SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
1. Masalah-masalah BUMN PDAM serta cara penanganannya 
Kondisi Empiris BUMN 
Melihat kondisi BUMN yang terus merugi sepanjang tahun 2009, keadaan Indonesia akan 
terus tergerogoti apabila keadaan BUMN selalu merugi tiap tahunnya. Jadi untuk menekan 
hal ini di tahun 2010 harus ada benchmarks atau tolak ukur yang jelas buat BUMN, sehingga 
kedepannya tidak ada lagi kerugian-kerugian yang terjadi di BUMN. Tolak ukur tersebut 
yang harus ditekankan ke seluruh direksi. Salah satunya dengan memasang target. Apabila 
mereka gagal memenuhi target dalam meraih keuntungan disetiap tahunnya, ganti dan copot 
dengan manajemen yang baru. Kalau misalnya dari rance nilai nol satu sampai 10 BUMN 
kita cuma dapat empat, padahal kalau perusahaan-perusahaan swasta sejenis bisa 
mendapatkan delapan, seharusnya BUMN ditargetkan minimal enam. Kalau saat ini 
dibandingkan dengan satu BUMN Petronas milik Malaysia labanya lebih besar dari seluruh 
BUMN yang ada di Indonesia sangat tidak masuk diakal. Bila dicontohkan lagi laba dari 
perusahaan swasta perkebunan itu bisa lebih besar dari PTPN Indonesia, padahal PTPN 
Indonesia luas tanahnya jutaan hektare dan aksesnya sangat strategis masa bisa kalah. Berarti 
ada manajement yang tidak benar di dalamnya. Ini moment yang paling penting bagi 
pemerintah untuk menargetkan keuntungan yang harus diperoleh BUMN-BUMN yang ada di 
Indonesia. Jadi BUMN sekarang kontribusinya tidak saja cuma memberikan deviden ke 
pemerintah, tapi mainset-nya harus dirubah. Jadi tujuan BUMN harus jadi penggerak sektor 
ekonomi. BUMN saat ini bukan sapi perah lagi yang setiap pergantian pemerintahan harus 
menganti direksi yang selalu disesuaikan dengan selera penguasa terutama untuk BUMN 
sekelas Pertamina, harus dicegah sedini mungkin. Semua pihak, baik pemerintah, DPR 
maupun para politisi harus memiliki pemikiran untuk memajukan, mengembangkan agar 
BUMN menjadi pemain ekonomi kelas global. Bukan pemain ekonomi yang jago kandang. 
Kalau kelasnya jago kandang, maka BUMN tidak akan pernah maju. Boro-boro mau seperti 
Petronas, jadi seperti saat ini saja mungkin sudah bagus. 
Masalah-masalah BUMN 
Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan "Indonesia Business-BUMN Expo and 
Conference (IBBEX) 2010" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Presiden Yudhoyono 
menyebutkan penyakit BUMN, antara lain: 
1. Penyakit pertama adalah kebiasaan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 
untuk merambah semua sektor usaha. Hal itu sebagai kebiasaan buruk karena tidak 
semua bidang usaha sesuai dengan kegiatan utama BUMN tersebut. "Dalam sisi 
agama hal ini bisa disebut serakah," kata Presiden menegaskan. Sebuah BUMN 
seharusnya fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang menjadi kegiatan 
utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa 
strategi matang bisa menjadi penyebab kebangkrutan BUMN. 
2. Penyakit kedua adalah kondisi ketika BUMN menjadi sapi perah. BUMN memang 
harus memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Namun 
demikian, kewajiban BUMN itu harus disesuaikan dengan kondisi, sehingga tidak 
meruntuhkan kondisi keuangan BUMN. 
3. Penyakit terakhir adalah BUMN menjadi obyek bancakan atau obyek eksploitasi 
bersama. Situasi ini terjadi ketika satu atau sekelompok orang berusaha mendapat 
keuntungan pribadi dari setiap kegiatan BUMN. Kondisi tersebut akan sangat 
merugikan BUMN karena keuntungan yang seharusnya disumbangkan kepada 
masyarakat justru dinikmati oleh segelintir orang saja. 
Untuk menghindari tiga keadaan buruk itu, diharapkan semua pihak menyadari pentingnya 
BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, kalangan 
BUMN juga harus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi untuk mencapai hasil yang
maksimal. BUMN juga diminta untuk jeli dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di 
dalam negeri maupun dalam kancah perekonomian global. 
Privatisasi BUMN 
Definisi Privatisasi BUMN 
Terdapat banyak definisi yang diberikan oleh para pakar berkenaan dengan istilah privatisasi. 
Beberapa pakar bahkan mendefinisi privatisasi dalam arti luas, seperti J.A. Kay dan D.J. 
Thomson sebagai “…means of changing relationship between the government and private 
sector”. Mereka mendefinisikan privatisasi sebagai cara untuk mengubah hubungan antara 
pemerintah dan sektor swasta. Sedangkan pengertian privatisasi dalam arti yang lebih sempit 
dikemukakan oleh C. Pas, B. Lowes, dan L. Davies yang mengertikan privatisasi sebagai 
denasionalisasi suatu industri, mengubahnya dari kepemilikan pemerintah menjadi 
kepemilikan swasta. Istilah privatisasi sering diartikan sebagai pemindahan kepemilikan 
industri dari pemerintah ke sektor swasta yang berimplikasi kepada dominasi kepemilikan 
saham akan berpindah ke pemegang saham swasta. Privatisasi adalah suatu terminologi yang 
mencakup perubahan hubungan antara pemerintah dengan sektor swasta, dimana perubahan 
yang paling signifikan adalah adanya disnasionalisasi penjualan kepemilikan publik. 
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa privatisasi adalah pengalihan 
aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi milik swasta. Pengertian ini sesuai 
dengan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, yaitu 
penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka 
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan 
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. 
Tujuan-tujuan Privatisasi BUMN 
- Tujuan yang bersifat ekonomi 
BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai 
pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, 
seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 
UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat 
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar 
lokasi BUMN memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan serta mengurangi 
ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta. 
- Tujuan BUMN yang bersifat sosial 
Tujuan BUMN yang bersifat sosial dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta 
upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui 
perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal dapat 
dicapai dengan jalan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung 
kelancaran proses kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk 
memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN. 
- Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi) yaitu: 
1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas; 
2. Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan; 
3. Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada keuntungan 
dan perilaku bisnis yang menguntungkan; 
4. Meningkatkan pilihan bagi konsumen. 
5.
- Tujuan dari segi politik yaitu: 
1. Mengendalikan kekuatan asosiasi/perkumpulan bidang usaha bisnis tertentu dan 
memperbaiki pasar tenaga kerja agar lebih fleksibel; 
2. Mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan serta memperluas 
kepemilikan kekayaan; 
3. Memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industri dan 
menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulasi; 
4. Meningkatkan kemandirian dan individualisme. 
Alasan Munculnya Privatisasi BUMN 
Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) merupakan salah satu program penting 
pemerintah dan telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 yang 
mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyehatkan BUMN/BUMD, terutama yang 
usahanya berkaitan dengan kepentingan umum, sementara bagi yang usahanya tidak 
berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi. 
Alasan dilakukannya privatisasi BUMN: 
ü Meningkatkan kinerja berupa efisiensi ekonomis BUMN yang ditunjukkan dengan harga 
jual yang rendah dan meningkatnya kualitas produk. 
ü Mengurangi defisit keuangan. 
ü Mencapai keseimbangan antara sektor publik dan sektor swasta. 
ü Privatisasi bertujuan untuk menciptakan investasi baru, termasuk investasi asing, 
kepemilikan saham yang lebih besar dan pendalaman sistem keuangan dalam negeri. 
ü Tidak memiliki dana segar menyubsidi BUMN agar terus berkembang demi kepentingan 
masyarakat. 
ü Banyak BUMN yang tidak dapat menghasilkan keuntungan maksimal untuk 
dikontribusikan bagi kemakmuran rakyat melalui APBN. 
ü Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menyebabkan BUMN 
ineffisiensi. 
Pro Kontra Privatisasi BUMN 
Sebagai sebuah kebijakan yang menyangkut kepentingan publik, program privatisasi masih 
disikapi secara pro dan kontra. Berikut ini akan diuraikan mengenai alasan-alasan yang 
menyebabkan terjadinya pro dan kontra tersebut. 
1. Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi 
Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang diprivatisasi. 
BUMN sering dilihat sebagai sosok unit pekerja yang tidak efisien, boros, tidak professional 
dengan kinerja yang tidak optimal, dan penilaian-penilaian negatif lainnya. Beberapa faktor 
yang sering dianggap sebagai penyebabnya adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya 
persaingan di pasar produk sebagai akibat proteksi pemerintah atau hak monopoli yang 
dimiliki oleh BUMN. tidak adanya persaingan ini mengakibatkan rendahnya efisiensi 
BUMN. Hal ini akan berbeda jika perusahaan itu diprivatisasi dan pada saat yang bersamaan 
didukung dengan peningkatan persaingan efektif di sektor yang bersangkutan, semisal 
meniadakan proteksi perusahaan yang diprivatisasi. Dengan adanya disiplin persaingan pasar
akan memaksa perusahaan untuk lebih efisien. Pembebasan kendali dari pemerintah juga 
memungkinkan perusahaan tersebut lebih kompetitif untuk menghasilkan produk dan jasa 
bahkan dengan kualitas yang lebih baik dan sesuai dengan konsumen. Selanjutnya akan 
membuat penggunaan sumber daya lebih efisien dan meningkatkan output ekonomi secara 
keseluruhan. 
Mendorong perkembangan pasar modal 
Privatisasi yang berarti menjual perusahaan negara kepada swasta dapat membantu 
terciptanya perluasan kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan berimplikasi pada 
perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.[12] Privatisasi juga dapat 
mendorong perusahaan baru yang masuk ke pasar modal dan reksadana. Selain itu, privatisasi 
BUMN dan infrastruktur ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi yang 
selanjutnya mendukung perkembangan pasar modal. 
Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah 
Secara umum, privatisasi dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah yang berasal dari 
penjualan saham BUMN. Selain itu, privatisasi dapat mengurangi subsidi pemerintah yang 
ditujukan kepada BUMN yang bersangkutan. Juga dapat meningkatkan penerimaan pajak 
dari perusahaan yang beroperasi lebih produktif dengan laba yang lebih tinggi. Dengan 
demikian, privatisasi dapat menolong untuk menjaga keseimbangan anggaran pemerintah 
sekaligus mengatasi tekanan inflasi. 
2. Latar belakang dan konsekuensi dari kebijakan yang di jalankan 
Beberapa alasan yang diajukan oleh pihak yang mendukung program privatisasi sebagaimana 
telah dipaparkan di atas, dinilai tidak tepat oleh pihak-pihak yang kontra. Alasan bahwa 
privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang diprivatisasi 
dianggap tidak sesuai dengan fakta. Sebab jika itu yang menjadi motifnya, maka seharusnya 
yang diprivatisasi adalah perusahaan-perusahaan yang tidak efisien, produktivitasnya rendah 
dan kinerjanya payah. Sehingga dengan diprivatisasi, diharapkan perusahaan tersebut 
berubah menjadi lebih efisien, produktivitasnya meningkat, dan kinerjanya menjadi lebih 
bagus. Padahal, pada kenyatannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang sehat dan 
efisien. Jika ada perusahaan negara yang merugi dan tidak efisien, biasanya disehatkan 
terlebih dahulu sehingga menjadi sehat dan mencapai profit, dan setelah itu baru kemudian 
dijual. 
Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa diterima. Memang ketika 
terjadi penjualan aset-aset BUMN itu negara mendapatkan pemasukan. Namun sebagaimana 
layaknya penjualan, penerimaan pendapatan itu diiringi dengan kehilangan pemilikan aset-aset 
tersebut. Ini berarti negara akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Akan 
menjadi lebih berbahaya jika ternyata pembelinya dari perusahaan asing. Meskipun 
pabriknya masih berkedudukan di Indonesia, namun hak atas segala informasi dan bagian 
dari modal menjadi milik perusahaan asing.

More Related Content

What's hot

ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesia
ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesiaekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesia
ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesiaarlanridfan farid
 
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANY
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANYRESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANY
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANYlmfeui
 
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiProfil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiCalvin Thesno
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...Ahmad Ahmad
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraAng Rama
 
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)Ena Mudiawati
 
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikRestrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikSanerya Hendrawan
 
Peran ukm dalam perekonomian indonesia
Peran ukm dalam perekonomian indonesiaPeran ukm dalam perekonomian indonesia
Peran ukm dalam perekonomian indonesiaIdhink Elfata
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasisuryadimas
 
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10mohamad amsanudin
 
Usaha kecil menengah dan umkm
Usaha kecil menengah dan umkmUsaha kecil menengah dan umkm
Usaha kecil menengah dan umkmepi rizkiyah
 
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaamirawulandari
 
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi NasionalPengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi NasionalRusman R. Manik
 
Pelaku ekonomi
Pelaku ekonomiPelaku ekonomi
Pelaku ekonomiTata
 

What's hot (19)

ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesia
ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesiaekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesia
ekonomi, koperasi, dan bisnis di indonesia
 
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANY
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANYRESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANY
RESTRUKTURISASI BUMN MENJADI HOLDING COMPANY
 
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiProfil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambi
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI IND...
 
Badan usaha milik negara
Badan usaha milik negaraBadan usaha milik negara
Badan usaha milik negara
 
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)
Ena mudiawati (11140596) 12 usaha kecil menengah (ukm)
 
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi PolitikRestrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
Restrukturisasi BUMN dalam Perspektif Ekonomi Politik
 
Materi app i
Materi app iMateri app i
Materi app i
 
Makalah ukm
Makalah ukmMakalah ukm
Makalah ukm
 
Peran ukm dalam perekonomian indonesia
Peran ukm dalam perekonomian indonesiaPeran ukm dalam perekonomian indonesia
Peran ukm dalam perekonomian indonesia
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasi
 
10.usaha kecil menengah
10.usaha kecil menengah10.usaha kecil menengah
10.usaha kecil menengah
 
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
 
Lkm vs koperasi new
Lkm vs koperasi newLkm vs koperasi new
Lkm vs koperasi new
 
Usaha kecil menengah dan umkm
Usaha kecil menengah dan umkmUsaha kecil menengah dan umkm
Usaha kecil menengah dan umkm
 
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesiaPeran ukm  terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
Peran ukm terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia
 
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi NasionalPengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
Pengembangan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Nasional
 
BUMN
BUMN BUMN
BUMN
 
Pelaku ekonomi
Pelaku ekonomiPelaku ekonomi
Pelaku ekonomi
 

Similar to Kondisi bumn dan masalah

Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptPPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptRueTweddiaofLark
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxsmansabongomeme
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxSofiafahraRianda
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxInggapratiwi
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxArmanMahbub2
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasilailyisti
 
Jawaban pertanyaan dewa
Jawaban pertanyaan dewaJawaban pertanyaan dewa
Jawaban pertanyaan dewaAyu Wikan
 
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Kanaidi ken
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Lulu Wildatiumi
 
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Rismatriamalia
 

Similar to Kondisi bumn dan masalah (20)

Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
 
Materi app ii
Materi app iiMateri app ii
Materi app ii
 
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.pptPPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
PPT 5.1 Privatisasi dan Revormasi BUMN.ppt
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
 
Bumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punyaBumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punya
 
Bumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punyaBumd siapa yang punya
Bumd siapa yang punya
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
 
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptxBAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
BAB-VII-PELAKU-PELAKU-EKONOMI.pptx
 
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptxPerbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
 
Uu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 PjlsUu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 Pjls
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasi
 
Jawaban pertanyaan dewa
Jawaban pertanyaan dewaJawaban pertanyaan dewa
Jawaban pertanyaan dewa
 
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
 
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
Strategi Pengembangan Koperasi & UMKM - 2018
 
AYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptxAYU RAHMADIANA.pptx
AYU RAHMADIANA.pptx
 
Makalah ukm
Makalah ukmMakalah ukm
Makalah ukm
 
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
Jawaban tugas asp pertemuan 2 ff-kelompok 1
 
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh PihakPerkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
 
PPT-BUMN.pptx
PPT-BUMN.pptxPPT-BUMN.pptx
PPT-BUMN.pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docLaelaSafitri7
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (6)

Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 

Kondisi bumn dan masalah

  • 1. 1. Masalah-masalah BUMN PDAM serta cara penanganannya Kondisi Empiris BUMN Melihat kondisi BUMN yang terus merugi sepanjang tahun 2009, keadaan Indonesia akan terus tergerogoti apabila keadaan BUMN selalu merugi tiap tahunnya. Jadi untuk menekan hal ini di tahun 2010 harus ada benchmarks atau tolak ukur yang jelas buat BUMN, sehingga kedepannya tidak ada lagi kerugian-kerugian yang terjadi di BUMN. Tolak ukur tersebut yang harus ditekankan ke seluruh direksi. Salah satunya dengan memasang target. Apabila mereka gagal memenuhi target dalam meraih keuntungan disetiap tahunnya, ganti dan copot dengan manajemen yang baru. Kalau misalnya dari rance nilai nol satu sampai 10 BUMN kita cuma dapat empat, padahal kalau perusahaan-perusahaan swasta sejenis bisa mendapatkan delapan, seharusnya BUMN ditargetkan minimal enam. Kalau saat ini dibandingkan dengan satu BUMN Petronas milik Malaysia labanya lebih besar dari seluruh BUMN yang ada di Indonesia sangat tidak masuk diakal. Bila dicontohkan lagi laba dari perusahaan swasta perkebunan itu bisa lebih besar dari PTPN Indonesia, padahal PTPN Indonesia luas tanahnya jutaan hektare dan aksesnya sangat strategis masa bisa kalah. Berarti ada manajement yang tidak benar di dalamnya. Ini moment yang paling penting bagi pemerintah untuk menargetkan keuntungan yang harus diperoleh BUMN-BUMN yang ada di Indonesia. Jadi BUMN sekarang kontribusinya tidak saja cuma memberikan deviden ke pemerintah, tapi mainset-nya harus dirubah. Jadi tujuan BUMN harus jadi penggerak sektor ekonomi. BUMN saat ini bukan sapi perah lagi yang setiap pergantian pemerintahan harus menganti direksi yang selalu disesuaikan dengan selera penguasa terutama untuk BUMN sekelas Pertamina, harus dicegah sedini mungkin. Semua pihak, baik pemerintah, DPR maupun para politisi harus memiliki pemikiran untuk memajukan, mengembangkan agar BUMN menjadi pemain ekonomi kelas global. Bukan pemain ekonomi yang jago kandang. Kalau kelasnya jago kandang, maka BUMN tidak akan pernah maju. Boro-boro mau seperti Petronas, jadi seperti saat ini saja mungkin sudah bagus. Masalah-masalah BUMN Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan "Indonesia Business-BUMN Expo and Conference (IBBEX) 2010" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Presiden Yudhoyono menyebutkan penyakit BUMN, antara lain: 1. Penyakit pertama adalah kebiasaan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merambah semua sektor usaha. Hal itu sebagai kebiasaan buruk karena tidak semua bidang usaha sesuai dengan kegiatan utama BUMN tersebut. "Dalam sisi agama hal ini bisa disebut serakah," kata Presiden menegaskan. Sebuah BUMN seharusnya fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang menjadi kegiatan utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi matang bisa menjadi penyebab kebangkrutan BUMN. 2. Penyakit kedua adalah kondisi ketika BUMN menjadi sapi perah. BUMN memang harus memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Namun demikian, kewajiban BUMN itu harus disesuaikan dengan kondisi, sehingga tidak meruntuhkan kondisi keuangan BUMN. 3. Penyakit terakhir adalah BUMN menjadi obyek bancakan atau obyek eksploitasi bersama. Situasi ini terjadi ketika satu atau sekelompok orang berusaha mendapat keuntungan pribadi dari setiap kegiatan BUMN. Kondisi tersebut akan sangat merugikan BUMN karena keuntungan yang seharusnya disumbangkan kepada masyarakat justru dinikmati oleh segelintir orang saja. Untuk menghindari tiga keadaan buruk itu, diharapkan semua pihak menyadari pentingnya BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, kalangan BUMN juga harus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi untuk mencapai hasil yang
  • 2. maksimal. BUMN juga diminta untuk jeli dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di dalam negeri maupun dalam kancah perekonomian global. Privatisasi BUMN Definisi Privatisasi BUMN Terdapat banyak definisi yang diberikan oleh para pakar berkenaan dengan istilah privatisasi. Beberapa pakar bahkan mendefinisi privatisasi dalam arti luas, seperti J.A. Kay dan D.J. Thomson sebagai “…means of changing relationship between the government and private sector”. Mereka mendefinisikan privatisasi sebagai cara untuk mengubah hubungan antara pemerintah dan sektor swasta. Sedangkan pengertian privatisasi dalam arti yang lebih sempit dikemukakan oleh C. Pas, B. Lowes, dan L. Davies yang mengertikan privatisasi sebagai denasionalisasi suatu industri, mengubahnya dari kepemilikan pemerintah menjadi kepemilikan swasta. Istilah privatisasi sering diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri dari pemerintah ke sektor swasta yang berimplikasi kepada dominasi kepemilikan saham akan berpindah ke pemegang saham swasta. Privatisasi adalah suatu terminologi yang mencakup perubahan hubungan antara pemerintah dengan sektor swasta, dimana perubahan yang paling signifikan adalah adanya disnasionalisasi penjualan kepemilikan publik. Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa privatisasi adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi milik swasta. Pengertian ini sesuai dengan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, yaitu penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. Tujuan-tujuan Privatisasi BUMN - Tujuan yang bersifat ekonomi BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan serta mengurangi ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta. - Tujuan BUMN yang bersifat sosial Tujuan BUMN yang bersifat sosial dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN. - Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi) yaitu: 1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas; 2. Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan; 3. Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan; 4. Meningkatkan pilihan bagi konsumen. 5.
  • 3. - Tujuan dari segi politik yaitu: 1. Mengendalikan kekuatan asosiasi/perkumpulan bidang usaha bisnis tertentu dan memperbaiki pasar tenaga kerja agar lebih fleksibel; 2. Mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan serta memperluas kepemilikan kekayaan; 3. Memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industri dan menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulasi; 4. Meningkatkan kemandirian dan individualisme. Alasan Munculnya Privatisasi BUMN Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) merupakan salah satu program penting pemerintah dan telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyehatkan BUMN/BUMD, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum, sementara bagi yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi. Alasan dilakukannya privatisasi BUMN: ü Meningkatkan kinerja berupa efisiensi ekonomis BUMN yang ditunjukkan dengan harga jual yang rendah dan meningkatnya kualitas produk. ü Mengurangi defisit keuangan. ü Mencapai keseimbangan antara sektor publik dan sektor swasta. ü Privatisasi bertujuan untuk menciptakan investasi baru, termasuk investasi asing, kepemilikan saham yang lebih besar dan pendalaman sistem keuangan dalam negeri. ü Tidak memiliki dana segar menyubsidi BUMN agar terus berkembang demi kepentingan masyarakat. ü Banyak BUMN yang tidak dapat menghasilkan keuntungan maksimal untuk dikontribusikan bagi kemakmuran rakyat melalui APBN. ü Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menyebabkan BUMN ineffisiensi. Pro Kontra Privatisasi BUMN Sebagai sebuah kebijakan yang menyangkut kepentingan publik, program privatisasi masih disikapi secara pro dan kontra. Berikut ini akan diuraikan mengenai alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya pro dan kontra tersebut. 1. Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang diprivatisasi. BUMN sering dilihat sebagai sosok unit pekerja yang tidak efisien, boros, tidak professional dengan kinerja yang tidak optimal, dan penilaian-penilaian negatif lainnya. Beberapa faktor yang sering dianggap sebagai penyebabnya adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya persaingan di pasar produk sebagai akibat proteksi pemerintah atau hak monopoli yang dimiliki oleh BUMN. tidak adanya persaingan ini mengakibatkan rendahnya efisiensi BUMN. Hal ini akan berbeda jika perusahaan itu diprivatisasi dan pada saat yang bersamaan didukung dengan peningkatan persaingan efektif di sektor yang bersangkutan, semisal meniadakan proteksi perusahaan yang diprivatisasi. Dengan adanya disiplin persaingan pasar
  • 4. akan memaksa perusahaan untuk lebih efisien. Pembebasan kendali dari pemerintah juga memungkinkan perusahaan tersebut lebih kompetitif untuk menghasilkan produk dan jasa bahkan dengan kualitas yang lebih baik dan sesuai dengan konsumen. Selanjutnya akan membuat penggunaan sumber daya lebih efisien dan meningkatkan output ekonomi secara keseluruhan. Mendorong perkembangan pasar modal Privatisasi yang berarti menjual perusahaan negara kepada swasta dapat membantu terciptanya perluasan kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan berimplikasi pada perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.[12] Privatisasi juga dapat mendorong perusahaan baru yang masuk ke pasar modal dan reksadana. Selain itu, privatisasi BUMN dan infrastruktur ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi yang selanjutnya mendukung perkembangan pasar modal. Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah Secara umum, privatisasi dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah yang berasal dari penjualan saham BUMN. Selain itu, privatisasi dapat mengurangi subsidi pemerintah yang ditujukan kepada BUMN yang bersangkutan. Juga dapat meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan yang beroperasi lebih produktif dengan laba yang lebih tinggi. Dengan demikian, privatisasi dapat menolong untuk menjaga keseimbangan anggaran pemerintah sekaligus mengatasi tekanan inflasi. 2. Latar belakang dan konsekuensi dari kebijakan yang di jalankan Beberapa alasan yang diajukan oleh pihak yang mendukung program privatisasi sebagaimana telah dipaparkan di atas, dinilai tidak tepat oleh pihak-pihak yang kontra. Alasan bahwa privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang diprivatisasi dianggap tidak sesuai dengan fakta. Sebab jika itu yang menjadi motifnya, maka seharusnya yang diprivatisasi adalah perusahaan-perusahaan yang tidak efisien, produktivitasnya rendah dan kinerjanya payah. Sehingga dengan diprivatisasi, diharapkan perusahaan tersebut berubah menjadi lebih efisien, produktivitasnya meningkat, dan kinerjanya menjadi lebih bagus. Padahal, pada kenyatannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang sehat dan efisien. Jika ada perusahaan negara yang merugi dan tidak efisien, biasanya disehatkan terlebih dahulu sehingga menjadi sehat dan mencapai profit, dan setelah itu baru kemudian dijual. Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa diterima. Memang ketika terjadi penjualan aset-aset BUMN itu negara mendapatkan pemasukan. Namun sebagaimana layaknya penjualan, penerimaan pendapatan itu diiringi dengan kehilangan pemilikan aset-aset tersebut. Ini berarti negara akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Akan menjadi lebih berbahaya jika ternyata pembelinya dari perusahaan asing. Meskipun pabriknya masih berkedudukan di Indonesia, namun hak atas segala informasi dan bagian dari modal menjadi milik perusahaan asing.