SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA
TES LISAN
Dosen :
Dr.Ir. Vina Serevina
Mahasiswa S2 :
Fandi Cahya
7836130852
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan berbicara atau speaking skill adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengespresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau
perasaan kepada mitra bicara. secara umum keterampilan berbicara betujuan agar para pelajar
mampu bekomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Pada proses
belajar dalam mencapai kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas, yakni: latihan
prakomunikatif yang mana latihan ini keterlibatan guru lebih banyak dari pada murid dan latihan
komunikatif yaitu latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar maka dalam makalah ini
akan diuaraikan tentang evaluasi tes lisan beserta pembagiannya dan contoh-contohnya(Arikunto,
2005).
2
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang ingin diangkat dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan tes lisan ?
2. Bagaimana cara melakukan tes lisan ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan tes lisan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun makalah ini bertujuan :
1. Untuk memahami pengertian dari tes lisan
2. Mengetahui cara melakukan tes lisan.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tes lisan.
3
BAB II TES LISAN
Tes lisan merupakan tes kemampuan verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa
lisan. Berbicara merupakan salah satu aspek penting dalam tes bahasa. Sebagai kemampuan
berbahasa aktif dan produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa
aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Berkaitan dengan hal ini, bahwa tidak ada kemampuan
bahasa yang begitu sulit untuk dinilai sebagaimana tes berbicara. Berbicara hakikatnya merupakan
keterampilan yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan berbagai
kemampuan(Heaton, 1989). Kemampuan tersebut meliputi :
a. Pelafalan
b. Tata Bahasa
c. Kelancaran
d. Pemahaman ( Kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik )
Tujuan tes kemampuan berbicara adalah untuk mengukur kemampuan dalam menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi lisan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan
mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun fikiran dan kemampuan memahami ujaran
mitra tutur. Lebih ideal lagi apabila kemampuan berbicara tersebut diletakkan dalam konteks
sosiokultural artinya bukan saja mampu mengkomunikasikan gagasan ide, mapun perasaan,
melainkan dia juga mampu melakukan komunikasi secara pragmatik dengan etika budaya sosial yang
berlaku dalam masyarakat(Heaton, 1987).
Untuk mengukur kemampuan berbicara, banyak cara atau bentuk yang dapat dikembangkan oleh
guru sesuai dengan tingkat kemampuan murid, yaitu dari tes yang paling dasar dan sederhana
sampai pada bentuk tes yang paling kompleks dan sulit. Diantaranya bentuk tes kemampuan
berbicara adalah sebagai berikut (Heaton, 1987):
4
1. Membaca Keras ( Reading Aloud )
Membaca keras merupakan salah satu bentuk atau cara untuk mengukur kemampuan
berbicara. Sasaran utamanya adalah agar siswa mempunyai kemampuan melafalkan bunyi-
bunyi atau ujaran bahasa sasaran dengan lancar, fasih dan dengan intonasi yang tepat.
Dapat dikatakan, bahwa bentuk ini merupakan bentuk dasar dalam tes kemampuan
berbicara. Hal ini senada dengan pernyataan Heaton ( 1987 : 89 ), bahwa membaca keras ini
pada umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan ujaran
bahasa sasaran, bukan untuk mengukur kemampuan berbicara secara utuh dalam
penyelenggaraan tes kemampuan berbicara berbentuk membaca keras ini hendaknya
diciptakan situasi yang kontekstual mirip dengan kehidupan nyata. Misalnya siswa diminta
membaca ulang surat yang baru dia terima.
2. Bercerita Melalui Gambar
Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan rangsangan
pembicaraan yang baik. Gambar-gambar yang dimaksud dapat berupa gambar yang
menceritakan satu kegiatan dan siswa diminta untuk menceritakannya kembali. Seperti
contoh gambar berseri yang diberi nomor urut dan antara gambar yang satu dengan yang
lainnya saling terkait. Untuk mengukur kemampuan berbicara melalui gambar ini, misalnya
siswa diminta secara langsung untuk menceritakan peristiwa yang terjadi dalam gambar
berseri tersebut secara kronologis, atau guru melakukannya secara bertahap. Pada tahap
awal, siswa diminta untuk menyebutkan atau menemukan fakta (obyek) yang terdapat pada
gambar atau guru mengajukan pertanyaan tentang berbagai fakta yang terdapat pada
gambar. Selanjutnya pada tahap berikutnya siswa diminta menceritakan isi keseluruhan
peristiwa yang terdapat dalam gambar berseri tersebut sesuai dengan urutan peristiwa.
3. Menceritakan Kembali
5
Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk tes kemampuan berbicara yang dilakukan dengan cara
guru memperdengarkan wacana baik secara langsung maupun melalui tape recorder.
Setelah itu siswa diminta menceritakan kembali wacana yang diperdengarkan tersebut
dengan sususan bahasanya sendiri. Sudah barang tentu siswa diminta lebih memfokuskan
pada bagian-bagian yang paling esensial dari wacana tersebut.
4. Dialog Terbimbing
1. Bercerita Bebas
Yang dimaksud dengan bercerita bebas disini adalah suatu kegiatan tes kemampuan
berbicara yang menuntut siswa menceritakan topik-topik tertentu secara bebas. Topik –
topik yang dimaksud dapat disediakan oleh guru, kemudian murid memilih sendiri topik yang
sesuai dengan selera, pengetahuan dan pengalamannya atau pihak murid diminta mencari
topik sendiri sesuai dengan selera atau pengalamannya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
berbicara pembelajar atau siswa dalam bahasa Indonesia. Kegiatan wawancara, seorang
penguji seyogyanya menciptakan situasi yang kondusif agar siswa merasa tenang, bebas
tidak merasakan tertekan dan tidak merasa diinterogasi. (Heaton, 1987).
Perihal yang dipertanyakan dalam wawancara tersebut dapat menyangkut berbagai hal, tapi
hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa, misalnya berkaitan
dengan identitas pribadi siswa, keadaan keluarga, maupun kegiatan sehari-hari. Suatu hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih materi wawancara adalah teks berbahasa
Indonesia yang sudah dipelajari siswa.
3. Pidato
Pidato juga dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk tes untuk mengukur kemampuan
berbicara siswa. Dalam konteks pengajaran dan penyelanggaraan tes berbicara, tugas pidato
6
dapat berwujud permainan simulasi, misalnya siswa bersimulasi sebagai kepala sekolah yang
berpidato dalam upacara benedera, menyambut tahun ajaran baru, memperingati hari-hari
besar nasional, atau hari-hari besar keagamaan.
4. Diskusi
Diskusi selain alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam berargumenasi, juga dapat
mengukur kemampuan berbicara, dalam diskusi ini, pelajar diminta untuk mengemukakan
dan mempertahankan pendapat, ide dan pikirannya serta merespon pendapat, ide dan
pikiran orang lain secara kritis dan logis. Dalam hal ini, sudah barang tentu kemampuan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi lisan merupakan indikator yang sangat
substansial dan esensial dalam mencermati kegiatan diskusi(Heaton, 1987).
7
BAB III PELAKSANAAN TES LISAN
Nurkanca, dkk (1986:60) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap
menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
prestasi belajar yang dicapai oleh murid-murid.
b) Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut
memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang “
bodoh “
c) Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang di tes
dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati
pada murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluai karena kita
bertindak tidak adil terhadap murid yang lain.
d) Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang
diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan sampai
terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid-murid.
e) Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh
murid.
Sejauh mungkin dapat diusahakan agar tes lisan itu berlangsung secar individual atau satu per satu
agar tidak mempengaruhi mental testee yang lain ( Sudjiono, 2008 ).
8
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam tes lisan, yaitu: guru atau pengetes terlebih dahulu
merencanakan pokok-pokok yang akan dipertanyakan; sampaikan pertanyaan dengan cara yang
baik; ciptakan raport sebelum memulai ujian lisan yang sebenarnya, karena umumnya setiap yang
diuji sebelum ujian sudah dihinggapi rasa was-was dan takut; dahulukan pertanyaan yang mudah
dan diperkirakan dapat dijawab, sebaiknya penilaian diberikan segera setelah ujian dilaksanakan;
formasi tempat duduk antara sipenguji dan siteruji sebaiknya tidak berhadapan langsung secara
vertikal ( Zainul , 2005 ).
9
BAB IV PRAKTEK MENGUJI KOMPETENSI LISAN
A. Siapa Yang Terlibat
Orang yang terlibat dalam ujian ini adalah dua orang guru penguji (examiners) dan sepasang siswa (2
orang). Penguji ada yang bertindak sebagai interlocutor ( penguji speaking ) dan assesor ( penilai
speaking siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan speaking dengan siswa. Jumlah siswa bisa juga 3
terutama bila situasi memaksa ( Sirait, 1989 ).
B. Apa Yang Diperlukan
1. Untuk Siswa
Gambar-gambar atau foto-foto sebagai alat bantu siswa berbicara sebelum mereka diberi
kesempatan berbicara sesuai situasi yang diberikan.
2. Untuk Interlocutor
Daftar pertanyaan untuk ditanyakan pada siswa sebagai pemandu
3. Untuk Assesor
Format penilaian dan kriteria penskoran serta alat perekam dan tape recordernya bila
memungkinkan.
C. Berapa Lama Waktu Yang Diperlukan
Ujian ini membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 12 menit untuk setiap pasang siswa.
D. Dimana Tempat Ujian Dilakukan
Diharapkan tempat ujian speaking ini tenang dan nyaman serta bebas dari gangguan-gangguan yang
dapat mempengaruhi kegiatan penilaian( Sirait, 1989 ).
10
E. Bagaimana Melaksanakan Ujian Lisan
Secara garis besar ada 4 tahapan yang harus dilalui untuk setiap pasang siswa peserta ujian.
1. Tahapan 1 : Untuk menguji kemampuan siswa berpartisipasi dalam suatu konteks komunikasi
secara spontan dengan interlocutor tentang hal-hal masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang.
2. Tahapan 2 : Untuk menguji kemampuan berpartisipasi dalam suatu konteks komunikasi yang
diberikan interlocutor dengan menggunakan bahasa yang dapat diterima dan strategi berinteraksi
dengan orang lain pasangannya. Dalam tugas ini siswa merespon saran-saran, memberi alternatif,
memberi rekomendasi dan mencapai suatu persetujuan bersama.
3. Tahapan 3 : Untuk menguji kemampuan berbicara dalam suatu konteks komunikasi dengan
memakai kamus, kaidah-kaidah bahasa Indonesia, bahasa fungsi dan ucapan yang dapat diterima
dan pengorganisasian ide yang baik serta strategi berkomunikasi yang diperlukan bilamana
mengalami kendala dalam berkomunikasi. Dalam tugas ini siswa menggambarkan misalnya sebuah
foto yang diberikan dan menciptakan discourse dengan vocabulary dan structure yang sesuai dan
dalam waktu yang agak lama( Sirait, 1989 ).
4. Tahapan 4 : Untuk menguji kemampuan berinteraksi dalam suatu konteks komunikasi secara
independen tentang tema yang dikembangkan dari tahapan 3 dengan memakai kompetensi
linguistik, sosial budaya, tindak tutur dan kompetensi strategi mereka yang tepat guna mencapai
tujuan berkomunikasi. Dalam tugas ini siswa bercakap-cakap tentang pendapat, apa yang disukai
dan yang tidak, pengalaman dan kebiasaan mereka, dan lain-lain yang terkait dengan foto.
F. Bagaiamana Cara Menskor / Menilai ?
Kemampuan speaking siswa diskor dan dinilai oleh assesor, yang telah mendapat pelatihan khusus,
untuk menilai berdasarkan format dan kriteria tertentu yang disepakati( Sirait, 1989 )..
11
BAB V KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES LISAN
Menurut Nurkanca ada beberapa kelebihan dan kekurangan tes lisan, diantaranya :
1. Kelebihan
a) Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap serta
kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
b) Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami
kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta
didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
c) Hasil tes dapat langsung diketahui oleh peserta didik.
d) Siswa dapat mengemukakan argumentasi.
e) Dapat mengevaluasi kemampuan penalaran.
f) Dapat mengevaluasi kemampuan berbahasa lisan.
g) Dapat melakukan pendalaman materi.
h) Tidak mungkin terjadi penyontekan.
i) Bahan ujian dapat luas dan mendalam.
2. Kelemahan
a) Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes.
b) Sangat memungkinkan ketidakadilan.
c) Subjektifitas tinggi
d) Memerlukan waktu yang lama.
12
BAB VI PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Ada beberapa permasalahan yang dapat diangkat menyangkut tes lisan. Dalam bukunya
Sirait menjelaskan beberapa hal, diantaranya :
1. Bagaimana kriteria penilaian dalam tes lisan ?
Penilaian didasarkan pada kelancaran menjawab dan ketepatan dalam mengurai
permasalahan.
2. Bagaimana mengalokasikan waktu untuk tes lisan ?
Kalau tidak dimungkinkan untuk menanyakan siswa satu per satu, maka bisa dilakukan
dengan menanyakan per kelompok. Dimana tiap kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang.
3. Bagaimana cara menghindari subjektivitas dalam tes lisan ?
Penilaian tetap dilakukan secara objektif dengan memperhatikan apakah siswa dapat
menjawab poin-poin penting dari setiap pertanyaan. Semakin banyak poin penting yang
terjawab, maka nilainya semakin tinggi.
13
BAB VII KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tes lisan dapat :
a. Mengembangkan pemahaman siswa.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir dan membuat keputusan.
c. Mengaktifkan kedua belah pihak guru dan siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Heaton, J.B. 1987. Writing English Language Tests. London : Longman.
Nurkanca, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Sirait, Bistok. 1989. Menyusun Tes Hasil Belajar.IKIP Semarang Press, Semarang.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zainul, N. 2005. Penilaian Hasil Belajar Cetakan Ke-5. Jakarta: PAU-PPAI.

More Related Content

What's hot

Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisandri wahyudi
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuShida Abu Bakar
 
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarPtk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarfulan85
 
Metode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaMetode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaM Fauzan
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)noviyulianti
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)Bunyamin Yusuf
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahdalilah77
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3  Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3 Hendra Purnama
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Irma Nurmayanti
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)yui'Yusuf Ikhsan
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianDHEluvELI
 
Contoh ptk bahasa inggris sma
Contoh ptk bahasa inggris smaContoh ptk bahasa inggris sma
Contoh ptk bahasa inggris smaArif Munawar
 

What's hot (20)

Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
 
Kaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayuKaedah pengajaran bahasa melayu
Kaedah pengajaran bahasa melayu
 
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajarPtk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
Ptk m ts n mhs bahasa inggris kelas vii kelompok belajar
 
Kel2 PTK.pptx
Kel2 PTK.pptxKel2 PTK.pptx
Kel2 PTK.pptx
 
Metode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasaMetode pengajaran bahasa
Metode pengajaran bahasa
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
 
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilahPenelitian Tindakan kelas by dalilah
Penelitian Tindakan kelas by dalilah
 
Rpp b.indo smk kelas x 2006
Rpp b.indo smk kelas x 2006Rpp b.indo smk kelas x 2006
Rpp b.indo smk kelas x 2006
 
Rpp bahasa indonesia_smk_kelas_1
Rpp bahasa indonesia_smk_kelas_1Rpp bahasa indonesia_smk_kelas_1
Rpp bahasa indonesia_smk_kelas_1
 
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisiTema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
Tema 2 kd 3.1 dan 4.1 eksposisi
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3  Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
Silabus b.indo smk kelas x 2006
Silabus b.indo smk kelas x 2006Silabus b.indo smk kelas x 2006
Silabus b.indo smk kelas x 2006
 
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Contoh ptk bahasa inggris sma
Contoh ptk bahasa inggris smaContoh ptk bahasa inggris sma
Contoh ptk bahasa inggris sma
 

Viewers also liked

4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitrivinaserevina
 
14.vina serevina fandi
14.vina serevina fandi14.vina serevina fandi
14.vina serevina fandivinaserevina
 
17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudinvinaserevina
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santosovinaserevina
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihanvinaserevina
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza restivinaserevina
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampikivinaserevina
 
11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah wartavinaserevina
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisyvinaserevina
 
2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullahvinaserevina
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawanvinaserevina
 
2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullahvinaserevina
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika apriantivinaserevina
 
18.vina serevina fajrir rahman
18.vina serevina fajrir rahman18.vina serevina fajrir rahman
18.vina serevina fajrir rahmanvinaserevina
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihanvinaserevina
 

Viewers also liked (15)

4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri
 
14.vina serevina fandi
14.vina serevina fandi14.vina serevina fandi
14.vina serevina fandi
 
17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki
 
11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy
 
2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan
 
2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah2.vina serevina lukman hidayatullah
2.vina serevina lukman hidayatullah
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti
 
18.vina serevina fajrir rahman
18.vina serevina fajrir rahman18.vina serevina fajrir rahman
18.vina serevina fajrir rahman
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 

Similar to EVALUASI TES LISAN

Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Abd Mutalib
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamQurrota A'yun
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatTum-tum Rizla
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiNurdiana Wahyuni
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatguasiti
 
Bingpkelasxi 151214072732
Bingpkelasxi 151214072732Bingpkelasxi 151214072732
Bingpkelasxi 151214072732adeana2
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XI
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XI
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIDiva Pendidikan
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asingAjengIlla
 
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxMACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxAsmaraSyahTambusai
 
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanTugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanAlandWijaya
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarkemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarJafriBinHussinIPGKTI
 

Similar to EVALUASI TES LISAN (20)

Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104Pengenalan bm3104
Pengenalan bm3104
 
Pengenalan
PengenalanPengenalan
Pengenalan
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Speaking
SpeakingSpeaking
Speaking
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XII
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
 
3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf
 
Bingpkelasxi 151214072732
Bingpkelasxi 151214072732Bingpkelasxi 151214072732
Bingpkelasxi 151214072732
 
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XI
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XIRPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XI
RPP SMA Bahasa Inggris Peminatan Kelas XI
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxMACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
 
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikanTugas 1 evaluasi program pendidikan
Tugas 1 evaluasi program pendidikan
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
 
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajarkemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
kemahiran mendengar dan bertutur bagi para pelajar
 
JURNAL
JURNALJURNAL
JURNAL
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 

More from vinaserevina

11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah wartavinaserevina
 
17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudinvinaserevina
 
11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah wartavinaserevina
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihanvinaserevina
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika apriantivinaserevina
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisyvinaserevina
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santosovinaserevina
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza restivinaserevina
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto hvinaserevina
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampikivinaserevina
 
16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayativinaserevina
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza restivinaserevina
 
16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayativinaserevina
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika apriantivinaserevina
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisyvinaserevina
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santosovinaserevina
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto hvinaserevina
 
7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrianvinaserevina
 
6.vina serevina roni jarlis
6.vina serevina roni jarlis6.vina serevina roni jarlis
6.vina serevina roni jarlisvinaserevina
 
5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herlianavinaserevina
 

More from vinaserevina (20)

11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta
 
17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin17.vina serevina ikhsanudin
17.vina serevina ikhsanudin
 
11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta11.vina serevina habibah warta
11.vina serevina habibah warta
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki
 
16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati
 
9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti9.vina serevina fariza resti
9.vina serevina fariza resti
 
16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati16.vina serevina sri hayati
16.vina serevina sri hayati
 
13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti13.vina serevina rika aprianti
13.vina serevina rika aprianti
 
12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy12.vina serevina muhammad caisar haisy
12.vina serevina muhammad caisar haisy
 
10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso10.vina serevina aris santoso
10.vina serevina aris santoso
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian7.vina serevina andry fitrian
7.vina serevina andry fitrian
 
6.vina serevina roni jarlis
6.vina serevina roni jarlis6.vina serevina roni jarlis
6.vina serevina roni jarlis
 
5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana5.vina serevina fitria herliana
5.vina serevina fitria herliana
 

EVALUASI TES LISAN

  • 1. EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA TES LISAN Dosen : Dr.Ir. Vina Serevina Mahasiswa S2 : Fandi Cahya 7836130852 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbicara atau speaking skill adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengespresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. secara umum keterampilan berbicara betujuan agar para pelajar mampu bekomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Pada proses belajar dalam mencapai kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas, yakni: latihan prakomunikatif yang mana latihan ini keterlibatan guru lebih banyak dari pada murid dan latihan komunikatif yaitu latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar maka dalam makalah ini akan diuaraikan tentang evaluasi tes lisan beserta pembagiannya dan contoh-contohnya(Arikunto, 2005).
  • 3. 2 1.2 Rumusan Masalah Ada beberapa hal yang ingin diangkat dalam makalah ini, yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan tes lisan ? 2. Bagaimana cara melakukan tes lisan ? 3. Apa kelebihan dan kekurangan tes lisan ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun makalah ini bertujuan : 1. Untuk memahami pengertian dari tes lisan 2. Mengetahui cara melakukan tes lisan. 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tes lisan.
  • 4. 3 BAB II TES LISAN Tes lisan merupakan tes kemampuan verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Berbicara merupakan salah satu aspek penting dalam tes bahasa. Sebagai kemampuan berbahasa aktif dan produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Berkaitan dengan hal ini, bahwa tidak ada kemampuan bahasa yang begitu sulit untuk dinilai sebagaimana tes berbicara. Berbicara hakikatnya merupakan keterampilan yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan berbagai kemampuan(Heaton, 1989). Kemampuan tersebut meliputi : a. Pelafalan b. Tata Bahasa c. Kelancaran d. Pemahaman ( Kemampuan merespon terhadap suatu ujaran secara baik ) Tujuan tes kemampuan berbicara adalah untuk mengukur kemampuan dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi lisan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun fikiran dan kemampuan memahami ujaran mitra tutur. Lebih ideal lagi apabila kemampuan berbicara tersebut diletakkan dalam konteks sosiokultural artinya bukan saja mampu mengkomunikasikan gagasan ide, mapun perasaan, melainkan dia juga mampu melakukan komunikasi secara pragmatik dengan etika budaya sosial yang berlaku dalam masyarakat(Heaton, 1987). Untuk mengukur kemampuan berbicara, banyak cara atau bentuk yang dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan tingkat kemampuan murid, yaitu dari tes yang paling dasar dan sederhana sampai pada bentuk tes yang paling kompleks dan sulit. Diantaranya bentuk tes kemampuan berbicara adalah sebagai berikut (Heaton, 1987):
  • 5. 4 1. Membaca Keras ( Reading Aloud ) Membaca keras merupakan salah satu bentuk atau cara untuk mengukur kemampuan berbicara. Sasaran utamanya adalah agar siswa mempunyai kemampuan melafalkan bunyi- bunyi atau ujaran bahasa sasaran dengan lancar, fasih dan dengan intonasi yang tepat. Dapat dikatakan, bahwa bentuk ini merupakan bentuk dasar dalam tes kemampuan berbicara. Hal ini senada dengan pernyataan Heaton ( 1987 : 89 ), bahwa membaca keras ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan ujaran bahasa sasaran, bukan untuk mengukur kemampuan berbicara secara utuh dalam penyelenggaraan tes kemampuan berbicara berbentuk membaca keras ini hendaknya diciptakan situasi yang kontekstual mirip dengan kehidupan nyata. Misalnya siswa diminta membaca ulang surat yang baru dia terima. 2. Bercerita Melalui Gambar Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan rangsangan pembicaraan yang baik. Gambar-gambar yang dimaksud dapat berupa gambar yang menceritakan satu kegiatan dan siswa diminta untuk menceritakannya kembali. Seperti contoh gambar berseri yang diberi nomor urut dan antara gambar yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Untuk mengukur kemampuan berbicara melalui gambar ini, misalnya siswa diminta secara langsung untuk menceritakan peristiwa yang terjadi dalam gambar berseri tersebut secara kronologis, atau guru melakukannya secara bertahap. Pada tahap awal, siswa diminta untuk menyebutkan atau menemukan fakta (obyek) yang terdapat pada gambar atau guru mengajukan pertanyaan tentang berbagai fakta yang terdapat pada gambar. Selanjutnya pada tahap berikutnya siswa diminta menceritakan isi keseluruhan peristiwa yang terdapat dalam gambar berseri tersebut sesuai dengan urutan peristiwa. 3. Menceritakan Kembali
  • 6. 5 Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk tes kemampuan berbicara yang dilakukan dengan cara guru memperdengarkan wacana baik secara langsung maupun melalui tape recorder. Setelah itu siswa diminta menceritakan kembali wacana yang diperdengarkan tersebut dengan sususan bahasanya sendiri. Sudah barang tentu siswa diminta lebih memfokuskan pada bagian-bagian yang paling esensial dari wacana tersebut. 4. Dialog Terbimbing 1. Bercerita Bebas Yang dimaksud dengan bercerita bebas disini adalah suatu kegiatan tes kemampuan berbicara yang menuntut siswa menceritakan topik-topik tertentu secara bebas. Topik – topik yang dimaksud dapat disediakan oleh guru, kemudian murid memilih sendiri topik yang sesuai dengan selera, pengetahuan dan pengalamannya atau pihak murid diminta mencari topik sendiri sesuai dengan selera atau pengalamannya. 2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara pembelajar atau siswa dalam bahasa Indonesia. Kegiatan wawancara, seorang penguji seyogyanya menciptakan situasi yang kondusif agar siswa merasa tenang, bebas tidak merasakan tertekan dan tidak merasa diinterogasi. (Heaton, 1987). Perihal yang dipertanyakan dalam wawancara tersebut dapat menyangkut berbagai hal, tapi hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa, misalnya berkaitan dengan identitas pribadi siswa, keadaan keluarga, maupun kegiatan sehari-hari. Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih materi wawancara adalah teks berbahasa Indonesia yang sudah dipelajari siswa. 3. Pidato Pidato juga dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk tes untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Dalam konteks pengajaran dan penyelanggaraan tes berbicara, tugas pidato
  • 7. 6 dapat berwujud permainan simulasi, misalnya siswa bersimulasi sebagai kepala sekolah yang berpidato dalam upacara benedera, menyambut tahun ajaran baru, memperingati hari-hari besar nasional, atau hari-hari besar keagamaan. 4. Diskusi Diskusi selain alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam berargumenasi, juga dapat mengukur kemampuan berbicara, dalam diskusi ini, pelajar diminta untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapat, ide dan pikirannya serta merespon pendapat, ide dan pikiran orang lain secara kritis dan logis. Dalam hal ini, sudah barang tentu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi lisan merupakan indikator yang sangat substansial dan esensial dalam mencermati kegiatan diskusi(Heaton, 1987).
  • 8. 7 BAB III PELAKSANAAN TES LISAN Nurkanca, dkk (1986:60) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut : a) Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar yang dicapai oleh murid-murid. b) Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang “ bodoh “ c) Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang di tes dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluai karena kita bertindak tidak adil terhadap murid yang lain. d) Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan sampai terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid-murid. e) Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid. Sejauh mungkin dapat diusahakan agar tes lisan itu berlangsung secar individual atau satu per satu agar tidak mempengaruhi mental testee yang lain ( Sudjiono, 2008 ).
  • 9. 8 Ada beberapa hal yang diperlukan dalam tes lisan, yaitu: guru atau pengetes terlebih dahulu merencanakan pokok-pokok yang akan dipertanyakan; sampaikan pertanyaan dengan cara yang baik; ciptakan raport sebelum memulai ujian lisan yang sebenarnya, karena umumnya setiap yang diuji sebelum ujian sudah dihinggapi rasa was-was dan takut; dahulukan pertanyaan yang mudah dan diperkirakan dapat dijawab, sebaiknya penilaian diberikan segera setelah ujian dilaksanakan; formasi tempat duduk antara sipenguji dan siteruji sebaiknya tidak berhadapan langsung secara vertikal ( Zainul , 2005 ).
  • 10. 9 BAB IV PRAKTEK MENGUJI KOMPETENSI LISAN A. Siapa Yang Terlibat Orang yang terlibat dalam ujian ini adalah dua orang guru penguji (examiners) dan sepasang siswa (2 orang). Penguji ada yang bertindak sebagai interlocutor ( penguji speaking ) dan assesor ( penilai speaking siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan speaking dengan siswa. Jumlah siswa bisa juga 3 terutama bila situasi memaksa ( Sirait, 1989 ). B. Apa Yang Diperlukan 1. Untuk Siswa Gambar-gambar atau foto-foto sebagai alat bantu siswa berbicara sebelum mereka diberi kesempatan berbicara sesuai situasi yang diberikan. 2. Untuk Interlocutor Daftar pertanyaan untuk ditanyakan pada siswa sebagai pemandu 3. Untuk Assesor Format penilaian dan kriteria penskoran serta alat perekam dan tape recordernya bila memungkinkan. C. Berapa Lama Waktu Yang Diperlukan Ujian ini membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 12 menit untuk setiap pasang siswa. D. Dimana Tempat Ujian Dilakukan Diharapkan tempat ujian speaking ini tenang dan nyaman serta bebas dari gangguan-gangguan yang dapat mempengaruhi kegiatan penilaian( Sirait, 1989 ).
  • 11. 10 E. Bagaimana Melaksanakan Ujian Lisan Secara garis besar ada 4 tahapan yang harus dilalui untuk setiap pasang siswa peserta ujian. 1. Tahapan 1 : Untuk menguji kemampuan siswa berpartisipasi dalam suatu konteks komunikasi secara spontan dengan interlocutor tentang hal-hal masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. 2. Tahapan 2 : Untuk menguji kemampuan berpartisipasi dalam suatu konteks komunikasi yang diberikan interlocutor dengan menggunakan bahasa yang dapat diterima dan strategi berinteraksi dengan orang lain pasangannya. Dalam tugas ini siswa merespon saran-saran, memberi alternatif, memberi rekomendasi dan mencapai suatu persetujuan bersama. 3. Tahapan 3 : Untuk menguji kemampuan berbicara dalam suatu konteks komunikasi dengan memakai kamus, kaidah-kaidah bahasa Indonesia, bahasa fungsi dan ucapan yang dapat diterima dan pengorganisasian ide yang baik serta strategi berkomunikasi yang diperlukan bilamana mengalami kendala dalam berkomunikasi. Dalam tugas ini siswa menggambarkan misalnya sebuah foto yang diberikan dan menciptakan discourse dengan vocabulary dan structure yang sesuai dan dalam waktu yang agak lama( Sirait, 1989 ). 4. Tahapan 4 : Untuk menguji kemampuan berinteraksi dalam suatu konteks komunikasi secara independen tentang tema yang dikembangkan dari tahapan 3 dengan memakai kompetensi linguistik, sosial budaya, tindak tutur dan kompetensi strategi mereka yang tepat guna mencapai tujuan berkomunikasi. Dalam tugas ini siswa bercakap-cakap tentang pendapat, apa yang disukai dan yang tidak, pengalaman dan kebiasaan mereka, dan lain-lain yang terkait dengan foto. F. Bagaiamana Cara Menskor / Menilai ? Kemampuan speaking siswa diskor dan dinilai oleh assesor, yang telah mendapat pelatihan khusus, untuk menilai berdasarkan format dan kriteria tertentu yang disepakati( Sirait, 1989 )..
  • 12. 11 BAB V KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES LISAN Menurut Nurkanca ada beberapa kelebihan dan kekurangan tes lisan, diantaranya : 1. Kelebihan a) Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung. b) Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud. c) Hasil tes dapat langsung diketahui oleh peserta didik. d) Siswa dapat mengemukakan argumentasi. e) Dapat mengevaluasi kemampuan penalaran. f) Dapat mengevaluasi kemampuan berbahasa lisan. g) Dapat melakukan pendalaman materi. h) Tidak mungkin terjadi penyontekan. i) Bahan ujian dapat luas dan mendalam. 2. Kelemahan a) Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes. b) Sangat memungkinkan ketidakadilan. c) Subjektifitas tinggi d) Memerlukan waktu yang lama.
  • 13. 12 BAB VI PERMASALAHAN DAN SOLUSI Ada beberapa permasalahan yang dapat diangkat menyangkut tes lisan. Dalam bukunya Sirait menjelaskan beberapa hal, diantaranya : 1. Bagaimana kriteria penilaian dalam tes lisan ? Penilaian didasarkan pada kelancaran menjawab dan ketepatan dalam mengurai permasalahan. 2. Bagaimana mengalokasikan waktu untuk tes lisan ? Kalau tidak dimungkinkan untuk menanyakan siswa satu per satu, maka bisa dilakukan dengan menanyakan per kelompok. Dimana tiap kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. 3. Bagaimana cara menghindari subjektivitas dalam tes lisan ? Penilaian tetap dilakukan secara objektif dengan memperhatikan apakah siswa dapat menjawab poin-poin penting dari setiap pertanyaan. Semakin banyak poin penting yang terjawab, maka nilainya semakin tinggi.
  • 14. 13 BAB VII KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tes lisan dapat : a. Mengembangkan pemahaman siswa. b. Mengembangkan kemampuan berpikir dan membuat keputusan. c. Mengaktifkan kedua belah pihak guru dan siswa.
  • 15. 14 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Heaton, J.B. 1987. Writing English Language Tests. London : Longman. Nurkanca, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Sirait, Bistok. 1989. Menyusun Tes Hasil Belajar.IKIP Semarang Press, Semarang. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Zainul, N. 2005. Penilaian Hasil Belajar Cetakan Ke-5. Jakarta: PAU-PPAI.