SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
HIPERBOLA
Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang
Oleh:
RIA ANGRIANI : 11.05.0.117
MULYANI NOVITA : 11.05.0.109
DEVIANTI SARMILI : 11.05.0.154
UCI ABRIANI : 11.05.0.116
HENDRI DARMAWAN : 11.05.0.123
SITI RAISAH : 11.05.0.129
LENI FARINAWATI : 11.05.0.128
SUMIYATI : 11.05.0.142
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hiperbola”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Statistik . Dalam penulisan makalah ini penulis banysak dapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari dosen kami Bapak Abdul Rahman, S.Si Semoga bimbingan, arahan dan
bantuan yang Bapak berikan menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Batam, November 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperbola dan ellips ini sangat erat hubungannya, khususnya pada bentuk
persamaannya. Parabola, hiperbola dan ellips, adalah hasil dari suatu pengirisan dari
kerucut.
Suatu kerucut jika diiris horizontal, maka irisannya berbentuk lingkaran. Jika
kerucut tersebut dipotong secara miring (dan tidak memotong alasnya), maka
terbentuk suatu ellips. Jika mengirisnya memotong alasnya dan memotongnya secara
vertikal, maka terbentuk suatu hiperbola. Jika mengirisnya memotong alasnya dan
memotongnya tidak secara vertikal, maka terbentuk suatu parabola.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hiperbola.
2. Mahasiswa dapat memahami penghitungan menggunakan hiperbola
3. Bahan kajian mahasiswa mengenai ilmu geometri, khususnya mengenai hiperbola.
BAB IIBAB II
PEMBAHASANPEMBAHASAN
22.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku
Hiperbola adalah himpunan semua titik (x, y) pada bidang sedemikian hingga
selisih positif jarak titik (x, y) terhadap pasangan dua titik tertentu yang disebut titik
fokus (foci) adalah tetap.
Untuk menentukan persamaan hiperbola, misalkan kita pilih titik-titik fokus F
dan F’ terletak pada sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah
segmen garis FF’.
Misalkan kita tentukan titik fokusnya adalah F’(-c, 0) dan F(c, 0) sedangkan
selisih jarak konstan tertentu adalah 2a. (lihat gambar 5.1).
y
Q(x, y) P(x, y)
F’(-c, 0) F(c, 0) x
Gambar 2.1
Jika (x, y) merepresentasikan titik pada hiperbola, maka dari definisi diperoleh
'PF – PF = 2a
22
))(( ycx +−− – 22
)( ycx +− = 2a
⇔ 22
)( ycx ++ = 22
)( ycx +− + 2a
⇔ (x + c)2
+ y2
= (x – c)2
+ y2
+ 4a 22
)( ycx +− + 4a2
⇔ x2
+ 2cx + c2
+ y2
= x2
– 2cx + c2
+ y2
+ 4a2
+ 4a 22
)( ycx +−
⇔ -4a2
+ 4cx = 4a 22
)( ycx +−
⇔ -a +
a
cx
= 22
)( ycx +−
⇔ 22
)( ycx +− = -a +
a
cx
⇔ x2
– 2cx + c2
+ y2
= a2
– 2cx + 2
22
a
xc
⇔ 2
22
a
ac −
x2
– y2
= c2
– a2
⇔ 2
2
a
x
– 22
2
ac
y
−
= 1
Dalam segitiga PFF’ terlihat bahwa
'PF < PF + 'FF
'PF – PF < 'FF
2a < 2c
a < c
c2
– a2
> 0
Karena c2
– a2
adalah positif, maka bisa diganti dengan bilangan positif lain,
sebut b2
sehingga
2
2
a
x
– 2
2
b
y
= 1
dimana b2
= c2
– a2
. Ini merupakan bentuk baku persamaan hiperbola.
Kedua sumbu koordinat – sumbu-x dan sumbu-y adalah sumbu simetri pada
hiperbola dan (±a, 0) adalah titik-titik potong dengan sumbu-x. Dalam hal ini tidak
memotong sumbu-y, sebab untuk x = 0 diperoleh
– 2
2
b
y
= 1,
yang mana tidak ada bilangan real y yang memenuhi persamaan di atas.
Sumbu-x (yang memuat dua titik dari hiperbola) disebut sumbu tranversal
(transverse axis) dan sumbu-y disebut sumbu sekawan (conjugate axes). Titik potong
hiperbola dengan sumbu trasversal disebut titik ujung (dalam hal ini (±a, 0)) dan
perpotongan kedua sumbu simetri disebut pusat hiperbola. Jarak antara kedua titik
ujung adalah 2a dan disebut sumbu mayor dan besaran 2b disebut sumbu minor.
Dalam hal ini panjang sumbu mayor tidak harus lebih besar dari sumbu minor. Hal
ini berbeda pada persamaan ellips. Sketsa grafik persamaan hiperbola 2
2
a
x
– 2
2
b
y
= 1
dan posisi titik-titik (±a, 0), (±c, 0), dan (0, ±b) dapat dilihat pada gambar 6.2 berikut.
y
(0, b)
(-a, 0) (a, 0)
F’(-c, 0) F(c, 0) x
(0, -b)
Gambar 2.2
Garis ax ± by = 0 disebut persamaan garis asimtotik dari hiperbola 2
2
a
x
– 2
2
b
y
= 1.
Teorema 2.1:
Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (±c, 0) dan titik-titik
ujung (±a, 0) jika dan hanya jika memenuhi persamaan
2
2
a
x
– 2
2
b
y
= 1
dimana b2
= c2
– a2
.
Peranan sumbu-x dan sumbu-y dalam bentuk grafik akan dinyatakan dalam
teorema berikut.
Teorema 2.2:
Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (0, ±c) dan titik-titik
ujung (0, ±a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan
2
2
a
y
– 2
2
b
x
= 1
dimana b2
= c2
– a2
.
Dari teorema 2.1 dan 2.2 di atas, bahwa sumbu mayor sejajar dengan sumbu
yang variabelnya berharga positif.
Contoh 1:
Selidiki dan buat sketsa grafik dari persamaan
9
2
x
–
16
2
y
= 1
Jawab:
Jika kita perhatikan terlihat bahwa a2
= 9, b2
= 16, dan c2
= a2
+ b2
= 25.
Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (±3, 0), dan titik fokus
(±5, 0). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 3x ± 4y = 0. Panjang
sumbu mayor = 6 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 8. Sketsa grafik
dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
y
(0, 4)
(-3, 0) (3, 0)
F’(-5, 0) F(5, 0) x
(0, -4)
Gambar 2.3
Contoh 2:
Selidiki dan buat sketsa grafik persamaan 16x2
– 9y2
+ 144 = 0.
Jawab:
Kita ubah persamaan 16x2
– 9y2
+ 144 = 0 ke dalam bentuk baku, yaitu
16x2
– 9y2
+ 144 = 0
9y2
– 16x2
= 144
16
2
y
–
9
2
x
= 1
Dari persamaan terakhir terlihat bahwa a2
= 16, b2
= 9, dan c2
= a2
+ b2
= 25.
Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (0, ±4), dan titik fokus
(0, ±5). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 4x ± 3y = 0. Panjang
sumbu mayor = 8 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 6. Sketsa grafik
dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
y
F(0, 5)
(0, 4)
(-3, 0) (3, 0)
x
(0, -4)
F’(0, -5)
Gambar 2.4
Contoh 3:
Tentukan persamaan hiperbola yang fokus (±4, 0) dan titik-titik ujung (±2, 0).
Jawab:
Karena fokus yang diberikan terletak pada sumbu-x maka bentuk baku dari
persamaan hiperbola yang dicari seperti pada teorema 2.1.
Dari titik fokus yang diberikan maka diperoleh c = 4, titik ujung diperoleh a = 2
dan b2
= c2
– a2
= 16 – 4 = 12.
Jadi persamaan yang dicari adalah
4
2
x
–
12
2
y
= 1
⇔ 3x2
– y2
= 12
Untuk memperoleh persamaan hiperbola yang lebih umum, misalkan
diadakan translasi pusat sumbu koordinat ke titik (h, k), maka diperoleh persamaan
hiperbola 2
2
a
x
– 2
2
b
y
= 1 menjadi
2
2
)(
a
hx −
– 2
2
)(
b
ky −
= 1
Untuk c2
= a2
+ b2
, persamaan di atas adalah persamaan hiperbola dengan pusat di (h,
k), titik-titik fokus (h ± c, k) dan titik-titik ujung (h ± a, k) Hal ini dinyatakan dalam
teorema berikut.
Teorema 2.5:
Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h ± c, k)
dan titik-titik ujung (h ± a, k) jika dan hanya jika memenuhi persamaan
2
2
)(
a
hx −
– 2
2
)(
b
ky −
= 1
dengan b2
= c2
– a2
(lihat gambar 6.5).
y
(h, k + b)
(h – a, k) (h + a, k)
F’(h – c, k) (h, k) F(h + c, k)
(h, k – b)
x
Gambar 2.5
Teorema 2.6:
Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h, k ±
c) dan titik-titik ujung (h, k ± a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan
2
2
)(
a
hy −
– 2
2
)(
b
kx −
= 1
dengan b2
= c2
– a2
(lihat gambar 2.6).
y
F(h+c, k)
(h, k + b)
(h – a, k) (h – a, k)
(h, k)
(h, k – b) x
F’(h – c, k)
Gambar 2.6
Contoh 4:
Sebuah hiperbola mempunyai persamaan
9x2
– 4y2
– 36x – 8y + 68 = 0
Tentukan pusat, titik ujung, titik fokus dan gambar grafik hiperbola tersebut.
Jawab:
Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku seperti pada teorema
2.3 atau teorema 2.4.
9x2
– 4y2
– 36x – 8y + 68 = 0
⇔ 9x2
– 36x – 4y2
– 8y = –68
⇔ 9(x2
– 4x + 4) – 4(y2
+ 2y + 1) = –68 + 36 – 4
⇔ 9(x – 2)2
– 4(y + 1)2
= –36
⇔ 4(y + 1)2
–9(x – 2)2
= 36
⇔
9
)1( 2
+y
–
4
)2( 2
−x
= 1
Dari persamaan terakhir diperoleh informasi h = 2, k = –1, a2
= 9, dan b2
= 4.
Dengan demikian c2
= a2
+ b2
= 9 + 4 = 13.
Menurut teorema 6.4 dapatlah disimpulkan bahwa hiperbola yang terjadi
berpusat di (2, –1), titik-titik ujungnya (2, –1 + 3) = (2, 2) dan (2, –1 – 3) = (2, –
4), titik fokusnya adalah (2, –1 + 13 ) dan (2, –1 – 13 ). Sketsa grafik dapat
dilihat di gambar 2.7
y
F(2,-1+ 13 )
(2, 2)
x
(0,-1)(2,-1) (4,-1)
(2, -4)
F’(2,-1– 13 ) Gambar 2.7
2.8 Persamaan Garis Singgung Hiperbola
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan telah membuat hiperbola sebagai
bentuk dalam ilmu geometri yang telah diterapkan dalam kehidupan. Salah
satu penerapam dari hiperbola yaitu pada jam matahari.
Kapanpun harinya, matahari selalu berputar tanpa kemajuan pada bola
samawi, dan leretannya membentur titik pada satu jejak jam matahari keluar
satu kerucut cahaya.
Dalam ilmu fisika penerapan hiperbola dapat terlihat pada cahaya
lampu pada gambar di bawah ini, dimana cahaya yang dihasilkan memiliki
pola hiperbola.
3.2 Saran
Semoga ilmu yang telah dipelajari dapat bermanfaat. Belajarlah
dengan sungguh-sungguh jika kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik.
Berusaha semaksimal mungkin, suatu saat engkau akan menikmati hasil
usaha jerih payahmu.

More Related Content

What's hot

Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran barian11
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
 
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa pptKuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa pptnursyamsiahhartanti
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukanisukani
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2unesa
 

What's hot (20)

turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)turunan (kalkulus)
turunan (kalkulus)
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
Makalah Fungsi Kuadrat
Makalah Fungsi KuadratMakalah Fungsi Kuadrat
Makalah Fungsi Kuadrat
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 
Hiperboloida
HiperboloidaHiperboloida
Hiperboloida
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Ankom klmpk
Ankom klmpkAnkom klmpk
Ankom klmpk
 
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa pptKuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
Kuasa lingkaran, titik kuasa, garis kuasa ppt
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Semigrup
SemigrupSemigrup
Semigrup
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani
 
PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2PD orde2 Tak Homogen 2
PD orde2 Tak Homogen 2
 

Viewers also liked

Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaNida Shafiyanti
 
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...muhmainnah muthmainnah
 
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014linda_rosalina
 
Matematika Peminatan K-13 - Irisan Kerucut
Matematika Peminatan K-13 - Irisan KerucutMatematika Peminatan K-13 - Irisan Kerucut
Matematika Peminatan K-13 - Irisan KerucutEga Agustina Cahyani
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar brunerAsep Iryanto
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerAisyah Turidho
 
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)DanBo Store
 

Viewers also liked (10)

Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbola
 
Hiperbola matematika
Hiperbola matematikaHiperbola matematika
Hiperbola matematika
 
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...
Artikel kaitan antara metode permainan dan teori belajar dienes pada materi o...
 
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
Makalah belajar dan_pembelajaran_-pendidikan_matematika_2014
 
Matematika hiperbola
Matematika hiperbolaMatematika hiperbola
Matematika hiperbola
 
Hiperbola
HiperbolaHiperbola
Hiperbola
 
Matematika Peminatan K-13 - Irisan Kerucut
Matematika Peminatan K-13 - Irisan KerucutMatematika Peminatan K-13 - Irisan Kerucut
Matematika Peminatan K-13 - Irisan Kerucut
 
Teori belajar bruner
Teori belajar brunerTeori belajar bruner
Teori belajar bruner
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
Teori belajar bermakna ausubel (Belajar dan Pembelajaran)
 

Similar to Makalah hiperbola

Persamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomiPersamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomiNurmalianis Anis
 
geometri analitik - ellips
geometri analitik - ellipsgeometri analitik - ellips
geometri analitik - ellipsLois Tulangow
 
Hiperbola Matematika
Hiperbola MatematikaHiperbola Matematika
Hiperbola MatematikaAdelia Delia
 
Lingkaran
Lingkaran Lingkaran
Lingkaran fauz1
 
Irisian kerucut (suci amaliah)
Irisian kerucut (suci amaliah)Irisian kerucut (suci amaliah)
Irisian kerucut (suci amaliah)MathFour
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometrihawir finec
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratyulika usman
 
Irisan kerucut bakal soal uas ganjil
Irisan kerucut bakal soal uas ganjilIrisan kerucut bakal soal uas ganjil
Irisan kerucut bakal soal uas ganjilToyibah Al-jabbar
 
Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)santi mulyati
 
Lks hiperbola lengkap
Lks hiperbola lengkap Lks hiperbola lengkap
Lks hiperbola lengkap nurwa ningsih
 
KEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptxKEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptxssuser56a51c
 

Similar to Makalah hiperbola (20)

Persamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomiPersamaan non linear dalam ekonomi
Persamaan non linear dalam ekonomi
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1
 
Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1
 
geometri analitik - ellips
geometri analitik - ellipsgeometri analitik - ellips
geometri analitik - ellips
 
Makalah memahami irisan
Makalah memahami irisanMakalah memahami irisan
Makalah memahami irisan
 
Makalah irisan kerucut
Makalah irisan kerucutMakalah irisan kerucut
Makalah irisan kerucut
 
Hiperbola Matematika
Hiperbola MatematikaHiperbola Matematika
Hiperbola Matematika
 
Lingkaran
Lingkaran Lingkaran
Lingkaran
 
Makalah memahami irisan
Makalah memahami irisanMakalah memahami irisan
Makalah memahami irisan
 
Irisian kerucut (suci amaliah)
Irisian kerucut (suci amaliah)Irisian kerucut (suci amaliah)
Irisian kerucut (suci amaliah)
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometri
 
Persamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadratPersamaan dan fungsi kuadrat
Persamaan dan fungsi kuadrat
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Irisan kerucut bakal soal uas ganjil
Irisan kerucut bakal soal uas ganjilIrisan kerucut bakal soal uas ganjil
Irisan kerucut bakal soal uas ganjil
 
Hiperbola
Hiperbola Hiperbola
Hiperbola
 
Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)Persamaan hiperbola di p (0,0)
Persamaan hiperbola di p (0,0)
 
MANIPULASI ALJABAR
MANIPULASI ALJABARMANIPULASI ALJABAR
MANIPULASI ALJABAR
 
Lks hiperbola lengkap
Lks hiperbola lengkap Lks hiperbola lengkap
Lks hiperbola lengkap
 
KEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptxKEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptx
 

More from ria angriani

geometri analitik ruang
geometri analitik ruanggeometri analitik ruang
geometri analitik ruangria angriani
 
komputer dan pemrograman
komputer dan pemrogramankomputer dan pemrograman
komputer dan pemrogramanria angriani
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade ria angriani
 
Penentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan gradePenentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan graderia angriani
 
Penentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan gradePenentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan graderia angriani
 

More from ria angriani (7)

geometri analitik ruang
geometri analitik ruanggeometri analitik ruang
geometri analitik ruang
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Tugas algoritma
Tugas algoritmaTugas algoritma
Tugas algoritma
 
komputer dan pemrograman
komputer dan pemrogramankomputer dan pemrograman
komputer dan pemrograman
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade
 
Penentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan gradePenentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan grade
 
Penentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan gradePenentuan nilai dan grade
Penentuan nilai dan grade
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

Makalah hiperbola

  • 1. HIPERBOLA Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang Oleh: RIA ANGRIANI : 11.05.0.117 MULYANI NOVITA : 11.05.0.109 DEVIANTI SARMILI : 11.05.0.154 UCI ABRIANI : 11.05.0.116 HENDRI DARMAWAN : 11.05.0.123 SITI RAISAH : 11.05.0.129 LENI FARINAWATI : 11.05.0.128 SUMIYATI : 11.05.0.142 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hiperbola”. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik . Dalam penulisan makalah ini penulis banysak dapat bimbingan, arahan dan bantuan dari dosen kami Bapak Abdul Rahman, S.Si Semoga bimbingan, arahan dan bantuan yang Bapak berikan menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Batam, November 2012 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperbola dan ellips ini sangat erat hubungannya, khususnya pada bentuk persamaannya. Parabola, hiperbola dan ellips, adalah hasil dari suatu pengirisan dari kerucut. Suatu kerucut jika diiris horizontal, maka irisannya berbentuk lingkaran. Jika kerucut tersebut dipotong secara miring (dan tidak memotong alasnya), maka terbentuk suatu ellips. Jika mengirisnya memotong alasnya dan memotongnya secara vertikal, maka terbentuk suatu hiperbola. Jika mengirisnya memotong alasnya dan memotongnya tidak secara vertikal, maka terbentuk suatu parabola. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hiperbola. 2. Mahasiswa dapat memahami penghitungan menggunakan hiperbola 3. Bahan kajian mahasiswa mengenai ilmu geometri, khususnya mengenai hiperbola.
  • 4. BAB IIBAB II PEMBAHASANPEMBAHASAN 22.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku.1. Persamaan Hiperbola Bentuk Baku Hiperbola adalah himpunan semua titik (x, y) pada bidang sedemikian hingga selisih positif jarak titik (x, y) terhadap pasangan dua titik tertentu yang disebut titik fokus (foci) adalah tetap. Untuk menentukan persamaan hiperbola, misalkan kita pilih titik-titik fokus F dan F’ terletak pada sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah segmen garis FF’. Misalkan kita tentukan titik fokusnya adalah F’(-c, 0) dan F(c, 0) sedangkan selisih jarak konstan tertentu adalah 2a. (lihat gambar 5.1). y Q(x, y) P(x, y) F’(-c, 0) F(c, 0) x Gambar 2.1
  • 5. Jika (x, y) merepresentasikan titik pada hiperbola, maka dari definisi diperoleh 'PF – PF = 2a 22 ))(( ycx +−− – 22 )( ycx +− = 2a ⇔ 22 )( ycx ++ = 22 )( ycx +− + 2a ⇔ (x + c)2 + y2 = (x – c)2 + y2 + 4a 22 )( ycx +− + 4a2 ⇔ x2 + 2cx + c2 + y2 = x2 – 2cx + c2 + y2 + 4a2 + 4a 22 )( ycx +− ⇔ -4a2 + 4cx = 4a 22 )( ycx +− ⇔ -a + a cx = 22 )( ycx +− ⇔ 22 )( ycx +− = -a + a cx ⇔ x2 – 2cx + c2 + y2 = a2 – 2cx + 2 22 a xc ⇔ 2 22 a ac − x2 – y2 = c2 – a2 ⇔ 2 2 a x – 22 2 ac y − = 1 Dalam segitiga PFF’ terlihat bahwa 'PF < PF + 'FF 'PF – PF < 'FF 2a < 2c a < c c2 – a2 > 0 Karena c2 – a2 adalah positif, maka bisa diganti dengan bilangan positif lain, sebut b2 sehingga 2 2 a x – 2 2 b y = 1 dimana b2 = c2 – a2 . Ini merupakan bentuk baku persamaan hiperbola.
  • 6. Kedua sumbu koordinat – sumbu-x dan sumbu-y adalah sumbu simetri pada hiperbola dan (±a, 0) adalah titik-titik potong dengan sumbu-x. Dalam hal ini tidak memotong sumbu-y, sebab untuk x = 0 diperoleh – 2 2 b y = 1, yang mana tidak ada bilangan real y yang memenuhi persamaan di atas. Sumbu-x (yang memuat dua titik dari hiperbola) disebut sumbu tranversal (transverse axis) dan sumbu-y disebut sumbu sekawan (conjugate axes). Titik potong hiperbola dengan sumbu trasversal disebut titik ujung (dalam hal ini (±a, 0)) dan perpotongan kedua sumbu simetri disebut pusat hiperbola. Jarak antara kedua titik ujung adalah 2a dan disebut sumbu mayor dan besaran 2b disebut sumbu minor. Dalam hal ini panjang sumbu mayor tidak harus lebih besar dari sumbu minor. Hal ini berbeda pada persamaan ellips. Sketsa grafik persamaan hiperbola 2 2 a x – 2 2 b y = 1 dan posisi titik-titik (±a, 0), (±c, 0), dan (0, ±b) dapat dilihat pada gambar 6.2 berikut. y (0, b) (-a, 0) (a, 0) F’(-c, 0) F(c, 0) x (0, -b) Gambar 2.2 Garis ax ± by = 0 disebut persamaan garis asimtotik dari hiperbola 2 2 a x – 2 2 b y = 1. Teorema 2.1:
  • 7. Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (±c, 0) dan titik-titik ujung (±a, 0) jika dan hanya jika memenuhi persamaan 2 2 a x – 2 2 b y = 1 dimana b2 = c2 – a2 . Peranan sumbu-x dan sumbu-y dalam bentuk grafik akan dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema 2.2: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai fokus (0, ±c) dan titik-titik ujung (0, ±a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan 2 2 a y – 2 2 b x = 1 dimana b2 = c2 – a2 . Dari teorema 2.1 dan 2.2 di atas, bahwa sumbu mayor sejajar dengan sumbu yang variabelnya berharga positif. Contoh 1: Selidiki dan buat sketsa grafik dari persamaan 9 2 x – 16 2 y = 1 Jawab: Jika kita perhatikan terlihat bahwa a2 = 9, b2 = 16, dan c2 = a2 + b2 = 25. Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (±3, 0), dan titik fokus (±5, 0). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 3x ± 4y = 0. Panjang sumbu mayor = 6 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 8. Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
  • 8. y (0, 4) (-3, 0) (3, 0) F’(-5, 0) F(5, 0) x (0, -4) Gambar 2.3 Contoh 2: Selidiki dan buat sketsa grafik persamaan 16x2 – 9y2 + 144 = 0. Jawab: Kita ubah persamaan 16x2 – 9y2 + 144 = 0 ke dalam bentuk baku, yaitu 16x2 – 9y2 + 144 = 0 9y2 – 16x2 = 144 16 2 y – 9 2 x = 1 Dari persamaan terakhir terlihat bahwa a2 = 16, b2 = 9, dan c2 = a2 + b2 = 25. Hiperbola ini mempunyai pusat (0, 0), titik-titik ujung (0, ±4), dan titik fokus (0, ±5). Persamaan garis asimtotik hiperbola di atas adalah 4x ± 3y = 0. Panjang sumbu mayor = 8 sejajar sumbu-x dan panjang sumbu minor = 6. Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
  • 9. y F(0, 5) (0, 4) (-3, 0) (3, 0) x (0, -4) F’(0, -5) Gambar 2.4 Contoh 3: Tentukan persamaan hiperbola yang fokus (±4, 0) dan titik-titik ujung (±2, 0). Jawab: Karena fokus yang diberikan terletak pada sumbu-x maka bentuk baku dari persamaan hiperbola yang dicari seperti pada teorema 2.1. Dari titik fokus yang diberikan maka diperoleh c = 4, titik ujung diperoleh a = 2 dan b2 = c2 – a2 = 16 – 4 = 12. Jadi persamaan yang dicari adalah 4 2 x – 12 2 y = 1 ⇔ 3x2 – y2 = 12 Untuk memperoleh persamaan hiperbola yang lebih umum, misalkan diadakan translasi pusat sumbu koordinat ke titik (h, k), maka diperoleh persamaan hiperbola 2 2 a x – 2 2 b y = 1 menjadi
  • 10. 2 2 )( a hx − – 2 2 )( b ky − = 1 Untuk c2 = a2 + b2 , persamaan di atas adalah persamaan hiperbola dengan pusat di (h, k), titik-titik fokus (h ± c, k) dan titik-titik ujung (h ± a, k) Hal ini dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema 2.5: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h ± c, k) dan titik-titik ujung (h ± a, k) jika dan hanya jika memenuhi persamaan 2 2 )( a hx − – 2 2 )( b ky − = 1 dengan b2 = c2 – a2 (lihat gambar 6.5). y (h, k + b) (h – a, k) (h + a, k) F’(h – c, k) (h, k) F(h + c, k) (h, k – b) x Gambar 2.5 Teorema 2.6: Titik (x, y) berada pada hiperbola yang mempunyai pusat (h, k), fokus (h, k ± c) dan titik-titik ujung (h, k ± a) jika dan hanya jika memenuhi persamaan 2 2 )( a hy − – 2 2 )( b kx − = 1
  • 11. dengan b2 = c2 – a2 (lihat gambar 2.6). y F(h+c, k) (h, k + b) (h – a, k) (h – a, k) (h, k) (h, k – b) x F’(h – c, k) Gambar 2.6 Contoh 4: Sebuah hiperbola mempunyai persamaan 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 Tentukan pusat, titik ujung, titik fokus dan gambar grafik hiperbola tersebut. Jawab: Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku seperti pada teorema 2.3 atau teorema 2.4. 9x2 – 4y2 – 36x – 8y + 68 = 0 ⇔ 9x2 – 36x – 4y2 – 8y = –68 ⇔ 9(x2 – 4x + 4) – 4(y2 + 2y + 1) = –68 + 36 – 4 ⇔ 9(x – 2)2 – 4(y + 1)2 = –36 ⇔ 4(y + 1)2 –9(x – 2)2 = 36 ⇔ 9 )1( 2 +y – 4 )2( 2 −x = 1 Dari persamaan terakhir diperoleh informasi h = 2, k = –1, a2 = 9, dan b2 = 4. Dengan demikian c2 = a2 + b2 = 9 + 4 = 13.
  • 12. Menurut teorema 6.4 dapatlah disimpulkan bahwa hiperbola yang terjadi berpusat di (2, –1), titik-titik ujungnya (2, –1 + 3) = (2, 2) dan (2, –1 – 3) = (2, – 4), titik fokusnya adalah (2, –1 + 13 ) dan (2, –1 – 13 ). Sketsa grafik dapat dilihat di gambar 2.7 y F(2,-1+ 13 ) (2, 2) x (0,-1)(2,-1) (4,-1) (2, -4) F’(2,-1– 13 ) Gambar 2.7
  • 13. 2.8 Persamaan Garis Singgung Hiperbola
  • 14. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perkembangan ilmu pengetahuan telah membuat hiperbola sebagai bentuk dalam ilmu geometri yang telah diterapkan dalam kehidupan. Salah satu penerapam dari hiperbola yaitu pada jam matahari. Kapanpun harinya, matahari selalu berputar tanpa kemajuan pada bola samawi, dan leretannya membentur titik pada satu jejak jam matahari keluar satu kerucut cahaya. Dalam ilmu fisika penerapan hiperbola dapat terlihat pada cahaya lampu pada gambar di bawah ini, dimana cahaya yang dihasilkan memiliki pola hiperbola. 3.2 Saran Semoga ilmu yang telah dipelajari dapat bermanfaat. Belajarlah dengan sungguh-sungguh jika kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Berusaha semaksimal mungkin, suatu saat engkau akan menikmati hasil usaha jerih payahmu.