SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BUMN 1
B U M N
BUMN 2
POLITICAL COST DAN BUMN
 BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa negara
berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergan-
tung kepada siapa yang memerintah dan yang menjalankannya.
 BUMN menjadi fokus perhatian masyarakat, karena adanya gap antara
fasilitas yang dimiliki BUMN dengan harapan masyarakat.
 BUMN beroperasi dengan dukungan fasilitas penuh (modal, perlakuan,
sektoral). Sedangkan masyarakat sangat berharap mendapatkan manfaat
dari keberadaan BUMN yang belum bisa terpenuhi secara optimal.
 BUMN dan Birokrasi :
Dominannya peran negara menjadikan BUMN sebagai kepanjangan tangan
penguasa yang sarat kepentingan politik merupakan salah satu sebab
BUMN tidak bisa berkembang sebagaimana layaknya badan usaha.
BUMN 3
POLITICAL COST DAN BUMN
 Struktur Organisasi BUMN :
 Pemilik : Pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan dan Menteri
Negara Investasi dan BUMN
 Komisaris : Para pejabat Departemen Keuangan, Kementerian Negara
Investasi dan BUMN dan departemen lainnya
 Direktur : Diisi orang-orang yang memiliki latar belakang beragam
 Hukum : Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT)
 Kekuatan BUMN :
a. Jumlah Dan nilai aset yang besar
b. Posisi Dan bidang usaha yang strategis
c. Akses ke kekuasaan lebih besar
d. Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih besar
e. Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta
f. Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator sulit
untuk dipisahkan dan melekat pada BUMN itu sendiri.
BUMN 4
POLITICAL COST DAN BUMN
 Kelemahan BUMN :
a. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpang-
an policy direction yang merugikan BUMN sendiri
b. Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite
BUMN yang ditampilkanmelalui formal policy
c. Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau profe-
sional perusahaan, sehinggamenimbulkan political cost yang sulit diukur
d. Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-
investment dan pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri
e. Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost
bagi rakyat banyak
BUMN 5
POLITICAL COST DAN BUMN
f. Perlakuan istimewa negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka
terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah
dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya
momentum yang berakhir pada kerugian
g. Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberi-
kan kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi
political cost bagi BUMN.
h. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering
menyulitkan direksi untuk bertindak objektif.
BUMN 6
STRUKTUR REVENUE DAN EXPENSE BUMN
• BUMN sebagai development agent boleh boros atas nama pembangunan,
sehingga manajemen memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi.
• BUMN memiliki strategic position atau natural monopoli, sehingga revenue
bersumber dari captive market yang jarang dimiliki oleh swasta.
• Kebocoran dan penyimpangan yang muncul di BUMN :
1. Munculnya pos pengeluaran fiktif untuk menampung political cost
2. Lahirnya biaya yang tidak relevan dengan core business BUMN
3. Biaya-biaya yang dikeluarkan tidak mengandung kewajaran dari aspek
bisnis normal yang berakibat BUMN terjebak bisnis berbiaya tinggi.
4. Over investment yang terus menerus menimbulkan cost yang terus
menerus ditanggung selama hidup BUMN.
BUMN 7
ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY
 Rekontruksi BUMN :
1. berbagai bentuk, praktik dan pola-pola yang menimbulkan political cost
harus dihilangkan atua diminimumkan
2. Political will dari pemerintah untuk mengatasi sunguh-sungguh dan
terencana
3. Pemerintah harus menetapkan pola rekruitmen yang baku karena hingga
saat ini belum ada pola rekruitmen yang jelas
 Pembenahan BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa :
1. Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN
2. Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sehingga
pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat.
3. Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai ditanamkan
sehingga ada kejelasan hubungan antara performance dan punishment.
4. Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan sedangkan
yang bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif
BUMN 8
ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY
4. Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui :
a. BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah dilaksanakan
masyarakat atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN. BUMN yang ada
diprivatisasi 100%
b. Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan sekuritas
diswastakan 100% karena menjadi beban negara
c. BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat hidup
orang banyak dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu
dipertahankan.
4. Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui :
a. Pola rekruitmen yang objektif dan terukur
b. Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan
c. Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum pemegang
saham (RUPS)
BUMN 9
PRIVATISASI BUMN
 Tujuan dari privatisasi BUMN antara lain :
 Memberikan kesempatan kepada BUMN untuk melakukan direct place-
ment dan go public
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas BUMN dalam rangka menghadapi
persaingan di pasar global dan untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat berperan serta dalam pemilikan saham BUMN.
 Pasar Modal dan Democratization of Capital
 Pasar modal bertujuan menunjang pembangunan nasional dalam
rangka pemerataan, pertumbuhan. dan stabilitas ekonomi nasional.
 Pasar modal berfungsi menghimpun dana yang dapat digunakan untuk
sumber pembiayaaan bagi dunia usaha.
 Keberadaan pasar modal dapat dimanfaatkan oleh perusahaan berskala
besar, menengah maupun kecil baik swasta maupun BUMN.
BUMN 10
PRIVATISASI BUMN
 Pasar modal juga sebagai wahana penyebarluasan pemilikan saham
(democratization of capital)
 Pasar modal juga memberikan manfaat dalam peningkatan efisiensi
perusahaan
 Peran BUMN dalam Pasar Modal
 Tahun 1977, BUMN dipercaya untuk membantu pengembangan pasar
modal , yaitu melalui PT Danareksa.
 Partisipasi BUMN diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan aktivitas
BUMN sebagai emiten. Partisipasi emiten di pasar modal akan
meningkat Dan terus meningkat sejalan dengan kebijakan pemerintah
dalam rangka privatisasi BUMN.
 Sejalan dengan kebijakan privatisasi, khusunya melalui pasar modal
peranan yang lebih besar bagi BUMN sebagai emiten dalam
pengembangan pasar modal di masa datang, merupakan suatu
kenyataan yang tidak sulit dicapai.
BUMN 11
PRIVATISASI BUMN
 BUMN sebagai badan usaha mempunyai peranan yang sangat besar
dalam menciptakan likuiditas pasar mengingat pada umumnya BUMN
memiliki asset yang besar.
 BUMN dapat pula mempengaruhi perkembangan pasar modal karena
faktor daya tarik BUMN bagi masyarakat.
 Dengan masuknya BUMN ke pasar modal diharapkan akan berdampak
positif terhadap pengembangan pasar modal di Indonesia
 Semakin banyak BUMN yang Go Public, diharapkan akan menciptakan
iklim yang semakin baik bagi pengembangan pasar modal yang pada
akhirnya akan meningktakan efisiensi ekonomi nasional.
BUMN 12
PRIVATISASI BUMN
 Hambatan Privatisasi :
 Menyangkut kultur dalam BUMN itu sendiri. Hampir di semua lini dan
level dalam BUMN, mulai dari tingkat menteri hingga jajaran direksi
berperilaku sebagai pemegang saham di samping fungsi-fungsi lain
yang dimiliki pemerintah sebagai regulator
 BUMN terlalu banyak menggunakan tenaga konsultan yang tidak jelas
peranan dan fungsinya.
 Privatisasi memang tidak selalu go public (initial public offering – IPO)
melalui pasar modal. Privatisasi juga bisa dilakukan secara langsung (private
placement) dengan mengundang investor strategis (strategic partners)
 Di Indonesia program privatisasi dilakukan dalam wacana reformasi,
demokrasi dan penegakan hukum (law enforcement). Dari sisi ini
pelaksanaan privatisasi juga harus dipertanggung jawabkan kepada public
BUMN 13
MASALAH POKOK BUMN
 Kekayaan negara bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori :
1. Kekayaan yang diperoleh melalui APBN
2. Yang dipisahkan Dan masuk dalam BUMN
3. Yang dikelola BPPN akibat krisis moneter
4. Anugrah Yang Maha Esa diwariskan oleh nenek moyang
 Masalah pokok yang terkait dengan kekayaan negara adalah : pencatatan
dan pengadministrasian, utilitas dan aspek pengelolaannya dan
akuntabilitas para pengelola kekayaan negara
BUMN 14
ADMINISTRASI KEKAYAAN NEGARA
 Kenyataan di lapangan masih sering menunjukkan :
a. Akurasi pencatatan dan adminitrasi kekayaan negara yang berasal
dari APBN masih diragukan mengingat banyaknya kasus-kasus yg
menyelimuti keberadaan kekayaan negara
b. Nilai kekayaan negara di BUMN masih siur
c. Nilai kekayaan yang dikelola BPPN juga penuh dengan kontroversi
yang sampai dengan saat ini membingungkan masyarakat
 Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak Cuma mencatat aset-aset milik
negara, tapi juga mencatat hutang negara secara akurat dan tepat waktu.
 Kemajuan teknologi mengharuskan setiap negara untuk menerapkan Fund
Accounting yang baik
BUMN 15
AKUNTABILITAS KEKAYAAN NEGARA
 Akuntabilitas kekayaan negara sangat terkait dengan sistem dan budaya
politik yang dianut, landasan hukum, SAP, profesionalitas dan integritas
dari para penyelenggara negara
 Akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban politik dan hukum
penyelenggara negara terhadap kewenangan dan mandat yang diberikan
rakyat. Lemahnya SAP, lemahnya landasan hukum serta rendahnya
integritas pengelola kekayaan negara akan menjadikan kekayaan negara
bukan sebagai sumber daya yg optimal melainkan sebagai pemborosan.
BUMN 16
Pengelolaan Keuangan Negara yang Sehat
 Reformasi di bidang pengelolaan kekayaan negara melalui penyusunan
SAP yang sehat akan memberikan manfaat :
a. Memungkinkan pengelolaan kekayaan negara yang transparan, akurat,
terukur dan dapat dipertanggungjawabkan
b. Mencegah dan meminimumkan kebocoran
c. Mempermudah ditemukannya adanya penyimpangan dan dapat dipakai
untuk pengukuran efisiensi
d. Membantu apabila pemerintah ingin memperoleh sumber-sumber
pembiayaan dari masyarakat melalui obligasi
e. Membantu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat
f. Memberi contoh kepada masyarakat atau swasta tentang good public
government dan tidak hanya menuntut good corporate government dari
mereka

More Related Content

What's hot

03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomierla_masdyah_arifianah
 
Bumn dan Pembangunan Nasional
Bumn dan Pembangunan NasionalBumn dan Pembangunan Nasional
Bumn dan Pembangunan Nasionalpssdm
 
Pelaku ekonomi
Pelaku ekonomiPelaku ekonomi
Pelaku ekonomiTata
 
BUMN DAN BUMS
BUMN DAN BUMSBUMN DAN BUMS
BUMN DAN BUMSpolasio
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiYendi Desyandi
 
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas XKonsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas Xsupono3
 
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasiBang Udin
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)maghfiraputeri
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainEko Mardianto
 
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiDefinis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiRivai Anas Amirul Huda
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negaraabdul kodir
 

What's hot (20)

03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
03 perekembangan-perekonomian-indonesia-dan-pelaku-ekonomi
 
Bumn dan Pembangunan Nasional
Bumn dan Pembangunan NasionalBumn dan Pembangunan Nasional
Bumn dan Pembangunan Nasional
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Kajian bumd
Kajian bumdKajian bumd
Kajian bumd
 
Pelaku ekonomi
Pelaku ekonomiPelaku ekonomi
Pelaku ekonomi
 
BUMN DAN BUMS
BUMN DAN BUMSBUMN DAN BUMS
BUMN DAN BUMS
 
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
 
BUMN
BUMN BUMN
BUMN
 
Makalah privatisasi bumn di
Makalah privatisasi bumn diMakalah privatisasi bumn di
Makalah privatisasi bumn di
 
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptxPerbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
 
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas XKonsep badan usaha Ekonomi Kelas X
Konsep badan usaha Ekonomi Kelas X
 
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi3.    sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
3. sekilas perbandingan bumn, bums dan koperasi
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
Ekonomi - BUMN, BUMD, dan BUMS (Kelas X)
 
Kondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalahKondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalah
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
 
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, KoperasiDefinis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
Definis, Peran, Fungsi BUMN, BUMS, Koperasi
 
Pengertian bumn
Pengertian bumnPengertian bumn
Pengertian bumn
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara
 

Viewers also liked

Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalAry Efendi
 
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintah
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintahAkuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintah
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintahAry Efendi
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranAry Efendi
 
hutang dan aset negara
hutang dan aset negarahutang dan aset negara
hutang dan aset negaraAry Efendi
 
Sistem infirmasi akuntansi 1
Sistem infirmasi akuntansi 1Sistem infirmasi akuntansi 1
Sistem infirmasi akuntansi 1Ary Efendi
 
hutang luar negeri
hutang luar negerihutang luar negeri
hutang luar negeriAry Efendi
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikAry Efendi
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARAAry Efendi
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerahAry Efendi
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negaraAry Efendi
 
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negarapengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negaraAry Efendi
 
Konsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiKonsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiAry Efendi
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikAry Efendi
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraAry Efendi
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
 

Viewers also liked (20)

Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintah
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintahAkuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintah
Akuntabilitas ptgjwbn keu instansi pemerintah
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
hutang dan aset negara
hutang dan aset negarahutang dan aset negara
hutang dan aset negara
 
Sistem infirmasi akuntansi 1
Sistem infirmasi akuntansi 1Sistem infirmasi akuntansi 1
Sistem infirmasi akuntansi 1
 
hutang luar negeri
hutang luar negerihutang luar negeri
hutang luar negeri
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerah
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
APBD
APBDAPBD
APBD
 
sistem penganggaran negara
sistem penganggaran negarasistem penganggaran negara
sistem penganggaran negara
 
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negarapengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
 
Konsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiKonsumsi dan Investasi
Konsumsi dan Investasi
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negaraasas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
asas asas umum dan prinsip pengelolaan keuangan negara
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 

Similar to BUMN

Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasisuryadimas
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasilailyisti
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxSofiafahraRianda
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxsmansabongomeme
 
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptx
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptxPPT BUMN, BUMD, BLU.pptx
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptxWaterTribe
 
Apa-itu-BUMN-ppt.pptx
Apa-itu-BUMN-ppt.pptxApa-itu-BUMN-ppt.pptx
Apa-itu-BUMN-ppt.pptxIilMuntaha
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahAhmad Tien
 
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiaPower point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiasehunexo
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISDissa MeLina
 
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...syakilazhr
 
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Kanaidi ken
 
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatisme
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatismeEksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatisme
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatismeyenianjar
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxakunnew4
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...DavidOktarioSidharta
 

Similar to BUMN (20)

Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesiaAnalisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
Analisis kebijakan privatisasi bumn di indonesia
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasi
 
Bab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasiBab 1. e konomi koperasi
Bab 1. e konomi koperasi
 
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptxBENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
BENTUK BADAN USAHA PPT.pptx
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 1.pptx
 
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptx
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptxPPT BUMN, BUMD, BLU.pptx
PPT BUMN, BUMD, BLU.pptx
 
Apa-itu-BUMN-ppt.pptx
Apa-itu-BUMN-ppt.pptxApa-itu-BUMN-ppt.pptx
Apa-itu-BUMN-ppt.pptx
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiaPower point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...
Tugas eko12, Syakila Azzahra, Ranti Pusriana, Badan Usaha Perekonomian Indone...
 
Materi app ii
Materi app iiMateri app ii
Materi app ii
 
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah  _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
Peran BUMN dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah _Pelatihan "TATA KELOLA & ...
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatisme
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatismeEksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatisme
Eksistensi bumn tidak_mengarah_pada_etatisme
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
 
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh PihakPerkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
 
Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?
 
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh PihakPerkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, shareholders and the markets for corpora...
 

Recently uploaded

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 

Recently uploaded (16)

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 

BUMN

  • 2. BUMN 2 POLITICAL COST DAN BUMN  BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa negara berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergan- tung kepada siapa yang memerintah dan yang menjalankannya.  BUMN menjadi fokus perhatian masyarakat, karena adanya gap antara fasilitas yang dimiliki BUMN dengan harapan masyarakat.  BUMN beroperasi dengan dukungan fasilitas penuh (modal, perlakuan, sektoral). Sedangkan masyarakat sangat berharap mendapatkan manfaat dari keberadaan BUMN yang belum bisa terpenuhi secara optimal.  BUMN dan Birokrasi : Dominannya peran negara menjadikan BUMN sebagai kepanjangan tangan penguasa yang sarat kepentingan politik merupakan salah satu sebab BUMN tidak bisa berkembang sebagaimana layaknya badan usaha.
  • 3. BUMN 3 POLITICAL COST DAN BUMN  Struktur Organisasi BUMN :  Pemilik : Pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan dan Menteri Negara Investasi dan BUMN  Komisaris : Para pejabat Departemen Keuangan, Kementerian Negara Investasi dan BUMN dan departemen lainnya  Direktur : Diisi orang-orang yang memiliki latar belakang beragam  Hukum : Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT)  Kekuatan BUMN : a. Jumlah Dan nilai aset yang besar b. Posisi Dan bidang usaha yang strategis c. Akses ke kekuasaan lebih besar d. Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih besar e. Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta f. Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator sulit untuk dipisahkan dan melekat pada BUMN itu sendiri.
  • 4. BUMN 4 POLITICAL COST DAN BUMN  Kelemahan BUMN : a. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpang- an policy direction yang merugikan BUMN sendiri b. Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite BUMN yang ditampilkanmelalui formal policy c. Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau profe- sional perusahaan, sehinggamenimbulkan political cost yang sulit diukur d. Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over- investment dan pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri e. Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi rakyat banyak
  • 5. BUMN 5 POLITICAL COST DAN BUMN f. Perlakuan istimewa negara kepada BUMN menjadikannya tidak peka terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian g. Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan memberi- kan kemudahan kepada pihak lain melalui policy direction yang menjadi political cost bagi BUMN. h. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama sering menyulitkan direksi untuk bertindak objektif.
  • 6. BUMN 6 STRUKTUR REVENUE DAN EXPENSE BUMN • BUMN sebagai development agent boleh boros atas nama pembangunan, sehingga manajemen memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi. • BUMN memiliki strategic position atau natural monopoli, sehingga revenue bersumber dari captive market yang jarang dimiliki oleh swasta. • Kebocoran dan penyimpangan yang muncul di BUMN : 1. Munculnya pos pengeluaran fiktif untuk menampung political cost 2. Lahirnya biaya yang tidak relevan dengan core business BUMN 3. Biaya-biaya yang dikeluarkan tidak mengandung kewajaran dari aspek bisnis normal yang berakibat BUMN terjebak bisnis berbiaya tinggi. 4. Over investment yang terus menerus menimbulkan cost yang terus menerus ditanggung selama hidup BUMN.
  • 7. BUMN 7 ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY  Rekontruksi BUMN : 1. berbagai bentuk, praktik dan pola-pola yang menimbulkan political cost harus dihilangkan atua diminimumkan 2. Political will dari pemerintah untuk mengatasi sunguh-sungguh dan terencana 3. Pemerintah harus menetapkan pola rekruitmen yang baku karena hingga saat ini belum ada pola rekruitmen yang jelas  Pembenahan BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa : 1. Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN 2. Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sehingga pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat. 3. Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai ditanamkan sehingga ada kejelasan hubungan antara performance dan punishment. 4. Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan sedangkan yang bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif
  • 8. BUMN 8 ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY 4. Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui : a. BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah dilaksanakan masyarakat atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN. BUMN yang ada diprivatisasi 100% b. Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan sekuritas diswastakan 100% karena menjadi beban negara c. BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu dipertahankan. 4. Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui : a. Pola rekruitmen yang objektif dan terukur b. Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan c. Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS)
  • 9. BUMN 9 PRIVATISASI BUMN  Tujuan dari privatisasi BUMN antara lain :  Memberikan kesempatan kepada BUMN untuk melakukan direct place- ment dan go public  Meningkatkan efisiensi dan efektivitas BUMN dalam rangka menghadapi persaingan di pasar global dan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan serta dalam pemilikan saham BUMN.  Pasar Modal dan Democratization of Capital  Pasar modal bertujuan menunjang pembangunan nasional dalam rangka pemerataan, pertumbuhan. dan stabilitas ekonomi nasional.  Pasar modal berfungsi menghimpun dana yang dapat digunakan untuk sumber pembiayaaan bagi dunia usaha.  Keberadaan pasar modal dapat dimanfaatkan oleh perusahaan berskala besar, menengah maupun kecil baik swasta maupun BUMN.
  • 10. BUMN 10 PRIVATISASI BUMN  Pasar modal juga sebagai wahana penyebarluasan pemilikan saham (democratization of capital)  Pasar modal juga memberikan manfaat dalam peningkatan efisiensi perusahaan  Peran BUMN dalam Pasar Modal  Tahun 1977, BUMN dipercaya untuk membantu pengembangan pasar modal , yaitu melalui PT Danareksa.  Partisipasi BUMN diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan aktivitas BUMN sebagai emiten. Partisipasi emiten di pasar modal akan meningkat Dan terus meningkat sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka privatisasi BUMN.  Sejalan dengan kebijakan privatisasi, khusunya melalui pasar modal peranan yang lebih besar bagi BUMN sebagai emiten dalam pengembangan pasar modal di masa datang, merupakan suatu kenyataan yang tidak sulit dicapai.
  • 11. BUMN 11 PRIVATISASI BUMN  BUMN sebagai badan usaha mempunyai peranan yang sangat besar dalam menciptakan likuiditas pasar mengingat pada umumnya BUMN memiliki asset yang besar.  BUMN dapat pula mempengaruhi perkembangan pasar modal karena faktor daya tarik BUMN bagi masyarakat.  Dengan masuknya BUMN ke pasar modal diharapkan akan berdampak positif terhadap pengembangan pasar modal di Indonesia  Semakin banyak BUMN yang Go Public, diharapkan akan menciptakan iklim yang semakin baik bagi pengembangan pasar modal yang pada akhirnya akan meningktakan efisiensi ekonomi nasional.
  • 12. BUMN 12 PRIVATISASI BUMN  Hambatan Privatisasi :  Menyangkut kultur dalam BUMN itu sendiri. Hampir di semua lini dan level dalam BUMN, mulai dari tingkat menteri hingga jajaran direksi berperilaku sebagai pemegang saham di samping fungsi-fungsi lain yang dimiliki pemerintah sebagai regulator  BUMN terlalu banyak menggunakan tenaga konsultan yang tidak jelas peranan dan fungsinya.  Privatisasi memang tidak selalu go public (initial public offering – IPO) melalui pasar modal. Privatisasi juga bisa dilakukan secara langsung (private placement) dengan mengundang investor strategis (strategic partners)  Di Indonesia program privatisasi dilakukan dalam wacana reformasi, demokrasi dan penegakan hukum (law enforcement). Dari sisi ini pelaksanaan privatisasi juga harus dipertanggung jawabkan kepada public
  • 13. BUMN 13 MASALAH POKOK BUMN  Kekayaan negara bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori : 1. Kekayaan yang diperoleh melalui APBN 2. Yang dipisahkan Dan masuk dalam BUMN 3. Yang dikelola BPPN akibat krisis moneter 4. Anugrah Yang Maha Esa diwariskan oleh nenek moyang  Masalah pokok yang terkait dengan kekayaan negara adalah : pencatatan dan pengadministrasian, utilitas dan aspek pengelolaannya dan akuntabilitas para pengelola kekayaan negara
  • 14. BUMN 14 ADMINISTRASI KEKAYAAN NEGARA  Kenyataan di lapangan masih sering menunjukkan : a. Akurasi pencatatan dan adminitrasi kekayaan negara yang berasal dari APBN masih diragukan mengingat banyaknya kasus-kasus yg menyelimuti keberadaan kekayaan negara b. Nilai kekayaan negara di BUMN masih siur c. Nilai kekayaan yang dikelola BPPN juga penuh dengan kontroversi yang sampai dengan saat ini membingungkan masyarakat  Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak Cuma mencatat aset-aset milik negara, tapi juga mencatat hutang negara secara akurat dan tepat waktu.  Kemajuan teknologi mengharuskan setiap negara untuk menerapkan Fund Accounting yang baik
  • 15. BUMN 15 AKUNTABILITAS KEKAYAAN NEGARA  Akuntabilitas kekayaan negara sangat terkait dengan sistem dan budaya politik yang dianut, landasan hukum, SAP, profesionalitas dan integritas dari para penyelenggara negara  Akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban politik dan hukum penyelenggara negara terhadap kewenangan dan mandat yang diberikan rakyat. Lemahnya SAP, lemahnya landasan hukum serta rendahnya integritas pengelola kekayaan negara akan menjadikan kekayaan negara bukan sebagai sumber daya yg optimal melainkan sebagai pemborosan.
  • 16. BUMN 16 Pengelolaan Keuangan Negara yang Sehat  Reformasi di bidang pengelolaan kekayaan negara melalui penyusunan SAP yang sehat akan memberikan manfaat : a. Memungkinkan pengelolaan kekayaan negara yang transparan, akurat, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan b. Mencegah dan meminimumkan kebocoran c. Mempermudah ditemukannya adanya penyimpangan dan dapat dipakai untuk pengukuran efisiensi d. Membantu apabila pemerintah ingin memperoleh sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat melalui obligasi e. Membantu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat f. Memberi contoh kepada masyarakat atau swasta tentang good public government dan tidak hanya menuntut good corporate government dari mereka