SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
TEORI GRAF
PELABELAN
KELOMPOK : 5
1. ULFA ZULFIA ANANDINI 20191112002
2. DESI PATMAWATI 20191112005
3. AMANAT SOLIKAH 20191112022
4. AGUNG BUDIARTO 20191112031
5. MUHAMAD SETIO BUDI 20221112039
POKOK PEMBAHASAN
Pelabelan
Titik
1
Pelabelan
Sisi
2
Pelabelan
Total
3
Pelabelan
Total Titik
4
Definisi Pelabelan
Pelabelan Graf merupakan suatu pemetaan satu-satu yang memetakan himpunan dari
elemen-elemen graf ke himpunan bilangan bulat positif. Atau
Sebarang pemetaan atau fungsi yang memasangkan unsur-unsur graf (titik atau sisi)
dengan bilangan (biasanya bilangan bulat positif)
Jenis- jenis pelabelan graf:
1. Pelabelan Titik
2. Pelabelan Sisi
3. Pelabelan Total
4. Pelabelan Total Titik Ajaib
PELABELAN TITIK
Pelabelan Titik
Pelabelan titik merupakan suatu pemetaan jika domainnya berupa himpunan titik.
Jika diberikan suatu graf G yang memiliki himpunan titik 𝑓: 𝑉 𝐺 β†’ 1,2,3,4,5 dengan
𝑣 β†’ 𝑖, 𝑖 ∈ 𝑍+.
Pada gambar di atas terdapat dua buah graf yaiu graf 𝐺1 dan 𝐺2 . Graf 𝐺1 belum
berlaku pelabelan titik, sedangkan pada graf 𝐺2 sudah berlaku pelabelan titik pada
graf dengan menggunakan bilangan bulat positif.
PELABELAN SISI
Pelabelan Sisi
Pada Gambar dibawah terdapat dua buah graf yaitu graf 1 dan 2. Dimana graf 1 belum
berlaku pelabelan sisi, sedangkan pada graf 2 sudah berlaku pelabelan sisi pada graf
dengan menggunakan bilangan bulat positif.
Contoh :
PELABELAN TOTAL
Pelabelan Total
Pelabelan total merupakan suatu pemetaan jika domainnya berupa himpunan titik dan
sisi. Jika diberikan suatu graf 𝐺 yang memiliki himpunan titik 𝑓: 𝑉 𝐺 β†’ {1,2,3,4,5} dan
himpunan sisi 𝑓: 𝐸 𝐺 β†’ {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑓, 𝑔, β„Ž} sehingga pelabelan total dinotasikan dengan:
𝑓: 𝑉 𝐺 βˆͺ 𝐸 𝐺 β†’ 1, π‘Ž, 2, 𝑏, 3, 𝑐, 4, 𝑑, 5, 𝑒, 𝑓, 𝑔, β„Ž
Pada gambar diatas terdapat dua buah graf yaitu graf 𝐺1 dan 𝐺2. Dimana graf 𝐺1 belum
berlaku paleblan total, sedangkan pada graf 𝐺2 sudah berlaku pelabelan total pada graf
dengan gabungan pelabelan sisi dan pelabelan titik.
PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB
Pelabelan Total Titik Ajaib
Terdapat suatu graf G yang memiliki himpunan 𝑉 = 𝑉(𝐺) dan himpunan sisi 𝐸 = 𝐸(𝐺)
dimana 𝑣 = 𝑉(𝐺) dan 𝑒 = 𝐸(𝐺) diberikan suatu fungsi satu-satu dan fungsi pada
dengan pemetaan yang menggunakan bilangan bulat positif {1,2, … , 𝑣 + 𝑒} sehingga
untuk setiap titik v berlaku 𝑓 𝑣 + Σ𝑓 𝑣𝑒 = π‘˜ dimana setiap titik 𝑣 dan 𝑒 saling
terhubung serta π‘˜ adalah bilangan konstanta ajaib dari fungsi tersebut.
Dari gambar disamping merupakan contoh
pelabelan total titik ajaib karena dari
gambar tersebut dapat diperoleh :
𝑓 𝑣1 + 𝑓 𝑒1 + 𝑓 𝑒3 = 1 + 6 + 5 = 12
𝑓 𝑣2 + 𝑓 𝑒1 + 𝑓 𝑒2 = 2 + 6 + 4 = 12
𝑓 𝑣3 + 𝑓 𝑒3 + 𝑓 𝑒2 = 1 + 6 + 5 = 12
Dari perhitungan tersebut maka didapatkan
nilai π‘˜ = 12
Pelabelan Total Titik Ajaib pada Graf Petersen P(n,m)
Untuk melakukan pelabelan total titik ajaib pada setiap graf Petersen P (n,m) maka harus
memenuhi dua teorema yaitu :
Teorema 2.9.1 (a)
Untuk 𝑛 β‰₯ 3,1 ≀ π‘š ≀
π‘›βˆ’1
2
, setiap graf Petersen yang diperumum P(n,m) dapat dikatakan
pelabelan total titik ajaib apabila memiliki bilangan konstanta ajaib yaitu π‘˜ = 9𝑛 + 2
Bukti:
Adapun cara pelabelan adalah sebagai berikut :
πœ†1 𝑒𝑖 = 4𝑛 + 1 𝛼 𝑖, 0 + 5𝑛 + 1 βˆ’ 𝑖 𝛼 1, 𝑖
πœ†1 𝑣𝑖 = 2𝑛 + π‘š βˆ’ 1 𝛼 𝑖, π‘š βˆ’ 1 + 3𝑛 + π‘š βˆ’ 𝑖 𝛼 π‘š, 𝑖
πœ†1 𝑒𝑖𝑒𝑖+1 = 1 + 𝑖
πœ†1 𝑒𝑖𝑣𝑖 = 4𝑛 βˆ’ 𝑖
πœ†1 𝑣𝑖𝑣𝑖+π‘š = 𝑛 + 1 + 𝑖
Untuk 𝑖 ∈ 𝐼 = 0,1, … , 𝑛 βˆ’ 1 dimana:
𝛼(π‘₯, 𝑦) α‰Š
1 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ ≀ 𝑦
0 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ > 𝑦
Gambar 2.15 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (5,2) dengan π‘˜ =
9𝑛 + 2 = 9.5 + 2 = 47
Gambar 2.16 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (6,2) dengan
π‘˜ = 9𝑛 + 2 = 9.6 + 2 = 56
Teorema 2.91 (b)
Untuk 𝑛 β‰₯ 3,1 ≀ π‘š ≀
π‘›βˆ’1
2
, setiap graf Petersen yang diperumum P(n,m) dapat
dikatakan pelabelan total titik ajaib apabila memiliki bilangan konstanta ajaib yaitu
π‘˜ = 10𝑛 + 2
Bukti:
Adapun cara pelabelan adalah sebagai berikut :
πœ†2 𝑒𝑖 = 4𝑛 + 1 𝛼 𝑖, 0 + 5𝑛 + 1 βˆ’ 𝑖 𝛼 1, 𝑖
πœ†2 𝑣𝑖 = π‘š βˆ’ 1 𝛼 𝑖, π‘š βˆ’ 1 + 𝑛 + π‘š βˆ’ 𝑖 𝛼 π‘š, 𝑖
πœ†2 𝑒𝑖𝑒𝑖+1 = 𝑛 + 1 + 𝑖
πœ†2 𝑒𝑖𝑣𝑖 = 3𝑛 βˆ’ 𝑖
πœ†2 𝑣𝑖𝑣𝑖+π‘š = 3𝑛 + 1 + 𝑖
Untuk 𝑖 ∈ 𝐼 = 0,1, … , 𝑛 βˆ’ 1 dimana:
𝛼(π‘₯, 𝑦) α‰Š
1 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ ≀ 𝑦
0 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ > 𝑦
Gambar 2.17 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (5,2) dengan
π‘˜ = 10𝑛 + 2 = 10.5 + 2 = 52
Gambar 2.18 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (6,2) dengan
π‘˜ = 10𝑛 + 2 = 10.6 + 2 = 62
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
Pawit Ngafani
Β 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
Safran Nasoha
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
Β 

What's hot (20)

Geometri euclid
Geometri euclidGeometri euclid
Geometri euclid
Β 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklik
Β 
Operasi biner
Operasi binerOperasi biner
Operasi biner
Β 
kunci jawaban grup
kunci jawaban grupkunci jawaban grup
kunci jawaban grup
Β 
Modul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus LanjutModul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus Lanjut
Β 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
Β 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
Β 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
Β 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Β 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Β 
Limit
LimitLimit
Limit
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Β 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
Β 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
Β 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Β 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
Β 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Β 

Similar to Teori Graph

STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
rimanurmalasarispd
Β 
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptxPPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
YandiChaniago
Β 

Similar to Teori Graph (20)

STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Β 
Irisan kerucut parabola
Irisan kerucut parabolaIrisan kerucut parabola
Irisan kerucut parabola
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Β 
Mata kuliah graf 1 (matematika) semester 5
Mata kuliah graf 1 (matematika) semester 5Mata kuliah graf 1 (matematika) semester 5
Mata kuliah graf 1 (matematika) semester 5
Β 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.5 persamaan lingkaran dan garis ...
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Β 
Geometri analit bidang
Geometri analit bidangGeometri analit bidang
Geometri analit bidang
Β 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
Β 
Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1Aljabar kelompok 1
Aljabar kelompok 1
Β 
Integral_Tentu.pdf
Integral_Tentu.pdfIntegral_Tentu.pdf
Integral_Tentu.pdf
Β 
Materi Kuadrat Sempurna
Materi Kuadrat SempurnaMateri Kuadrat Sempurna
Materi Kuadrat Sempurna
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
Β 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Β 
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptxPPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
PPT-UEU-Matematika 1-Pertemuan 2.pptx
Β 
Fungsi Logaritma
Fungsi LogaritmaFungsi Logaritma
Fungsi Logaritma
Β 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Β 

Teori Graph

  • 1. TEORI GRAF PELABELAN KELOMPOK : 5 1. ULFA ZULFIA ANANDINI 20191112002 2. DESI PATMAWATI 20191112005 3. AMANAT SOLIKAH 20191112022 4. AGUNG BUDIARTO 20191112031 5. MUHAMAD SETIO BUDI 20221112039
  • 3. Definisi Pelabelan Pelabelan Graf merupakan suatu pemetaan satu-satu yang memetakan himpunan dari elemen-elemen graf ke himpunan bilangan bulat positif. Atau Sebarang pemetaan atau fungsi yang memasangkan unsur-unsur graf (titik atau sisi) dengan bilangan (biasanya bilangan bulat positif) Jenis- jenis pelabelan graf: 1. Pelabelan Titik 2. Pelabelan Sisi 3. Pelabelan Total 4. Pelabelan Total Titik Ajaib
  • 5. Pelabelan Titik Pelabelan titik merupakan suatu pemetaan jika domainnya berupa himpunan titik. Jika diberikan suatu graf G yang memiliki himpunan titik 𝑓: 𝑉 𝐺 β†’ 1,2,3,4,5 dengan 𝑣 β†’ 𝑖, 𝑖 ∈ 𝑍+. Pada gambar di atas terdapat dua buah graf yaiu graf 𝐺1 dan 𝐺2 . Graf 𝐺1 belum berlaku pelabelan titik, sedangkan pada graf 𝐺2 sudah berlaku pelabelan titik pada graf dengan menggunakan bilangan bulat positif.
  • 7. Pelabelan Sisi Pada Gambar dibawah terdapat dua buah graf yaitu graf 1 dan 2. Dimana graf 1 belum berlaku pelabelan sisi, sedangkan pada graf 2 sudah berlaku pelabelan sisi pada graf dengan menggunakan bilangan bulat positif. Contoh :
  • 9. Pelabelan Total Pelabelan total merupakan suatu pemetaan jika domainnya berupa himpunan titik dan sisi. Jika diberikan suatu graf 𝐺 yang memiliki himpunan titik 𝑓: 𝑉 𝐺 β†’ {1,2,3,4,5} dan himpunan sisi 𝑓: 𝐸 𝐺 β†’ {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑓, 𝑔, β„Ž} sehingga pelabelan total dinotasikan dengan: 𝑓: 𝑉 𝐺 βˆͺ 𝐸 𝐺 β†’ 1, π‘Ž, 2, 𝑏, 3, 𝑐, 4, 𝑑, 5, 𝑒, 𝑓, 𝑔, β„Ž Pada gambar diatas terdapat dua buah graf yaitu graf 𝐺1 dan 𝐺2. Dimana graf 𝐺1 belum berlaku paleblan total, sedangkan pada graf 𝐺2 sudah berlaku pelabelan total pada graf dengan gabungan pelabelan sisi dan pelabelan titik.
  • 11. Pelabelan Total Titik Ajaib Terdapat suatu graf G yang memiliki himpunan 𝑉 = 𝑉(𝐺) dan himpunan sisi 𝐸 = 𝐸(𝐺) dimana 𝑣 = 𝑉(𝐺) dan 𝑒 = 𝐸(𝐺) diberikan suatu fungsi satu-satu dan fungsi pada dengan pemetaan yang menggunakan bilangan bulat positif {1,2, … , 𝑣 + 𝑒} sehingga untuk setiap titik v berlaku 𝑓 𝑣 + Σ𝑓 𝑣𝑒 = π‘˜ dimana setiap titik 𝑣 dan 𝑒 saling terhubung serta π‘˜ adalah bilangan konstanta ajaib dari fungsi tersebut. Dari gambar disamping merupakan contoh pelabelan total titik ajaib karena dari gambar tersebut dapat diperoleh : 𝑓 𝑣1 + 𝑓 𝑒1 + 𝑓 𝑒3 = 1 + 6 + 5 = 12 𝑓 𝑣2 + 𝑓 𝑒1 + 𝑓 𝑒2 = 2 + 6 + 4 = 12 𝑓 𝑣3 + 𝑓 𝑒3 + 𝑓 𝑒2 = 1 + 6 + 5 = 12 Dari perhitungan tersebut maka didapatkan nilai π‘˜ = 12
  • 12. Pelabelan Total Titik Ajaib pada Graf Petersen P(n,m) Untuk melakukan pelabelan total titik ajaib pada setiap graf Petersen P (n,m) maka harus memenuhi dua teorema yaitu : Teorema 2.9.1 (a) Untuk 𝑛 β‰₯ 3,1 ≀ π‘š ≀ π‘›βˆ’1 2 , setiap graf Petersen yang diperumum P(n,m) dapat dikatakan pelabelan total titik ajaib apabila memiliki bilangan konstanta ajaib yaitu π‘˜ = 9𝑛 + 2 Bukti: Adapun cara pelabelan adalah sebagai berikut : πœ†1 𝑒𝑖 = 4𝑛 + 1 𝛼 𝑖, 0 + 5𝑛 + 1 βˆ’ 𝑖 𝛼 1, 𝑖 πœ†1 𝑣𝑖 = 2𝑛 + π‘š βˆ’ 1 𝛼 𝑖, π‘š βˆ’ 1 + 3𝑛 + π‘š βˆ’ 𝑖 𝛼 π‘š, 𝑖 πœ†1 𝑒𝑖𝑒𝑖+1 = 1 + 𝑖 πœ†1 𝑒𝑖𝑣𝑖 = 4𝑛 βˆ’ 𝑖 πœ†1 𝑣𝑖𝑣𝑖+π‘š = 𝑛 + 1 + 𝑖 Untuk 𝑖 ∈ 𝐼 = 0,1, … , 𝑛 βˆ’ 1 dimana: 𝛼(π‘₯, 𝑦) α‰Š 1 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ ≀ 𝑦 0 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ > 𝑦
  • 13. Gambar 2.15 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (5,2) dengan π‘˜ = 9𝑛 + 2 = 9.5 + 2 = 47
  • 14. Gambar 2.16 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (6,2) dengan π‘˜ = 9𝑛 + 2 = 9.6 + 2 = 56
  • 15. Teorema 2.91 (b) Untuk 𝑛 β‰₯ 3,1 ≀ π‘š ≀ π‘›βˆ’1 2 , setiap graf Petersen yang diperumum P(n,m) dapat dikatakan pelabelan total titik ajaib apabila memiliki bilangan konstanta ajaib yaitu π‘˜ = 10𝑛 + 2 Bukti: Adapun cara pelabelan adalah sebagai berikut : πœ†2 𝑒𝑖 = 4𝑛 + 1 𝛼 𝑖, 0 + 5𝑛 + 1 βˆ’ 𝑖 𝛼 1, 𝑖 πœ†2 𝑣𝑖 = π‘š βˆ’ 1 𝛼 𝑖, π‘š βˆ’ 1 + 𝑛 + π‘š βˆ’ 𝑖 𝛼 π‘š, 𝑖 πœ†2 𝑒𝑖𝑒𝑖+1 = 𝑛 + 1 + 𝑖 πœ†2 𝑒𝑖𝑣𝑖 = 3𝑛 βˆ’ 𝑖 πœ†2 𝑣𝑖𝑣𝑖+π‘š = 3𝑛 + 1 + 𝑖 Untuk 𝑖 ∈ 𝐼 = 0,1, … , 𝑛 βˆ’ 1 dimana: 𝛼(π‘₯, 𝑦) α‰Š 1 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ ≀ 𝑦 0 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘₯ > 𝑦
  • 16. Gambar 2.17 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (5,2) dengan π‘˜ = 10𝑛 + 2 = 10.5 + 2 = 52
  • 17. Gambar 2.18 merupakan pelabelan total titik ajaib pada graf Petersen (6,2) dengan π‘˜ = 10𝑛 + 2 = 10.6 + 2 = 62