SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Analisis proksimat
Penentuan kadar gula
Gula sebelum inversi
Mengandung karbohidrat
(gula/sukrosa)
Penentuan kadar gula sebelum inversi
dengan metode Luff Schoorl
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan dan diskusi, diharapkan peserta didik dapat
1. Menjelaskan prinsip analisis gula dengan dengan metode Luff Schoorl
2. Menentukan kadar gula dalam sampel dengan metode Luff Schoorl
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian gula invert
2. Menjelaskan prinsip penentuan gula dengan metode Luff Schoorl
3. Menjelaskan perbedaan prinsip penentuan gula sebelum dan sesudah
inversi
4. Menuliskan reaksi yang terjadi pada penentuan kadar gula sebelum
inversi
5. Menerapkan perhitungan normalitas pada standarisasi larutan baku
6. Menerapkan perhitungan mg sampel dengan menggunakan tabel Luff
Schoorl atau ekivalen natrium thiosulfat
7. Menerapkan perhitungan kadar gula sebelum inversi
8. Menjelaskan fungsi penambahan pereaksi pada percobaan
Sebuah studi tahun 2013 memperkirakan bahwa
180.000 kematian
di seluruh dunia terkait dengan minuman manis.
Konsumsi gula yang tidak tepat :
Kekurangan atau kelebihan kadar gula
Perhitungan atau penentuan kadar gula yang kita konsumsi
Metode Luff Schoorl
Permenkes No 30 Tahun 2013 : konsumsi gula lebih dari 50 gram per
orang per hari akan meningkatkan resiko munculnya penyakit
Karbohidrat
SUKROSA GULA PASIR
(gula tebu)
Golongan Disakarida
Glukosa + Fruktosa
Sebelum
inversi
inversi
Golongan
Monosakarida
GLUKOSA
FRUKTOSA
SUKROSA
Glukosa + Fruktosa
Bukan
gula invert
Gula invert
mengandung gugus aldehid dan gugus keton
yang aktif mereduksi senyawa lain
dapat mereduksi senyawa lain = Reduktor
Metode Luff Schoorl
Larutan Luff
Schrool Cu2+ Oksidator
Reduksi : Cu2+ → Cu+
Sampel Teroksidasi
oleh Cu2+
Cu2+ bebas (sisa) dianalisis dengan titrasi iodometri
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + NaI
Oksidasi
Reduksi
titrasi iodometri
A (oksidator) + 2I- A (tereduksi) + I2
Oksidasi
Reduksi
Cu2+
Metode Luff Schoorl
Sampel Teroksidasi
oleh Cu2+
Kecuali sukrosa
Sebelum inversi
Sampel Teroksidasi
oleh Cu2+
Tidak terkecuali sukrosa
Sesudah inversi
Kadar gula sukrosa = (% gula sesudah inversi - % gula sebelum inversi) x 0,95
Cu2+ bebas (sisa) sebelum inversi > Cu2+ bebas (sisa) sebelum inversi
mg gula sebelum inversi < mg gula sesudah inversi
Reaksi yang terjadi
R-COH (aq)+ 2 CuO(aq) → Cu2O (s) + R-COOH(aq)
H2SO4(aq) + CuO(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)
2 CuSO4(aq) + 4 KI(aq) → 2 CuI(s) + 2 K2SO4(aq) + I2(aq)
I2(aq) + 2 Na2S2O3(aq) → Na2S4O6(aq) + 2 NaI(aq)
Reaksi pada
Iodometri
Cu2+ bebas (sisa)
Penentuan kadar gula sebelum inversi
Labu Erlenmeyer 250 mL
- Dimasukkan 5 mL KI 30%
- Dimasukkan larutan
Na2S2O3 0,1 N sesuai SOP
HASIL
STANDARISASI LARUTAN
NATRIUM THIOSULFAT
Buret 50 mL
- Dirangkaikan pada
statif klem
- Di titrasi sampai mendekati tak berwarna (kekuningan)
- Ditambahkan kanji 1% ±3 mL sampai warna biru tua
- Di titrasi lanjut perlahan sampai warna biru menghilang
- Amati dan catat volume larutan Na2S2O3 0,1 N yang terpakai
- Dimasukkan 6 mL HCl pekat
- Dimasukkan 25 mL K2Cr2O7 0,1 N
PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI
DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL
Persiapan sampel
Neraca Analitik
- Ditimbang labu erlenmeyer 25 ml
- Ditimbang labu erlenmeyer + ±10 gram sampel
Labu takar 100 ml
-Dimasukkan sampel
-Ditambahkan aquades sampai tanda batas
-Dikocok atau dihomogenkan
-Disaring dengan kertas saring
Larutan I
PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI
DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL
Persiapan sampel
Lanjutan
Labu takar 250 ml
- Dipipet larutan I sebanyak 50 ml
- Ditambahkan 5 ml HCL 25%
- Ditambahkan 10 mL Pb Asetat Basa, dikocok
- Ditetesi Na2HPO4 10 %
(Timbulnya endapan putih menandakan penambahan Pb Asetat Basa sudah cukup)
- Ditetesi Na2HPO4 10 % sampai tidak lagi terbentuk endapan putih
- Ditambahkan aquades hingga tanda batas
- Dikocok atau dihomogenkan
- Diamkan selama 30 menit
- Disaring dengan kertas saring
Larutan III
PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI
DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL
Penentuan kadar
Labu Erlenmeyer 250 ml
-Dipipet larutan II sebanyak 10 ml
-Ditambahkan 15 ml aquades
- Ditambahkan 25 ml larutan luff
- Dipanaskan selama 10 menit
- Didinginkan
- Ditambahkan 10 ml KI 30%
- Ditambahkan 25 ml H2SO4 25 %
- Dititrasi dengan Natrium tiosulfat 0,1N
sampai berwarna kuning-krem
- Ditambahkan larutan kanji 1% sampai
berwarna biru
- Dititrasi kembali hingga warna biru hilang
- Dicatat volume Natrium tiosulfat
Hasil
 Titrasi sampel dari 10 mL larutan II perlu 20,4 mL thio
 Titrasi blangko perlu 25,6 mL thio
 Normalitas thio sesungguhnya setelah distandarisasi
0,0850 N.
 Dalam 10 mL larutan sampel terdapat gula setara :
Perhitungan mL Na2S2O3 0,0850 N
mL Na2S2O3 = 25,6 mL – 20,4 mL = 5,2 mL
Perhitungan mL Na2S2O3 0,1 N
mL Na2S2O3 = 5,2 x = 4,42 mL
Perhitungan mg gula
(lihat dalam tabel Luff – ekivalen Natrium thiosulfat)
mg gula = 9,7 + (0,42 x 2,5) = 10,75 mg
Kadar gula sebelum inversi
= 5,01 %
HASIL PENGAMATAN
Standarisasi larutan Na2S2O3
HASIL PENGAMATAN
Penentuan Kadar Gula sebelum Inversi
1. Metode Luff Schoorl memiliki prinsip dasar oksidasi gula
menggunakan larutan Luff (Cu2+), yang dilanjutkan dengan
analisis kadar Luff (Cu2+) sisa menggunakan iodometri
2. Iodometri merupakan titrasi menggunakan Na2S2O3 sebagai
larutan baku untuk mereduksi iod
3. Pada penentuan gula sebelum inversi, sukrosa tidak teroksidasi
oleh larutan Luff (Cu2+). Sedangkan pada penentuan gula
sebelum inversi, sukrosa telah menjadi glukosa dan fruktosa
sehingga teroksidasi oleh larutan Luff (Cu2+)
mL Na2S2O3 = 5,2 x = 4,42 mL
= 4 mL + 0,42 mL
mg gula= 9,7+1,05 =10,75 mg
9,7 mg
0,42 x (12,2-9,7)
= 0,42 x 2,5
= 1,05 mg
Back

More Related Content

What's hot

Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARMutiara Nanda
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 

What's hot (20)

Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Kimia organik-5
Kimia organik-5Kimia organik-5
Kimia organik-5
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 

Similar to Metode Luff Schoorl

Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptKikiAdriani1
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritrisyanti ALENTA
 
Penetapan kadar gula
Penetapan kadar gulaPenetapan kadar gula
Penetapan kadar gulaGemblunk_35
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Septia Sri Eka Putri
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Septia Sri Eka Putri
 

Similar to Metode Luff Schoorl (20)

Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2
 
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Asam cuka
Asam cukaAsam cuka
Asam cuka
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
 
Penetapan kadar gula
Penetapan kadar gulaPenetapan kadar gula
Penetapan kadar gula
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Analisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
Analisis Protein dan Senyawa BernitrogenAnalisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
Analisis Protein dan Senyawa Bernitrogen
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
 

Recently uploaded

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

Metode Luff Schoorl

  • 1. Analisis proksimat Penentuan kadar gula Gula sebelum inversi
  • 2. Mengandung karbohidrat (gula/sukrosa) Penentuan kadar gula sebelum inversi dengan metode Luff Schoorl
  • 3. TUJUAN Setelah melakukan percobaan dan diskusi, diharapkan peserta didik dapat 1. Menjelaskan prinsip analisis gula dengan dengan metode Luff Schoorl 2. Menentukan kadar gula dalam sampel dengan metode Luff Schoorl INDIKATOR 1. Menjelaskan pengertian gula invert 2. Menjelaskan prinsip penentuan gula dengan metode Luff Schoorl 3. Menjelaskan perbedaan prinsip penentuan gula sebelum dan sesudah inversi 4. Menuliskan reaksi yang terjadi pada penentuan kadar gula sebelum inversi 5. Menerapkan perhitungan normalitas pada standarisasi larutan baku 6. Menerapkan perhitungan mg sampel dengan menggunakan tabel Luff Schoorl atau ekivalen natrium thiosulfat 7. Menerapkan perhitungan kadar gula sebelum inversi 8. Menjelaskan fungsi penambahan pereaksi pada percobaan
  • 4. Sebuah studi tahun 2013 memperkirakan bahwa 180.000 kematian di seluruh dunia terkait dengan minuman manis. Konsumsi gula yang tidak tepat : Kekurangan atau kelebihan kadar gula Perhitungan atau penentuan kadar gula yang kita konsumsi Metode Luff Schoorl Permenkes No 30 Tahun 2013 : konsumsi gula lebih dari 50 gram per orang per hari akan meningkatkan resiko munculnya penyakit
  • 5.
  • 6. Karbohidrat SUKROSA GULA PASIR (gula tebu) Golongan Disakarida Glukosa + Fruktosa Sebelum inversi inversi Golongan Monosakarida
  • 8. SUKROSA Glukosa + Fruktosa Bukan gula invert Gula invert mengandung gugus aldehid dan gugus keton yang aktif mereduksi senyawa lain dapat mereduksi senyawa lain = Reduktor
  • 9. Metode Luff Schoorl Larutan Luff Schrool Cu2+ Oksidator Reduksi : Cu2+ → Cu+ Sampel Teroksidasi oleh Cu2+ Cu2+ bebas (sisa) dianalisis dengan titrasi iodometri
  • 10. 2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + NaI Oksidasi Reduksi titrasi iodometri A (oksidator) + 2I- A (tereduksi) + I2 Oksidasi Reduksi Cu2+
  • 11. Metode Luff Schoorl Sampel Teroksidasi oleh Cu2+ Kecuali sukrosa Sebelum inversi Sampel Teroksidasi oleh Cu2+ Tidak terkecuali sukrosa Sesudah inversi Kadar gula sukrosa = (% gula sesudah inversi - % gula sebelum inversi) x 0,95 Cu2+ bebas (sisa) sebelum inversi > Cu2+ bebas (sisa) sebelum inversi mg gula sebelum inversi < mg gula sesudah inversi
  • 12. Reaksi yang terjadi R-COH (aq)+ 2 CuO(aq) → Cu2O (s) + R-COOH(aq) H2SO4(aq) + CuO(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l) 2 CuSO4(aq) + 4 KI(aq) → 2 CuI(s) + 2 K2SO4(aq) + I2(aq) I2(aq) + 2 Na2S2O3(aq) → Na2S4O6(aq) + 2 NaI(aq) Reaksi pada Iodometri Cu2+ bebas (sisa) Penentuan kadar gula sebelum inversi
  • 13. Labu Erlenmeyer 250 mL - Dimasukkan 5 mL KI 30% - Dimasukkan larutan Na2S2O3 0,1 N sesuai SOP HASIL STANDARISASI LARUTAN NATRIUM THIOSULFAT Buret 50 mL - Dirangkaikan pada statif klem - Di titrasi sampai mendekati tak berwarna (kekuningan) - Ditambahkan kanji 1% ±3 mL sampai warna biru tua - Di titrasi lanjut perlahan sampai warna biru menghilang - Amati dan catat volume larutan Na2S2O3 0,1 N yang terpakai - Dimasukkan 6 mL HCl pekat - Dimasukkan 25 mL K2Cr2O7 0,1 N
  • 14. PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL Persiapan sampel Neraca Analitik - Ditimbang labu erlenmeyer 25 ml - Ditimbang labu erlenmeyer + ±10 gram sampel Labu takar 100 ml -Dimasukkan sampel -Ditambahkan aquades sampai tanda batas -Dikocok atau dihomogenkan -Disaring dengan kertas saring Larutan I
  • 15. PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL Persiapan sampel Lanjutan Labu takar 250 ml - Dipipet larutan I sebanyak 50 ml - Ditambahkan 5 ml HCL 25% - Ditambahkan 10 mL Pb Asetat Basa, dikocok - Ditetesi Na2HPO4 10 % (Timbulnya endapan putih menandakan penambahan Pb Asetat Basa sudah cukup) - Ditetesi Na2HPO4 10 % sampai tidak lagi terbentuk endapan putih - Ditambahkan aquades hingga tanda batas - Dikocok atau dihomogenkan - Diamkan selama 30 menit - Disaring dengan kertas saring Larutan III
  • 16. PENENTUAN KADAR GULA SEBELUM INVERSI DENGAN MOTODE LUFF SCHOORL Penentuan kadar Labu Erlenmeyer 250 ml -Dipipet larutan II sebanyak 10 ml -Ditambahkan 15 ml aquades - Ditambahkan 25 ml larutan luff - Dipanaskan selama 10 menit - Didinginkan - Ditambahkan 10 ml KI 30% - Ditambahkan 25 ml H2SO4 25 % - Dititrasi dengan Natrium tiosulfat 0,1N sampai berwarna kuning-krem - Ditambahkan larutan kanji 1% sampai berwarna biru - Dititrasi kembali hingga warna biru hilang - Dicatat volume Natrium tiosulfat Hasil
  • 17.
  • 18.
  • 19.  Titrasi sampel dari 10 mL larutan II perlu 20,4 mL thio  Titrasi blangko perlu 25,6 mL thio  Normalitas thio sesungguhnya setelah distandarisasi 0,0850 N.  Dalam 10 mL larutan sampel terdapat gula setara : Perhitungan mL Na2S2O3 0,0850 N mL Na2S2O3 = 25,6 mL – 20,4 mL = 5,2 mL Perhitungan mL Na2S2O3 0,1 N mL Na2S2O3 = 5,2 x = 4,42 mL Perhitungan mg gula (lihat dalam tabel Luff – ekivalen Natrium thiosulfat) mg gula = 9,7 + (0,42 x 2,5) = 10,75 mg Kadar gula sebelum inversi = 5,01 %
  • 21. HASIL PENGAMATAN Penentuan Kadar Gula sebelum Inversi
  • 22.
  • 23. 1. Metode Luff Schoorl memiliki prinsip dasar oksidasi gula menggunakan larutan Luff (Cu2+), yang dilanjutkan dengan analisis kadar Luff (Cu2+) sisa menggunakan iodometri 2. Iodometri merupakan titrasi menggunakan Na2S2O3 sebagai larutan baku untuk mereduksi iod 3. Pada penentuan gula sebelum inversi, sukrosa tidak teroksidasi oleh larutan Luff (Cu2+). Sedangkan pada penentuan gula sebelum inversi, sukrosa telah menjadi glukosa dan fruktosa sehingga teroksidasi oleh larutan Luff (Cu2+)
  • 24. mL Na2S2O3 = 5,2 x = 4,42 mL = 4 mL + 0,42 mL mg gula= 9,7+1,05 =10,75 mg 9,7 mg 0,42 x (12,2-9,7) = 0,42 x 2,5 = 1,05 mg Back