3. Kebugaran Jasmani (Physical
Fitness)
Mampu melaksanakan tugas
sehari-hari
Tidak mengalami kelelahan yang
sangat berarti
SEHAT
Sehat jasmani, rohani, dan
sosial dan terbebas dari segala
penyakit
Masih ada cadangan tenaga
pada saat keadaan darurat
SEHAT BELUM TENTU BUGAR,
BUGAR SUDAH TENTU SEHAT
VS
7. AKTIVITAS FISIK
Setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran
tenaga atau energi
CONTOH :
Membersihkan rumah, Mencuci, Menyeterika
Memasak , Berkebun Naik-turun tangga, Mencuci
mobil/ motor, Jalan ke tempat kerja ,dsb.
No Kategori
Aktivitas
Kegiatan
1 Sangat ringan Tidur, berbaring, bersandar,
memancing, bermain kartu,
bermain alat musik
2 Ringan Berjalan, membersihkan
rumah, memasak
3 Sedang Berjalan, berkebun
4 Berat Berjalan menanjak, nebang pohon,
menggali tanah
JENIS KEGIATAN AKTIVITAS FISIK
8. LATIHAN FISIK
Semua bentuk aktivitas fisik yang
dilakukan secara terstruktur dan
terencana, dengan tujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani
CONTOH :
🠶 Jalan kaki
🠶 Jogging
🠶 Sit-up / Push-up
🠶 Stretching
🠶 Senam aerobik
🠶 Bersepeda
🠶 dsb
OLAHRAGA
Salah satu bentuk aktivitas fisik yang
dilakukan secara terstruktur, terencana, dan
berkesinambungan dengan mengikuti
aturan2 tertentu dan bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan
prestasi
CONTOH :
• Sepakbola
• Bulutangkis
• Bola basket
• Tenis meja
• Balap sepeda
• dsb
10. KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DALAM
RPJMN DAN RENSTRA TH 2020 - 2024
RENSTRA (IKK)
1. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja
2. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga
RPJMN (Output PN)
Pelaksanaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
11. RUANG LINGKUP PROGRAM
DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
LINGKUP
Pelayanan kesehatan usia reproduksi,
usia produktif, pekerja, sasaran layanan
Keluarga Berencana (termasuk catin,
PUS), lansia dan kesehatan olahraga
Skrining layak hamil bagi PUS
Surveilans kesehatan kerja
Peningkatan kualitas hidup usia
produktif dan lansia
Kemitraan dengan K/L dan penguatan
LP/LS pada kegiatan bidang kesehatan
usia produktif dan lansia
Pembinaan teknis peningkatan
kesehatan usia reproduksi, usia
produktif, pekerja, sasaran pelayanan
KB, lansia dan kesehatan olahraga
Pembinaan jabatan fungsional
Fasilitasi dan koordinasi agenda
internasional dan mitra pembangunan
• Peningkatan Pelayanan Kespro (Catin, PUS,
Mahasiswa, disabilitas)
• Peningkatan Kualitas Pelayanan KB
• Peningkatan Pelayanan Kespro pada situasi Krisis
Kesehatan
• Peningkatan pelayanan KtPA
Kesehatan
Reproduksi
• Kesehatan Kerja
• Peningkatan penerapan GP2SP, K3, Pos UKK
Kesehatan
Kerja
• Pembinaan Kebugaran Jasmani Masyarakat
• Pelayanan kesehatan olahraga
Kesehatan
Olah Raga
• Pemberdayaan Lansia
• Pelayanan lansia di Puskesmas
• Pelayanan Lansia di RS (geriatric terpadu)
• Perawatan Jangka Panjang (LTC)
Kesehatan
Lansia
12. DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA
IKP
Persentase
kabupaten/kota
yang
melaksanakan
intervensi
kesehatan
keluarga
IKP
Persentase
kabupaten/kota
yang menerapkan
kebijakan
Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat (Germas)
13. 1
2
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan
kesehatan olahraga
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan
kesehatan kerja
INDIKATOR KESJAOR DALAM RENSTRA 2020 – 2024
• Tersedianya SK/SE yang mendukung pelaksanaan kesehatan
kerja di tingkat kabupaten/kota
• Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya
melaksanakan kesehatan kerja minimal level 1
• Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal
• Pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) fasilitas
pelayanan kesehatan di kabupaten/kota
• Tersedianya SK/SE tentang olahraga/aktivitas fisik di tingkat
kabupaten/kota
• 60% Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga
level 1
• Pembinaan kebugaran jasmani pekerja di tingkat
kabupaten/kota
14. Kesehatan Kerja :
Upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan
Kesehatan Olahraga :
Upaya Kesehatan yang memanfaatkan
olahraga atau latihan fisik untuk
meningkatkan derajat kesehatan
MASYARAKAT
SEHAT, BUGAR PRODUKTIF
UU NO 1/70, UU NO.13/2003, UU NO
3/2005, UU NO 36/2009, UU 36/2014, UU
18/2017
MOVE FOR HEALTH, GAPPA, MIGRANT
HEALTH, OCCUPATIONAL HEALTH, REFUGE,
IMPROVING GLOBAL ROAD SAFETY,
WORKERS HEALTH
KEBIJAKAN INTERNASIONAL :
KEBIJAKAN NASIONAL :
15. KEBIJAKAN
• Membangun masyarakat yang sehat bugar dan
produktif dengan menitikberatkan upaya promotif
dan preventif.
• Memperkuat kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat
• Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan
olahraga secara bertahap, terpadu dan
berkesinambungan
• Pengembangan program kesehatan kerja dan
olahraga melibatkan LP/LS, dunia usaha, swasta dan
masyarakat.
• Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan
olahraga sesuai standar profesi, standar pelayanan,
dan SPO.
STRATEGI
Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan masyarakat
khususnya pada kelompok pekerja, anak sekolah,
bumil dan lansia.
Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan
olahraga.
Penguatan layanan kesehatan masyarakat khususnya
bagi pekerja.
Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan
kerja dan olahraga.
Penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan
olahraga.
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN OLAHRAGA
16. PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DALAM MENDUKUNG SDGs dan
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Meningkatnya
UHH
Menurunnya AKI
Menurunnya AKB
dan STUNTING
Menurunnya
prevalensi PM
dan PTM
UPAYA KESEHATAN
KERJA
dan OLAHRAGA
UPAYA KESEHATAN
WAJIB PUSKESMAS
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
Memastikan kehidupan
yang sehat dan
meningkatkan
kesehatan di semua usia
17. TARGET SASARAN INDIKATOR OUTPUT
1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Fasyankes (Puskesmas,
Klinik, RS)
2 Perkantoran (K/L, OPD)
3 Perusahaan (UMKM, menengah, besar)
4 Tempat kerja lainnya
SASARAN :
TEMPAT KERJA
1. Anak Sekolah
2. Calon Jemaah Haji
3. ASN Kementerian/ Lembaga, OPD
4. Fasyankes (Puskesmas. RS)
5. Pekerja
SASARAN :
PENGUKURAN KEBUGARAN
1 Kelompok Olahraga Masyarakat
2 Ibu hamil
3 Lansia
SASARAN :
KELOMPOK MASYARKAT
19. KEBUGARAN JASMANI
• KEMAMPUAN TUBUH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN
PEKERJAAN SEHARI-HARI SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
DALAM JANGKA WAKTU RELATIF LAMA TANPA
MENIMBULKAN KELELAHAN YANG BERLEBIHAN
• TES DAYA TAHAN JANTUNG-PARU
• Dilakukan dengan berbagai cara atau alternatif sesuai dengan sarana
& prasarana yang tersedia
• Tujuan: Mengukur daya tahan jantung paru atau kapasitas aerobik
(VO2 maks)
20. MANFAAT PENGUKURAN
KEBUGARAN JASMANI
Mengetahui tingkat kebugaran jasmani
Mengetahui adanya kelainan/ penyakit
Membuat program latihan fisik yang
sesuai
Mengevaluasi hasil program latihan fisik
yang telah dilakukan
21. JENIS TES DAYA TAHAN
J ANTUNG-PARU
Tes Treadmill (Treadmill Test)
Tes Sepeda Statis (Ergocycle Test)
Tes Bangku (Step Test)
Tes Jalan/ Lari (Walk/ Run Test)
•Metode Rockpot, jalan 6 menit
22. 2020
• Dikembangkan tahun 2020
• Aplikasi pengukuran kebugaran jasmani
(yaitu daya tahan jantung paru) mandiri
dengan metode Rockport (jalan/jogging
1,6 km)
• Aplikasi ini mencatat Indeks Massa Tubuh
(IMT), Hasil Pemeriksaan Faktor Risiko
PTM (tekanan darah, kadar gula darah
dan kadar kolesterol, jika dilakukan
• Disertai Edukasi Latihan Fisik BBTT
PENGEMBANGAN-
SIPGAR
PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI MANDIRI
(APLIKASI SIPGAR)
2021
• Tes Kebugaran Jasmani Calon
Jemaah haji
• Metode Pengukuran Tes Jalan 6
Menit
• Challenge untuk BB lebih dan
Obesitas (WLC) – awal untuk ASN
Kemenkes
• Aktivitas Fisik/Latihan Fisik dan
Diet ditentukan sesuai target
penurunan BB
• Monitoring program melalui
aplikasi SIPGAR
• Pengukuran Kebugaran Jasmani
Anak Sekolah
23. PENGUKURAN KEBUGARAN
JASMANI MANDIRI
▪ Pengguna adalah seluruh masyarakat berusia 10 – 95
Tahun
▪ Syarat Individu :
▪ Dalam kondisi Sehat
▪ Faktor Komorbid (Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Gangguan Sendi dan Otot) dalam kondisi terkontrol
▪ Mampu melakukan aktivitas jalan/jalan cepat/lari
▪ Syarat Lintasan/Lokasi :
▪ Lintasan/jalanan datar atau landai dan bebas hambatan
▪ Tidak diperkenankan jalanan tanjakan/turunan/ rusak
Mengukur kebugaran individu
secara mandiri menggunakan tools
aplikasi android
“SIPGAR”
Dimana saja – Kapan Saja –
Sesuai kondisi Kesehatan
24. SISTEMATIKA
▪ Pendaftaran
▪ Login
▪ Pengisian Data (pribadi, tempat kerja, dll)
▪ PARQ
▪ Pemilihan Metode Pengukuran
▪ MelakukanTes Kebugaran
▪ Melihat HasilTes Kebugaran
▪ Intervensi Hasil tes Kebugaran
30. METODE PENGUKURAN
Metode Rockport
(1,6 km)
KRITERIA :
-USIA 18 – 69TAHUN
-PAR-Q LAYAK
Metode Single Test
1000/1600 Meter
KRITERIA :
- USIA 10–12/13- 18 TAHUN
- PAR-Q LAYAK
Metode Jalan 6 Menit
KRITERIA :
-USIA 60 – 69TAHUN dengan PAR- Q
TIDAK LAYAK
-USIA > 69TAHUN
45. Tersedianya SK/SE tentang
olahraga/aktivitas fisik di tingkat
kabupaten/kota
60% Puskesmas yang melaksanakan
kesehatan olahraga level 1
30% Puskesmas di wilayah kerjanya
melaksanakan kesehatan olahraga
minimal level 1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN KESEHATAN OLAHRAGA
Pembinaan kebugaran jasmani
pekerja di tingkat kabupaten/kota
46. PUSKESMAS MELAKSANAKAN KESEHATAN
OLAHRAGA
JENIS PENILAIAN KRITERIA Lv 1 Lv2 Lv3
Olahraga internal Perencanaan ✔ ✔ ✔
Peregangan ✔ ✔ ✔
Senam bersama ✔ ✔ ✔
Pembinaan Kebjas pegawai puskesmas ✔ ✔ ✔
Analisis hasil pengukuran kebugaran jasmani pegawai
pkm
- ✔ ✔
Olahraga eksternal Latihan Fisik Ibu hamil ✔ ✔ ✔
Latihan Fisik Lansia ✔ ✔ ✔
Pembinaan kebjas Anak Sekolah/Madrasah - ✔ ✔
Pembinaan Kebjas Jemaah haji - ✔ ✔
Pembinaan Kelompok Masyarakat yang melaksanakan
Aktivitas fisik
✔ ✔ ✔
Pembinaan Kebjas ASN Tingkat Kecamatan - - ✔