Metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar hipoklorit dalam zat pemutih pakaian. Sampel zat pemutih diencerkan tujuh kali dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat untuk menghasilkan kadar sebesar 0,98%, lebih rendah dari kadar yang tercantum pada kemasan.
3. LANDASAN TEORI
• Pemutih pakaian adalah proses kerja reaksi kimia
dimana molekul kotoran akan dipecah – pecah
menjadi bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah
untuk diangkat oleh surfaktan. Dengan bahan aktif
senyawa hipoklorit dan hidrogen peroksida. Biasanya
kadar tersebut berkisar 5,25%
• Metode iodometri merupakan teknik analisis
kuantitatif dengan menggunakan senyawa pereduksi
iodium secara langusng dan tidak langsung
4. • Zat oksidator direduksi dengan
membebaskan I2 yang jumlah ekivalen
secara kuantitatif, dan I2 kemudian
dititrasi dengan S2O4
2-
Reaksi : I2 + 2 S2O4
2- 3I- + S4O6
2-
• Sehingga menggunakan prinsip titrasi
redoks dengan larutan standart
Na2S2O3 dan dititrasi dengan larutan
KI yang ditambah dengan HCl
5. Alat dan Bahan
• Alat:
1. Buret
2. Statif
3. Labu ukur
4. Gelas erlenmeyer
5. Corong
6. Gelas ukur
7. Pipet tetes
• Bahan:
1. Sampel (Bayclin)
2. Larutan KI
3. Larutan Na2S2O3 0.1M
4. Larutan H2SO4 1M
5. Aquades
8. Data Pengamatan
No Volume larutan sampel (ml) Volume larutan Na2S2O3 (ml)
1. 10 5.5
2. 10 5
3. 10 5.5
9. • Mr NaClO = 74,5
M = 0,70 M
• M1 x V1 = M2 x V2
0,70 x V1 = 0,1 x 100
V1 = 10/0,70
V1 = 14,28 ml
= 14 ml
10. Analisis Data
• Kadar Bayclin = 5,25 %
• Konsentrasi Bayclin:
M = 0,70 M
• Volume Bayclin yang akan
digunakan :
• M1 x V1 = M2 x V2
0,70 x V1 = 0,1 x 100
V1 = 10/0,70
V1 = 14,28 ml
= 14 ml
• Faktor pengenceran = 100/
14 = 7,14 = 7 kali
12. massa ClO- = n ClO- x Mr x faktor pengenceran
= 0,2639 x 74,5 x 7
= 137, 64471 mg
= 0,13764 gram
Kadar = gram / V x 100 %
= 0,137644 / 14 x 100 %
= 0,0098 x 100 %
= 0,98 %
13. Pembahasan
Pada penentuan kadar hipoklorit dalam zat pemutih, sampel
yang digunakan yaitu Bayclin. Praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi iodometri.
Sampel yang digunakan diencerkan sebanyak 7 kali yaitu dengan
mengambil 14ml Bayclin ditambah dengan aquades hingga volumenya
mencapai 100ml.
Kemudian sampel ditambah dengan H2SO4 dengan tujuan agar
memberikan suasana asam pada larutan sampel. Setelah itu ditambah
dengan larutan KI warnanya berubah menjadi kemerahan karena pada
reaksi tersebut I2 dibebaskan dalam larutan sampel.
14. Tujuan pemberian KI adalah sebagai indikator penyebab terjadinya
perubahan warna. Persamaan reaksinya yaitu :
NaCl + 2KI + H2SO4 I2 + Cl- + SO4
2- + 2K+ + H2O + Na+
Na+ + ClO- + 2K+ + 2I- + 2H+ + 2SO4
2- I2 + Cl- +SO4
2- + 2K+ + H2O + Na+
ClO- + 2I- + 2H+ I2 + Cl- + H2O
Sampel dititrasi dengan Natrium thiosulfat sampai diperoleh titik akhir
yaitu dengan volume rata-rata natrium thiosulfat 5,33ml. Dari volume
inilah dapat dianalisis kadar NaClO pada sampel yaitu sebesar 0,97 %.
15. Hasil yang diperoleh ini memiliki perbedaan yang sangat
jauh dari kadar yang tertera pada kemasan yaitu 5,25%.
Perbedaan ini bisa disebabkan oleh beberapa hal misalnya
sampel yang dilarutkan masih terlalu pekat karena hanya
dilakukan 7 kali pengenceran, kerusakan pada larutan KI
atau H2SO4, serta kurang telitinya praktikan dalam
mengamati perubahan warna saat mencapai titik akhir
titrasi.
16. Simpulan dan Saran
Simpulan
1. Titrasi Iodometri dilakukan secara tidak langsung
ClO- + 2I- I2 + Cl- + H2O
I2 + 2S2O3
2- 2I- + S4O6
2. Kadar pemutih bayclin menurut percobaan sebesar 0,98 %