SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Korelasi Page 1
BAB 13
KORELASI
A. Pengerian Korelasi Linear Sederhana
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara
dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Oleh sebab
itu terkenal dengan sebutan Korelasi Pearson Product Moment (PPM). Korelasi adalah
salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti.
Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti
hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah
saja. Hubungan sebab akibat, misalnya : orang yang bodoh dapat menyebabkan dirinya
miskin, sebaliknya orang yang miskin dapat menyebabkan dirinya bodoh. Jadi tidak jelas
mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat. Dalam korelasi hanya
dikenal hubungan searah saja (bukan timbal balik), misalnya : tinggi badan menyebabkan
berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan
tinggi badannya bertambah pula. Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan
akibatnya. Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Dan data
akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah bebas disebut juga dengan
independen (independent) yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau X1, X2, X3,
..., Xn ( tergantung banyaknya variabel bebas ). Sedangkan istilah terikat disebut juga
dependen ( dependent ), yang biasanya dilambangkan dengan huruf Y.
Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi
linear sederhana (simple linear correlation), sedangkan yang mencakup lebih dari dua
variabel disebut analisis korelasi linear berganda (multiple linear correlation). Bentuk
hubungan antara variabel-variabel X dan Y dapat berupa :
1. Hubungan positif atau negatif
2. Hubungan linear atau non-linear (curvi-linear)
Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan positif bila perubahan yang terjadi
pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel Y pada arah yang
bersamaan. Misalnya, kalau pendapatan seseorang naik, maka jumlah barang yang dibeli
akan naik pula. Sebaliknya bila pendapatan turun, maka jumlah barang yang dibeli juga
turun. Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan negatif bila perubahan yang terjadi
pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel Y pada arah
Korelasi Page 2
yang berlawanan. Misalnya, makin banyak orang menggunakan minyak tanah untuk
bahan bakar, makin murah harga kayu bakar.
Hubungan antara variabel X dan variabel Y dikatakan linear bila hubungan itu
merupakan garis lurus, sedangkan hubungan itu dikatakan non-linear bila hubungan itu
berbentuk cekung atau cembung.
B. Koefisien Korelasi Linear Sederhana dan Penafsirannya
Analisis korelasi ini mengukur korelasi dua buah variabel yaitu variabel bebas (X)
dengan variabel tidak bebas (Y). Pengukuran pada umumnya dilakukan terdiri dari 2
bentuk, yaitu Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi
1. Perhitungan r2
dan r dengan metode kuadrat terkecil
a. Koefisien Determinasi (r2
)
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terdapat variabel tidak bebas. Bila
koefisien determinasi r2
= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh
sama sekali ( = 0% ) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien
determinasi r2
= 1, berarti variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel
bebas. Karena itu letak r2
berada dalam selang ( interval ) antara 0 dan 1. Secara
aljabar dinyatakan :
0 ≀ π‘Ÿ2 ≀ 1
Koefisien Determinasi dapat dicari dengan perumusan sebagai berikut :
π‘Ÿ2
=
βˆ‘(π‘Œπ‘ βˆ’ π‘ŒΜ…)
2
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2
=
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘›
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Atau dapat juga dengan cara berikut :
π‘Ÿ2 = 1 βˆ’
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘Œπ‘)2
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2
= 1 βˆ’
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘›
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Dimana Yc (nilai taksiran atau perkiraan untuk Y) = a + bX
dengan 𝑏 =
𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 π‘Œπ‘–)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)(βˆ‘ π‘Œπ‘–)
𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖
2)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)
2
dan π‘Ž =
βˆ‘ π‘Œβˆ’π‘(βˆ‘ 𝑋)
𝑛
Korelasi Page 3
b. Koefisien Korelasi (r)
π‘Ÿ = √ π‘Ÿ2
Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur
derajat kerapatan hubungan kedua variabel X dan Y. Dengan koefisien korelasi
akan dapat diketahui apakah antara kedua variabel itu terdapat hubungan atatu
tidak. Suatu hubungan dikatakan sempurna, apabila koefisien korelasi = Β±1,
artinya hubungan itu sempurna positif atau negatif. Sebaliknya, suatu hubungan itu
dikatakan tidak sempurna, apabila koefisien korelasi r < +1 atau r > -1, artinya
hubungan itu tidak sempurna positif atau tidak sempurna negatif.
Tabel 13.1 Interpretasi dari nilai r menurut Husaini Usman dan R. Purnomo
Setiady Akbar
Secara aljabar dinyatakan : βˆ’1 ≀ π‘Ÿ ≀ +1
2. Perhitungan dengan metode product moment dari Karl Pearson
Untuk mencari Koefisien Korelasi dipergunakan rumus sebagai berikut :
π‘Ÿ =
𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)
√[π‘›βˆ‘ 𝑋2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2
] [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2
]
Koefisien Determinasi dicari dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi. Jadi π‘Ÿ2
=
(π‘Ÿ)2
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan
sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Pengujian Signifikansi
Korelasi yaitu βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
r Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
Korelasi Page 4
Pengujian Koefisien Korelasi Populasi
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš
𝑛 βˆ’ 2
1 βˆ’ π‘Ÿ2
dengan dk = n – 2 kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀
𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan.
Contoh :
Diketahui data terhadap 5 responden untuk variabel :
X Y
1 4
2 3
3 5
4 7
5 6
Buktikanlah bahwa kedua variabel itu mempunyai hubungan linear yang positif.
Jawab :
Langkah-langkahnya :
1. Buktikan atau asumsikan bahwa kedua variabel itu mempunyai data yang normal
dan dipilih secara acak.
2. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
a. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y
b. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X
dan Y
3. Hipotesis statistiknya
a. 𝐻 π‘Ž ∢ π‘Ÿ β‰  0
b. 𝐻0 ∢ π‘Ÿ = 0
4. Buat tabel sebagai penolong untuk menghitung r
X Y XY X2
Y2
1 4 4 1 16
2 3 6 4 9
3 5 15 9 25
4 7 28 16 49
5 6 30 25 36
Jumlah 15 25 83 55 135
Korelasi Page 5
5. Menghitung rhitung dengan menggunakan product momen
π‘Ÿ =
𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œβˆ’(βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)
√[π‘›βˆ‘ 𝑋2βˆ’(βˆ‘ 𝑋)
2
][π‘›βˆ‘ π‘Œ2βˆ’(βˆ‘ π‘Œ)
2
]
π‘Ÿ =
5(83)βˆ’(15)(25)
√[5(55)βˆ’(152)][5(135)βˆ’(252)
π‘Ÿ =
415βˆ’375
√[275βˆ’225][675βˆ’625]
π‘Ÿ =
40
√(50)(50)
π‘Ÿ =
40
50
π‘Ÿ = 0,8
6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 )
7. Kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu :
Ha : signifikan
H0 : tidak signifikan
Jika βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3
Dengan 𝛼 = 0,05 dari tabel r kritis Pearson didapat nilai rtabel = 0,878
9. Ternyata βˆ’0,8778 < 0,8 < 0,878 , sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
10. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
X dan Y
11. Jika diminta, maka besarnya sumbangan variabel X terhadap Y adalah :
0,82 Γ— 100% = 64%, sedangkan sisanya yang 34 % ditentukan oleh variabel
lainnya.
Catatan :
Type equation here.Jika tidak ingin menggunakan rtabel, maka dapat uji signifikansi r,
dapat pula menggunakan ttabel, sebagai pengganti langkah 5),7),8) dan 9). Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
5. thitung dicari dengan rumus :
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš
π‘›βˆ’2
1βˆ’π‘Ÿ2
Korelasi Page 6
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√
5βˆ’2
1βˆ’(0,82)
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√
3
0,36
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,309
6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 )
7. Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu :
Jika βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3
dengan menggunakan taraf signifikansi maka dari tabel t didapat ttabel = 3,182
9. Ternyata βˆ’3,182 < 2,309 < 3,182, sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
Korelasi Page 7
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Dajan, Anto, 1986. β€œPengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES .
Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung
Gaspersz, Vincent. 1989. Statistika. Armico:Bandung
Hamid, H.M. Akib dan Nar Herrhyanto. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Harinaldi, 2005. β€œPrinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains”. Jakarta : Erlangga.
Hasan, M. Iqbal. 2011. Pokok – Pokok Materi Statistika 1 ( Statistik Deskriptif ). Jakarta :
PT Bumi Aksara
Herrhyanto, Nar. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2004. Statistika Lanjutan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pasaribu, Amudi. 1975. Pengantar Statistik. Gahlia Indonesia : Jakarta
Rachman,Maman dan Muchsin . 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : CV.
IKIP Semarang Press
Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Saleh,Samsubar. 1998. STATISTIK DESKRIPTIP. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Siregar,Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam Penelitian. pustaka
ceria : Bandung
Subana,dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia:Bandung
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sudjana, M.A., M.SC.2005. METODE STATISTIKA. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supranto, 1994. β€œStatistik Teori dan Aplikasi Jilid 2”. Jakarta : Erlangga.
Usman, Husaini & Setiady Akbar, Purnomo.2006. PENGANTAR STATISTIKA. Yogyakarta:
BUMI AKSARA.
Walpole, Ronald E, 1995. β€œPengantar Statistik Edisi Ke-4”. Jakarta : PT Gramedia.

More Related Content

What's hot

Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialFeri Chandra
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Safran Nasoha
Β 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
Β 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
Β 
STATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASSTATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASZUKI SUDIANA
Β 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
Β 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDani Ibrahim
Β 
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota MakassarLaporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota MakassarDian Arisona
Β 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresifarah fauziah
Β 
Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Az'End Love
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaArning Susilawati
Β 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataAvidia Sarasvati
Β 
Annova 2 jalur
Annova 2 jalurAnnova 2 jalur
Annova 2 jalurDia Cahyawati
Β 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
Β 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
Β 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi BinomialEman Mendrofa
Β 

What's hot (20)

Akt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwaAkt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwa
Β 
Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsial
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
Β 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
Β 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
Β 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Β 
STATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASSTATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITAS
Β 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Β 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemuk
Β 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Β 
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota MakassarLaporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar
Laporan Kerja Praktek Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar
Β 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
Β 
Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3
Β 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Β 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Β 
Annova 2 jalur
Annova 2 jalurAnnova 2 jalur
Annova 2 jalur
Β 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Β 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Β 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
Β 

Viewers also liked

Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)rizka_safa
Β 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)rizka_safa
Β 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)rizka_safa
Β 
Regresi(12)
Regresi(12)Regresi(12)
Regresi(12)rizka_safa
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)rizka_safa
Β 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)rizka_safa
Β 
Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)rizka_safa
Β 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)rizka_safa
Β 

Viewers also liked (8)

Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Β 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
Β 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
Β 
Regresi(12)
Regresi(12)Regresi(12)
Regresi(12)
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Β 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Β 
Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)
Β 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)
Β 

Similar to Korelasi Analisis

Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaDia Cahyawati
Β 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAgung Anggoro
Β 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxEvikurniafitri
Β 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rsRizkisetiawan13
Β 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresirukmono budi utomo
Β 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxAngraArdana
Β 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliaharlinfachrina
Β 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaLusi Kurnia
Β 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhananur cendana sari
Β 
Analisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaAnalisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaPuty Dewi
Β 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdffitriunissula
Β 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxRoronoaZorro7
Β 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaGandi Wibowo
Β 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxDepriZon1
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaDwi Mardianti
Β 
Korelasi product-moment
Korelasi product-momentKorelasi product-moment
Korelasi product-momentPrimadina Cahyati
Β 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDepriZon1
Β 

Similar to Korelasi Analisis (20)

Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
Β 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Β 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
Β 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
Β 
Makalah Korelasi
Makalah KorelasiMakalah Korelasi
Makalah Korelasi
Β 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
Β 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
Β 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
Β 
Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4
Β 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhana
Β 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
Β 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
Β 
Analisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaAnalisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhana
Β 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Β 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptx
Β 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Β 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Β 
Korelasi product-moment
Korelasi product-momentKorelasi product-moment
Korelasi product-moment
Β 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
Β 

More from rizka_safa

13. korelasi
13. korelasi13. korelasi
13. korelasirizka_safa
Β 
12. regresi
12. regresi12. regresi
12. regresirizka_safa
Β 
11. hipotesis
11. hipotesis11. hipotesis
11. hipotesisrizka_safa
Β 
9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinurizka_safa
Β 
8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskritrizka_safa
Β 
7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncinganrizka_safa
Β 
6. ukuran letak
6. ukuran letak6. ukuran letak
6. ukuran letakrizka_safa
Β 
5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersirizka_safa
Β 
4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentralrizka_safa
Β 
3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagramrizka_safa
Β 
2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabelrizka_safa
Β 
1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistikarizka_safa
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
Β 
Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)rizka_safa
Β 
Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)rizka_safa
Β 
Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)rizka_safa
Β 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasirizka_safa
Β 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesisrizka_safa
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinuMenginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinurizka_safa
Β 

More from rizka_safa (20)

13. korelasi
13. korelasi13. korelasi
13. korelasi
Β 
12. regresi
12. regresi12. regresi
12. regresi
Β 
11. hipotesis
11. hipotesis11. hipotesis
11. hipotesis
Β 
9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu
Β 
8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit
Β 
7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan
Β 
6. ukuran letak
6. ukuran letak6. ukuran letak
6. ukuran letak
Β 
5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi
Β 
4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral
Β 
3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram
Β 
2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel
Β 
1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Β 
Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)
Β 
Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)
Β 
Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)
Β 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
Β 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
Β 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinuMenginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Β 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
Β 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
Β 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Β 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Β 

Korelasi Analisis

  • 1. Korelasi Page 1 BAB 13 KORELASI A. Pengerian Korelasi Linear Sederhana Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Oleh sebab itu terkenal dengan sebutan Korelasi Pearson Product Moment (PPM). Korelasi adalah salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti. Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Hubungan sebab akibat, misalnya : orang yang bodoh dapat menyebabkan dirinya miskin, sebaliknya orang yang miskin dapat menyebabkan dirinya bodoh. Jadi tidak jelas mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat. Dalam korelasi hanya dikenal hubungan searah saja (bukan timbal balik), misalnya : tinggi badan menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan tinggi badannya bertambah pula. Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan akibatnya. Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah bebas disebut juga dengan independen (independent) yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau X1, X2, X3, ..., Xn ( tergantung banyaknya variabel bebas ). Sedangkan istilah terikat disebut juga dependen ( dependent ), yang biasanya dilambangkan dengan huruf Y. Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi linear sederhana (simple linear correlation), sedangkan yang mencakup lebih dari dua variabel disebut analisis korelasi linear berganda (multiple linear correlation). Bentuk hubungan antara variabel-variabel X dan Y dapat berupa : 1. Hubungan positif atau negatif 2. Hubungan linear atau non-linear (curvi-linear) Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan positif bila perubahan yang terjadi pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel Y pada arah yang bersamaan. Misalnya, kalau pendapatan seseorang naik, maka jumlah barang yang dibeli akan naik pula. Sebaliknya bila pendapatan turun, maka jumlah barang yang dibeli juga turun. Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan negatif bila perubahan yang terjadi pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel Y pada arah
  • 2. Korelasi Page 2 yang berlawanan. Misalnya, makin banyak orang menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar, makin murah harga kayu bakar. Hubungan antara variabel X dan variabel Y dikatakan linear bila hubungan itu merupakan garis lurus, sedangkan hubungan itu dikatakan non-linear bila hubungan itu berbentuk cekung atau cembung. B. Koefisien Korelasi Linear Sederhana dan Penafsirannya Analisis korelasi ini mengukur korelasi dua buah variabel yaitu variabel bebas (X) dengan variabel tidak bebas (Y). Pengukuran pada umumnya dilakukan terdiri dari 2 bentuk, yaitu Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi 1. Perhitungan r2 dan r dengan metode kuadrat terkecil a. Koefisien Determinasi (r2 ) Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terdapat variabel tidak bebas. Bila koefisien determinasi r2 = 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali ( = 0% ) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi r2 = 1, berarti variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Karena itu letak r2 berada dalam selang ( interval ) antara 0 dan 1. Secara aljabar dinyatakan : 0 ≀ π‘Ÿ2 ≀ 1 Koefisien Determinasi dapat dicari dengan perumusan sebagai berikut : π‘Ÿ2 = βˆ‘(π‘Œπ‘ βˆ’ π‘ŒΜ…) 2 βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2 = π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘› π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Atau dapat juga dengan cara berikut : π‘Ÿ2 = 1 βˆ’ βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘Œπ‘)2 βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2 = 1 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘› π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Dimana Yc (nilai taksiran atau perkiraan untuk Y) = a + bX dengan 𝑏 = 𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 π‘Œπ‘–)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)(βˆ‘ π‘Œπ‘–) 𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 2)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖) 2 dan π‘Ž = βˆ‘ π‘Œβˆ’π‘(βˆ‘ 𝑋) 𝑛
  • 3. Korelasi Page 3 b. Koefisien Korelasi (r) π‘Ÿ = √ π‘Ÿ2 Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur derajat kerapatan hubungan kedua variabel X dan Y. Dengan koefisien korelasi akan dapat diketahui apakah antara kedua variabel itu terdapat hubungan atatu tidak. Suatu hubungan dikatakan sempurna, apabila koefisien korelasi = Β±1, artinya hubungan itu sempurna positif atau negatif. Sebaliknya, suatu hubungan itu dikatakan tidak sempurna, apabila koefisien korelasi r < +1 atau r > -1, artinya hubungan itu tidak sempurna positif atau tidak sempurna negatif. Tabel 13.1 Interpretasi dari nilai r menurut Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar Secara aljabar dinyatakan : βˆ’1 ≀ π‘Ÿ ≀ +1 2. Perhitungan dengan metode product moment dari Karl Pearson Untuk mencari Koefisien Korelasi dipergunakan rumus sebagai berikut : π‘Ÿ = 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ) √[π‘›βˆ‘ 𝑋2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2 ] [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2 ] Koefisien Determinasi dicari dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi. Jadi π‘Ÿ2 = (π‘Ÿ)2 Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Pengujian Signifikansi Korelasi yaitu βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. r Interpretasi 0 Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi
  • 4. Korelasi Page 4 Pengujian Koefisien Korelasi Populasi π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš 𝑛 βˆ’ 2 1 βˆ’ π‘Ÿ2 dengan dk = n – 2 kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. Contoh : Diketahui data terhadap 5 responden untuk variabel : X Y 1 4 2 3 3 5 4 7 5 6 Buktikanlah bahwa kedua variabel itu mempunyai hubungan linear yang positif. Jawab : Langkah-langkahnya : 1. Buktikan atau asumsikan bahwa kedua variabel itu mempunyai data yang normal dan dipilih secara acak. 2. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat. a. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y b. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y 3. Hipotesis statistiknya a. 𝐻 π‘Ž ∢ π‘Ÿ β‰  0 b. 𝐻0 ∢ π‘Ÿ = 0 4. Buat tabel sebagai penolong untuk menghitung r X Y XY X2 Y2 1 4 4 1 16 2 3 6 4 9 3 5 15 9 25 4 7 28 16 49 5 6 30 25 36 Jumlah 15 25 83 55 135
  • 5. Korelasi Page 5 5. Menghitung rhitung dengan menggunakan product momen π‘Ÿ = 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œβˆ’(βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ) √[π‘›βˆ‘ 𝑋2βˆ’(βˆ‘ 𝑋) 2 ][π‘›βˆ‘ π‘Œ2βˆ’(βˆ‘ π‘Œ) 2 ] π‘Ÿ = 5(83)βˆ’(15)(25) √[5(55)βˆ’(152)][5(135)βˆ’(252) π‘Ÿ = 415βˆ’375 √[275βˆ’225][675βˆ’625] π‘Ÿ = 40 √(50)(50) π‘Ÿ = 40 50 π‘Ÿ = 0,8 6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 ) 7. Kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu : Ha : signifikan H0 : tidak signifikan Jika βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3 Dengan 𝛼 = 0,05 dari tabel r kritis Pearson didapat nilai rtabel = 0,878 9. Ternyata βˆ’0,8778 < 0,8 < 0,878 , sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 10. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y 11. Jika diminta, maka besarnya sumbangan variabel X terhadap Y adalah : 0,82 Γ— 100% = 64%, sedangkan sisanya yang 34 % ditentukan oleh variabel lainnya. Catatan : Type equation here.Jika tidak ingin menggunakan rtabel, maka dapat uji signifikansi r, dapat pula menggunakan ttabel, sebagai pengganti langkah 5),7),8) dan 9). Langkah- langkahnya sebagai berikut : 5. thitung dicari dengan rumus : π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš π‘›βˆ’2 1βˆ’π‘Ÿ2
  • 6. Korelasi Page 6 π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√ 5βˆ’2 1βˆ’(0,82) π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√ 3 0,36 π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,309 6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 ) 7. Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu : Jika βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3 dengan menggunakan taraf signifikansi maka dari tabel t didapat ttabel = 3,182 9. Ternyata βˆ’3,182 < 2,309 < 3,182, sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan.
  • 7. Korelasi Page 7 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. Dajan, Anto, 1986. β€œPengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES . Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung Gaspersz, Vincent. 1989. Statistika. Armico:Bandung Hamid, H.M. Akib dan Nar Herrhyanto. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Harinaldi, 2005. β€œPrinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains”. Jakarta : Erlangga. Hasan, M. Iqbal. 2011. Pokok – Pokok Materi Statistika 1 ( Statistik Deskriptif ). Jakarta : PT Bumi Aksara Herrhyanto, Nar. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2004. Statistika Lanjutan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pasaribu, Amudi. 1975. Pengantar Statistik. Gahlia Indonesia : Jakarta Rachman,Maman dan Muchsin . 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : CV. IKIP Semarang Press Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Saleh,Samsubar. 1998. STATISTIK DESKRIPTIP. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Siregar,Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam Penelitian. pustaka ceria : Bandung Subana,dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia:Bandung Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sudjana, M.A., M.SC.2005. METODE STATISTIKA. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Supranto, 1994. β€œStatistik Teori dan Aplikasi Jilid 2”. Jakarta : Erlangga. Usman, Husaini & Setiady Akbar, Purnomo.2006. PENGANTAR STATISTIKA. Yogyakarta: BUMI AKSARA. Walpole, Ronald E, 1995. β€œPengantar Statistik Edisi Ke-4”. Jakarta : PT Gramedia.