keuangan di atas lebih baik. Namun bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito pada waktu itu yang cukup tinggi, mesti diakui bahwa ROI di atas tidaklah istimewa. Kondisi keuangan yang terus membaik tergambar dari rasio klaim/premi yang menurun, dari saat puncak krisis tahun 1998 sebesar 85,35%, turun menjadi 75,01% pada tahun 1999, kembali turun menjadi 60,69% pada tahun 2000, dan hingga pertengahan tahun 2001 seiring dengan berkurangnya jumlah PHK massal dan penyesuaian terhadap kondisi ekonomi yang ada rasio ini mampu mencapai 50,61%. Besar harapan bakalan makin besar laba kotor yang berhasil diraih dari surplus premi terhadap klaim terutama yang berasal dari paket-paket jaminan selain JHT.