Dokumen tersebut membahas konsep K3 di Puskesmas sesuai PMK 52 tahun 2018. Terdapat penjelasan mengenai standar K3 di fasyankes, program kesehatan kerja, program keselamatan kerja, dan contoh program kerja K3 di fasyankes.
2. drg. Juliko Suleman M.Kes
Riwayat Pendidikan :
- Dokter Gigi, FKG Universitas Hasanuddin
- Magister Manajemen RS, FK Universitas Gajah Mada
Riwayat Pekerjaan :
- Dokter Fungsional (1994 - 2008), (2016 - skrg)
- Direktur RS Sanana Maluku Utara (2009 - 2012)
- Kadinkes Kep.Sula/Taliabu Maluku Utara (2013-2015)
- Dosen UBM Gorontalo/ Administrasi RS (2017 - skrg)
Riwayat Pelatihan :
- Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi
- Beberapa Workshop KARS
- TOT K3RS Dirkesjaor KeMenKes
- Ahli K3 Fasilitas Kesehatan (BNSP)
- Konsultan Manajemen Kesehatan (BNSP)
Organisasi saat ini :
- Pengurus PDGI Prov. Gorontalo
- Pengurus Nasional KAK3RS
- Pengurus IKKESINDO Wilayah SULUT dan sekitarnya
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. Tulang punggung
keluarga
Aset perusahaan/
negara
Penggerak ekonomi
bangsa
Pencetak generasi
penerus bangsa
Keluarga
Sehat,
Pekerja
Sehat
=
Keluarga
Bahagia
Keluarga
Sakit,
Pekerja
Sehat
=
Beban
Keluarga
Keluarga
Sehat,
Pekerja
Sakit
=
Masalah
Keluarga
Keluarga
Sakit,
Pekerja
Sakit
=
Bencana
Keluarga
13.
14. Pengelola tempat kerja wajib mentaati standar kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat 5, menjamin lingkungan yang sehat serta bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan kerja
UU No. 36
Tahun 2009,
Pasal 164
1.Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja.
2. Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat,
mentaati peraturan yang berlaku di tempat kerja.
UU No. 36
Tahun 2009,
Pasal 165
15. Tempat kerja paling sedikit 100 orang pekerja atau mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatand
an kesehatan kerja
PP No. 50
Tahun 2012
Pasal 2, Pengaturan akreditasi Puskesmas, klinik Pratama, tempat praktik
mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi, bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
masyarakat, dan lingkungannya
3.Meningkatkan kinerja Puskesmas, klinik pratama, tempat prkatik
mandiri dokter, dan tempat prkatik mandiri dokter gigidalam
pelayanan kesehatan perseorangan dan/atau kesehatan masyarakat.
Permenkes No. 46
Tahun 2015 Tentang
Akreditasi
Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat
kerja Praktek
Mandiri, Dokter,
Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi
16.
17. ARAH KEBIJAKAN KESEHATAN KERJA
Membangun masyarakat yang
sehat bugar dan produktif dengan
menitikberatkan upaya
promotif dan preventif
Memperkuat kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat
Penyelenggaraan program
kesehatan kerja secara
bertahap, terpadu dan
berkesinambungan
Pengembangan program
kesehatan kerja melibatkan
LP/LS, dunia usaha, swasta
dan masyarakat
Penyelenggaraan program
kesehatan kerja sesuai standar
profesi, standar pelayanan,
dan SPO
18. STRATEGI
KESEHATAN
KERJA
Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada
kelompok pekerja berbasis masyarakat pekerja
Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja
Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja
Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan
kerja
Penguatan sistem informasi kesehatan kerja
STRATEGI
KESEHATAN
KERJA
22. Bab III (psl 7 – 8)
STANDAR K3 DI FASYANKES
Bab IV (psl 9)
PELATIHAN
Bab VII (psl 12)
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Bab I (psl 1 – 4)
KETENTUAN UMUM
Bab V (psl 10)
PENCATATAN & PELAPORAN
Bab VIII (psl 13)
KETENTUAN PERALIHAN
Bab II (psl 5 – 6)
SMK3 DI FASYANKES
Bab VI (psl 11)
PENILAIAN K3 DI FASYANKES
Bab IX (psl 14)
KETENTUAN PENUTUP
23.
24.
25. PENINJAUAN
KINERJA
K3
Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian
risiko K3
Penerapan Kewaspadaan Standar
Penerapan Prinsip Ergonomi
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemberian imunisasi
Pembudayaan PHBS
Pengelolaan Sarana dan Prasarana (aspek K3)
Pengelolaan Peralatan Medis (aspek K3)
Kesiapsiagaan Terhadap Kondisi Darurat atau
Bencana, termasuk kebakaran
Pengelolaan Bahan danh B3
Pengelolaan Limbah Domestik
KEBIJAKAN K3
PERENCANAAN
K3
PELAKSANAAN
K3
PEMANTAUAN
& EVALUASI
KINEERJA K3
26. SMK3 DI FASYANKES
MANAJEMEN K3 DI FASYANKES ADALAH BAGIAN DARI
SISTEM MANAJEMEN FASYANKES SECARA KESELURUHAN
DALAM RANGKA PENGENDALIAN RISIKO YANG BERKAITAN
DENGAN AKTIFITAS PROSES KERJA, GUNA TERCIPTANYA
LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT, SELAMAT, AMAN DAN
NYAMAN.
32. Program Kesehatan Kerja :
1. Kesehatan Kerja Internal
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala Petugas
• Kegiatan Imunisasi /Vaksinasi
• Pelaporan PAK / KAK di Fasyankes
2. Kesehatan Kerja Eksternal
• Pendataan Tempat kerja, Jumlah pekerja dsb
• Pelayanan PAK /KAK
• Data pos UKK dsb
33. Program Keselamatan Kerja :
1. Keselamatan Kerja Internal
• Program keamanan dan keselamatan puskesmas
• Program pengelolaan B3 dan limbah puskesmas
• Program penanggulangan bencana
• Program pencegahan dan penanggulanagn kebakaran
• Program Jaminan Ketersediaaan Alat Kesehatan
• Program pengelolaan sistem utilitas puskesmas
2. Keselamatan Kerja Eksternal
• Program Kesiapsiagaan Bencana
34. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 :
Dilaksanakan melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran,
dan atau audit internal SMK3 di Fasyankes.
Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 :
Dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan rencana dan Pemantauan Evaluasi.
35. STANDAR K3 FASYANKES
Pengenalan & Pengendalian
Potensi Bahaya
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Kesiapsiagaan
darurat bencana dan
kebakaran
Penerapan kewaspadaan standar
Penerapan prinsip ergonomi
Pemberian Imunisasi
Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
Pengelolaan Sarpras
Pengelolaan
Peralatan Medis dari
aspek K3
Pengelolaan B3
Pengelolaan Limbah
Domestik
36.
37.
38.
39.
40. 1 2 3
1. MR Keselamatan Pasien (risiko klinis pasien)
2. MR Keselamatan Staf (PAK dan KAK)
3. MR Fasilitas dan Lingkungan (Keselamatan
pasien,Keluarga pasien, pengunjung, staf &
masyarakat)
46. Pemberian Imunisasi
1. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan (preventif) terjadinya
penyakit akibat tertular penyakit infeksi.
2. Pekerja yang bekerja di tempat kerja yang beresiko, wajib mendapat
imunisasi atau profilaksis terlebih dahulu.
3. Tempat yang berisiko adalah area tempat pekerja melakukan
kegiatan yang berpotensi menularkan penyakit berasal dari agen
lingkungan kerja berupa orang, hewan maupun spesimen tubuh
seperti darah, liur, dahak dll.
55. Contoh Kasus :
Robohnya lisplank karena lapuk.
Tertukarnya gas medik.
Terjebaknya pasien di dalam lift.
Tidak berfungsinya Genset.
Meledaknya panel listrik
Kebakaran di power house,AC, dll.
67. Tujuan dari Kesiapsiagaan adalah Meminimalkan
dampak dari kondisi darurat dan bencana, baik
internal maupun eksternal yang dapat menimbulkan
kerugian fisik, material, jiwa, bagi SDM Fasyankes,
pasien, pendamping pasien dan pengunjung serta
masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes, maupun
sistem operasional di Fasyankes.
68.
69.
70. Pengelolaan limbah domestik Fasyankes harus
memperhatikan :
1. Penyediaan tempat sampah terpilah antara organik dan non organik
2. Tempat sampah dilapisi kantong plastik
3. Penyediaan masker, sarung tangan kebun dan sepatu boots bagi
petugas kebersihan
4. Cuci tangan dengan sabun setelah mengelola sampah
5. Apabila terkena benda tajam atau cidera akibat buangan sampah,
diharuskan melapor kepada petugas (PIC K3 dan PPI) untuk
dilakukan investigasi kemungkinan terjadinya infeksi, pemberian
vaksin dan atau pengobatan lanjutan
71.
72.
73.
74. CONTOH PROGRAM KERJA K3 FASYANKES
1. Program keamanan dan keselamatan puskesmas
• Melakukan assessment risiko secara komprehensif & proaktif untuk mengindentifikasi bangunan,
ruangan/area,peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera
• Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
• Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
• Melakukan assessment risiko pra konstruksi (Pra Construction Risk Asessment/PCRA) setiap
ada konstruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolisasi.
• Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi
pasien, keluarga,staff dan pengunjung.
• Penggunaan kartu identitas seluruh staff puskesmas dan semua individu yang bekerja di
puskesmas pada pasien rawat inap, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang
memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang aman.
• Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik
pribadi.
• Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan perundang-undangan
• Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan
75. 2. Program pengelolaan B3 dan limbah puskesmas
• Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan perundang-undangan
• Pengelolaan penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan Perundang-
undangan
• Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan perundang-undangan
• Sistem pendokumentasian dan perijinan B3 sesuai peraturan dan perundang-undangan
• Penangganan tumpahan dan paparan B3 sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundangan-undangan
• Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai ketentuan
atau peraturan perundang-undangan
• Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
• Penggunaan APD sesuai peraturan perundang-undangan
3. Program penanggulangan bencana
• Identifikasi risiko bencana internal & eksternal
• Penyusunan Hazard Vulnelerality Asessment (HVA)
• Pembentukan Tim tanggap/penanggulangan bencana
• Penyusunan dokumen disasterplan
• Edukasi & simulasi penanggulangan bencana
76. 4. Program pencegahan dan penanggulanagn kebakaran
• Identifikasi risiko bencana internal & eksternal
• Penyusunan Hazard Vulnelerality Asessment (HVA)
• Pembentukan Tim tanggap/penanggulangan bencana
• Penyusunan dokumen disasterplan
• Edukasi & simulasi penanggulangan bencana
5. Program Jaminan Ketersediaaan Alat Kesehatan
• Iventarisasi alat Kesehatan melalui ASPAK
• Inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan secara
periodik.
• Pemeliharaan dan kalibrasi alat Kesehatan secara
periodik.
6. Program pengelolaan sistem utilitas puskesmas
• Identifikasi sistem utilitas utama dan penting lainnya
beserta komponen penting
• Identifikasi area berisiko kegagalan listrik & air
• Pemeriksaan kualitas air
• Pemeliharaan sistem utilitas
77. 7. Program diklat bagi petugas
• Penyusunan program diklat K3
• Pelaksanaan program diklat K3
• Evaluasi dan tindaklanjut perbaikan program diklat bagi petugas
8. Program kesehatan kerja
• Identifikasi risiko paparan infeksi
• Pemeriksaan Kesehatan berkala
• Perlindungan kekerasan
• Pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
79. 17
1. K3 merupakan hal penting dalam pelaksanaan pelayanan di
Fasyankes.
2. Sasaran K3 tidak hanya pasien, namun juga
Petugas, pengunjung dan lingkungan kerja.
3. K3 harus menjadi budaya dan karakter setiap
pekerja, bukan hanya tugas tim/PIC K3.
4. Pelaksanaan K3 dilakukan secara bertahap dan
memerlukan komitmen semua pihak.
5. Fasyankes harus mengupayakan perlingdungan kesehatan
bagi pekerjanya.
80. 17
1. K3 menjadi budaya kerja di fasyankes
2. K3 tidak hanya berfokus pada keselamatan pasien, namun
juga pada termasuk keselamatan petugas, pengunjung,
dan lingkungan.
3. Peran Pemerintah dan manajemen untuk
mendorong budaya K3 di fasyankes melalui reward
dan konsekuen, salah satu praktiknya melalui
akreditasi Puskesmas
HARAPAN