SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
I. JUDUL : Titrasi Oksidimetri dan Aplikasinya
II. TUJUAN :
1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan Na2S2O3 (iodometri).
2. Menentukan kadar Cl2 dalam pemutih merk So Klin
III. DASAR TEORI
Dasar reaksi titrasi oksidimetri ialah reaksi reduksi antara zat pernitrasi dan zat
yang dititrasi. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai penitar. Dalam reaksi
redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah
bilangan oksidasinya (melepaskan electron ), maka harus ada suatu unsur yang
bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron), jadi tidak mungkin
hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis ini, analat
dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida :
A ( Reduktor ) + I2 → A ( Teroksidasi ) + 2 I-
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat (lemah), sehingga hanya zat-
zat yang merupakan reduktor kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang digunakan
adalah amilum yang akan memberikan warna biru pada titik akhir penitaran .
Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu
pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai
pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi
(iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk
dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah
sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna
dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan
ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan
pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat.
Reaksi-reaksi :
2 e- + I2 → 2 I-
Oksidator reduktor
1 mol I2 = 2 ekivalen (1 mol I2 mengikat 2 e-)
2 S2O3
2- → S4O6
2-
1 mol Na2S2O3 = 1 ekivalen
(1 mol Na2S2O3 mengikat 1 e)
Pada titik ekivalen :
jumlah ekivalen I2 = jumlah ekivalen S2O3
2-
Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga supaya
pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi
dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan selanjutnya terurai menjadi
iodida dan iodat yang akan mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, sehingga reaksi
berjalan tidak kuantitatif. Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan
oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga
direduksi sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan maka
dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa.
Indikator
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amylum. Amylum tidak
mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air, membentuk
kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan iodium, sehingga tidak
boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan amylum ditambahkan pada saat
larutan berwarna kuning pucat dan dapat menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba-
tiba. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan
menjadi bening.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Penentuan (standarisasi) larutan Na2S2O3 ± 0,1 N dengan KIO3 sebagai baku
Alat :
1. Botol timbang 8. Corong
2. labu ukur 100 ml 9. Statif
3. buret 50 ml 10. Klem
4. erlenmeyer 100 ml 11. Gelas Ukur 10 mL
5. erlenmeyer 250 ml 12. Gilas Kimia 500 mL
6. pipet tetes 13. Neraca analitik
7. pipet seukuran 10 ml
Bahan :
1 KIO3 0,3003 gram 5. Larutan KI 20 %
2 Indikator K2CrO4 6. HCL 4 N
3 Larutan KIO3 7. Air suling
4 Larutan Na2S2O3
2. Aplikasi Titrasi Iodo – Iodimetri “Menentukan Kadar Cl2 dalam Pemutih
Alat:
1. Botol timbang 8. Corong
2. labu ukur 100 ml 9. Statif
3. buret 50 ml 10. Klem
4. erlenmeyer 100 ml 11. Gelas Ukur 10 mL
5. erlenmeyer 250 ml 12. Gilas Kimia 500 mL
6. pipet tetes 13. Neraca analitik
7. pipet seukuran 10 ml 14. Piknometer
Bahan :
1. Pemutih merk SoKlin 5. Amonium Molibdat 3 %
2. Larutan KIO3 6. Larutan kanji (Amilum)
3. Larutan Na2S2O3 7. Air suling
4. H2SO4 1 : 6
V. LANGKAH KERJA
 Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku
Pembuatan larutan baku kalium iodidat ±0,1 N : Kalium iodidat ditimbang
dengan teliti sebanyak ± 0,35 gram dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL.
Kemudian dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas. Larutan
dikocok dengan baik agar tercampur sempurna.
Standarisasi : Buret dibilas dan diisi dengan larutan natrium tiosulfat ±0,1 N.
Larutan baku KIO3 dalam labu ukur diambil dengan pipet seukuran (pipet gondok) 10
mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambahkan 10 mL larutan
KI 20% dan 2,5 mL HCl 4N. Iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat sampai warna menjadi kuning muda, kemudian ditambah larutan kanji 2 mL
dan dititrasi kembali sampai warna biru hilang. Angka pada buret dicatat saat awal
dan akhir titrasi. Diulangi titrasi sebanyak 3 kali menggunakan volume larutan
natrium tiosulfat yang sama sehingga dapat ditentukan konsentrasi larutan natrium
tiosulfat rata-rata.
 Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih
Berat jenis pemutih diukur dengan meggunakan piknometer. Sampel (so klin
pemutih) diambil 2 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian
ditambah dengan aquades 75 ml, 3 gram KI, 8 ml asam sulfat 1:6, dan 3 tetes larutan
ammonium molibdat 3%. Larutan dalam Erlenmeyer dititrasi dengan Na2S2O3 0,1M
sampai warna coklat iodida hampir hilang. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan kanji
dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
sehingga dapat ditemukan kadar Cl2 dalam sampel.
VI. ALUR KERJA
 Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- Dilarutkan dengan air suling
- Diencerkan sampai tanda batas
- Dikocok dengan baik agar tercampur sempurna
- Diambil dengan pipet seukuran (pipet gondok) 10 mL
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
- Ditambah 10 mL larutan KI 20%
- Ditambah 2,5 mL HCl 4N
- Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat
- Ditambah larutan kanji 2 mL
- Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1M sampai warna biru hilang
- Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat
- Diulangi titrasi sebanyak 3 kali menggunakan volume larutan
natrium tiosulfat yang sama
KIO3 0,35 gram
Larutan baku kalium iodidat ± 0,1 N
Konsentrasi larutan natrium tiosulfat rata-rata
Larutan berwarna kuning muda
 Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih
- Diambil 2 ml dengan pipet tetes
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
- Ditambah dengan aquades 75 ml
- Ditambah 3 gram KI
- Ditambah 8 ml asam sulfat 1:6
- Ditambah 3 tetes larutan ammonium molibdat 3%
- Dititrasi dengan dititrasi dengan Na2S2O3 0,1M
- Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1M sampai warna biru hilang
- Dilakukan sebanyak 3 kali
Sampel pemutih (so klin pemutih)
Warna coklat iodida hampir hilang
Kadar Cl2 dalam sampel
VII. HASIL PENGAMATAN
a. Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku
Perlakuan
Hasil pengamatan
Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
- KIO3 ditimbang
0,35 gram
- dipindahkan dalam
labu ukur 100 mL
- dilarutkan dengan
air suling dan
diencerkan sampai
tanda batas.
- Larutan baku KIO3
dipipet 10 mL
dimasukkan dalam
erlenmeyer 250 mL
- ditambah 2 mL
larutan KI 20%
- ditambah 2,5 mL
larutan HCl 4 N
- dititrasi dengan
Na2SO3 (hingga
kuning muda)
- ditambah 3 tetes
kanji
- dititrasi lagi dengan
Na2SO3
KIO3 = serbuk
putih
Larutan KIO3
= tak
berwarna
Larutan KI
20% = tak
berwarna
Larutan HCl
4N = tak
berwarna
Larutan
Na2SO3 = tak
berwarna
Larutan kanji
= biru
kehitaman
Larutan KIO3
= tidak
berwarna
Warna
larutan KIO3
setelah
ditambah
larutan KI
20% = tidak
berwarna
Warna
larutan KIO3
+ KI 20% +
HCl 4N =
coklat oranye
Setelah
dititrasi
dengan
Na2S2O3 =
kuning +
Setelah
ditambah
kanji = biru
pekat
Larutan
dititrasi lagi
dengan
Na2S2O3 =
tidak
berwarna
- V1 Na2S2O3
= 11,1 mL
- V2 Na2S2O3
= 9,3 mL
- Melarutkan
KIO3(s) + H2O(l)
→ KIO3(aq)
- Penambahan KI
20%
10e- + 12H+ + 2IO3
-
→ I2 + 6H2O
2I- → I2 + 2e-
+
6H+ + IO3
- + 5I-
→ 3I2 + 3H2O
- Pada titik akhir
ekivalen
2S2O3
2- → S4O6
2-+ 2e-
2e- + I2 → 2I-
+
2S2O3
2- + I2 → S4O6
2-
+ 2I-
Konsentrasi rata
– rata Na2S2O3
adalah sebesar
0,0987 N.
- V3 Na2S2O3
= 9,6 mL
b. Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih
Perlakuan
Hasil pengamatan
Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
- Pemutih diukur
berat jenisnya
dengan piknometer
- diambil 2 mL
- dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
250 mL
- ditambahkan 75 mL
air suling
- ditambahkan 3
gram KI
- ditambahkan 8 mL
asam sulfat 1:6
- ditambahkan 3 tetes
larutan ammonium
molibdat 3%
- dititrasi dengan
Na2S2O3(hingga
coklat iodida
hilang)
- ditambahkan 5 mL
larutan kanji
- dititrasi lagi dengan
Na2S2O3
- Massa
piknometer
50 mL =
21,029 gram
- Massa
piknometer
+ pemutih =
74,781 gram
- Massa
pemutih =
53,752 gram
- So klin
pemutih =
kuning
kehijauan
- Asam sulfat
= tidak
berwarna
- Larutan
Na2S2O3 =
tidak
berwarna
- KI = serbuk
putih
- Larutan
kanji = biru
kehitaman
- Pemutih +
aquades +
KI + asam
sulfat +
ammonium
molibdat =
coklat
oranye
- Larutan
setelah
dititrasi
dengan
Na2S2O3 =
kuning
muda
- Setelah
ditambah
amilum =
biru pekat
- Setelah
dititrasi lagi
dengan
Na2S2O3 =
tidak
berwarna
- V1 Na2S2O3
= 7,1 mL
- V2 Na2S2O3
= 7,5 mL
- V3 Na2S2O3
= 6,9 mL
- Pembahan KI
Cl2 + 2I- → 2Cl- +
I2
- Pada titik akhir
ekivalen
2S2O3
2- → S4O6
2-+
2e-
2e- + I2 → 2I-
+
2S2O3
2- + I2 →
S4O6
2- + 2I-
Kadar Cl2 dalam
sampel so klin
pemutih adalah
sebesar 1,17 %.
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
a. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3 sebagai baku
Pada percobaan ini, terlebih dahulu membuat larutan baku KIO3 dan untuk
larutan Na2S2O3 sudah disediakan dalam laboratorium. Dalam pembuatan larutan
KIO3, menggunakan KIO3 padat yang sudah diketahui massanya secara pasti,
kemudian dipindahkan dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan hingga terbentuk
larutan KIO3. Hal ini dapat ditunjukkan persamaan reaksi:
KIO3(s) + H2O(l) → KIO3(aq)
Setelah membuat larutan baku KIO3 dimasukkan 10 mL dalam erlenmeyer
ditambah dengan 4 mL larutan KI 20% untuk membebaskan iodide dan ditambah
1mL HCl 4N untuk menjadikan suasana asam. Dari penambahan-penambahan yang
dilakukan dihasilkan larutan berwarna coklat kekuningan. Hal ini menunjukkan
adanya iod yang dibebaskan, iod yang dibebaskan ini dititrasi dengan larutan natrium
tiosulfat sampai warnanya menjadi kuning muda, setelah itu larutan yang sudah
dititrasi, ditambahkan larutan kanji dan warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal ini
menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat I2 dan larutan kanji ini berfungsi
sebagai indikator. Kemudian dititrasi lagi dengan larutan natrium tiosulfat sampai
tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan tidak terdapat lagi I2
melainkan telah menjadi I-. Titrasi dilakukan 3 kali dan diperoleh volume larutan
natrium tiosulfat adalah 11,1 mL; 9,3 mL; dan 9,6 mL.
Pada saat ekivalen adalah sebagai berikut :
Mol ekivalen IO3
- = mol ekivalen S2O3
2-
Hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
10e- + 12H+ + 2IO3
- → I2 + 6H2O x1
2I- → I2 + 2e- x5
+
10e + 12H+ + 2IO3
- → I2 + 6H2O
10 I- → 5I2 + 10e
+
12H+ + 2IO3
- + 10I- → 6I2 + 6H2O
6H+ + IO3
- + 5 I- → 3I2 + 3H2O n IO3
- = 6
Pada saat titik ekivalen reaksi yang terjadi :
2S2O3
2- → S4O6
2- + 2e
2e + I2 → 2I-
+
2S2O3
2- + I2 → S4O6
2- + 2I-
Mol ekivalen IO3
- = mol ekivalen I2
Mol ekivalen I2 = mol ekivalen S2O3
2-
Jadi, mol ekivalen IO3
- = mol ekivalen S2O3
2-
Sehingga berdasarkan perhitungan (pada lampiran) didapatkan konsentrasi
larutan natrium tiosulfat adalah 0,0884 N, 0,1055 N, 0,1022 N, dan konsentrasi
larutan natrium tiosulfat rata-rata adalah 0,0987 N.
b. Aplikasi Penentuan Kadar Cl2 dalam Pemutih
Dengan mengukur berat jenis pemutih (so klin) diperoleh massa pikno 21,029
gram dan massa pikno dengan pemutih 74,781 gram sehingga massa pemutih adalah
53,752 gram dengan volum 50 mL sehingga diperoleh berat jenis pemutih sebesar
1,075 gram/mL. kemudian dari 50 mL diambil 2 mL dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer lalu ditambah aquades 75 mL agar tidak terlalu pekat kemudian ditambah
0,3 gram KI berupa serbuk putih sehingga dihasilkan larutan berwarna coklat oranye.
Cl2 + 2I- → 2Cl- + I2
Kemudian ditambah lagi dengan 8 mL H2SO4 (tidak berwarna) dengan tujuan
untuk menjadikan suasana asam serta ditambahkan juga dengan 3 tetes Amonium
molibdat 3% (tidak berwarna) sebagai katalis untuk mempercepat reaksi.
Dari penambahan-penambahan yang dilakukan ini diperoleh larutan berwarna
coklat oranye yang menunjukkan bahwa terdapat iod yang dibebaskan. Kemudian
dititrasi dengan Na2S2O3 (tidak berwarna) sampai larutan berwarna kuning muda.
Setelah menjadi kuning muda larutan ditambah dengan 5 mL larutan kanji
(tidak berwarna) maka larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman, hal ini
menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat I2 dan larutan kanji ini berfungsi
sebagai indikator. Kemudian titrasi dilanjutkan lagi hingga warna biru pekat tepat
hilang. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan tidak terdapat lagi I2 melainkan
telah menjadi I-.
2S2O3
2- → S4O6
2-+ 2e-
2e- + I2 → 2I-
+
2S2O3
2- + I2 → S4O6
2- + 2I-
Percobaan dilakukan 3 kali dan diperoleh volume Na2S2O3 7,1 mL; 7,5 mL;
dan 6,9 mL. Dari data tersebut, dapat diketahui kadar Cl2 dalam pemutih berturut -
turut yaitu 1,16 %; 1,22 %; dan 1,13 % dan kadar Cl2 rata-rata adalah sebesar 1,17 %.
IX. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pada titrasi iodo-
iodimetri penambahan larutan kanji bertujuan untuk dijadikan indikator, titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna dari warna biru pekat (saat ditambah larutan
kanji) menjadi tidak berwarna (setelah dititrasi). Sedangkan untuk aplikasinya, yaitu
penentuan kadar Cl2 pada pemutih, digunakan larutan ammonium molibdat 3%
sebagai katalis atau mempercepat reaksi.
Dari percobaan standarisasi diperoleh molaritas rata – rata Na2S2O3 adalah
0,0987 N dan dari percobaan aplikasi diperoleh kadar Cl2 rata – rata dalam so klin
pemutih adalah sebesar 1,17 %.
X. JAWABAN PERTANYAAN
B.
1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri ?
Titrasi iodometri adalah titrasi redoks dengan I- sebagai reduktor (sampel
direduksi) sedangkan titrasi iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai
oksidator (sampel dioksidasi).
2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida ? Setiap 1
mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen ?
10e- + 12H+ + 2IO3
- → I2 + 6H2O x1
2I- → I2 + 2e- x5
+
10e + 122H+ + 2IO3
- → I2 + 6H2O
10 I- → 5I2 + 10e
+
12H+ + 2IO3
- + 10I- → 6I2 + 6H2O
6H+ + IO3
- + 5 I- → 3I2 + 3H2O n IO3
- = 6
XI. DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia
Tim Penyusun. 2011. Panduan Praktikum Kimia Analitik I Dasar - Dasar Kimia
Analitik. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA
Wibi H., Hilarius. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga (Terjemahan
dari Underwood, A.L. 1998. Quantitative Analysis. (ed.6). London: Prentice
Hall)
Zackiyah. 2010. Macam – Macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195912291991012-
ZACKIYAH/Macam-macam_Titrasi_Redoks_dan_Aplikasinya.pdf diakses pada
tanggal 26 November 2012
25 ml
Na2S2O3
10 ml
2 mL KI 20%
2 mL HCl 4N
+
XII. LAMPIRAN
 Perhitungan Titrasi Oksidimetri
Diket :
 m KIO3 = 0,35 gram
 v KIO3 = 100 mL
 Mr KIO3 = 214
 N KIO3 =
0,35 𝑔
214
x
1000
100 𝑚𝑙
x 6 = 0,0981 N
2 IO3
- + 12 H+ + 10 e I2 + 6H2O | x 1
2 I- I2 + 2e- | x 5
2 IO3
- + 12 H+ + 10 I- 6 I2 + 6 H2O
IO3
- + 6 H+ + 5 I- → 3 I2 + 3 H2O
Ditanya : N Na2S2O3 rata-rata... ?
Jawab :
1) mek Na2S2O3 = mek KIO3
N1 . V1 = N . V
N1 . 11,1 = 0,0981 . 10
N1 . Na2S2O3 = 0,0884 N
2) mek Na2S2O3 = mek KIO3
N1 . V2 = N . V
N1 . 9,3 = 0,0981 . 10
N1 . Na2S2O3 = 0,1055 N
3) mek Na2S2O3 = mek KIO3
N1 . V2 = N . V
N1 . 9,6 = 0,0981 . 10
N1 . Na2S2O3 = 0,1022 N
Jadi, N Na2S2O3 rata-rata =
0,0884+0,1055+0,1022
3
= 0,0987 N
0,35 g
KIO3
100 ml
AirSuling
 V1 Na2S2O3 = 11,1 mL
 V2 Na2S2O3 = 9,3 mL
 V3 Na2S2O3 = 9,6 mL
 V1 KIO3 = 10 mL
 V2 KIO3 = 10 mL
 V3 KIO3 = 10 mL
2 ml
2 ml pemutih
Na2S2O4
 Perhitungan Aplikasi Menentukan Kadar Cl2 dalam Pemutih (So Klin)
Diket :
 m pemutih : 53,752 gram
 v pemutih : 50 mL
 ρ pemutih : 1,07504 g/ml
 m pemutih yang diambil = 1,07504 g/ml x 2 ml
= 2,15008 gram
 v pemutih yang diambil = 2 ml
 V1 Na2S2O3 = 7,1 ml = 0,0071 l
 V2 Na2S2O3 = 7,5 ml = 0,0075 l
 V3 Na2S2O3 = 6,9 ml = 0,0069 l
 N Na2S2O3 = 0,0987 N
Ditanya : % Cl2 dalam sampel pemutih.. ?
Jawab :
1) molek Na2S2O3 = molek Cl2
N . V1 = n .
𝑔
𝑀𝑟
0,0987 . 0,0071 = 2 .
𝑔
71
m1 Cl2 = 0,02488 g
% Cl =
𝑚1 𝐶𝑙2
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ
x 100 %
=
0,02488
2,15008
x 100% = 1,157 %
2) molek Na2S2O3 = molek Cl2
N . V2 = n .
𝑔
𝑀𝑟
0,0987 . 0,0075 = 2 .
𝑔
71
m2 Cl2 = 0,02628 g
50 ml
% Cl =
𝑚2 𝐶𝑙2
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ
x 100 %
=
0,02628
2,15008
x 100% = 1,222 %
3) molek Na2S2O3 = molek Cl2
N . V3 = n .
𝑔
𝑀𝑟
0,0987 . 0,0069 = 2 .
𝑔
71
m3 Cl2 = 0,02418 g
% Cl =
𝑚3 𝐶𝑙2
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ
x 100 %
=
0,02418
2,15008
x 100% = 1,124 %
Jadi, % Cl rata-rata =
0,157%+1,222%+1,124%
3
= 1,17 %
LAMPIRAN FOTO
TITRASI OKSIDOMETRI
KIO3 diencerkansampai 100ml Dipipet 10ml
Larutan KI 20% Larutan KIO3 + KI20% Larutan KIO3 + KI 20% + HCl 4N
Dititrasi denganNa2S2O3
Ditambah indikator amilum (kanji)
APLIKASI
Dilanjutkan titrasi sampai larutan jernih
DitimbangKI3,008 gram
pemutih+KI + H2SO4
+ amoniummolibdat
Pemutihsetelahdititrasi
denganNa2S2O3
Ditambahindikator
kanji
Dititrasi kembali
hinggajernih

More Related Content

What's hot

Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Jacob Msang
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisadinasamei
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriNaufa Nur
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anionUNIMUS
 
Teori anion kation benar
Teori anion kation benarTeori anion kation benar
Teori anion kation benarAyu lestari
 
5.reaksi reaksi kimia
5.reaksi reaksi kimia5.reaksi reaksi kimia
5.reaksi reaksi kimiaAsep Suryatna
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anionPurna Pirdaus
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionLinda Rosita
 

What's hot (20)

Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
Beberapa oksidator dalam laboratorium (ion permangananat, ion kromat dan ion ...
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisa
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Analisis Kation
Analisis KationAnalisis Kation
Analisis Kation
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anion
 
Teori anion kation benar
Teori anion kation benarTeori anion kation benar
Teori anion kation benar
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
5.reaksi reaksi kimia
5.reaksi reaksi kimia5.reaksi reaksi kimia
5.reaksi reaksi kimia
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 

Similar to Titrasi Oksidimetri dan Kadar Cl2

Ekstraksi Iodium
Ekstraksi IodiumEkstraksi Iodium
Ekstraksi IodiumAwandaGita
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritrisyanti ALENTA
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatIrham Maladi
 
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdfAnissaFitriani2
 
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZOSINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZOKania Setianti
 
analisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversianalisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversimanikaratna
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriLaporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriEqi Arzaqi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi analisa titrimetri Reduksi Oksidasi
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi annythuraidah
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 

Similar to Titrasi Oksidimetri dan Kadar Cl2 (20)

Ekstraksi Iodium
Ekstraksi IodiumEkstraksi Iodium
Ekstraksi Iodium
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam Oksalat
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Asam askrobat
Asam askrobatAsam askrobat
Asam askrobat
 
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf
9. IODOMETRI IODIMETRI_0f95062684edf3e37ea5f733f9290dd7.pdf
 
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZOSINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
 
analisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversianalisis glukosa sebelum inversi
analisis glukosa sebelum inversi
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan kimia
Laporan kimiaLaporan kimia
Laporan kimia
 
Laporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometriLaporan praktikum iodometri
Laporan praktikum iodometri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Yodometri
YodometriYodometri
Yodometri
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
redoks.pptx
redoks.pptxredoks.pptx
redoks.pptx
 
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi analisa titrimetri Reduksi Oksidasi
analisa titrimetri Reduksi Oksidasi
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 

Recently uploaded

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 

Titrasi Oksidimetri dan Kadar Cl2

  • 1. I. JUDUL : Titrasi Oksidimetri dan Aplikasinya II. TUJUAN : 1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan Na2S2O3 (iodometri). 2. Menentukan kadar Cl2 dalam pemutih merk So Klin III. DASAR TEORI Dasar reaksi titrasi oksidimetri ialah reaksi reduksi antara zat pernitrasi dan zat yang dititrasi. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai penitar. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron ), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron), jadi tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis ini, analat dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida : A ( Reduktor ) + I2 → A ( Teroksidasi ) + 2 I- Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat (lemah), sehingga hanya zat- zat yang merupakan reduktor kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang digunakan adalah amilum yang akan memberikan warna biru pada titik akhir penitaran . Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat. Reaksi-reaksi : 2 e- + I2 → 2 I- Oksidator reduktor 1 mol I2 = 2 ekivalen (1 mol I2 mengikat 2 e-) 2 S2O3 2- → S4O6 2-
  • 2. 1 mol Na2S2O3 = 1 ekivalen (1 mol Na2S2O3 mengikat 1 e) Pada titik ekivalen : jumlah ekivalen I2 = jumlah ekivalen S2O3 2- Pada titrasi iodometri perlu diawasi pHnya. Larutan harus dijaga supaya pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan selanjutnya terurai menjadi iodida dan iodat yang akan mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif. Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah sehingga direduksi sempurna oleh iodida. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan maka dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa. Indikator Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amylum. Amylum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air, membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba- tiba. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan menjadi bening.
  • 3. IV. ALAT DAN BAHAN 1. Penentuan (standarisasi) larutan Na2S2O3 ± 0,1 N dengan KIO3 sebagai baku Alat : 1. Botol timbang 8. Corong 2. labu ukur 100 ml 9. Statif 3. buret 50 ml 10. Klem 4. erlenmeyer 100 ml 11. Gelas Ukur 10 mL 5. erlenmeyer 250 ml 12. Gilas Kimia 500 mL 6. pipet tetes 13. Neraca analitik 7. pipet seukuran 10 ml Bahan : 1 KIO3 0,3003 gram 5. Larutan KI 20 % 2 Indikator K2CrO4 6. HCL 4 N 3 Larutan KIO3 7. Air suling 4 Larutan Na2S2O3 2. Aplikasi Titrasi Iodo – Iodimetri “Menentukan Kadar Cl2 dalam Pemutih Alat: 1. Botol timbang 8. Corong 2. labu ukur 100 ml 9. Statif 3. buret 50 ml 10. Klem 4. erlenmeyer 100 ml 11. Gelas Ukur 10 mL 5. erlenmeyer 250 ml 12. Gilas Kimia 500 mL 6. pipet tetes 13. Neraca analitik 7. pipet seukuran 10 ml 14. Piknometer Bahan : 1. Pemutih merk SoKlin 5. Amonium Molibdat 3 % 2. Larutan KIO3 6. Larutan kanji (Amilum) 3. Larutan Na2S2O3 7. Air suling 4. H2SO4 1 : 6
  • 4. V. LANGKAH KERJA  Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku Pembuatan larutan baku kalium iodidat ±0,1 N : Kalium iodidat ditimbang dengan teliti sebanyak ± 0,35 gram dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas. Larutan dikocok dengan baik agar tercampur sempurna. Standarisasi : Buret dibilas dan diisi dengan larutan natrium tiosulfat ±0,1 N. Larutan baku KIO3 dalam labu ukur diambil dengan pipet seukuran (pipet gondok) 10 mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian ditambahkan 10 mL larutan KI 20% dan 2,5 mL HCl 4N. Iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat sampai warna menjadi kuning muda, kemudian ditambah larutan kanji 2 mL dan dititrasi kembali sampai warna biru hilang. Angka pada buret dicatat saat awal dan akhir titrasi. Diulangi titrasi sebanyak 3 kali menggunakan volume larutan natrium tiosulfat yang sama sehingga dapat ditentukan konsentrasi larutan natrium tiosulfat rata-rata.  Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih Berat jenis pemutih diukur dengan meggunakan piknometer. Sampel (so klin pemutih) diambil 2 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambah dengan aquades 75 ml, 3 gram KI, 8 ml asam sulfat 1:6, dan 3 tetes larutan ammonium molibdat 3%. Larutan dalam Erlenmeyer dititrasi dengan Na2S2O3 0,1M sampai warna coklat iodida hampir hilang. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan kanji dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali sehingga dapat ditemukan kadar Cl2 dalam sampel.
  • 5. VI. ALUR KERJA  Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku - Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL - Dilarutkan dengan air suling - Diencerkan sampai tanda batas - Dikocok dengan baik agar tercampur sempurna - Diambil dengan pipet seukuran (pipet gondok) 10 mL - Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL - Ditambah 10 mL larutan KI 20% - Ditambah 2,5 mL HCl 4N - Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat - Ditambah larutan kanji 2 mL - Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1M sampai warna biru hilang - Dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat - Diulangi titrasi sebanyak 3 kali menggunakan volume larutan natrium tiosulfat yang sama KIO3 0,35 gram Larutan baku kalium iodidat ± 0,1 N Konsentrasi larutan natrium tiosulfat rata-rata Larutan berwarna kuning muda
  • 6.  Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih - Diambil 2 ml dengan pipet tetes - Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml - Ditambah dengan aquades 75 ml - Ditambah 3 gram KI - Ditambah 8 ml asam sulfat 1:6 - Ditambah 3 tetes larutan ammonium molibdat 3% - Dititrasi dengan dititrasi dengan Na2S2O3 0,1M - Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1M sampai warna biru hilang - Dilakukan sebanyak 3 kali Sampel pemutih (so klin pemutih) Warna coklat iodida hampir hilang Kadar Cl2 dalam sampel
  • 7. VII. HASIL PENGAMATAN a. Penentuan (standarisasi) larutan natrium tiosulfat ± 0,1 N dengan KIO3 baku Perlakuan Hasil pengamatan Reaksi Kesimpulan Sebelum Sesudah - KIO3 ditimbang 0,35 gram - dipindahkan dalam labu ukur 100 mL - dilarutkan dengan air suling dan diencerkan sampai tanda batas. - Larutan baku KIO3 dipipet 10 mL dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL - ditambah 2 mL larutan KI 20% - ditambah 2,5 mL larutan HCl 4 N - dititrasi dengan Na2SO3 (hingga kuning muda) - ditambah 3 tetes kanji - dititrasi lagi dengan Na2SO3 KIO3 = serbuk putih Larutan KIO3 = tak berwarna Larutan KI 20% = tak berwarna Larutan HCl 4N = tak berwarna Larutan Na2SO3 = tak berwarna Larutan kanji = biru kehitaman Larutan KIO3 = tidak berwarna Warna larutan KIO3 setelah ditambah larutan KI 20% = tidak berwarna Warna larutan KIO3 + KI 20% + HCl 4N = coklat oranye Setelah dititrasi dengan Na2S2O3 = kuning + Setelah ditambah kanji = biru pekat Larutan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 = tidak berwarna - V1 Na2S2O3 = 11,1 mL - V2 Na2S2O3 = 9,3 mL - Melarutkan KIO3(s) + H2O(l) → KIO3(aq) - Penambahan KI 20% 10e- + 12H+ + 2IO3 - → I2 + 6H2O 2I- → I2 + 2e- + 6H+ + IO3 - + 5I- → 3I2 + 3H2O - Pada titik akhir ekivalen 2S2O3 2- → S4O6 2-+ 2e- 2e- + I2 → 2I- + 2S2O3 2- + I2 → S4O6 2- + 2I- Konsentrasi rata – rata Na2S2O3 adalah sebesar 0,0987 N.
  • 8. - V3 Na2S2O3 = 9,6 mL b. Penentuan kadar Cl2 dalam pemutih Perlakuan Hasil pengamatan Reaksi Kesimpulan Sebelum Sesudah - Pemutih diukur berat jenisnya dengan piknometer - diambil 2 mL - dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL - ditambahkan 75 mL air suling - ditambahkan 3 gram KI - ditambahkan 8 mL asam sulfat 1:6 - ditambahkan 3 tetes larutan ammonium molibdat 3% - dititrasi dengan Na2S2O3(hingga coklat iodida hilang) - ditambahkan 5 mL larutan kanji - dititrasi lagi dengan Na2S2O3 - Massa piknometer 50 mL = 21,029 gram - Massa piknometer + pemutih = 74,781 gram - Massa pemutih = 53,752 gram - So klin pemutih = kuning kehijauan - Asam sulfat = tidak berwarna - Larutan Na2S2O3 = tidak berwarna - KI = serbuk putih - Larutan kanji = biru kehitaman - Pemutih + aquades + KI + asam sulfat + ammonium molibdat = coklat oranye - Larutan setelah dititrasi dengan Na2S2O3 = kuning muda - Setelah ditambah amilum = biru pekat - Setelah dititrasi lagi dengan Na2S2O3 = tidak berwarna - V1 Na2S2O3 = 7,1 mL - V2 Na2S2O3 = 7,5 mL - V3 Na2S2O3 = 6,9 mL - Pembahan KI Cl2 + 2I- → 2Cl- + I2 - Pada titik akhir ekivalen 2S2O3 2- → S4O6 2-+ 2e- 2e- + I2 → 2I- + 2S2O3 2- + I2 → S4O6 2- + 2I- Kadar Cl2 dalam sampel so klin pemutih adalah sebesar 1,17 %.
  • 9. VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3 sebagai baku Pada percobaan ini, terlebih dahulu membuat larutan baku KIO3 dan untuk larutan Na2S2O3 sudah disediakan dalam laboratorium. Dalam pembuatan larutan KIO3, menggunakan KIO3 padat yang sudah diketahui massanya secara pasti, kemudian dipindahkan dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan hingga terbentuk larutan KIO3. Hal ini dapat ditunjukkan persamaan reaksi: KIO3(s) + H2O(l) → KIO3(aq) Setelah membuat larutan baku KIO3 dimasukkan 10 mL dalam erlenmeyer ditambah dengan 4 mL larutan KI 20% untuk membebaskan iodide dan ditambah 1mL HCl 4N untuk menjadikan suasana asam. Dari penambahan-penambahan yang dilakukan dihasilkan larutan berwarna coklat kekuningan. Hal ini menunjukkan adanya iod yang dibebaskan, iod yang dibebaskan ini dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat sampai warnanya menjadi kuning muda, setelah itu larutan yang sudah dititrasi, ditambahkan larutan kanji dan warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat I2 dan larutan kanji ini berfungsi sebagai indikator. Kemudian dititrasi lagi dengan larutan natrium tiosulfat sampai tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan tidak terdapat lagi I2 melainkan telah menjadi I-. Titrasi dilakukan 3 kali dan diperoleh volume larutan natrium tiosulfat adalah 11,1 mL; 9,3 mL; dan 9,6 mL. Pada saat ekivalen adalah sebagai berikut : Mol ekivalen IO3 - = mol ekivalen S2O3 2- Hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 10e- + 12H+ + 2IO3 - → I2 + 6H2O x1 2I- → I2 + 2e- x5 + 10e + 12H+ + 2IO3 - → I2 + 6H2O 10 I- → 5I2 + 10e + 12H+ + 2IO3 - + 10I- → 6I2 + 6H2O 6H+ + IO3 - + 5 I- → 3I2 + 3H2O n IO3 - = 6
  • 10. Pada saat titik ekivalen reaksi yang terjadi : 2S2O3 2- → S4O6 2- + 2e 2e + I2 → 2I- + 2S2O3 2- + I2 → S4O6 2- + 2I- Mol ekivalen IO3 - = mol ekivalen I2 Mol ekivalen I2 = mol ekivalen S2O3 2- Jadi, mol ekivalen IO3 - = mol ekivalen S2O3 2- Sehingga berdasarkan perhitungan (pada lampiran) didapatkan konsentrasi larutan natrium tiosulfat adalah 0,0884 N, 0,1055 N, 0,1022 N, dan konsentrasi larutan natrium tiosulfat rata-rata adalah 0,0987 N. b. Aplikasi Penentuan Kadar Cl2 dalam Pemutih Dengan mengukur berat jenis pemutih (so klin) diperoleh massa pikno 21,029 gram dan massa pikno dengan pemutih 74,781 gram sehingga massa pemutih adalah 53,752 gram dengan volum 50 mL sehingga diperoleh berat jenis pemutih sebesar 1,075 gram/mL. kemudian dari 50 mL diambil 2 mL dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu ditambah aquades 75 mL agar tidak terlalu pekat kemudian ditambah 0,3 gram KI berupa serbuk putih sehingga dihasilkan larutan berwarna coklat oranye. Cl2 + 2I- → 2Cl- + I2 Kemudian ditambah lagi dengan 8 mL H2SO4 (tidak berwarna) dengan tujuan untuk menjadikan suasana asam serta ditambahkan juga dengan 3 tetes Amonium molibdat 3% (tidak berwarna) sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Dari penambahan-penambahan yang dilakukan ini diperoleh larutan berwarna coklat oranye yang menunjukkan bahwa terdapat iod yang dibebaskan. Kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 (tidak berwarna) sampai larutan berwarna kuning muda. Setelah menjadi kuning muda larutan ditambah dengan 5 mL larutan kanji (tidak berwarna) maka larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman, hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat I2 dan larutan kanji ini berfungsi sebagai indikator. Kemudian titrasi dilanjutkan lagi hingga warna biru pekat tepat hilang. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan tidak terdapat lagi I2 melainkan telah menjadi I-.
  • 11. 2S2O3 2- → S4O6 2-+ 2e- 2e- + I2 → 2I- + 2S2O3 2- + I2 → S4O6 2- + 2I- Percobaan dilakukan 3 kali dan diperoleh volume Na2S2O3 7,1 mL; 7,5 mL; dan 6,9 mL. Dari data tersebut, dapat diketahui kadar Cl2 dalam pemutih berturut - turut yaitu 1,16 %; 1,22 %; dan 1,13 % dan kadar Cl2 rata-rata adalah sebesar 1,17 %. IX. KESIMPULAN Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pada titrasi iodo- iodimetri penambahan larutan kanji bertujuan untuk dijadikan indikator, titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari warna biru pekat (saat ditambah larutan kanji) menjadi tidak berwarna (setelah dititrasi). Sedangkan untuk aplikasinya, yaitu penentuan kadar Cl2 pada pemutih, digunakan larutan ammonium molibdat 3% sebagai katalis atau mempercepat reaksi. Dari percobaan standarisasi diperoleh molaritas rata – rata Na2S2O3 adalah 0,0987 N dan dari percobaan aplikasi diperoleh kadar Cl2 rata – rata dalam so klin pemutih adalah sebesar 1,17 %.
  • 12. X. JAWABAN PERTANYAAN B. 1. Apa perbedaan antara titrasi iodometri dan iodimetri ? Titrasi iodometri adalah titrasi redoks dengan I- sebagai reduktor (sampel direduksi) sedangkan titrasi iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai oksidator (sampel dioksidasi). 2. Bagaimana reaksi antara kalium iodat + kalium iodida + asam klorida ? Setiap 1 mol kalium iodat sama dengan berapa ekivalen ? 10e- + 12H+ + 2IO3 - → I2 + 6H2O x1 2I- → I2 + 2e- x5 + 10e + 122H+ + 2IO3 - → I2 + 6H2O 10 I- → 5I2 + 10e + 12H+ + 2IO3 - + 10I- → 6I2 + 6H2O 6H+ + IO3 - + 5 I- → 3I2 + 3H2O n IO3 - = 6 XI. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia Tim Penyusun. 2011. Panduan Praktikum Kimia Analitik I Dasar - Dasar Kimia Analitik. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA Wibi H., Hilarius. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga (Terjemahan dari Underwood, A.L. 1998. Quantitative Analysis. (ed.6). London: Prentice Hall) Zackiyah. 2010. Macam – Macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195912291991012- ZACKIYAH/Macam-macam_Titrasi_Redoks_dan_Aplikasinya.pdf diakses pada tanggal 26 November 2012
  • 13. 25 ml Na2S2O3 10 ml 2 mL KI 20% 2 mL HCl 4N + XII. LAMPIRAN  Perhitungan Titrasi Oksidimetri Diket :  m KIO3 = 0,35 gram  v KIO3 = 100 mL  Mr KIO3 = 214  N KIO3 = 0,35 𝑔 214 x 1000 100 𝑚𝑙 x 6 = 0,0981 N 2 IO3 - + 12 H+ + 10 e I2 + 6H2O | x 1 2 I- I2 + 2e- | x 5 2 IO3 - + 12 H+ + 10 I- 6 I2 + 6 H2O IO3 - + 6 H+ + 5 I- → 3 I2 + 3 H2O Ditanya : N Na2S2O3 rata-rata... ? Jawab : 1) mek Na2S2O3 = mek KIO3 N1 . V1 = N . V N1 . 11,1 = 0,0981 . 10 N1 . Na2S2O3 = 0,0884 N 2) mek Na2S2O3 = mek KIO3 N1 . V2 = N . V N1 . 9,3 = 0,0981 . 10 N1 . Na2S2O3 = 0,1055 N 3) mek Na2S2O3 = mek KIO3 N1 . V2 = N . V N1 . 9,6 = 0,0981 . 10 N1 . Na2S2O3 = 0,1022 N Jadi, N Na2S2O3 rata-rata = 0,0884+0,1055+0,1022 3 = 0,0987 N 0,35 g KIO3 100 ml AirSuling  V1 Na2S2O3 = 11,1 mL  V2 Na2S2O3 = 9,3 mL  V3 Na2S2O3 = 9,6 mL  V1 KIO3 = 10 mL  V2 KIO3 = 10 mL  V3 KIO3 = 10 mL
  • 14. 2 ml 2 ml pemutih Na2S2O4  Perhitungan Aplikasi Menentukan Kadar Cl2 dalam Pemutih (So Klin) Diket :  m pemutih : 53,752 gram  v pemutih : 50 mL  ρ pemutih : 1,07504 g/ml  m pemutih yang diambil = 1,07504 g/ml x 2 ml = 2,15008 gram  v pemutih yang diambil = 2 ml  V1 Na2S2O3 = 7,1 ml = 0,0071 l  V2 Na2S2O3 = 7,5 ml = 0,0075 l  V3 Na2S2O3 = 6,9 ml = 0,0069 l  N Na2S2O3 = 0,0987 N Ditanya : % Cl2 dalam sampel pemutih.. ? Jawab : 1) molek Na2S2O3 = molek Cl2 N . V1 = n . 𝑔 𝑀𝑟 0,0987 . 0,0071 = 2 . 𝑔 71 m1 Cl2 = 0,02488 g % Cl = 𝑚1 𝐶𝑙2 𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ x 100 % = 0,02488 2,15008 x 100% = 1,157 % 2) molek Na2S2O3 = molek Cl2 N . V2 = n . 𝑔 𝑀𝑟 0,0987 . 0,0075 = 2 . 𝑔 71 m2 Cl2 = 0,02628 g 50 ml
  • 15. % Cl = 𝑚2 𝐶𝑙2 𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ x 100 % = 0,02628 2,15008 x 100% = 1,222 % 3) molek Na2S2O3 = molek Cl2 N . V3 = n . 𝑔 𝑀𝑟 0,0987 . 0,0069 = 2 . 𝑔 71 m3 Cl2 = 0,02418 g % Cl = 𝑚3 𝐶𝑙2 𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑡𝑖ℎ x 100 % = 0,02418 2,15008 x 100% = 1,124 % Jadi, % Cl rata-rata = 0,157%+1,222%+1,124% 3 = 1,17 %
  • 16. LAMPIRAN FOTO TITRASI OKSIDOMETRI KIO3 diencerkansampai 100ml Dipipet 10ml Larutan KI 20% Larutan KIO3 + KI20% Larutan KIO3 + KI 20% + HCl 4N Dititrasi denganNa2S2O3 Ditambah indikator amilum (kanji)
  • 17. APLIKASI Dilanjutkan titrasi sampai larutan jernih DitimbangKI3,008 gram pemutih+KI + H2SO4 + amoniummolibdat Pemutihsetelahdititrasi denganNa2S2O3 Ditambahindikator kanji Dititrasi kembali hinggajernih