SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
Download to read offline
Pewarnaan Titik(simpul)
TEORI GRAF
PEWARNAAN GRAF
Rukmono Budi Utomo
30115301
March 7, 2016
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Pewarnaan Graf
1 Pewarnaan Titik(simpul)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Definisi 1
Pewarnaan Titik
Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik.
Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda
kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik
yang bertetangga memiliki warna yang berbeda.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Definisi 1
Pewarnaan Titik
Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik.
Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda
kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik
yang bertetangga memiliki warna yang berbeda.
Secara mudah, graf G dengan k titik dapat diwarnai saja
dengan k warna yang berbeda
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Definisi 1
Pewarnaan Titik
Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik.
Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda
kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik
yang bertetangga memiliki warna yang berbeda.
Secara mudah, graf G dengan k titik dapat diwarnai saja
dengan k warna yang berbeda
Figure: Graf G dengan 4 titik di atas diwarnai dengan 4 warna berbeda
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Persoalannya adalah berapa banyak warna minimal yang
diperlukan untuk mewarnai sebuah graf sederhana?
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Persoalannya adalah berapa banyak warna minimal yang
diperlukan untuk mewarnai sebuah graf sederhana?
Figure: Graf G 4 titik seperti contoh di awal dapat diwarnai dengan
hanya 2 warna berbeda saja
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Bilangan Kromatik
Jumlah warna minimum yang digunakan untuk mewarnai titik-titik
pada suatu graf G disebut bilangan kromatik dari graf G dan
dinotasikan dengan χ(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Bilangan Kromatik
Jumlah warna minimum yang digunakan untuk mewarnai titik-titik
pada suatu graf G disebut bilangan kromatik dari graf G dan
dinotasikan dengan χ(G)
Contoh 1
Figure: Bilangan kromatik graf G di atas χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 2
Figure: Bilangan kromatik graf G di atas χ(G) = 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema1
Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema1
Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k
Bukti
Jika terdapat pewarnaan k pada graf G, maka semua titik
pada graf G tersebut dapat diwarnai dengan k warna
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema1
Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k
Bukti
Jika terdapat pewarnaan k pada graf G, maka semua titik
pada graf G tersebut dapat diwarnai dengan k warna
Karena bilangan kromatik merupakan minimum banyaknya
warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik pada graf
G, sedemikian sehingga syarat pewarnaan titik terpenuhi,
maka terbukti χ(G) ≤ k
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 3
Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 3
Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 3
Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k
Contoh 4
Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = k = 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 2
Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 2
Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Bukti
Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka
V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 2
Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Bukti
Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka
V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G)
Karena setiap pewarnaan titik di graf H dapat diperluas ke
sebuah pewarnaan titik di graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 2
Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Bukti
Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka
V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G)
Karena setiap pewarnaan titik di graf H dapat diperluas ke
sebuah pewarnaan titik di graf G, maka χ(H) ≤ χ(G)
Contoh 5
Figure: Graf H adalah graf bagian dari graf G dengan
χ(H) = 2 ≤ χ(G) = 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 6
Figure: Graf H adalah graf bagian dari graf G dengan χ(H) = χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 3
Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka
χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k }
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 3
Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka
χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k }
Bukti
Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan
G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang
memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 3
Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka
χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k }
Bukti
Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan
G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang
memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t
Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk
mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai
semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian
diperoleh sebuah pewarnaan t pada G
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 3
Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka
χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k }
Bukti
Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan
G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang
memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t
Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk
mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai
semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian
diperoleh sebuah pewarnaan t pada G
karena χ(G) ≤ t, dan karena Gi adalah graf bagian dari G
serta χ(Gi ) = t, maka χ(G) ≥ χ(Gi ) = t
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 3
Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka
χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k }
Bukti
Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan
G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang
memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t
Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk
mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai
semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian
diperoleh sebuah pewarnaan t pada G
karena χ(G) ≤ t, dan karena Gi adalah graf bagian dari G
serta χ(Gi ) = t, maka χ(G) ≥ χ(Gi ) = t
Dengan mengingat bahwa χ(G) ≤ t, maka χ(G) = t
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 7
Figure: Graf G dengan komponen-komponennya G1, G2 dan G3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 4
Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 4
Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n
Bukti
Karena pada graf komplit setiap dua titik berhubungan langsung,
sesuai dengan definisi pewarnaan titik maka semua titik harus
diwarnai dengan warna yang berbeda.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 4
Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n
Bukti
Karena pada graf komplit setiap dua titik berhubungan langsung,
sesuai dengan definisi pewarnaan titik maka semua titik harus
diwarnai dengan warna yang berbeda.
contoh 8
Figure: Graf komplit G dengan 4 titik memiliki bilangan kromatik
χ(G) = 4
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 5
Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 5
Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1
Bukti
Karena graf kosong hanya terdiri dari titik-titik dan tidak ada sisi
yang menghubungkan dua titik, dengan demikian setiap titik dapat
memiliki warna yang sama.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 5
Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1
Bukti
Karena graf kosong hanya terdiri dari titik-titik dan tidak ada sisi
yang menghubungkan dua titik, dengan demikian setiap titik dapat
memiliki warna yang sama.
Contoh9
Figure: Graf kosong G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Bukti
→ Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Bukti
→ Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2
karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua
himpunan, katakan X dan Y
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Bukti
→ Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2
karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua
himpunan, katakan X dan Y
Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini
diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Bukti
→ Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2
karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua
himpunan, katakan X dan Y
Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini
diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan.
Dengan alasan yang sama, kita dapat mewarnai semua titik di
Y dengan warna 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 6
Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika
χ(G) = 2
Bukti
→ Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2
karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua
himpunan, katakan X dan Y
Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini
diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan.
Dengan alasan yang sama, kita dapat mewarnai semua titik di
Y dengan warna 2
Dengan demikian hanya dibutuhkan 2 warna untuk mewarnai
graf bipartit tersebut G, sehingga terbukti χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 10
Figure: Graf bipartisi G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Bukti
← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf
tersebut adalah bipartisi
Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan
dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan
warna 2 diletakkan dalam himpunan Y .
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Bukti
← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf
tersebut adalah bipartisi
Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan
dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan
warna 2 diletakkan dalam himpunan Y .
Hal ini menandakan titik-titik yang terletak dalam himpunan
X tidak mungkin saling berhubungan (karena memiliki warna
sama), begitu juga untuk titik- titik yang terletak dalam
himpunan Y
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Bukti
← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf
tersebut adalah bipartisi
Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan
dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan
warna 2 diletakkan dalam himpunan Y .
Hal ini menandakan titik-titik yang terletak dalam himpunan
X tidak mungkin saling berhubungan (karena memiliki warna
sama), begitu juga untuk titik- titik yang terletak dalam
himpunan Y
Titik-titik yang terletak dalam himpunan X dan titik-titik
yang teletak dalam himpunan Y pastilah berhubungan agar
terbentuk suatu graf, dengan demikian graf yang terbentuk
adalah bipartisi.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 11
Figure: Suatu graf dengan bilangan kromatik χ(G) = 2 dan graf tersebut
bipartisi
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 7
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka
χ (Cn) =
2, n = genap
3, n = ganjil
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 7
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka
χ (Cn) =
2, n = genap
3, n = ganjil
Bukti
Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel
Cn adalah n.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 7
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka
χ (Cn) =
2, n = genap
3, n = ganjil
Bukti
Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel
Cn adalah n.
Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan
teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 7
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka
χ (Cn) =
2, n = genap
3, n = ganjil
Bukti
Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel
Cn adalah n.
Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan
teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2.
Jika n ganjil maka Cn bukan graf bipartisi, dengan demikian
Cn bukan graph kosong dan χ(Cn) ≥ 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 7
Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka
χ (Cn) =
2, n = genap
3, n = ganjil
Bukti
Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel
Cn adalah n.
Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan
teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2.
Jika n ganjil maka Cn bukan graf bipartisi, dengan demikian
Cn bukan graph kosong dan χ(Cn) ≥ 3
misalkan titik-titik dari graf Cn dituliskan sebagai v1, v2, ..., vn
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan
warna 1.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan
warna 1.
Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan
warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan
warna 1.
Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan
warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3.
Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn,
sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan
warna 1.
Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan
warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3.
Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn,
sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3
Karena χ(Cn) ≥ 3 danχ(Cn) ≤ 3, maka χ(Cn) = 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan
warna 1.
Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan
warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3.
Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn,
sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3
Karena χ(Cn) ≥ 3 danχ(Cn) ≤ 3, maka χ(Cn) = 3
Dengan demikian untuk Cn adalah sikel dengan n titik maka
untuk n genap χ(Cn) = 2 dan untuk n ganjil , χ(Cn) = 3
Terbukti
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Contoh 12
Figure: graf C6 memiliki χ(C6) = 2 dan graf C5 memiliki χ(C5) = 3
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 8
Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 8
Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi
Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 8
Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi
Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n
Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga
χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya
χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan
benar untuk n = 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 8
Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi
Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n
Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga
χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya
χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan
benar untuk n = 1
Diasumsikan pernyataan benar untuk graf G dengan
|V (G)| = n − 1, untuk n > 1 dan misalkan dalam
pembahasan ini G graf sederhana dengan |V (G)| = n
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
Teorema 8
Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi
Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n
Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga
χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya
χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan
benar untuk n = 1
Diasumsikan pernyataan benar untuk graf G dengan
|V (G)| = n − 1, untuk n > 1 dan misalkan dalam
pembahasan ini G graf sederhana dengan |V (G)| = n
Pandang sebarang titik v di G dan hapus titik v tersebut
sehingga terbentuk graph baru yakni Gv dengan n − 1 titik.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G)
Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu :
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G)
Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu :
1 ∆(G − v) = ∆(G)
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G)
Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu :
1 ∆(G − v) = ∆(G)
Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 , menandakan semua titik di
G − v dapat diwarnai dengan ∆(G) + 1 warna sedemikian
hingga syarat pewarnaan terpenuhi
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat
diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna.
Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G)
Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu :
1 ∆(G − v) = ∆(G)
Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 , menandakan semua titik di
G − v dapat diwarnai dengan ∆(G) + 1 warna sedemikian
hingga syarat pewarnaan terpenuhi
Karena banyaknya warna yang diperlukan untuk mewarnai
NG(v di G − v sebanyak banyaknya ∆(G), padahal
pewarnaan ∆(G) + 1 di graf G − v, maka terdapat paling
sedikit satu warna di G − v yang tidak muncul pada NG(v di
G, sehingga warna tersebut dapat digunakan untuk mewarnai
titik v di G. diperoleh pewarnaan∆(G) + 1 pada graf G.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
1 ∆(G − v) < ∆(G)
Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
1 ∆(G − v) < ∆(G)
Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka
χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena
bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat).
Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
1 ∆(G − v) < ∆(G)
Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka
χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena
bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat).
Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v
Warnai titik v di G dengan warna (warna baru) selain warna
yang muncul di graf G − v sehingga diperoleh pewarnaan
∆(G) + 1 pada graf G.
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
Pewarnaan Titik(simpul)
lanjutan
Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh
χ(G) ≤ ∆(G) + 1
1 ∆(G − v) < ∆(G)
Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1
Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka
χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena
bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat).
Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v
Warnai titik v di G dengan warna (warna baru) selain warna
yang muncul di graf G − v sehingga diperoleh pewarnaan
∆(G) + 1 pada graf G.
Dari kasus 1 dan kasus 2 , maka diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1
Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF

More Related Content

What's hot

Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksmarihot TP
 
Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaRuth Dian
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9Mery Hutabarat
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadratmfebri26
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Matematika Diskrit - 09 graf - 05Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Matematika Diskrit - 09 graf - 05KuliahKita
 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...Agung Wee-Idya
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 

What's hot (20)

Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematika
 
Struktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar DocStruktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar Doc
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknyaKalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
 
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
Latihan 2.1 matdis ii no.2,3,5,9
 
Teori graph
Teori graphTeori graph
Teori graph
 
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Matematika Diskrit - 09 graf - 05Matematika Diskrit - 09 graf - 05
Matematika Diskrit - 09 graf - 05
 
Peluang empirik
Peluang empirikPeluang empirik
Peluang empirik
 
Ring
RingRing
Ring
 
Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)Geometri netral (Neutral Geometry)
Geometri netral (Neutral Geometry)
 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 

Viewers also liked

¿Cómo elaborar una rúbrica?
¿Cómo elaborar una rúbrica?¿Cómo elaborar una rúbrica?
¿Cómo elaborar una rúbrica?aucori
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04CS201- Introduction to Programming- Lecture 04
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04Bilal Ahmed
 
Retret panggilan adalah suatu proses
Retret panggilan adalah suatu prosesRetret panggilan adalah suatu proses
Retret panggilan adalah suatu prosesMisionaris Xaverian
 
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personal
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personalBab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personal
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personalAgung Sakepris
 
Cyber Security - ICCT Colleges
Cyber Security - ICCT CollegesCyber Security - ICCT Colleges
Cyber Security - ICCT CollegesPotato
 
From Problems to Preventive Care
From Problems to Preventive CareFrom Problems to Preventive Care
From Problems to Preventive Carefaultyadult7689
 
Bab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringanBab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringanAgung Sakepris
 
Age of exploration
Age of explorationAge of exploration
Age of explorationNeutron428
 
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42Bilal Ahmed
 
The Three Little Aviator Pigs By Brad Hatcher
The Three Little Aviator Pigs By Brad HatcherThe Three Little Aviator Pigs By Brad Hatcher
The Three Little Aviator Pigs By Brad HatcherBrad Hatcher
 
Bab1 dasar dasar komputer personal
Bab1 dasar dasar komputer personalBab1 dasar dasar komputer personal
Bab1 dasar dasar komputer personalAgung Sakepris
 

Viewers also liked (17)

¿Cómo elaborar una rúbrica?
¿Cómo elaborar una rúbrica?¿Cómo elaborar una rúbrica?
¿Cómo elaborar una rúbrica?
 
Бэби офис
Бэби офисБэби офис
Бэби офис
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04CS201- Introduction to Programming- Lecture 04
CS201- Introduction to Programming- Lecture 04
 
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Cause-Effect Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
 
Retret panggilan adalah suatu proses
Retret panggilan adalah suatu prosesRetret panggilan adalah suatu proses
Retret panggilan adalah suatu proses
 
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personal
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personalBab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personal
Bab2 merakit merawat dan_memperbaiki_komputer_personal
 
Cyber Security - ICCT Colleges
Cyber Security - ICCT CollegesCyber Security - ICCT Colleges
Cyber Security - ICCT Colleges
 
From Problems to Preventive Care
From Problems to Preventive CareFrom Problems to Preventive Care
From Problems to Preventive Care
 
QCL-14-v3_[Pareto Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Pareto Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]QCL-14-v3_[Pareto Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
QCL-14-v3_[Pareto Diagram]_[SIIB]_[Sandeep Majumder]
 
Bab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringanBab10 pengelolaan server_jaringan
Bab10 pengelolaan server_jaringan
 
Age of exploration
Age of explorationAge of exploration
Age of exploration
 
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 42
 
Bab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan guiBab6 os jaringan gui
Bab6 os jaringan gui
 
The Three Little Aviator Pigs By Brad Hatcher
The Three Little Aviator Pigs By Brad HatcherThe Three Little Aviator Pigs By Brad Hatcher
The Three Little Aviator Pigs By Brad Hatcher
 
Bab1 dasar dasar komputer personal
Bab1 dasar dasar komputer personalBab1 dasar dasar komputer personal
Bab1 dasar dasar komputer personal
 
Uniformes oficial
Uniformes oficialUniformes oficial
Uniformes oficial
 

Similar to OPTIMIZED GRAPH COLORING

Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1HENY39
 
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaPewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaFauzie N
 
13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.ppt13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.pptioGakil
 
Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Ratnasari Dwi A
 
Definisi Graph.ppt
Definisi Graph.pptDefinisi Graph.ppt
Definisi Graph.pptFahriHadami
 

Similar to OPTIMIZED GRAPH COLORING (7)

Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1
 
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas MajalengkaPewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka
 
13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.ppt13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.ppt
 
Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2
 
Teori graph-1
Teori graph-1Teori graph-1
Teori graph-1
 
Teori Graph
Teori GraphTeori Graph
Teori Graph
 
Definisi Graph.ppt
Definisi Graph.pptDefinisi Graph.ppt
Definisi Graph.ppt
 

More from rukmono budi utomo

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikarukmono budi utomo
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikarukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT rukmono budi utomo
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTrukmono budi utomo
 

More from rukmono budi utomo (20)

metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMTSatuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
Satuan acara perkuliahan Metode Numerik Pendidikan matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMTTugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
Tugas Metode Numerik Newton 6 a1 Prodi pendidikan matematika UMT
 
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMTTugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode numerik newton Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Biseksi Pendidikan Matematika UMT
 
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMTTugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
Tugas Metode Numerik Pendidikan Matematika UMT
 

Recently uploaded

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 

Recently uploaded (10)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 

OPTIMIZED GRAPH COLORING

  • 1. Pewarnaan Titik(simpul) TEORI GRAF PEWARNAAN GRAF Rukmono Budi Utomo 30115301 March 7, 2016 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 2. Pewarnaan Titik(simpul) Pewarnaan Graf 1 Pewarnaan Titik(simpul) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 3. Pewarnaan Titik(simpul) Definisi 1 Pewarnaan Titik Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik. Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 4. Pewarnaan Titik(simpul) Definisi 1 Pewarnaan Titik Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik. Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Secara mudah, graf G dengan k titik dapat diwarnai saja dengan k warna yang berbeda Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 5. Pewarnaan Titik(simpul) Definisi 1 Pewarnaan Titik Misalkan G graf tanpa lup dan sisi ganda dan memiliki k titik. Pewarnaan titik pada graf G adalah memberikan warna berbeda kepada titik-titik di graf G tersebut dengan tujuan setiap dua titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Secara mudah, graf G dengan k titik dapat diwarnai saja dengan k warna yang berbeda Figure: Graf G dengan 4 titik di atas diwarnai dengan 4 warna berbeda Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 6. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Persoalannya adalah berapa banyak warna minimal yang diperlukan untuk mewarnai sebuah graf sederhana? Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 7. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Persoalannya adalah berapa banyak warna minimal yang diperlukan untuk mewarnai sebuah graf sederhana? Figure: Graf G 4 titik seperti contoh di awal dapat diwarnai dengan hanya 2 warna berbeda saja Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 8. Pewarnaan Titik(simpul) Bilangan Kromatik Jumlah warna minimum yang digunakan untuk mewarnai titik-titik pada suatu graf G disebut bilangan kromatik dari graf G dan dinotasikan dengan χ(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 9. Pewarnaan Titik(simpul) Bilangan Kromatik Jumlah warna minimum yang digunakan untuk mewarnai titik-titik pada suatu graf G disebut bilangan kromatik dari graf G dan dinotasikan dengan χ(G) Contoh 1 Figure: Bilangan kromatik graf G di atas χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 10. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 2 Figure: Bilangan kromatik graf G di atas χ(G) = 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 11. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema1 Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 12. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema1 Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k Bukti Jika terdapat pewarnaan k pada graf G, maka semua titik pada graf G tersebut dapat diwarnai dengan k warna Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 13. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema1 Jika ada sebuah pewarnaan k pada graf G, maka χ(G) ≤ k Bukti Jika terdapat pewarnaan k pada graf G, maka semua titik pada graf G tersebut dapat diwarnai dengan k warna Karena bilangan kromatik merupakan minimum banyaknya warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik pada graf G, sedemikian sehingga syarat pewarnaan titik terpenuhi, maka terbukti χ(G) ≤ k Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 14. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 3 Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 15. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 3 Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 16. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 3 Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = 3 < 7 = k Contoh 4 Figure: Bilangan kromatik graf G, χ(G) = k = 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 17. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 2 Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 18. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 2 Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Bukti Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 19. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 2 Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Bukti Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G) Karena setiap pewarnaan titik di graf H dapat diperluas ke sebuah pewarnaan titik di graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 20. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 2 Jika H merupakan graf bagian dari graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Bukti Misalkan H merupakn graf bagian dari graf G, maka V (H) ⊆ V (G) dan E(H) ⊆ E(G) Karena setiap pewarnaan titik di graf H dapat diperluas ke sebuah pewarnaan titik di graf G, maka χ(H) ≤ χ(G) Contoh 5 Figure: Graf H adalah graf bagian dari graf G dengan χ(H) = 2 ≤ χ(G) = 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 21. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 6 Figure: Graf H adalah graf bagian dari graf G dengan χ(H) = χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 22. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 3 Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k } Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 23. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 3 Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k } Bukti Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 24. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 3 Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k } Bukti Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan t pada G Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 25. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 3 Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k } Bukti Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan t pada G karena χ(G) ≤ t, dan karena Gi adalah graf bagian dari G serta χ(Gi ) = t, maka χ(G) ≥ χ(Gi ) = t Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 26. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 3 Jika G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G, maka χ (G) = max {χ (Gi ) |1 ≤ i ≤ k } Bukti Misalkan Gi untuk suatu 1 ≤ i ≤ k ditulis dengan G1, G2, ..., Gk adalah komponen-komponen graf G yang memiliki bilangan kromatik maksimum, katakan t Berdasarkan hal tersebut t warna yang digunakan untuk mewarnai semua titik di Gi , dapat digunakan untuk mewarnai semua titik di G pada komponen selain Gi , dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan t pada G karena χ(G) ≤ t, dan karena Gi adalah graf bagian dari G serta χ(Gi ) = t, maka χ(G) ≥ χ(Gi ) = t Dengan mengingat bahwa χ(G) ≤ t, maka χ(G) = t Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 27. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 7 Figure: Graf G dengan komponen-komponennya G1, G2 dan G3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 28. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 4 Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 29. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 4 Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n Bukti Karena pada graf komplit setiap dua titik berhubungan langsung, sesuai dengan definisi pewarnaan titik maka semua titik harus diwarnai dengan warna yang berbeda. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 30. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 4 Jika G adalah graf komplit dengan n titik, maka χ(G) = n Bukti Karena pada graf komplit setiap dua titik berhubungan langsung, sesuai dengan definisi pewarnaan titik maka semua titik harus diwarnai dengan warna yang berbeda. contoh 8 Figure: Graf komplit G dengan 4 titik memiliki bilangan kromatik χ(G) = 4 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 31. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 5 Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 32. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 5 Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1 Bukti Karena graf kosong hanya terdiri dari titik-titik dan tidak ada sisi yang menghubungkan dua titik, dengan demikian setiap titik dapat memiliki warna yang sama. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 33. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 5 Jika G adalah graf kosong, maka χ(G) = 1 Bukti Karena graf kosong hanya terdiri dari titik-titik dan tidak ada sisi yang menghubungkan dua titik, dengan demikian setiap titik dapat memiliki warna yang sama. Contoh9 Figure: Graf kosong G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 34. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 35. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Bukti → Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 36. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Bukti → Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2 karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua himpunan, katakan X dan Y Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 37. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Bukti → Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2 karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua himpunan, katakan X dan Y Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 38. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Bukti → Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2 karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua himpunan, katakan X dan Y Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan. Dengan alasan yang sama, kita dapat mewarnai semua titik di Y dengan warna 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 39. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 6 Diberikan graf tak kosong G . Graf G bipartisi jika dan hanya jika χ(G) = 2 Bukti → Jika G graf bipartisi, maka χ(G) = 2 karena G graf bipartisi maka G dapat dibagi menjadi dua himpunan, katakan X dan Y Gunakan warna 1 untuk mewarnai semua titik di X. Hal ini diperbolehkan karena tiap titik di X tidak saling berhubungan. Dengan alasan yang sama, kita dapat mewarnai semua titik di Y dengan warna 2 Dengan demikian hanya dibutuhkan 2 warna untuk mewarnai graf bipartit tersebut G, sehingga terbukti χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 40. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 10 Figure: Graf bipartisi G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 41. Pewarnaan Titik(simpul) Bukti ← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf tersebut adalah bipartisi Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan warna 2 diletakkan dalam himpunan Y . Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 42. Pewarnaan Titik(simpul) Bukti ← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf tersebut adalah bipartisi Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan warna 2 diletakkan dalam himpunan Y . Hal ini menandakan titik-titik yang terletak dalam himpunan X tidak mungkin saling berhubungan (karena memiliki warna sama), begitu juga untuk titik- titik yang terletak dalam himpunan Y Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 43. Pewarnaan Titik(simpul) Bukti ← Jika graf G memiliki bilangan kromatik χ(G) = 2 maka graf tersebut adalah bipartisi Misalkan semua titik yang diwarnai dengan warna 1 diletakkan dalam himpunan X dan semua titik yang diwarnai dengan warna 2 diletakkan dalam himpunan Y . Hal ini menandakan titik-titik yang terletak dalam himpunan X tidak mungkin saling berhubungan (karena memiliki warna sama), begitu juga untuk titik- titik yang terletak dalam himpunan Y Titik-titik yang terletak dalam himpunan X dan titik-titik yang teletak dalam himpunan Y pastilah berhubungan agar terbentuk suatu graf, dengan demikian graf yang terbentuk adalah bipartisi. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 44. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 11 Figure: Suatu graf dengan bilangan kromatik χ(G) = 2 dan graf tersebut bipartisi Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 45. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 7 Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (Cn) = 2, n = genap 3, n = ganjil Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 46. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 7 Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (Cn) = 2, n = genap 3, n = ganjil Bukti Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel Cn adalah n. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 47. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 7 Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (Cn) = 2, n = genap 3, n = ganjil Bukti Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel Cn adalah n. Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 48. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 7 Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (Cn) = 2, n = genap 3, n = ganjil Bukti Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel Cn adalah n. Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2. Jika n ganjil maka Cn bukan graf bipartisi, dengan demikian Cn bukan graph kosong dan χ(Cn) ≥ 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 49. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 7 Jika Cn adalah sikel dengan n titik, maka χ (Cn) = 2, n = genap 3, n = ganjil Bukti Misalkan Cn adalah sikel dengan n titik, maka panjang sikel Cn adalah n. Jika n genap, maka Cn adalah graf bipartisi. Berdasarkan teorema 6 bilangan kromatik Cn adalah 2. Jika n ganjil maka Cn bukan graf bipartisi, dengan demikian Cn bukan graph kosong dan χ(Cn) ≥ 3 misalkan titik-titik dari graf Cn dituliskan sebagai v1, v2, ..., vn Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 50. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan warna 1. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 51. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan warna 1. Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 52. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan warna 1. Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3. Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn, sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 53. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan warna 1. Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3. Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn, sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3 Karena χ(Cn) ≥ 3 danχ(Cn) ≤ 3, maka χ(Cn) = 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 54. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Untuk n ganjil dan 1 ≤ i ≤ n − 2, warnai titik vi dengan warna 1. Untuk n genap dan 1 ≤ i ≤ n − 1, warnai titik vi dengan warna 2, dan terakhir warnai titik vn dengan warna 3. Dengan demikian diperoleh sebuah pewarnaan 3 pada graf Cn, sehingga berdasarkan definisi bilangan kromatik, χ(Cn) ≤ 3 Karena χ(Cn) ≥ 3 danχ(Cn) ≤ 3, maka χ(Cn) = 3 Dengan demikian untuk Cn adalah sikel dengan n titik maka untuk n genap χ(Cn) = 2 dan untuk n ganjil , χ(Cn) = 3 Terbukti Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 55. Pewarnaan Titik(simpul) Contoh 12 Figure: graf C6 memiliki χ(C6) = 2 dan graf C5 memiliki χ(C5) = 3 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 56. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 8 Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka χ(G) ≤ ∆(G) + 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 57. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 8 Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka χ(G) ≤ ∆(G) + 1 Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 58. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 8 Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka χ(G) ≤ ∆(G) + 1 Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan benar untuk n = 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 59. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 8 Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka χ(G) ≤ ∆(G) + 1 Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan benar untuk n = 1 Diasumsikan pernyataan benar untuk graf G dengan |V (G)| = n − 1, untuk n > 1 dan misalkan dalam pembahasan ini G graf sederhana dengan |V (G)| = n Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 60. Pewarnaan Titik(simpul) Teorema 8 Jika G graf sederhana dengan derajat maksimum ∆(G), maka χ(G) ≤ ∆(G) + 1 Bukti Bukti akan dilakukan dengan Induksi Misalkan G graph sederhana dengan n titik, maka |V (G)| = n Untuk |V (G)| = 1 maka G = K1 atau graf kosong, sehingga χ(G) = 1 dan ∆(G) = 0. Akibatnya χ(G) = 1 ≤ 0 + 1 = ∆(G) + 1. Dengan demikian pernyataan benar untuk n = 1 Diasumsikan pernyataan benar untuk graf G dengan |V (G)| = n − 1, untuk n > 1 dan misalkan dalam pembahasan ini G graf sederhana dengan |V (G)| = n Pandang sebarang titik v di G dan hapus titik v tersebut sehingga terbentuk graph baru yakni Gv dengan n − 1 titik. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 61. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 62. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 63. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G) Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu : Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 64. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G) Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu : 1 ∆(G − v) = ∆(G) Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 65. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G) Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu : 1 ∆(G − v) = ∆(G) Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 , menandakan semua titik di G − v dapat diwarnai dengan ∆(G) + 1 warna sedemikian hingga syarat pewarnaan terpenuhi Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 66. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Berdasarkan asumsi, diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 yang memberi arti bahwa semua titik di graph G − v dapat diwarnai dengan ∆(G − v) + 1 warna. Karena titik v dihapus pada graf G maka∆(G − v) ≤ ∆(G) Dari ∆(G − v) ≤ ∆(G)) terdapat 2 kasus,yaitu : 1 ∆(G − v) = ∆(G) Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 , menandakan semua titik di G − v dapat diwarnai dengan ∆(G) + 1 warna sedemikian hingga syarat pewarnaan terpenuhi Karena banyaknya warna yang diperlukan untuk mewarnai NG(v di G − v sebanyak banyaknya ∆(G), padahal pewarnaan ∆(G) + 1 di graf G − v, maka terdapat paling sedikit satu warna di G − v yang tidak muncul pada NG(v di G, sehingga warna tersebut dapat digunakan untuk mewarnai titik v di G. diperoleh pewarnaan∆(G) + 1 pada graf G. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 67. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh χ(G) ≤ ∆(G) + 1 1 ∆(G − v) < ∆(G) Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 68. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh χ(G) ≤ ∆(G) + 1 1 ∆(G − v) < ∆(G) Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat). Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 69. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh χ(G) ≤ ∆(G) + 1 1 ∆(G − v) < ∆(G) Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat). Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v Warnai titik v di G dengan warna (warna baru) selain warna yang muncul di graf G − v sehingga diperoleh pewarnaan ∆(G) + 1 pada graf G. Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF
  • 70. Pewarnaan Titik(simpul) lanjutan Akibatnya, berdasarkan definisi bilangan kromatik diperoleh χ(G) ≤ ∆(G) + 1 1 ∆(G − v) < ∆(G) Berdasarkan asumsi diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G − v) + 1 Karena χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 dan χ(G − v) < ∆(G), maka χ(G − v) < ∆(G) + 1 atau χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 (karena bilangan kromatik dari graph G − v adalah bilangan bulat). Artinya ada pewarnaan ∆(G) pada graph G − v Warnai titik v di G dengan warna (warna baru) selain warna yang muncul di graf G − v sehingga diperoleh pewarnaan ∆(G) + 1 pada graf G. Dari kasus 1 dan kasus 2 , maka diperoleh χ(G − v) ≤ ∆(G) + 1 Rukmono Budi Utomo30115301 TEORI GRAFPEWARNAAN GRAF