DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Peningkatan Hasil Belajar Audio
1. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
1
Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya
dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dasar-dasar Sinyal Audio Siswa
Kelas X TAV SMK Negeri 5 Jakarta
Ahmad Hakim
Alumni 2008 Pendidikan Teknik Elektronika
Bambang Dharmaputra
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Mufti Ma’sum
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Wenny Safitri
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
No. Reg 5215116384
Abstract
Research aim to increase result of learning Dasar-dasar Sinyal Audio with study method
Group Discussion with Tutor of the same age. Research is done in SMK Negeri 5 Jakarta in
March sd. May 2012. Research is done with Penelitian Tindakan Kelas (PTK), what observed by
collaborator teacher as discussion friend, study method Group Discussion with Tutor of the
same age. Subject taken is based Signal Audio. Research subject taken is class X Technical
Audio Video (TAV) 3 in school year 2011/2012.
Researcher takes three cycles in four meetings with three indicators. In cycle I happened
two meetings with result in meeting first of class gets value 79,3 (meeting mean value first and
second) with 93% completed because there are 2 student assessing below/under Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) value KKM 70. In cycle II gets value 80,3 with 96% completed
because there are 1 student assessing below/under KKM, in cycle III gets value 88,4 with 100%
completed. Out of student given enquette , result of of 64,29% express agreeing (satisfies) study
method Group Discussion with Tutor of the same age can increase result of learning to do based
Signal Audio at class X TAV SMK Negeri 5 Jakarta in school year 20111/2012. Counted 31,35%
express hardly agreeing as for 13,48%, 3.97% express disagreeing, 0,39% express hardly
disagreeing.
Result of research concludes that the students agree (satisfies) study method of Group
Discussion with Tutor of the same age can increase result of learning Based Signal Audio as
according of Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 at class X TAV SMK Negeri 5 Jakarta.
Kata kunci : peningkatan hasil belajar, metode pembelajaran diskusi kelompok dengan tutor
sebaya, KKM sebesar 70, para siswa setuju (merasa puas).
2. 2 Pevote, Vol.095, No.1, Juli 2012 : 1-10
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu investasi
jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh
semua orang tua. Investasi jangka panjang
ini harus ditata, disiapkan dan diberikan
saran amupun prasarana dalam arti modal
material yang cukup besar. SMK Negeri 5
Jakarta merupakan salah satu bagian dari
pendidikan formal yang memeliki beberapa
program studi diantaranya Audio Video.
Program studi Audio Video mempunyai
beberapa standar kompetensi salah satu
diantaranya adalah Dasar-dasar sinyal Audio,
berdasarkan pengamatan peneliti pada saat
melakukan program pengenalan lapangan di
SMK Negeri 5 Jakarta.
Ketika guru menggunakan metode ceramah
siswa cenderung bosan atau ketika guru
tidak mengadakan praktek menerapkan
dasa-dasar sinyal audio membuat siswa
jenuh dalam belajar dan data ulangan kelas
X TAV 1 kompetensi dasar menjelaskan
decibel tahun ajaran 2010/2011 nilai rata-
rata siswa 66,17. Ini merupakan suatu
permasalahan yang harus diselesaikan
Untuk mengatasinya perlu diupayakan suatu
penelitian tindakan kelas (action research)
yang dilaksanakan oleh peneliti dengan
dibantu guru kolaborator yaitu guru yang
mengajarkan dasar-dasar sinyal Audio di
SMK Negeri 5 Jakarta.
Kerangka Teoretis, Keragka Berpikir
dan Hipotesis Tindakan
Kerangka teoretis
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
yang relative menetap yang dihasilkan dari
pengalaman masa lalu ataupun dari
pembelajaran yang bertujuan / direncanakan .
Belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan
sikap, kebiasaan kepribadian, atau suatu
pengertian menurut Eveline Siregar (2010:4)
Aspek-aspek yang terkandung dalam belajar,
1) bertambahnya pengetahuan, 2) adanya
kemampuan mengingat dan mereproduksi, 3)
adanya penerapan pengetahuan 4)
menyimpulkan makna, 5) menafsirkan dan
mengaitkannya dengan realitas dan 6)
adanya perubahan personal.
Ciri-ciri belajar yaitu 1) adanya kemampuan
baru atau perubahan 2) perubahan itu tidak
berlangsung sesaat saja melainkan menetap
atau dapat disimpan 3) perubahan terjadi
tidak begitu saja harus dengan usaha 4)
perubahan tidak semata-mata disebabkan
oleh pertumbuhan fisik / kedewasaan, tidak
karena kelelahan atau penyakit. Seseorang
dikatakan telah belajar apabila sudah terjadi
suatu perubahan pada dirinya menurut
Eveline Siregar (2010:4).
Hasil belajar
Hasil belajar merupakan indikator dari
keberhasilan pencapaian pengajaran yang
ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional.
Penilaian hasil belajar adalah salah satu
prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai unjuk
kerja (Performance) siswa atau seberapa
jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Tes
3. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
3
pada umumnya digunakan untuk menilai
dan mengukur hasil belajar siswa, terutama
hasil belajar kognitif.
Hasil belajar merupakan sebuah perilaku
berupa pengetahuan, keterampilan, sikap,
informasi dan strategi kognitif yang baru
dan diperoleh siswa setelah berinteraksi
dengan lingkungan dalam suatu suasana atau
kondisi pembelajaran. Penelitian Tindakan
Kelas bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran dasar-
dasar sinyal Audio pada kompetensi dasar
memahami decibel.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan sebuah perilaku berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi,
dan strategi kognitif yang baru dan diperoleh
siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasana atau
kondisi pembelajaran.
Metode pembelajaran diskusi kelompok
Diskusi merupakan suatu proses penglihatan
dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara verbal dan saling berhadapan muka
mengenai tujuan atau sasaran yang sudah
ditentukan melalui cara tukar menukar
informasi, mempertahankan pendapat atau
pemecahan masalah.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengadakan perbincangan ilmiah.
Diskusi yang baik bukan semata timbul dari
peran guru akan lebih tepat apabila timbul
dari murid setelah memahami masalah dan
situasi yang dihadapinya. Guru dapat
memberikan arahan dalam diskusi menurut
Taniredja (2011:23)
Beberapa kelebihan metode diskusi
kelompok, 1) memungkinkan adanya
interaksi antara guru dengan siswa 2) guru
dapat menilai pemahaman siswa terhadap
suatu konsep apakah mereka salah mengerti
atau memahami konsep tersebut. Maksud
metode diskusi dalam proses pembelajaran
yaitu 1) melibatkan murid sebagai bagian
komponen system 2) menstimulasi dan
memotivasi siswa 3) melatih siswa agar
berpikir kritis dan menganalisa dan 4)
mengembangkan kemampuan bekerja sama.
Tutor sebaya ( pemimpin diskusi ) adalah
seseorang yang bertugas memimpin diskusi
agar dapat berjalan dengan baik dan benar.
Metode ini dilakukan dengan cara
memberdayakan kemampuan siswa yang
memiliki daya serap yang tinggi . Peran guru
dalam metode belajar tutor sebaya adalah
sebagai pengawas kelancaran pelaksaan
metode ini dengan memberikan pengarahan.
Tutor sebaya merupakan salah satu strategi
pembelajaran untuk membantu memenuhi
kebutuhan peserta didik. Tutor sebaya
merupakan pendekatan kooperatif bukan
kompetitif.
Tutor sebaya akan bangga terhadap
perannya dan juga belajar dari
pengalamannya. Tutor sebaya akan
memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya. Atas tanggungjawab yang
telah dibebankan kepadanya. Ketika siswa
belajar dengan tutor sebaya peserta didik
juga mengembangkan kemampuan untuk
4. 4 Pevote, Vol.095, No.1, Juli 2012 : 1-10
mendengarkan, berkonsentrasi dan
memahami apa yang telah ia pelajari.
Penjelasan dengan tutor sebaya akan lebih
mungkin berhasil daripada guru karena
mereka lebih memandang dari sudut
pandang mereka dengan bahasa mereka
sendiri.
Subyek atau tenaga yang memberikan
bimbingan tutorial yang biasa disebut tutor.
Seorang tutor dapar berasal dari guru atau
pengajar, pejabat structural, atau bahkan
siswa yang telah dipilih guru yang
ditugaskan untuk membantu teman-
temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang
dipilih guru adalah teman sekelas yang
memiliki kemampuan lebih cepat
memahami materi yang diajarkan, tidak
hanya itu tutor tersebut harus bisa
menyampaikan materi yang diajarkan
kepada teman-temannya.
Tutor sebaya adalah seseorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh
guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan
sekelas. Untuk menentukan seorang tutor
ada beberapa criteria yang harus dimiliki
seorang yaitu siswa yang dipilih nilai
prestasi belajarnya lebih besar atau sama
dengan delapan, dapat memberikan
bimbingan dan penjelasan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar dan
memiliki kesabaran serta kemampuan
memotivasi siswa dalam belajar.
Beberapa kriteria yang harus dimiliki
seorang tutor di dalam kelas yaitu tutor
dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang
mendapat program perbaikan, sehingga
siswa tidak akan takut bertanya, tutor dapat
menerangkan bahan perbaikan yang
dibutuhkan oleh siswa yang menerima
program perbaikan, tutor tidak tinggi hati,
kejam atau keras hati terhadap sesama
teman,tutor mempunyai daya kreativitas
yang cukup untuk memberikan bimbingan
yaitu dapat meerangkan pelajaran kepada
temannya yang lain.
Dalam mata pelajaran dasar sinyal Audio
terdapat kompetensi dasar III mengenai
Decibel yang terdiri dari 1) menjelaskan
Decibel sebagai satuan internasional bunyi.
2) menghitung rasio satuan listrik
berdasarkan sinyal output terhadap sinyal
input suatu penguat dalam satuan Decibel
(dB) 3) mengukur internsitas bunyi dengan
Handphone berbasis Android dan komputer
menggunakan aplikasi sound meter.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah
penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas. Penelitian
Tindakan Kelas harus tertuju atau mengenai
hal-hal terjadi di dalam kelas. Pada intinya
PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai
persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas
yang dialami langsung dalam interaksi
antara guru dengan siswa yang sedang
belajar adalah pengertian PTK menurut
Arikunto (2010:58).
Pada umumnya kegiatan yang dilakukan
pada siklus kedua mempunyai berbagai
tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu
yang tentu saja ditunjukkan untuk berbagai
hambatan atau kesulitan yang ditemukan
5. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
5
pada siklus kedua. Jika guru atau peneliti
tidak merasa puas maka peneliti dapat
melakukan siklus ketiga. Karena tidak ada
batasan untuk melakukan siklus yang
berulang-ulang, tergantung rasa puas yang
telah didapat peneliti setelah melakukan
beberapa siklus.
Konsep pokok PTK terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing)
dan refleksi (reflecting). Hubungan ke-
empat komponen itu dipandang sebagai satu
siklus. Siklus tersebut dilakukan berulang-
ulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Siklus pertaman dijadikan patokan
perbaikan siklus kedua dan seterusnya
dengan konsep PTK yang sama.
Gambar 1.1 Tahap-tahap PTK
Kerangka Berpikir
Metode pembelajaran merupakan salah satu
komponen dalam pembelajaran yang
mempunyai arti kegiatan-kegiatan guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru perlu untuk memilih metode apa yang
sesuai dengan materi yang sedang diajarkan
kepada siswa karena jika salah memilih
metode pembelajaran yang tepat maka akan
berakibat pada kurang efektifnya proses
pembelajaran yang berlangsung.
Metode pembelajaran kelompok dengan
tutor sebaya mempunyai strategi
pembelajaran penerapan bimbingan antar
teman. Melalui metode ini siswa diajak
untuk mandiri, dilatih kemampuan
optimalnya untuk menyerap informasi
ilmiah yang dicari. Dilatih untuk
menjelaskan temuannya kepada pihak lain
dan memecahkan masalah sendiri.
Jadi metode belajar diskusi kelompok
dengan tutor sebaya, siswa diajak berpikir
dan memahami materi pelajaran, tidak hanya
mendengar, menerima dan mengingat saja
Metodologi penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah
untuk meningkatkan hasil belajar dasar-
dasar sinyal audio pada kompetensi dasar
decibel dengan metode pembelajaran diskusi
kelompok dengan tutor sebaya kelas X TAV
3 di SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran
2011-2012. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2012 di
SMK Negeri 5 pada kelas X TAV 3 Jakarta
semester genap tahun ajaran 2011-2012
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Pengamatan
6. 6 Pevote, Vol.095, No.1, Juli 2012 : 1-10
dengan subjek penelitian diambil siswa
kelas X TAV ( Audio Video ) 3 semester
genap tahun ajaran 2011-2012 yang
berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 27
siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.
Prosedur atau siklus penelitian adalah
Penelitian Tindakan Kelas metode Kurt
Lewin. Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan pada mata pelajaran dasar-
dasar sinyal audio yang terdiri dari tiga kali
pertemuan dan terdapat tiga indikator
sehingga ada tiga siklus yang dilaksanakan.
Tahap perencanaan, peneliti membuat
perencanaan tindakan meliputi perencanaan
umum dan tindakan khusus. Perencanaan
umum merupakan perencanaan tindakan
yang disusun untuk keseluruhan aspek
sedangkan perencanaan khusus merupakan
perencanaan untuk masing-masing siklus.
Tahap tindakan, peneliti menyusun Rencana
Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Kegiatan
tersebut terdiri dari tiga siklus yang
dilakukan dalam pertemuan, setiap
pertemuannya dilaksanakan 3 jam pelajaran
(135 menit).
Tahap pengamatan, kegiatan pengamatan
sekaligus melaksanakan tindakan. Peneliti
mengumpulkan data dengan IPPP, lembar
kerja siswa dan soal-soal yang dikerjakan.
Tahap refleksi, setelah melakukan observasi
peneliti memproses data yang telah
diperoleh kemudian mendiskusikannya
dengan guru kolaborator. Tujuan
dilaksanakannya refleksi adalah mengingat
dan merenungkan kembali suatu tindakan
persis seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi yang sudah dilakukan
berguna untuk siklus berikutnya.
Hasil penelitian dan pembahasan
Deskripsi data hasil penelitian
Siklus I
Tahap perencanaan, peneliti melaksanakan
siklus I pada tanggal 11 Mei 2012
berdasarkan silabus dan RPP yang telah
dibuat. Sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar peneliti membuat RPP
sebagai pedoman mengajar dan menyiapkan
pre-test untuk mengetahui kemapuan dasar
siswa. Siswa dikatakan berhasil bila siswa
mengalami peningkatan dalam mengerjakan
mengerjakan soal-soal dan sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70
Tahap tindakan siklus I dilaksanakan sesuai
dengan yang direncanakan, pertemuan
tanggal 11 Mei 2012 dan dihadiri oleh 26
siswa serta didampingi guru kolaborator.
Tahap pengamatan, selama guru
memperhatikan situasi dan kondisi para
siswa, guru juga mengamati hasil dari pre-
test dan post-test dalam pertemuan ke-1
maupun ke-2 kemudian juga hasil dari tugas
kelompok.
Tahap refleksi, hasil yang didapatkan siswa
mengalami peningkatan dalam hasil belajar.
Dalam kerja kelompok belum semua siswa
aktif. Dalam mengerjakan tugas siswa belum
dapat memanfaatkan waktu semaksimal
mungkin.
Siklus II
7. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
7
Tahap perencanaan, siklus II dilaksanakan
tanggal 18 Mei 2012, dengan indikator
menghitung rasio satuan listrik berdasarkan
sinyal input terhadap sinyal output suatu
penguat dalam dengan menambahkan fokus
ke siswa yang belum aktif dalam
mengerjakan tugas dengan cara diberikan
stimulus dalam siklus ke-2 diharapakan
siswa mendapat nilai akhir diatas KKM.
Tahap tindakan, siklus ke-2 dilaksanakan
sesuai dengan rencana pada tanggal 18 Mei
2012. Dalam proses kegiatan belajar
megajar berlangsung, guru menggunakan
meetode diskusi kelompok dengan tutor
sebaya.
Diawali dengan pre-test kemudian
penjelasan tentang cara menghitung nilai
berdasarkan nilai sinyal output dan input.
Guru memperhatikan keaktifan siswa dalam
berdiskusi dan menanyakan hal-hal yang
masih kurang jelas. Diakhiri dengan
memberikan post-test kepada siswa.
Tahap pegamatan, selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung guru
memperhatikan kondisi para siswa dan
keaktifan siswa dalam berdiskusi serta
mengamati hasil dari pre-test dan post-test
dalam kelompok.
Tahap refleksi, berdasarkan hasil
pengamatan dan diskusi dengan guru
kolaborator hasil yang didapat nilai post-test
siswa mengalami peningkatan dan hampir
semua siswa aktif.
Siklus III
Tahap perencanaan, siklus III dilaksanakan
tanggal 25 Mei 2012 dengan indikator
mengukur intensitas bunyi menggunakan
aplikasi sound meter yang ada pada
handphone berbasis android. Perencanaan
siklus III berdasarkan refleksi dari siklus ke
I dan siklus ke II yaitu metode diskusi
kelompok dengan tutor sebaya tetap
dilaksanakan dengan seluruh siswa aktif
dalam mengerjakan tugas dan diskusi
dengan kelompoknya dan siswa diharapkan
dapat memaksimalkan waktu sebaik
mungkin dengan nilai akhir seluruh siswa
dapat melebihi KKM.
Tahap tindakan, siklus III dilaksanakan
sesuai dengan rencana pada tanggal 25 Mei
2012 dengan dihadiri 28 siswa. Dalam
diskusi kelompok guru menggunakan
metode diskusi kelompok dengan tutor
sebaya dengan diawali penjelasan mengenai
materi selanjutnya dibagi kelompok dan
mengerjakan tugas kelompok.
Tahap pengamatan, selama proses kegiatan
belajar mengajar , guru dan kolaboratot
memperhatikan situasi dan kondisi para
siswa. Guru juga mengamati hasil pre-test
dan post-test. Semua siswa memperoleh
nilai post-test melebihi KKM dan semua
nilai kelompok diatas KKM.
Tahap refleksi, dari pengamatan dan diskusi
dengan guru kolaborator didapatkan hasil
bahwa terjadi peningkatan nilai pre-test,
post-test dan nilai kelompok seluruh siswa.
Dan nilai seluruh siswa sudah mencapai
KKM yang telah ditentukan, serta semua
siswa telah aktif dalam kegiatan kelompok
dan dapat memaksimalkan waktu dengan
baik.
Analisa Data
8. 8 Pevote, Vol.095, No.1, Juli 2012 : 1-10
Siklus I
Dari hasil penilaian pre-test dan post-test
pada awalnya banyak siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM namun setelah
diakumulasikan ternyata terdapat 2 orang
siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM. Dalam hal ini siswa belum terbiasa
belajar dengan menggunakan metode diskusi
kelompok, hal ini dapat dilihat dari
keaktifan masing-masing individu dalam
berdiskusi belum baik. Dari hasil diskusi
dengan guru kolaborator setelah Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), guru harus terus
berupaya agar siswa memiliki nilai afektif
yang lebih baik
Siklus II
Pada siklus ini rata-rata nilai akhir hasil
pengakumulasian dengan nilai post test dan
nilai kelompok telah mengalami
peningkatan akan tetapi masih terdapat
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Pada siklus ini siswa mulai terbiasa
menggunakan metode belajar diskusi
kelompok dengan tutor sebaya, hal ini dapat
dilihat dari kerja kelompok hampir semua
siswa aktif. Siswa memiliki nilai afektif
yang baik ditinjau dari cara mereka
berdiskusi , bekerja sama, disiplin dalam
mengerjakan tugas dan guru harus dapat
mempertahankan kondisi yang seperti ini.
Siklus III
Dari hasil akumulasi nilai akhir antara nilai
post test dan nilai kelompok, tidak terdapat
siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Siswa sudah terbiasa menggunakan metode
diskusi dengan tutor sebaya, hal ini dapat
dilihat dari seluruh siswa aktif dalam kerja
kelompok terbukti dengan nilai yang jauh
diatas KKM.
Dalam mengerjakan tugas kelompok siswa
sudah dapat menggunakan waktu
semaksimal mungkin. Semua siswa merasa
puas dengan metode pembelajaran diskusi
kelompok dengan tutor sebaya. Dan nilai
afektif siswa dapat dipertahankan dengan
baik.
Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, hasil belajar siswa kelas X
TAV dari siklus I, siklus II hingga siklus III
dapat dipresentasikan
9. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
9
Table 1.1 Peningkatan hasil belajar siswa selama tiga siklus
No Siklus
Rata-rata Nilai Presentasi
KetuntasanPost Test Kelompok Nilai Akhir
1 Siklus I 85,4 71,9 79,3 93%
2 Siklus II 85,4 74,2 80,3 96%
3 Siklus III 96,6 78,3 88,4 100%
Sumber : A.H, 2012 : 40
Gambar 1.2 hasil belajar siswa selama tiga siklus penelitian tindakan kelas
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok dengan tutor sebaya efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Instrumen Penilaian Pelaksanaan
Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh guru kolaborator
terhadap peneliti dengan memperhatikan
tiga hal, pertama criteria penilaian yang
meliputi 1) sangat tidak baik 2) tidak baik 3)
kurang baik 4) baik 5) baik sekali. Dengan
23 indikator maka total nilai adalah 115.
Rincian skor yang didapat peneliti yaitu,
pada siklus satu sebanyak 77 poin yang
artinya mendapat 3,34 ( kurang baik). Pada
siklus kedua peneliti mendapat skor 88 yang
artinya peneliti mendapat 3,52 (baik)
sedangkan pada siklus ketiga peneliti
mendapat skor 102 yang berarti mendapat
rata-rata 4,43 (baik). Dapat disimpulkan
10. 10 Pevote, Vol.095, No.1, Juli 2012 : 1-10
berdasarkan penilaian guru kolaborator
terhadap peneliti bahwa peneliti mengalami
peningkatan yang baik dalam pembelajaran
di dalam kelas.
Kendala
Beberapa kendala yang ada pada saat
melakukan penelitian yaitu 1) ruang kelas
yang kurang memadai, didalam satu kelas
dibagi menjadi dua kelas, ketika kelas satu
melakukan praktik dan menimbulkan suara
yang keras kelas yang lain tidak dapat
berkonsentrasi dengan baik 2) jika seseorang
lewat, maka orang tersebut akan lewat
didepan kelas hal tersebut dapat
mengalihkan konsentrasi belajar siswa yang
lain 3) prasarana yang kurang memadai.
Kesimpulan
Metode pembelajaran diskusi kelompok
dengan tutor sebaya dapat meningkatkan
hasil belajar Dasar-dasar siyal Audio siswa
kelas X TAV di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 5 Jakarta tahun ajaran
2011-2012. Metode pembelajaran diskusi
kelompok dengan tutor sebaya dapat
meningkatkan presentasi ketuntasan belajar
di kelas X TAV di SMK Negeri 5 Jakarta
tahun ajaran 2011-2012.
Semua siswa merasa puas (setuju) dengan
metode pembelajaran diskusi kelompok
dengan tutor sebaya di kelas X TAV SMK
Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2011-
2012.Hasil belajar yang berhasil dicapai
siswa kelas X TAV di SMK Negeri 5
Jakarta tahun 2011-2012 melebihi KKM
yang telah ditentukan
Saran
Metode pembelajaran diskusi kelompok
dengan tutor sebaya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X TAV di SMK
Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2011-2012,
maka metode pembelajaran ini perlu
dilanjutkan untuk proses belajar mengajar
selanjutnya. Dalam melakukan penelitian
tindakan kelas perlu adanya kolaboratif
artinya antara peneliti dan guru kolaborator
perlu berdiskusi untuk langkah yang akan
dilakukan selanjutnya.
Pihak sekolah perlu memotivasi para guru
untuk melakukan penelitian tindakan kelas
untuk memperoleh variasi metode
pembelajaran untuk digunakan dalam
berbagai macam materi pelajaran.
Kerjasama antara pihak terkait dengan
proses pembelajaran harus ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta :
Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan
Supardi. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara
Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2010.
Teori Belajar Pembelajaran. Bogor :
Ghalih Indonesia
Taniredja, Tukiran, Efi, dan Sri. 2011.
Model-model Pembelajaran
Inovatif. Bandung : Alfabeta
11. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok dengan Tutor Sebaya (Ahmad Hakim)
11
Zemansky, Mark W, dan Sears Francis.
1983. Fisika untuk Universitas I
Mekanika, Panas dan Bunyi.
Bandung : Bina Cipta
Dharmaputra, Bambang. 2008.
“ Penyusunan Silabus dalam KTSP
SMK, “Jurnal Pendidikan. vol-3, No.
4, 1-10