1. Guru mengidentifikasi rendahnya motivasi belajar peserta didik di SMK Negeri 1 Kutasari dan mencoba mengatasinya dengan pembelajaran berbasis masalah dan diskusi serta pemberian motivasi melalui video.
2. Langkah yang diambil adalah membagi peserta didik dalam kelompok kecil, memberikan permasalahan, dan memotivasi melalui video kisah sukses. Hasilnya, motivasi dan keaktifan peserta didik meningkat.
3. Faktor
1. LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam
Pembelajaran
Lokasi SMK NEGERI 1 KUTASARI PURBALINGGA
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tujuan yang ingin
dicapai
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik melalui
penggunaan video motivasi dan Praktik Pembelajaran Inovatif
Penulis Prio Dwisantosa
Tanggal 15 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi
latar belakang
masalah, mengapa
praktik ini penting
untuk dibagikan, apa
yang menjadi peran
dan tanggung jawab
anda dalam praktik
ini.
Latar Belakang Masalah
Kompetensi Keahlian Teknik Pendinginan dan Tata Udara
(TPTU) di SMK Negeri 1 Kutasari merupakan Kompetensi
keahlian yang baru berdiri di tahun 2018. Kondisi ini membuat
Kompetensi Keahlian tersebut belum dikenal masyarakat dan
belum menjadi pilihan bagi alumni SMP untuk melanjutkan
pendidikannya di TPTU (Teknik Pendinginan dan Tata Udara).
TPTU masih menjadi pilihan kedua bahkan ketiga atau pilihan
terakhir dalam kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru.
Dalam Proses kegaitan belajar yang situasi dan kondisi yang
muncul adalah:
1. Antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
kurang
2. Peserta didik tidak menyiapkan keperluan belajar dengan
baik
3. Peserta didik tidak memiliki motivasi menambah belajar
mandiri atau berkelompok dengan
2. 4. Jurusan teknik ketenagalistrikan belum menjadi pilihan
utama peserta didik
Hal-hal tersebut muncul karena rendahnya minat dan motivasi
belajar peserta didik.
Dalam Artikel ” PENGARUH ANTARA MINAT DAN MOTIVASI
DENGAN PRESTASI BELAJAR´ (snawati Matondang;
FKIPUniversitas Islam Sumatera Utara), oleh penyusun
disampaikan:
“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat (Slameto (2003: 180) •
“Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan
dan memfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan
perasaan senang dan puas. (higlar;
(dalamhttp://www.siaksoft.net))
Menurut Mc. Donald (dalam sardiman, 2007: 73) mengatakan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan perubahan feeling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi antara lain: (1) Cita-
cita atau aspirasi peserta didik; (2) Kemampuan peserta didik;
(3) kondisi peserta didik; (4) Kondisi lingkungan sekolah; (5)
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; (6)
Upaya guru dalam pembelajaran
Dari uraian tersebut, motivasi peserta didik dipengaruhi juga
oleh upaya guru dalam proses pembelajaran. Guru harus
mampu meningkatkan bahkan membangkitkan minat dan
motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan media
yang sesuai.
3. Mengapa Praktik Baik ini perlu dibagikan?
Kondisi seperti yang terjadi di SMK Negeri 1 Kutasari
kemungkinan besar juga terjadi di banyak sekolah. Motivasi
belajar dan minat peserta didik juga rendah dengan berbagai
penyebabnya. Pembelajaran model problem based learning
dan metode diskusi dengan pemberian motivasi melalui video
yang kontekstual bisa digunakan untuk mengatasi masalah
rendahnya motivasi belajar peserta didik di sekolah kami bisa
diterapkan di sekolah lain dengan penyesuaian terhadap kondisi
di sekolah masing-masing.
Peran dan Tanggung Jawab Penulis dalam praktik baik
ini.
Peran guru adalah memastikan proses pembelajaran yang
dilaksanakan berjalan dengan baik dan memberikan hasil sesuai
tujuan yang diharapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut peran
guru adalah diantaranya:
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam
proses pembelajaran.
2. Mengeksplorasi dan menganalisa penyebab penyebab
masalah yang ditemukan.
3. Mencari dan menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah.
4. Merancang aksi yang sesuai dengan permasalahan dan
solusinya dengan menggunakan model ddan metode
pembelajaran yang tepat. Rancangan Aksi dituangkan
dalam Modul ajar yang dilengkapi dengan LKPD, Bahan ajar,
dan media pembelajaran.
5. Melaksanakan aksi melalui proses pembelajaran
menggunakan model dan metode pembelajaran yang sudah
dipersiapkan.
4. 6. Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap aksi yang sudah
dikerjakan .
Tantangan :
Apa saja yang
menjadi tantangan
untuk mencapai
tujuan tersebut?
Siapa saja yang
terlibat,
Tantangan yang dihadapi:
Tantangan tantangan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah:
1. Peserta didik masih terpengaruh kebiasaan PJJ selama
masa pandemi.
2. Guru terbiasa menggunakan pembelajaran konvensional
(metode ceramah) dan teacher learning center
3. Beban tugas guru yang terlalu besar sehingga sehingga
proses penyiapan tidak bisa berjalan maksimal.
4. Faktor lingkungan peserta didik yang banyak industri
rambut sehingga budaya yang muncul di lingkungan
bukan bedaya belajar.
5. Kondisi peserta didik yang sebagian tidak mendapat
perhatian penuh dari orang tua karena orang tua sibuk
bekerja.
Untuk menghadapi tantangan tantangan tersebut, kami
melibatkan beberapa pihak diantaranya:
1. Peserta didik di kelas X TK 2 yang menjadi subjek dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Ketua Kompetensi Keahlian.
Ketua kompetensi keahlian dilibatkan berkaitan dengan
arah dan kebijakan yang berlaku di kompetensi keahlian
sehingga aksi yang disusun dan dikerjakan sesuai dengan
arah dan kebijakan di kompetensi keahlian TPTU (Teknik
Pendinginan dan Tata Udara)
3. Rekan sejawat
Rekan sejawat diajak bertukar pikiran dan pengalaman
dalam menghadapi tantangan di kompetensi keahlian
TPTU
4. Dosen Pembimbing dan Guru pamong
5. Dosen Pembimbing dan Guru pamong memberikan
pencerahan berdasarkan kepakaran masing-masing dan
juga pengalaman di tempat lain yang mungkin bisa
diaplikasikan di sekolah kami.
Aksi :
Langkah-langkah apa
yang dilakukan untuk
menghadapi
tantangan tersebut/
strategi apa yang
digunakan/
bagaimana
prosesnya, siapa saja
yang terlibat / Apa
saja sumber daya
atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan
strategi ini
Langkah langkah yang dilakukan:
1. Tahap persiapan
Persiapan kegiatan pembelajaran meliputi identifikasi
masalah, eksplorasi penyebab masalah, dan penentuan
solusi atas masalah yang ditemukan.
Setelah menentukan solusi maka langkah selanjutnya adalah
menyusun rencana aksi. Rencana aksi yang dibuat untuk
penyelesaian masalah ini adalah dengan menerapkan model
Pembelajaran Problem Based Learning dan metode diskusi,
tanya jawab dan presentasi.
Termasuk dalam tahap ini adalah menyiapkan sarana dan
prasarana yang mendukung untuk pelaksanaan aksi
berdasarkan rencana aksi yang dibuat.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam 3
kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan:
Dalam Kegiatan pendahuluan, yang paling utama
dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
adalah pemutaran video dalam pemberian motivasi.
Pemberian motivasi dilakukan dengan pemutaran video
yang kontekstual, berisi kisah sukses teknisi AC yang
berkembang menjadi pengusaha. kisah sukses ini
diharapkan menginspirasi peserta didik dan memberi
gambaran bagi peserta didik tentang masa depan lulusan
TPTU.
b. Kegiatan Inti
6. Kegiatan inti dengan model PBL, metode diskusi.
Peserta didik dibagi dalam kelompok kelompok kecil
terdiri dari 4 anggota. kepada peserta didik diberikan
permasalahan dan diminta menyelesaikan masalah
tersebut melalui diskusi kelompok dengan panduan LKPD.
Dalam kegiatan diskusi kali ini terlihat peserta didik lebih
aktif dibandingkan kegiatan kegiatan sebelumnya, hal ini
bisa menjadi indikasi motivasi peserta didik sudah lebih
baik dibandingkan kegiatan terdahulu.
Setelah diskusi kelompok, beberapa kelompok diberi
kesempatan mempresentasikan hasil diskusi dan
kelompok lain menanggapi. kegiatan ini juga berhasil
dilakukan dengan baik.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, langkah - langkah yang
dilakukan adalah:
1. Peserta didik menarik kesimpulan
2. Peserta didik dan guru melakukan refleksi
pembelajaran.
3. Penyampaian materi berikutnya
4. Pembiasaan kegiatan 5R
5. Menutup dengan doa
3. Tahap akhir
Tahap akhir adalah melakukan refleksi dan evaluasi diri
terhadap semua proses yang telah dilalui
Refleksi Hasil dan
dampak
Bagaimana dampak
dari aksi dari
Langkah-langkah
yang dilakukan?
Apakah hasilnya
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran inovatif
adalah:
1. Setelah melihat pemutaran video tentang kisah sukses
teknisi AC, peserta didik mengalami perubahan sikap.
Mereka lebih terbuka wawasan tentang masa depan
setelah lulus dari TPTU sehingga memiliki minat
7. efektif? Atau tidak
efektif? Mengapa?
Bagaimana respon
orang lain terkait
dengan strategi yang
dilakukan, Apa yang
menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari
strategi yang
dilakukan? Apa
pembelajaran dari
keseluruhan proses
tersebut
mempelajari materi di bidang ketenagalistrikan dan
motivasi belajarnya semakin meningkat.
2. Peningkatan motivasi tersebut terlihat dari keaktifan
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Penggunaan model PBL dan metode diskusi memberikan
dampak peserta didik aktif dalam kelompok diskusi, aktif
dan berfikir kreatif menemukan solusi atas
permasalahannya serta mampu menyampaikan pendapat
secara lisan kepada teman-teman dalam kelompoknya.
4. Kelompok kelompok kecil yang dibuat memacu peserta
didik saling mengemukakan pendapatnya. Presentasi di
akhir diskusi membuat peserta didik memiliki
kemampuan menyampaikan pendapat di muka umum
dan belajar menerima saran masukan dari kelompok lain.
Melihat dampak yang muncul dan dari refleksi pembelajaran
yang telah dilakukan, penggunaan video yang kontekstual
efektif meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Penggunaan Model PBL dan Metode diskusi dengan diakhiri
presentasi juga efektif untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik menjadi
pusat pembelajaran, tidak lagi terjadi guru sebagai pusat
pembelajaran.
Ketua kompetensi keahlian yang ikut mengamati
pelaksanaan pembelajaran inovatif memberikan respon
positif terhadap usaha yang sudah dikerjakan. Beliau
menyampaikan pemilihan model dan metode yang tepat,
inovatif (tidak konvensional) menimbulkan pembelajaran
yang menyenangkan bagi peserta didik dan harapannya juga
membawa hasil positif bagi peningkatan kompetensi peserta
didik.
8. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan:
1. Persiapan yang baik
Persiapan menjadi penentu suksesnya suatu kegiatan.
dalam tahap persiapan, terutama dalam tahap
mengidentifikasi masalah dan menentukan penyebab
masalah adalah tahap paling penting.
Kita harus benar - benar menemukan masalah dan akar
penyebab masalah yang sebenarnya agar solusi yang
diambil juga tepat.
2. Penentuan solusi yang tepat.
Setiap masalah memiliki solusi. terdapat banyak solusi
yang berasal dari berbagai sumber. Kita harus
merangkum dari berbagi sumber dan menyesuikan
dengan kondisi nyata di lapangan agar solusi tersebut
bisa berjalan baik.
3. Kerja sama dengan banyak pihak
Banyak pihak yang dengan berbagai cara dan
kemampuannya dilibatkan untuk menemukan masalah,
menentukan solusi dan merancang aksi.
Pihak-pihak tersebut antara lain, Wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, ketua kompetensi keahlian, Dosen
pembimbing, Guru Pamong, Rekan guru sejawat, dan
tentu peserta didik yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.
Dari keseluruhan proses yang sudah berlangsung, pembelajaran
yang bisa diambil adalah:
1. Guru harus memahami masalah-masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran.
2. Setiap permasalahan yang muncul perlu dicari akar
masalahnya dengan tepat dan ditentukan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut.
9. 3. Secara umum model pembelajaran inovatif mampu
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
belajar.
4. Guru harus menggunakan model pembelajaran yang
variatif agar peserta didik selalu antusias mengikuti
proses pembelajaran.