SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Metode titrimetri dikenal juga sebagai
metode volumetri
?
yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif
yang didasarkan pada prinsip pengukuran
volume.
PENDAHULUAN
Macam Analisa Volumetri
1. Gasometri
 Adalah volumetri gas dan yang diukur
(kuantitatif) adalah volume gas yang
direaksikan atau hasil reaksinya.
2.Titrimetri atauTitrasi
 Adalah pengukuran volume dalam larutan
yang diperlukan untuk bereaksi sempurna
dengan sevolume atau sejumlah berat zat
yang akan ditentukan.
 Dalam setiap metode titrimetri selalu
terjadi reaksi kimia antara komponen
analit dengan zat pendeteksi yang
disebut titran.
 Reaksi dasar antara komponen analit
dengan titran dinyatakan dengan
persamaan umum berikut ini:
Analit + Titran Hasil reaksi
Titran
Titrat
 Titran (dalam buret) ditambahkan
kedalam larutan analit (labu
Erlenmeyer) hingga tercapai titik
ekivalen
Titik ekivalen tercapai ditandai
dengan adanya perubahan zat
indikator.
Titik ekivalen adalah keadaan disaat
terjadinya kesetaraan mol antara zat
yang dititrasi dan zat pentitrasi.
Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu
menghentikan titrasi, jika menggunakan
indikator yaitu pada saat indikator
berubah warna.
Idealnya, titik ekivalensi dan titik akhir
titrasi adalah sama.
Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena
merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu
memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi.
keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetri
kurang spesifik
KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN
TITRAN
TITRASI
TITIK EKIVALEN
TITIK AKHIR TITRASI
INDIKATOR
SYARAT ANALISIS TITRIMETRI
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan
dengan persamaan reaksi. Bahan yang diselidiki
bereaksi sempurna dengan senyawa baku dengan
perbandingan kesetaraan stoikiometris.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik
ekivalen tercapai, baik secara kimia atau fisika.
4. Harus ada indikator jika syarat 3 tidak dipenuhi.
Indikator juga dapat diamati dengan pengukuran daya
hantar listrik
 Idealnya dilakukan dengan metode
titrimetri karena memenuhi keempat
kriteria yang ditetapkan, yaitu:
1.Reaksinya tunggal:
H3O+ + OH- 2H2O
2.Tetapan kesetimbangan sangat besar:
H3O+ + OH- 2H2O KW= 1x1014
Contoh Penentuan HCl Dgn Larutan NaOH
 Reaksi antara larutan asam borat,
HBO2
- dengan larutan standar NaOH:
 HBO2
-+OH- H2O+BO2
2- (K=6x10-4)
Karena memiliki nilai K yang
relatif kecil, reaksi tidak bisa
berlangsung sempurna, sehingga
perubahan Ph pada titik ekivalen
kurang tajam dan penetapan titik
Contoh-1 Reaksi Yang Tidak Sempurna
Metode oksidimetri yang terjadi dari
reaksi antara analit yang mengandung
ion timah(II) dengan larutan standar
kalium permanganat tidak akan
memperoleh hasil yang tepat, karena
ion timah(II) mudah teroksidasi oleh
udara, selain teroksidasi oleh KMnO4.
Contoh-2 Reaksi Yang Tidak Sempurna
KEUNGGULAN VOLUMETRI DIBANDING GRAVIMETRI
Alat sederhana, cepat, serta tidak
memerlukan pekerjaan yang menjemukan
seperti pengeringan dan penimbangan
berulang-ulang.
Teliti sampai 1 bagian dalam 1000
Berdasarkan pada reaksi kimia yang terjadi
PENGGOLONGAN VOLUMETRI
Asidi-alkalimetri
Oksidasi-Reduksi
Pengendapan
Pembentukan kompleks
Berdasarkan pada cara titrasi
Titrasi Langsung
Titrasi kembali
atau Titrasi tidak
Langsung
Berdasarkan pada jumlah sampel
Titrasi makro
Jumlah sampel : 100 – 1000 mg
Volume titran : 10 –100 ml
Ketelitian buret : 0,02 ml.
Titrasi semi
makro
Jumlah sampel : 10 – 100 mg
Volume titran : 1 –10 ml
Ketelitian buret : 0,001 ml.
Titrasi Mikro
Jumlah sampel : 1 – 10 mg
Volume titran : 0,1 –1 ml
Ketelitian buret : 0,001 ml.
Cara Menyatakan Kadar Larutan
Persen berat per berat (b/b)
Persen berat per volume (% b/v)
Molaritas
Formalitas
Normalitas
MOLARITAS
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap liter larutan
M = mol/L
Contoh perhitungan.
Hitunglah molaritas suatu larutan yang mengandung
6,0 g NaCl (BM = 58,44) dalam 200 ml larutan
FORMALITAS
 Adalah banyaknya bobot rumus zat
terlarut perliter larutan
Contoh :
 Sebanyak 6,477 gram sampel asam
dikloro asetat, Cl2CHCOOH (BR = 128,94)
dilarutkan dalam 500 ml larutan. Pada
kosentrasi ini, asam ini terdisosiasi
sebesar 45% menurut reaksi :
Cl2COOH H+ + Cl2CHCOO-
Berapakah formalitas dan normalitas ?
Jawab :
Dik : g = 6,447 gram
BR = 128,94
V = 500 ml = 0,5 L
Dit : F = ……..?
M = ………?
Penye :
 Hasil ini merupakan kosentrasi total
spesies yang ditimbulkan dari asam
dikloro asetat dan hasil disosiasinya,
sehingga :
 [Cl2CHCOOH] = 45% x 0,1
= 0,045 M
 [Cl2CHCOO-] = 55% x 0,1
= 0,055 M
NORMALITAS
Normalitas merupakan banyaknya ekivalen (ek) zat terlarut
(solute) tiap liter larutan
N = ek/V
ek = g/BE
N = g/(V x BE)
BE = BM/Valensi N = (gx Valensi)/(V x BM)
Contoh soal :
 Sebanyak 12,69 gram I2 (BM = 253,8)
dilarutkan dalam 500 ml air yang
mengandung sejumlah KI. Berapakan
normalitas I2 tersebut ?
 Jawab :
 Dik : massa I2 = 12,69 gram
BM I2 = 253,8
V = 0,5 L
Dit : N = ………?
 Sebanyak 12,69 gram I2 (BM = 253,8)
dilarutkan dalam 500 ml air yang
mengandung sejumlah KI. Berapakan
normalitas I2 tersebut ?
 Penye :
catatan
 Reaksi asam basa, valensinya ditentukan
berdasarkan mol H+ atau OH- yang
dihsasilkan tiap mol asam atau basa
 Contoh :
 HCl akan terurai menjadi H+ dan Cl-,
sehingga valensinya adalah 1
 H2SO4, H2CO3 dan H2C2O4, Ca(OH)2,
Ba(OH)2 maka valensinya adalah 2
 H3PO4 dan H3PO3, Al(OH)3 valensinya
adalah 3
 Reaksi redoks, valensinya ditentukan
banyaknya elektron yang hilang atau
timbul pada reaksi oksidasi-reduksi
 Contoh : I2 + 2e 2I-
 MnO4
- + e MnO4
2- , maka valensinya
adalah 1 sehingga BE = BM
 MnO4
- + 4H+ + 3e MnO2 + 4H2O, BE
= BM/3
Contoh :
 Hitung berat ekivalen (BE) natrium oksalat
(Na2C2O4) dan kalium bikarbonat
(K2Cr2O7) dalam reaksi berikut ini :
 C2O4
2- + Cr2O7
2- +14H+ Cr3+ + 6CO2
+ 7H2O
 Maka BE Na2C2O4 = BMNa2C2O4/2
= 134/2 = 67
BE K2Cr2O7 = BM K2Cr2O7/6
= 294,2/6 = 49,03
Semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada
konsentrasi titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat
secara teliti.
Titran semacam ini disebut dengan larutan baku (standar).
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan normalitas,
molaritas, atau bobot per volume
Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan
sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa
tersebut ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur
dengan tepat.
Larutan standar ada dua macam: yaitu larutan baku primer dan
larutan baku sekunder.
Larutan baku primer mempunyai kemurnian yang tinggi. Larutan
baku sekunder harus dibakukan dengan larutan baku primer.
Suatu proses yang mana larutan baku sekunder dibakukan
dengan larutan baku primer disebut dengan standardisasi
SYARAT BAKU PRIMER
1. Mudah didapat dalam keadaan murni
dengan kadar pengotor tidak melebihi
0,01 % sampai 0,02 %.
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti.
3. Harus stabil secara kimiawi, mudah
dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis.
SYARAT BAKU PRIMER
4. berat ekivalennya harus besar
sehingga mudah ditimbang dan
meminimalkan kesalahan akibat
penimbangan, dan
5. Reaksinya harus sempurna.
Baku primer Kegunaan
Kalium biftalat Pembakuan larutan natrium hidroksida
Pembakuan larutan asam perklorat
Kalium iodat Pembakuan larutan natrium tiosulfat
melalui pembentukan iodium
Natrium karbonat anhidrat Pembakuan asam klorida
Logam Zn Pembakuan larutan EDTA
Pembakuan HCl dilakuan dengan menggunakan baku primer
natrium karbonat. Sebanyak 354,2 mg natrium karbonat
dilarutkan dalam air dan dititrasi dengan larutan HCl (yang
akan dibakukan) menggunakan indikator metil orange dan
sampai titik akhir titrasi dibutuhkan volume HCl sebesar 30,23
mL. Hitunglah berapa normalitas HCl?
Contoh perhitungan dalam standardisasi (pembakuan)
sebuah larutan
N = ek/V Ek = gr/BE BE = BM/val
N = gr/(BExV) N = gr x val/(BMxV)
NNa2CO3 = 354,2 mg x 2/(106/1000 ml)
= 0.006683 N
Jawab :
VHCl x NHCl = VNa2CO3 x NNa2CO3
30,32 ml x NHCl = 1000 x 0.006683
NHCl = 6.683 /30,32
= 0.220416 N
Cara Perhitungan Kadar
V x N = Jumlah gram ekivalen (grek) Jumlah mol
: Kesetaraan
x Kesetaraan
Berat
Kadar (%)
(: Berat sampel)
(100%) x
x BM
SAMPEL PADAT
Kadar (% b/b) = %
100
x
)
mg
(
sampel
Berat
BE
x
N
x
V titran
titran
SAMPEL CAIR
Kadar (% b/v) = %
100
x
1000
x
sampel
ml
BE
x
N
x
V titran
titran
Sebanyak 250 mg serbuk yang mengandung asam
salisilat (BM = 138,12) ditimbang saksama, dilarutkan
dalam 15 ml etanol 95% yang telah dinetralkan terhadap
merah fenol LP (6,8 – 8,4). Selanjutnya ditambahkan 20
ml air dan dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N
menggunakan indikator merah fenol. Sampai terjadinya
titik akhir titrasi dibutuhkan NaOH 0,1 N sebanyak 12,56
ml. Berapakah kadar asam salisilat dalam serbuk di atas?
Contoh Perhitungan kadar 1
Jawab
Dik : massa sampel = 250 mg
Vtitran = 12,56 ml
Ntitran = 0,1 N
BMC7H6O2 = 138,12
Dit : kadar salisilat : ……?
 Penye :
Kadar (% b/b) = %
100
x
)
mg
(
sampel
Berat
BE
x
N
x
V titran
titran
+ Na + H2O
Contoh Perhitungan kadar 2
Sebanyak 25,0 ml minuman ringan yang mengandung
vitamin C (BM= 176,12) dilarutkan dalam campuran
yang terdiri atas 100 ml air bebas karbon dioksida dan
25 ml asam sulfat encer. Selanjutnya dititrasi segera
dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji
sampai terbentuk warna biru tetap. Sampai titik akhir
titrasi dibutuhkan volume titran sebanyak 5,25 ml.
Berapakah kandungan vitamin C dalam minuman
ringan tersebut?
Jawab :
 Dik : Vsampel = 25 ml
BM = 176,12
Ntitran = 0,1 N
Vtitran = 5,25 ml
Dit : kadar vitamin C = ...?
Penye :
Kadar (% b/v) = %
100
x
1000
x
sampel
ml
BE
x
N
x
V titran
titran
+ I2
Kadar (% b/v) = %
100
x
1000
x
sampel
ml
BE
x
N
x
V titran
titran

More Related Content

Similar to dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt

Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatToni Pujianto
 
ppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.pptppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.pptRahmandanHafid
 
konstr-larutan1
konstr-larutan1konstr-larutan1
konstr-larutan1Tu No
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanImo Priyanto
 

Similar to dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt (20)

Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obat
 
ppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.pptppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.ppt
 
ppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.pptppt_kimia_stoikiometri.ppt
ppt_kimia_stoikiometri.ppt
 
konstr-larutan1
konstr-larutan1konstr-larutan1
konstr-larutan1
 
Media ppt
Media pptMedia ppt
Media ppt
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 

More from AhmadHafiz61

Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptx
Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptxAnalisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptx
Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptxAhmadHafiz61
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAhmadHafiz61
 
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptI_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptAhmadHafiz61
 
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptx
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptxPendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptx
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptxAhmadHafiz61
 
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptI_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptAhmadHafiz61
 
aldehid-keton farmasi.ppt
aldehid-keton farmasi.pptaldehid-keton farmasi.ppt
aldehid-keton farmasi.pptAhmadHafiz61
 
ASAM DAN BASA.pptx
ASAM DAN BASA.pptxASAM DAN BASA.pptx
ASAM DAN BASA.pptxAhmadHafiz61
 

More from AhmadHafiz61 (7)

Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptx
Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptxAnalisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptx
Analisis Farmasi-2 Pertemuan I.pptx
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
 
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptI_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
 
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptx
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptxPendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptx
Pendahuluan Kimia Anlaitik-1.pptx
 
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.pptI_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
I_PENGANTAR_ANALISIS_KIMIA.ppt
 
aldehid-keton farmasi.ppt
aldehid-keton farmasi.pptaldehid-keton farmasi.ppt
aldehid-keton farmasi.ppt
 
ASAM DAN BASA.pptx
ASAM DAN BASA.pptxASAM DAN BASA.pptx
ASAM DAN BASA.pptx
 

dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt

  • 1.
  • 2. Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri ? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. PENDAHULUAN
  • 3. Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri  Adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif) adalah volume gas yang direaksikan atau hasil reaksinya.
  • 4. 2.Titrimetri atauTitrasi  Adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan.
  • 5.  Dalam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran.  Reaksi dasar antara komponen analit dengan titran dinyatakan dengan persamaan umum berikut ini: Analit + Titran Hasil reaksi
  • 7.  Titran (dalam buret) ditambahkan kedalam larutan analit (labu Erlenmeyer) hingga tercapai titik ekivalen Titik ekivalen tercapai ditandai dengan adanya perubahan zat indikator.
  • 8. Titik ekivalen adalah keadaan disaat terjadinya kesetaraan mol antara zat yang dititrasi dan zat pentitrasi. Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu menghentikan titrasi, jika menggunakan indikator yaitu pada saat indikator berubah warna. Idealnya, titik ekivalensi dan titik akhir titrasi adalah sama.
  • 9. Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. keterbatasan metode ini adalah bahwa metode titrimetri kurang spesifik KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN
  • 11. SYARAT ANALISIS TITRIMETRI 1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat 2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi. Bahan yang diselidiki bereaksi sempurna dengan senyawa baku dengan perbandingan kesetaraan stoikiometris. 3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekivalen tercapai, baik secara kimia atau fisika. 4. Harus ada indikator jika syarat 3 tidak dipenuhi. Indikator juga dapat diamati dengan pengukuran daya hantar listrik
  • 12.  Idealnya dilakukan dengan metode titrimetri karena memenuhi keempat kriteria yang ditetapkan, yaitu: 1.Reaksinya tunggal: H3O+ + OH- 2H2O 2.Tetapan kesetimbangan sangat besar: H3O+ + OH- 2H2O KW= 1x1014 Contoh Penentuan HCl Dgn Larutan NaOH
  • 13.  Reaksi antara larutan asam borat, HBO2 - dengan larutan standar NaOH:  HBO2 -+OH- H2O+BO2 2- (K=6x10-4) Karena memiliki nilai K yang relatif kecil, reaksi tidak bisa berlangsung sempurna, sehingga perubahan Ph pada titik ekivalen kurang tajam dan penetapan titik Contoh-1 Reaksi Yang Tidak Sempurna
  • 14. Metode oksidimetri yang terjadi dari reaksi antara analit yang mengandung ion timah(II) dengan larutan standar kalium permanganat tidak akan memperoleh hasil yang tepat, karena ion timah(II) mudah teroksidasi oleh udara, selain teroksidasi oleh KMnO4. Contoh-2 Reaksi Yang Tidak Sempurna
  • 15. KEUNGGULAN VOLUMETRI DIBANDING GRAVIMETRI Alat sederhana, cepat, serta tidak memerlukan pekerjaan yang menjemukan seperti pengeringan dan penimbangan berulang-ulang. Teliti sampai 1 bagian dalam 1000
  • 16. Berdasarkan pada reaksi kimia yang terjadi PENGGOLONGAN VOLUMETRI Asidi-alkalimetri Oksidasi-Reduksi Pengendapan Pembentukan kompleks
  • 17. Berdasarkan pada cara titrasi Titrasi Langsung Titrasi kembali atau Titrasi tidak Langsung
  • 18. Berdasarkan pada jumlah sampel Titrasi makro Jumlah sampel : 100 – 1000 mg Volume titran : 10 –100 ml Ketelitian buret : 0,02 ml. Titrasi semi makro Jumlah sampel : 10 – 100 mg Volume titran : 1 –10 ml Ketelitian buret : 0,001 ml. Titrasi Mikro Jumlah sampel : 1 – 10 mg Volume titran : 0,1 –1 ml Ketelitian buret : 0,001 ml.
  • 19. Cara Menyatakan Kadar Larutan Persen berat per berat (b/b) Persen berat per volume (% b/v) Molaritas Formalitas Normalitas
  • 20. MOLARITAS Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap liter larutan M = mol/L Contoh perhitungan. Hitunglah molaritas suatu larutan yang mengandung 6,0 g NaCl (BM = 58,44) dalam 200 ml larutan
  • 21. FORMALITAS  Adalah banyaknya bobot rumus zat terlarut perliter larutan
  • 22. Contoh :  Sebanyak 6,477 gram sampel asam dikloro asetat, Cl2CHCOOH (BR = 128,94) dilarutkan dalam 500 ml larutan. Pada kosentrasi ini, asam ini terdisosiasi sebesar 45% menurut reaksi : Cl2COOH H+ + Cl2CHCOO- Berapakah formalitas dan normalitas ?
  • 23. Jawab : Dik : g = 6,447 gram BR = 128,94 V = 500 ml = 0,5 L Dit : F = ……..? M = ………? Penye :
  • 24.  Hasil ini merupakan kosentrasi total spesies yang ditimbulkan dari asam dikloro asetat dan hasil disosiasinya, sehingga :  [Cl2CHCOOH] = 45% x 0,1 = 0,045 M  [Cl2CHCOO-] = 55% x 0,1 = 0,055 M
  • 25. NORMALITAS Normalitas merupakan banyaknya ekivalen (ek) zat terlarut (solute) tiap liter larutan N = ek/V ek = g/BE N = g/(V x BE) BE = BM/Valensi N = (gx Valensi)/(V x BM)
  • 26. Contoh soal :  Sebanyak 12,69 gram I2 (BM = 253,8) dilarutkan dalam 500 ml air yang mengandung sejumlah KI. Berapakan normalitas I2 tersebut ?  Jawab :  Dik : massa I2 = 12,69 gram BM I2 = 253,8 V = 0,5 L Dit : N = ………?
  • 27.  Sebanyak 12,69 gram I2 (BM = 253,8) dilarutkan dalam 500 ml air yang mengandung sejumlah KI. Berapakan normalitas I2 tersebut ?  Penye :
  • 28. catatan  Reaksi asam basa, valensinya ditentukan berdasarkan mol H+ atau OH- yang dihsasilkan tiap mol asam atau basa  Contoh :  HCl akan terurai menjadi H+ dan Cl-, sehingga valensinya adalah 1  H2SO4, H2CO3 dan H2C2O4, Ca(OH)2, Ba(OH)2 maka valensinya adalah 2  H3PO4 dan H3PO3, Al(OH)3 valensinya adalah 3
  • 29.  Reaksi redoks, valensinya ditentukan banyaknya elektron yang hilang atau timbul pada reaksi oksidasi-reduksi  Contoh : I2 + 2e 2I-  MnO4 - + e MnO4 2- , maka valensinya adalah 1 sehingga BE = BM  MnO4 - + 4H+ + 3e MnO2 + 4H2O, BE = BM/3
  • 30. Contoh :  Hitung berat ekivalen (BE) natrium oksalat (Na2C2O4) dan kalium bikarbonat (K2Cr2O7) dalam reaksi berikut ini :  C2O4 2- + Cr2O7 2- +14H+ Cr3+ + 6CO2 + 7H2O  Maka BE Na2C2O4 = BMNa2C2O4/2 = 134/2 = 67 BE K2Cr2O7 = BM K2Cr2O7/6 = 294,2/6 = 49,03
  • 31. Semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada konsentrasi titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat secara teliti. Titran semacam ini disebut dengan larutan baku (standar). Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan normalitas, molaritas, atau bobot per volume
  • 32. Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Larutan standar ada dua macam: yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer mempunyai kemurnian yang tinggi. Larutan baku sekunder harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu proses yang mana larutan baku sekunder dibakukan dengan larutan baku primer disebut dengan standardisasi
  • 33. SYARAT BAKU PRIMER 1. Mudah didapat dalam keadaan murni dengan kadar pengotor tidak melebihi 0,01 % sampai 0,02 %. 2. Mempunyai rumus molekul yang pasti. 3. Harus stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis.
  • 34. SYARAT BAKU PRIMER 4. berat ekivalennya harus besar sehingga mudah ditimbang dan meminimalkan kesalahan akibat penimbangan, dan 5. Reaksinya harus sempurna.
  • 35. Baku primer Kegunaan Kalium biftalat Pembakuan larutan natrium hidroksida Pembakuan larutan asam perklorat Kalium iodat Pembakuan larutan natrium tiosulfat melalui pembentukan iodium Natrium karbonat anhidrat Pembakuan asam klorida Logam Zn Pembakuan larutan EDTA
  • 36. Pembakuan HCl dilakuan dengan menggunakan baku primer natrium karbonat. Sebanyak 354,2 mg natrium karbonat dilarutkan dalam air dan dititrasi dengan larutan HCl (yang akan dibakukan) menggunakan indikator metil orange dan sampai titik akhir titrasi dibutuhkan volume HCl sebesar 30,23 mL. Hitunglah berapa normalitas HCl? Contoh perhitungan dalam standardisasi (pembakuan) sebuah larutan
  • 37. N = ek/V Ek = gr/BE BE = BM/val N = gr/(BExV) N = gr x val/(BMxV) NNa2CO3 = 354,2 mg x 2/(106/1000 ml) = 0.006683 N
  • 38. Jawab : VHCl x NHCl = VNa2CO3 x NNa2CO3 30,32 ml x NHCl = 1000 x 0.006683 NHCl = 6.683 /30,32 = 0.220416 N
  • 39. Cara Perhitungan Kadar V x N = Jumlah gram ekivalen (grek) Jumlah mol : Kesetaraan x Kesetaraan Berat Kadar (%) (: Berat sampel) (100%) x x BM
  • 40. SAMPEL PADAT Kadar (% b/b) = % 100 x ) mg ( sampel Berat BE x N x V titran titran SAMPEL CAIR Kadar (% b/v) = % 100 x 1000 x sampel ml BE x N x V titran titran
  • 41. Sebanyak 250 mg serbuk yang mengandung asam salisilat (BM = 138,12) ditimbang saksama, dilarutkan dalam 15 ml etanol 95% yang telah dinetralkan terhadap merah fenol LP (6,8 – 8,4). Selanjutnya ditambahkan 20 ml air dan dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator merah fenol. Sampai terjadinya titik akhir titrasi dibutuhkan NaOH 0,1 N sebanyak 12,56 ml. Berapakah kadar asam salisilat dalam serbuk di atas? Contoh Perhitungan kadar 1
  • 42. Jawab Dik : massa sampel = 250 mg Vtitran = 12,56 ml Ntitran = 0,1 N BMC7H6O2 = 138,12 Dit : kadar salisilat : ……?  Penye : Kadar (% b/b) = % 100 x ) mg ( sampel Berat BE x N x V titran titran
  • 43. + Na + H2O
  • 44. Contoh Perhitungan kadar 2 Sebanyak 25,0 ml minuman ringan yang mengandung vitamin C (BM= 176,12) dilarutkan dalam campuran yang terdiri atas 100 ml air bebas karbon dioksida dan 25 ml asam sulfat encer. Selanjutnya dititrasi segera dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji sampai terbentuk warna biru tetap. Sampai titik akhir titrasi dibutuhkan volume titran sebanyak 5,25 ml. Berapakah kandungan vitamin C dalam minuman ringan tersebut?
  • 45. Jawab :  Dik : Vsampel = 25 ml BM = 176,12 Ntitran = 0,1 N Vtitran = 5,25 ml Dit : kadar vitamin C = ...? Penye : Kadar (% b/v) = % 100 x 1000 x sampel ml BE x N x V titran titran
  • 46. + I2 Kadar (% b/v) = % 100 x 1000 x sampel ml BE x N x V titran titran