2. PENDAHULUAN
K3 adalah hak asazi manusia
Amanat UU
Sehat Selamat Produktif
Pekerja Sehat
Berperan besar dalam
investasi dan
pembangunan suatu bangsa
2
FASYANKES WAJIB MELAKSANAKAN UPAYA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
5. KOMPOSISI PEKERJA INDONESIA
Laki-Laki
65,11 Juta(62,09 %)
Perempuan
39,8 Juta (37,91%)
FORMAL
45,6 Juta (40%)
INFORMAL
68,4 Juta (60%)
PEKERJA
114 JUTA (48 %)
PENDUDUK
INDONESIA
(237,64 JUTA)
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%)
Yankes 58%
Selfcare
42%
MENJAGA TETAP SEHAT dan
DITINGKATKAN
DERAJAT KESEHATANNYA
6. PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
1 PEMBINAAN KESEHATAN PEKERJA: Formal dan Informal (GP2SP & POS UKK)
2
3 PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN DAN LINGKUNGAN KERJA
4 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3): K3 RUMAH SAKIT, K3 FKTP, K3 PERKANTORAN
5 PEMBINAAN SDM DAN PROFESI KESEHATAN KERJA (Dokter, Perawat,Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja)
6 PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA MASYARAKAT (Anak Sekolah, Pekerja, Jamaah Haji, Ibu Hamil)
7 PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA PRESTASI
PEMBINAAN PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA – Pelayanan Sarana, Sasaran (TKI, Pekerja perempuan, Nelayan)
7. Fasyankes sebagai institusi tempat kerja yang
memiliki risiko terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja
Jumlah Fasyankes besar (Puskesmas : 9.993
dan Rumah Sakit : 2.813)
Jumlah Tenaga (SDM) Kesehatan besar (Tahun
2018 : 491.059 orang)
Sebagian besar petugas kesehatan belum
memahami dan mengetahui tentang
kewaspadaan standar (standar precaution
Data KAK dan PAK pada petugas kesehatan
tinggi (Infeksi HIV 178 kasus, tertusuk jarum
84,2%, tersengat listrik, keracunan CO2, dll)
Mengapa Fasyankes
harus melaksanakan K3
8. Kasus
Inf
eksi Akibat Tertusuk Jarum
Suntik
178
KASU
S
Petugas
medis
terkena HIV
84,2%
Petugas
Puskesmas
pernah tertusuk
jarum bekas
Penelitian di Jakarta
Timur , Sri Hudoyo
2004
32
%
5 % HIV
Hepatitis B
30% Hepatitis C
9. Permasalahan kesehatan pada tenaga
kesehatan Fasyankes (Dit. Kesjaor, 2018)
5 0 % Stress
49,3%
Kelelahan
36,7% Muskuloskeletal
43,7% Insomnia
10.
11. K3 Fasyankes (K3FY) adalah Segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan karyawan melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
Fasyankes
Pengertian
12. Menciptakan Fasyankes yang sehat, aman,
dan nyaman bagi SDM Fasyankes, pasien,
pengunjung, maupun lingkungan
Fasyankes secara optimal, efektif, efisien
dan berkesinambungan.
14. 1. Pengelolaan dan
pengendalian risiko
Fasyankes tercipta
kondisi lingkungan
Fasyankes Sehat, Aman
dan Nyaman
2. Peningkatan Mutu dan
Kualitas Pelayanan
Fasyankes.
1. Padat karya
2. Padat modal
3. Padat teknologi
4. Tempat berkumpulnya
penyakit menular dan
emerging disease
5. Terdapat penggunaan B3
KARAKTERISTIK
FASYANKES
OUTPUT
1. Petugas selamat,
sehat dan
Produktif
2. Pasien dan
pengunjung
Sehat dan
Selamat selama
berada di
lingkungan
Fasyankes dan
jaminan mutu
layanan
Fasyankes
OUTCOME
K3
17. Merupakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif
SMK3
3
Memberikan
penekanan terhadap
pengaturan kesehatan
dan keselamatan kerja
1
Membagi tanggung
jawab terhadap tindakan
yang terkait kesehatan
dan keselamatan di
tempat kerja
4
Memfasilitasi
penegakan aturan.
2
Menetapkan standar
kerja dan kerangka
kerja untuk mencapai
standar tersebut;
SMK3 FASYANKES
28. Anthropometri Dimensi tubuh manusia
(ukuran dan bentuk tubuh)
Penerapan Prinsip Ergonomi
Aspek-aspek Ergonomi
Faktor Manusia Faktor internal dan eksternal
Sikap tubuh
dalam bekerja Sikap berdiri, duduk,
mengangkat/mengangkut
29. Contoh Bahaya
Ergonomi
No. Bahaya Ergonomi Lokasi Pekerja Yang Paling Berisiko
1 Pekerjaan yang
dilakukan secara
manual
Area pasien dan tempat
penyimpanan barang
(gudang)
Petugas yang menangani pasien
(mengangkat dan memindahkan
pasien) dan barang
2 Postur yang salah
dalam melakukan
pekerjaan
Kantor/administrasi Postur tubuh yang salah saat duduk
lama di kantor
Poli Gigi Dokter gigi saat melakukan
pemeriksaan rongga mulut
3 Pekerjaan yang
berulang
Semua area Dokter gigi, petugas pembersih,
fisioterapis, sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis
30. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• Sesuai
hazard
• Sesuai
tujuan
Parameter
MCU
•Penemuan
dini kasus
(PAK dan non
PAK)
•Penemuan
pola penyakit
per area
MCU
•Penilaian
status
kesehatan
•Kelayakan
bekerja
Analisis
hasil
MCU
• Tatalaksana
medis
• Tatalaksana
okupasi
Pengobatan
individu
(FKTP/
rujukan)
• Hirarki
pengendalian
terjadinya KAK/
PAK
Perbaikan
Lingkungan
Kerja
31. Pemberian Imunisasi
Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit (penyakit
infeksi)
Pekerja yang bekerja di tempat kerja ya
berisiko wajib mendapat imunisasi
Diprioritaskan bagi SDM Fasyankes yang
berisiko tinggi
SDM Fasyankes memiliki risiko tertular
penyakit infeksi seperti Hepatitis, Influenza,
Varicella, dan lain lain
IMUNISASI
32. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menerapkan
peraturan dan
prosedur
operasi kerja
Menggunakan
Alat Pelindung
Diri sesuai
pekerjaannya
Tidak merokok
ditempat kerja
Melakukan
aktivitas fisik
dan olahraga
secara teratur
Mengonsumsi
makanan dan
minuman yang
sehat
Mencuci tangan
dengan sabun
dan air mengalir
Membuang
sampah pada
tempatnya
Menggunakan
jamban saat
buang air besar
dan buang air
kecil
Tidak
mengonsumsi
NAPZA
Tidak meludah
sembarang
tempat
Mengonsumsi
makanan dan
minuman yang
sehat
Menggunakan
air bersih
Memberantas
jentik nyamuk
33. Pengelolaan Limbah
Fokus pada Risiko B3
Pengadaan
Penyimpanan di Gudang
Pengangkutan
Penyimpanan di UnitKerja
Penggunaan
Pembuangan B3 Kadaluwarsa
Fasyankes
Pemasok B3
Penerapan
Standar
Manajemen risiko K3
SAFETY
(Low Risk)
Petugas
Staf
Pengunjung
Pasien
Lingkungan
34. Kesiapsiagaan Darurat Bencana & Kebakaran
Darurat !!!
Suatu keadaan sukar/sulit yang tidak disangka dan tidak diinginkan yang
terjadi pada suatu tempat/kegiatan yang cenderung membahayakan bagi
manusia, merusak peralatan/harta-benda, atau merusak lingkungan
sekitarnya dan memerlukan penanggulangan segera
FASYANKES harus memiliki proses emergensi dalam menghadapi situasi
darurat bencana
35. SKEMA PENYUSUNAN TANGGAP DARURAT DAN
BENCANA
BENTUK
TIM
TUJUAN
LINGKUP
IDENTIFIKASI
POTENSI BAHAYA
RISK
ASSESMENT
UPA
YAMEMINIMALISASI
RESIKO
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SARANA / ALAT & SDM
ORG. TANGGAP DARURAT
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
SUSUN PROSEDUR
TANGGAP DARURAT
SOSIALISASI PROSEDUR
TANGGAP DARURAT
EMERGENCY DRILL
EVALUASI
36. PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG TERKAIT KESELAMATAN
• Terdapat Jalur dan arah evakuasi serta rambu evakuasi
• Terdapat Denah Titik Kumpul Aman dan Rambunya
37. Kesiapsiagaan dan Penanggulangan kebakaran
- Tersedianya alat pemadam api ringan (APAR)
- Tersedia cara penggunaan dan pemeliharaan APAR
- Pelatihan penggunaan APAR bagi seluruh petugas
39. PENGELOLAAN SARANA PRASARANA DAN PERALATAN MEDIS
DI FASYANKES DARI ASPEK K3
SEMUA PERALATANMEDIS HARUS DIAKUKAN:
• Inspeksi oleh user dan teknisi saat pembelian alat
dan saat akan digunakan
• Testing oleh user dan teknisi saat pembelian dan
saat akan digunakan
• Maintenance oleh user dan teknisi :
user saat melakukan Inspection
Teknisi saat melakukan PPM dan corective
maintenance
41. Bangunan Gedung
Keandalan Bangunan (UU No 28 Tahun 2002 )
Kemudahan
Transportasi dalam gedung
Kenyamanan
Kondisi termal/suhu, kebisingan,
getaran
Kesehatan
Ventilasi, sanitasi, drainase
Keselamatan
Proteksi petir, kebakaran, listrik.
42. Tujuan Program K3
Pada Bangunan Gedung dan prasarana
Fasyankes
1. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko
2. Memastikan bahwa gedung/ bangunan, peralatan dan sistem
yang digunakan tidak menimbulkan bahaya bagi penghuni
3. Mencegah terjadinya kecelakaan / cedera / PAK
4. Menciptakan kondisi yang menjamin keselamatan dan
keamanan bagi pasien, staf, pengunjung dan lainnya
5. Terwujudnya bangunan gedung fasyankes sesuai fungsi yang
ditetapkan
6. Memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian lingkungan di
fasyankes
43. PENCATATAN & PELAPORAN
• Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan K3 Fasyankes yang
terintegrasi dengan sistem informasi manajemen Fasyankes.
• Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan secara bulanan dan tahunan.
• Pencatatan dan pelaporan K3 Fasyankes meliputi:
– insiden penyakit menular;
– insiden penyakit tidak menular;
– insiden kecelakaan akibat kerja; dan
– insiden penyakit akibat kerja.
•
44. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan
pengawasan
penyelenggaraan
K3Fasyankes
(Pusat/Prov/kab/kota)
sesuai dengan
kewenangan masing-
masing Monitoring dan evaluasi
Pelatihan dan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia K3
Advokasi, sosialisasi, dan bimbingan
teknis
45. PENILAIAN K3 FASYANKES
• Penilaian K3 Fasyankes dilakukan secara internal dan eksternal
• Penilaian internal K3 Fasyankes dilakukan paling sedikit 6 (enam) bulan
sekali oleh unit kerja fungsional K3FY
• Penilaian eksternal K3 Fasyankes terintegrasi dengan akreditasi
Fasyankes.