SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Endah Nisa Fauziah (15.23.1.0004)
2. Nurhayati (15.23.1.0002)
3. Sari Agustina (15.23.1.0008)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
 Sejarah
Pada tahun 1852, Profesor Matematika di
University College, London yang bernama
Augustus de Morgan, mempunyai seorang murid,
Francis Guthri tentang pewarnaan wilayah Inggris.
Pada tahun 1878, dalam sebuah pertemuan di
London Mathematical Society, Arthur Cayley
melontarkan permasalahan mengenai 4
pewarnaan, sejak saat itu muncul masalah 4 warna
yang kemudian menjadi sebuah persoalan yang
terkenal dalam dunia matematika.
Pewarnaan simpul pada graf G adalah
penentuan warna bagi setiap simpul pada graf
g sedemikian rupa sehingga tiap dua simpul
yang saling ajasen mendapat warna yang
berbeda.
Graf E adalah graf nol yang tergolong trivial. Karena
hanya terdiri atas satu simpul, dengan sendirinya dapat
diwarnai simpul graf E dengan 1 warna.
Graf F terdiri atas 3 simpul, dapat diwarnai dengan
dua warna. Misalnya warna 1 dan warna 2. Tentu saja
F dapat diwarnai dengan 3 warna, yaitu warna 1,
warna 2, dan warna 3.
Graf G termasuk graf bipartit
dan terkenal dengan sebutan
graf Herschel. Graf ini dapat
diwarnai dengan 2 warna (setiap
graf bipartit dapat diwarnai
dengan dua warna).
 Definisi 1.17
Pewarnaan k-simpul graf G adalah
pemasangan k warna 1, 2, ..., k pada simpul
simpul dari G. Pewarnaan ini termasuk
pewarnan sejati jika tak ada dua simpul yang
saling ajasen mempunyai dua warna yang
sama.
 Definisi 1.18
Graf g disebut graf yang terwarnai dalam k
simpul, jika G mempunyai pewarnaan sejati
dalam k simpul.
 Contoh 1.29
Graf E, graf F dan graf G pada gambar 1.71
berturut-turut termasuk graf yang terwarnai
dalam 1 warna, 2 warna dan 2 warna.
 Definisi 1.19
Bilangan kromatik dari sebuah graf G
adalah nilai minimum k demikian sehingga G
merupakan graf yang terwarnai dalam k
warna. Jika , maka dikatakan bahwa G adalah
k-kromatik.
Gambar G1 merupakan graf nol, yang termasuk graf trivial. Pada graf ini terdapat
sebuah simpul, sehingga tidak ada simpul lain yang ajasen dan dapat
disimpulkan bahwa jika dan hanya jika G1 adalah graf nol.
G2 termasuk graf bipartit yang memiliki seasang simpul yang saling ajasen. Tiap-
tiap graf bipartit simpul-simpulnya dapat dipastisikan dalam 2 himpunan demikian
sehingga tiap simpul pada partisi prtama tidak saling ajasen seperti halnya simpul
simpul pad apartisi kedua. Yang ajasen adalah beberapa simpul pada partisi
pertama yang dihubungkan dengan partisi kedua, sehingga pewarnaan simpulnya
cukup digunakan 2 saja, yaitu warna 1 untuk simpul-simpul pada partisi pertama
dan warna 2 untuk simpul-simpul pada partisi kedua. Oleh karena itu, bilangan
kromatik G2 adalah 2. Secara umum dapat ditunjukkan bahwa sebuah graf
mempunyai bilangan kromatik 2 jika dan hanya jika graf tersebut termasuk graf
bipartit.
G3 adalah graf yang termasuk siklus
dengan jumlah simpul genap. Tiap-tiap
siklus dengan simpul genap memiliki
bilangan kromatik 2, sedangkan yang
jumlahnya ganjil, memiliki bilangan
kromatik 3.
G4 memuat graf bagian berbentuk
segitiga (siklus dengan 3 simpul). Tiap
graf yang memuat graf bagian seperti
itu paling sedikit mempunyai bilangan
kromatik 3, karena selalu muncul 3
simpul yang saling ajasen satu sama
lain.
Graf lengkap dalam n simpul, yang diberi notasi Kn setiap
simpulnya ajasen dengan semua simpul lainnya, yang
berarti bilangan kromatik dari graf lengkap sama dengan
jumlah simpulnya. Terdapat hubungan antara bilangan
kromatik sebuah graf dengan bilangan kromatik graf
bagian sejatinya. Hubungan ini muncul dalam pengertian
graf kritis. Graf kritis pertama kali diteliti oleh Dirac pada
tahun 1952.
 Definisi 1.20
Sebuah graf G disebut graf kritis, jika untuk setiap graf
bagian sejati H dari gaf G berlaku χ(H)<χ(G).
 Contoh 1.32
Graf K2 mempunyai bagian graf berupa sebuah graf yang
hanya terdiri dari simpul tunggal, sebuah graf yang hanya
terdiri ata dua simpul tanpa sisi, dan sebuah graf bagian
lain yang hanya memuat sebuah simpul. Kedua graf bagian
yang hanya terdiri atas sebuah simpul mempunya bilangan
kromatik 1, sedangkan graf bagian yang memuat dua
simpul tunggal tanpa sisi mempunyai bilangan kromatik 1
pula, karena antara satu simpul tidak ajasen dengan simpul
lainnya. Ini memperlihatkan bahwa K2 mempunyai bilangan
kromatik 1. Dari contoh 1.31 dapat diketahui bahwa K2
mempunyai bilangan kromatik 2, dengan demikian K2
termasuk graf kritis
 Contoh 1.33
Graf di bawah dikenal dengan sebuah Graf
Grotzsch. Graf ini termasuk 4 kritis.
 Teorema 1.27
 Jika G termasuk graf k-kritis, maka .
 Akibat 1.33
Setiap graf kromatik mempunyai paling sedikit
k simpul, dengan derajat paling sedikit k-1.
 Bukti
Misalkan G adalah sebuah graf k-kromatik, dan
H sebagai graf bagian k-kritis dari G. Sesuai
dengan Teorema 1.32, tiap simpul dari H
mempunyai derajat paling sedikit k-1 dalam H,
dan dengan demikian juga termasuk dalam G.
Karena H, yang termasuk dalam graf k-kromatik,
mempunyai paling sedikit k simpul, maka Akibat
1.33 terbukti.
 Akibat 1.34
Untuk setiap graf G berlaku .
 Teorema 1.35 (Teorema Brook)
Jika G adalah graf terhubung sederhana,
tidak memuat siklus dan tidak merupakan graf
lengkap, maka berlaku .
Konsep dasar pewarnaan sisi, mempunyai
kesamaan prinsip dengan pewarnaan simpul.
Pada pewarnaan sisi dua sisi yang saling ajasen
mendapat warna yang berlainan.
 Contoh 1.33
Graf F mempunyai 3 sisi dan F terwarnai
dalam warna, misalnya warna 1, 2, dan 3. Pada
gambar yang sama graf G yang memiliki 4 sisi
termasuk graf yang terwarnai dalam 2 warna.
Graf G dapat diwarnai dalam 3 atau 4 warna
yang berbeda. Namun umumnya yang menjadi
masalah adalah berapa jumlah minimum warna yang
diperlukan untuk mewarnai sisi tersebut agar tiap dua
sisi yang saling ajasen mempunyai warna yang
berlainan. Dalam teori graf, sebuah graf disebut graf
yang terwarnai dalam k-warna, jika graf tersebut dapat
diwarnai dengan k warna demikian sehingga sisi-sisi
yang saling ajasen memiliki warna yang berlainan.
Graf F mempunyai 3 sisi dan F terwarnai dalam
warna, misalnya warna 1, 2, dan 3.
 Definisi 1.21
Sebuah pewarnaan k-sisi dari sebuah graf G
yang tanpa loop, adalah sebuah pemasangan k
warna 1, 2, ..., k pada sisi-sisi graf G.
Pewarnaan tersebut dinamakan pewarnaan
sejati, jika warna tiap sisi yang saling ajasen
memiliki warna yang berlainan.
 Definisi 1.22
Graf G disebut terwarnai dlam k warna jika
G mempunyai pewarnaan sejati dalam k warna
 Contoh 1.34
Pada gambar di bawah graf F termasuk graf
yang terwarnai dalam 1 warna, sedangkan graf
G termasuk graf yang terwarnai dalam 2
warna.
 Definisi 1.23
 Definisi 1.24
Graf G disebut k kromatik dalam k sisi, jika
.
Graf pada tiap-tiap teorema ini diasumsikan
mempunyai simpul paling sedikit sama dengan
jumlah warna yang dimaksud. Misalnya, dalam
teorema 4 warna, grafnya mempunyai paling
sedikit 4 simpul
 Teorema 1.36 (Teorema 4 warna)
Setiap graf planar dapat diwarnai denga 4 warna.
 Teorema 1.37
Setiap graf planar dapat diwarnai dengan 6 warna.
 Teorema 1.38
Setiap graf planar dapat diwarnai dengan 5 warna.
 Lemma 1.39
Misalkan G adalahgraf terhubung yang tidak
merupakan siklus genap. Maka G mempunyai
pewarnaan 2 sisi yang kedua warnanya
direpresentasikan dngan derajat paling sedikit
dua pada masing-masing simpulnya.
 Lemma 1.40
Misalkan G adalah graf terhubung yang
tidak merupakan siklus ganjil. Maka sisi-sisi G
terwarnai dalam 2-warna. Kedua warna
tersebut dinyatakan pada simpul berderajat
paling sedikit 2.
 Lemma 1.41
Misalkan merupakan
pewarnaan k-sisi yang optimal dari graf G. jika
terdapat sebuah simpul u pada G dan warna i
serta j demikian sehingga i tidak
direpresentasikan pada u dan j
direpresentasikan paling sedikit di u, maka
komponen dari yang memuat u
merupakan siklus ganjil.
 Kedua lemma ini digunakan untuk
membuktikan teorema berikut.
 Teorema 1.42 ( Teorema Koing)
 Teorema 1.43 ( Teorema Vizing)
 Teorema 1.44 (Teorema Vizing – Versi
Perluasan)
Jika G merupakan graf sederhana, dan h
merupakan jumlah sisi yang menghubungkan
dua simpul yang berlainan, maka berlaku
 Teorema 1.45 (Teorema Shanon)
 Jika G adalah graf sederhana, maka berlaku
 Teorema 1.46
 Untuk setiap graf lengkap Kn, berlaku
Terima Kasih
Wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh

More Related Content

What's hot

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Fatma Qolbi
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaKlasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
 

What's hot (20)

Graf 2
Graf 2Graf 2
Graf 2
 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa pptKuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
Matematika Diskrit - 09 graf - 07Matematika Diskrit - 09 graf - 07
Matematika Diskrit - 09 graf - 07
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)Hiperboloida (Hyperboloid)
Hiperboloida (Hyperboloid)
 
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hariAplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Geometri Analitik Dalam Kehidupan Sehari-hari
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaKlasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 

Similar to Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka

Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2
Ratnasari Dwi A
 

Similar to Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka (20)

Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2Makalah teori graf revisi2
Makalah teori graf revisi2
 
Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1Pewarnaan graf kelompok 3 1
Pewarnaan graf kelompok 3 1
 
Graf presentasi
Graf presentasiGraf presentasi
Graf presentasi
 
Teori graph-1
Teori graph-1Teori graph-1
Teori graph-1
 
Bab 4 graf-2
Bab 4 graf-2Bab 4 graf-2
Bab 4 graf-2
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 
Teori graf
Teori grafTeori graf
Teori graf
 
Makalah0607 84
Makalah0607 84Makalah0607 84
Makalah0607 84
 
Kel 1 teori graf
Kel 1 teori grafKel 1 teori graf
Kel 1 teori graf
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdfGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pdf
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 
Kel 1 teori graf
Kel 1 teori grafKel 1 teori graf
Kel 1 teori graf
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptxGraf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
Graf_Isomorfik_Graf_Planar_Graf_Bidang_d.pptx
 
Teori graf-complete
Teori graf-completeTeori graf-complete
Teori graf-complete
 
13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.ppt13-algoritma-backtracking-2.ppt
13-algoritma-backtracking-2.ppt
 
Graph1
Graph1Graph1
Graph1
 
Tugas akhir modul 1
Tugas akhir modul 1Tugas akhir modul 1
Tugas akhir modul 1
 
Graf 1
Graf 1Graf 1
Graf 1
 
Modul graph terapan p5
Modul graph terapan p5Modul graph terapan p5
Modul graph terapan p5
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Pewarnaan Graf Kelompok 3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Majalengka

  • 1. Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Endah Nisa Fauziah (15.23.1.0004) 2. Nurhayati (15.23.1.0002) 3. Sari Agustina (15.23.1.0008) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAJALENGKA
  • 2.  Sejarah Pada tahun 1852, Profesor Matematika di University College, London yang bernama Augustus de Morgan, mempunyai seorang murid, Francis Guthri tentang pewarnaan wilayah Inggris. Pada tahun 1878, dalam sebuah pertemuan di London Mathematical Society, Arthur Cayley melontarkan permasalahan mengenai 4 pewarnaan, sejak saat itu muncul masalah 4 warna yang kemudian menjadi sebuah persoalan yang terkenal dalam dunia matematika.
  • 3. Pewarnaan simpul pada graf G adalah penentuan warna bagi setiap simpul pada graf g sedemikian rupa sehingga tiap dua simpul yang saling ajasen mendapat warna yang berbeda.
  • 4. Graf E adalah graf nol yang tergolong trivial. Karena hanya terdiri atas satu simpul, dengan sendirinya dapat diwarnai simpul graf E dengan 1 warna. Graf F terdiri atas 3 simpul, dapat diwarnai dengan dua warna. Misalnya warna 1 dan warna 2. Tentu saja F dapat diwarnai dengan 3 warna, yaitu warna 1, warna 2, dan warna 3. Graf G termasuk graf bipartit dan terkenal dengan sebutan graf Herschel. Graf ini dapat diwarnai dengan 2 warna (setiap graf bipartit dapat diwarnai dengan dua warna).
  • 5.  Definisi 1.17 Pewarnaan k-simpul graf G adalah pemasangan k warna 1, 2, ..., k pada simpul simpul dari G. Pewarnaan ini termasuk pewarnan sejati jika tak ada dua simpul yang saling ajasen mempunyai dua warna yang sama.  Definisi 1.18 Graf g disebut graf yang terwarnai dalam k simpul, jika G mempunyai pewarnaan sejati dalam k simpul.
  • 6.  Contoh 1.29 Graf E, graf F dan graf G pada gambar 1.71 berturut-turut termasuk graf yang terwarnai dalam 1 warna, 2 warna dan 2 warna.  Definisi 1.19 Bilangan kromatik dari sebuah graf G adalah nilai minimum k demikian sehingga G merupakan graf yang terwarnai dalam k warna. Jika , maka dikatakan bahwa G adalah k-kromatik.
  • 7. Gambar G1 merupakan graf nol, yang termasuk graf trivial. Pada graf ini terdapat sebuah simpul, sehingga tidak ada simpul lain yang ajasen dan dapat disimpulkan bahwa jika dan hanya jika G1 adalah graf nol. G2 termasuk graf bipartit yang memiliki seasang simpul yang saling ajasen. Tiap- tiap graf bipartit simpul-simpulnya dapat dipastisikan dalam 2 himpunan demikian sehingga tiap simpul pada partisi prtama tidak saling ajasen seperti halnya simpul simpul pad apartisi kedua. Yang ajasen adalah beberapa simpul pada partisi pertama yang dihubungkan dengan partisi kedua, sehingga pewarnaan simpulnya cukup digunakan 2 saja, yaitu warna 1 untuk simpul-simpul pada partisi pertama dan warna 2 untuk simpul-simpul pada partisi kedua. Oleh karena itu, bilangan kromatik G2 adalah 2. Secara umum dapat ditunjukkan bahwa sebuah graf mempunyai bilangan kromatik 2 jika dan hanya jika graf tersebut termasuk graf bipartit.
  • 8. G3 adalah graf yang termasuk siklus dengan jumlah simpul genap. Tiap-tiap siklus dengan simpul genap memiliki bilangan kromatik 2, sedangkan yang jumlahnya ganjil, memiliki bilangan kromatik 3. G4 memuat graf bagian berbentuk segitiga (siklus dengan 3 simpul). Tiap graf yang memuat graf bagian seperti itu paling sedikit mempunyai bilangan kromatik 3, karena selalu muncul 3 simpul yang saling ajasen satu sama lain.
  • 9. Graf lengkap dalam n simpul, yang diberi notasi Kn setiap simpulnya ajasen dengan semua simpul lainnya, yang berarti bilangan kromatik dari graf lengkap sama dengan jumlah simpulnya. Terdapat hubungan antara bilangan kromatik sebuah graf dengan bilangan kromatik graf bagian sejatinya. Hubungan ini muncul dalam pengertian graf kritis. Graf kritis pertama kali diteliti oleh Dirac pada tahun 1952.
  • 10.  Definisi 1.20 Sebuah graf G disebut graf kritis, jika untuk setiap graf bagian sejati H dari gaf G berlaku χ(H)<χ(G).  Contoh 1.32 Graf K2 mempunyai bagian graf berupa sebuah graf yang hanya terdiri dari simpul tunggal, sebuah graf yang hanya terdiri ata dua simpul tanpa sisi, dan sebuah graf bagian lain yang hanya memuat sebuah simpul. Kedua graf bagian yang hanya terdiri atas sebuah simpul mempunya bilangan kromatik 1, sedangkan graf bagian yang memuat dua simpul tunggal tanpa sisi mempunyai bilangan kromatik 1 pula, karena antara satu simpul tidak ajasen dengan simpul lainnya. Ini memperlihatkan bahwa K2 mempunyai bilangan kromatik 1. Dari contoh 1.31 dapat diketahui bahwa K2 mempunyai bilangan kromatik 2, dengan demikian K2 termasuk graf kritis
  • 11.  Contoh 1.33 Graf di bawah dikenal dengan sebuah Graf Grotzsch. Graf ini termasuk 4 kritis.
  • 12.  Teorema 1.27  Jika G termasuk graf k-kritis, maka .
  • 13.  Akibat 1.33 Setiap graf kromatik mempunyai paling sedikit k simpul, dengan derajat paling sedikit k-1.  Bukti Misalkan G adalah sebuah graf k-kromatik, dan H sebagai graf bagian k-kritis dari G. Sesuai dengan Teorema 1.32, tiap simpul dari H mempunyai derajat paling sedikit k-1 dalam H, dan dengan demikian juga termasuk dalam G. Karena H, yang termasuk dalam graf k-kromatik, mempunyai paling sedikit k simpul, maka Akibat 1.33 terbukti.
  • 14.  Akibat 1.34 Untuk setiap graf G berlaku .  Teorema 1.35 (Teorema Brook) Jika G adalah graf terhubung sederhana, tidak memuat siklus dan tidak merupakan graf lengkap, maka berlaku .
  • 15. Konsep dasar pewarnaan sisi, mempunyai kesamaan prinsip dengan pewarnaan simpul. Pada pewarnaan sisi dua sisi yang saling ajasen mendapat warna yang berlainan.  Contoh 1.33 Graf F mempunyai 3 sisi dan F terwarnai dalam warna, misalnya warna 1, 2, dan 3. Pada gambar yang sama graf G yang memiliki 4 sisi termasuk graf yang terwarnai dalam 2 warna.
  • 16. Graf G dapat diwarnai dalam 3 atau 4 warna yang berbeda. Namun umumnya yang menjadi masalah adalah berapa jumlah minimum warna yang diperlukan untuk mewarnai sisi tersebut agar tiap dua sisi yang saling ajasen mempunyai warna yang berlainan. Dalam teori graf, sebuah graf disebut graf yang terwarnai dalam k-warna, jika graf tersebut dapat diwarnai dengan k warna demikian sehingga sisi-sisi yang saling ajasen memiliki warna yang berlainan. Graf F mempunyai 3 sisi dan F terwarnai dalam warna, misalnya warna 1, 2, dan 3.
  • 17.  Definisi 1.21 Sebuah pewarnaan k-sisi dari sebuah graf G yang tanpa loop, adalah sebuah pemasangan k warna 1, 2, ..., k pada sisi-sisi graf G. Pewarnaan tersebut dinamakan pewarnaan sejati, jika warna tiap sisi yang saling ajasen memiliki warna yang berlainan.  Definisi 1.22 Graf G disebut terwarnai dlam k warna jika G mempunyai pewarnaan sejati dalam k warna
  • 18.  Contoh 1.34 Pada gambar di bawah graf F termasuk graf yang terwarnai dalam 1 warna, sedangkan graf G termasuk graf yang terwarnai dalam 2 warna.
  • 19.  Definisi 1.23  Definisi 1.24 Graf G disebut k kromatik dalam k sisi, jika .
  • 20. Graf pada tiap-tiap teorema ini diasumsikan mempunyai simpul paling sedikit sama dengan jumlah warna yang dimaksud. Misalnya, dalam teorema 4 warna, grafnya mempunyai paling sedikit 4 simpul  Teorema 1.36 (Teorema 4 warna) Setiap graf planar dapat diwarnai denga 4 warna.  Teorema 1.37 Setiap graf planar dapat diwarnai dengan 6 warna.  Teorema 1.38 Setiap graf planar dapat diwarnai dengan 5 warna.
  • 21.  Lemma 1.39 Misalkan G adalahgraf terhubung yang tidak merupakan siklus genap. Maka G mempunyai pewarnaan 2 sisi yang kedua warnanya direpresentasikan dngan derajat paling sedikit dua pada masing-masing simpulnya.  Lemma 1.40 Misalkan G adalah graf terhubung yang tidak merupakan siklus ganjil. Maka sisi-sisi G terwarnai dalam 2-warna. Kedua warna tersebut dinyatakan pada simpul berderajat paling sedikit 2.
  • 22.  Lemma 1.41 Misalkan merupakan pewarnaan k-sisi yang optimal dari graf G. jika terdapat sebuah simpul u pada G dan warna i serta j demikian sehingga i tidak direpresentasikan pada u dan j direpresentasikan paling sedikit di u, maka komponen dari yang memuat u merupakan siklus ganjil.  Kedua lemma ini digunakan untuk membuktikan teorema berikut.
  • 23.  Teorema 1.42 ( Teorema Koing)
  • 24.  Teorema 1.43 ( Teorema Vizing)
  • 25.  Teorema 1.44 (Teorema Vizing – Versi Perluasan) Jika G merupakan graf sederhana, dan h merupakan jumlah sisi yang menghubungkan dua simpul yang berlainan, maka berlaku
  • 26.  Teorema 1.45 (Teorema Shanon)  Jika G adalah graf sederhana, maka berlaku
  • 27.  Teorema 1.46  Untuk setiap graf lengkap Kn, berlaku

Editor's Notes

  1. Graf G termasuk graf bipartit dan terkenal dengan sebutan graf Herschel. Graf ini dapat diwarnai dengan 2 warna (setiap graf bipartiti da[pat diwarnai dengan dua warna).
  2. G2 termasuk graf bipartit yang memiliki seasang simpul yang saling ajasen. Tiap-tiap graf bipartit simpul-simpulnya dapat dipastisikan dalam 2 himpunan demikian sehingga tiap simpul pada partisi prtama tidak saling ajasen seperti halnya simpul simpul pad apartisi kedua. Yang ajasen adalah beberapa simpul pada partisi pertama yang dihubungkan dengan partisi kedua, sehingga pewarnaan simpulnya cukup digunakan 2 saja, yaitu warna 1 untuk simpul-simpul pada partisi pertama dan warna 2 untuk simpul-simpul pada partisi kedua. Oleh karena itu, bilangan kromatik G2 adalah 2. Secara umum dapat ditunjukkan bahwa sebuah graf mempunyai bilangan kromatik 2 jika dan hanya jika graf tersebut termasuk graf bipartit.
  3. G4 memuat graf bagian berbentuk segitiga (siklus dengan 3 simpul). Tiap graf yang memuat graf bagian seperti itu paling sedikit mempunyai bilangan kromatik 3, karena selalu muncul 3 simpul yang saling ajasen satu sama lain.
  4. Graf lengkap dalam n simpul, yang diberi notasi Kn setiap simpulnya ajasen dengan semua simpul lainnya, yang berarti bilangan kromatik dari graf lengkap sama dengan jumlah simpulnya. Terdapat hubungan antara bilangan kromatik sebuah graf dengan bilangan kromatik graf bagian sejatinya. Hubungan ini muncul dalam pengertian graf kritis. Graf kritis pertama kali diteliti oleh Dirac pada tahun 1952.
  5. Graf F mempunyai 3 sisi dan F terwarnai dalam warna, misalnya warna 1, 2, dan 3.
  6. Terima Kasih Wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh