SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL APLIKASI BIOTEKNOLOGI MODERN
Nama : RISYANTI
Nim : 4001414040
Rombel: 02 (BIOTEKNOLOGI)
Judul jurnal : Evaluation on a Streptococcus suis Vaccine Using Recombinant Sao-L
Protein Manufactured by Bioreactors as the Antigen in Pigs. Oleh K.-J. Hsueh et al,
Received for publication August 13, 2012. doi:10.1111/tbed.12067.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan protein Sao-L (rsao L) dari strain
bakteri Streptococcus suis serotipe 2 dengan sistem ekspresi prokariotik pada bioreaktor
dan menggunakan rsao L sebagai antigen untuk vaksin bakteri Streptococcus suis pada
tikus dan babi.
Seperti yang kita tahu bahwa Streptococcus suis merupakan bakteri penyebab
arthritis, meningitis, septicaemia dan penyebab matinya babi secara tiba-tiba.
Streptococcus suis juga dikenal sebagai agen zoonis penting bagi manusia dan
diklasifikasikan menjadi 33 serotip berdasarkan struktur kapsul polisakaridanya.
Diantaranya adalah serotip 1, ½, 2, 7, 9, 14, dan 22 yang merupakan serotip paling
mematikan dibandingkan dengan serotip yang lain dan dapat di isolasi di berbagai negara
dan wilayah termasuk diantaranya adalah Amerika, Kanada, Eropa, Selandia Baru, dan
Taiwan. Di eropa, Streptococcus suis yang paling banyak diisolasi adalah tipe 2 dan 9. Di
Taiwan Lebih dari 80% babi positif mengandung bakteri Streptococcus suis dan sebagian
besar terinfeksi serotip 1 dan 2. Institut penelitian nasional dokter hewan di Pulawy
Polandia melaporkan bahwa Streptococcus suis serotipe 2 dapat diisolasi sedikitnya 45%
dari sampel paru-paru babi dan 80 % berasal dari kasus peternakan yang terinfeksi PRRS
(reproduksi babi dan syndrom pernapasan).
Banyak protein permukaan terlibat dalam patogenesis bakteri gram positif dan
telah terbukti menghasilkan respon imun yang kuat. Protein permukaan baru dari
Streptococcus suis, Sao (surface antigen one), yang merupakan strain yang sangat
dilindungi diantara strain Streptococcus suis yang telah diidentifikasi dan menjadi antigen
potensial untuk pengembangan vaksin yang efektif melawan Streptococcus suis. Sao
merupakan protein permukaan biasa yang mengandung MPR (muramidase-released
protein), sebuah membaran terminal-C dengan motif Leu-Pro-X-Thr-Gly (LPXTG), yang
memediasi banyak faktor virulensi selama masa infeksi. Sao protein dikode oleh 3 variasi
alel dari panjang gen yang berbeda, Sao-S (1,5 kb), Sao-M (1,7 kb), dan Sao-L (2,0 kb) dan
Sao-M adalah jenis yang paling umum. Pengebalan menggunakan protein Sao rekombinan
dapat memperoleh respon antibodi manusia yang kuat, menurunkan tanda-tanda klinis,
dan diseminasi bakteri, menaikkan tingkat kelangsungan hidup,memberi perlindungan
serotip silang pada tikus dan protokol vaksinasi babi, yang mengindikasikan bahwa rSao
merupakan antigen yang cocok untuk pengembangan vaksin sub unit Streptococcus suis.
Metode
Strain bakteri yang digunakan adalah bakteri Streptococcus suis BCRC yang
diperoleh dari Bioresource Collection and Research Center (BCRC) di Hsinchu, Taiwan,
yang diisolasi dari babi. Strain lainnya diperoleh dari Pingtung County Animal Disease
Control Center, di Pintung, Taiwan. Semua strain tumbuh pada suhu 37o di medium kaldu
daging dengan 0,5% ekstrak ragi. DNA bakteri yang diisolasi menggunakan darah dan
ekstrak jaringan genom DNA menggunakan kit sistem miniprep.
Amplifikasi PCR dan analisis sekuen gen Sao.
DNA dari Sao-L dan Sao-M telah diperkuat dengan 35 siklus yang terdiri dari denaturasi 1
menit pada suhu 94o C, 30 detik pendinginan pada suhu 56o C dan 2 menit pemanjangan
pada suhu 72o C. Pertama mengandung enzim restriksi yang dapat memotong DNA.
Produk PCR telah di dimurnikan dengan AxyPrep TM PCR kit pembersihan dan diklon ke
vektor ekspresi Pet32a berdasarkan pada intruksi pabrik. Nukleotida dan proteinnya telah
di bandingkan homologinya di GenBank menggunakan program BLAST.
Ekspresi Sao (rSao) rekombinan
Secara singkat, strain E. Coli BL21 menyimpan plasmid rekombinan yang telah di dikultur
di LB atau medium modifikasi pada suhu 37o C hingga absorbansinya mencapai 0,6 pada
panjang cahaya 600 nm. Kultur yang dihasilkan dan ultrafiltrasi dilakukan oleh Vivaspi
20 100 Kda MWCO. Konsentrasi kultur telah dianalisis dengan SPSS-PAGE dan diberikan
serum dari imun kelinci dengan rSao yang telah dimurnikan. Hasilnya negatif (tidak
menggumpal yang mengindikasikan konsentrasi endotoksinnya adakah < 0,125 IU/ml).
Konsentrasi dari protein Sao telah diperkirakan dengan membandingkan unit pengubah
komputerisasi dari BSA yang standarnya sama dengan SDS-PAGE. Setelah itu, rSao mentah
telah di nonaktifkan pada suhu 56o C selama 30menit, dan dikonfirmasi tidak adanya
bakteri dengan uji steril.
Persiapan vaksin.
Konsentrasi antigen rekombinan sebesar 55 μg/ml pada fasa cair dengan 25% air dalam
minyak di ajuvan air (w/o/w).
Hewan yang di pakai pada penelitian ini telah disetujui oleh NPUST manajemen kantor
laboratorium hewan. Penelitian ini menggunakan 2 hewan yakni Tikus dan Babi.
Keseluruhan tikus yang digunakan pada peneltian ini adalah 40 ekor dengan usia 3
minggu. Eksperimen ini diulangi sebanyak dua kali, dimana setiap eksperimen , 20 tikus
dibagi secara acak kedalam empat kelompok dan diimunisasi secara subkutan dengan
rSaO-L (n=5), rSao-M (n=5) atau vektor (n=5) dan dibesarkan dengan vaksin yang sama 2
minggu setelah imunisasi pertama. Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0)
dan minggu ke 2, dan minggu ke 4 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk
menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait).
Keseluruhan babi yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 ekor dengan usia antara 3
sampai 4 minggu yang di bagi kedalam 2 kelompok (n=5). Satu diantaranya di imunisasi
secara intramuskular dengan vaksin rSao-L sebanyak 2 ml dan dibesarkan selama 2
minggu dan kelompok yang lain disuntik dengan garam steril sebagai kontrok yang tidak
divaksinasi. . Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, 4
dan minggu ke 5 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi
menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Pemantauan anak babi dilakukan
setiap hari untuk mengetahui tanda-tanda klinis, suhu tubuh, dan berat badan serta
dimatikan selama 14 hari nekropsi. Pemeriksaan patologi ditunjukan dengan skor luka
yang dihitung berdasarkan luas area luka pada organ, dimana tanpa luka= 0, area luka
,33%=1, area luka,66%=5.
Analisis statistik
Semua data telah dianalisis dengan program statistik SAS.
Pembahasan
Setelah melewati identifikasi, kloning dan sekuensing gen bakteri Sao Streptococcus suis
diperoleh data yaitu ukuran DNA Sao-L (2013 bp), dan Sao-M (1743 bp). Selanjutnya Sao-
L dan Sao-M diklon kedalam plasmid Pet-32a(+) dan diekspresikan: ukuran DNA produk
telah terkonfirmasi setelah pemotongan oleh enzim restriksi bam HI/Hind III. Gen yang
telah di sekuensi dan dibandingkan terhadap sekuens dari AY864331 di GenBank
menggunakan BLAST. Pada Analisis dan ekspresi dari rSao, plasmid Pet-32a(+)
ditransformasikan kedalam E. Coli BL21 (DE3) untuk mengekspresikan rSao.
Imunogenitas dan ukuran dari rSao-L dan rSao-M dikonfirmasi lebih lanjut oleh anti
serum yang dikumpulkan dari imun kelinci yang telah dimurnikan. Pada Produksi rSao-L
menggunakan fermentor, Hasil dari tes LAL memastikan bahwa rSao mentah tidak ada
kontaminan endotoksin yang terdeteksi. Kemudian dilakukan Tes imunogenitas rSao pada
tikus dimana titer antibodi pada tikus yang diimunisasi dengan rSao L atau M secara
signifikan lebih tinggi daripada kelompok vektor dan kontrol pada minggu ke 4 setelah
imunisasi primer. Setelah di berikan bakteri Streptococcus suis, semua tikus pada
kelompok kontrol (p1) mati. Sebaliknya, 3 dari tikus terimunisasi rSao-L dan 4 dari tikus
yang terimunisasi rSao-M sehat. Selanjutnya imunisasi rSao-L pada babi menimbulkan
respon antibodi yang kuat. Titer antibody spesifik rSao-L dalam serum meningkat secara
significal pada babi berumur 2 minggu (minggu ke 4) dan 3 minggu (pada minggu ke 5)
setelah imunisasi pertama. Kemudian dilakukan penimbangan pada babi yang telah
diimunisasi dimana menunjukan peningkatan dari sebelumnya bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dilakukan Pengujian resistensi dengan cara pemberian bakteri strain
Streptococcus suis serotip 1 pada seluruh anak babi berumur 3 minggu setelah dilakukan
imunisasi pada minggu ke 5 dan suhu tubuhnya telah dicatat sebelumnya, hasilnya babi
kelompok kontrol bersuhu lebih tinggi dibandingkan kelompok babi yang telah divaksin.
Pengujian resisten pada kelompok kontrol menunjukan tanda-tanda klinis, termasuk
demam, aleksia,pembengkakan sendi dan sebaliknya pada babi kelompok vaksin.
Kesimpulan
Pemberian vaksin pada babi mengakibatkan babi resisten terhadap bakteri Streptococcus
suis.
Tinjauandari segi bioetikaterhadapproduksi vaksindari bakteri Streptococcus suis
untuk babi dan tikus.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang evaluasi penggunaan vaksin yang
diproduksi dari rekombinan protein Sao-L pada babi. Babi merupakan hewan mamalia
yang juga diternakan dan dikonsumsi oleh sebagian orang, namun keadaan babi ditempat
peternakan yang tidak steril dapat mengakibatkan babi terkontaminasi berbagai macam
bakteri seperti bakteri Streptococcus suis yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
babi, dimana bakteri tersebut dapat menimbulkan kematian mendadak dan berbahaya
apabila dikonsumsi oleh manusia. Keberadaan bakteri Streptococcus suis pada babi yang
dikonsumsi manusia akan menimbulkan berbagai penyakit seperti arthritis, meningitis,
septicaemia yang mengakibatkan tulang mengalami kelumpuhan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji vaksin dari protein rekombinan Sao-L terhadap infeksi bakteri
Streptococcus suis pada tubuh babi, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
vaksin Sao-L resisten terhadap bakteri Streptococcus suis. Penemuan ini sangat
bermanfaat karena dengan adanya vaksin ini dapat mengurangi timbulnya penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis pada babi yang ditularkan ke manusia.
Perkembangan bioteknologi modern semakin hari semakin maju, namun
keberadaannya tidak selamanya berdampak positif. Perkembangan bioteknologi yang
semakin pesat juga perlu memerhatikan dampak yang ditimbulkan atau sering disebut
dengan bioetika dalam bioteknologi. Penelitian ini menghasilkan dampak yang positif
dimana ditemukan vaksin yang akan melindungi babi dari bakteri Streptococcus suis yang
merugikan. Bioetika pada penelitian ini menguntungkan karena adanya keseimbangan
tata kehidupan manusia dengan kelangsungan fungsi lingkungan hidup, vaksin yang
dihasilkan dapat mengurangi berbagai macam penyakit yang ditularkan babi ke manusia.
Selain itu, hewan yang digunakan sebagai bahan percobaan pun tidak merugikan karena
menggunakan tikus dan babi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, dan keberadaan tikus
yang umumnya tidak diinginkan oleh banyak orang sehingga penelitian ini memenuhi
landasan bioetika karena kebermanfaatannya bagi manusia.
Tidak adanya penyiksaan pada hewan yang dijadikan percobaan dan tidak adanya
kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan bakteri menunjukan bahwa penelitian ini
memenuhi prinsip bioetika yang membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan
kelangsungan hidup manusia dan hewan.

More Related Content

What's hot

Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power pointtristyanto
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonRolly Scavengers
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Endang Siahaan
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumChandra Maulana
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenRahmadi Pribadi Muclis
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 

What's hot (20)

Insulin reseptor
Insulin reseptorInsulin reseptor
Insulin reseptor
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 
Hormon reproduksi
Hormon reproduksi Hormon reproduksi
Hormon reproduksi
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Fortifikasi
FortifikasiFortifikasi
Fortifikasi
 
15 contoh rekayasa genetika
15 contoh rekayasa genetika15 contoh rekayasa genetika
15 contoh rekayasa genetika
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
 
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimenDesain penililitian kuantitatif non eksperimen
Desain penililitian kuantitatif non eksperimen
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Makalah urine analyzer
Makalah urine analyzerMakalah urine analyzer
Makalah urine analyzer
 

Similar to ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN

makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.Bunga G-Vinsa
 
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversiFidara Aprionika
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...brawijaya university
 
Tpibaru7
Tpibaru7Tpibaru7
Tpibaru7andreei
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Tata Naipospos
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Maulida Ratri
 
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikPemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikMuhamadFandi
 
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptxrekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptxnandananda776342
 
14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdfMARSURINDO32C
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 

Similar to ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN (20)

138 183-1-pb
138 183-1-pb138 183-1-pb
138 183-1-pb
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
 
Vaksin n sera
Vaksin n seraVaksin n sera
Vaksin n sera
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
Vaksin rekombinan
 
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
 
Pengantar 1
Pengantar 1Pengantar 1
Pengantar 1
 
Jin3
Jin3Jin3
Jin3
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Tpibaru7
Tpibaru7Tpibaru7
Tpibaru7
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
 
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikPemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
 
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptxrekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
 
5 fe5821cd01
5 fe5821cd015 fe5821cd01
5 fe5821cd01
 
Serologi fk 15
Serologi fk 15Serologi fk 15
Serologi fk 15
 
14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf
 
11622916.ppt
11622916.ppt11622916.ppt
11622916.ppt
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Tugas elisa gandi
Tugas elisa gandiTugas elisa gandi
Tugas elisa gandi
 

More from risyanti ALENTA

Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsrisyanti ALENTA
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanrisyanti ALENTA
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentrisrisyanti ALENTA
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehirisyanti ALENTA
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritrisyanti ALENTA
 

More from risyanti ALENTA (20)

Student worksheet2
Student worksheet2Student worksheet2
Student worksheet2
 
Student worksheet1
Student worksheet1Student worksheet1
Student worksheet1
 
Lesson plan fixed
Lesson plan fixedLesson plan fixed
Lesson plan fixed
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aids
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatan
 
Kompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipaKompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipa
 
kalender bulan
kalender bulankalender bulan
kalender bulan
 
revolusi bumi
revolusi bumirevolusi bumi
revolusi bumi
 
rotasi bumi
rotasi bumirotasi bumi
rotasi bumi
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentris
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehi
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
 

Recently uploaded

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN

  • 1. ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL APLIKASI BIOTEKNOLOGI MODERN Nama : RISYANTI Nim : 4001414040 Rombel: 02 (BIOTEKNOLOGI) Judul jurnal : Evaluation on a Streptococcus suis Vaccine Using Recombinant Sao-L Protein Manufactured by Bioreactors as the Antigen in Pigs. Oleh K.-J. Hsueh et al, Received for publication August 13, 2012. doi:10.1111/tbed.12067. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan protein Sao-L (rsao L) dari strain bakteri Streptococcus suis serotipe 2 dengan sistem ekspresi prokariotik pada bioreaktor dan menggunakan rsao L sebagai antigen untuk vaksin bakteri Streptococcus suis pada tikus dan babi. Seperti yang kita tahu bahwa Streptococcus suis merupakan bakteri penyebab arthritis, meningitis, septicaemia dan penyebab matinya babi secara tiba-tiba. Streptococcus suis juga dikenal sebagai agen zoonis penting bagi manusia dan diklasifikasikan menjadi 33 serotip berdasarkan struktur kapsul polisakaridanya. Diantaranya adalah serotip 1, ½, 2, 7, 9, 14, dan 22 yang merupakan serotip paling mematikan dibandingkan dengan serotip yang lain dan dapat di isolasi di berbagai negara dan wilayah termasuk diantaranya adalah Amerika, Kanada, Eropa, Selandia Baru, dan Taiwan. Di eropa, Streptococcus suis yang paling banyak diisolasi adalah tipe 2 dan 9. Di Taiwan Lebih dari 80% babi positif mengandung bakteri Streptococcus suis dan sebagian besar terinfeksi serotip 1 dan 2. Institut penelitian nasional dokter hewan di Pulawy Polandia melaporkan bahwa Streptococcus suis serotipe 2 dapat diisolasi sedikitnya 45% dari sampel paru-paru babi dan 80 % berasal dari kasus peternakan yang terinfeksi PRRS (reproduksi babi dan syndrom pernapasan). Banyak protein permukaan terlibat dalam patogenesis bakteri gram positif dan telah terbukti menghasilkan respon imun yang kuat. Protein permukaan baru dari Streptococcus suis, Sao (surface antigen one), yang merupakan strain yang sangat dilindungi diantara strain Streptococcus suis yang telah diidentifikasi dan menjadi antigen potensial untuk pengembangan vaksin yang efektif melawan Streptococcus suis. Sao
  • 2. merupakan protein permukaan biasa yang mengandung MPR (muramidase-released protein), sebuah membaran terminal-C dengan motif Leu-Pro-X-Thr-Gly (LPXTG), yang memediasi banyak faktor virulensi selama masa infeksi. Sao protein dikode oleh 3 variasi alel dari panjang gen yang berbeda, Sao-S (1,5 kb), Sao-M (1,7 kb), dan Sao-L (2,0 kb) dan Sao-M adalah jenis yang paling umum. Pengebalan menggunakan protein Sao rekombinan dapat memperoleh respon antibodi manusia yang kuat, menurunkan tanda-tanda klinis, dan diseminasi bakteri, menaikkan tingkat kelangsungan hidup,memberi perlindungan serotip silang pada tikus dan protokol vaksinasi babi, yang mengindikasikan bahwa rSao merupakan antigen yang cocok untuk pengembangan vaksin sub unit Streptococcus suis. Metode Strain bakteri yang digunakan adalah bakteri Streptococcus suis BCRC yang diperoleh dari Bioresource Collection and Research Center (BCRC) di Hsinchu, Taiwan, yang diisolasi dari babi. Strain lainnya diperoleh dari Pingtung County Animal Disease Control Center, di Pintung, Taiwan. Semua strain tumbuh pada suhu 37o di medium kaldu daging dengan 0,5% ekstrak ragi. DNA bakteri yang diisolasi menggunakan darah dan ekstrak jaringan genom DNA menggunakan kit sistem miniprep. Amplifikasi PCR dan analisis sekuen gen Sao. DNA dari Sao-L dan Sao-M telah diperkuat dengan 35 siklus yang terdiri dari denaturasi 1 menit pada suhu 94o C, 30 detik pendinginan pada suhu 56o C dan 2 menit pemanjangan pada suhu 72o C. Pertama mengandung enzim restriksi yang dapat memotong DNA. Produk PCR telah di dimurnikan dengan AxyPrep TM PCR kit pembersihan dan diklon ke vektor ekspresi Pet32a berdasarkan pada intruksi pabrik. Nukleotida dan proteinnya telah di bandingkan homologinya di GenBank menggunakan program BLAST. Ekspresi Sao (rSao) rekombinan Secara singkat, strain E. Coli BL21 menyimpan plasmid rekombinan yang telah di dikultur di LB atau medium modifikasi pada suhu 37o C hingga absorbansinya mencapai 0,6 pada panjang cahaya 600 nm. Kultur yang dihasilkan dan ultrafiltrasi dilakukan oleh Vivaspi 20 100 Kda MWCO. Konsentrasi kultur telah dianalisis dengan SPSS-PAGE dan diberikan serum dari imun kelinci dengan rSao yang telah dimurnikan. Hasilnya negatif (tidak menggumpal yang mengindikasikan konsentrasi endotoksinnya adakah < 0,125 IU/ml). Konsentrasi dari protein Sao telah diperkirakan dengan membandingkan unit pengubah
  • 3. komputerisasi dari BSA yang standarnya sama dengan SDS-PAGE. Setelah itu, rSao mentah telah di nonaktifkan pada suhu 56o C selama 30menit, dan dikonfirmasi tidak adanya bakteri dengan uji steril. Persiapan vaksin. Konsentrasi antigen rekombinan sebesar 55 μg/ml pada fasa cair dengan 25% air dalam minyak di ajuvan air (w/o/w). Hewan yang di pakai pada penelitian ini telah disetujui oleh NPUST manajemen kantor laboratorium hewan. Penelitian ini menggunakan 2 hewan yakni Tikus dan Babi. Keseluruhan tikus yang digunakan pada peneltian ini adalah 40 ekor dengan usia 3 minggu. Eksperimen ini diulangi sebanyak dua kali, dimana setiap eksperimen , 20 tikus dibagi secara acak kedalam empat kelompok dan diimunisasi secara subkutan dengan rSaO-L (n=5), rSao-M (n=5) atau vektor (n=5) dan dibesarkan dengan vaksin yang sama 2 minggu setelah imunisasi pertama. Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, dan minggu ke 4 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Keseluruhan babi yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 ekor dengan usia antara 3 sampai 4 minggu yang di bagi kedalam 2 kelompok (n=5). Satu diantaranya di imunisasi secara intramuskular dengan vaksin rSao-L sebanyak 2 ml dan dibesarkan selama 2 minggu dan kelompok yang lain disuntik dengan garam steril sebagai kontrok yang tidak divaksinasi. . Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, 4 dan minggu ke 5 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Pemantauan anak babi dilakukan setiap hari untuk mengetahui tanda-tanda klinis, suhu tubuh, dan berat badan serta dimatikan selama 14 hari nekropsi. Pemeriksaan patologi ditunjukan dengan skor luka yang dihitung berdasarkan luas area luka pada organ, dimana tanpa luka= 0, area luka ,33%=1, area luka,66%=5. Analisis statistik Semua data telah dianalisis dengan program statistik SAS. Pembahasan Setelah melewati identifikasi, kloning dan sekuensing gen bakteri Sao Streptococcus suis diperoleh data yaitu ukuran DNA Sao-L (2013 bp), dan Sao-M (1743 bp). Selanjutnya Sao-
  • 4. L dan Sao-M diklon kedalam plasmid Pet-32a(+) dan diekspresikan: ukuran DNA produk telah terkonfirmasi setelah pemotongan oleh enzim restriksi bam HI/Hind III. Gen yang telah di sekuensi dan dibandingkan terhadap sekuens dari AY864331 di GenBank menggunakan BLAST. Pada Analisis dan ekspresi dari rSao, plasmid Pet-32a(+) ditransformasikan kedalam E. Coli BL21 (DE3) untuk mengekspresikan rSao. Imunogenitas dan ukuran dari rSao-L dan rSao-M dikonfirmasi lebih lanjut oleh anti serum yang dikumpulkan dari imun kelinci yang telah dimurnikan. Pada Produksi rSao-L menggunakan fermentor, Hasil dari tes LAL memastikan bahwa rSao mentah tidak ada kontaminan endotoksin yang terdeteksi. Kemudian dilakukan Tes imunogenitas rSao pada tikus dimana titer antibodi pada tikus yang diimunisasi dengan rSao L atau M secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok vektor dan kontrol pada minggu ke 4 setelah imunisasi primer. Setelah di berikan bakteri Streptococcus suis, semua tikus pada kelompok kontrol (p1) mati. Sebaliknya, 3 dari tikus terimunisasi rSao-L dan 4 dari tikus yang terimunisasi rSao-M sehat. Selanjutnya imunisasi rSao-L pada babi menimbulkan respon antibodi yang kuat. Titer antibody spesifik rSao-L dalam serum meningkat secara significal pada babi berumur 2 minggu (minggu ke 4) dan 3 minggu (pada minggu ke 5) setelah imunisasi pertama. Kemudian dilakukan penimbangan pada babi yang telah diimunisasi dimana menunjukan peningkatan dari sebelumnya bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dilakukan Pengujian resistensi dengan cara pemberian bakteri strain Streptococcus suis serotip 1 pada seluruh anak babi berumur 3 minggu setelah dilakukan imunisasi pada minggu ke 5 dan suhu tubuhnya telah dicatat sebelumnya, hasilnya babi kelompok kontrol bersuhu lebih tinggi dibandingkan kelompok babi yang telah divaksin. Pengujian resisten pada kelompok kontrol menunjukan tanda-tanda klinis, termasuk demam, aleksia,pembengkakan sendi dan sebaliknya pada babi kelompok vaksin. Kesimpulan Pemberian vaksin pada babi mengakibatkan babi resisten terhadap bakteri Streptococcus suis.
  • 5. Tinjauandari segi bioetikaterhadapproduksi vaksindari bakteri Streptococcus suis untuk babi dan tikus. Penelitian ini merupakan penelitian tentang evaluasi penggunaan vaksin yang diproduksi dari rekombinan protein Sao-L pada babi. Babi merupakan hewan mamalia yang juga diternakan dan dikonsumsi oleh sebagian orang, namun keadaan babi ditempat peternakan yang tidak steril dapat mengakibatkan babi terkontaminasi berbagai macam bakteri seperti bakteri Streptococcus suis yang dapat membahayakan kelangsungan hidup babi, dimana bakteri tersebut dapat menimbulkan kematian mendadak dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Keberadaan bakteri Streptococcus suis pada babi yang dikonsumsi manusia akan menimbulkan berbagai penyakit seperti arthritis, meningitis, septicaemia yang mengakibatkan tulang mengalami kelumpuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji vaksin dari protein rekombinan Sao-L terhadap infeksi bakteri Streptococcus suis pada tubuh babi, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa vaksin Sao-L resisten terhadap bakteri Streptococcus suis. Penemuan ini sangat bermanfaat karena dengan adanya vaksin ini dapat mengurangi timbulnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis pada babi yang ditularkan ke manusia. Perkembangan bioteknologi modern semakin hari semakin maju, namun keberadaannya tidak selamanya berdampak positif. Perkembangan bioteknologi yang semakin pesat juga perlu memerhatikan dampak yang ditimbulkan atau sering disebut dengan bioetika dalam bioteknologi. Penelitian ini menghasilkan dampak yang positif dimana ditemukan vaksin yang akan melindungi babi dari bakteri Streptococcus suis yang merugikan. Bioetika pada penelitian ini menguntungkan karena adanya keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelangsungan fungsi lingkungan hidup, vaksin yang dihasilkan dapat mengurangi berbagai macam penyakit yang ditularkan babi ke manusia. Selain itu, hewan yang digunakan sebagai bahan percobaan pun tidak merugikan karena menggunakan tikus dan babi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, dan keberadaan tikus yang umumnya tidak diinginkan oleh banyak orang sehingga penelitian ini memenuhi landasan bioetika karena kebermanfaatannya bagi manusia. Tidak adanya penyiksaan pada hewan yang dijadikan percobaan dan tidak adanya kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan bakteri menunjukan bahwa penelitian ini memenuhi prinsip bioetika yang membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan kelangsungan hidup manusia dan hewan.