SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang 
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena 
penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi 
keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi 
masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Di USA setiap tahunnya 550.000 
orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-4 
0.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan Departemen 
Kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. 
Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan, kecenderungan penyebab kematian di 
Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK) dan 
degeneratif. 
Tulisan ini hanya dibatasi pada pemahaman tentang status lipid dan keterkaitannya dengan 
PJK sebagai faktor risiko tradisional. Disadari bahwa perkembangan mutakhir dalam bidang 
penyakit jantung menemukan berbagai fakta-fakta baru tentang PJK. Namun, pengendalian 
faktor-faktor risiko tradisional, terutama dislipidemia, obesitas, merokok, dan hipertensi 
masih cukup relevan dalam upaya menurunkan morbiditas dan mortalias PJK dan bencana 
kardiovaskular lain. 
Berbagai studi epidemiologik menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar lipid dalam darah 
maka semakin besar risiko terjadinya PJK. Oleh karena itu kontrol lipid darah, dan 
pengendalian kadar lipid darah hingga batas normal akan menekan risiko terjadinya penyakit 
jantung koroner. 
1.2 Rumusan masalah 
1. Bagaimana konsep management lipid pada PJK? 
2. Bagaimana konsep proses keperawatan management lipid pada PJK? 
1.3 Tujuan instruksional umum 
Menjelaskan konsep dan proses keperawatan management lipid pada PJK. 
1.4 Tujuan instruksional khusus 
1. Mengetahui definisi PJK dan lipid
2. Mengetahui kelainan-kelainan pada lipid 
3. Mengetahui etiologi PJK 
4. Mengetahui patofisiologi lipid pada PJK 
5. Mengetahui manifestasi klinis PJK 
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik PJK 
7. Mengetahui komplikasi lipid pada PJK 
8. Mengetahui penatalaksanaan lipid pada PJK 
9. Mengetahui prognosis PJK 
10. Mengetahui asuhan keperawatan pada PJK 
BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA 
4.1 Definisi dan klasifikasi lipid 
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara 
kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh pembuluh darah 
coroner (Mila, 2010). 
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber 
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh 
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa 
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. 
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, 
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi 
rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. (Danny, 2009) 
Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 
1. Lipid sederhana : 
1. Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida), 
2. Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi 
3. Lipid majemuk : 
1. Fosfolipid 
2. Lipoprotein 
3. Lipid turunan : 
1. Asam lemak 
2. Sterol (kolesterol, ergosterol,dsb) 
Secara klinis, lemak yang penting adalah :
1. Kolesterol 
Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting 
seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks 
(contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ). 
1. Trigliserida (lemak netral) 
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah 
suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat 
satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama 
Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk 
trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah 
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. 
Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan 
menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O). Trigliserida bersirkulasi dalam 
darah bersama-sama dengan VLDL (Very Low Densitiy Lipoprotein) yang bersifat 
aterogenik. Trigliserida serum juga berhubungan positif dengan risiko PJK. 
1. Fosfolipid 
Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa fungsi 
biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfactant paru-paru yg mencegah perlekatan 
dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi. 
1. Asam Lemak 
Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun 
fosfolipid dan glikolipid. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam 
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran. 
Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk 
triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut 
juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon 
dan cakra intrasel. 
Lipid Plasma 
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. 
Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut 
dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak 
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata 
Lipo=lemak, dan protein). 
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat 
penggunaannya. 
Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
1. Kilomikron 
Merupakan lipoprotein densitas rendah paling banyak berisi trigliserid yang berasal dari 
makanan. Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, 
kecuali ginjal. 
1. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) 
Merupakan zat yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati 
ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. 
1. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) 
2. LDL (Low Density Lipoprotein) 
Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah 
yang terlibat dalam proses terjadinya PJK. Semakin tinggi kadar kolesterol-LDL dalam darah 
menjadi petanda semakin tingginya risiko PJK, karena itu kolesterol-LDL biasa juga disebut 
'kolesterol jahat'. 
1. HDL (High Density Lipoprotein) 
High Density Lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang bersifat menurunkan faktor 
risiko pembentukan aterosklerosis. Kolesterol-HDL beredar dalam darah dan kembali ke 
hepar mengalami katabolisme membentuk empedu serta dieliminasi melalui usus besar. 
Sehingga semakin tinggi kadar HDL, semakin banyak kolesterol yang 
dieliminasi.Berdasarkan Framinghan Heart Study penurunan HDL sebesar 1 % berarti 
peningkatan risiko PJK sebesar 3 - 4 %. Dengan demikian HDL sering disebut kolesterol 
yang baik, makin tinggi kadar HDL makin baik untuk pasien tersebut. 
Jalur pengangkutan lemak dalam darah : 
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur 
endogen 
1. Jalur eksogen 
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk 
partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke 
dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh 
enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. 
Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi 
trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan 
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. 
Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan 
dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak 
dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa 
dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol
ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa 
(yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. 
Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG 
Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah. 
1. Jalur endogen 
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari 
mengandung karbohidrat yang berlebihan. 
Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, 
trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein 
(VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL 
(Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan 
berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ 
dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini 
bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. 
Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan 
berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan 
kolesterol dari dalam tubuh. 
Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL-Kolesterol 
disebut lemak “baik”. Sehingga rasio keduanya harus seimbang. 
Gambar 1. Transport Lemak 
Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke 
sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. 
LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim 
kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel 
untuk dibuang. (Sumber: Nutrition: Science and Applications, 2nd edition, edited by L. A. 
Smaolin & M. B. Grosvenor. Saunders College Publishing, 1997.) 
Penyakit Arteri Koroner / penyakit jantung koroner (Coronary Artery Disease) ditandai 
dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu 
arteri koroner dan menyumbat aliran darah. 
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan 
besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah 
bagi jantung. 
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma 
terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa 
terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut. 
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) 
memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan 
arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada 
otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. 
4.2 Kelainan Lipid 
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar 
kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 
jam. 
Kadar Lemak Darah : 
Pemeriksaan 
Laboratorium 
Kisaran yang Ideal 
(mg/dL darah) 
Kolesterol total 120-200 
Kilomikron 
negatif (setelah berpuasa 
selama 12 jam) 
VLDL 1-30 
LDL 60-160 
HDL 35-65 
Perbandingan LDL 
< 3,5 
dengan HDL 
Trigliserida 10-160 
Berbagai pedoman telah dibuat untuk menilai hasil tes lipid darah. Oleh The National 
Cholesterol Education Program, Adult Treatment Panel III 2001 menetapkan klasifikasi 
kolesterol dan trigliserida, yang merupakan pedoman untuk interpretasi klinik hasil tes lipid 
darah sebagai berikut : 
1. Total Kolesterol 
1. Kurang dari 200 mg/dl, dikategorikan level kolesterol yang diinginkan. 
2. Antara 200 - 239 mg/dl, dikategorikan garis batas level kolesterol tinggi 
3. Lebih besar atau sama dengan 240 mg/dl, diketegorikan level kolesterol tinggi. 
4. Kolesterol-LDL 
1. Kurang dari 100 mg/dl, dikategorikan level Kolesterol-LDL optimal 
2. Antara 100 - 129 mg/dl, dikategorikan level Kolesterol LDL mendekati 
optimal
3. Antara 130 - 159 mg/dl, dikategorikan garis batas level kolesterol-LDL 
tinggi 
4. Antara 160 - 189 mg/dl, dikategorikan level kolesterol-LDL tinggi 
5. Lebih besar atau sama dengan 190 mg/dl, dikategorikan level 
kolesterol sangat tinggi. 
6. Kolesterol-HDL 
1. Kurang dari 40 mg/dl, dikategorikan level kolesterol HDL 
rendah 
2. Lebih besar atau sama dengan 60 mg/dl, dikategorikan level 
kolesterol tinggi. 
3. Trigliserida 
1. Kurang dari 150 mg/dl, dikategorikan level trigliserida 
normal 
2. Antara 150 - 199 mg/dl, dikategorikan level trigliserida 
garis batas level trigliserida tinggi 
3. Antara 200 - 499 mg/dl, dikategorikan level trigliserida 
tinggi 
4. Lebih besar atau sama dengan 500 mg/dl, diketegorikan 
level trigliserida sangat tinggi. 
Hiperlipidemia 
Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan 
kadar lipid/lemak darah. 
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu: 
1. Hiperlipidemia Primer 
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada 
waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali 
pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah 
jaringan kulit). 
Berdasarkan fenotip lipoproteinnya hiperlipidemia primer dibedakan berdasarkan 6 tipe 
(Fredrickson, 1967) 
Klasifikasi hiperlipoproteinememia menurut Fredickson : 
Sinonim 
Fraksi lipoprotein 
utama yang 
meningkat 
Lipid utama 
yang meningkat 
I 
IIA 
IIB 
Hiperkilomkronemia 
Hiperbetalipoprotenemia 
Hiper-β & pra-β-LPP lipoproteinemia 
Kilomikron 
LDL 
LDL dan VLDL 
Trigliserid 
Kolesterol 
Kolesterol dan
III 
IV 
V 
Hiper broad band LPPemia 
Hoperpralipoprooteinemia 
Hoperkilomikron dan 
Hiperprabetalipoproteinemia 
IDL 
VLDL 
VLDL dan 
kilomikron 
trigliserid 
Trigliserid dan 
Kolesterol 
Trigliserid 
Trigliserid dan 
kilomikron 
1. Hiperlipidemia Sekunder 
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, 
misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. 
Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). 
Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti: 
1. Beta-bloker : hiperlipoproteinememia tipe IIa dan IIb 
2. Diuretik : hiperlipoproteinememia tipe IIb dan IV 
3. Esterogen : hiperlipoproteinememia tipe IV 
4. Gestagen : hiperlipoproteinememia tipe IIb 
Klasifikasi Klinis Hiperlipidemia 
(dalam hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner) 
1. Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah . 
2. Hipertrigliseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah. 
3. Hiperlipidemia campuran yaitu : kadar kolesterol dan trigliserida meningkat dalam 
darah. 
4.3 Etiologi 
Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal : 
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan 
bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang cukup sebagai 
pengganti. 
2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK. 
3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis 
yang mengenai arteri coronaria, dll.
Faktor Resiko 
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi 
1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : 
1. Merokok 
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri, 
karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi 
katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan 
reaksi hipersensitifitas dinding arteri. 
1. Hiperlipoproteinemia 
DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan lemak. 
1. Hiperkolesterolemia 
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh 
darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit dan proses ini disebut 
aterosklerosis. 
1. Hipertensi 
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga 
menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta 
tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah 
arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner). 
1. Diabetes melitus 
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit 
pembuluh darah. 
1. Obesitas dan sindrom metabolik 
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada 
perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko 
PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. 
1. Inaktifitas fisik 
2. Perubahan keadaan sosial dan stress 
Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang stress satu setengah 
kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah 
juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. 
1. Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu 
bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. 
Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik mundur dan terdapat 
kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan lamban. 
1. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil 
kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu) 
2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : 
1. Usia 
Resiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi 
sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya 
mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. 
1. Jenis kelamin laki-laki 
Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, kemudian menjadi 
sama rentannya seperti pria; diduga karena adanya efek perlindungan esterogen. 
1. Riwayat keluarga 
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit 
ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya 
pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga 
mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang 
menimbulkan stress atau obesitas. 
1. Etnis 
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih. 
4.4 Patofisiologi 
Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar 
kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar 
kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang 
disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. 
Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi 
penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut 
seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan 
sel-sel jaringan ikat. 
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada 
dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian 
ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol 
dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada 
dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin
tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat 
menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. 
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting 
seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria 
yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai 
darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark 
miokard). 
Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala 
berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut 
sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK). 
4.5 Manifestasi klinis 
GejalaPJK : 
1. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, 
waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal, 
kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak keringat. 
2. Nyeri dada 
Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada yang dirasakan pasien 
juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk, terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. 
Nyeri dada dirasakan di dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada 
kanan, nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher. 
1. Jantung berdebar (denyut nadi cepat). 
2. Keringat dingin 
3. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya, perasaan mau 
mati saja. 
4. Tekanan darah rendah atau stroke 
5. Dalam kondisi sakit : 
Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah sampai ke telapak 
tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang
1. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan 
pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut 
yang hebat). 
TandaPJK : 
1. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika 
kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak 
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. 
2. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C 
3. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit 
4. Muka pucat pasi 
5. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh 
6. Gerakan menjadi lamban (kurang semangat) 
7. Sesak nafas 
8. Cemas dan gelisah 
9. Pingsan 
4.6 Pemeriksaan diagnostik 
Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan 
diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasive 
sifatnya. 
1. Elektrokardiogram (EKG) 
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah 
pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita 
dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung 
terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing 
memberikan gambaran yang berbeda. 
1. Foto Rontgen Dada 
Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di 
samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat 
dalam foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah 
berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. 
Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar. 
1. Pemeriksaan Laboratorium 
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko. Dari pemeriksaan darah 
juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
1. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, 
biasanya dokter jantung/ kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan 
treadmill. 
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan 
alat olah raga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. 
Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran 
EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung 
mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam 
keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. 
Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tidak 
100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria 
sedangka untuk wanita hanya 72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, 
artinya dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang. Biasanya perlu 
pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung. 
1. Kateterisasi Jantung 
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran ujung lidi. 
Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, 
lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan 
tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, 
kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. 
Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. 
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh 
koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner. Atas dasar hasil 
kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup 
hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko. Atau 
mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga yang menyebut 
dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping dibalon dapat pula dipasang stent, 
semacam penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah 
kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa 
stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner. (Carko, 2009) 
4.7 Penatalaksanaan 
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi 
menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah : 
1. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan. 
Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan kolesterol-LDL, maka 
masukan zat gizi ini harus dikurangi. Kalori berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida- 
VLDL, serta menurunkan HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting. 
1. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.
2. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol 
dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. 
3. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar LDL-kolesterol 
dan menambah kadar HDL-kolesterol. 
4. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan). 
5. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita peningkatan 
trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung atas komposisi estrogen-progesteron 
pil. Kontrasepsi oral dengan dominan progestin bisa menurunkan HDL. 
6. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam upaya 
pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut relatif lebih murah. 
Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan oksidatif LDL dapat dihambat 
dengan memberi antioksidan, misalnya vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, 
vitamin E dan beta-karoten), vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah 
membuktikan manfaat vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu 
menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang tua. 
Obat-obatan kimia yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah: 
Obat yang tersedia di pasaran mengurangi konsentrasi lipid plasma umumnya menurunkan 
kadar kolesterol atau trigliserid, tetapi tidak menurunkan keduanya sekaligus; obat ini 
mempengaruhi kadar kolesterol LDL atau VLDL dalam sirkulasi. Niasin (asam nikotinat) 
merupakan pengecualian dan obat ini dapat menurunkan kadar LDL dan sekaligus VLDL. 
Obat antihiperlipidemia dapat direkomendasikan untuk pengobatan pasien dengan kadar 
kolesterol LDL di atas 160 mg/dl (ekuivalen dengan 240 mg/dl total kolesterol). Tujuan 
penggunaan obat hipolidemik adalah untuk menurunkan kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl. 
Pedoman untuk memulai terapi obat diberikan dalam Tabel 32-3, dan obat serta 
penggunaannya ditunjukkan dalam Tabel 32-4. 
Sebelum memulai pengobatan lipidemia, satu hal yang harus ditentukan ialah bahwa 
peningkatan lipid plasma secara langsung disebabkan oleh masalah dalam metabolisme dan 
bukan akibat patologi lain, seperti diabetes melitus, hipotiroidisme, atau alkoholisme. 
Namun, harus dimulai dengan dosis efektif minimum untuk membatasi efek samping. 
Di samping diet, obat-obat hipolipidemik perlu diberikan pada keadaan berikut: 
1. Pada hiperkolesterolemia familial dan hiperlipoproteinemia tipe III. 
2. Pada semua jenis hiperlipidemia bila pengibatan dengan diet tidak memberikan hasil. 
Pengobatan tunggal selalu lebih baik, namun bila perlu penggunaan dua macam obat dapat 
dipertimbangkan bila dengan monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena pengobatan 
hiperlipidemia merupakan pengobatan jangka panjang, diagnosis harus ditegakkan seteliti 
mungkin dengan mempertimbangkan rasio manfaat-resiko pengobatan. 
1. Penyerap asam empedu 
Cara kerja :
Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus halus dan 
mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya, 
terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL dan peningkatan bersihan LDL plasma. Obat 
golongan ini terutama berpengaruh pada kadar kolesterol LDL dan sedikit/tidak ada 
pengaruhnya pada kadar TG dan kolesterol HDL. Pemakaian obat ini pada pasien 
hipertrigliseridemia berat (>500 mg/dl) bahkan akan lebih meningkatkan pada TG. 
Contoh : colestyramine, colestipol 
Kolestiramin adalah suatu amonium kuarterner penukar resin yang dalam bentuk garam, 
menukar klorida untuk anion lain. 1 gram kolestiramin dapat mengikat sekitar 100 mg garam 
empedu. Penggunaan kolestiramin jangka panjang telah terbukti dapat menurunkan serangan 
jantung fatal sekitar 20%. 
Efek samping : 
Gangguan pencernaan (mual, muntah, sembelit), urtikaria, dermatitis, nyeri otot dan sendi, 
arthritis, sakit kepala, pusing, gelisah, vertigo, mengantuk, penurunan nafsu makan, lemas, 
nafas pendek. 
1. Penghambat sintesa lipoprotein 
Cara kerja : Menurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL 
Contoh : niasin 
Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar 
asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau koleserol baik dalam darah 
untuk mencegah serangan jantung. 
Efek samping : 
Gatal dan kemerahan pada kulit terutama daerah wajah dan tengkuk, gangguan fungsi hati, 
gangguan saluran pencernaan (muntah, diare, tukak lambung), pandangan kabur, 
hiperusisemia, hiperglikemia. 
1. Penghambat HMG Koenzim-A reduktase (golongan statin) 
Cara kerja : 
1. Menghambat pembentukan kolesterol di hati 
2. Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah 
Contoh : fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin
Lovastatin adalah suatu inhibitor kompetitif enzim HMG KoA reduktase yang merupakan 
suatu enzim yang mengontrol kecepatan biosintesis kolesterol. Golongan obat ini lebih sering 
disebut sebagai statin atau vastatin. 
Lovastatin dimanfaatkan untuk pengobatan hiperklolesterolemia yang disebabkan oleh 
peningkatan LDL. 
Efek samping : 
Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, ‘rash’ (kemerahan), nyeri otot. 
1. Derivat asam fibrat 
Cara kerja : 
Golongan asam fibrat diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. 
Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL 
dan apoprotein B dalam hati menurun . Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase 
sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat 
pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar 
HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan 
HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu. Penghambatan saluran darah mengurangi 
jumlah darah sehingga oksigen yang dibawa ke otot jantung juga berkurang. Pada keadaan 
yang parah dapat menimbulkan serangan jantung. 
Contoh : klofibrat, fenofibrat, gemfibrosil 
Efek samping: 
Gangguan saluran pencernaan (mual, mencret, perut kembung, dll), ruam kulit, kebotakan, 
impotensi, lekopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung, radang otot. 
1. Ezetimibe 
Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL. Ezetimibe 
bekerja dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe dapat digunakan 
sendiri jika antihiperlidemik lain tidak bisa ditoleransi tubuh atau dikombinasi denga 
golongan statin (penghambat HMGCoa reduktase) jika golongan statin tidak dapat 
menurunka kadar lipid darah sendirian. 
4.8 Komplikasi 
Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia, aritmia yang sering memberikan komplikasi 
adalah ventrikel vibrilasi. Ventrikel vibrilasi 95% meninggal sebelum sampai rumah sakit.
Komplikasi lain meliputi disfungsi ventrikel kiri/gagal jantung dan hipotensi/syok 
kardiogenik. (Darmawan, 2010) 
4.9 Prognosis 
Prognosis pada penyakit jantung koroner tergantung dari beberapa hal yaitu: 
1. Wilayah yang terkena oklusi 
2. Sirkulasi kolateral 
3. Durasi atau waktu oklusi 
4. Oklusi total atau parsial 
5. Kebutuhan oksigen miokard 
Berikut prognosis pada penyakit jantung coroner: 
1. 25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit 
2. Total mortalitas 15-30% 
3. Mortalitas pada usia < 50 tahun 10-20% 
4. Mortalitas usia > 50 tahun sekitar 20% 
BAB 3 
ASUHAN KEPERAWATAN 
3.1 Pengkajian 
1. Data subyektif : 
1. Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana) 
2. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas. 
3. Awitan dan lamanya nyeri. 
4. Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress, makanan 
(banyak lemak). 
5. Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin 
6. Data obyektif : 
Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, maka fokus perawat adalah tingkah laku pasien 
seperti, cemas, ketakutan dan memegang dada, disamping itu, perawat juga perlu melihat 
melihat tanda-tanda vital dan perubahan irama jantung. 
1. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan 
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas). 
1. Sirkulasi 
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes 
melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau 
terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 
mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. 
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak 
berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia). 
Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension, odema 
anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin pucat 
baik di bibir dan di kuku. 
1. Eliminasi 
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal. 
1. Nutrisi 
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan 
perubahan berat badan. 
1. Neuro sensori 
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation. 
1. Kenyamanan 
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan 
nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke 
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat 
yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang 
menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama 
jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran. 
1. Respirasi 
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit 
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau 
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga 
merah muda/ pink tinged. 
1. Interaksi sosial 
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol. 
1. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, 
perokok. 
1. Studi diagnostik 
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T 
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan 
adanya nekrosis. Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, 
dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak 
pada 36 jam. 
1. Elektrolit 
Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan 
kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia. 
1. Pemeriksaan penunjang 
1. Whole blood cell 
Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan. 
1. Analisa gas darah 
Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata akut. 
1. Kolesterol atau trigliserid 
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis. 
1. Chest X ray 
Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler. 
1. Echocardiogram 
Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang 
pada jantung. 
1. Exercise stress test 
Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/ aktivitas. 
3.2 Diagnosa keperawatan 
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau 
sumbatan pada arteri koronaria. 
2. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan 
oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam 
rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial 
infark. 
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan 
darah, hipovolemia. 
5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan 
perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein. 
3.3 Intervensi 
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau 
sumbatan pada arteri koronaria. 
Tujuan: 
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya 
penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi. 
Intervensi Rasio 
nal 
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri. 
1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan 
kemajuan menjadi angina tak stabil(angina stabil biasanya terjadi 3-5 
menit sementara angina tidak stabil dapat berakhir lebih dari 45 menit) 
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran). 
1. TD dapat meningkat secara sehubungan dengan rangsangan 
simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipenuhi. Takikardi 
juga terjadi pada respons terhadap rangsangan simpatis dan 
dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun. 
2. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri 
dada. 
1. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangasang 
system saraf simaptis untuk mengeluarkan sebaggian 
besar norepinefrin yang meningkatkan agregasi trombosit 
dan mengeluarkan tromboxane A2. Ini vasokonstriksi 
poten yang meyebabkan spasme arteri korroner yang 
dapat mencetus, dan mengkomplikasi dan memperlama 
nyeri. Nyeri tak bisa ditahan yang menyebabkan vasogal, 
menurunkan TD dan tekanan jantung. 
2. Ciptakan suasana lingkungan yangtenang dan nyaman 
1. Stress mental/emosi meningkatkan kinerja 
miokard 
2. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk 
melakukan tehnik relaksasi 
1. Teknik relaksasi dengan nafas dalam 
dapat mengurangi rasa nyeri 
2. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen 
dan Obat-obatan (beta blocker, anti
angina, analgesic) 
1. Oksigen bermanfaat untuk 
meningkatkan sediaan oksigen 
untuk kebutuhan miokard/iskemia 
2. Ukur tanda vital sebelum dan 
sesudah dilakukan pengobatan 
dengan narkosa. 
1. Memberikan informasi 
tentang kemajuan penyakit. 
Alat dalam evaluasi 
keefektifan intervensi dan 
dapat menunjukkan 
kebutuhan perubahan 
program pengobatan 
1. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan 
oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard. 
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan 
dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya 
angina. 
Intervensi Rasional 
1. Catat irama jantung, 
tekanan darah dan nadi 
sebelum, selama dan 
sesudah melakukan 
Untuk memonitoring kondisi 
pasien 
1. Anjurkan pada pasien agar 
lebih banyak beristirahat 
terlebih dahulu. 
Agar kerja jantung tidak berat, 
sehingga jantung dapat relaksasi 
1. Anjurkan pada pasien agar 
tidak “ngeden” pada saat 
buang air besar. 
Agar pembuluh darah tidak 
mengalami vasokontriksi yang 
menyebabkan kerja jantung 
meningkat 
1. Jelaskan pada pasien 
tentang tahap- tahap 
aktivitas yang boleh 
Agar pasien mengetahui apa saja 
aktivitas yang tidak boleh 
dilakukan
dilakukan oleh pasien. 
1. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam 
rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial 
infark. 
Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan. 
Intervensi Rasional 
1. Lakukan pengukuran tekanan darah 
(bandingkan kedua lengan pada posisi 
berdiri, duduk dan tiduran jika 
memungkinkan). 
Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, 
hipoksemia dan menurunnya curah jantung. 
Perubahan juga terjadi pada TD(hipo/hiper) 
karena respon jantung. 
1. Catat warna kulit dan kaji kualitas nadi Sirkulasi perifer turun jika curah jantung 
turun. Membuat kulit pucat atau warna abu-abu 
dan menurunnya kekuatan nadi 
1. Auskultasi suara nafas dan Catat 
perkembangan dari adanya S3 dan S4. 
S3,S4 dan creackles terjadi karena 
dekompensasi jantung atau beberapa 
obat(penyekat beta). 
1. Dampingi pasien pada saat melakukan 
aktivitas. 
Penghematan energy membantu menurunkan 
beban jantung 
1. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial 
ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan 
anti disritmia. 
Untuk hasil penunjang dan pengobatan lebih 
lanjut 
1. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan 
darah, hipovolemia. 
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan. 
Intervensi Rasional 
1. Kaji adanya perubahan kesadaran Untuk mengevaluasi kondisi pasien 
1. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit 
yang dingin dan penurunan kualitas 
nadi perifer. 
Untuk mengetahui kondisi tugor pasien 
1. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf Untuk mendeteksi adanya komplikasi
on dorsoflextion), erythema, edema. 
1. Kaji respirasi (irama, kedalam dan 
usaha pernafasan). 
Untuk mengevaluasi irama nafas pasien 
1. Kaji fungsi gastrointestinal (bising 
usus, abdominal distensi, constipasi). 
Untuk mendeteksi terjadinya konstipasi 
1. Monitor intake dan out put. Untuk mengetahui balance cairan dalam 
tubuh 
1. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, 
BUN, Serum ceratinin dan elektrolit. 
Untuk mendeteksi adanya kerusakan di gnjal 
1. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan 
perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein. 
Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan. 
Intervensi Rasional 
1. Kaji adanya jugular vein distension, 
peningkatan terjadinya edema. 
Untuk mengidentifikasi terjadinya jugular 
vein distension 
1. Ukur intake dan output (balance 
cairan). 
Untuk mengetahui balance cairan di dalam 
tubuh 
1. Kaji berat badan setiap hari. Untuk mengetahui pasien kurang gizi atau 
tidak 
1. Sajikan makanan dengan diet rendah 
garam 
Agar pasien tidak mengalami hipertensi 
1. Kolaborasi dalam pemberian deuritika. Agar cairan berlebih dalam tubuh dapat 
keluar dr tubuh 
BAB 4 
PENUTUP 
4.1 Kesimpulan 
Penyakit jantung koroner disebabkan karena terjadinya penumpukan plak pada arteri koroner 
yang berlangsung lama. Plak yang menempel pada arteri koroner lambat laun akan 
menyebabkan aterosklerosis. Penatalaksanaan hal ini dapat dilakukan dengan cara non
operatif dan operatif, non operatif meliputi penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya 
hidup sedangkan operatif dengan cara angioplasty dan CABG. Obat-obatan yang biasa 
digunakan untuk managemen lipid antara lain adalah golongan resin, kolestiramin, lovastatin 
dsb yang mempunyai efek samping yang berbeda-beda. 
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Amanda Putri Utami
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 
Makalah seminar titafi 2014
Makalah seminar titafi 2014Makalah seminar titafi 2014
Makalah seminar titafi 2014Mohammad Ali
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerWarnet Raha
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Aprita Ma'ruf
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 

What's hot (16)

Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Sap penyakit jantung koroner
Sap penyakit jantung koronerSap penyakit jantung koroner
Sap penyakit jantung koroner
 
Aterosklerosis
AterosklerosisAterosklerosis
Aterosklerosis
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Makalah seminar titafi 2014
Makalah seminar titafi 2014Makalah seminar titafi 2014
Makalah seminar titafi 2014
 
Penyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akutPenyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akut
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Makalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantungMakalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantung
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
Askep infark miokard
Askep infark miokardAskep infark miokard
Askep infark miokard
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 

Similar to Makalah pjk

Makalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMakalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMina Audina
 
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaskadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaseruna18
 
Penggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolPenggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolzebua89
 
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdfMetabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdfAgathaHaselvin
 
Kajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidKajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidAgung Nugraha
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Warnet Raha
 
5. Metabolisme LIPID.pptx
5. Metabolisme LIPID.pptx5. Metabolisme LIPID.pptx
5. Metabolisme LIPID.pptxmonicagracella1
 
metabolisme lipid
metabolisme lipidmetabolisme lipid
metabolisme lipidwulandarifs
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin pjj_kemenkes
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid pjj_kemenkes
 
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ Dislipidemia
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ DislipidemiaPertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ Dislipidemia
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ DislipidemiaTsiompahGREG
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdfhypo2
 
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYA
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYASistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYA
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYALamya Raisya Hanindiyya
 
Ilmu Gizi Lemak Lemak
Ilmu Gizi Lemak LemakIlmu Gizi Lemak Lemak
Ilmu Gizi Lemak LemakAnyRovikotulA
 

Similar to Makalah pjk (20)

Pjk AKPER PEMKAB MUNA
Pjk AKPER PEMKAB MUNA Pjk AKPER PEMKAB MUNA
Pjk AKPER PEMKAB MUNA
 
Pjk AKPER MUNA
Pjk AKPER MUNA Pjk AKPER MUNA
Pjk AKPER MUNA
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Makalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterolMakalah kolesterol dan antikolesterol
Makalah kolesterol dan antikolesterol
 
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitaskadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
kadar kolesterol dalam darah pada penderita obesitas
 
Penggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterolPenggolongan obat kolesterol
Penggolongan obat kolesterol
 
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdfMetabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak-Metabolisme_lemak.pdf
 
Kajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidKajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipid
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4
 
Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4Makalah biokimia kelompok 4
Makalah biokimia kelompok 4
 
5. Metabolisme LIPID.pptx
5. Metabolisme LIPID.pptx5. Metabolisme LIPID.pptx
5. Metabolisme LIPID.pptx
 
metabolisme lipid
metabolisme lipidmetabolisme lipid
metabolisme lipid
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin  Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 
Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid Metabolisme Lipid
Metabolisme Lipid
 
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ Dislipidemia
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ DislipidemiaPertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ Dislipidemia
Pertemuan VII_ Dietetik Penyakit Tidak Menular_ Dislipidemia
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYA
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYASistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYA
Sistem pencernaan makanan LAMYA RAISYA HANINDIYYA
 
Ilmu Gizi Lemak Lemak
Ilmu Gizi Lemak LemakIlmu Gizi Lemak Lemak
Ilmu Gizi Lemak Lemak
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

Makalah pjk

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-4 0.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan, kecenderungan penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK) dan degeneratif. Tulisan ini hanya dibatasi pada pemahaman tentang status lipid dan keterkaitannya dengan PJK sebagai faktor risiko tradisional. Disadari bahwa perkembangan mutakhir dalam bidang penyakit jantung menemukan berbagai fakta-fakta baru tentang PJK. Namun, pengendalian faktor-faktor risiko tradisional, terutama dislipidemia, obesitas, merokok, dan hipertensi masih cukup relevan dalam upaya menurunkan morbiditas dan mortalias PJK dan bencana kardiovaskular lain. Berbagai studi epidemiologik menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar lipid dalam darah maka semakin besar risiko terjadinya PJK. Oleh karena itu kontrol lipid darah, dan pengendalian kadar lipid darah hingga batas normal akan menekan risiko terjadinya penyakit jantung koroner. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana konsep management lipid pada PJK? 2. Bagaimana konsep proses keperawatan management lipid pada PJK? 1.3 Tujuan instruksional umum Menjelaskan konsep dan proses keperawatan management lipid pada PJK. 1.4 Tujuan instruksional khusus 1. Mengetahui definisi PJK dan lipid
  • 2. 2. Mengetahui kelainan-kelainan pada lipid 3. Mengetahui etiologi PJK 4. Mengetahui patofisiologi lipid pada PJK 5. Mengetahui manifestasi klinis PJK 6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik PJK 7. Mengetahui komplikasi lipid pada PJK 8. Mengetahui penatalaksanaan lipid pada PJK 9. Mengetahui prognosis PJK 10. Mengetahui asuhan keperawatan pada PJK BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Definisi dan klasifikasi lipid Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh pembuluh darah coroner (Mila, 2010). Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh. (Danny, 2009) Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Lipid sederhana : 1. Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida), 2. Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi 3. Lipid majemuk : 1. Fosfolipid 2. Lipoprotein 3. Lipid turunan : 1. Asam lemak 2. Sterol (kolesterol, ergosterol,dsb) Secara klinis, lemak yang penting adalah :
  • 3. 1. Kolesterol Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ). 1. Trigliserida (lemak netral) Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O). Trigliserida bersirkulasi dalam darah bersama-sama dengan VLDL (Very Low Densitiy Lipoprotein) yang bersifat aterogenik. Trigliserida serum juga berhubungan positif dengan risiko PJK. 1. Fosfolipid Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel. Beberapa fungsi biologik lainnya antara lain adalah sebagai surfactant paru-paru yg mencegah perlekatan dinding alveoli paru-paru sewaktu ekspirasi. 1. Asam Lemak Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. Lipid Plasma Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
  • 4. 1. Kilomikron Merupakan lipoprotein densitas rendah paling banyak berisi trigliserid yang berasal dari makanan. Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal. 1. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) Merupakan zat yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. 1. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) 2. LDL (Low Density Lipoprotein) Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein utama pengangkut kolesterol dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya PJK. Semakin tinggi kadar kolesterol-LDL dalam darah menjadi petanda semakin tingginya risiko PJK, karena itu kolesterol-LDL biasa juga disebut 'kolesterol jahat'. 1. HDL (High Density Lipoprotein) High Density Lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang bersifat menurunkan faktor risiko pembentukan aterosklerosis. Kolesterol-HDL beredar dalam darah dan kembali ke hepar mengalami katabolisme membentuk empedu serta dieliminasi melalui usus besar. Sehingga semakin tinggi kadar HDL, semakin banyak kolesterol yang dieliminasi.Berdasarkan Framinghan Heart Study penurunan HDL sebesar 1 % berarti peningkatan risiko PJK sebesar 3 - 4 %. Dengan demikian HDL sering disebut kolesterol yang baik, makin tinggi kadar HDL makin baik untuk pasien tersebut. Jalur pengangkutan lemak dalam darah : Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen 1. Jalur eksogen Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol
  • 5. ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah. 1. Jalur endogen Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL-Kolesterol disebut lemak “baik”. Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Gambar 1. Transport Lemak Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang. (Sumber: Nutrition: Science and Applications, 2nd edition, edited by L. A. Smaolin & M. B. Grosvenor. Saunders College Publishing, 1997.) Penyakit Arteri Koroner / penyakit jantung koroner (Coronary Artery Disease) ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
  • 6. Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut. Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung. 4.2 Kelainan Lipid Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam. Kadar Lemak Darah : Pemeriksaan Laboratorium Kisaran yang Ideal (mg/dL darah) Kolesterol total 120-200 Kilomikron negatif (setelah berpuasa selama 12 jam) VLDL 1-30 LDL 60-160 HDL 35-65 Perbandingan LDL < 3,5 dengan HDL Trigliserida 10-160 Berbagai pedoman telah dibuat untuk menilai hasil tes lipid darah. Oleh The National Cholesterol Education Program, Adult Treatment Panel III 2001 menetapkan klasifikasi kolesterol dan trigliserida, yang merupakan pedoman untuk interpretasi klinik hasil tes lipid darah sebagai berikut : 1. Total Kolesterol 1. Kurang dari 200 mg/dl, dikategorikan level kolesterol yang diinginkan. 2. Antara 200 - 239 mg/dl, dikategorikan garis batas level kolesterol tinggi 3. Lebih besar atau sama dengan 240 mg/dl, diketegorikan level kolesterol tinggi. 4. Kolesterol-LDL 1. Kurang dari 100 mg/dl, dikategorikan level Kolesterol-LDL optimal 2. Antara 100 - 129 mg/dl, dikategorikan level Kolesterol LDL mendekati optimal
  • 7. 3. Antara 130 - 159 mg/dl, dikategorikan garis batas level kolesterol-LDL tinggi 4. Antara 160 - 189 mg/dl, dikategorikan level kolesterol-LDL tinggi 5. Lebih besar atau sama dengan 190 mg/dl, dikategorikan level kolesterol sangat tinggi. 6. Kolesterol-HDL 1. Kurang dari 40 mg/dl, dikategorikan level kolesterol HDL rendah 2. Lebih besar atau sama dengan 60 mg/dl, dikategorikan level kolesterol tinggi. 3. Trigliserida 1. Kurang dari 150 mg/dl, dikategorikan level trigliserida normal 2. Antara 150 - 199 mg/dl, dikategorikan level trigliserida garis batas level trigliserida tinggi 3. Antara 200 - 499 mg/dl, dikategorikan level trigliserida tinggi 4. Lebih besar atau sama dengan 500 mg/dl, diketegorikan level trigliserida sangat tinggi. Hiperlipidemia Yang dimakud dengan Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Hiperlipidemia Primer Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit). Berdasarkan fenotip lipoproteinnya hiperlipidemia primer dibedakan berdasarkan 6 tipe (Fredrickson, 1967) Klasifikasi hiperlipoproteinememia menurut Fredickson : Sinonim Fraksi lipoprotein utama yang meningkat Lipid utama yang meningkat I IIA IIB Hiperkilomkronemia Hiperbetalipoprotenemia Hiper-β & pra-β-LPP lipoproteinemia Kilomikron LDL LDL dan VLDL Trigliserid Kolesterol Kolesterol dan
  • 8. III IV V Hiper broad band LPPemia Hoperpralipoprooteinemia Hoperkilomikron dan Hiperprabetalipoproteinemia IDL VLDL VLDL dan kilomikron trigliserid Trigliserid dan Kolesterol Trigliserid Trigliserid dan kilomikron 1. Hiperlipidemia Sekunder Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang). Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti: 1. Beta-bloker : hiperlipoproteinememia tipe IIa dan IIb 2. Diuretik : hiperlipoproteinememia tipe IIb dan IV 3. Esterogen : hiperlipoproteinememia tipe IV 4. Gestagen : hiperlipoproteinememia tipe IIb Klasifikasi Klinis Hiperlipidemia (dalam hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner) 1. Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah . 2. Hipertrigliseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah. 3. Hiperlipidemia campuran yaitu : kadar kolesterol dan trigliserida meningkat dalam darah. 4.3 Etiologi Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal : 1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang cukup sebagai pengganti. 2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK. 3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
  • 9. Faktor Resiko Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi 1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : 1. Merokok Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri. 1. Hiperlipoproteinemia DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan lemak. 1. Hiperkolesterolemia Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis. 1. Hipertensi Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner). 1. Diabetes melitus Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah. 1. Obesitas dan sindrom metabolik Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. 1. Inaktifitas fisik 2. Perubahan keadaan sosial dan stress Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. 1. Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
  • 10. Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan lamban. 1. Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu) 2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : 1. Usia Resiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. 1. Jenis kelamin laki-laki Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena adanya efek perlindungan esterogen. 1. Riwayat keluarga Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas. 1. Etnis Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit putih. 4.4 Patofisiologi Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis (penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila ateroma yang terbentuk semakin
  • 11. tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah dalam arteri tersebut. Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard). Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK). 4.5 Manifestasi klinis GejalaPJK : 1. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak keringat. 2. Nyeri dada Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada yang dirasakan pasien juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk, terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. Nyeri dada dirasakan di dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada kanan, nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher. 1. Jantung berdebar (denyut nadi cepat). 2. Keringat dingin 3. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya, perasaan mau mati saja. 4. Tekanan darah rendah atau stroke 5. Dalam kondisi sakit : Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang
  • 12. 1. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). TandaPJK : 1. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. 2. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C 3. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit 4. Muka pucat pasi 5. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh 6. Gerakan menjadi lamban (kurang semangat) 7. Sesak nafas 8. Cemas dan gelisah 9. Pingsan 4.6 Pemeriksaan diagnostik Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasive sifatnya. 1. Elektrokardiogram (EKG) Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda. 1. Foto Rontgen Dada Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar. 1. Pemeriksaan Laboratorium Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko. Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
  • 13. 1. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantung/ kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya 72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang. Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung. 1. Kateterisasi Jantung Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko. Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping dibalon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner. (Carko, 2009) 4.7 Penatalaksanaan Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah : 1. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan. Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan kolesterol-LDL, maka masukan zat gizi ini harus dikurangi. Kalori berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida- VLDL, serta menurunkan HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting. 1. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.
  • 14. 2. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. 3. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar LDL-kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol. 4. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan). 5. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita peningkatan trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung atas komposisi estrogen-progesteron pil. Kontrasepsi oral dengan dominan progestin bisa menurunkan HDL. 6. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam upaya pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut relatif lebih murah. Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan oksidatif LDL dapat dihambat dengan memberi antioksidan, misalnya vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, vitamin E dan beta-karoten), vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang tua. Obat-obatan kimia yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah: Obat yang tersedia di pasaran mengurangi konsentrasi lipid plasma umumnya menurunkan kadar kolesterol atau trigliserid, tetapi tidak menurunkan keduanya sekaligus; obat ini mempengaruhi kadar kolesterol LDL atau VLDL dalam sirkulasi. Niasin (asam nikotinat) merupakan pengecualian dan obat ini dapat menurunkan kadar LDL dan sekaligus VLDL. Obat antihiperlipidemia dapat direkomendasikan untuk pengobatan pasien dengan kadar kolesterol LDL di atas 160 mg/dl (ekuivalen dengan 240 mg/dl total kolesterol). Tujuan penggunaan obat hipolidemik adalah untuk menurunkan kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl. Pedoman untuk memulai terapi obat diberikan dalam Tabel 32-3, dan obat serta penggunaannya ditunjukkan dalam Tabel 32-4. Sebelum memulai pengobatan lipidemia, satu hal yang harus ditentukan ialah bahwa peningkatan lipid plasma secara langsung disebabkan oleh masalah dalam metabolisme dan bukan akibat patologi lain, seperti diabetes melitus, hipotiroidisme, atau alkoholisme. Namun, harus dimulai dengan dosis efektif minimum untuk membatasi efek samping. Di samping diet, obat-obat hipolipidemik perlu diberikan pada keadaan berikut: 1. Pada hiperkolesterolemia familial dan hiperlipoproteinemia tipe III. 2. Pada semua jenis hiperlipidemia bila pengibatan dengan diet tidak memberikan hasil. Pengobatan tunggal selalu lebih baik, namun bila perlu penggunaan dua macam obat dapat dipertimbangkan bila dengan monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena pengobatan hiperlipidemia merupakan pengobatan jangka panjang, diagnosis harus ditegakkan seteliti mungkin dengan mempertimbangkan rasio manfaat-resiko pengobatan. 1. Penyerap asam empedu Cara kerja :
  • 15. Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus halus dan mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL dan peningkatan bersihan LDL plasma. Obat golongan ini terutama berpengaruh pada kadar kolesterol LDL dan sedikit/tidak ada pengaruhnya pada kadar TG dan kolesterol HDL. Pemakaian obat ini pada pasien hipertrigliseridemia berat (>500 mg/dl) bahkan akan lebih meningkatkan pada TG. Contoh : colestyramine, colestipol Kolestiramin adalah suatu amonium kuarterner penukar resin yang dalam bentuk garam, menukar klorida untuk anion lain. 1 gram kolestiramin dapat mengikat sekitar 100 mg garam empedu. Penggunaan kolestiramin jangka panjang telah terbukti dapat menurunkan serangan jantung fatal sekitar 20%. Efek samping : Gangguan pencernaan (mual, muntah, sembelit), urtikaria, dermatitis, nyeri otot dan sendi, arthritis, sakit kepala, pusing, gelisah, vertigo, mengantuk, penurunan nafsu makan, lemas, nafas pendek. 1. Penghambat sintesa lipoprotein Cara kerja : Menurunkan produksi VLDL yang merupakan prekursor LDL Contoh : niasin Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau koleserol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung. Efek samping : Gatal dan kemerahan pada kulit terutama daerah wajah dan tengkuk, gangguan fungsi hati, gangguan saluran pencernaan (muntah, diare, tukak lambung), pandangan kabur, hiperusisemia, hiperglikemia. 1. Penghambat HMG Koenzim-A reduktase (golongan statin) Cara kerja : 1. Menghambat pembentukan kolesterol di hati 2. Meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah Contoh : fluvastatin, lovastatin, pravastatin, simvastatin
  • 16. Lovastatin adalah suatu inhibitor kompetitif enzim HMG KoA reduktase yang merupakan suatu enzim yang mengontrol kecepatan biosintesis kolesterol. Golongan obat ini lebih sering disebut sebagai statin atau vastatin. Lovastatin dimanfaatkan untuk pengobatan hiperklolesterolemia yang disebabkan oleh peningkatan LDL. Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, ‘rash’ (kemerahan), nyeri otot. 1. Derivat asam fibrat Cara kerja : Golongan asam fibrat diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun . Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDl dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukkan itu. Penghambatan saluran darah mengurangi jumlah darah sehingga oksigen yang dibawa ke otot jantung juga berkurang. Pada keadaan yang parah dapat menimbulkan serangan jantung. Contoh : klofibrat, fenofibrat, gemfibrosil Efek samping: Gangguan saluran pencernaan (mual, mencret, perut kembung, dll), ruam kulit, kebotakan, impotensi, lekopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung, radang otot. 1. Ezetimibe Ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL. Ezetimibe bekerja dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Ezetimibe dapat digunakan sendiri jika antihiperlidemik lain tidak bisa ditoleransi tubuh atau dikombinasi denga golongan statin (penghambat HMGCoa reduktase) jika golongan statin tidak dapat menurunka kadar lipid darah sendirian. 4.8 Komplikasi Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia, aritmia yang sering memberikan komplikasi adalah ventrikel vibrilasi. Ventrikel vibrilasi 95% meninggal sebelum sampai rumah sakit.
  • 17. Komplikasi lain meliputi disfungsi ventrikel kiri/gagal jantung dan hipotensi/syok kardiogenik. (Darmawan, 2010) 4.9 Prognosis Prognosis pada penyakit jantung koroner tergantung dari beberapa hal yaitu: 1. Wilayah yang terkena oklusi 2. Sirkulasi kolateral 3. Durasi atau waktu oklusi 4. Oklusi total atau parsial 5. Kebutuhan oksigen miokard Berikut prognosis pada penyakit jantung coroner: 1. 25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit 2. Total mortalitas 15-30% 3. Mortalitas pada usia < 50 tahun 10-20% 4. Mortalitas usia > 50 tahun sekitar 20% BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 1. Data subyektif : 1. Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana) 2. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas. 3. Awitan dan lamanya nyeri. 4. Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress, makanan (banyak lemak). 5. Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin 6. Data obyektif : Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, maka fokus perawat adalah tingkah laku pasien seperti, cemas, ketakutan dan memegang dada, disamping itu, perawat juga perlu melihat melihat tanda-tanda vital dan perubahan irama jantung. 1. Aktivitas dan istirahat
  • 18. Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas). 1. Sirkulasi Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku. 1. Eliminasi Bising usus mungkin meningkat atau juga normal. 1. Nutrisi Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan. 1. Neuro sensori Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation. 1. Kenyamanan Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran. 1. Respirasi Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged. 1. Interaksi sosial Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol. 1. Pengetahuan
  • 19. Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok. 1. Studi diagnostik ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis. Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam. 1. Elektrolit Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia. 1. Pemeriksaan penunjang 1. Whole blood cell Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan. 1. Analisa gas darah Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata akut. 1. Kolesterol atau trigliserid Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis. 1. Chest X ray Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler. 1. Echocardiogram Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung. 1. Exercise stress test Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/ aktivitas. 3.2 Diagnosa keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
  • 20. 3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark. 4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia. 5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein. 3.3 Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penuruna tekanan dan cara berelaksasi. Intervensi Rasio nal 1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri. 1. Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tak stabil(angina stabil biasanya terjadi 3-5 menit sementara angina tidak stabil dapat berakhir lebih dari 45 menit) 2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran). 1. TD dapat meningkat secara sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipenuhi. Takikardi juga terjadi pada respons terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun. 2. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada. 1. Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangasang system saraf simaptis untuk mengeluarkan sebaggian besar norepinefrin yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxane A2. Ini vasokonstriksi poten yang meyebabkan spasme arteri korroner yang dapat mencetus, dan mengkomplikasi dan memperlama nyeri. Nyeri tak bisa ditahan yang menyebabkan vasogal, menurunkan TD dan tekanan jantung. 2. Ciptakan suasana lingkungan yangtenang dan nyaman 1. Stress mental/emosi meningkatkan kinerja miokard 2. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi 1. Teknik relaksasi dengan nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri 2. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta blocker, anti
  • 21. angina, analgesic) 1. Oksigen bermanfaat untuk meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/iskemia 2. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa. 1. Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit. Alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan perubahan program pengobatan 1. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard. Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina. Intervensi Rasional 1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan Untuk memonitoring kondisi pasien 1. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu. Agar kerja jantung tidak berat, sehingga jantung dapat relaksasi 1. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar. Agar pembuluh darah tidak mengalami vasokontriksi yang menyebabkan kerja jantung meningkat 1. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh Agar pasien mengetahui apa saja aktivitas yang tidak boleh dilakukan
  • 22. dilakukan oleh pasien. 1. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark. Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan. Intervensi Rasional 1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan). Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD(hipo/hiper) karena respon jantung. 1. Catat warna kulit dan kaji kualitas nadi Sirkulasi perifer turun jika curah jantung turun. Membuat kulit pucat atau warna abu-abu dan menurunnya kekuatan nadi 1. Auskultasi suara nafas dan Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4. S3,S4 dan creackles terjadi karena dekompensasi jantung atau beberapa obat(penyekat beta). 1. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas. Penghematan energy membantu menurunkan beban jantung 1. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia. Untuk hasil penunjang dan pengobatan lebih lanjut 1. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia. Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan. Intervensi Rasional 1. Kaji adanya perubahan kesadaran Untuk mengevaluasi kondisi pasien 1. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer. Untuk mengetahui kondisi tugor pasien 1. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf Untuk mendeteksi adanya komplikasi
  • 23. on dorsoflextion), erythema, edema. 1. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan). Untuk mengevaluasi irama nafas pasien 1. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi). Untuk mendeteksi terjadinya konstipasi 1. Monitor intake dan out put. Untuk mengetahui balance cairan dalam tubuh 1. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit. Untuk mendeteksi adanya kerusakan di gnjal 1. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein. Tujuan: tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan. Intervensi Rasional 1. Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema. Untuk mengidentifikasi terjadinya jugular vein distension 1. Ukur intake dan output (balance cairan). Untuk mengetahui balance cairan di dalam tubuh 1. Kaji berat badan setiap hari. Untuk mengetahui pasien kurang gizi atau tidak 1. Sajikan makanan dengan diet rendah garam Agar pasien tidak mengalami hipertensi 1. Kolaborasi dalam pemberian deuritika. Agar cairan berlebih dalam tubuh dapat keluar dr tubuh BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penyakit jantung koroner disebabkan karena terjadinya penumpukan plak pada arteri koroner yang berlangsung lama. Plak yang menempel pada arteri koroner lambat laun akan menyebabkan aterosklerosis. Penatalaksanaan hal ini dapat dilakukan dengan cara non
  • 24. operatif dan operatif, non operatif meliputi penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup sedangkan operatif dengan cara angioplasty dan CABG. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk managemen lipid antara lain adalah golongan resin, kolestiramin, lovastatin dsb yang mempunyai efek samping yang berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA