Makalah ini membahas tentang penentuan nilai dan grade hasil belajar siswa. Ia menjelaskan beberapa poin penting seperti makna grade hasil belajar, mempertimbangkan perbedaan individual, macam-macam sistem grade, menentukan sistem penilaian akhir, dan menyelenggarakan evaluasi di kelas. Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep grade hasil belajar dan bagaimana menentukan dan menyelenggarakan evaluasi
1. PENENTUAN NILAI DAN GRADE
DISUSUN OLEH :
RIA ANGRIANI ( 11.05.0.117)
UCI ABRIANI ( 11.05.0.116 )
SITI RAISAH ( 11.05.0.129 )
HENDRI DHARMAWAN ( 11.05.0.123 )
DOSEN PEMBIMBING : ABDUR RAHMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Penentuan Nilai Atau Grade dalam rangka memenuhi tugas mata
perkuliahan Evaluasi Pembelajaran yang di berikan oleh bapak Abdur rahman
selaku pembimbing dalam mata perkuliahan tersebut.
Dengan terselesainya penyusunan makalah ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca khususnya mahasiswa dan para
pendidik. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
bapak dosen pembimbing.
Batam, 29 November 2012
( penulis )
4. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara periodik, pembelajaran siswa dan program instruksional yang telah
dilakukan oleh seorang guru dapat dinilai dengan beberapa cara misalnya, diberi
pertanyaan untuk memberikan nilai akhir yang dapat dicapai oleh siswa. Diuji
dengan tes tertulis untuk mengetahui siswa dalam menerima materi yang telah
diberikan ; atau dapat dijumlah total skor hasil belajar dalam satu semester dan
dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian.
Guru dapat mengajar mahasiswa tanpa dapat memberikan grade atau skor
hasil belajar mereka. Pada sisi lain siswa juga bisa belajar tanpa diberi skor atau
grade. Skor atau grade juga tidak dapat menghasilkan peningkatan pengajaran dan
juga tidak meningkatkan pembelajaran para siswa. Hampir semua guru diminta
atasannya, dalam hal ini kepalam sekolah, kepala ranting, kepala cabang, dan
kepala wilayah pendidikan nasional untuk memberikan keputusan penilaian yang
didalamnya mencakup grade dalam interval yang resmi dan baku.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud makna grade hasil belajar ?
2.Bagaimana mempertimbangkan perbedaan individual ?
3.Menjelaskan macam-macam sistem grade?
4.Bagaimana menentukan sistem penilaian akhir?
5.Bagaimana menyelenggarakan evaluasi dikelas?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.Mahasiswa dapat mengetahui makna grade hasil belajar
2.Mahasiswa dapat mempertimbangkan perbedaan individual
3.Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam sistem grade
4.Mahasiswa dapat menentukan sistem penilaian akhir
5.Mahasiswa dapat mengetahui penyelenggaraan evaluasi belajar dikelas
5. BAB II PEMBAHASAN
2.1 MAKNA GRADE HASIL BELAJAR
Grade atau skor diberikan sebagai simbol yang merepresentasikan hasil
belajar seorang siwa , dan merupakan simbol yang merefleksikan komunikasi
evaluasi sumatif yang diberikan guru sebagai media komunikasi dan laporan
kepada orang tua, kepala sekolah, dan para stakeholders yang berkepentingan.
Menurut Good ( 1973) , : grades are symbols that represena value judgment
concerning the relative quality of students achievements during specific periods of
instrucion : atau grade adalah simbol ( angka, huruf, kata ) yang menggambarkan
nilai pertimbangan yang berkaitan dengan kualitas siswa dalam berprestasi selama
periode pengajaran.
Penentuan grade dengan penilaian skor dari hasil evaluasi pada prinsipnya
hampir sama. Jika penentuan grade biasanya dilakukan setelah beberapa kali
evaluasi , maka skor penilaian merupakan hasil yang dicapai siswa hanya untuk
satu kali evaluasi saja. Grade dan skor pinilaian mempunyai perbedaan, yaitu skor
penilaian mencerminkan satu kali hasil evaluasi, sedangkan grade merupakan
hasil rerata atau gabungan skor yang dicapai pada setiap siswa dalam mengikuti
proses evaluasi pada setiap unit.
Grade atau nilai akhir memiliki arti yang sangat penting karena nilai akhir
tersebut dapat menentukan apakah siswa dikatakan pandai atau tidak, bisa
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi atau tidak. Grade yang baik menentukan
karier siswa atau prospektif jenjang sekolah bahkan beberapa kemungkinan
jabatan terbuka bagi siswa yang bersangkutan, dapat menentukan apakah siswa
menerima gelar penghargaan akademik dari lembaga sekolah.
Nilai grade mempunyai nilai arti yang bervariasi sesuai dengan fungsi dan
perannya terhadap para pelaku yang berkepentingan. Bagi siswa, nilai
menunjukkan pencapaian hasil beljar siswa, sedangkan bagi guru grade
mempunyai makna yang bervariasi dengan melihat skor pencapaian hasil belajar.
Grade hasil belajar akhir yang didasarkan atas tingkah laku dan penampilan yang
terarah dalam tes yang terorganisai dengan baik, memiliki derajat yang lebih
tinggi dengan grade yang hanya didasarkan atas tes kertas dan pena saja
6. 2.2 MEMPERTIMBANGKAN PERBEDAAN INDIVIDUAL
Salah satu fokus yang harus diperhatikan dalam penentuan grade adalah
bagaimana penilaian yang diberikan mampu memberikan peluang diketahuinya
perbedaan potensi di antara individual siswa. Untuk mencapai hal itu penilaian
kertas dan pena saja belum cukup karena penilaian lebih menekankan pada aspek
kognitif dari pada aspek lainnya. Apalagi jika pendidikan menekankan pada
aspek lainnya, misalnya aspek keterampilan dan kualitas pribadi yang pada
umumnya terdapat dalam ranah afektif siswa. Untuk itu jenis item tes alternatif
lain yang lebih mengakomodasi keperluan tersebut dapat dipilih untuk
mengungkap kemampuan individu siswa.
Masih banyak guru atau evaluator yang mengabaikan aspek kualitas pribadi
yang secara umum dapat di ungkap dari ranah afektif dan ranah keterampilan.
Pada umumnya evaluasi kualitas pribadi seperti laboratorium dan pekerjaan
rumah sangat memerhatikan aspek-aspek penilaian yang kurang memperoleh
perhatian dari tes kertas dan pena. Beberapa aspek lain yang mempengaruhi antara
lain aspek penghargaan, nilai, kepercayaan, kerjasama, hubungan antar pribadi,
dan sikap siswa.
Penentuan grade yang mampu mengungkap potensi siswa pandai, rerata dan
lambat, pada kenyataannnya adalah sangat sulit dan menantang untuk
direalisasikan.
Oleh karena itu sistem penilaian yang lebih baik masih perlu dikembangkan.
Tujuan utama penentuan grade bukan saja menunjukkan kemampuan kognitif atau
aspek akademis saja tetapi juga manpu mengungkap pengetahuan yang berasal
dari aspek keterampilan dan kualitas personal secara proporsional, yang semua
aspek itu memberikan konstribusi nyata bagi seorang siswa dalam mengupaya
menjadikannya sebagai warga masyarakat yang produktif dan berhasil.
2.3 MACAM-MACAM SISTEM GRADE
Sistem grading dalam evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
7. 1. Grade tunggal
Grade tunggal adalah sistem penentuan grade yang bentuknya paling
sederhana dan paling banyak digunakan
Kelebihan grade tunggal
a. Memberikan pesan yang ringkas tentang pencpaian hasil belajar
b. Lebih muda dipahami
c. Memberikan hasil prediksi keberhasilan siswa dalam belajar d
d. Memberikan motivasi untuk belajar lebih baik
Kelemahan grade tunggal
a. Tidak memberikan gambaran yang jelas
b. Acuan penilaian yang masih terbatas
c. Bisa menimbulkan keraguan pada siswa yang bersangkatan
d. Bisa membuat benci, karena adanya perbedaan antara usaha dengan hasil yang
dicapai
Pada sistem grade tunggal siswa menerima hasil belajar dalam bentuk
angka, seperti 10,9,8,7,6,5,4,3,2,1 untuk rentang satu sampai sepuluh. Ada pula
grade dengan menggunkan acuan huruf atau sitem abjad yaitu a,b,c,d,e .
2. Grade ganda
Grade ganda atau multi grade adalah sistem penentuan hasil belajar yang
banyak digunakan dalam konteks evaluasi pendidikan. Secara definitif, multi
grade dapat diartikan sebagai penentuan skor yang terdiri atas ketentuan nilai hasil
belajar yang memiliki makna berbeda untuk sistem instruksional yang berbeda.
Yang perlu diperhatiakn guru yang hendak menentukan nilai akhir atau grade
dengan cara mengkombinasikan nilai adalah semakin banyak kombinasi aspek
yang digunakan , semakin banyak unsur subjektif berpengaruh.
3. Grade Kategorik
Sistem lain yang banyak digunakan sekolah menengah dan perguruan tinggi
adalah sistem grade dengan 2 kategori yaitu lulus tak lulus atau dapat dinyatakan
dengan cara lain seperti memuaskan/ tidak memuaskan atau lulus/gagal. Sistem
8. penilaian dengan 2 kategori ini tidak memiliki pilihan misalnya rerata. Sistem
grade kategorik digunakan untuk memberikan kesempatan kepada para siswa atau
mahasiswa yang ingin mengeksplorasi cakupan pengetahuan dengan tetap
dibawah bimbingan para dosen. Cara ini lebih baik digunakan dari pada cara
belajar dengan menggunakan model otodidak , karena pada siswa masih tetap
mendapatkan bimbingan oleh guru.
2.4 MENENTUKAN SISTEM PENILAIAN AKHIR
Dalam menentukan grade hasil belajar para guru dapat memahami
bagaimana mekanisme grade akhir dilakukan. Berikut beberapa langkah penting
yang perlu diperhatikan
1. Menentukan makna dari grade atau skor yang direncanakan, sejak awal
pertemuan dengan para siswa
2. Menentukan penampilan apa yang perlu dimasukkan dalam grade
3. Memberitahukan kepada para siswa tentang bagaimana proses penentuan grade
dilakukan agar mereka dapat meningkatkan motivasi belajar dengan tetap
memerhatikan proses penentuan grade hasil belajar
4. Penilaian akhir hasil belajar siswa sebaiknya tetap memeperhatikan bahwa
penentuan grade diberikan untuk merepresentasikan hasil belajar secara
individual bukan secara bersama
5. Mengestimasi bagaimana persenatase siswa menerima nilai dalam setiap
tingkatan grade yang ada
6. Membuat kriteria atau bobot guna membuat pertimbnagn kategori tentang
penampilan siswa
7. Membakukan secara skoring dan juga tentukan jumlah total yang dicapai untuk
setiap siswa
8. Sertakan catatan yang perlu pada setiap siswa
9. Hindari tindakan penentuan grade yang mengasilkan interpretasi yang keliru
atau meragukan
9. 2.5 MENYELENGGARKAN EVALUASI PEMBELJARAN DIKELAS
Bagi para guru yang memperoleh tugas untuk menyelenggarakan evaluasi
pembelajaran pada umumnya melakukan beberapa tahapan
1. Persiapan
Pada langkah ini termasuk didalamnya adalah kegiatan perencanaan;
memberikan informasi kepada seluruh guru yang bersangkutan; pemberian
jadwal yang berisikan mengajar apa guru tersebut, kapan, dan juga tempat
ujian
2. Penyusunan instrument evaluasi
Pada tahap ini para guru di anjurkan untuk membuat soal dan secepatnya di
serahkan kepada panitia penyelenggaraan evaluasi
3. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanan evaluasi yaitu proses dimana seorang guru melakukan evaluasi
kepada para siswanya. Waktu pelaksanaan ini perlu di atur agar tidak
bersamaan dengan guru lain atau siswa tidak sedang melakukan evaluasi materi
pembelajaran dari guru lain
4. Pengolahan hasil evaluasi
Pada tahap ini para guru mengumpulkan hasil jawaban dari siswa untuk
kemudian dikoreksi dan mendapat nilai akhir
5. Pemberitahuan hasil evaluasi
Pemberitahuan evaluasi merupakan tahapan akhir dimana para siswa dapat
mengetahui hasil belajar meraka
10. BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian sistem grade , akhirnya dapat disimpulkan seperti berikut.
1. Grade dapat juga diartikan sebagai derajat atau angka yang merupakan bagian
program instruksional di sekolah, yang menggambrkan kinerja siswa dalam
periodik satu tahun.
2. Grade walaupun secara faktual tidak mencerminkan adanya peningkatan
pembelajaran dan pengajaran , namun keberadaan dan penggunaannya masih
relevan sampai sekarang.
3. Grade atau nilai akhir memiliki arti yang sangat penting, karena nilai akhir
tersebut dapat menentukan apakah apakah dikatakan pandai atau tidak, bisa
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak; bahkan grade slalu
menjadi bagian integral yang dipertimbangkan ketika mereka akan bekerja
4.Tujuan utama penentuan grade bukan saja menunjukkan kemampuan kognitif
atau aspek akademik saja , tetapi harus mampu mengungkap pengetahuan yang
berasal dari aspek keterampilan dan kualitas personal yang semua aspek itu
memberikan konstribusi nyata bagi seorang siswa dalam menjadikannya warga
masyarakat yang produktif dan berhasil
5.Grade tunggal memiliki kelebihan, di antaranya: a)memberikan pesan yanmg
ringkas tentang pencapaian hasil belajar, b)lebih muda dipahami, c)
memberikan hasil predeksi keberhasilan siswa dalam belajar, dan d)
memberikan motivasi untuk belajar lebih baik
6.Secara definitif, multigrade dapat diartikan sebagai penentuan skor yang terdiri
atas ketentuan nilai hasil belajar yang memiliki makna berbeda untik sistem
instruksional yang berbeda
7. Sistem grade kategorik pada umumnya digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada mahasiswa yang ingin mengeksplorasi cakupan
pengetahuan baru, dengan tetap di bawah bimbingan para dosen atau guru
pengampu
11. DAFTAR PUSTAKA
Gronlund, N E dan Linn, R.L. 1990. Measurement and evaluation in teaching. 6
th edition. New York : Macmillan Publishing Company
Ameto. 2001. Evalusi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Farida, Y.T. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta
Akardi.2006. Penelitian Kualitatif- Naturalistik dalam pendidikan. Yogyakarta :
Usaha Keluarga
2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas