SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Graf Pohon
Septi Ratnasari 4101412082
By
Matematika Diskrit
Mathematics Department
Definisi
Pohon (tree) merupakan salah satu
bentuk khusus dari struktur suatu graf.
Misalkan A merupakan sebuah himpunan
berhingga simpul (vertex) pada suatu graf G
yang terhubung. Suatu graf terhubung yang
setiap pasangan simpulnya hanya dapat
dihubungkan oleh suatu lintasan tertentu, maka
graf tersebut dinamakan pohon (tree).
Dengan kata lain, pohon (tree)
merupakan graf tak-berarah yang terhubung
dan tidak memiliki sirkuit.
Matematika Diskrit
G
1
G
2
G
3
G
4
a b
c d
e f
a b
c d
e f
a b
c d
e f
a b
c d
e f
Matematika Diskrit
Hutan (forest) adalah
 merupakan kumpulan pohon yang saling lepas.
 graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit.
Setiap komponen di dalam graf terhubung tersebut
adalah pohon.
Matematika Diskrit
Hutan yang terdiri dari tiga buah pohon
Sifat-sifat Pohon

Matematika Diskrit
Pohon Merentang (spanning
tree)
 Spanning tree dari suatu graf terhubung
merupakan subgraf merentang yang berupa
pohon.
 Pohon merentang diperoleh dengan cara
menghilangkan sirkuit dalam graf tersebut.
Matematika Diskrit
G T1 T2 T3 T4
Matematika Diskrit
T1, T2, T3, T4 merupakan spanning tree dari graf G.
Setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit mempunyai satu buah
spanning tree.
Aplikasi Pohon Merentang
1. Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang
menghubungkan semua kota sehingga setiap kota
tetap terhubung satu sama lain.
2. Perutean (routing) pesan pada jaringan komputer.
Matematika Diskrit
(a) (b)
Router
Subnetwork
(a)Jaringan komputer, (b) Pohon merentang multicast
Pohon Merentang Minimum
 Pohon rentang yang mempunyai bobot
minimum dinamakan pohon merentang
minimum (minimum spanning tree).
 Dalam menentukan minimum spanning tree
dari suatu graf terhubung, kita dapat
menggunakan dua cara yaitu Algoritma Prim
dan Algoritma Kruskal.
Matematika Diskrit
Algoritma Prim
 Langkah-langkah Algoritma Prim :
1. Pilih sisi dari graf G yang berbobot
minimum, masukkan ke dalm T.
2. Pilih sisi (u, v) yang mempunyai bobot
minimum dan bersisian dengan simpul di T,
dengan syarat sisi tersebut tidak membentuk
sirkuit di T. Masukkan (u, v) ke dalam T.
3. Ulangi langkah 2 sebanyak n-2 kali.
Matematika Diskrit
 Contoh :
Tentukan minimum spanning tree graf berikut :
Matematika Diskrit
 Penyelesaian
Matematika Diskrit
1. Pilih sisi fg sehingga kita mempunyai T({f, g}, fg)
2. Pilih sisi ef karena sisi tersebut berbobot minimum
yang bersisian dengan simpul f.
3. Pilih sisi ae dan gh karena berbobot minimum yang bersisian
dengan simpul pada T, yaitu e dan g.
4. Pilih sisi ac dan ad karena berbobot minimum yang bersisian
dengan simpul a.
5. Pilih sisi bc yang bersisian dengan simpul c.
Spanning tree tersebut mempunyai
total bobot 2+3+4+4+4+4+3=24
Algoritma Kruskal
 Pada Algoritma Kruskal, semua sisi dengan bobot
yang minimum dimasukkan ke dalam T secara
berurutan.
Matematika Diskrit
 Penyelesaian
1.T masih kosong
2. Pilih fg yang berbobot minimum yang tidak
membentuk sirkuit di T.
3. Memasukkan sisi yang berbobot 3, sehingga T
berbentuk
Matematika Diskrit
4. Memasukkan sisi-sisi yang berbobot 4, sehingga
T berbentuk
Matematika Diskrit
Spanning tree tersebut mempunyai
total bobot 2+3+4+4+4+4+3=24
Pohon Berakar (rooted tree)
 Pada suatu pohon yang sisi-sisinya diberi
arah sehingga menyarupai graf berarah,
maka simpul yang terhubung dengan semua
simpul pada pohon dinamakan akar.
 Pohon yang satu buah simpulnya
diperlakukan sebagai akar maka pohon
tersebut dinamakan pohon berakar (rooted
tree).
Matematika Diskrit
 Contoh : Pohon Berakar (Munir, 2003)
Matematika Diskrit
(a) Pohon berakar (b) Pohon berakar setelah
tanda panah pada sisi dibuang
a
b
c
d
e
f g
h i j
a
b
c
d
e
f g
h i j
Pada pohon berakar di atas:
• a merupakan akar
• c, d, f, g, h, i, dan j merupakan daun
b sebagai akar e sebagai akar
Pohon dan dua buah pohon berakar yang dihasilkan dari pemilihan
dua simpul berbeda sebagai akar
a
b
c
d
e f
g
h
f
g
a
b
c
d
e
f
g h
d
e
h
b
a c
Matematika Diskrit
Terminologi pada Pohon
Berakar
1. Anak (child atau children) dan Orangtua
(parent)
b, c, dan d adalah anak-anak simpul a,
dan
a adalah orangtua dari anak-anak itu.
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
2. Lintasan (path)
Lintasan dari a ke h adalah a, b, e,
h dengan panjang lintasan adalah
3.
3. Saudara Kandung (sibling)
f adalah saudara kandung e, tetapi
g bukan saudara kandung e karena
orangtua mereka berbeda.
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
4. Subpohon (subtree)
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
5. Derajat (degree)
Derajat sebuah simpul adalah jumlah anak pada
simpul tersebut.
Contoh:
Simpul berderajat nol adalah simpul c, f, h, i, j, l,
m.
Simpul berderajat 1 adalah simpul d dan g.
Simpul berderajat 2 adalah simpul b dan k.
Simpul berderajat 3 adalah simpul a dan e.
Jadi, derajat yang dimaksud adalah derajat
keluar.
Derajat maksimum dari semua simpul merupakan
derajat pohon itu sendiri.
Pohon di samping berderajat 3.
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
6. Daun (leaf)
Simpul yang berderajat nol (tidak
mempunyai anak) disebut daun.
Simpul h, i, j, f, c, l, dan m adalah
daun.
7. Simpul Dalam (internal node)
Simpul yang mrmpunyai anak adalah
simpul dalam.
Simpul b, d, e, g, dan k adalah
simpul dalam
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
8. Aras (level) atau Tingkat
9. Tinggi (height) atau Kedalaman (depth)
Aras maksimum dari suatu pohon disebut tinggi atau kedalaman
pohon tersebut.
Pohon di atas mempunyai tinggi 4.
Matematika Diskrit
a
b
k
g
j
f
c d
ml
i
e
h
0
1
2
3
4
Aras
Pohon Terurut (ordered tree)
 Pohon berakar yang urutan anak-anaknya
(diperhatikan), maka dinamakan pohon terurut
(ordered tree).
Matematika Diskrit
(a) (b)
(a) dan (b) adalah dua pohon terurut yang berbeda
1
2
6 87
3
4
9
10
5
1
2
68 7
3 4
9
10
5
Pohon n-ary
 Pohon berakar yang setiap simpul cabangnya mempunyai paling
banyak n buah anak disebut pohon n-ary.
 Pohon n-ary dikatakan teratur atau penuh (full jika setiap simpul
cabangnya mempunyai tepat n anak.
Matematika Diskrit
Contoh: < sentence>
<subject> <verb> <object>
<article> <noun phrase> wears <article> <noun>
A <adjective> <noun> a <adjective> <noun>
tall boy red hat
Gambar Pohon parsing dari kalimat A tall boy wears a red hat
Pohon Biner (binary tree)
 Pohon n-ary dengan n = 2
 Pohon yang paling penting karena banyak
aplikasinya
 Setiap simpul dalam pohon biner mempunyai
paling banyak 2 buah anak
 Dibedakan antara anak kiri (left child) dan
anak kanan (right child)
 Ada berbedaan urutan anak, maka pohon
biner adalah pohon terurut
Matematika Diskrit
 Contoh:
Matematika Diskrit
a
b c
d
a
b c
d
Dua buah pohon biner yang berbeda
Gambar Pohon biner penuh
Matematika Diskrit
Gambar (a) Pohon condong-kiri, dan (b) pohon condong kanan
a
b
c
d
a
b
c
d
(a) (b)
 Pohon Biner Seimbang
Pohon biner yang tinggi subpohon kiri dan tinggi
subpohon kanan seimbang, yaitu berbeda
maksimal 1.
Matematika Diskrit
T1 T2 T3
Gambar T1 dan T2 adalah pohon seimbang, sedangkan T3 bukan pohon seimbang.
Terapan Pohon Biner
1. Pohon Ekspresi
Ekspresi aritmatika (a+b)*((c/(d+e) dapat
dinyatakan dalam suatu pohon biner, dimana
peubah sebagai daun dan operator aritmatika
sebagai simpul dalam dan akar.
Matematika Diskrit
Gambar Pohon ekspresi dari (a + b)*(c/(d + e))
*
+ /
a b
+
d e
c
2. Pohon Keputusan
Matematika Diskrit
a : b
a : c b : c
b : c c > a > b a : c c > b > a
a > b > c a > c > b b > a > c b > c > a
a > b b > a
a >c c > a
b > c c > b
b > c c > b
a >c c > a
Gambar Pohon keputusan untuk mengurutkan 3 buah elemen
3. Kode Awalan (prefix code)
Kode awalan merupakan himpunan kode
(salah satunya adalah kode biner)
sedemikian sehingga tidak ada anggota
himpunan yang merupakan awalan dari
kode yang lain.
Contoh:
a. {000, 010, 011, 11} merupakan kode
awalan.
b. {001, 010, 01, 111} bukan merupakan
kode awalan, karena 01 merupakan
awalan dari 010.
Matematika Diskrit
4. Kode Huffman
Kode Huffman merupakan salah satu metode
pengkodean dalam hal kompresi data.
Matematika Diskrit
Perhatikan Tabel Kode ASCII berikut:
Simbol Kode ASCII
A 01000001
B 01000010
C 01000011
D 01000100
Jadi rangkaian bit untuk string ‘ABACCDA’:
01000001010000010010000010100000110100000110100010001000001
atau 7 8 = 56 bit (7 bytes).
 Tabel kekerapan (frekuensi) dan kode
Huffman untuk string ‘ABACCDA’
Matematika Diskrit
Simbol Kekerapan Peluang Kode Huffman
A 3 3/7 0
B 1 1/7 110
C 2 2/7 10
D 1 1/7 111
Sehingga rangkaian bit untuk string ‘ABACCDA’ :
0110010101110
atau 13 bit
Algoritma Pembentukan kode Huffman
1. Pilih dua simbol dengan peluang (probability) paling
kecil (pada contoh di atas yaitu simbol B dan D). Kedua
simbol tadi dikombinasikan sebagai simpul orangtua
dari simbol B dan D, sehingga menjadi simbol BD
dengan peluang 1/7 + 1/7 = 2/7, yaitu jumlah peluang
kedua anaknya.
2. Pilih dua simbol berikutnya, termasuk simbol baru, yang
mempunyai peluang terkecil.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai seluruh simbol habis
Matematika Diskrit
Matematika Diskrit
A = 0, C = 10, B = 110, D =111
Pohon Pencarian Biner
Matematika Diskrit
kunci S < kunci A
Kunci T > Kunci A
Contoh:
Data 50, 32, 18, 40, 60, 52, 5, 25, 70
Penelusuran Pohon Biner
Berikut ini pohon biner dimana A merupakan
akar pohon biner, sementara S dan T
merupakan subpohon (subtree) dari pohon
biner.
Matematika Diskrit
 Ada 3 jenis penelusuran pohon biner di atas,
antara lain:
1. Preorder : A, S, T
- kunjungi A
- kunjungi S secara preorder
- kunjungi T secara preorder
2. Inorder : S, A, T
- kunjungi S secara inorder
- kunjungi A
- kunjungi T secara inorder
3. Postorder : S, T, A
- kunjungi S secara postorder
- kunjungi T secara postorder
- kunjungi A
Matematika Diskrit
 Contoh:
Tentukan hasil penelusuran preorder, inorder,
dan postorder dari pohon biner berikut:
Matematika Diskrit
Jawab
Preorder : * + a / b c – d
* e f
Inorder : a + b / c * d – e * f
Postorder : a b c / + d e f * - *

More Related Content

What's hot

Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuanRudi Wicaksana
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritsaid zulhelmi
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
PersamaandifferensialMeiky Ayah
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08KuliahKita
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 

What's hot (20)

Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Pohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskritPohon(tree) matematika diskrit
Pohon(tree) matematika diskrit
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Persamaandifferensial
PersamaandifferensialPersamaandifferensial
Persamaandifferensial
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08Matematika Diskrit - 09 graf - 08
Matematika Diskrit - 09 graf - 08
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 

Similar to Graf Pohon dan Aplikasinya

grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdf
grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdfgrafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdf
grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdfdaffafirmansyah1
 
Matematika diskrit tree
Matematika diskrit  treeMatematika diskrit  tree
Matematika diskrit treeSiti Khotijah
 
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTree
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTree
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeRandySaputraMahmud
 
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01Matematika Diskrit - 10 pohon - 01
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01KuliahKita
 
25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohonNur Bariza
 
PPT MTK Diskrit 3.pptx
PPT MTK Diskrit 3.pptxPPT MTK Diskrit 3.pptx
PPT MTK Diskrit 3.pptxMegaSartika6
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Fahrul Usman
 
Bab I teori bilangan
Bab I teori bilanganBab I teori bilangan
Bab I teori bilanganHaryono Yono
 
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paudDamsir Abhu
 
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.Agatha Candra
 
Kemampuan dasar ui 2015
Kemampuan dasar ui 2015Kemampuan dasar ui 2015
Kemampuan dasar ui 2015Irfan Rifa'i
 

Similar to Graf Pohon dan Aplikasinya (20)

Pohon_Tree_pdf (1).pdf
Pohon_Tree_pdf (1).pdfPohon_Tree_pdf (1).pdf
Pohon_Tree_pdf (1).pdf
 
grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdf
grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdfgrafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdf
grafpohonbagianke6-131005095330-phpapp01.pdf
 
Matematika diskrit tree
Matematika diskrit  treeMatematika diskrit  tree
Matematika diskrit tree
 
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTree
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTree
TreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTreeTree
 
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01Matematika Diskrit - 10 pohon - 01
Matematika Diskrit - 10 pohon - 01
 
Diskret VIII Tree
Diskret VIII TreeDiskret VIII Tree
Diskret VIII Tree
 
Eeeee
EeeeeEeeee
Eeeee
 
Teori bahasa dan otomata 5
Teori bahasa dan otomata 5Teori bahasa dan otomata 5
Teori bahasa dan otomata 5
 
Bab 3 pohon (tree)
Bab 3   pohon (tree)Bab 3   pohon (tree)
Bab 3 pohon (tree)
 
25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon25486466 graph-pohon
25486466 graph-pohon
 
PPT MTK Diskrit 3.pptx
PPT MTK Diskrit 3.pptxPPT MTK Diskrit 3.pptx
PPT MTK Diskrit 3.pptx
 
Graf pohon
Graf pohonGraf pohon
Graf pohon
 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
 
Bab I teori bilangan
Bab I teori bilanganBab I teori bilangan
Bab I teori bilangan
 
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
 
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.
Penerapan Matematika pada Fungsi Transposisi Akord dan Nada by Agatha Indy C. D.
 
Pertemuan 9 ok
Pertemuan 9 okPertemuan 9 ok
Pertemuan 9 ok
 
Fungsi
Fungsi Fungsi
Fungsi
 
Kemampuan dasar ui 2015
Kemampuan dasar ui 2015Kemampuan dasar ui 2015
Kemampuan dasar ui 2015
 
Soal osn
Soal osnSoal osn
Soal osn
 

More from Septi Ratnasari

Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSepti Ratnasari
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanSepti Ratnasari
 
English Conversation in the School
English Conversation in the SchoolEnglish Conversation in the School
English Conversation in the SchoolSepti Ratnasari
 
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...Septi Ratnasari
 

More from Septi Ratnasari (11)

Pengujian Hipotesis
Pengujian HipotesisPengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis
 
Functions
FunctionsFunctions
Functions
 
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkunganSanitasi dan Kesehatan lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan lingkungan
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan
 
Curved Sides
Curved SidesCurved Sides
Curved Sides
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
Circle Terminology
Circle TerminologyCircle Terminology
Circle Terminology
 
English Conversation in the School
English Conversation in the SchoolEnglish Conversation in the School
English Conversation in the School
 
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
Perpustakaan sebagai Media dalam Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri (...
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
Mathematical Logic
Mathematical LogicMathematical Logic
Mathematical Logic
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

Graf Pohon dan Aplikasinya

  • 1. Graf Pohon Septi Ratnasari 4101412082 By Matematika Diskrit Mathematics Department
  • 2. Definisi Pohon (tree) merupakan salah satu bentuk khusus dari struktur suatu graf. Misalkan A merupakan sebuah himpunan berhingga simpul (vertex) pada suatu graf G yang terhubung. Suatu graf terhubung yang setiap pasangan simpulnya hanya dapat dihubungkan oleh suatu lintasan tertentu, maka graf tersebut dinamakan pohon (tree). Dengan kata lain, pohon (tree) merupakan graf tak-berarah yang terhubung dan tidak memiliki sirkuit. Matematika Diskrit
  • 3. G 1 G 2 G 3 G 4 a b c d e f a b c d e f a b c d e f a b c d e f Matematika Diskrit
  • 4. Hutan (forest) adalah  merupakan kumpulan pohon yang saling lepas.  graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap komponen di dalam graf terhubung tersebut adalah pohon. Matematika Diskrit Hutan yang terdiri dari tiga buah pohon
  • 6. Pohon Merentang (spanning tree)  Spanning tree dari suatu graf terhubung merupakan subgraf merentang yang berupa pohon.  Pohon merentang diperoleh dengan cara menghilangkan sirkuit dalam graf tersebut. Matematika Diskrit
  • 7. G T1 T2 T3 T4 Matematika Diskrit T1, T2, T3, T4 merupakan spanning tree dari graf G. Setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit mempunyai satu buah spanning tree.
  • 8. Aplikasi Pohon Merentang 1. Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang menghubungkan semua kota sehingga setiap kota tetap terhubung satu sama lain. 2. Perutean (routing) pesan pada jaringan komputer. Matematika Diskrit (a) (b) Router Subnetwork (a)Jaringan komputer, (b) Pohon merentang multicast
  • 9. Pohon Merentang Minimum  Pohon rentang yang mempunyai bobot minimum dinamakan pohon merentang minimum (minimum spanning tree).  Dalam menentukan minimum spanning tree dari suatu graf terhubung, kita dapat menggunakan dua cara yaitu Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal. Matematika Diskrit
  • 10. Algoritma Prim  Langkah-langkah Algoritma Prim : 1. Pilih sisi dari graf G yang berbobot minimum, masukkan ke dalm T. 2. Pilih sisi (u, v) yang mempunyai bobot minimum dan bersisian dengan simpul di T, dengan syarat sisi tersebut tidak membentuk sirkuit di T. Masukkan (u, v) ke dalam T. 3. Ulangi langkah 2 sebanyak n-2 kali. Matematika Diskrit
  • 11.  Contoh : Tentukan minimum spanning tree graf berikut : Matematika Diskrit
  • 12.  Penyelesaian Matematika Diskrit 1. Pilih sisi fg sehingga kita mempunyai T({f, g}, fg) 2. Pilih sisi ef karena sisi tersebut berbobot minimum yang bersisian dengan simpul f. 3. Pilih sisi ae dan gh karena berbobot minimum yang bersisian dengan simpul pada T, yaitu e dan g. 4. Pilih sisi ac dan ad karena berbobot minimum yang bersisian dengan simpul a. 5. Pilih sisi bc yang bersisian dengan simpul c. Spanning tree tersebut mempunyai total bobot 2+3+4+4+4+4+3=24
  • 13. Algoritma Kruskal  Pada Algoritma Kruskal, semua sisi dengan bobot yang minimum dimasukkan ke dalam T secara berurutan. Matematika Diskrit
  • 14.  Penyelesaian 1.T masih kosong 2. Pilih fg yang berbobot minimum yang tidak membentuk sirkuit di T. 3. Memasukkan sisi yang berbobot 3, sehingga T berbentuk Matematika Diskrit
  • 15. 4. Memasukkan sisi-sisi yang berbobot 4, sehingga T berbentuk Matematika Diskrit Spanning tree tersebut mempunyai total bobot 2+3+4+4+4+4+3=24
  • 16. Pohon Berakar (rooted tree)  Pada suatu pohon yang sisi-sisinya diberi arah sehingga menyarupai graf berarah, maka simpul yang terhubung dengan semua simpul pada pohon dinamakan akar.  Pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan sebagai akar maka pohon tersebut dinamakan pohon berakar (rooted tree). Matematika Diskrit
  • 17.  Contoh : Pohon Berakar (Munir, 2003) Matematika Diskrit (a) Pohon berakar (b) Pohon berakar setelah tanda panah pada sisi dibuang a b c d e f g h i j a b c d e f g h i j Pada pohon berakar di atas: • a merupakan akar • c, d, f, g, h, i, dan j merupakan daun
  • 18. b sebagai akar e sebagai akar Pohon dan dua buah pohon berakar yang dihasilkan dari pemilihan dua simpul berbeda sebagai akar a b c d e f g h f g a b c d e f g h d e h b a c Matematika Diskrit
  • 19. Terminologi pada Pohon Berakar 1. Anak (child atau children) dan Orangtua (parent) b, c, dan d adalah anak-anak simpul a, dan a adalah orangtua dari anak-anak itu. Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h
  • 20. 2. Lintasan (path) Lintasan dari a ke h adalah a, b, e, h dengan panjang lintasan adalah 3. 3. Saudara Kandung (sibling) f adalah saudara kandung e, tetapi g bukan saudara kandung e karena orangtua mereka berbeda. Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h
  • 21. 4. Subpohon (subtree) Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h
  • 22. 5. Derajat (degree) Derajat sebuah simpul adalah jumlah anak pada simpul tersebut. Contoh: Simpul berderajat nol adalah simpul c, f, h, i, j, l, m. Simpul berderajat 1 adalah simpul d dan g. Simpul berderajat 2 adalah simpul b dan k. Simpul berderajat 3 adalah simpul a dan e. Jadi, derajat yang dimaksud adalah derajat keluar. Derajat maksimum dari semua simpul merupakan derajat pohon itu sendiri. Pohon di samping berderajat 3. Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h
  • 23. 6. Daun (leaf) Simpul yang berderajat nol (tidak mempunyai anak) disebut daun. Simpul h, i, j, f, c, l, dan m adalah daun. 7. Simpul Dalam (internal node) Simpul yang mrmpunyai anak adalah simpul dalam. Simpul b, d, e, g, dan k adalah simpul dalam Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h
  • 24. 8. Aras (level) atau Tingkat 9. Tinggi (height) atau Kedalaman (depth) Aras maksimum dari suatu pohon disebut tinggi atau kedalaman pohon tersebut. Pohon di atas mempunyai tinggi 4. Matematika Diskrit a b k g j f c d ml i e h 0 1 2 3 4 Aras
  • 25. Pohon Terurut (ordered tree)  Pohon berakar yang urutan anak-anaknya (diperhatikan), maka dinamakan pohon terurut (ordered tree). Matematika Diskrit (a) (b) (a) dan (b) adalah dua pohon terurut yang berbeda 1 2 6 87 3 4 9 10 5 1 2 68 7 3 4 9 10 5
  • 26. Pohon n-ary  Pohon berakar yang setiap simpul cabangnya mempunyai paling banyak n buah anak disebut pohon n-ary.  Pohon n-ary dikatakan teratur atau penuh (full jika setiap simpul cabangnya mempunyai tepat n anak. Matematika Diskrit Contoh: < sentence> <subject> <verb> <object> <article> <noun phrase> wears <article> <noun> A <adjective> <noun> a <adjective> <noun> tall boy red hat Gambar Pohon parsing dari kalimat A tall boy wears a red hat
  • 27. Pohon Biner (binary tree)  Pohon n-ary dengan n = 2  Pohon yang paling penting karena banyak aplikasinya  Setiap simpul dalam pohon biner mempunyai paling banyak 2 buah anak  Dibedakan antara anak kiri (left child) dan anak kanan (right child)  Ada berbedaan urutan anak, maka pohon biner adalah pohon terurut Matematika Diskrit
  • 28.  Contoh: Matematika Diskrit a b c d a b c d Dua buah pohon biner yang berbeda
  • 29. Gambar Pohon biner penuh Matematika Diskrit Gambar (a) Pohon condong-kiri, dan (b) pohon condong kanan a b c d a b c d (a) (b)
  • 30.  Pohon Biner Seimbang Pohon biner yang tinggi subpohon kiri dan tinggi subpohon kanan seimbang, yaitu berbeda maksimal 1. Matematika Diskrit T1 T2 T3 Gambar T1 dan T2 adalah pohon seimbang, sedangkan T3 bukan pohon seimbang.
  • 31. Terapan Pohon Biner 1. Pohon Ekspresi Ekspresi aritmatika (a+b)*((c/(d+e) dapat dinyatakan dalam suatu pohon biner, dimana peubah sebagai daun dan operator aritmatika sebagai simpul dalam dan akar. Matematika Diskrit Gambar Pohon ekspresi dari (a + b)*(c/(d + e)) * + / a b + d e c
  • 32. 2. Pohon Keputusan Matematika Diskrit a : b a : c b : c b : c c > a > b a : c c > b > a a > b > c a > c > b b > a > c b > c > a a > b b > a a >c c > a b > c c > b b > c c > b a >c c > a Gambar Pohon keputusan untuk mengurutkan 3 buah elemen
  • 33. 3. Kode Awalan (prefix code) Kode awalan merupakan himpunan kode (salah satunya adalah kode biner) sedemikian sehingga tidak ada anggota himpunan yang merupakan awalan dari kode yang lain. Contoh: a. {000, 010, 011, 11} merupakan kode awalan. b. {001, 010, 01, 111} bukan merupakan kode awalan, karena 01 merupakan awalan dari 010. Matematika Diskrit
  • 34. 4. Kode Huffman Kode Huffman merupakan salah satu metode pengkodean dalam hal kompresi data. Matematika Diskrit Perhatikan Tabel Kode ASCII berikut: Simbol Kode ASCII A 01000001 B 01000010 C 01000011 D 01000100 Jadi rangkaian bit untuk string ‘ABACCDA’: 01000001010000010010000010100000110100000110100010001000001 atau 7 8 = 56 bit (7 bytes).
  • 35.  Tabel kekerapan (frekuensi) dan kode Huffman untuk string ‘ABACCDA’ Matematika Diskrit Simbol Kekerapan Peluang Kode Huffman A 3 3/7 0 B 1 1/7 110 C 2 2/7 10 D 1 1/7 111 Sehingga rangkaian bit untuk string ‘ABACCDA’ : 0110010101110 atau 13 bit
  • 36. Algoritma Pembentukan kode Huffman 1. Pilih dua simbol dengan peluang (probability) paling kecil (pada contoh di atas yaitu simbol B dan D). Kedua simbol tadi dikombinasikan sebagai simpul orangtua dari simbol B dan D, sehingga menjadi simbol BD dengan peluang 1/7 + 1/7 = 2/7, yaitu jumlah peluang kedua anaknya. 2. Pilih dua simbol berikutnya, termasuk simbol baru, yang mempunyai peluang terkecil. 3. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai seluruh simbol habis Matematika Diskrit
  • 37. Matematika Diskrit A = 0, C = 10, B = 110, D =111
  • 38. Pohon Pencarian Biner Matematika Diskrit kunci S < kunci A Kunci T > Kunci A Contoh: Data 50, 32, 18, 40, 60, 52, 5, 25, 70
  • 39. Penelusuran Pohon Biner Berikut ini pohon biner dimana A merupakan akar pohon biner, sementara S dan T merupakan subpohon (subtree) dari pohon biner. Matematika Diskrit
  • 40.  Ada 3 jenis penelusuran pohon biner di atas, antara lain: 1. Preorder : A, S, T - kunjungi A - kunjungi S secara preorder - kunjungi T secara preorder 2. Inorder : S, A, T - kunjungi S secara inorder - kunjungi A - kunjungi T secara inorder 3. Postorder : S, T, A - kunjungi S secara postorder - kunjungi T secara postorder - kunjungi A Matematika Diskrit
  • 41.  Contoh: Tentukan hasil penelusuran preorder, inorder, dan postorder dari pohon biner berikut: Matematika Diskrit Jawab Preorder : * + a / b c – d * e f Inorder : a + b / c * d – e * f Postorder : a b c / + d e f * - *